• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interaksi Sosial Antar Etnis. (Studi Kasus Di Desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Interaksi Sosial Antar Etnis. (Studi Kasus Di Desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Interaksi Sosial Antar Etnis

(Studi Kasus Di Desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo) Leni B. Amiri, Ridwan Ibrahim S.Pd., M.Si, Sainudin Latare S.Pd., M.Si

Program Studi Sosiologi

Abstrak

Leni B. Amiri Nim 2814 090 51 “Interaksi Sosial Antar Etnis” (Studi Kasus Interaksi Antar Etnis di Desa Kaaruyan). Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 2013. (Pembimbing I Ridwan Ibrahim, S.Pd., M.Si dan Pembimbing II Bapak Sainudin Latare, S.Pd.,M.Si).

Penelitian ini mengkaji tentang Interaksi Sosial Antar Etnis (Studi Kasus Interaksi Antar Etnis di Desa Kaaruyan), dan bagaimana hubungan interaksi sosial antar etnis yang terjadi di Desa Kaaruyan dalam kehidupan sehari-hari guna menjaga hubungan solidaritas antar berbagai etnis yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif sesuai dengan permasalahan yang diangkat yaitu Interaksi Sosial Antar Etnis di Desa Kaaruyan. Dalam penelitian ini peneliti terlibat secara langsung melalui interview dan observasi untuk memperoleh data yang akurat.

Desa Kaaruyan terdiri dari berbagai latar belakang etnis yang beragam mulai dari etnis Minahasa, Cina, Jawa, Sangihe, Bugis, Dayak termasuk etnis Gorontalo. Kemajemukan ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat, mereka hidup berdampingan dengan kondisi dan ciri etnis yang berbeda satu dan lainnya. Keberagaman ini merupakan ciri khas masyarakat yang ada di desa Kaaruyan, jika dilihat dari latar belakang berbagai etnis yang ada ini dipandang perlu untuk mendapat perhatian karena merupakan bentuk multikulturalisme yang ada di Gorontalo. Poses interksi sosial antar etnis di Desa Kaaruyan meliputi proses sosial yang asosiatif dan disosiatif. Proses sosial yang asosiatif terdiri dari kerjasama, akomodasi, asimilasi. Sedangkan proses sosial disosiatif meliputi persaingan dan pertentangan.

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti, bahwa Intraksi sosial antar etnis yang terjadi di Desa Kaaruyan berdampak positif bagi kehidupan antar etnis yang ada. Dari hubungan interaksi yang dibangun ini mereka mampu menjalin hubungan solidaritas antar etnis yang berbeda.

(3)

A PENDAHULUAN

Letak Indonesia sebagai sebuah Negara kepulauan yang terbesar dari Sabang hingga Merauke kini telah melahirkan beberapa bahasa dan adat istiadat. Bangsa Indonesia terdiri atas suku-suku, berbicara dengan bahasa daerah, memiliki adat dan memeluk agama yang berbeda pula, dengan latar belakang budaya yang beraneka ragam, namun tetap merupakan satu bangsa. Kesatuan itu di simbolkan dengan semboyan “ Bhineka Tunggal Ika” berbeda-beda tetap satu jua. Hal ini dapat pula dikatakan demikian Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai agama dan suku bangsa yang berbeda.

Dalam hal ini berdasarkan realita yang ada, permasalahan lebih khususnya menyangkut identitas masyarakat penduduk desa Kaaruyan yang dikenal sebagai komunitas masyarakatnya berbasis Non Muslim, dimana salah satu konsekuensi migrasi bertemunya berbagai agama, kebudayaan, suku, dan ras di daerah yang menjadi sasaran migrasi (Rantau), dan pertemuan ini akan menyebabkan terjadinya interaksi sosial. Sedangkan yang kita ketahui bersama bahwa Daerah Provinsi Gorontalo adalah Daerah yang masyarakatnya didominasi oleh orang-orang Muslim sehingga Gorontalo dijuluki dengan “Kota Serambi Madinah”. Kedua etnis ini pun saling hidup berdampingan. Sedangkan yang kita ketahui bersama bahwa dikota-kota besar saat ini seringkali terjadi perang besar-besaran hanya karena persoalan konflik agama.

(4)

Sebagai etnis minoritas, penduduk desa kaaruyan yang berasal dari etnis minahasa menyadari bahwa mereka sebagai masyarakat pendatang saling menjaga sistem hubangan antara satu dengan yang lainnya, terutama dalam hal berinteraksi agar supaya tidak akan menimbulkan kesalah fahaman yang dapat menimbulkan konflik. Terwujudnya corak interaksi antar kedua Etnis tersebut membawa perubahan bagi masyarakat itu sendiri, dalam menjaga sistem kesolidaritasan kerjasama yang dibangun.

B. Metode yang di gunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penggunaan metode ini guna mengungkap permasalahan tentang Interaksi Sosial Antar Etnis di desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo wilayah Kabupaten Gorontalo. Pendekatan deskriptif ini di gunakan untuk menguraikan semua gejala interaksi yang sedang terjadi di setiap kehidupan antar etnis yang tinggal di desa Kaaruyan. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis kualitatif. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan segala masalah yang terjadi dalam kehidupan antar etnis tersebut.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Keadaan dan Letak Geografis

Desa Kaaruyan adalah salah satu desa yang ada di kecamatan Mananggu kabupaten Boalemo. Secara geografi desa Kaaruyan terletak di tengah-tengah pedesaan yang ada di kecatan Mananggu dengan luas wilayah 1.300 Ha yang terbagi menjadi 3 Dusun, yang meliputi: Dusun Esamokan, Dusun Pinaesaan, dan Dusun Maesa. Desa Kaaruyan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

(5)

sebelah utara berbatasan dengan hutan Sumalata, Sebelah timur berbatasan dengan desa Pontolo dan desa Salilama, sebelah selatan berbatasan dengan jalan trans Sulawesi, dan sebelah barat berbatasan dengan desa Tabulo dan desa Bendungan.

Menurut perkiraan, keberadaan Desa Kaaruyan berdiri sekitar tahun 1920-an saat itu masih hutan belukar dan sering disebut hutan Managgu, pada saat ada seorang petugas penjaga kawat telefon bernama Niklas Pandeirot melihat bahwa daerah tersebut adalah subur, tumbuhan yang menghijau, tanahnya luas dan datar di tumbuhi pohon dan semak cocok untuk dijadikan lahan pertanian, perkebunan, bahkan perkampungan. Hal ini diceritakan kepada teman-temannya yang pada waktu itu merantau di daerah Gorontalo (sekarang kota Gorontalo) sehingga terjadilah kesepakatan bersama untuk mengunjungi sekaligus membuka hutan belukar tersebut menjadi areal perkebunan. Adapun tokoh-tokoh yang membuka hutan belukar tersebut adalah: Niklas Pandeirot (petugas penjaga kawat telefon belanda), Zet Pandeirot (pelaut), Jairus Walukow ( penjaga pabrik es di Gorontalo) yang memberi nama Kaaruyan. Mereka bertiga berasal dari daerah Minahasa yang telah lama merantau di Gorontalo. Setelah mereka bercocok tanam di daerah tersebut mereka kembali ke daerah Minahasa dengan tujuan memanggil/mengajak sanak saudara dan teman-teman sehingga mulai pada saat itu terjadilah perpindahan penduduk secara bergelombang. Dan sejak saat itu Kaaruyan telah memenuhi syarat menjadi satu dusun bergabung dengan desa tetangga (Desa Tabulo) seiring dengan berjalannya waktu maka pada tahun 1948 Dusun Kaaruyan yang dipimpin oleh Jairus Walukow resmi menjadi Desa

(6)

Definitiv Desa Kaaruyan. Nama Kaaruyan berasal dari bahasa Minahasa “Aruy” yang artinya senang bahagia. Kata “Aruy” adalah kata yang dicetuskan oleh orang minahasa yang pertamakali datang membangun desa Kaaruyan tersebut. Kata ini berasal dari bahasa lokalnya etnis Minahasa yang disebut dengan Bahagia sedangkan “Ka dan sambungan „an, dari kata Kaaruyan tersebut itu sebenarnya sambungan kata yang bisa diartikan sebagai “Berbahagia”.

Adapun nama-nama tokoh yang pernah memimpin sebelum dan sesudah berdirinya desa Kaaruyan sebagai berikut:

1. Jairus Walukow (Kades Persiapan < 1948) 2. Gerson Sumolang (Kades Terpilih)

3. Jairus Walukow (Kades Terpilih) 4. Semuel Pua (Demisioner 1955) 5. Albert Sumolang (Pejabat) 6. Alex Lensun (Pejabat)

7. Yus Luwuk (Pejabat 1964-1967) 8. Welli Manopo (Pejabat)

9. Jiko Pongoliu (Pejabat) 10. Emba Palele (Pejabat)

11. Jefri Lumingas (Pejabat/Kades Terpilih 1975-1989) 12. Yan Tamon (Kades Terpilih 1999-2005)

13. Rulli Pontoh (Kades Terpilih 2006-2007) 14. Berty Walukow (PLH Kades 2008-2009) 15. Berty Walukow (Kades Terpilih 2010-2016)

(7)

Desa Kaaruyan kecamatan Mananggu yang merupakan daerah otonomi desa dengan jumlah penduduk 625 jiwa yang terdiri dari 328 jiwa penduduk laki-laki dan 297 jiwa perempuan. Desa Kaaruyan memiliki potensi yang cukup besar, baik potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Potensi yang dimiliki tentunya harus tetap dimanfaatkan dan dikembangkan sehingga kedepan pelaksanaan pembangunan yang ada didesa Kaaruyan lebih optimal pemanfaatannya dan dapat dikembangkan secara merata demi kepentingan dan kemakmuran masyarakat desa Kaaruyan.

2. Keadaan Penduduk

Desa Kaaruyan memiliki jumlah penduduk sebesar 625 jiwa yang terdiri dari 328 jiwa penduduk laki-laki dan 297 jiwa perempuan dan yang terbagi dalam tiga dusun yang ada didesa Kaaruyan.

3. Keadaan Pendidikan

Desa Kaaruyan dalam penyelenggaraan pendidikan saat ini cukup memuaskan, hal ini ditunjukkan dengan minimnya jumah penduduk buta huruf. (Keaksaraan Fungsional ) sedangkan sarana pendidikan formal cukup memadai, dalam rangka meningkatakan kualitas peserta didik, pemerintah desa beserta warga masyarakat sedang melakukan peningktan sarana pendidikan berupa rehabilitas sarana pendidikan. Persoalan ini juga harus mendapat perhatian dari pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Boalemo, sehingga pelaksanaan program pendidikan dapat di implementasikan dengan baik.

(8)

4. Keadaan Mata Pencaharian Menurut Status Pekerjaan

Pada umumnya sebagian besar masyarakat Desa Kaaruyan memiliki mata pencaharian sebagai petani, hal ini disebabkan Desa Kaaruyan memiliki lahan pertanian berupa persawahan yang cukup memadai. Disamping itu ada juga yang berprofesi sebagai PNS, Tukang, Wiraswasta, dan lain sebagainya.

5. Interaksi Sosial Antar Etnis di Desa Kaaruyan

Dalam penelitian yang pernah dilakukan Interaksi antar etnis merupakan suatu hubungan yang melahirkan hubungan sosial dimana beberapa etnis sangat berperan penuh didalamnya karena dilihat dari faktor etnis pendatang.

Desa Kaaruyan terdiri dari berbagai latar belakang etnis yang beragam mulai dari etnis Minahasa, Cina, Jawa, Sangihe, Bugis, Bali termasuk etnis Gorontalo. Kemajemukan ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat, mereka hidup berdampingan dengan kondisi dan ciri etnis yang berbeda satu dan lainnya. Keberagaman ini merupakan ciri khas masyarakat yang ada di desa Kaaruyan, jika dilihat dari latar belakang berbagai etnis yang ada ini dipandang perlu untuk mendapat perhatian karena merupakan bentuk multikulturalisme yang ada di Gorontalo.

Hubungan sosial yang di bangun oleh masyarakat yang ada di desa Kaaruyan merupakan bentuk hubungan sosial yang bisa jadi positif ketika mereka saling memahami sifat kepribadian etnis lain, begitu pula bentuk hubungan negatif juga akan terjadi ketika mereka saling mengadakan perselisihan dengan etnis lain. Untuk kelangsungan hidup etnis ini mereka sering mengadakan

(9)

beberapa kegiatan dengan etnis lain untuk menciptakan hubungan yang semakin erat dengan etnis yang berbeda. Hubungan sosial yang dilakukan berupa bentuk interaksi; komunikasi yang baik yang harus diungkapkan kepada etnis lain, membangun kerjasama seperti ada hari-hari penting yang dilakukan dengan aktivitas gotong royng bersama, persaingan dalam bentuk aktivitas dalam tingkat ekonomi, serta hubungan asimilasi dalam perkawinan antar etnis, serta membangun.

Hubungan-hubungan sosial yang dibangun ini merupakan bentuk interaksi yang ada di desa Kaaruyan, hubungan-hubungan sosial ini telah dibangun sejak terbentuknya desa Kaaruyan yang tentunya di huni oleh berbagai latar belakang etnis yang ada. Keadaan ini menunjukan bahwa masyarakat desa Kaaruyan merupakan masyarakat yang multikultural yang di dalamnya terdapat berbagi etnis dengan beragam bentuk budaya, sistem kepercayaan dan lain sebagainya. Interaksi yang di bangun ini merupakan cerminan yang sangat positif yang perlu di pertahankan sehingga perbedaan-perbedaan yang akan memimbulkan konflik di kalangan berbagai etnis dapat di minimalisir dan di cegah sedini mungkin. Interaksi yang di bangun oleh etnis yang ada di desa Kaaruyan mampu menciptakan hubungan-hubungan sosial antar berbagai etnis yang ada sehingga persatuan dan rasa solidaritas yang tinggi dapat diwujudkan dengan baik tanpa memandang status maupun latar belakang etnis yang berbeda

(10)

D KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Desa Kaaruyan terdiri dari berbagai latar belakang etnis yang beragam mulai dari etnis Minahasa, Cina, Jawa, Sangihe, Bugis, Dayak termasuk etnis Gorontalo. Kemajemukan ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat, mereka hidup berdampingan dengan kondisi dan ciri etnis yang berbeda satu dan lainnya. Keberagaman ini merupakan ciri khas masyarakat yang ada di desa Kaaruyan, jika dilihat dari latar belakang berbagai etnis yang ada ini dipandang perlu untuk mendapat perhatian karena merupakan bentuk multikulturalisme yang ada di Gorontalo. Poses interaksi sosial antar etnis di Desa Kaaruyan meliputi proses sosial yang asosiatif dan disosiatif. Proses sosial yang asosiatif terdiri dari kerjasama, akomodasi, asimilasi. Sedangkan proses sosial disosiatif meliputi persaingan dan pertentangan.

2. Dalam proses sosial yang terjadi di Desa Kaaruyan ternyata ada banyak permasalahan yang timbul, namun hal ini dapat diselesaikan oleh mereka sehingga tidak menimbulkan konflik antar etnis. Faktor etnis perbedaan ras, agama, dan budaya, ternyata tidak menimbulkan perbedaan yang negatif dalam menjalin hubungan sosial antar etnis melainkan menimbulkan hubungan yang harmonis antar berbagai etnis yang ada di desa Kaaruyan.

(11)

E. DAFTAR PUSTAKA

Agus Salim, MS. 2006. Stratifikasi Etnik (Kajian Mikro Sosiologi Interaksi Etnis Jawa dan Cina). Yogyakarta : Tiara Wacana.

Dewi Wulansari. 2009. Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung :Refika Aditama. Nasikun. 2006. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta :PT. RajaGrafindo Persada. Nining I. Soesilo. 1988. Kelompok Etnik dan Batasannya. Jakarta :PT. Universitas

Indonesia (UI-Press).

Soerjono Soekanto. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Rajawali Pers.

Sya‟roni, 2008. Jurnal Interaksi Sosial Antara Kelompok Etnik di Kelurahan Tambak Sari, Kec. Jambi Selatan Kota Jambi. (Kontekstualita vol. 23 No. 1, Juni).Hlm 01.

Ubed Abdilah S. 2002. Politik Identitas Etnis. Magelang : Yayasan Indonesia Tera.

Udin Saripudin Winataputra, 2008, Multikulturalisme Bineka Tunggal Ika Dalam Perspektif pendidikan Pewarganegaraan Sebagi Wahana Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia. Jurnal pendidikan dan Kebudayaan No. 075 FKIP-UT Hlm.1011.

Uhar Suharsaputra. 2012. Metode Penelitian. Bandung : PT. Refika Aditama. Wilodati, Jurnal Masyarakat Majemuk (MKDU FPIPS UPI). Hlm 3.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diharapkan dari kurva CBR adalah ketebalan lapisan-lapisan perkerasan di atas sub-grade sesuai dengan jenis-jenis tanah atau material yang digunakan untuk perkerasan

Perencanaan strategi SI/TI yang baik dengan melihat dari berbagai sudut pandang pengembangan sistem. Jika sebuah lembaga pendidikan memiliki rencana strategis yang baik,

|jejakseribupena.com, Soal dan Solusi Simak UI Matematika Dasar, 2010

Komunikan dakwah merupakan orang yang menjadi sasaran dalam dakwah, dimana sasaran ini menjadi fokus dalam dakwah, karena komunikasi dakwah bertujuan untuk

Kapusku Polri menyalurkan DPK kepada Kepala Bidang Keuangan (Kabidku) Mabes dan Kabidku Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda)

Kerukunan dan keharmonisan rumah tangga sangat diperlukan dan dibutuhkan seorang anak untuk perkembang dan hidup menjadi lebih baik, kerena keluarga merupakan satu-satunya tempat

Orangtua sebagai lingkungan terdekat dan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan bersekolah anak memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan kesiapan

Dalam bab ini Penulis menguraikan dua hal yaitu yang pertama adalah kerangka teori yang melandasi penelitian serta mendukung di dalam memecahkan masalah yang di angkat