• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kurikulum KTSP 2006 dan Kurikulum 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kurikulum KTSP 2006 dan Kurikulum 2013"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Kurikulum KTSP 2006 dan Kurikulum 2013

Pada hari kamis, tanggal 10 September 2015 pertemuan ke- 4 mata kuliah Wawasan Pendidikan di ruang H3.113 gedung Pascasarjana. Perkuliahan pertemuan ke- 4 mengkaji materi Kurikulum KTSP 2006 dan Kurikulum 2013 yang dipresentasikan oleh Diana Herawati dan Jirana dengan dosen pembina Prof. Dra. Herawati susilo, M.Sc., Ph.D. dan Dr. Hadi Suwono, M.Si. melalui media slide powerpoint.

Materi Kurikulum KTSP 2006 dan Kurikulum 2013 yang disampaikan dimulai dari Bab I Pendahuluan, Bab II Pembahasan, dan Bab III Kesimpulan dan Saran. Bab I Pendahuluan mengkaji latar belakang yaitu Kurikulum seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Paradigma kurikulum dibagi menjadi 2 yaitu pandangan lama dan pandangan baru. Pandangan lama antara lain mengajarkan pengalaman guru, mengembangkan kognitif dan psikomotori, dan sumber bahan belajar hanya buku, sedangkan pandangan baru antara lain mengajarkan minat dan kebutuhan siswa, mengembangkan semua aspek, dan sumber bahan belajar banyak. Rumusan masalah yang dikaji sebagai berikut:

1) Apa yang dimaksud KTSP dan kurikulum 2013? 2) Bagaimana KTSP dan Kurikulum 2013?

3) Bagaimana perbedaan mendasar KTSP dan Kurikulum 2013 ? 4) Apa kelemahan dan kelebihan KTSP dan Kurikulum 2013?

5) Bagaimana pemecahan masalah dalam KTSP dan Kurikulum 2013? Tujuannya sebagai berikut:

1) Mengetahui KTSP dan Kurikulum 2013

2) Mengenal KTSP dan Kurikulum 2013 di sekolah

3) Mengetahui perbedaan mendasar KTSP dan Kurikulum 2013 4) Mengetahui kelemahan dan kelebihan KSP dan Kurikulum 2013

5) Memecahkan masalah yang terjadi pada implementasi KTSP dan Kurikulum 2013 di sekolah.

(2)

Pada Bab II Pembahasan mengkaji tentang KTSP dan Kurikulum 2013, pembahasan KTSP antara lain pengertian, karakteristik, landasan pengembangan, dan tujuan. Kurikulum 2013 antara lain pengertian, ciri-ciri, fungsi dan tujuan, dan landasan. KTSP terdapat kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya antara lain terwujudnya otonomi daerah, mengurangi beban siswa yang padat, sekolah bebas mengembangkan pembelajaran secara karakteristik, dan gurudan stakeholders dapat mengembangkan kreativitasnya. Sedangkan kelemahannya antara lain tidak sistematis dan fungsional, guru yang bermutu berjumlah sedikit, dan buku tidak menunjang keberhasilan. Kurikulum 2013 terdapat kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya antara lain siswa aktif dan inovatif, adanya penilaian dari semua aspek termasuk religi, sifat pembelajaran sangat kontekstual, dan munculnya pendidikan karakter dan budi pekerti. Sedangkan kelemahannya antara lain tidak mempertimbangkan kapasitas guru, tidak didasarkan KTSP, dan merasa terburu-buru dan kurangnya pelatihan.

Pada Bab III mengkaji tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulannya adalah perubahan kurikulum perlu dilakukan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, selama kurikulum yang dikembangkan dapat memenuhi kapasitas para pelaksana pendidikan. KTSP dikembangkan pada tahun 2006 dan tahun 2013 diganti dengan kurikulum 2013, pemerintah sekarang ini terus mengembangkan kelebihan-kelebihan yang ada dan mencari solusi alternatif untuk kelemahan masing-masing. Sarannya adalah dengan mengadakan pelatihan dengan teman sejawat didukung referensi yang ada, penerapan kurikulum secara bertahap, workshop, pemberdayaan MGMP, dan pendanaan.

Tahap diskusi dan tanya jawab: Pertanyaan 1: Bapak Mohammad Taufiq

1. Apa yang melatarbelakngi pergantian KTSP menjadi Kurikulum 2013 ?

2. Bagaimana implementasi kurikulum yang kondisi di lapangan khususnya di sekolah ada 2 kurikulum yaitu KTSP dan Kurikulum 2013 ?

Jawaban:

1. Latar belakang pergantian KTSP tahun 2006 menjadi kurikulum 2013 karena adanya beberapa faktor yaitu faktor internal antara lain jumlah pertumbuhan

(3)

penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun). Sedangkan faktor eksternal antara lain perkembangan zaman arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di WTO, ASEAN, APEC, dan AFTA. Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International TIMSS dan PISA.

2. Dilihat dari sisi logis dan yuridis. Berdasarkan logis, yang dapat diterima oleh pikir manusia dalam latar belakang pergantian KTSP menjadi Kurikulum 2013 bisa diterapkan meskipun terdapat beberapa kendala. Berdasarkan yuridis, uu no 3 2004 tentang otonomi daerah diprioritaskan utk memajukan daerah masing-masing UU. No. 23 landasan menguatkan Peraturan pemerintah tahun 2005, 8 Standar Nasional Pendidikan, Peraturan pemerintah tahun 2012 perlunya adanya perubahan. Sehingga adanya gabugan KKB, KTSP menuju Kurikulum 2013.

Pertanyaan 2: Ibu Astuti Muh. Amin

Bagaimana implementasi di sekolah? Aspek apa yg mempengaruhi sehigga ada 2 kuikulum dipakai?

Jawaban:

Implementasi kurikulum adalah usaha berssama pemerintah kota dan kabupaten dalam menyiapkan guru dan sekolah menggunakan kurikulum, perlu adanya supervisi, memberikan bantuan profesional guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.

Berdasarkan BSNP pada bulan Juli 2013 untuk kelas I, IV, VII, dan X. Bulan Juli 2014 untuk kelas I, II, IV, VII, VIII, X, dan XI. Pada bulan Juli 2015 kelas untuk kelas I, II, III, IV, V,VI,VII, VIII, IX, X, XI, dan XII.

(4)

Sekarang terdapat 2 kurikulum adakah dampaknya? Lulusan akan menjadi apa berdasarkan SKLnya? Bagaimana produknya siswanya saat dilanjutkan ke jenjang berikutnya?

Jawaban: terdapat dampak pada sekolah yang fasilitas kurang memadai dan memadai. Lulusan dapat dilihat dari kebijakan pemerintah dalam mengatur SKL yang sebagai acuan pada kelulusan siswa. Output yang dihasilkan nantinya oleh siswa berpengaruh pada sistem pembelajaran sekolah dan kebijakan dari pemerintah.

Penambahan masukan: 1. Mohammad Taufiq

Pada dasarnya dampak pasti ada karena terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya fasilitas belum memadai. Kedua kurikulum itu merupakan perencanaan 2 kurikulum yang berbasis kompetensi yang memiliki latar belakang masing-masing sehingga SKL yang dilaksanakan tidak ada masalah tergantung dari kebijakan pemerintah ketentuan yang dipakai saat UN dan produknya siswa itu berkaitan dengan bagaimana kreativitas guru saat melakukan mengajar di kelas sehingga output yang dihasilkan baik bukan dari ukuran kurikulumnya.

Di kota Surabaya menggunakan 2 kurikulum, yaitu KTSP dan Kurikulum 2013, tetapi banyak yang menggunakan KTSP karena terdapat pemberitahuan kebijakan pemerintah kurikulum harus kembali ke KTSP dan yang menggunakan Kurikulum 2013 hanya sekolah tertentu. Pada saat Kurikulum 2013 di kota Surabaya menggunakan raport online yang terdapat KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 yang akan dicetak sebagai hasil belajar selama 1 semester. 2. Sulifah

Di Jember juga menggunakan 2 kurikulum, yaitu KTSP dan Kurikulum 2013. Sekolah yang menggunakan KTSP adalah 5 sekolah antara lain 2 sekolah SMA swasta dan SMA Negeri di Kecamatan, sedangkan sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 adalah 5 sekolah antara lain SMA Negeri di kota.

(5)

3. Ilham

Di kota Ternate masih juga menggunakan 2 kurikulum, yaitu KTSP dan Kurikulum 2013, tetapi kebanyakan masih menggunakan KTSP sedangkan yang menggunakan Kurikulum 2013 masih sedikit sekali karena suatu fasilitas yang tidak memadai sekali.

Pada dasarnya tidak ada dampaknya karena 2 kurikulum itu merupakan perencanaan yang berbasis kompetensi yang memiliki latar belakang masing-masing sehingga SKL yang dilaksanakan tidak ada masalah tergantung dari kebijakan pemerintah ketentuan yang dipakai saat UN dan produknya siswa itu berkaitan dengan bagaimana kreativitas guru saat melakukan mengajar di kelas sehingga output yang dihasilkan baik bukan dari ukuran kurikulumnya.

Evaluasi Dosen Pembina:

1. Penulisan pada makalah halaman 14, apa maksud dari penulisan tersebut mengenai kurikulum atau ketidaksiapan dalam kurikulum?

2. Pada dasarnya tidak adanya kesiapan stakeholder dari sekolah, pemerintah, guru, dan kepala sekolah.

3. Pada Kurikulum 2013 bersifat pragmatis tidak didasari pada pemanfaatannya. 4. Tergantung dari kreativitas guru saat mengajar siswa di kelas, walaupun ada

pergantian kurikulum.

Materi yang belum dipahami

Bagaimana menyikapi, mengevaluasi, dan mengevaluasi Kurikulum KTSP 2006 dengan Kurikulum 2013 ?

Refleksi diri:

Dengan adanya perubahan kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013, misalnya saya sebagai guru (tenaga pengajar) memiliki sudut pandang bahwa apabila terdapat kebijakan pemerintah mengenai pergantian kurikulum saya mengkaji dan menelaah terlebih dahulu sesuai dengan kondisi di kelas, tetap mematuhi kebijakan pemerintah yang sudah dibuat dan saya juga akan mengembangkan kreativitas dalam mengajar di kelas sehingga dapat

(6)

meningkatkan keterampilan belajar, berpikir kritis, inovatif, pemahaman konsep, dan hasil belajarnya siswa memuaskan.

Perencanaan Belajar berikutnya

Materi yang akan disampaikan mengenai pembelajaran untuk Abad 21 (Brain based learning, Bioinformatika) dan permasalahan lingkungan pendidikan.

(7)

BUTA AKSARA DI KABUPATEN JEMBER

Pada hari kamis, tanggal 10 September 2015 pertemuan ke- 4 mata kuliah Wawasan Pendidikan di ruang H3.113 gedung Pascasarjana. Perkuliahan pertemuan ke- 4 mengkaji permasalahan lingkungan pendidikan disekitar tentang buta aksara di kabupaten Jember yang dipresentasikan oleh Sulifah dengan dosen pembina Prof. Dra. Herawati susilo, M.Sc., Ph.D. dan Dr. Hadi Suwono, M.Si. melalui media slide powerpoint.

Latar belakang buta aksara di kabupaten Jember yaitu 1). Angka melek huruf di kabupaten jember menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2010 adalah terendah di Propinsi Jawa Timur, 2). Jumlah penduduk di Jember 197.868, laki-laki sebanyak 70.237, perempuan sebanyak 127.631, 3). Masyarakat di kabupaten Jember kebanyakan etnis Madura tidak memprioritasikan pendidikan formal tetapi pendidikan pesantren dengan huruf arab namun minus huruf latinnya. Jember, Sumenep, dan Sampang urutan buta aksara tertinggi sampai terendah dengan etnis terbanyak Madura. Dikabupaten jember ada 5 kecamatan besar yg buta aksara sumber baru, (jauh dari kota), bangsalari dan silo (lereng rawu) dengan hutan pinus terluas sehingga menjadi hambatan masyarakat sana ke kota. Rata-rata buruh yang berasal disana ada yang dari kota dimana hasrat belajar rendah sehingga di migrasikan utk menjadi buruh, 4). Letak geografis Jember pada posisi diantara gunung Raung dan gunung Argopuro, bukit kecil dan perkebunan, 5). Jumlah penduduk miskin banyak dengan buta aksara terbanyak, 6). Pekerjaan masyarakat sebagai buruh perkebunan kopi, teh, dan karet, fasilitas yang kurang memadai, dan jarak ke kota sangat jauh sekali.

Penyebab buta aksara hasil kajian data dan literatur di kabupaten Jember antara lain 1). Kemiskinan penduduk 2). Putus sekolah dasar (SD), 3). Kondisi sosial masyarakat, 4). Isu gender (perempuan cepat menikah), 5). Penyebab struktural (kepala desa buta aksara dan sekretaris tidak buta aksara).

Peran pemerintah dan pihak lain, dan pemberatasan buta aksara, sebagai berikut: 1). Tidak mempercayai kondisi tersebut karena terdapat 3 universitas negeri di Jember, 2). Seharusnya adanya pembinaan taman bacaan masyarakat (adanya hanya di Bondowoso), 3). Penambahan anggran bidang pendidikan, 4). Perlu

(8)

memberikan dana intensif, 5). Pembangunan sarana pendidika dan pendukungnya , 6). Pemuktarhiran data buta aksara, 7). Sosialisasi program pendidikan keaksraan, 8). Menata system manajemen pendidikan keasaran fungsional, 9). Mejalin kemitraan dengan stakeholder seperti perguruan tinggi, pesantren, dan PDP.

Tantangan pemberantasan buta aksara, antara lain penduduk buta aksara dari kelompok paling miskin terpencil dan terpencar, dan rendahnya partisipasi masyarakat.

Tahap diskusi dan tanya jawab:

Pertanyaan Meiry: padahal di Jember itu terdapat 3 universitas negeri mengapa masih banyak yang buta aksara?

Jawaban: Karena etnis Madura yang tidak mau menempuh pendidikan formal tetapi ke pendidikan pesantren saja yang bisa dengan huruf arab saja.

Evaluasi Dosen Pembina:

1. Adakah peran dari perusahan perkebunan dalam mengatasi buta aksara ini? apakah menajdi bagian dari pengabdian perusahaan kepada masyarakat ? Jawaban:

Sudah ada peran dari perusahaan perkebunan dalam mengatasi buta aksara, pengabdian perusahaan kepada masyarakat dengan menyediakan TK, dan dari pemerintah menyediakan SD.

2. Perubahan paradigma yang juga berkaitan dengan buta aksara.

Refleksi diri:

Dengan adanya informasi tentang keadaan di kabupaten Jember sangat menyedihkan karena jumlah buta aksara banyak dan sangat ironis sekali. Saya insyaAllah diberi kesempatan turut membantu menuntaskan buta aksara di Indonesia. Saya sangat bersyukur sekali kepada Allah SWT. yang telah memberikan anugerah kepada saya yang luar biasa sekali diberi kesempatan untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Malang (UM), sehingga saya bisa berbagi ilmu kepada orang lain dapat bermanfaat bagi saya dan orang lain.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan target di atas, maka PkM ini akan difokuskan pada pembangunan SDM sejak usia dini (siswa sekolah dasar) yang belum mendapat kesempatan

Hal ini menunjukkan bahwa baik dari hasil validasi ahli maupun hasil uji coba produk, multimedia pembelajaran interaktif materi cahaya bermuatan Al- Qur`an yang telah

Walaupun dari hasil penelitian ada juga yang menilai anak laki- laki tidak berperan di dalam keluarga Lampung hal ini dikarenakan mereka menganggap bahwa zaman sudah

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kerja sama antara tanaman Leucaena leucocephala dengan konsorsium bakteri Pseudomonas pseudoalcaligenes dan Micrococus luteus

Analisis terhadap jenis- jenis ikan indigenous di perairan Waduk Penjalin, menunjukkan bahwa sumber daya pakan alami yang dimanfaatkan oleh ikan terdiri atas

Implementasi penggunaan e-learning pada saaat ini sangat bervariasi. Hal tersebut didasarkan pada prinsip atau konsep bahwa e- learning sebagai upaya

“Saya adalah seorang sarjana pendidikan teknik, yang berasal dari Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Jurusan Pendidikan Teknik Elektro,

Dalam penelitian ini, untuk mengukur efektivitas transmisi kebijakan moneter, berdasarkan eksekusi model ECM pada jalur suku bunga, nilai tukar dan kredit, diperoleh