• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mikrobiologi Bag 1. Aturan Umum Utk Penyiapan Suspensi Awal Dan Pengenceran Desimal SNI ISO 6887-1-2012_web

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mikrobiologi Bag 1. Aturan Umum Utk Penyiapan Suspensi Awal Dan Pengenceran Desimal SNI ISO 6887-1-2012_web"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)SNI ISO 6887-1:2012. Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Penyiapan contoh uji, suspensi awal dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi – Bagian 1: Aturan umum untuk penyiapan suspensi awal dan pengenceran desimal (ISO 6887-1:1999, IDT). ICS 07.100.30. Badan Standardisasi Nasional. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. Standar Nasional Indonesia.

(2) Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. © BSN 2012.

(3) SNI ISO 6887-1:2012. Daftar isi.....................................................................................................................................i  Prakata .....................................................................................................................................ii  1. Ruang lingkup.................................................................................................................... 1 . 2. Acuan normatif................................................................................................................... 1 . 3. Istilah dan definisi .............................................................................................................. 1 . 4. Prinsip................................................................................................................................ 2 . 5. Pengencer ......................................................................................................................... 2 . 6. Peralatan dan alat gelas .................................................................................................... 3 . 7. Pengambilan contoh .......................................................................................................... 4 . 8. Penyiapan contoh uji ........................................................................................................ 4 . 9. Prosedur ............................................................................................................................ 4 . © BSN 2012. i. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. Daftar isi.

(4) SNI ISO 6887-1:2012. Standar Nasional Indonesia (SNI) ISO 6887-1:2012, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Penyiapan contoh uji, suspensi awal dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi - Bagian 1: Aturan umum untuk penyiapan suspensi awal dan pengenceran desimal merupakan hasil adopsi identik dengan metode terjemahan dari ISO 6887-1:1999, Microbiology of food and animal feeding stuffs -- Preparation of test samples, initial suspension and decimal dilutions for microbiological examination -- Part 1: General rules for the preparation of the initial suspension and decimal dilutions Standar ini disusun oleh Panitia Teknis (PT) 67-04 Makanan dan Minuman. Standar ini telah dibahas dalam rapat teknis dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 8 Oktober 2011 di Jakarta. Untuk tujuan penggunaan standar ini, yang dimaksud dengan This International Standard adalah This National Standar (SNI) dan diterjemahkan menjadi Standar Nasional atau Standar ini. Apabila terdapat keraguan pada standar ini, maka mengacu pada standar aslinya. Standar ISO yang digunakan dalam acuan normatif telah diadopsi menjadi SNI, yaitu : 1.. ISO 7218, Microbiology of food and animal feeding stuffs — General rules for microbiological examination telah diadopsi menjadi SNI ISO 7218:2012, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Persyaratan umum dan pedoman untuk pengujian mikrobiologi. ISO 6887 terdiri dari 5 bagian dengan judul secara umum, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Penyiapan contoh uji, suspensi awal dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi yang terdiri dari: - Bagian 1: Aturan umum untuk penyiapan suspensi awal dan pengenceran desimal - Bagian 2: Aturan khusus untuk penyiapan daging dan produk daging - Bagian 3: Aturan khusus untuk penyiapan ikan dan produk perikanan - Bagian 4: Aturan khusus untuk produk selain susu dan produk susu, daging dan produk daging, ikan dan produk perikanan - Bagian 5: Aturan khusus untuk penyiapan susu dan produk susu. © BSN 2012. ii. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. Prakata.

(5) SNI ISO 6887-1:2012. 1. Ruang lingkup. Standar ini mendefinisikan aturan umum untuk penyiapan suspensi awal dan pengenceran desimal secara aerobik untuk pengujian mikrobiologi terhadap produk – produk yang ditujukan untuk konsumsi manusia atau hewan. Standar ini dapat digunakan untuk kasus umum, kecuali untuk produk yang disebutkan dalam ISO 6887-2.. 2. Acuan normatif. Dokumen normatif berikut berisi ketentuan, yang diacu dalam teks, merupakan ketentuan dari ISO 6887 bagian ini. Untuk acuan bertanggal, perubahan berikutnya, atau revisi, dari setiap publikasi ini tidak berlaku. Namun demikian, pihak yang memiliki kesepakatan berdasarkan ISO 6887 bagian ini dianjurkan untuk memeriksa kemungkinan penerapan edisi terbaru dari dokumen normatif yang ditunjukkan di bawah. Untuk acuan tidak bertanggal, edisi terbaru dari dokumen normatif dimaksud berlaku. ISO 7218, Microbiology of food and animal feeding stuffs -- General requirements and guidance for microbiological examinations.. 3. Istilah dan definisi. Untuk penggunaan pada ISO 6887 bagian ini, digunakan istilah dan definisi sebagai berikut 3.1 suspensi awal (pengenceran primer) suspensi, larutan atau emulsi yang diperoleh dari produk (atau contoh uji) setelah dicampur dengan larutan pengencer sembilan kali dari jumlah contoh uji, dan jika ada partikel besar dibiarkan mengendap CATATAN Lihat Pasal 5 dan CATATAN 1 dan 2 dari 9.1.. 3.2 pengenceran desimal lanjutan suspensi atau larutan yang diperoleh dengan mencampur volume suspensi awal yang diukur (3.3) dengan sembilan kali volume pengencer dan dilakukan pengulangan sampai diperoleh seri pengenceran desimal yang sesuai untuk inokulasi media biakan 3.3 standar spesifik standar atau pedoman yang menjelaskan pengujian dari produk tertentu (atau kelompok produk) untuk mendeteksi atau enumerasi mikroba spesifik (atau kelompok mikroba). © BSN 2012. 1 dari 5. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Penyiapan contoh uji, suspensi awal dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi Bagian 1: Aturan umum untuk penyiapan suspensi awal dan pengenceran desimal.

(6) SNI ISO 6887-1:2012. Prinsip. Penyiapan suspensi awal (3.1) dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh mikroba yang homogen di dalam porsi uji (test portion).. distribusi. Penyiapan pengenceran desimal (3.2), jika diperlukan, dilakukan untuk mengurangi jumlah mikroba per satuan volume untuk memungkinkan pengamatan, setelah inkubasi, terhadap ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba (pada tabung atau botol) atau penghitungan koloni (pada cawan), sebagaimana yang ditetapkan di setiap standar spesifik. CATATAN Untuk membatasi kisaran enumerasi sampai dengan interval tertentu, atau jika diduga terdapat jumlah mikroba yang tinggi, dimungkinkan untuk menginokulasi pengenceran desimal (sekurang-kurangnya dua pengenceran berurutan) yang diperlukan untuk mendapatkan enumerasi sesuai perhitungan pada ISO 7218.. 5. Pengencer. 5.1. Bahan dasar. Untuk meningkatkan reprodusibilitas (reproducitibility) hasil uji, disarankan menggunakan pengencer komponen media basal dehidrasi (dehydrated basic component) atau media lengkap dehidrasi (dehydrated complete preparation). Penyiapan media harus mengikuti petunjuk pabrik pembuat media. Bahan kimia harus mempunyai kualitas analitis dan sesuai untuk analisis mikrobiologi. Air yang digunakan harus air suling atau air yang memiliki kualitas setara (lihat ISO 7218). 5.2. Pengencer untuk penggunaan umum. 5.2.1 Larutan garam pepton 5.2.1.1. Komposisi. Enzymatic digest of casein. 1,0 g. Natrium klorida. 8,5 g. Air. 1 000 mL. 5.2.1.2. Penyiapan. Larutkan semua bahan dengan air, panaskan jika perlu. Jika diperlukan, atur pH sehingga setelah sterilisasi menjadi 7,0 ± 0,2 pada 25 °C.. © BSN 2012. 2 dari 5. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. 4.

(7) SNI ISO 6887-1:2012. Buffered peptone water (BPW). 5.2.2.1. Komposisi. Enzymatic digest of animal tissues. 10,0 g. Natrium klorida. 5,0 g. Dinatrium hidrogen fosfat dodekahidrat (Na2HPO4.12 H2O). 9,0 g. Kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4). 1,5 g. Air. 1 000 mL. 5.2.2.2. Penyiapan. Larutkan semua bahan dengan air, jika diperlukan dapat dengan pemanasan. Atur pH, jika diperlukan sehingga setelah sterilisasi menjadi 7,0 ± 0,2 pada 25 °C 5.3. Pengencer untuk tujuan khusus. Lihat standar spesifik sesuai dengan produk yang bersangkutan. CATATAN. 5.4. ISO 6887-2 akan diberikan aturan khusus.. Distribusi dan sterilisasi pengencer. Bagikan pengencer (5.2 atau 5.3) dalam volume yang diperlukan untuk penyiapan pengenceran awal ke dalam labu (6.4) dengan kapasitas yang sesuai. Bagikan pengencer (5.2 atau 5.3) dalam volume yang diperlukan untuk penyiapan pengenceran desimal ke dalam tabung reaksi (6.5) atau labu (6.4) dalam jumlah sedemikian rupa sehingga setelah sterilisasi setiap tabung atau labu berisi 9,0 mL. Ketidakpastian pengukuran volume akhir ini, setelah sterilisasi, harus tidak melampaui ± 2 %. CATATAN Jika ditujukan untuk menghitung beberapa kelompok mikroba menggunakan media biakan yang berbeda, diperlukan distribusi semua pengencer (atau beberapa) dalam jumlah lebih besar dari 9,0 mL; ukuran labu (6.4) dan tabung reaksi (6.5) sesuai dengan yang ditentukan.. Sumbat tabung atau labu. Sterilkan dalam otoklaf pada 121 °C selama 15 menit.. 6. Peralatan dan alat gelas. Peralatan umum laboratorium mikrobiologi (Lihat ISO 7218), khususnya sebagai berikut. 6.1. Peralatan untuk sterilisasi kering (oven) dan sterilisasi basah (otoklaf). Lihat ISO 7218. 6.2. Alat pencampur (blending equipment). Lihat ISO 7218. © BSN 2012. 3 dari 5. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. 5.2.2.

(8) SNI ISO 6887-1:2012. Pengaduk mekanis (mechanical stirrer). Lihat ISO 7218. 6.4 Labu atau botol bertutup ulir, sesuai ukuran. 6.5 Tabung reaksi, sesuai ukuran. 6.6 Pipet berskala habis tuang (total-delivery graduated pippetes) ukuran 1 mL dengan skala 0,1 mL dan pipet 10 mL dengan skala 0,5 mL. 6.7 pH meter, yang mampu membaca sampai mendekati 0,01 unit pH pada 25 °C, dengan ketelitian pengukuran ± 0,1 unit pH. 6.8 Timbangan, yang mampu menimbang sampai mendekati 0,01 g.. 7. Pengambilan contoh. Lakukan pengambilan contoh sesuai dengan standar spesifik untuk produk terkait. Jika tidak tersedia standar spesifik yang terkait, direkomendasikan untuk mendapat kesepakatan dari pihak-pihak terkait.. 8. Penyiapan contoh uji. Lihat standar spesifik yang sesuai dengan produk terkait. Jika standar spesifik tidak tersedia, direkomendasikan untuk mendapatkan kesepakatan dari pihak-pihak terkait.. 9. Prosedur. 9.1. Porsi uji dan suspensi awal (pengenceran primer). Timbang ke dalam mangkuk steril atau kantong plastik steril dengan ketidakpastian pengukuran ± 5 %, m g massa, atau ukur dengan ketidakpastian ± 5 %, volume V mL (minimal 10 g atau 10 mL, kecuali dinyatakan lain) mewakili dari contoh uji (lihat Pasal 8). Tambahkan pengencer sejumlah yang sama dengan 9 x m g atau 9 x V mL, Jumlah ini sebaiknya dapat diukur dengan massa atau volume yang mempunyai ketidakpastian pengukuran ± 5 % CATATAN 1 Pada kasus tertentu, khususnya untuk produk dengan suspensi awal 1 + 9 yang terlalu kental atau terlalu pekat, mungkin diperlukan penambahan pengencer. Hal Ini sebaiknya diperhitungkan pada tahap berikutnya dan atau pada pernyataan hasil. CATATAN 2 Pengenceran primer ini berkontribusi pada nilai batasan enumerasi yang lebih rendah, yang juga tergantung pada teknik yang digunakan (misalnya, teknik cawan tuang (pour-plate) dengan 1 mL inokulum dari suspensi 1/10, dimana batas deteksinya adalah 10 mikroba per gram. Jika diperlukan, untuk beberapa pengujian produk tertentu, supaya berada di bawah batasan ini dimungkinkan untuk menggunakan pengencer dengan volume yang lebih kecil 1). Harus dicatat bahwa inokulasi dari suspensi awal ini dapat menghasilkan kesulitan karena ketidakseimbangan rasio inokulum/media (penghambatan pertumbuhan mikroba karena peningkatan konsentrasi komponen pangan).. 1). dalam hal ini volume pengencer yang digunakan harus dilaporkan pada laporan hasil uji. © BSN 2012. 4 dari 5. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. 6.3.

(9) SNI ISO 6887-1:2012. Homogenkan campuran berdasarkan rekomendasi ISO 7218. Biarkan partikel besar untuk settle, jika perlu, sampai dengan 15 menit. Sistem filtrasi yang memberikan hasil yang setara dapat digunakan. Pada kasus enumerasi spora, perlakuan panas terhadap suspensi awal, misalnya 10 menit pada 80 °C harus dilakukan segera sesudah penyiapan, dilanjutkan dengan pendinginan cepat. 9.2. Pengenceran desimal lanjutan. Pindahkan dengan menggunakan pipet, 1 mL suspensi awal dengan ketidakpastian pengukuran 2) ± 5 %, ke dalam tabung berisi 9 mL pengencer steril pada suhu yang sesuai. CATATAN Jika diperlukan volume yang lebih besar, dimungkinkan untuk menambah volume yang ditetapkan (lebih dari 1 mL) dari suspensi awal, dengan ketidakpastian pengukuran ± 5 %, ke dalam tabung berisi pengencer steril 1:9.. Untuk presisi yang optimal, jangan memasukan pipet lebih dari 1 cm ke dalam suspensi awal. Hindari kontak antara pipet yang berisi inokulum dengan pengencer steril. Campur secara merata, sebaiknya menggunakan pengaduk mekanis (6.3) selama 5 detik sampai 10 detik, untuk mendapatkan pengenceran 10-2. Jika diperlukan, ulang tahapan ini menggunakan pengenceran 10-2 dan pengenceran selanjutnya dengan menggunakan pipet steril yang baru untuk setiap pengenceran untuk memperoleh 10-3, 10-4, dan seterusnya, pengenceran dilakukan, sampai diperoleh jumlah mikroba yang sesuai. (lihat Pasal 4 ). 9.3 Lama pengerjaan Selang waktu antara akhir dari penyiapan suspensi awal dan saat inokulum kontak dengan media biakan harus tidak melampaui 45 menit, sedangkan selang waktu antar penyiapan suspensi awal (9.1) dan permulaan penyiapan pengenceran desimal selanjutnya tidak melampaui 30 menit, kecuali dinyatakan khusus dalam standar spesifik. CATATAN dikurangi.. Jika suhu ruang laboratorium terlalu tinggi, kedua batas maksimum tersebut sebaiknya. 2). Ketidakpastian pengukuran yang dipertahankan ± 5 % memperhitungkan batas skala pipet yang digunakan. © BSN 2012. 5 dari 5. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”. Untuk menghindari kerusakan mikroba karena perubahan suhu yang tiba-tiba, suhu pengencer selama pelaksanaan pengujian harus kira-kira sama dengan suhu ruang, kecuali pada produk tertentu (lihat standar spesifik)..

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Adanya variasi waktu penahanan yang diberikan pada briket batok kelapa muda pada proses pirolisis fluidisasi bed menggunakan media gas argon, mampu memperbaiki

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “ANALISIS TENTANG KONSOLIDASI TANAH PADA DESA

Pengenceran contoh air limbah dengan air pengencer harus dilakukan dalam 3 set pengenceran dengan angka pengenceran yang berbeda, untuk menjaga agar jika

Penghitungan angka lempeng dilakukan dengan menginokulasikan secara langsung sejumlah tertentu dari suspensi awal atau yang telah diencerkan secara desimal ke dalam

Penghitungan angka lempeng dilakukan dengan menginokulasikan secara langsung sejumlah tertentu dari suspensi awal atau yang telah diencerkan secara desimal ke dalam media

perhitungan volume pengencer dan proses pengenceran dengan pengencer organik (skim milk) ataupun anorganik (tris); (2) pemeriksaan before freezing, setelah proses pengenceran

Penelitian ini secara umum bertujuan menganalisis pengaruh pola asuh belajar, lingkungan pembelajaran, motivasi belajar, dan potensi akademik terhadap prestasi akademik siswa

Setelah melalui proses evaluasi dan analisa mendalam terhadap berbagai aspek meliputi: pelaksanaan proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum 2011, perkembangan