• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I. Pendahuluan. krisis yang terjadi di Eropa belakangan ini terhadap kondisi ekonomi Eropa. Padahal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab I. Pendahuluan. krisis yang terjadi di Eropa belakangan ini terhadap kondisi ekonomi Eropa. Padahal"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Pemberitaan yang cenderung memperlihatkan makin membesarnya pengaruh krisis yang terjadi di Eropa belakangan ini terhadap kondisi ekonomi Eropa. Padahal Uni Eropa adalah suatu kawasan yang telah mapan dalam hal kemampuan mengatur finansial. Kawasasan ini sudah terintegrasi penuh satu sama lain baik secara ekonomi ataupun kelembagaan. Maka dari itu krisis yang berasal dari Yunani adalah suatu pukulan berat bagi ekonomi di Eropa. Dampaknya sistemik dan menjalar ke Negara lain di Eropa.

Dengan keadaan ekonomi global yang memburuk sejak tahun 2008 di Amerika, krisis tersebut telah menjalar ke beberapa negara di dunia. Walaupun Amerika sekarang sedang mengalami resesi, krisis ekonomi lebih besar terjadi di negara Eropa tapatnya di Yunani. Meskipun isu ini baru di kenal dunia pada tahun 2009, isu tersebut telah timbul pada tahun 2001 ketika Yunani bergabung dengan mata uang Eropa, yaitu Euro. Bahkan ketika mata uang Yunani yaitu drachma bergabung dengan euro, Yunani mengakui bahwa mereka belum mencapai persyaratan yang dibutuhkan untuk memasuki Eurozone. Dari saat itupun kita dapat melihat bahwa ekonomi Yunani jatuh karena ketidakstabilannya. Meski pada pertengahan tahun 2000an Yunani mengalami ekonomi yang stabil dan kenaikan

(2)

2

GDP, Yunani terus menerus bertindak dengan meminjam dan berhutang dari negara lain serta meminta banyak bantuan dari negara-negara maju.

Yunani punya utang yang cukup besar. Utang-utang ini mulai terakumulasi sejak bergabung dengan Uni Eropa pada awal 2000-an.Saat ini Yunani punya total utang sekitar 360 miliar euro (Rp 5.000 triliun). Rasio utang pemerintah Yunani terhadap PDB negaranya adalah 155,3%.. Akibatnya, Yunani tidak mampu membayar utang-utangnya. Yunani seharusnya membayar 1,54 miliar (Rp 22 triliun) ke International Monetary Fund (IMF) tapi tidak mempunyai alokasi dana untuk membayarkan hutang.1

Krisis di pasar keuangan telah menyeret sistem finansial dan ekonomi dunia menuju situasi baru. Situasi dimana adanya kesenjangan ekonomi yang terjadi dan perlu adanya perubahan dalam sistem keuangan dunia.Anggapan bahwa Uni Eropa yang selama ini dianggap sebagai kawasan yang paling sukses dan yang paling ideal dunia kini mulai tergoyahkan dengan munculnya serangkaian krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Uni Eropa, dalam hal ini Euro Zone. Krisis di Eropa yang dimulai dengan krisis di negara Yunani, kini seperti memberikan “efek domino” kepada negara-negara lainnya di benua biru tersebut. Masalah yang serius ini terjadi bukan hanya karena kesalahan implementasi dari sistem ekonomi yang berusaha

1

Total Hutang Yunani RP 5000 Triliun

http://finance.detik.com/read/2015/06/30/145619/2956341/4/total-utang-yunani-rp-5000-triliun-ini-para-pemberinya diakses pada tanggal 11-5-2015

(3)

3

diterapkan, tetapi memiliki kemungkinan yang besar bahkan diyakini kalau krisis ekonomi yang terjadi adalah kegagalan dari sistem ekonomi yang dijalankan saat ini

Penyebaran tersebut dapat dikenal sebagai istilah „efek domino‟. Istilah efek domino diambil dari analogi sebuah permainan domino itu sendiri, dimana ketika satu domino jatuh ke arah barisan domino selanjutnya, semuanya akan jatuh terus-menerus sampai akhirnya tak satupun domino berdiri. Definisi dari analogi tersebut adalah, penye baran suatu perubahan yang dapat menjalar secara terus-menerus dalam bentuk reaksi berantai sampai masalah tersebut dapat dihentikan. Efek domino tersebut adalah keadaan yang terjadi pada krisis ekonomi Yunani masa kini. Dengan Yunani berhutang dengan negara-negara maju serta tidak dapat mengembalikan hutang tersebut, Yunani menyebar krisis ekonomi ini ke negara-negara lain. Walaupun keikutsertaan negara lain yang menjawab permintaan bantuan dari perdana menteri dan pemerintahan Yunani, dengan mengeluarkan uang lebih banyak maupun bantuan tambahan lainnya.

Karena Yunani masuk Eurozone, krisis ekonomi Yunani mempunyai efek domino yang terjadi terhadap Eropa secara garis besar. Itulah jalur efek domino yang dapat dilihat sekarang. Meskipun Yunani memiliki gamabaran sebagai negara paling dipengaruhi parah dengan krisis ekonomi, negara-negara lain yang berada dalam Eurozone juga mengalami krisis ekonomi yang mulai sesaat dengan Yunani sendiri, seperti Spanyol dan Irlandia. Tetapi jalur tersebut sekarang mempengaruhi

(4)

negara-4

negara Eropa lain seperti Italia, Siprus dan Islandia. Keparahan efek domino tersebut dapat dilihat dari negara-negara maju yang telah dipengaruhi oleh krisis ekonomi Yunani, dan potensi untuk krisis ekonomi bagi negara-negara Eropa lainnya sangat memungkinkan. Maka dari itulah seluruh negara yang berada di zona Euro berusaha sekeras mungkin untuk memberantas isu krisisini.

Hingga awal tahun 2000-an, tidak ada seorang pun yang memperhatikan fakta bahwa utang Yunani sudah terlalu besar. Malah dari tahun 2000 hingga 2007, Yunani mencatat pertumbuhan ekonomi hingga 4.2% per tahun, yang merupakan angka tertinggi dizona Eropa, hasil dari membanjirnya modal asing ke negara tersebut. Keadaan berbalik ketika pasca krisis global 2008 dimana negara-negara lain mulai bangkit dari resesi, dua dari sektor ekonomi utama Yunani yaitu sektor pariwisata danperkapalan, justru mencatat penurunan pendapatan hingga 15%. Orang-orang punmulai sadar bahwa mungkin ada yang salah dengan perekonomian Yunani.2

Keadaan semakin memburuk ketika pada awal tahun 2010, diketahui bahwa Pemerintah Yunani telah membayar Goldman Sachs dan beberapa bank investasi lainnya, untuk mengatur transaksi yang dapat menyembunyikan angka sesungguhnya dari jumlah utang pemerintah. Pemerintah Yunani juga diketahui telah mengutakatik data-data statistik ekonomi makro, sehingga kondisi perekonomian merekatampak baik-baik saja, padahal tidak. Pada Mei 2010, Yunani sekali lagi telah mengalami

2

(5)

5

defisit hingga 13.6%. Salah satu penyebab utama dari defisit tersebut adalah banyaknya kasus penggelapan pajak, yang diperkirakan telah merugikan negara hingga US$ 20 milyar per tahun.3

Dalam keadaan ekonomi Yunani yang semakin buruk tersebut merupakan alasan yang membuat bursa-bursa saham global kembali dihantui krisis pada saat ini. Pada tahun 2009 lalu, rasio utang Yunani terhadap GDP-nya tercatat 127%. Yunani sebenarnya memiliki potensi investasi yang cukup menarik bagi para investor, namun krisis yang melanda daratan Eropa belakangan ini telah menimbulkan ketidakpercayaan para investor terhadap sektor keuangan di Eropa khususnya Yunani dan hal ini tentu akan memperparah krisis di Yunani dan jika krisis ini tidak ditanggulangi maka Yunani terancam benar-benar bangkrut.4

Maka dari itu Uni Eropa memberikan bantuan finansial terhadap Yunani. Bantuan finansial dari Uni Eropa dasarnya adalah pemberian talangan dana disertai dengan persyartan tertentu yang harus di penuhi oleh peminjamnya. Sejak Mei 2010, Negara Anggota kawasan Euro dan IMF telah memberikan dukungan keuangan untuk Yunani melalui Penyesuaian Program Ekonomi dalam konteks penurunan tajam dalam kondisi pembiayaan.

3

Ibid

4

Pertumbuhan Turun Akibat Krisis Hutang

Eropa,,http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2012/01/120103_investmentbreak.shtml diakses pada tanggal 22 Juli 2014

(6)

6

Tujuannya adalah untuk mendukung upaya pemerintah Yunani untuk memulihkan kesinambungan fiskal dan melaksanakan reformasi structural dalam rangk meningkatkan daya saing ekonomi, Sehingga meletakkan dasar bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Meskipun bailout terus diberikan akan tetapi proses pengambilan keputusan dalam pemberian bailout ini bukanlah hal yang mudah. Ada perdebatan kepentingan di antara negara Eropa terutama dalam hal keyakinan apakah bailout yang diberikan dapat menyelesaikan krisis di Yunani. Apalagi Yunani masi bersikeras untuk menolak persyaratan penghematan sebagai syarat bantuan financial dari Eropa. Negosiasi dengan Yunani berjalan sangat alot, tapi sudah dalam perkembangan yang menunjukkan Yunani mau berdialog dengan Uni Eropa. Para pihak di Uni Eropa terpecah ada yang beranggapan bailout untuk Yunani masi di perlukan dan beberapa yang lain beranggapan harus di hentikan. Negara di Eropa mulai pesimis dalam penganan krisis di Yunani karena dalam penanganan krisis dalam beberapa tahun terakhir tidaklah menunjukan perkembangan yang signifikan.

B. Rumusan masalah:

Tesis ini akan melihat peran serta Uni Eropa sebagai lembaga yang paling berpengaruh dalam pengambilan kebijakan dalam krisis Yunani. Untuk mengetahui

(7)

7

sikap kebijakan dan rasionalisasi yang di ambil oleh lembaga tersebut. Hal inilah yang menjadikan sebuah pertanyaan:

1. Bagaimana proses pengambilan keputusan Uni Eropa dalam pemberian paket bantuan finansial terhadap krisis Yunani?

C. Review Literatur

Dalam meneliti tesis ini belum di temukan penelitian sejenis. Untuk penelitian tesis di Univesritas Gadjah Mada sendiri penelitian tentang Krisis Yunani dan Uni Eropa masih jarang di ketemukan. Di dalam tesis dan desertasi yang ada di Univesrsitas Gadjah Mada penelitian terbaru tentang Uni Eropa adalah tesis mengenai “Sikap Negara Anggota Uni Eropa Dalam Menangani krisis Yunani Studi kasus: sikap Jerman, Perancis dan Inggris” dari mahasiswa UGM atas nama Oleh Triestanto Romulo Simanjuntak 2012. Perbedan dari tesis ini adalah di sini pengambilan sikap bukan sebagai beberapa negara tetapi dalam suatu lembaga dari Uni Eropa.

Sedang buku pendukung yang saya temui mengenai krisis Uni Eropa untuk saat ini belum di temukan. Sehingga penulis hanya terbatas dapat mengambil referensi dari sebuah buku yaitu Eropa sebagai Kekuatan Dunia karangan C.P.F Luhulima yang membahas tentang kekuatan dan potensi yang di ciptakan melalui kerjasama Uni Eropa. Sehingga dapat diketahii bagaimana Uni Eropa menciptakan suatu power dari segi politik maupun ekonomi dari kerjasama yang mereka lakukan.

(8)

8

Penelitian ini juga akan di dukung beberapa jurnal yang meneliti tentang krisis di Eropa sendiri maupun jurnal Kawasan Eropa secara keseluruhan. Yang akan menarik di sini ada 3 kekuatan dari intern Uni Eropa yang mempunyai power kuat yaitu European council, European Comission, dan Bank Central Eropa. Akan terjadi tarik ulur yang kuat di antara pihak-pihak terkait di Uni Eropa.

Walaupun Uni Eropa adalah suatu organsasi berwujud kerjasama ekonomi kawasan tetapi pada dasarnya alasan dasar ekonomi bukan satu-satunya sebab mengapa terjadi penyatuan di Uni Eropa. Tunjuan utama pergerakan menuju kesatuan Eropa sebenarnya bersifat politik, namun cara-carayang digunakan bersifat ekonomi. Tujuan-tujuan ekonomii seperti ekonomi Eropa lebih efisien dan bersaing tentu saja penting, namun demikian tujuan ekonomi ini dalam pertimbangan politik menempati tujuan kedua tidak mungkin mendorong tercapainya integrasi ekonomi dan politik Eropa tingkat tinggi yang luar biasa sejak berakhirnya Perang Duniaa II. Integrasi ekonomi sendiri tidak pernah mengakibatkan integrasi politik, karena tidak terdapat logika tentang saling ketergantungan ekonomi yang memerlukan integrasi politik. Secara historis, integrasi politiklah yang mengawali integrasi ekonomi.5

5

Robert Gilphin. 2002. The Challange of Global capitalism. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, hal 114

(9)

9

D. Kerangka Konseptual

Untuk dapat menganalisa terlebih dahulu akan di jelaskan mengenai bantuan financial yang diberikan. Dapat dilihat bahwa bantuan finansial dari Uni Eropa dasarnya adalah pemberian talangan dana disertai dengan persyartan tertentu yang harus di penuhi oleh peminjamnya. Sejak Mei 2010, Negara Anggota kawasan Euro dan IMF telah memberikan dukungan keuangan untuk Yunani melalui Penyesuaian Program Ekonomi dalam konteks penurunan tajam dalam kondisi pembiayaan.

Tujuannya adalah untuk mendukung upaya pemerintah Yunani untuk memulihkan kesinambungan fiskal dan melaksanakan reformasi struktural dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi, Sehingga meletakkan dasar bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pelepasan setiap pencairan ke Yunani harus disetujui oleh kedua Eurogroup dan Dewan Eksekutif IMF. Sebelum keputusan ini, Komisi Eropa, ECB dan IMF melakukan staf kajian bersama misi ke Yunani untuk memantau kepatuhan dengan persyaratan dan ketentuan dari Program. Uni Eropa membentuk suatu rezim baru dalam konteks organisasi kawasan di era modern dimana sukses menciptakan pemerintahan yang supranasional berkuasa di atas kepentingan nasional suatu negara.

Menurut Ernest B. Haas, Integrasi Internasional adalah proses pencapaian kondisi supranasional dimana urusan yang semula ditangani pemerintah nasional

(10)

10

beralih ke Unit – Unit politik yang lebih besar. Integrasi internasional secara singkat didefinisikan sebagai proses dimana aktor – aktor politik nasional dari berbagai negara diminta mengarahkan loyalitas, harapan dan kegiatan politik mereka ke institusi pusat yang baru dan lebih besar, yang lembaga – lembaganya memiliki atau mengambil alih yuridiksi yang semula berada ditangan negara bangsa. 6

Demikian pula dengan integrasi politik yang akan terjadi ketika suatu kawasan telah menjadi komunitas politik, integrasi politik pada suatu kawasan akan memicu terciptanya lembaga supranasional yang menyatukan kedaulatan dari masing-masing negara anggota menjadi satu kedaulatan dalam sebuah lembaga dalam pencapaian kepentingan bersama. Adapun fase spill-over akan terjadi pada 3 dimensi yaitu functional spill-over, political spill-over, dan geographical spill-over. Semuanya kerap kali terjadi pada kawasan yang telah terintegrasi dan Eropa adalah masterpiece dari teori ini.

Pengambilan keputusan Uni Eropa di dasari berbagai konsep dan teori yaitu:

1. Rezim

Krasner mengatakan bahwa rezim adalah seperangkat prinsip, norma dan aturan dan prosedur pembuatan keputusan yang eksplisit maupun implisist yang

6

Walter S, Jones. 1993. Logika Hubungan Internasional: Kekuasaan, Ekonomi-Politik Internasional dan Tatanan Dunia 2. (terjemahan) Jakarta : Gramedia Puataka Utama. Hal. 427

(11)

11

melibatkan para aktor dalam hubungan internasional. Prinsip adalah keyakinan atas suatu fakta, sebab akibat, yang di anggap betul. Norma adalah standar perilaku yang terlihat dari hak dan kewajiban. Peraturan adalah hal apa saja yang diperbolehkan dan dilarang untuk dilakukan. Prosedur pengambilan keputusan adalah aturan yang berlaku dalam membuat keputusan dan mengimplementasikan secara kolektif.7

Maka penulis berasumsi Uni Eropa adalah suatu rezim internasional merupakan gabungan dari lembaga-lembaga di dalamnya yang memiliki fungsi yang di butuhkan dalam pengelolaan krisis di Yunani. Kebijakan yang di ambil akan mengakomodir lembaga di alam Yunani yaitu Bank Central Eropa sebagai pemberi aliran dana dan peneentu kebijakan moneter di Eurozone. Dan bersama Komisi Eropa dimana kebijakan tersebut di rancang sebelum di sahkan oleh dewan dan Parlemen Eropa.

a. Principles

Krasner mengatakan prinsip adalah keyakinan akan suatu fakta, hubungan sebab akibat, dan kebenaran. Maka, yang menjadi prinsip dari keterlibatan Uni Eropa adalah perlunya kerjasama dalam pengelolaan krisis baik dari Negara anggota maupun lembaga-lembaga dalam Uni Eropa. Mereka meyakini bahwa krisis Yunani sudah parah dan Yunani memerlukan bantuan agar dapat kelar dari krisis. Hubungan sebab akibat atas keterlibatan Uni Eropa adalah karena Yunani

7

Stephen D, Kashner. 1982. “Structural causes and regime consequences: Regimes as intervening variables.” Spring: Internasional Organization. Vol. 36 No.2. hal 185

(12)

12

adalah bagian dari organisasi Uni Eropa. Karena penyatuan mata uang tunggal menjadi euro maka krisis Yunani akan menyebabkan efek domino terhadap Negara lain di Eurozone.

Eurozone merupakan suatu integrasi ekonomi yang cukup di perhitungkan di dunia internasional. Adanya globalisasi dan open market membuat setiap Negara melakukan kerjasama perdagangan, begitupula dengan Yunani ikut serta terlibat dalam krjasama perdagangan dan investasi dengan Negara Eurozone dan Negara lainnya. Maka, ketika krsis melanda Yunani dan merembet ke Eurozone ternyata mempengaruhi kondisi ekonomi internasional, terutama perdagangan barang dan jasa maupun sector financial. Padatnya lalu lintas pasar financial dan tingginya arus investasi di Eurozone membuat dunia panik saat mengetahui Yunani terkena krisis. Sehingga pada saat itu terjaddi pelarian modal besar-besaran yang mengakibatkan turunnya harga saham di kawasan Eurozone dan jatuhnya nilai mata uang euro. Untuk meminimalisir efek domino dari krisis yang ungkin terjadi maka Uni Eropa memutuskan untuk memberikan talangan dana untuk membayar hutang Yunani yang akan jatuh tempo.

b. Norm

Norma adalah standar perilaku yang dituangkan atas hak dan kewajiban. Norma sebagai standar perilaku merupakan pembatas tindakan aktor agar tidak keluar dari tatanan yang sudah ada. Tatanan tersebut merepresentasikan seperangkat aturan yang telah di sepakati aktor tersebut. Pada dasarnya Uni Eropa adalah organisasi yang telah memiliki aturan mengenai hak dan kewajiban

(13)

masing-13

masing anggota. Tetapi Uni Eropa sebagai organisasi internasional mempunyai kewajiban untuk membantu anggotanya yang memiliki kesulitan dalam hal ini krisis ekonomi. Sehingga peneliti mengidentifikasi bahwa menjadi norma Uni Eropa dalam ikut serta menanggulangi krisis di Yunani.

Kondisi internasional yang bersifat anarki membuat institusi internasional berperan untuk mengurangi ketidakpercayaan antarnegara sehingga kerjasama dapat di bentuk. Norma dalam institusi internasional terjadi karena Negara-negara melakukan universalisasi norma. Sehingga merupakan suatu keharusan bagi Uni Eropa membantu Yunani yang merupakan sebuah norma universal dalam upaya kerjasama untuk mengelola krisis demi menyelamatkan kondisi finansial global.

Selain itu kerjasama merupakan suatu alternatif tindakan yang akan di pilih untuk menghadapi permasalahan karena satu aktor dan lainnya saling ketergantungan. Kemudian, Yunani sebagai bagian dari Uni Eropa yang menjunjung integrasi tidak akan di biarkan kesulitan sendiri karena adanya integrasi tersebut.

Institusi internasional yang di dalamnya terdiri dari perwakilan antar negara dan aktor yang berkpentingan dan kompeten sebagai wadah dan mereka akan memainkan pranan sebagai regulator dan fasilitator dalam hubungan internasional. Interaksi antar aktor tersebut akan menjadi semakin intensif, sehingga jika ada masalah maka akan ada upaya penyelesaian permasalahan bersama.

Hak dan kewajiban Uni Eropa dalam mengelola krisis tertuang dalam Memorandum of Economis and Financial policies pertama yaitu pada mei 2010.

(14)

14

MEFP secara singkat dijelaskan dalam jawaban IMF atas Request By Arrangement dari Menteri Keuangan Yunani dan Gubernur Bank Sentral Yunani. Dalam kerangka kerjasama antara Uni Eropa

c. Rules

Sedangkan Rules adalah bentuk ketentuan dan larangan yang spesifik berkenaan dengan perilaku tadi. Uni Eropa dan pemerintah Yunani seharusnya mematuhi apa yang menjadi kesepakatan dalam Memorandum of Economic and Finance Policies(MEFP) yang terus diperbaharui. Uni Eropa mempunyai ketentuan untuk dalam pemberian dana serta pengawasan terhadap penanggulangan krisis. Semenara Yunani sebagai penerima bantuan financial diharuskan menerapkan aturan yang disepakati sebagai syarat penerima bantuan.

Namun ktentuan mengenai kemungkinan adanya penyimpangan yang dilakukan baik oleh Uni Eropa maupun Yunani tidak secara tegas disebutkan dalam MEFP tersebut. Meskipun begitu, baik Uni Eropa maupun pemerinthan Yunani sama-sama berkomitmen mematuhi MEFP untuk mengakhiri krisis karena masyarakat internasional ikut memantau pengelolaan krisis ini. Sehingga masing-masing aktor berperan aktif dalam menjalankan tugasnya demi krediblitas di mata internasional.

Kerangka kerjasama antara Bank Central Eropa dan Komisi Eropa tertulis jelas dalam beberapa point yang di tulis dalam MEFP. Salah satunya ada di point ke 13 tertera akan adanya technical assistance dari Uni Eropa dalam mendampingi Yunani melaksanakan progam yang telah di sepakati. Dalam kebijakan sektor fiskal

(15)

15

MEFP disebutkan bahwa Yunani harus melakukan penyesuaian fiskal dan reformasi struktur iskal seperti pensiun, pajak, administrasi pajak, manajemen keuangan publik dam fiskal,manajemen utang, laporan fiskal, dan informasi publik lainnya.

d. Decision Making Procedure

Keputusan dalam membuat kebijakan untuk pengelolaan krisis Yunani melibatkan Uni Eropa, Gubernur Bank Central Yunani, Menteri Keuangan Yunani, dan Perdana Menteri Yunani. Kebijakan yang tertuang dalam MEFP telah melalui proses yang panjang dari negosiasi antara Yunani dan Uni Eropa untuk menentuka pengelolaan krisis. Ketika Yunani membuat letter of intent untuk permintaan progam penglolaan krisis di bawah stand by arrangement IMF untuk periode 36 bulan, Yunani telah menyiapkan Memorandum of Ecomnomic and Fiscal Policies dan Technical Memorandum of Understanding yang sudah di rancang bersama Uni Eropa.

Banyaknya aktor yang terlibat dalam krisis Yunani mmembuat prosedur pengabilan kebijakan tidaklah mudah. Meskipun MEFP dan TMU tidak disebutkan secara tertulis bagaimana prosdur pengambilan kebijakan dalam penelolaan krisis Yunani, namun dala letter of intent dengan adanya keterlibatan gubernur bank central eropa,komisi serta pihak yang berkepentingan di Yunanidapat di interpreasikan bahwa keputusan yang di ambil harus engakomodasi persetujauan ke semua aktor yang terlibat. Tentunya harus di setujui pula oleh objek pengelolaan krisis ini yaitu pemerintahan Yunani.

(16)

16

2. Kepentingan Nasional

Dalam teori ini menjelasakan bahwa untuk kelangsungan hidup suatu negara maka negara harus memenuhi kebutuhan negaranya dengan kata lain yaitu mencapai kepentingan nasionalnya. Dengan tercapainya kepentingan nasional maka negara akan berjalan dengan stabil, baik dari segi politik, ekonomi, sosial, maupun pertahanan keamanan dengan kata lain jika kepentingan nasionalnya terpenuhi maka negara akan tetap bertahan.

Kepentingan nasional merupakan tujuan mendasar dan faktor paling menentukan yang memandu para pembuat keputusan dalam merumuskan politik luar negeri. Kepentingan nasional merupakan konsep yang sangat umum, tetapi merupakan unsur yang menjadi kebutuhan sangat vital bagi negara. Unsur tersebut menyangkut kelangsungan hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan bangsa dan negara, kemerdekaan, keamanan militer dan kesejahteraan ekonomi. Karena tidak ada kepentingan secara tunggal mendominasi fungsi pembuatan keputusan pemerintah, maka konsep ini lebih menjadi akurat jika dianggap sebagai national interest..8

Manakala sebuah negara mendasarkan politik luar negeri sepenuhnya pada kepentingan nasional secara kukuh dengan sedikit atau tidak menghiraukan

8

Plano Jack C. and Roy Olton. The International Relation Dictionary, Sanata Barbara, California Press, 1992, hal.7

(17)

17

prinsip moral universal, maka negara tersebut dapat dikatakan sebagai negara yang menjalankan kebijakan realistik, berlawanan dengan kebijakan idealis yang memperlihatkan prinsip moral internasional, dengan tidak meninggalkan prinsip moral internasional. Hal itulah yang dicoba untuk digunakan penulis dalam menjelaskan bagaimana cara Uni Eropa dalam menangani krisis Yunani. Dengan memberikan bailout Yunani mencoba untuk memberikan structural adjusment dimana memberikan kontrol kepada Uni Eropa dalam mengatur kebijakan dalam negri Yunani dengan keputusan yang mewakili kepentingan nasional masing-masing anggota.

E. Hipotesis

Uni Eropa adalah lembaga supranasional sehingga dalam pemberian bantuan finansial terhadap Yunani bukanlah suatu keputusan yang mudah untuk di ambil dikarenakan banyaknya konflik kepentingan yang terjadi di dalam organsasi. Konflik kepentingan antar aktor dari Uni Eropa merepresentasikan kepentingan nasional dari masing-masing aktor. Hal ini menjadikan keputusan akhir yang di ambil merupakan kesepakatan yang dianggap dapat menjembatani kepentingan dari berbagai pihak terkait dalam penaganan krisis

(18)

18

F. Metode Penelitian

Seperti dijelaskan James Mahoney dan Gary Goertz, ada perbedaan mendasar terkait metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif merujuk analisisnya berdasarkan pada basis angka. Hal ini bisa didefinisikan sebagai semua informasi atau data diwujudkan dalam bentuk kuantitatif / angka-angka yang analisisnya berdasar pada angka-angka. Hal sebaliknya pada penelitian kualitatif. Hal ini juga merujuk pada klasifikasi antara ilmu sosial yang cenderung deekat pada kualitatif, dengan ilmu alam yang lekat pada pendekatan kuantitatif. 9

Mengingat tesis yang dikerjakan merujuk pada penelitian dalam ilmu sosial, penulis memilih untuk memakai metode penelitian kualitatif. Detil yang akan dijelaskan paparan dalam skripsi ini dibangun melalui data sekunder. Yaitu pemakaian studi literatur, yang mengutamakan data tertulis dalam bentuk cetak seperti buku, jurnal, majalah, koran, dan diktat kuliah. Serta juga berusaha melengkapinya dengan data tertulis bentuk elektronik seperti e-book dan website

9

James Mahoney and Gary Goertz, 2006. A Tale of Two Cultures : Constrating Quantitative and Qualitative Research, hal 1 - 3

(19)

19

G. Teknis Analisis Data

Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan teknis analisis data kualitatif tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi seperti yang di sebutkan M.Mile. 10

a) Reduksi Data

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan yang tertulis. Sebagaimana kita ketahui, reduksi data terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek yang diorientasikan secara kualitatif. Faktanya, bahkan “sebelum” data secara aktual dikumpulkan.

b) Model Data/Penyajian Data

Penyajian data adalah suatu kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun. Seperti yang disebutkan Emzir dengan melihat sebuah tayangan membantu kita memahami apa yang terjadi dan melakukan sesuatu analisis lanjutan atau tindakan yang didasarkan pada pemahaman tersebut. Bentuk penyajian data kualitatif :

1) Teks Naratif : berbetuk catatan lapangan;

10

M. Mile. 1984. “Qualitatif Data Analysis A Sourcebook Of New Methods.” Beverly Hills California: Sage Publications. Hal 15-21

(20)

20

2) Model tersebut mencakup berbagai jenis matrik, grafik, jaringan kerja, dan

bagan. Semua dirancang untuk merakit informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu, bentuk yang praktis.

c) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Kesimpulan

Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan dan verifikasi kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah “makna” sesuatu., mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur kausal, dan proporsi-proporsi. Peneliti dapat menangani kesimpulan-kesimpulan ini secara jelas, memelihara kejujuran dan kecurigaan.

H. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini merupakan pengantar singkat mengenai penelitian yang terdiri dari latar belakang, yaitu deskripsi singkat krisis yang terjadi di Yunani dan Uni Eropa. Juga menggambarkan Uni Eropa sebagai lembaga yang turut mengambil peran besar dalam pemeberian finansial assistance pada krisis ini. Selanjutnya perumusan masalah, literature review, kerangka pemikiran, hipotesis, metedologi penelitian dan sistematika penulisan.

(21)

21

Bab II Krisis Yunani dan Tindakan Uni Eropa

Bab ini memaparkan tentang krisis yunani penyebab,implikasi serta tidadakan dari Uni Eropa. Sehingga dapat diketahui krisis Yunani dan pengaruhnya terhadap Eropa serta tindakan penagnanan yang selama ini telah dilakukan Uni Eropa sampai penelitiaan ini dilakukan.

Bab III Pengambilan Keputusan Uni Eropa Dalam Pemberian Bantuan

Bab ini memeparkan tentang lembaga Uni Eropa,proses pengambilan kebijakan, beserta dinamika politik yang terjadi dalam pengambilan keputusan. Sehingga dapat diketahui power antar aktor negara di Eropa dalam mempengaruhi pengambilan kebijakan beserta kemungkinan keputusan yang akan terjadi.

Bab IV Penutup

Referensi

Dokumen terkait

Pada masing-masing bentuk dari verba memukul dalam bahasa Bali memiliki perbedaan yang dapat dilihat dari tata cara memukul yang berkaitan dengan alat yang

Dengan demikian regresi berganda ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu Indeks Pembangunan Manusia sebagai

Marshall Quotient nya akan semakin menurun, sehingga campurannya akan mengalami bleeding. Dari grafik hubungan kadar aspal dengan karakteristik Marshall Test dapat diketahui

Pengujian Peningkatan Produktivitas Menggunakan alat analisis statistik yaitu uji hipotesis, dilakukan dalam 2 tahap: Tahap I: untuk menguji apakah ada perbedaan

 Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan desa adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan desa berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan

Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui Iklim Komunikasi Organisasi berbasis Kearifan Lokal di Puslatbang PKASN LAN-RI Jatinangor; hambatan didalam Iklim

Keadaan SMA Negeri 1 Cempaka sudah cukup bagus dan memadai, fasilitas yang mendukung para siswa, gedung yang terdiri dari beberapa ruangan antara lain: ruang kantor, ruang kepala

Merupakan pengembangan dari FMEA (Failure Mode and Effects ) dan CA (Criticality Analysis) yang bertujuan mengidentifikasi dan mengetahui lebih mendalam tentang