• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROTEKSI RADIASI K4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROTEKSI RADIASI K4"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Luka bakar pada kasus kecelakaan radiasi di Thailand 23 Februari 2000

(4)

Ir-192 (185 GBq, 5 Ci) selama 2 jam

Hari ke-5

Hari ke-11

(5)

Kecelakaan Industri Radiografi di Yanango, Lima PERU Ir-192 (37 Ci / 1,37 TBq), 20 Feb. 1999

22 Februari 19991 Maret 1999

(6)

28 April 2000

Februari 2001 18 Maret 1999

(7)

• Sumber radiasi eksternal  sumber radiasi yg berada di luar tubuh manusia.

• Misal radiasi yg datang dr angkasa luar, serta

sumber-sumber radiasi yg ada di sekeliling manusia.

• Sumber radiasi internal  sumber radiasi yg berada di dalam tubuh manusia

• Berupa unsur-unsur radioaktif yg masuk dan terikat oleh organ tertentu di dalam tubuh.

(8)
(9)

• Letak ketinggian seseorang bertempat tinggal. Diatas permukaan laut dapat memberikan dosis alam sebesar 0,5 mSv/tahun. Dosis tsb menjadi 2 x lipat setiap kenaikan posisi 1,5 km

• Jenis pekerjaan

Awak pesawat terbang dpt menerima dosis radiasi kosmis dlm jml lebih tinggi dibandingkan masyarakat umum lainnya. Dosis tsb bisa

mencapai 7 mSv/tahun. Contoh :

• Penumpang pesawat dari AS ke Eropa akan mendapat

tambahan dosis dari radiasi kosmis kira-kira 0.05 mSv (mrem).

• Kru pesawat dengan rute utara dosis yang terakumulasi lebih

besar dibanding staf radiology di RS, sehingga di Eropa kru pesawat diklasifikasikan menjadi pekerja radiasi

Intensitas dosis radiasi kosmis yang di terima

penduduk bumi tergantung :

(10)

Perkiraan rata-rata menunjukkan bahwa manusia menerima dosis radiasi 0,5 mSv/tahun

Pada daerah tertentu ada yg sanggup memberikan dosis radiasi cukup tinggi, contoh:

* Batuan granit di Perancis dpt memancarkan 3 mSv/tahun. * pasir monosit di Brasil, India, Nieu Island dan Uni Emirat Arab memancarkan radiasi hingga 8 mSv/tahun.

*di Colorado batu-batuan dan tanah mengandung radioaktif thorium dan uranium.

DOSIS RADIASI DARI BAHAN–BAHAN DI

LAPISAN PERMUKAAN BUMI

(11)

• Bahan radioaktif dalam jumlah sedikit secara normal ada pada tubuh manusia (di bagian pencernaan dan bagian pernafasan)

• Radioaktif thorium, radium dapat dideteksi pada

sebagian besar orang meskipun jumlah sedikit yaitu < dari 10 µSv/th (1 mrem/th)

• Hanya radioaktif Potassium 40 yang kontribusinya cukup besar kepada manusia, Dosis rata-rata kurang lebih 0,2 mSv (20mrem/th)

SUMBER RADIASI YANG BERADA DI

DALAM TUBUH MANUSIA

(12)

Unsur kimia : Z = 86 dgn lambang Rn

Pada temperatur ruang Rn berupa gas yg tidak berwarna

Gas radon dicurigai sebagai penyebab kanker paru-paru. Ketika gas radon dihirup maka sebagian proses peluruhan gas radon (memancarkan radioasi pengion partikel ) berlangsung di dalam paru-paru.

Semakin besar kadar gas radon dalam udara semakin besar gas tsb masuk ke dalam paru-paru.

Resiko kematian akibat gas radon mencapai 0,005 %.

• Penggunaan bahan-bahan sisa hasil pengolahan bahan tambang sebagai bahan bangunan perumahan dan gedung dapat memperbesar gas radon dalam ruangan, contoh di Eropa digunakan phospogypsum, batu bata merah, blast-furnace slag. • Di Indonesia digunakan asbes, gipsa, semen.

(13)
(14)

• Industri fosfat

• Pupuk fosfat dan kalium karbonat • Batu bara

• Produksi minyak dan gas • Pengolah air bersih

• Produksi energi geothermal • Industri kertas dan pulp

• Scrap metal.

(15)

Bahan/Limbah Laju Produksi Konsentrasi 226Ra

  (metric ton / thn) Bq/g (pCi/g) Uranium overburden 3.8E+07 0.92 (25)

Phosphogypsum 4.8E+07 1.2(33) Slag 1.6E+06 1.29 (35) Pupuk Fosfat 4.8E+06 0 .31(8.3) Abu batu bara 6.1E+07 0.14 (3.7) Abu Terbang (Fly ash) 4.4E+07 0.14(3.9) Scale dan sludge dari minyak

dan gas 2.6E+06 3.33 (90) Pengolahan Air 3.0E+06 0.59 (16) Sludges 2.6E+06 0 .59 (16) Proses pertambangan logam 1.0E+09 0.18 (5)

Industri besar ( tembaga,

besi) 1.0E+09 0.18 (5) Limbah dari energi geotermal 5.4E+04 4.9 (132) Limbah dari energi geotermal 5.4E+04 4.9 (132)

(16)

Efek radiasi terhadap tubuh manusia bergantung

pada seberapa banyak dosis yang diberikan,

dan bergantung pula pada lajunya; apakah

diberikan secara akut (dalam jangka waktu

seketika) atau secara gradual (sedikit demi

sedikit).

Efek radiasi yang langsung terlihat ini disebut

Efek Deterministik

(17)

dosis terserap 5 Gy yang diberikan sekaligus ke kulit akan menyebabkan eritema.

dosis radiasi akut sebesar 3,5 – 4 Sv (350 – 400 rem) yang

diberikan seluruh tubuh akan menyebabkan kematian sekitar 50% dari mereka yang mendapat radiasi dalam waktu 30 hari kemudian.

radiasi gamma dengan dosis 2 Sv (200 rem) yang diberikan pada seluruh tubuh dalam waktu 30 menit akan menyebabkan

pusing dan muntah-muntah pada beberapa persen manusia yang terkena dosis tersebut

(18)

Jika dosisnya rendah, atau diberikan dalam jangka waktu yang lama (tidak

sekaligus), kemungkinan besar sel-sel tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri sehingga tubuh tidak menampakkan tanda-tanda bekas terkena radiasi. Namun demikian, bisa saja sel-sel tubuh sebenarnya mengalami kerusakan, dan akibat kerusakan tersebut baru muncul dalam jangka waktu yang sangat lama

(mungkin berpuluh-puluh tahun kemudian), dikenal juga sebagai periode laten. Efek radiasi yang tidak langsung terlihat ini disebut Efek Stokastik.

Efek stokastik ini tidak dapat dipastikan akan terjadi, namun probabilitas terjadinya akan semakin besar apabila dosisnya juga bertambah besar dan dosisnya diberikan dalam jangka waktu seketika. Efek stokastik ini mengacu pada penundaan antara saat pemaparan radiasi dan saat penampakan efek yang terjadi akibat pemaparan tersebut.

(19)

• Somatik: orang yg terkena radiasi;

• Genetik: keturunan orang yg terkena radiasi;

Teratogenik: Cacat bawaan / kematian karena janin terkena radiasi;

• Stokastik: Peluang terjadi sebanding dengan dosis yang diterima

tanpa ada ambang batas. Ada waktu tenggang sebelum gejala nampak. Contoh: kanker dan leukimia, katarak;

• Non-stokastik: Keparahan akibat radiasi bergantung dosis yg

diterima; ada ambang batas. Gejala segera nampak. Contoh: Luka bakar, mual, pusing, sterilitas.

(20)

Sel darah berasal dari sel stem sumsum tulang

eritrosit (sdm)

lekosit (sdp) granulosit dan limfosit trombosit (platelet)

Dosis 0,5 Gy penurunan segera komponen darah

limfosit menurun dalam beberapa jam

trombosit & granulosit dalam beberapa hari – minggu eritrosit menurun lambat dalam beberapa minggu

Kematian terjadi akibat dari infeksi dan hemorrhage

Efek Deterministik pada

Sistem Pembentukan Darah

(21)

 2–3 Gy eritema awal dalam 6-24 jam utk 2-3 hari eritema 7 – 10 hari utk beberapa minggu

 3–8 Gy eritema dan epilasi

deskuamasi kering (pengelupasan kulit) 3-6 minggu  12-20 Gy blister (deskuamasi basah) dlm 4-6 minggu

ulceration (tukak/borok)

 >20 Gy nekrosis (kematian jaringan ) dlm 10 minggu atropi dalam bulanan-tahunan

(22)

Testis

Perubahan jumlah sperma dan waktu pulih Dosis 0,15 Gy : oligospermia

Dosis < 1 Gy : steril beberapa bulan Dosis 1 – 3 Gy : steril 1 – 2 tahun ICRP 60 : 3,5 - 6 Gy

Ovarium

Bergantung usia:  usia  dosis Dosis 0,65 Gy : steril sementara

Dosis 5 – 7 Gy : steril pada usia 40-an Dosis 12 – 15 Gy : steril pada usia 20-an ICRP 60: 2,5 – 6 Gy

(23)

• Paling sensitif

lensa mata

katarak

• Dosis 0,5 Gy

kekeruhan lensa yang teramati

• Semakin tinggi dosis

semakin singkat masa

laten

• Dosis 2–10 Gy

katarak dalam 6 bulan -

35 tahun

(24)

 Bergantung Periode kehamilan:

1. Preimplantasi & implantasi (minggu 0 – 2)

 kematian janin (0,05 – 0,1 Gy) 2. Organogenesis (minggu 2 – 7)

 malformasi organ, kematian neonatal, kanker masa anak-anak

3. Tahap Fetus (minggu 8 – 40)

 retardasi mental, kanker pada masa anak-anak

 Dosis ambang retardasi mental (penurunan IQ):

 0,1 Gy pd minggu 8 – 15 dan 0,4 -0,6 Gy pd minggu 6 – 25

(25)

• adalah sekumpulan efek yang timbul akibat paparan radiasi dosis tinggi pada seluruh tubuh secara akut • Tahapan terjadinya SRA :

Sindroma prodromal simpton awal segera pasca pajanan umumnya berlangsung beberapa jam masa laten (tenang) terbebas dari sakit beberapa hari

sampai 2 minggu SRA yang timbul : sistem hematopoitik,

sistem pencernaan

sistem syaraf pusat

(26)

I. Sindroma Sistem Hematopoitik (Sistem Pembentukan Darah)

Dosis ambang sindroma : 1 Gy

S. prodromal : mual, muntah, letih, pusing, hilang nafsu makan dan diare  3 hari

Masa laten : 2 – 3 minggu

Efek sistemik: penurunan jumlah sel darah

Dosis ambang kematian : 3 Gy dalam 3 minggu

 Infeksi dan Hemorrhage

(27)

II. Sindroma Gastrointestinal (sistem pencernaan)  Dosis ambang sindrom: 5 Gy

 Sindroma Prodromal: demam, diare parah + darah, kram perut

 Masa laten : 3 – 5 hari

 Efek sistemik: kerusakan sel stem & lapisan mukosa usus halus

 Dosis ambang kematian: 10 Gy dalam 3 hari – 2 minggu

(28)

III. Sindroma Sistem Syaraf

III. Sindroma Sistem Syaraf

Dosis ambang sindroma : 20 GyDosis ambang sindroma : 20 Gy

Sindroma Prodromal: hilang keseimbangan, Sindroma Prodromal: hilang keseimbangan,

susah bernafas, tremor dan komasusah bernafas, tremor dan koma

Masa laten : 15 menit – 3 jamMasa laten : 15 menit – 3 jam

Efek sistemik: kerusakan parah sistem syarafEfek sistemik: kerusakan parah sistem syaraf

dan cardiovasculardan cardiovascular

(29)

• Mencegah terjadinya efek-non stokastik yang berbahaya, dan membatasi peluang terjadinya efek stokastik hingga pada nilai batas yang dapat diterima masyarakat;

• Meyakinkan bahwa pekerjaan atau kegiatan yang menggunakan zat radioaktif atau sumber radiasi dapat dibenarkan.

(30)

Ada 3 prinsip yang telah direkomendasikan oleh

International Commission Radiological

Protection (ICRP) untuk dipatuhi, yaitu :

1.Justifikasi

2.Limitasi

3.Optimasi

(31)

Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber lainnya harus didasarkan pada azaz manfaat. Suatu kegiatan yang mencakup paparan atau potensi paparan hanya disetujui jika kegiatan itu akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi individu atau masyarakat dibandingkan dengan kerugian atau bahaya yang timbul terhadap kesehatan.

(32)

Dosis ekivalen yang diterima pekerja radiasi atau

masyarakat tidak boleh melalmpaui Nilai Batas

Dosis (NBD) yang telah ditetapkan. Batas

dosis bagi pekerja radiasi dimaksudkan untuk

mencegah munculnya efek deterministik (non

stokastik) dan mengurangi peluang terjadinya

efek stokastik.

(33)

Semua penyinaran harus diusahakan serendah-rendahnya (as low as reasonably achieveable - ALARA), dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus direncanakan dan sumber radiasi harus dirancang dan dioperasikan untuk menjamin agar paparan radiasi yang terjadi dapat ditekan serendah-rendahnya.

(34)

Cara mengurangi paparan radiasi untuk

pekerja:

1. Pengaturan waktu Paparan

2. Pengaturan Jarak dengan Sumber Radiasi

3. Penggunaan Perisai Pelindung

(35)

• Seorang pekerja radiasi yg berada di dalam

medan radiasi akan menerima dosis radiasi yg

besarnya sebanding dengan lamanya pekerja

tersebut bearada di dalam medan radiasi.

• Dosis radiasi yg diterima oleh pekerja selama

berada di dalam medan radiasi dirumuskan :

1.Pengaturan Waktu

t D D   . radiasi medan dalam di berada seseorang lamanya t radiasi medan dalam serap dosis Laju D tubuh diterima yg akumulasi dosis D    

(36)

Contoh : seorang pekerja radiasi melakukan kerja

di medan radiasi dengan laju dosis 30

μGy/jam. Berapa dosis serap yg diterima jika

pekerja tersebut dapat menyelesaikan

pekerjaannya selama 15 menit.

Gy tubuh diterima yg serap dosis Jadi Gy D jam jam Gy D t D D    75 75 25 , 0 . / 30 .     

(37)

• Faktor jarak berkaitan erat dengan fluks () radiasi. Fluks radiasi adalah jumlah radiasi yg menembus luas permukaan (cm2) per satuan waktu (s)

• Fluks radiasi pada suatu titik akan berkurang berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik tsb dengan sumber radiasi.

• Laju dosis radiasi proporsional dengan fluks radiasi, sehingga laju dosis pada suatu titik juga berbanding terbalik dengan

kuadrat jarak titik tsb dengan sumber. Namun hanya berlaku pada sumber titik saja dan tidak ada absorbsi radiasi oleh medium.

(38)
(39)

Berdasarkan persamaan diatas maka jika jarak dijadikan dua kali lebih besar, maka laju dosisnya berkurang menjadi (1/2)2 atau

(1/4) kali semula, demikian pula jika jaraknya dirubah menjai 3 dan 4 kali semula, maka laju dosis radiasinya berkurang menjadi (1/3)2 atau (1/9) dan (1/4)2 atau 1/16 kali semula.

Sebaliknya jika jarak antara titik dengan sumber radiasi

diperpendek menjadi ½ kali semula, maka laju dosisnya akan bertambah menjadi 4 kali semula. Demikian pula jika jaraknya diubah menjadi 1/3 dan ¼ kali semula, maka laju dosisnya

(40)

• Diperlukan apabila melakukan penanganan sumber-sumber radiasi dengan aktivitas sangat tinggi (ber orde MBq atau Ci).

• Sifat dr bahan perisai harus mampu menyerap energi radiasi (sinar- dan neutron) atau melemahkan intensitas radiasi (utk sinar-X dan -).

• Perisai radiasi - secara kualitatif dan kuantitatif berbeda dengan perisai utk sinar- dan neutron.

• Mengingat sifat serap bahan perisai thd berbagai jenis dan energi radiasi berbeda-beda, jumlah dan jenis bahan penahan radiasi yg diperlukan bergantung pada jenis dan energi radiasi yg dipancarkan sumber.

(41)

• Karakteristik sinar- bahwa interaksi antara sinar-  dgn materi akan menyebabkan ionisasi materi, dimana dlm

proses ini terjadi penyerahan energi dr sinar-  kepada materi yg dilaluinya. Energi sinar-  terserap habis oleh medium yg dilaluinya.

• Jangkauan maksimum sinar- dalam suatu medium

bergantung energi sinar-  dan jenis medium yg dilaluinya. • Jenis bahan perisai dan energi sinar- perlu dijadikan bahan

pertimbangan dalam setiap perancangan perisai utk sinar- 

1. Perisai untuk sinar-

(42)
(43)

2. Perisai untuk radiasi elektromagnetik

• Interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan materi akan menyebakan pengurangan intensitas radiasi elektromagnetik, seperti yg ditunjukkan pada persamaan dibawah ini.

Laju dosis radiasi elektromagnetik berbanding lurus

dengan intensitas radiasinya sehingga dalam perisai radiasi elektromagnetik berlaku persamaan :

(44)
(45)

Pelemahan radiasi elektromagnetik scr kuantitatif hanya dapat dikurangi intensitasnya bila perisai untuk radiasi ini dipertebal. Kemampuan bahan perisai dlm menyerap radiasi

(46)

ORGANISASI PROTEKSI RADIASI

 Ada beberapa organisasi international yg

berkaitan dengan pengaturan masalah proteksi radiasi :

1.

IAEA

2.

ICRP

3.

ICRU

(47)

 Badan Tenaga Atom Internasional yg bernaung di

bawah PBB. Berdiri th 1956 dan merup. Badan khusus yg dibentuk & diberi wewenang utk

menerapkan standar2 keselamatan untuk proteksi radiasi dlm pelaksanaannya dan pemanfaatan

tenaga nuklir untuk maksud2 damai dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup bangsa2 di

seluruh dunia.

 IAEA mengeluarkan ketentuan kesehatan dan

keselamatan dlm publikasi safety series con. Safety series No.1 : Safe Handling of Radioisotops

(Vienna, 1962)

(48)

INTERNATIONAL COMMISSION ON RADIOLOGICAL PROTECTION (ICRP)

Komisi Internasional untuk Perlindungan Radiologi merp.

Org. independen dan tidak terikat oleh pihak atau negara

manapun dgn keanggotaannya bersifat perorangan yg terdiri dr para ahli dalam masalah keselamatan dan kesehatan

radiasi.

Didirikan oleh Konggres International Radiologi ke-2 th

1928 sgb Komisi International untuk Proteksi Terhadap Radium dan Sinar-X. th. 1950 berubah nama ICRP

 Memberikan rekomendasi mll pokok2 proteksi radiasi n

menyerahkan tanggungjawab penjabarannya kpd pemerintah setempat

 Publikasi : ICRP Report and Annals of the ICRP.

ICRP Report No.1 : Recommendation of the international

Commission on Radiological Protection (Pergamon Press, Oxford, 1959)

(49)

INTERNATIONAL COMMISSION ON

RADIOLOGICAL UNITS AND MEASUREMENTS (ICRU)

 Komisi International untuk satuan dan pengukuran

radiologi berdiri th 1925.

 Tujuan untuk mengembangkan rekomendasi

mengenai satuan dan pengukuran radiologi yg scr internasional dapat diterima, yaitu

1. Besaran dan satuan radiologi dan radioaktivitas 2. Prosedur yg tepat u pengukuran dan penerapan

besaran-besaran tsb dlm radiologi klinis dan radiobiologi

3. Data fisika yg diperlukan dlm penerapan prosedur tsb,

yg bila digunakan akan menjamin keseragaman dlm pelaporan.

(50)

• Publikasi ICRU Report No.33 : Radiation

Quantities and Units (Washinggton, D.C., 1980)

• Badan Nasional yang dibentuk oleh pemerintah RI berkaitan dengan pengaturan pemanfaatan dan

pengawasan tenaga nuklir :

1. BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional)

2. BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir)

(51)

Organisasi Proteksi radiasi

 Proteksi radiasi yg baik bergantung pada

organisasi proteksi radiasi yg efisien dan efektif. Sesuai dgn PP No.63 Tahun 2000 tentang

Keselamatan dan Kesehatan thd Pemanfaatan Radiasi Pengion.

Secara Operasional diatur dlm SK Bapeten

No.01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang Ketentuan

(52)

 Masalah Utama dlm pengawasan keselamatan radiasi adalah dalam penentuan nilai batas

dosis.

 Menurut ICRP dosis maksimum yg diterima seseorang adalah dosis yg diterima dalam

jangka waktu tertentu atau dosis yg berasal dr penyinaran intensif seketika, yg menurut

tingkat pengetahuan dewasa ini memberikan kemungkinan yg dpt diabaikan ttg terjadinya cacat somatik gawat atau cacat genetik.

(53)

Nilai Batas Dosis bukanlah merupakan batas

pemisah antara aman dan bahaya, tetapi jika nilai batas dosis itu sedikit saja terlampaui, maka

peristiwa itu mengindikasikan telah terjadinya suatu kekeliruan dalam pengendalian radiasi.

 Nilai Batas Dosis yang ditetapkan tidak berlaku untuk penyinaran dari radiasi alamiah dan

(54)

Dosis maksimum

yang diizinkan Tahun Keterangan

30 R/thn sinar-X 100 kV 70 R/thn sinar-X 200 kV

1925 Direkomendasikan oleh :

A. Mutscheller dan R.M. Sievert 0,2 R/hari atau 1 R/mggu 1934 Direkomendasikan oleh :

Komisi Internasional u/ Proteksi thd sinar-X dan radium

15 rem/thn atau 0,3 rem/mggu

1950 Direkomendasikan oleh ICRP

5 rem/thn atau 0,1

rem/mggu 1958 Direkomendasikan oleh ICRP

50 mSv/thn 1977 Direkomendasikan oleh ICRP dgn mengikuti prinsip ALARA

20 mSv/thn 1990 Direkomendasikan oleh ICRP Dirata-ratakan u 5 thn

(55)

Dosis maksimum

yang diizinkan Tahun Keterangan

30 mR/mggu 1952 Diusulkan oleh NCRP 500 mrem/thn atau 10

mrem/mggu

1958 Thn 1958 diusulkan o NCRP, thn 1959 diusulkan sbg dosis maksimum u

gonad atau seluruh tubuh 500 mrem/thn atau 3

mrem/mggu

1958 Diusulkan oleh ICRP sbg dosis rata-rata u gonad atau seluruh tubuh

5 rem/thn atau 0,1 rem/mggu

1958 Direkomendasikan oleh ICRP 100 mrem/thn atau 2

mrem/mggu

1959 Diusulkan oleh komite AdHoc ICRP 5 mSv/thn 1977 Direkomendasikan oleh ICRP dgn

mengikuti prinsip ALARA 1 mSv/thn 1990 Direkomendasikan oleh ICRP

(56)

Standar Keselamatan Radiasi menurut ICRP : 1. Penyinaran thd pekerja radiasi dewasa (>18 thn), dibagi lg menjadi penyinaran u/ wanita hamil dan pekerja radiasi lainnya.

2. Anggota masyarakat terdiri dr anggota masyarakat perorangan dan keseluruhan masyarakat

3. Penyinaran medik yaitu yg diperoleh dosis radiasi dgn sengaja yg diberikan oleh tenaga medik dan paramedik yg mampu.

(57)

 NBD yg berlaku di Indonesia dituangkan dlm SK Dirjen BATAN No. PN03/160/DJ/89 ttg

(58)

BAB II KELEMBAGAAN Pasal 3

1. Pemerintah membentuk Badan Pelaksana yg

berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden, yg bertugas melaksanakan

pemanfaatan tenaga nuklir

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Badan Pelaksana menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, penyelidikan

umum, eksplorasi dan eksploitasi bahan galian

nuklir, produksi bahan baku untuk pembuatan dan produksi bahan bakar nuklir, produksi radioisotop untuk keperluan penelitian dan pengembangan, dan pengelolaan limbah radioaktif.

(59)

Pasal 4

1. Pemerintah membentuk Badan Pengawas yang berada di bawah dan bertanggung jawab

langsung kepada presiden, yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Badan Pengawas

menyelenggarakan peraturan, perizinan dan inspeksi.

(60)

 Untuk tujuan pemonitoran dan pembatasan

penyinaran dibedakan 2 kategori pekerja radiasi 1. Kategori A u pekerja radiasi yg mungkin

menerima dosis sama dengan atau lebih dari 15 mSv (1500 mrem) per tahun.

2. Kategori B u pekerja radiasi yg mungkin

menerima dosis lebih kecil dari 15 mSv (1500 mrem) per tahun.

(61)

NBD untuk seluruh tubuh

 NBD utk penyinaran seluruh tubuh 50 mSv (5000 mrem) per tahun.

 NBD utk wanita dlm usia subur tidak lebih dr 13

mSv (1300 mrem) dlm jangka 13 minggu pd

abdomen dan tidak melebihi NBD u pekerja radiasi

 Wanita hamil 10 mSv (1000 mrem) pd janin, terhitung sejak dinyatakan mengandung hingga saat bayi lahir. Umumnya kondisi ini akan

tercapai bila pekerja radiasi tsb sesuai dalam kategori B.

(62)

NBD utk penyinaran lokal

 Batas dosis efektif adalah 500 mSv (50.000 mrem) dalam satu tahun.

 Dengan nilai batas dosis u/ organ ttt :

1. Lensa mata 150 mSv (15.000 mrem) setahun

2. Kulit 500 mSv (50.000 mrem) setahun

3. Tangan, lengan, kaki dan tungkai 500 mSv (50.000 mrem) setahun

(63)

NBD utk masyarakat umum

 Penyinaran seluruh tubuh 5 mSv (500 mrem) dlm setahun

 Penyinaran lokal batas dosis efektif 5 mSv (500 mrem) dlm setahun

 Batas dosis utk lensa mata 15 mSv (1500 mrem) dlm setahun

 Batas dosis utk kulit 50 mSv (5000 mrem) dlm setahun. Batas ini dirata-ratakan pd permukaan seluas 100 cm2

 Batas dosis u tangan, lengan, kaki dan tungkai 50 mSv (5000 mrem) dlm setahun

(64)

NBD utk magang dan siswa

 Yg berumur serendah-rendahnya 18 thn terpaksa menggunakan sbr radiasi adalah sama dengan

NBD pekerja radiasi

 Yg berumur 16 - 18 thn terpaksa menggunakan sbr radiasi adalah 0,3 NBD pekerja radiasi

 Yg berumur kurang dr 16 thn tetapi tidak menggunakan sbr radiasi adalah NBD sama dengan masyarakat umum. Apabila terkena

radiasi dosis yg diterima dlm sekali penyinaran tdk boleh melebihi 0,01 NBD anggota

masyarakat umum dan kontribusi dosis yg

diterima setahun tdk lebih dr 0,1 NBD anggota masyarakat umum

(65)

PETUGAS PROTEKSI RADIASI

PPR berkewajiban membantu Pengusaha Instalasi dlm melaksanakan tanggung

jawabannya dibidang proteksi radiasi

Tanggung Jawab PPR :

1. Memberikan instruksi teknis dan

administrasi baik scr lisan maupun tertulis kpd pekerja radiasi ttg keselamatan kerja yg baik, instruksi hrs mudah dimengerti dan dapat dilaksanakan

(66)

2. Mengambil tindakan u/ menjamin agar tingkat penyinaran serendah mungkin dan tidak pernah mencapai batas tertinggi yg berlaku serta

menjamin agar pengelolaan limbah radioaktif sesuai dgn ketentuan yg berlaku

3. Mencegah dilakukannya perubahan thd segala sesuatu sehingga dpt menimbulkan kecelakaan radiasi

4. Mencegah zat radioaktif jatuh ke tangan orang yg tidak berhak

(67)

5. Mencegah kehadiran orang yg tidak

berkepentingan ke dlm daerah pengendalian 6. Menyelenggarakan dokumentasi yg

berhubungan dgn Proteksi radiasi

7. Menyarankan pemeriksaan keehatan thd pekerja radiasi apabila diperlukan n melaksnakan

pemonitoran radiasi serta tindakan proteksi radiasi

8. Memberikan penjelasan dan menyediakan perlengkapan proteksi yg memadai kpd para pengunjung atau tamu apabia diperlukan.

(68)

PEKERJA RADIASI

• Semua pekerja radiasi ikut bertanggung jawab thd keselamatan radiasi di daerah kerjanya.

• Kewajiban pekerja radiasi :

1. Mengetahui, memahami & melaksanakan semua ketentuan keselamatan kerja radiasi

2. Memanfaatkan sebaik-baknya peralatan

keselamatan radiasi yg tersedia, bertindak hati-hati, serta bekerja scr aman u/ melindungi baik dirinya sendiri maupun pekerja lain

(69)

3. Melaporkan setiap kejadian kecelakaan bagaimanapun kecilnya kepada PPR

4. Melaporkan setiap gangguan kesehatan yg dirasakan, yg diduga akibat penyinaran lebih atau masuknya zat radioaktif ke dlm tubuh

(70)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis menunjukkan tokoh utama dalam cerita adalah Van Den Brand dengan tokoh tambahan Jeanne, Wiryo, Tuan Asisten, Orang-orang Melayu, Tuan Breuking, Kuli-kuli

l)cngan mcnggunal.an data-data dari lapangan antara lain schedule proyek. rencana anggaran b1aya. dan anahsa harga satuan maka dilakukan analisa TCTO sehingga

Supernatan yang diperoleh berwarna kuning dan residunya berwarna kuning muda, supernatan tersebut digunakan sebagai substrat, kemudian dilakukan uji pengurangan

Setelah user login, maka user dapat menggunakan fasilitas untuk analisis pestisida yang telah dibuat dengan implementasi algoritma CBR, yaitu dengan memilih gejalah

Level 2 is a Category 6 (1Gbps Ethernet Support) Outdoor Carrier Class Shielded Cable that is also capable of providing enhanced Category 5e performance.

Menimbang, bahwa maksud Pemohon konvensi akan mencerai talak isterinya dengan alasan perselisihan dan pertengkaran terus menerus, yang diakui Termohon konvensi hanya ada tuntutan

Target dan luaran pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kelurahan Kadipiro RW 19, Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta adalah memberikan edukasi mengenai