• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGGARAN DASAR KELOMPOK STUDI DAN PENELITIAN (KSP) PRINCIPIUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET PEMBUKAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANGGARAN DASAR KELOMPOK STUDI DAN PENELITIAN (KSP) PRINCIPIUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET PEMBUKAAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUKAAN

Mahasiswa sebagai inti kekuatan pemuda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa serta menjadi tulang punggung negara untuk melanjutkan pembangunan dan kepemimpinan negara. Oleh sebab itu, dibutuhkan upaya untuk mempersiapkan diri guna mewujudkan harapan tersebut. Perguruan Tinggi adalah lembaga pendidikan paripuna sebagai “kawah candradimuka” bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan zaman. Selain kegiatan akademis, sejatinya diperlukan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan dan menempa diri guna meningkatkan kualitas moral, intelektual, dedikasi, dan profesionalitas serta mewujudkan Tri Darma Perguruan Tinggi. Atas berkat rahmat Tuhan Yang Mahakuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, maka kami mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret menyatakan untuk menghimpun diri dalam suatu organisasi kemahasiswaan yang bergerak dalam kegiatan ilmiah.

BAB I

NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

Organisasi ini bernama Kelompok Studi dan Penelitian “Principium” yang selanjutnya disingkat KSP “Principium”.

Pasal 2

KSP “Principium” didirikan pada hari Rabu tanggal 12 Agustus 1992 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3

KSP “Principium” berkedudukan di Fakultas Hukum Univeristas Sebelas Maret. BAB II

ASAS, LANDASAN, DAN TUJUAN Pasal 4

KSP “Principium” berasaskan Pancasila. Pasal 5

KSP “Principium”: berlandaskan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KSP “Principium”.

(2)

Pasal 6

KSP “Principium” bertujuan untuk mewujudkan Tri Darma Perguruan Tinggi yang meliputi:

a. pendidikan; b. penelitian;dan

c. pengabdian masyarakat.

BAB III

STATUS, SIFAT, DAN IDENTITAS Pasal 7

KSP “Principium” berstatus sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa dan berkoordinasi dengan Keluarga Mahasiswa Fakultas Hukum Univeritas Sebelas Maret.

Pasal 8

(1) KSP “Principium” bersifat otonom dalam hal kegiatan dan kebijakan internal organisasi.

(2) KSP “Principium” bersifat semi otonom dalam hal kegiatan dan kebijakan eksternal organisasi yang membawa nama Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Pasal 9

KSP “Principium” beridentitaskan keilmuan, intelektualitas, profesionalitas, dan berprestasi.

BAB IV

FUNGSI DAN PERAN Pasal 10

KSP “Principium” berfungsi sebagai organisasi kemahasiswaan yang profesional untuk menyalurkan dan mengembangkan minat dan bakat di bidang penalaran maupun kegiatan ilmiah.

Pasal 11

KSP “Principium” berperan aktif sebagai motor penggerak kegiatan ilmiah di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret dan menciptakan iklim kondusif

(3)

yang memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan diri bercirikan identitas KSP “Principium”.

BAB V KEANGGOTAAN

Pasal 12

(1) Keanggotaan KSP “Principum” terdiri dari Anggota Biasa, Anggota Luar Biasa, dan Anggota Kehormatan.

(2) Keanggotaan KSP “Principium” memiliki syarat-syarat tertentu sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VI KEKUASAAN

Pasal 13

Kekuasaan tertinggi KSP “Principium” dipegang oleh Musyawarah Anggota.

BAB VII

STRUKTUR ORGANISASI Pasal 14

Kepemimpinan KSP “Principium” dipegang oleh Pengurus. Pasal 15

Fungsi pengawasan dan konsultasi KSP “Principium” dilaksanakan oleh Majelis Pertimbangan.

BAB VIII KOMITE KHUSUS

Pasal 16

Komite Khusus dibentuk dan ditetapkan untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas yang bersifat khusus berdasarkan kebijakan Pengurus KSP “Principium”.

(4)

BAB IX

HARTA KEKAYAAN Pasal 17

(1) Harta Kekayaan KSP “Principium” adalah seluruh harta benda yang didapat, dimiliki, dan dihasilkan secara sah, baik berupa uang maupun barang.

(2) Harta kekayaan KSP “Principium” diperoleh dari:

a. alokasi dana kegiatan kemahasiswaan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret;

b. iuran pengurus dan anggota; c. donatur;

d. sponsor;

e. usaha yang sah, halal, dan tidak mengikat; dan

f. sumber-sumber lain sepanjang tidak bertentangan dengan kesusilaan, ketertiban umum, dan hukum yang berlaku.

BAB X

PERUBAHAAN ANGGARAN DASAR Pasal 18

Perubahan dan/atau penetapan Anggaran Dasar KSP “Principium“ hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Anggota.

BAB XI PEMBUBARAN

Pasal 19

(1) Pembubaran KSP “Principium” hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Anggota.

(2) Keputusan pada ayat (1) dinyatakan sah apabila disetujui oleh seluruh peserta Musyawarah Anggota yang terdata.

BAB XII PENUTUP

Pasal 20

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar akan diatur kemudian dalam Anggaran Rumah Tangga.

(5)

(6)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Anggaran Rumah Tangga ini yang dimaksud dengan:

1. Anggota Biasa adalah mahasiswa strata satu Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret yang terdaftar sebagai Anggota KSP “Principium”.

2. Anggota Luar Biasa adalah Anggota Biasa yang telah menyelesaikan masa studi strata satu di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

3. Anggota Kehormatan adalah seseorang yang memperoleh penghargaan keanggotaan berdasarkan konstribusi diluar kemampuan KSP “Principium”. 4. Pengurus adalah Anggota Biasa KSP “Principium” yang melaksanakan mekanisme kerja dan bertanggung jawab mengelola organisasi KSP “Principium”.

5. Pimpinan adalah Ketua Umum dan Ketua Divisi.

6. Majelis Pertimbangan KSP “Principium” merupakan pengawas dan konsultan Pengurus.

7. Musyawarah Anggota adalah forum pengambilan keputusan tertinggi di tingkat organisasi KSP “Principium”.

8. Komite Khusus adalah sekumpulan anggota KSP “Principium” yang dibentuk dan ditetapkan berdasarkan kebijakan Pengurus untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas yang bersifat khusus dengan mempertimbangkan kebutuhan yang ada.

9. Formatur adalah Ketua Umum terpilih pada Musyawarah Anggota yang belum dilantik untuk membentuk kepengurusan.

10. Mede Formatur adalah peserta Musyawarah Anggota yang dipilih oleh Formatur untuk membantu pembentukan kepengurusan.

11. Pejabat yang berwenang adalah dekanat atau yang mewakili.

12. Rapat Pleno adalah forum evaluasi ditingkat kepengurusan yang terdiri dari sidang-sidang pleno serta dihadiri oleh Pengurus dan Majelis Pertimbangan yang diadakan dua kali dalam satu kali periode kepengurusan.

13. Rapat Pertimbangan adalah forum konsultasi yang terdiri dari satu sidang pertimbangan atau lebih yang dihadiri oleh setidak-tidaknya Ketua Divisi, Ketua Umum, dan Majelis Pertimbangan yang diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu Periode Kepengurusan.

14. Sidang merupakan bagian dari rapat yang membahas suatu permasalahan dan/atau hal khusus tertentu.

15. Ketetapan Organisasi adalah ketentuan yang dihasilkan dan ditetapkan dalam forum yang melibatkan Pengurus dan Majelis Pertimbangan sebagai bentuk pengaturan lebih lanjut dan/atau pelaksanaan ketentuan yang ada dalam Konstitusi KSP “Principium”.

(7)

16. Kebijakan Pengurus adalah ketentuan yang dihasilkan pada forum pengambilan keputusan tertinggi di tingkat kepengurusan.

17. Keputusan Pimpinan adalah ketentuan yang dihasilkan pada Rapat Pimpinan KSP “Principium”.

18. Visualisasi organisasi adalah pengungkapan suatu gagasan terhadap organisasi dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan, grafik, suara, benda, dan lain sebagainya sepanjang tidak bertentangan dengan Ketentuan Organisasi.

19. Hak Khusus adalah hak yang diberikan kepada anggota Komite Khusus KSP “Principium” melalui Kebijakan Pengurus sebagai bentuk kekhususan yang menunjang pelaksanaan tugas dan wewenang Komite Khusus.

20. Ketetapan Musyawarah Anggota adalah ketentuan yang dihasilkan dan ditetapkan pada Musywarah Anggota.

BAB II KEANGGOTAAN

Pasal 2

(1) Untuk menjadi Anggota Biasa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. mengikuti Rangkaian Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan KSP “Principium” yang kemudian dinyatakan lulus; dan

b. menyatakan kesediaan melalui sumpah atau janji Anggota Biasa dalam pelanikan Anggota Biasa KSP “Principium”.

(2) Untuk menjadi Anggota Luar Biasa harus memenuhi persyaratan pernah menjadi Anggota Biasa KSP “Principium”.

(3) Untuk menjadi Anggota Kehormatan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. bersikap dan bertingkah laku yang baik;

c. bukan merupakan Anggota Biasa maupun Anggota Luar Biasa;

d. memberikan kontribusi diluar kemampuan KSP “Principium” yang bermanfaat sesuai pertimbangan Pengurus;

e. dinyatakan layak berdasarkan ketetapan Musyawarah Anggota; dan f. menyatakan kesediaan melalui sumpah atau janji Anggota

Kehormatan dalam pelantikan untuk menjadi Anggota Kehormatan KSP “Principium”.

Pasal 3

Masa Keanggotaan KSP “Principium” berakhir apabila: a. meninggal dunia;

(8)

c. pindah studi dari Fakultas Hukum UNS; atau d. diberhentikan dari keanggotaan KSP “Principium”.

BAB III

HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA Bagian Kesatu

Hak Anggota Pasal 4

Anggota Biasa KSP “Principium” mempunyai hak untuk:

a. mengeluarkan pendapat dan/atau pertanyaan secara lisan maupun tulisan kepada Pengurus KSP “Principium”;

b. memilih dan dipilih;

c. mendapatkan Kartu Tanda Anggota;dan

d. mendapatkan penyaluran dan pengembangan potensi minat dan bakat di bidang penalaran maupun kegiatan ilmiah.

Pasal 5

Anggota Luar Biasa KSP “Principium” mempunyai hak untuk:

a. menanyakan kinerja dan memberikan saran kepada Pengurus KSP “Principium”;

b. memperoleh informasi yang berkaitan dengan KSP “Principium;dan

c. memberikan bantuan baik materiil maupun immateriil kepada KSP “Principium”.

Pasal 6

Anggota Kehormatan KSP “Principium” mempunyai hak untuk: a. mendapatkan Kartu Tanda Anggota Kehormatan;

b. memperoleh informasi yang berkaitan dengan KSP “Principium”;dan c. memberikan bantuan baik materiil maupun immateriil kepada KSP

“Principium”.

Bagian Kedua Kewajiban Anggota

Pasal 7

Anggota Biasa KSP “Principium” mempunyai kewajiban untuk: a. menjaga nama baik organisasi;

(9)

b. berpartisipasi akif dalam kegiatan yang berkaitan dengan KSP “Principium”;

c. menaati segala ketentuan yang telah ditetapkan;dan d. menjaga tali silaturahmi antar anggota KSP “Principium”.

Pasal 8

Anggota Luar Biasa KSP “Principium” mempunyai kewajiban untuk: a. menjaga nama baik organisasi;

b. memberikan informasi yang bermanfaat bagi KSP “Principium”; c. menaati segara ketentuan yang telah ditetapkan;dan

d. menjaga tali silaturahmi antar anggota KSP “Principium”.

Pasal 9

Anggota Kehormatan KSP “Principium” mempunyai kawajiban untuk: a. menjaga nama baik organisasi;

b. memberikan informasi yang bermanfaat bagi KSP “Principium”; c. menaati segala ketentuan yang telah ditetapkan;dan

d. menjaga tali silaturahmi antar anggota KSP “Principium”.

BAB IV KEPENGURUSAN

Bagian Kesatu Syarat dan Masa Jabatan

Pasal 10

Untuk menjadi Pengurus harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. merupakan Anggota Biasa KSP “Principium”;

b. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; c. mampu secara jasmani dan rohani;

d. bersikap dan bertingkah laku yang baik; dan

e. menyatakan kesediaan melalui sumpah atau janji Pengurus dalam pelantikan Pengurus KSP “Principium”.

Pasal 11

Masa jabatan Pengurus KSP “Principium” adalah satu periode kepengurusan. Bagian Kedua

(10)

Personalia Pasal 12

(1) Pengurus KSP “Principium” dibentuk oleh Formatur dan Mede Formatur terpilih.

(2) Formasi Pengurus KSP “Principium” terdiri dari Ketua Umum, Divisi Kesekretariatan, Divisi Kebendaharaan, Divisi Penelitian, Divisi Diskusi, Divisi Pengembangan Potensi Anggota, dan Divisi Hubungan Masyarakat.

Pasal 13

Pengurus KSP “Principium” disahkan dan dilantik oleh Pejabat yang berwenang di Fakultas Hukum UNS.

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang

Pasal 14 Tugas Pengurus KSP “Principium”:

a. melaksanakan keputusan Musyawarah Anggota KSP “Principium”; b. mengelola, menjaga dan mengembangkan KSP “Principium”;

c. menyampaikan Laporan Kerja Kepengurusan dua kali dalam satu periode kepengurusan kepada Ketua Umum melalui Sidang Pleno; dan d. mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas kerjanya kepada anggota

dalam Musyawarah Anggota KSP “Principium”. Pasal 15

Wewenang Pengurus KSP “Principium”:

a. melakukan skorsing maupun pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan;

b. membentuk dan menetapkan Komite Khusus; dan

c. membuat dan/atau menetapkan ketentuan yang belum diatur sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Bagian Keempat Hak dan Kewajiban

(11)

Hak Pengurus sesuai dengan hak Anggota Biasa KSP “Principium” sejalan dengan tugas dan wewenangnya selama tidak bertentangan dengan ketentuan organisasi KSP “Principium”.

Pasal 17

Kewajiban Pengurus sesuai dengan kewajiban Anggota Biasa KSP “Principium” yang ditetapkan sejalan dengan tugas dan wewenang selama tidak bertentangan dengan ketentuan organisasi KSP “Principium”.

BAB V

MAJELIS PERTIMBANGAN Bagian Kesatu

Syarat dan Masa Jabatan Pasal 18

Untuk menjadi Majelis Pertimbangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. pernah menjadi Pengurus KSP “Principium” dalam dua periode kepengurusan;

b. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; c. mampu secara jasmani dan rohani;

d. bersikap dan bertingkah laku yang baik;

e. ketika dipilih masih berstatus sebagai mahasiswa strata satu FH UNS;dan

f. menyatakan kesediaan melalui sumpah atau janji Mejelis Pertimbangan dalam pelantikan untuk menjadi anggota Majelis Pertimbangan KSP “Principium”.

Pasal 19

Masa jabatan Majelis Pertimbangan KSP “Principium” adalah sesuai dengan masa jabatan Pengurus.

Bagian Kedua Personalia

(12)

Majelis Pertimbangan KSP “Principium” dikoordinasikan oleh seorang koordinator dari Anggota Majelis Pertimbangan yang dipilih dan ditetapkan melalui Rapat Pertimbangan.

Pasal 21

(1) Anggota Majelis Pertimbangan KSP “Principium” adalah Anggota Biasa yang dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Anggota KSP “Principium”.

(2) Jumlah Anggota Majelis Pertimbangan KSP “Principium” adalah sekurang-kurangnya tiga (3) orang dan paling banyak sembilan (9) orang yang diajukan dalam Musyawarah Anggota KSP “Principium”.

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang

Pasal 22

Tugas Majelis Pertimbangan KSP “Principium” adalah:

a. mengawasi perencanaan dan pelaksanaan kebijakan organisasi yang dijalankan Pengurus;

b. memberikan nasihat atau pertimbangan dalam menjalankan fungsi konsultasi kepada Pengurus;

c. memberikan pandangan umum pada Rapat Pleno; dan

d. menyampaikan hasil pengawasan dan konsultasi melalui Musyawarah Anggota KSP “Principium”.

Pasal 23

Wewenang Majelis Pertimbangan KSP “Principium”:

a. memberikan teguran baik secara lisan maupun tertulis kepada Pengurus apabila melakukan pelanggaran terhadap ketentuan organisasi KSP “Principium”;

b. mengajukan diadakannya Musyawarah Anggota Istimewa KSP “Principium” dengan persetujuan lebih dari 1/5 (satu per lima) jumlah Anggota Biasa; dan

c. memberikan penilaian atas kesesuaian ketentuan organisasi dengan Konstitusi KSP “Principium” melalui Rapat Pertimbangan.

(13)

BAB VI

SKORSING DAN PEMBERHENTIAN TETAP

Pasal 24

(1) Anggota dan/atau Pengurus KSP “Principium” dapat diskors dan/atau diberhentikan tetap apabila:

a. melanggar ketentuan organisasi KSP “Principium” yang telah ditetapkan dan/atau diputuskan; dan

b. merugikan dan/atau mencemarkan nama baik KSP “Principium”.

(2) Anggota dan/atau Pengurus KSP “Principium” yang diskors dan/atau diberhentikan tetap mempunyai hak untuk melakukan pembelaan dalam Rapat Pertimbangan.

Pasal 25

(1) Tata cara skorsing adalah melalui Surat Peringatan yang dikeluarkan oleh Pengurus sebanyak dua kali dan apabila tidak diperdulikan akan dilanjutkan dengan skorsing.

(2) a. apabila ayat (1) telah dilaksanakan dan tidak ada Iktikad baik, dapat langsung diberhentikan dengan Surat Keputusan pimpinan;

b. dalam keadaan memaksa, dapat langsung diberhentikan melalui Surat Keputusan Pimpinan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan ketentuan organisasi KSP “Principium”.

BAB VII

MUSYAWARAH ANGGOTA Bagian Kesatu

Penyelenggaraan Pasal 26

Penanggungjawab Musyawarah Anggota adalah Pengurus KSP “Principium”. Pasal 27

Musyawarah Anggota KSP “Principium” diadakan sekali dalam satu periode kepengurusan.

(14)

Dalam keadaan memaksa, dengan persetujuan lebih dari 1/5 (satu per lima) jumlah Anggota Biasa dapat dilakukan penyimpangan terhadap ketentuan dalam Pasal 27 yang selanjutnya disebut Musyawarah Istimewa KSP “Principium”.

Bagian Kedua

Kekuasaan dan Wewenang Pasal 29

Musyawarah Anggota KSP “Principium” mempunyai kekuasaan dan wewenang: a. mengevaluasi dan memutuskan untuk menerima, menerima dengan

revisi, atau menolak Laporan Pertangggungjawaban Pengurus;

b. menentukan keputusan bentuk hasil penolakan laporan pertanggungjawaban pengurus;

c. mengubah dan/atau menetapkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Garis Besar Haluan Program Kerja, Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja, Kurikulum Pembinaan Anggota KSP “Principium”, dan Rekomendasi;

d. memilih dan menteapkan Formatur dan Mede Formatur; e. memilih dan menetapkan anggota Majelis Pertimbangan; f. menentukan dan menetapkan Anggota Kehormatan; dan/atau

g. menyusun dan mengesahkan hal-hal lain yang belum diatur Konstitusi yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan KSP “Principium”.

Bagian Ketiga Legalitas

Pasal 30

Peserta Musyawarah Anggota adalah Anggota Biasa, Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan KPS “Principium”.

Pasal 31

(1) Musyawarah Anggota KSP “Principium” dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari ½ (satu perdua) jumlah Anggota Biasa;

(2) Apabila ketentuan ayat (1) tidak terpenuhi, maka pelaksanaannya ditunda 2x10 menit, dengan upaya maksimal untuk menghadirkan peserta dan setelah itu dinyatakan sah.

(15)

BAB VIII KOMITE KHUSUS

Pasal 32

Komite Khusus dibentuk dan ditetapkan berdasarkan kebijakan Pengurus dengan sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) orang.

Pasal 33

(1) Komite Khusus mempunyai tugas dan wewenang yang bersifat khusus dengan mempertimbangkan kebutuhan yang ada berdasarkan Ketetapan Organisasi.

(2) Komite Khusus mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas komite dalam Musyawarah Anggota KSP “Principium”; dan

(3) Anggota Komite Khusus dapat memperoleh hak khusus yang diatur berdasarkan Kebijakan Pengurus.

Pasal 34

Masa jabatan Komite Khusus adalah berdasarkan Ketetapan Organisasi. BAB IX

HARTA KEKAYAAN Pasal 35

Pengelolaan harta kekayaan ditetapkan dan dilaksanakan oleh Pengurus KSP “Principium”.

BAB X

MARS, LAMBANG, DAN ATRIBUT Pasal 36

(1) Mars,lambang, dan atribut KSP “Principium”dibentuk oleh Komite Khusus. (2) Mars,lambang, dan atribut KSP “Principium”ditetapkan oleh Musyawarah

Anggota KSP “Principium”.

(16)

(1) Lambang KSP “Principium” berbentuk lingkaran yang terbentuk dari dua pita bertuliskan KELOMPOK STUDI DAN PENELITIAN pada pita bagian atas dan PRINCIPIUM pada pita bagian bawah, tengah lingkaran tertulis KSP yang dibawahnya terdapat roket mengarah ke pita bawah dengan memiliki tiga helai bulu di setiap sisi kanan dan sisi kiri roket dan obor ditengah roket.

(2) Penjelasan mengenai lambang KSP “Principium’ diatur lebih lanjut dalam Ketetapan Organisasi.

Pasal 38

(1) Kedua pita yang merangkai berbentuk lingkaran mewujudkan lambang berkesinambungan.

(2) Pita sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki tulisan terpisah namun menjadi satu kesatuan yakni KELOMPOK STUDI DAN PENELITIAN PRINCIPIUM mewujudkan bahwa KSP “Principium” bergerak dibidang ilmiah yang mendasar.

(3) Tulisan PRINCIPIUM memiliki arti landasan dan/atau mendasar.

(4) Tulisan KSP merupakan singkatan dari KELOMPOK STUDI DAN PENELITIAN.

Pasal 39

(1) Roket mengarah pada pita bertuliskan PRINCIPIUM mewujudkan suatu pergerakan yang memiliki landasan.

(2) Enam helai bulu pada roket mewujudkan lambang enam penopang organisasi yang terdiri dari enam divisi.

(3) Obor ditengah roket mewujudkan lambang semangat yang tidak kunjung padam.

Pasal 40 (1) Atribut KSP “Principium” berupa:

a. kemeja KSP “Principium”; b. jaket KSP “Principium”; dan c. lencana KSP “Principium”.

(2) Penjelasan mengenai atribut KSP “Principium” diatur lebih lanjut dalam Ketetapan Organisasi.

(17)

Pengurus KSP “Principium” dalam satu periode kepengurusan dapat mengembangkan visualisasi Organisasi KSP “Principium” sepanjang tidak bertentangan dengan Ketentuan Organisasi.

BAB XI

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 42

Perubahan dan/atau penetapan Anggaran Rumah Tangga KSP “Principium” hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Anggota.

BAB XII PENUTUP

Pasal 43

(1) Setiap Anggota KSP “Principium” dianggap mengetahui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga setelah ditetapkan.

(2) Setiap Anggota KSP “Principium” wajib menaati isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

(18)

I. PENDAHULUAN

Suatu organisasi memerlukan struktur organisasi dan mekanisme kerja. Struktur organisasi menunjukkan identitas organisasi dan merupakan suatu alat yang dijadikan pedoman untuk mempermudah kinerja organisasi dalam menjalankan mekanisme kerja. Mekanisme kerja diperlukan sebagai kaidah organisasi dalam menjalankan fungsi untuk mencapai tujuan organisasi. Mekanisme kerja ini mencakup prinsip-prinsip manajemen organisasi yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Struktur organisasi dan mekanisme kerja merupakan pedoman untuk menciptakan sistem manajemen administrasi dan organisasi yang efektif, sehingga memberikan arah yang jelas dalam pelaksanaan organisasi.

II. STRUKTUR ORGANISASI

Adapun struktur organisasi KSP “Principium” adalah sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI Majelis Pertimbangan Anggota Ketua Umum DIVISI Kebendaha raan Kadiv Sub Divisi* +++++++ Staff DIVISI Kesekretria tan Kadiv Sub Divisi* ++++++ Staff DIVISI Penelitian Kadiv Sub Divisi* +++++ Staff DIVISI Diskusi Kadiv Sub Divisi* ++++++ Staff DIVISI PPA Kadiv Sub Divisi* ++++++ Staff DIVISI Humas Kadiv Sub Divisi* ++++++ Staff

(19)

KETERANGAN :

Hubungan koordinatif Hubungan konsultatif +++++++++++++++ Pembagian Fungsi Kerja

*Pembentukan Sub Divisi berdasarkan kebijakan Ketua Divisi

III. MEKANISME KERJA

Mekanisme kerja organisasi merupakan langkah strategis dan taktis dalam melaksanakan program kerja oleh pengurus, melalui forum konsultasi, forum pengambilan keputusan, dan forum evaluasi organisasi. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut :

A. Ketentuan Umum

1. Ketua Umum

a. Bertanggung jawab atas segala aktivitas dan kebijakan organisasi secara keseluruhan, baik ke dalam maupun ke luar.

b. Memimpin, mengkoordinasi, mengawasi, dan mengevaluasi pengurus dalam menjalankan program kerja.

c. Mempertanggungjawabkan segala aktivitas dan kebijakan

organisasi pada akhir periode kepengurusan dalam Musyawarah Anggota KSP “Principium”.

d. Apabila Ketua Umum berhalangan hadir sementara waktu akan diganti oleh salah satu ketua divisi yang ditetapkan dalam rapat pimpinan.

2. Divisi

Merupakan bagian dari organisasi KSP “Principium” yang terdiri atas Divisi Kesekretariatan, Divisi Kebendaharaan, Divisi Penelitian, Divisi Diskusi, Divisi Pengembangan Potensi Anggota (PPA), dan Divisi Hubungan Masyarakat (Humas).

3. Ketua Divisi

a. Bertanggung jawab atas staff dan/atau sub divisi serta seluruh

aktivitas pada divisi masing-masing.

b. Mempertanggungjawabkan kinerja sub divisi dan staffnya serta

seluruh aktivitas divisi masing-masing kepada Ketua Umum dalam Sidang Pleno.

c. Mengoptimalkan kinerja divisi masing-masing.

4. Sub Divisi

a. Merupakan bentuk pembagian fungsi kerja bagi staff dari ketua

divisi yang dikoordinir oleh koordinator sub divisi

b. Sub divisi dapat dibentuk berdasarkan kebijakan ketua divisi

(20)

c. Koordinator sub divisi dipilih berdasarkan kebijakan ketua divisi melalui keputusan divisi

5. Staff Divisi

a. Membantu Ketua Divisi menjalankan tugas-tugas divisi.

b. Mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas divisinya kepada

Ketua Umum melalui Ketua Divisi dalam Sidang Pleno.

B. Forum Konsultasi

Rapat pertimbangan adalah forum konsultasi yang terdiri dari satu atau lebih sidang pertimbangan yang dihadiri oleh setidak-tidaknya Ketua Divisi, Ketua Umum, dan Majelis Pertimbangan yang diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu periode kepengurusan.

Fungsi dan wewenang :

a. Memilih koordinator Majelis Pertimbangan.

b. Memberikan penilaian atas kesesuaian ketentuan organisasi dengan

konstitusi KSP “Principium” (Pasal 23 huruf C)

c. Sebagai forum untuk melakukan pembelaan anggota dan/atau

pengurus KSP “Principium” yang diskors dan/atau diberhentikan (Pasal 24 ayat (2))

C. Forum Pengambilan Keputusan

1. Musyawarah Anggota

Musyawarah Anggota adalah forum pengambilan keputusan tertinggi di tingkat organisasi, dihadiri oleh seluruh anggota KSP

“Principium” yang diadakan satu kali dalam satu periode kepengurusan. Fungsi dan wewenang :

a. mengevaluasi dan memutuskan untuk menerima atau menolak Laporan Pertanggungjawaban Pengurus;

b. mengubah dan/atau menetapkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Garis Besar Haluan Program Kerja, Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja, Kurikulum Pembinaan Anggota KSP “Principium”, dan Rekomendasi;

c. memilih dan menetapkan Formatur dan Mede Formatur; d. memilih dan menetapkan anggota Majelis Pertimbangan; e. menentukan dan menetapkan Anggota Kehormatan; dan f. menyusun dan mengesahkan hal-hal lain yang belum diatur

Konstitusi yang dianggap perlu untuk kemajuan KSP “Principium”. menyusun dan mengesahkan hal-hal lain yang belum diatur

Konstitusi yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan KSP “Principium”.

2. Rapat Kerja

Rapat Kerja adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh pengurus dan Majelis Pertimbangan yang diadakan satu kali di awal kepengurusan dalam satu periode.

Fungsi dan wewenang :

(21)

b. menetapkan anggaran dan waktu pelaksanaan program kerja.

c. menyusun dan menetapkan Ketetapan Organisasi

3. Rapat Harian Lengkap

Rapat Harian Lengkap adalah forum pengambilan keputusan tertinggi di tingkat kepengurusan, dihadiri oleh seluruh pengurus yang diadakan minimal dua kali dalam satu periode kepengurusan.

Fungsi dan wewenang:

a. membuat kebijakan pengurus.

b. melakukan kontrol pelaksanaan program kerja dan kondisi

keaparatan. 4. Rapat Pimpinan

Rapat Pimpinan adalah rapat yang dihadiri oleh Ketua Umum dan seluruh Ketua Divisi.

Fungsi dan wewenang:

a. membahas permasalahan yang bersifat strategis dan/atau mendesak

dalam organisasi.

b. menetapkan pejabat sementara.

c. melakukan kontrol kinerja minimal satu bulan sekali selama periode

kepengurusan.

d. menetapkan Surat Keputusan Pimpinan

5. Rapat Divisi

Rapat Divisi adalah rapat yang dihadiri oleh Ketua Divisi dan Staff Divisi.

Fungsi dan wewenang:

a. menetapkan kebijakan strategis dan/atau praktis divisi.

b. melakukan kontrol pelaksanaan program kerja dan kondisi keaparatan dalam divisi.

c. menetapkan Surat Keputusan Divisi. D. Forum Evaluasi Organisasi

Rapat Pleno adalah forum evaluasi di tingkat kepengurusan yang terdiri dari sidang-sidang pleno serta dihadiri oleh Pengurus dan Majelis Pertimbangan yang diadakan dua kali dalam satu kali periode kepengurusan

Fungsi dan wewenang:

a. sebagai forum pertanggungjawaban masing-masing Ketua Divisi kepada Ketua Umum.

(22)

IV. TATA URUTAN KETENTUAN ORGANISASI KSP “Principium”

Untuk mewujudkan kepastian hukum dalam menjalankan mekanisme kerja suatu organisasi, maka diperlukan adanya Tata Urutan ketentuan organisasi. Atas dasar tersebut, maka disusunlah Tata Urutan ketentuan organisasi KSP “Principium” sebagai berikut :

1. Konstitusi KSP “Principium” 2. Ketetapan Organisasi

3. Keputusan Rapat Kerja

4. Keputusan Kebijakan Pengurus 5. Keputusan Pimpinan

6. Keputusan Divisi

Segala ketentuan organisasi KSP “Principium” yang telah dijelaskan diatas merupakan hasil dari forum pengambilan keputusan didalam KSP “Principium”

(23)

A. DIVISI KESEKRETARIATAN

1. Membantu Ketua Umum dan semua divisi dalam mengkoordinasikan setiap kegiatan KSP “Principium”.

2. Melaksanakan, mengelola, dan mensosialisasikan sistem administrasi organisasi dengan tertib.

3. Mengoptimalkan komunikasi terpadu dalam kepengurusan KSP “Principium”. 4. Mengoptimalkan fungsi sekretariat sebagai pusat kegiatan.

5. Mengkoordinasikan ketertiban, kerapian, dan kebersihan sekretariat.

B. DIVISI KEBENDAHARAAN

1. Membuat, mengelola, dan melaksanakan sistem administrasi keuangan organisasi dengan tertib dan bertanggung jawab.

2. Mengoptimalkan usaha penggalian dana mandiri untuk keuangan organisasi.

3. Mendayagunakan keuangan organisasi untuk melaksanakan program kerja dan kebutuhan KSP “Principium”.

C. DIVISI PENELITIAN

1. Meningkatkan minat dan kemampuan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas

Maret pada umumnya dan anggota KSP “Principium” pada khususnya dalam bidang penelitian melalui pemberian motivasi dan pembinaan terpadu.

2. Merencanakan, mengoordinasikan, dan mengevalusi setiap keikutsertaan kegiatan penelitian karya ilmiah bagi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret pada umumnya dan anggota KSP “Principium” pada khususnya

3. Mengumpulkan, menyusun, dan mengelola hasil penelitian karya ilmiah anggota KSP “Principium” dalam satu database.

4. Menciptakan iklim ilmiah dan kompetitif bagi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

D. DIVISI DISKUSI

1. Mengadakan dan mengoptimalkan kegiatan guna menciptakan iklim diskusi ilmiah dibidang hukum.

2. Meningkatkan wacana intelektual mahasiswa pada umumnya dan anggota KSP ”Principium” pada khususnya.

(24)

3. Mengelola dan menindaklanjuti hasil diskusi secara sistematis.

E. DIVISI PENGEMBANGAN POTENSI ANGGOTA (PPA)

1. Mengadakan kegiatan guna melaksanakan regenerasi organisasi KSP “Principium”.

2. Melaksanakan pengembangan, pembinaan dan pengawasan potensi anggota secara terpadu

serta berkelanjutan berdasarkan kurikulum pembinaan bagi anggota biasa

KSP ”Principium”.

3. Melaksanakan pengolahan data dan pemetaan anggota KSP ”Principium”.

4. Melaksanakan kegiatan guna menumbuhkan rasa kekeluargaan antar anggota KSP ”Principium”.

5. Mengoptimalkan komunikasi antar anggota KSP ”Principium”.

F. DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT (HUMAS)

1. Membangun dan mengoptimalkan kerjasama, pengumpulan data, komunikasi, serta sosialisasi dengan pihak internal maupun eksternal Universitas Sebelas Maret.

2. Mengoptimalkan pengelolaan media sosialisasi KSP “Principium” dengan efektif dan efisien.

(25)

BAB I Pendahuluan

Kelompok Studi dan Penelitian “Principium” sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa yang bersifat otonom dalam hal kegiatan dan kebijakan intern organisasi dapat melakukan segala upaya dalam rangka pengembangan potensi diri melalui peningkatan intelektualitas dan profesionalitas. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sistem pembinaan sebagai tolak ukur, yaitu dengan mengadakan kurikulum pembinaan. Kurikulum pembinaan ini berisi mengenai hal-hal yang harus dipenuhi anggota biasa untuk mencapai tingkatan (grade) tertentu dengan menerapkan save point system. Save point system adalah sistem berkelanjutan untuk mengetahui pencapaian tingkatan (grade) tertentu masing-masing anggota biasa.

BAB II KERANGKA KERJA A. Tingkatan (grade) Advance 601 s/d 1000 Master ≥ 1001 Intermediate 201 s/d 600 Basic Skill 5 s/d 200

(26)

B. Kredit Poin

No. Aspek Poin

1. Rangkaian diklat KSP “Principium” 5

2. Kepanitiaan

a. Penanggung Jawab b. Steering Committee

13 12 c. Ketua Panitia / Organizing Committee 10 d. Koordinator Kepanitiaan

e. Sub Koordinator Kepanitiaan

7 6 f. Staff 5 3. Presensi Kegiatan a. Rapat Kepanitiaan 3 b. Hari Pelaksanaan 5

4. Presensi Forum Pengambilan Keputusan dan

Sidang 2 5. Kompetisi a. Partisipasi 8 10 12 14

(27)

b. Lolos 15 25 35 45 c. Juara o Juara I 29 o Juara II 26 o Juara III 23

o Di bawah Juara III atau

Kategori Lain 20

o Juara I 39

o Juara II 36

o Juara III 33

o Di bawah Juara III atau

Kategori Lain 30

o Juara I 49

(28)

o Juara III 43

o Di bawah Juara III atau

Kategori Lain 40

o Juara I 59

o Juara II 56

o Juara III 53

o Di bawah Juara III atau

Kategori Lain 50

6. Penulisan Jurnal 10

7. Pembicara atau Moderator

a. Lokal 15

b. Regional 30

c. Nasional 50

d. Internasional 75

8. Training dan Workshop

a. Lokal 10

b. Regional 15

c. Nasional 20

d. Internasional 30

(29)

a. Ketua Umum 50

b. Kadiv

c. Koordinator Sub Divisi

35 25

d. Staff 20

Penjelasan:

1. Mengikuti rangkaian kegiatan dari screening hingga pascadiklat dan dilantik menjadi anggota KSP “Principium”.

2. Kepanitian dalam program kerja atau kegiatan yang melibatkan setidak-tidaknya seluruh pengurus dan/atau anggota KSP “Principium”.

3. a. Berlaku kumulatif. b. Berlaku kumulatif. 4. Berlaku kumulatif.

5. Kompetisi yang bersifat akademis dan non akademis poin berlaku kumulatif.

6. Penulisan dalam Jurnal yang terverifikasi dan standar ISSN. 7. Untuk semua bidang.

8. Berkaitan dengan KSP “Principium”. 9. Dalam satu periode kepengurusan.

C. Penghargaan Baret bagi

• Master : 4 Baret berwarna Biru • Advance : 3 Baret berwarna Biru • Intermediate : 2 Baret berwarna Biru

(30)

• Basic Skill : 1 Baret berwarna Biru

(31)

REKOMENDASI

1. Mengadakan sosialisasi dan pemahaman terhadap konstitusi KSP “Principium” bagi anggota dan pengurus di awal kepengurusan dan setelah pelantikan anggota baru.

2. Mengoptimalkan pengelolaan dan pendayagunaan fasilitas sekretariat melalui tertib administrasi.

3. Menindaklanjuti kegiatan inventarisasi dan menindaklanjuti benda yang hilang.

4. Mengoptimalkan matrikulasi dan relevansi program kerja melalui sinkronisasi program kerja.

5. Meningkatkan kuantitas rapat harian lengkap untuk mengoptimalkan kondisi keaparatan dan program kerja.

6. Mengoptimalkan fungsi kontrol baik persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi guna meningkatkan kualitas dan kinerja setiap program kerja

7. Mengoptimalkan penggalian dana mandiri untuk menunjang program kerja KSP “Principium”.

8. Mengoptimalkan penarikan kas dan meningkatkan kesadaran membayar kas bagi pengurus dan Majelis Pertimbangan.

9. Mewajibkan pembayaran dana hasil lomba kepada KSP “Principium” untuk setiap individu anggota KSP “Principium” yang menjuarai perlombaan dan tidak ditentukan besaran persenannya.

10. Memperluas media dan relasi dalam skala lokal, regional, nasional, dan internasional.

11. Mengoptimalkan kegiatan diskusi di lingkungan keluarga mahasiswa Fakultas Hukum pada khususnya dan mahasiswa Universitas Sebelas Maret pada umumnya untuk meningkatkan kompetensi verbal dan memperluas wawasan dalam pengetahuan hukum dan ilmiah.

(32)

12. Mengoptimalkan pemetaan anggota melalui pola kaderisasi dan standardisasi anggota KSP “Principium” sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.

13. Melakukan review dan perbaikan terhadap modul model KSP “Principium” untuk memperoleh ISBN.

14. Mengoptimalkan iklim ilmiah melalui sosialisasi dan pembinaan yang terpadu dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produk ilmiah bagi anggota KSP “Principium” dan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret dalam segi prioritas.

15. Menjaga dan meningkatkan loyalitas dan komitmen serta menumbuhkan rasa kekeluargaan antar anggota, pengurus, dan Majelis Pertimbangan KSP “Principium”.

16. Memberikan apresiasi kepada pengurus maupun anggota yang aktif dan produktif sesuai dengan kurikulum pembinaan.

17. Mempersiapkan Pekan Hukum Nasional (PHN) pada tahun 2017 sebagai agenda dwi tahunan.

18. Meningkatkan budaya in time dalam setiap kegiatan KSP “Principium” dan budaya on time untuk setiap pelaksanaan acara kegiatan KSP “Principium”

19. Dalam pengembangan website KSP “Principium” dan electronic journal jurnal retrieval dilaksanakan secara efektif dan optimal.

20. Menjaga dan mempererat hubungan kekeluargaan dan solidaritas antar seluruh anggota KSP “Principium”.

21. Meningkatkan minat baca untuk anggota KSP “Principium” di dalam sekre KSP “Principium”

22. Meningkatkan intensitas juara dalam setiap lomba untuk anggota KSP “Principium”

23. Membentuk komite khusus dengan tugas:

a. Melakukan pendataan terhadap anggota luar biasa KSP “Principium” sebelum Tahun 2010.

(33)

b. Mengkaji format acara Musyawarah Anggota (MUSANG).

c. Mengkaji sinkronisasi isi konstitusi dengan kebutuhan KSP “Principium”.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis struktur bertujuan untuk menentukan jenis struktur yang akan digunakan pada Manga Kissa dengan mempertimbangkan kondisi lahan pada bangunan, bahan material yang

Dengan melalui pengembangan media informasi kedalam website , karakter kartun Benny dharapkan bisa memberikan wawasan mengenai citra dari karakter kartun Benny melalu

Timbul dua pandangan yang berbeda mengenai pengaruh pemberian jasa akuntansi terhadap independensi akuntan publik. Pandangan pertama berpendapat bahwa pemberian jasa

Namun demikian, sebagai konsep kitsch itu sendiri sebagai satu estetika postmodern yang merupakan wujud dari aksi menurunkan derajat budaya tinggi dan

Hipotesis pertama: Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan berpengaruh positif terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak.

Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV TBBM Rewulu Migas Distribusi Daerah Istimewa Yogyakarta Kabupaten Bantul.. Aneka Tambang (Persero),

bahwa dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Potensi siswa SMA Negeri 1 Pengasih tergolong sedang. Meskipun input siswa di sekolah ini cenderung sedang, tetapi outputnya cenderung bisa bersaing dengan sekolah-