• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inovasi Memperindah Warna dan Motif Gladiol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inovasi Memperindah Warna dan Motif Gladiol"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

4

Edisi 15-21 Pebruari 2011 No.3310 Tahun XLI Badan Litbang Pertanian

Gladiol bunga potong yang telah lama dikenal di Indonesia. Varietas-varietas unggul

gladiol mulai di-release pada tahun 2003, yaitu varietas Kiafa, Clara dan Nabila. Tahun

2007 kembali dilepas tiga varietas gladiol, yaitu Fatimah, Hunaena dan Gentina. Kecuali

varietas Nabila, kelima varietas lainnya memiliki warna yang hampir sama, merah orange

dengan perbedaan pada lidah bunga. Warna bunga gladiol yang lebih beragam di lepas

kemudian, ungu, kuning dan putih.

Budidaya gladiol tidak serumit bunga potong impor, tidak memerlukan naungan

ataupun penambahan cahaya sehingga biaya produksi jauh lebih rendah. Bunga ini

tumbuh baik pada ketinggian 600 – 1400 m diatas permukaan laut. Kalau ditanam di

dataran rendah warna bunga yang dihasilkan kurang bagus, warna bunga lebih muda

dibanding ditanaman di dataran mediun ke atas.

Dataran tinggi biasanya udaranya sejuk, kondisi ini bagus untuk pertumbuhan

gladiol yangn membutuhkan suhu udara 10

o

C-25

o

C. Suhu rata-rata kurang dari 10oC

akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat. Jika suhu

rendah berlangsung lama, pertumbuhan tanaman akan terhenti. Suhu maksimal untuk

pertumbuhan gladiol adalah 27

o

C, kadang-kadang dapat menyesuaikan diri sampai suhu

40

o

C, bila kelembaban tanah dan tanaman relatif tinggi.

Galdiol sangat toleran pada berbagai struktur tanah, seperti tanah yang ringan

berpasir dengan berbahan organik rendah sampai tanah yang berat berlempung atau liat,

gladiol dapat tumbuh baik. Namun demikin tanah yang berdrainase jelek menyebabkan

akar gladiol mudah rusak.

Petani gladiol di parongpong (Lembang), Selabintana (Sukabumi), Cipanas (Cianjur),

Bandungan (Ungaran) dan Batu (Malang) menanam gladiol pada lahan yang sebelumnya

ditanami padi, lahan tersebut sangat bagus untuk pertumbuhan gladiol, dan serangan

penyakit layu fusarium hampir tidak dijumpai. Lain halnya jika lahan bekas sayuran yang

hampir selalu menggunakan pupuk kandang, serangan layu fusarium sangat tinggi.

Bibit

Bibit gladiol adalah berupa umbi yang biasa disebut subang. Subang siap tanam

apabila sudah melewati masa dormansinya, dengan dicirikan munculnya calon akar

berupa tonjolan kecil berwarna putih melingkar di bagian bawah subang, dan munculnya

tunas. Bila tunas mencapai 1 cm, maka subang siap tanam. Penanaman yang terlambat

menyebabkan tunas semakin tinggi dan akar semakin panjang, sehingga sering terjadi

kerusakan tunas dan akar pada waktu penanaman.

Subang bibit untuk produksi bunga berdiameter minimal 2,5 cm, subang yang

berukuran besar dengan mata tunas lebih dari satu dapat dibelah dua atau tiga. Subang

bibit harus dipilih yang sehat dan tidak cacat. Untuk mencegah hama dan penyakit yang

terbawa dari tempat penyimpanan ataupun memperkecil kerusakan di lapang, sebaiknya

subang diberi perlakuan insektisida dan fungisida sesuai dengan dosis anjuran sebelum

di tanam, dengan cara pencelupan selama 15-30 menit.

Untuk kutu putih, sebelum pencelupan pada larutan pestisida, subang direndam

dahulu pada air yang telah diberi ditergen 1 sendok makan untuk 5 liter air selama 5

menit, agar lapisan lilin pada kutu putih rusak.

(2)

5

Edisi 15-21 Pebruari 2011 No.3410 Tahun XLI Badan Litbang Pertanian

Penanaman

Di Indonesia, gladiol dapat ditanam sepanjang tahun. Cara penanaman dapat

dilakukan dengan guludan atau tanpa guludan. Jika pengairan dilakukan dengan cara

digenangi, maka penanaman sebaiknya dengan guludan agar drainasinya baik. Tinggi

guludan disesuaikan dengan kedalaman tanam, yaitu lebih dari 15 cm, karena kedalaman

tanam subang gladiol 10-15 cm.

Ukuran subang menentukan jarak tanam, untuk subang yang berdiameter 4 cm maka

jarak tanam yang digunakan 20 X 20 cm, ukuran subang lebih kecil dapat ditanam lebih

rapat. Kedalaman tanam yang dianjurkan 10-15 cm untuk subang berdiameter lebih 2,5

cm.

Tanaman gladiol memerlukan pemupukan agar tumbuh optimal dan berproduksi

dengan baik. Kebutuhan pupuk sangat bervariasi tergantung pada tipe tanah, curah hujan,

cara pengairan dan kesuburan tanah. Tanah ringan berpasir yang kurang kandungan

bahan organiknya diperlukan pemupukan yang lebih banyak terutama pada musim

penghujan.

Pada umumnya pemupukan terdiri dari pupuk nitrogen 90-135 kg/ha, fosfat 90-180

kg/ha dan kalium 110-180 kg/ha untuk satu siklus tanaman. Nitrogen diberikan 3 kali,

yaitu:

setelah daun kedua atau ketiga terbentuk

a.

pada saat primordia bunga muncul (± 60 hari)

b.

setelah panen bunga

c.

Pupuk fosfat hanya diberikan saat tanam yang dicampur dengan sebagian pupuk

kalium, sebagian pupuk kalium diberikan bersamaan dengan pemberian pupuk nitrogen

yang kedua.

Penyakit

Berbagai jenis hama dan penyakit dapat menyerang tanaman dan menimbulkan

kerugian produksi gladiol. Hama dan penyakit yang paling banyak menyerang tanaman

gladiol di Indonesia diantaranya adalah :

Thrips (Taeniothrips simplex (Mor)), hama ini dapat menimbulkan kerusakan berat

terutama di lapang. Gejala serangan hama ini adamya bercak-bercak berwarna

keperak-perakan yang terlihat pada permukaan daun. Awal pembentukan bunga biasanya

merupakan masa paling kritis terjadinya infestasi hama. Thrips juga menyerang subang

di penyimpanan, mengakibatkan permukaan subang menjadi kering, kasar, dan

bercak-bercak coklat kelabu. Kadang-kadang thrips juga merusak tunas yang baru muncul dan

akar-akar muda.

Penggunaan subang bibit yang bebas hama dan penyiangan lahan gladiol dari berbagai

jenis gulma dapat membantu menekan tingkat populasi thrips. Penggunaan insektisida

berbahan aktif asefat, dimetoat, endosulfat, formothion, karbaril, merkaptodimetur

dan metomil, pada saat yang tepat dengan dosis anjuran dapat membantu menekan

perkembangan populasi thrips.

Kutu Putih (Pseudococcus sp.), hama ini banyak merusak subang gladiol di

penyimpanan, tetapi kadang-kadang dijumpai pula pada subang di lapangan. Kutu

berlilin putih biasanya berkumpul pada bagian pucuk atau bakal akar dari subang.

Dengan menusukkan alat mulutnya yang halus, panjang dan tajam ke dalam jaringan

subang, serangga mengisap cairan tanaman, mengakibatkan tunas atau akar terhambat

(3)

Edisi 15-21 Juni 2011 No.3410 Tahun XLI

6

Badan Litbang Pertanian

pertumbuhnya, dan bahkan gagal tumbuh. Pada serangan berat subang menjadi keriput,

kering dan kemudian mati.

Subang yang akan disimpan atau yang akan ditanam dipilih yang bebas dari hama

kutu putih. Sebagai tindakan pencegahan dianjurkan untuk merendam subang dalam

larutan insektisida selama 30-60 menit, kemudian kering anginkan. Insektisida yang

dapat digunakan berbahan aktif asefat, dikhlorfos, dikrotofos, dimetoat, formothion,

fosfamidon, karbaril, kuinalfos, malathion, metidation, MIPC, monokrotofos, nikotin,

triazofos. Sebaiknya gudang penyimpanan berventilasi baik.

Berbagai jenis ulat pemakan daun (larva Lepidoptera), gejala serangan hama ini

adalah daun menjadi berlubang-lubang pada satu sisi permukaannya atau jaringan daun

hilang sama sekali, adakalanya ulat-ulat tersebut makan pada bagian bunga. Insektisida

berbahan aktif Bacillus thuringiensis selain efektif untuk ulat pemakan daun, juga terbukti

aman bagi musuh-musuh alami hama karena sifatnya yang spesifik.

Penyakit layu fusarium, penyebabnya adalah cendawan Fusarium oxysporum var.

gladioli atau F. orthoceras var. gladioli. Penyakit layu fusarium merupakan penyakit

utama pada pertanaman gladiol di Indonesia. Daun gladiol yang terserang penyakit ini

menguning dan memilin, pada serangan lebih lanjut akan tampak pertumbuhan tanaman

menjadi kerdil dan mudah patah. Pada subang, ada bercak hitam dan dalam keadaan

lembab hifa potogen yang berwarna putih seperti kapas menutupi permukaan bercak tadi.

Subang harus dipilih dengan baik sebelum disimpan. Satu subang yang terinfeksi akan

menularkan penyakit tersebut keseluruh subang lainnya dalam tempat penyimpanan.

Subang bibit yang akan ditanam sebaiknya direndam dalam suspensi fungisida benlate

(2 g/l air) selama 30 menit.

Penyakit busuk kering, penyebabnya cendawan Bortrytis cinerea atau B. gladiolorum.

Kerugian yang ditimbulkannya adalah bunga menjadi berbintik-bintik, kemudian menjadi

bercak-bercak sehingga bunga tidak laku. Keadaan tempat penyimpanan yang lembab

akan memacu perkembangan patogen. Pada kulit subang didapati sklerotium yang

ukurannya kecil agak hitam dan mengeras. Bentuk dan ukuran sklerotium seperti biji

wijen. Subang yang terserang patogen ini berbercak coklat yang agak cekung, pada

gejala lanjut menjadi seperti mummi dan hitam. Gejala pada daun adalah berbintik-bintik

agak kelabu, kemudian berkembang menjadi bercak-bercak hitam keabu-abuan. Untuk

mengendalikan penyakit ini, dianjurkan agar subang yang baru dipanen dikering anginkan

sebelum disimpan pada tempat yang kering. Bunga yang ditinggalkan di lapangan karena

tidak dipanen dapat menjadi inang yang baik bagi patogen, oleh karena itu bunga yang

tersisa di lapangan segera dibuang. Penyemprotan tanaman dengan fungisida seperti

captan, zineb atau nabam dapat digunakan.

Panen

Tanaman gladiol akan berbunga sekitar 60-90 hari setelah tanam tergantung suhu dan

varieras. Panen bunga dilakukan setelah 1 atau 2 kuntum bunga terbawah menampakan

warnanya, tetapi belum mekar. Jika panen bunga sudah mekar maka pada saat

pengangkutan bunga mudah rusak terutama pada saat pengemasan dan pengangkutan,

dan sebaliknya jika dipanen terlalu awal maka bunga tidak dapat mekar sempurna.

Bunga gladiol tergolong bunga yang mudah kehilangan air. Sebaiknya penanenan

bunga dilakukan pada pagi hari, karena pada saat tersebut bunga gladiol berturgor

optimum. Kandungan karbohidrat yang rendah dapat diperbaiki dengan larutan pengawet

(4)

7

Edisi 15-21 Juni 2011 No.3410 Tahun XLI Badan Litbang Pertanian

yang mengandung gula. Panen bunga tidak dianjurkan pada siang hari dimana suhu

relatif tinggi, atau pada saat turgor rendah. Apabila bunga basah oleh embun, hujan

atau sebab lain, sebaiknya pemanenan bunga ditunda sampai bunga cukup kering.

Bunga yang basah akan mudah terseang oleh cendawan B. gladiolorum atau B. cinerea,

walaupun pada kondisi suhu yang rendah.

Tangkai bunga dipotong dengan menyisakan daun pada pertanaman, kira-kira 15 cm

dari permukaan tanah, karena daun-daun tersebut masih diperlukan untuk perkembangan

subang baru dan anak subang.

Bunga gladiol sangat peka terhadap kekuatan gaya berat dan akan selalu cenderung

untuk melengkung pada suhu tinggi, sehingga berakibat perubahan bentuk dan

penurunan kualitas. Oleh karena itu setelah panen bunga harus diletakan dengan posisi

tegak lurus.

Panen subang dilakukan sekitar 6-8 minggu setelah panen bunga, dicirikan dengan

daun yang mulai menguning. Jangan dibiarkan daun sampai coklat atau mati karena

cadangan makanan dalam subang menyusut sehingga terjadi pengempesan subang

ditempat penyimpanan.

Selama masa dormansi subang dan anak subang yang telah kering harus disimpan

di tempat yang beraliran udara baik dan dihindararkan dari cahaya matahari langsung.

Selama masa penyimpanan, serangan berbagai hama dan penyakit baik yang terbawa

dari lapang maupun yang muncul di tempat penyimpanan perlu dikendalikan.

Ir. Dedeh Siti Badriah, MSi

Serangan Thrips pada bunga

Gejala penyakit layu fusarium

Kutu putih pada subang gladiol

Subang dan anak subang gladiol

Pembelahan subang gladiol

Ragam Gladiol

KAIFA (SK MENTAN No: 502/Kpts/PD.120/10/2003)

Kelebihan dan keunikan terletak pada warna bunga yang sangat menarik yaitu bunga merah cerah pada tepi daun mahkota atas dan bawah dengan variasi pada lidah yang berwarna merah tua pada bagian pangkal sampai tengah dan kuning cerah pada tepinya merah dan variasi ini belum ada pada kultivar gladiol yang ditanam di Indonesia.

Susunan bunga simetris, posisi pada tangkai tegak dan kerapatan bunga mekar pada tangkai saling bersentuhan (rapat) yang merupakan tipe ekshibisi modern. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 01-4479-1998) termasuk kelas mutu A, dan menurut standar mutu yang dikeluarakan oleh The North American Gladiolus Council untuk diameter bunga mekar termasuk jenis dekoratif, kelas 'Special' untuk jumlah kuntum per tangkai dan panjang tangkai bunga

CLARA (SK MENTAN No: 503/Kpts/PD.120/10/2003)

warna bunga yang sangat menarik yaitu bunga merah cerah dengan variasi pada lidah yang berwarna merah tua dan pada tepinya kuning cerah dan variasi pada lidah seperti ini belum ada pada kultivar gladiol yang ditanaman di Indonesia. Selain itu usunan bunga simetris, posisi pada tangkai tegak dan kerapatan bunga mekar pada tangkai saling bersentuhan (rapat) yang merupakan tipe ekshibisi modern. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 01-4479-1998) termasuk kelas mutu AA, dan menurut standar mutu yang dikeluarakan oleh The North American Gladiolus Council untuk diameter bunga mekar termasuk jenis dekoratif, kelas 'Fancy' untuk jumlah kuntum per tangkai yang merupakan kelas tertinggi dan panjang tangkai bunga pada kelas 'Special'

(5)

8

Edisi 15-21 Pebruari 2011 No.3310 Tahun XLI Badan Litbang Pertanian

NABILA (SK MENTAN No: 498/Kpts/PD.120/10/2003)

memiliki kelebihan dari warna lembut yang biasa digunakan untuk tempat-tempat atau acara-acara tertentu. Warna bunga merah pucat dengan variasi pada lidah yang berwarna lebih tua dan dibagian tengan bergaris-garis merah. Susunan bunga simetris, posisi pada tangkai tegak dan kerapatan bunga mekar pada tangkai saling bersentuhan (rapat) yang merupakan tipe ekshibisi modern. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 01-4479-1998) termasuk kelas mutu A, dan menurut standar mutu yang dikeluarakan oleh The North American Gladiolus Council untuk diameter bunga mekar termasuk jenis dekoratif, kelas 'Standard' untuk jumlah kuntum per tangkai dan panjang tangkai bunga pada kelas 'Fancy" yang merupakan kelas tertinggi

HUNAENAH (SK MENTAN No: 621/Kpts/SR.120/5/2008)

Memiliki kelebihan diameter bunga mekar besar dan antar mahkota bunga saling bersentuhan. Warna bunga sangat menarik yaitu bunga merah cerah dengan variasi pada lidah yang berwarna merah cerah diujung dan pangkal sampai tengah pada lidah berwarna kuning bintik merah. Susunan bunga simetris, posisi pada tangkai tegak dan kerapatan bunga mekar pada tangkai saling bersentuhan (rapat) yang merupakan tipe ekshibisi modern. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia termasuk kelas mutu A, dan menurut standar mutu yang dikeluarakan oleh The North American Gladiolus Council untuk diameter bunga mekar termasuk jenis standar atau besar, dan panjang tangkai bunga pada kelas ’Special’

GENTINA (SK MENTAN No: 622/Kpts/SR.120/5/2008)

Kelebihan dan keunikan terletak pada warna bunga yang sangat menarik yaitu daun mahkota atas berwarna orange dengan garis putih di tengah, lidah berwarna orange pada ujung, tengah merah cerah dan pada pangkal berwarna kuning, daun mahkota bawah berwarna orange, merah dan kuning pada pangkal, dan variasi ini belum ada pada kultivar gladiol yang ditanam di Indonesia. Susunan bunga simetris, posisi pada tangkai tegak dan kerapatan bunga mekar pada tangkai saling bersentuhan (rapat) yang merupakan tipe ekshibisi modern. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia termasuk kelas mutu A, dan menurut standar mutu yang dikeluarakan oleh The North American Gladiolus Council untuk diameter bunga mekar termasuk tipe dekoratif, dan panjang tangkai bunga pada kelas ’Fancy’ yang merupakan kelas tertinggi

FATIMAH (SK MENTAN No: 623/Kpts/SR.120/5/2008)

memiliki kelebihan dalam warna bunga yang sangat menarik yaitu daun mahkota atas berwarna merah cerah dengan variasi pada lidah yang berwarna merah cerah pada ujung dan pada pangkal merah tua, lidah berwarna merah cera pada ujung, tengah merah tua dan pangkal kuning, daun mahkota bawah merah cerah pada ujung, tengah merah tua dan pangkal kuning, variasi pada lidah seperti ini belum ada pada kultivar gladiol yang ditanaman di Indonesia. Selain itu susunan bunga simetris, posisi pada tangkai tegak dan kerapatan bunga mekar pada tangkai saling bersentuhan (rapat) yang merupakan tipe ekshibisi modern. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia termasuk kelas mutu A, dan menurut standar mutu yang dikeluarakan oleh The North American Gladiolus Council untuk diameter bunga mekar termasuk tipe dekoratif, panjang tangkai bunga pada kelas 'Special'

RISKA (SK MENTAN No: 2861/Kpts/SR.120/7/2009)

Keunggulannya terletak pada warna bunga yang sangat menarik yaitu daun mahkota atas berwarna ungu dengan garis putih di tengah, lidah berwarna ungu pada ujung, tengah kuning sampai pangkal, daun mahkota bawah berwarna ungu, kuning pada bagian tengah dan pangkal ungu, dan Warna ungu ini belum ada pada kultivar gladiol yang ditanam di Indonesia. Susunan bunga simetris, posisi pada tangkai tegak dan kerapatan bunga mekar pada tangkai saling bersentuhan (rapat) yang merupakan tipe ekshibisi modern. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia panjang tangkai bunga termasuk kelas AA, dan menurut standar mutu yang dikeluarakan oleh The North American Gladiolus Council untuk diameter bunga mekar termasuk tipe standard, dan panjang tangkai bunga pada kelas ’Fancy’ yang merupakan kelas tertinggi, dan jumlah kuntum bunga per tangkai termasuk kelas ’Special’.

ANNISA (SK MENTAN No: 2862/Kpts/SR.120/7/2009) memiliki keunggulan dalam warna bunga yang sangat menarik yaitu daun mahkota atas berwarna orange dengan variasi pada lidah yang berwarna kuning dengan tepi orange. Selain itu susunan bunga simetris, posisi pada tangkai tegak dan kerapatan bunga mekar pada tangkai saling bersentuhan (rapat) yang merupakan tipe ekshibisi modern. Berdasarkan standar mutu yang dikeluarkan oleh The North American Gladiolus Council untuk diameter bunga mekar termasuk tipe dekoratif, panjang tangkai bunga pada kelas 'Special'. Warna bunga varietas Annisa sangat mirip varietas Queen Occer, namun ketebalan bunga varietas ini lebih tebal sehingga kesegarannya lebih lama.

(6)

9

Edisi 15-21 Pebruari 2011 No.3410 Tahun XLI Badan Litbang Pertanian

ALIKA (SK MENTAN No. 2091/Kpts/SR.120/5/2010)

Keunggulannya terletak pada warna bunga sangat menarik yaitu bunga merah cerah dengan variasi pada lidah yang berwarna merah cerah diujung dan pangkal sampai tengah pada lidah berwarna kuning yang sangat kontras. Warna seperti ini belum ada pada bunga gladiol yang ditanam di Indonesia. Susunan bunga simetris, posisi pada tangkai tegak dan kerapatan bunga mekar pada tangkai saling bersentuhan (rapat) yang merupakan tipe ekshibisi modern. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia bisa masuk kelas mutu AA, dan menurut standar mutu yang dikeluarakan oleh The North American Gladiolus Council untuk panjang tangkai bunga dan jumlah kuntum bunga bisa masuk jenis Fancy, karena panjang tangkai bunga dapat mencapai lebih dari 107 cm, dan jumlah kuntum bunga dapat mencapai 16 kuntum.

NAFA (SK MENTAN No. 2093/Kpts/SR.120/5/2010)

Pada seleksi tingkat seedling dengan media tanam yang diinokulasi F. Oxysporum, klon tersebut tidak terinfeksi. Selain itu keunggulan terletak pada warna bunga kuning, warna bunga kuning yang ditanam di Indonesia adalah kultivar Novalux. Warna kuning varietas ini lebih cerah serta tepi bunga keriting, susunan bunga simetris, posisi pada tangkai tegak dan kerapatan bunga mekar pada tangkai saling bersentuhan (rapat) yang merupakan tipe ekshibisi modern.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia panjang tangkai bunga bisa masuk kelas AA, dan menurut standar mutu yang dikeluarakan oleh The North American Gladiolus Council untuk diameter bunga mekar termasuk tipe standard, dan panjang tangkai bunga pada kelas ’Fancy’ yang merupakan kelas tertinggi, dan jumlah kuntum bunga per tangkai termasuk kelas ’Special’.

FITRI (SK MENTAN No : 2092/Kpts/SR.120/5/2010) Pada seleksi tingkat seedling dengan media tanam yang diinokulasi F. Oxysporum, klon tersebut tidak terinfeksi. Selain itu keunggulannya terletak pada warna bunga putih bersih dengan diameter bunga besar (bisa mencapai 12,5 cm), tepi bunga keriting. Susunan bunga simetris, posisi pada tangkai tegak dan kerapatan bunga mekar pada tangkai saling bersentuhan (rapat) yang merupakan tipe ekshibisi modern. Warna bunga putih yang ditanam di Indonesia adalah varietas White Friendship, dibanding varietas tersebut lebih unggul, warna lebih putih dan diameter bunga besar sehingga menampilakan rangkaian bunga sangat rapat. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia panjang tangkai bisa masuk kelas AA, dan menurut standar mutu yang dikeluarakan oleh The North American Gladiolus Council untuk diameter bunga mekar termasuk tipe standard, dan panjang tangkai bunga pada kelas ’Fancy’ yang merupakan kelas tertinggi, dan jumlah kuntum bunga per tangkai termasuk kelas ’Special’. ALIKA (SK MENTAN No: 3686/Kpts/SR.120/11/2010)

Pada seleksi tingkat seedling dengan media tanam yang diinokulasi F. Oxysporum tidak terinfeksi. Selain itu keunggulannya terletak pada warna bunga orange cerah denga pangkal sampai tengah kuning cerah pada lidah dan daun mahkota, warna tersebut belum ada pada kultivar gladiol yang ditanam di Indonesia. Susunan bunga simetris, posisi pada tangkai tegak dan kerapatan bunga mekar pada tangkai saling bersentuhan (rapat) yang merupakan tipe ekshibisi modern.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia, panjang tangkai bunga bisa masuk kelas AA, dan menurut standar mutu yang dikeluarakan oleh The North American Gladiolus Council untuk diameter bunga mekar termasuk tipe kecil, dan panjang tangkai bunga dan jumlah kuntum bunga per tangkai pada kelas ’Fancy’ yang merupakan kelas tertinggi.

NURFITRI (SK MENTAN dalam proses)

Pada seleksi tingkat seedling dengan media tanam yang diinokulasi F. Oxysporum, klon tersebut tidak terinfeksi. Selain itu keunggulannya terletak pada warna bunga putih pada daun mahkota atas dan lidah serta daun mahkota bawah kuning penampilan yang sangat menarik. Tepi bunga keriting, susunan bunga simetris, posisi pada tangkai tegak dan kerapatan bunga mekar pada tangkai saling bersentuhan (rapat) yang merupakan tipe ekshibisi modern.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia panjang tangkai bunga bisa masuk kelas AA dan kelas A pada jumlah kuntum bunga, dan menurut standar mutu yang dikeluarakan oleh The North American Gladiolus Council untuk diameter bunga mekar termasuk tipe kecil sampai dekoratif, dan panjang tangkai bunga bisa masuk pada kelas ’Fancy’ yang merupakan kelas tertinggi, dan jumlah kuntum bunga per tangkai termasuk kelas ’Special’

NURLAILA (SK MENTAN dalam proses)

Pada seleksi tingkat seedling dengan media tanam yang diinokulasi F. Oxysporum, klon tersebut tidak terinfeksi. Selain itu keunggulannya terletak pada warna bunga kuning cerah dengan paduan ungu, warna tersebut belum ada pada kultivar gladiol yang ditanam di Indonesia. Susunan bunga simetris, posisi pada tangkai tegak dan kerapatan bunga mekar pada tangkai saling bersentuhan (rapat) yang merupakan tipe ekshibisi modern. Selain itu tepi bunga sangat keriting sehinggal penampilananya sangat unik. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia, panjang tangkai bunga bisa masuk kelas AA, dan menurut standar mutu yang dikeluarakan oleh The North American Gladiolus Council untuk diameter bunga mekar termasuk tipe dekoratif, dan panjang tangkai bunga dan jumlah kuntum bunga per tangkai bisa masuk pada kelas ’Fancy’ yang merupakan kelas tertinggi

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam pembuatan SISTEM INFORMASI DOKUMENTASI DAN PENGOLAHAN BIAYA PADA NOTARIS DAN PPAT ISMU BUDI EKO KUNCORO PUTRO, S.H, M.Kn serta penyusunan

 perasaan menyenangkan ketika online 1.3 ketidakmampu an mengatur aktivitas  game online 1.4 Adanya  perubahan gaya hidup dari meliputi : - Merasakan  bergairah - Merasakan gembira

Jumlah Pegawai Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri Menurut Kualifi ksi Pendidikan Number of State Tertiary Education of Religious Studies Employees by Educational Qualifi cation. Tahun

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dalam melaksanakan program pengabdian yang berlokasi di desa Kalisari Dukuhan Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, kami

Melihat pengaruh yang sangat penting antara proses komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi khususnya komunikasi interpersonal antar karyawan dengan tingkat

Penelitian bertujuan (1) mendeskripsikan implementasi strategi penyampaian pembelajaran dalam mengoptimalkan kemampuan kognitif siswa pada materi shalat berjama’ah di

Persepsi merupakan makna hasil pengamatan yang dilakukan oleh individu terhadap suatu objek yang mendefinisikan pengenalan akan suatu hal/objek melalui penginderaan yang disatukan

Dalam penelitian ini yang menjadi data yang menjadi fokus pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukan pada siklus satu dan dua dalam penelitian ini adalah proses upaya