Profil Kadar Kolesterol Total, Low Density Lipoprotein (LDL) Dan Gambaran Histopatologis Aorta Pada Tikus (Rattus Norvegicus) Hiperkolesterolemia
Dengan Terapi Ekstrak Air Benalu Mangga (Dendropthoe Pentandra)
Profile Total Cholesterol, Low Density Lipoprotein (LDL) level And Aortic Histopathology In Rat (Rattus norvegicus) Hypercholesterolemia With Therapy Of Mango Mistletoes (Dendropthoe pentandra) Water Extract
Fanny Rufaida⃰, Aulanni’am, Sri Murwani
Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Universitas Brawijaya ⃰Email : fanny_rufaida@yahoo.com
ABSTRAK
Hiperkolesterolemia adalah penyakit gangguan metabolisme kolesterol yang disebabkan oleh tingginya kolesterol dalam darah. Pengobatan kimiawi dilaporkan mempunyai efek samping dalam jangka panjang. Ekstrak air benalu mangga memiliki kandungan flavanoid kuersetin, tanin dan saponin yang dapat menurunkan kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), dan dapat mencegah oksidasi LDL. Tujuan penelitian ini mempelajari peran terapi ekstrak air benalu mangga (Dendrophthoe pentandra) dalam menurunkan kadar kolesterol dan kadar Low Density Lipoprotein (LDL), serta perbaikan gambaran histopatologi jaringan aorta. Penelitian ini mengunakan hewan coba tikus yang dikelompokan menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok hiperkolesterolemia, kelompok hiperkolesterolemia yang mendapat terapi ekstrak air benalu mangga 400 mg/Kg BB dan 800 mg/Kg BB. Analisa data kadar kolesterol total dan Low Density Lipoprotein (LDL) menggunakan one way ANOVA α=0,05 dengan uji lanjutan uji Tukey, sedangkan histopatologi aorta secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi ekstrak air benalu mangga dapat menurunkan kadar kolesterol dan LDL. Dosis terapi 800 mg/Kg BB menunjukan dosis terbaik menurunkan kadar kolesterol total dan kadar LDL dalam penelitian ini. Terapi ekstrak air benalu mangga dapat memperbaiki gambaran histopatologis aorta tikus hiperkolesterolemia.
.
Kata kunci : hiperkolesterolemia, benalu mangga, kolesterol, LDL, aorta
ABSTRACT
Hypercholesterolemia is a disease of cholesterol metabolism disorder. Chemical teraphy reported have side effects in long term use. Mango mistletoe water extract contains quercetin flavonoids, tannins and saponins which can lowering cholesterol level and LDL level, as well as can preventing LDL oxidation. The purpose of this research was to study the role of mango mistletoe (Dendrophthoe pentandra) water extract in lowering cholesterol and LDL levels, as well as repairing aortic tissue histopathology. This study, rats as experimental animals grouped into 4 groups, namely control group, hypercholesterolemia group, hypercholesterolemia group that received therapy 400 mg / kg bw and 800 mg / kg bw of mango mistletoe water extract. The cholesterol level and LDL level analysis used one way ANOVA α=0,05 with Tukey test, whereas aorta histopathology with descriptive analysis. The results showed that theraphy mango mistletoe water extract could lowering cholesterol and LDL levels. Therapeutic dose of 800 mg / kg bw showed an effective dose for lowering cholesterol and LDL level in. Theraphy of mango mistletoe extract water could repair aortic tissue histopathology of hypercholesterolemic rats.
PENDAHULUAN
Hiperkolesterolemia merupakan penyakit gangguan metabolisme kolesterol yang disebabkan oleh kadar kolesterol dalam darah melebihi batas normal (Murray et al., 2003). Hiperkolesterolemia sering terjadi pada pet animal seperti anjing sekitar 25% sampai 44% pada anjing di negara-negara barat dan merupakan salah satu faktor resiko utama terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) dan atherosklerosis (Jeusette et al., 2005 dan Price dkk, 2006).
Diet hiperkolesterol kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dan LDL (Low Density Lipoprotein) dalam darah yang memicu terjadinya LDL-oks akibat radikal bebas pada pembuluh darah aorta yang menyebabkan terjadinya reaksi inflamasi dan dapat berakibat pada perubahan dinding pembuluh darah aorta (Muray et al., 2003 dan Suryohudoyo, 2000).
Obat yang diproduksi industri farmasi banyak macamnya, namun penggunaannya dalam jangka panjang dilaporkan mempunyai efek samping sehingga masyarakat memanfaatkan herbal untuk mengobati penyakit gangguan metabolik (Kasper et al., 2005).
Benalu mangga memiliki kandungan flavonoid kuersetin, saponin dan tanin yang diyakini dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL dalam darah melalui peningkatan ekskresi asam empedu dan diyakini memiliki efek antioksidan untuk mencegah terjadinya oksidasi LDL dan reaksi inflamasi sehingga dapat mencegah perubahan dinding aorta (Lemanepa, 2005)
Penelitian ini bertujuan mempelajari peran dari ektrak air benalu mangga sebagai terapi hewan model tikus (Rattus norvegicus)
hiperkolesterolemia melalui profil kadar kolesterol total, kadar LDL dan perubahan gambaran histopatologis pembuluh darah aorta.
MATERI DAN METODE
Peralatan yang digunakan yaitu beaker glass, penangas air, corong, timbangan digital, spuit, tabung ependorf, kandang tikus, botol minum tikus, tempat pakan tikus, mangkuk plastik, sentrifuse, tabung ependorf, tabung pediatric, spektrofotometer (biosystem type 15), penjepit (block holder), scapel, gunting, pinset, sarung tangan, mikrotom potong beku, inkubator, gelas objek, mikroskop cahaya (Olympus BX51),
Bahan yang digunakan yaitu tikus jantan (Rattus norvegicus) strain wistar (umur 10-12 minggu, berat badan
130-180 gram), benalu mangga
(Dendrophtoe pentandra.), pakan standar AIN-93M, minyak babi, asam kolat (Sigma, Nomer katalog: M5M5306), PFA 4%, formalin buffer 10%, alkohol bertingkat 30%, 50%, 70%, 80%, 90%, alkohol absolute, alkohol xylol, larutan xylol murni, parafin cair, polyelisin, pewarna
hematoksilin eosin (HE), balsem
Canada, aquades, pipes buffer ph 7,0 , sodium cholate, phenol, cholesterol esterase, cholesterol oxidase, peroxidase, noantipyrine.
Hewan coba yang digunakan yaitu tikus (Rattus novergicus) jantan strain Wistar dengan berat badan 150-250 gram yang diperoleh dari Unit Pengembangan Hewan Percobaan (UPHP) UGM Yogyakarta. Pengunaan hewan coba telah mendapatkan persetujuan laik etik oleh Komisi Etik Penelitian Universitas Brawijaya. Tikus diadaptasikan selama 7 hari di laboratorium. Tikus dibagi menjadi
empat yaitu kelompok kontrol (A), kelompok hiperkolesterolemia (B), kelompok hiperkolesterolemia dengan terapi 400 mg/Kg BB (C), kelompok hiperkolesterolemia dengan terapi 800 mg/Kg BB (D).
Pembuatan Tikus Hiperkolesterolemia (Gani, 2013)
Tikus B,C, dan D diberikan diet hiperkolesterol secara sonde lambung. Diet hiperkolesterol dibuar dari minyak babi sebanyak 2 gram, asam kolat 0,02 gram, dan kuning telur puyuh yang telah dipanaskan pada suhu 100oC sebanyak sebanyak 1 gram dicampurkan dengan aquades hingga 2 ml. Tikus kemudian diberikan pakan standar sebanyak 16,78 gr/ekor/hari 1 jam setelahnya selama 14 hari,
Penyiapan Ekstrak air benalu mangga (Khakim, 2000)
Simplisia Benalu mangga dipotong kecil-kecil. Benalu mangga kering untuk tikus kelompok C sebanyak 400mg/kg bb dikalikan 5 tikus dan untuk kelompok D sebanyak 800mg/kg bb dikalikan 5 tikus. Masing-masing ditambahkan dengan aquades hingga volume 50 mL pada labu ukur kemudian dipanaskan diatas waterbath (70°C) hingga volume tinggal 10 mL, disaring dan didinginkan. Ekstrak diberikan 2ml/tikus selama 14 hari.
Pengambilan Sampel Serum
Serum pada pre-examination diambil dari vena ekor (vena coccygeal), sedangkan pada post examination diambil melalui jantung Darah ditampung dalam ependorf diletakkan posisi miring 45 ˚C dan dibiarkan mengendap pada suhu kamar selama ± 3,5 jam dan disentrifuse selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
Pengujian Kadar Kolesterol
Pengujian kadar kolesterol total menggunakan kit Biosystem kemudian diukur absorbansinya dengan alat spektrofotometer Biosystem A 15 pada λ 505 nm selama 300 detik dengan larutan blanko sebagai titik nolnya.
Pengujian Kadar LDL
Pengujian kadar LDL
menggunakan kit Biosystem, kemudian dibaca dengan spektofotometer Biosystem A 15 pada panjang gelombang 535nm selama 168 detik. Pewarnan Hemaktosilin-Eosin
Jaringan aorta tikus dibuat preparat
dengan metode pewarnaan
Hemaktosilin-Eosin (HE). Perubahan yang diamati adalah kerusakan sel endotel pada tunica intima.
Analisis Data
Penelitian ini mengunakan Rancangan acak lengkap (RAL) dimana tikus dibagi menjadi empat perlakuan dengan lima kali ulangan. Analisis kadar kolesterol dan LDL mengunakan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Tukey nilai p-value (p<0,05), mengunakan SPSS 20.0 For Windows, analisis gambaran histopatologi aorta dilakukan secara deskriptif
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak air benalu mangga (Dendropthoe pentandra) terhadap kadar kolesterol dan LDL disajikan pada Tabel.1
Tabel 1 Kadar Kolesterol
Kadar kolesterol total pada kelompok tikus hiperkolesterolemia lebih tinggi yaitu 244,9802d ± 5,15583 mg/dL, dibandingkan dengan kelompok tikus normal yang memiliki kadar kolesterol total sebesar 112,9676a ± 2,95756 mg/dL. Kadar LDL pada kelompok tikus hiperkolesterolemia lebih tinggi yaitu 173,8164d ± 7,93443, dibandingkan dengan kelompok tikus normal dengan kadar LDL sebesar 10,932a ± 1,56856 mg/dL, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Gani (2013) bahwa diet
hiperkolesterolemia dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan kadar LDL dalam darah.
Kadar kolesterol total kelompok perlakuan tikus hiperkolesterolemia yang diterapi ekstrak benalu mangga dengan dosis 400 mg/kg berat badan (C) yaitu 207,5222c ± 4,49047 mg/dL dan
kelompok perlakuan tikus
hiperkolesterolemia yang diterapi ekstrak benalu mangga dengan dengan dosis 800 mg/kg berat badan (D) yaitu 158,5842b ± 6,50785 mg/dL menunjukan penurunan kadar kolesterol total secara nyata (p > 0,05) setelah pemberian terapi ekstrak air benalu mangga dibandingkan dengan kelompok hiperkolesterol. Kadar LDL kelompok perlakuan tikus hiperkolesterolemia yang diterapi ekstrak benalu mangga dengan dengan dosis 400 mg/kg berat badan (C) yaitu 127,9818c ± 7,72096 mg/dL dan
kelompok perlakuan tikus
hiperkolesterolemia yang diterapi ekstrak benalu mangga dengan dengan dosis 800 mg/kg berat badan (D) yaitu 56,4092b ± 8,35489 mg/dL menunjukan
bahwa pemberian ekstrak air benalu mangga dapat menurunkan kadar LDL secara nyata (p > 0,05) dibandingkan dengan kelompok hiperkolesterol.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian diet hiperkolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan LDL, hal ini dikarenakan dalam diet hiperkolesterol mengandung 240 mg/100 gram pakan yang dapat meningkatkan secara nyata kadar kolesterol total dan LDL serum darah. Peningkatan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL dipengaruhi kandungan kolesterol dan asam lemak jenuh dalam telur puyuh dan minyak babi. Pada setiap 100 gr telur puyuh terkandung 2139,17 mg/dl kolesterol, sedangkan pada 100 gram minyak babi mengandung lemak jenuh 28,4 gr dan kolesterol 95 gr (Dwiloka, 2003 dan Almatsir, 2002). Asupan tinggi asam lemak jenuh dan kolesterol menyebabkan konsentrasi kolesterol yang ada dalam tubuh meningkat dan menurunkan sintesis dan aktivitas reseptor LDL. Setiap asupan lemak jenuh 1% dari total energi sehari dapat meningkatkan 2,7 mg/dl kadar kolesterol (Murray et al., 2006)
Pemberian ekstrak air benalu mangga berpengaruh secara nyata (p > 0,05) dalam menurunkan kadar kolesterol total dan kadar LDL serum darah tikus hiperkolesterolemia yang ditunjukan dengan penurunan nilai rata-rata kadar kolesterol total pada kelompok C dan kelompok D dibandingkan dengan kelompok B, hal ini di sebabkan karena ekstrak air benalu mangga memiliki kandungan senyawa antioksidan seperti flavanoid kuersetin,
Kelompok Kadar Kolesterol
Total Kadar LDL
Normal (A) 112,9676a ± 2,95756 10,932a ± 1,56856 Hiperkolesterol (B) 244,9802d ± 5,15583 173,8164d ± 7,93443 Terapi dosis 400 mg/kg bb (C) 207,5222c ± 4,49047 127,9818c ± 7,72096 Terapi dosis 800 mg/kg bb (D) 158,5842b ± 6,50785 56,4092b ± 8,35489
tanin dan saponin (Ikawati et al.,2008). Kandungan senyawa antioksidan dalam ekstrak air benalu mangga berfungsi meningkatkan sekresi asam empedu (Carvajall-Zarrabal et al., 2005 dan Lamson et al.,2000).
Kolesterol yang masuk melalui asupan makanan diserap usus kemudian dibawa menuju ke jaringan ekstra hepatik atau jaringan lemak dan mengalami hidrolisis. Hasil hidrolisis dibawa menuju hepar oleh enzim LPL (Lipoprotein Lipase) melalui pembuluh darah kapiler. Lipid selanjutnya dimetabolisme didalam hepar. Kilomikron sebagai transport lipid masuk ke hati disintesa menjadi HDL dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein), selanjutnya VLDL diubah menjadi IDL dan kemudian LDL (Low Density Lipoprotein) untuk mengedarkan kolesterol ke sel-sel jaringan, kelebihan LDL dibawa kembali oleh HDL ke hepar untuk disekresikan menjadi asam empedu. Tingginya asupan kolesterol memicu peningkatan kadar kolesterol total dan peningkatan LDL akibat tidak terkompensasi oleh HDL untuk dibawa kembali menuju hepar (Murray et al., 2003).
Antioksidan dalam ekstrak air benalu mangga mampu meningkatkan sekresi asam empedu (Carvajall-Zarrabal et al., 2005 dan Lamson et al., 2000). Pembentukan asam empedu terjadi didalam hepar. Kolesterol dalam LDL dibawa oleh HDL menuju hepar. Kolesterol diubah menjadi 7α-hidrokolesterol.yang kemudian terjadi reduksi ikatan rangkap dan hidroksilasi menjadi asam kenodeoksikolat dan asam kolat yang kemudian masuk kedalam usus halus sebagai emulsifier untuk membantu pencernaan lemak dan kemudian dikeluarkan melalui feses (Thocer, 2003). empedu membantu transport dan absorpsi produk akhir lemak yang dicerna menuju dan melalui
membran mukosa intentinal (Thocer, 2003). Produksi asam empedu memerlukan kolesterol sebagai bahan bakunya sehingga dengan meningkatnya sekresi asam empedu, kadar kolesterol total dalam darah akan menurun (Asmariani. 2012).
Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak air benalu mangga (Dendropthoe pentandra) terhadap gambaran histopatologi aorta mengunakan pewarnaan Hemaktosilin-Eosin (HE) memperlihatkan terdapat perbedaan sel endotel pada tunica intima yang disajikan pada Gambar 1.
Gambaran histopatologi aorta tikus normal (Gambar 1A) menunjukan bentuk normal tidak terdapat adanya kerusakan endotel dengan tidak adanya lesi di intima perlemakan di tunika media. Lapisan endotel tersusun rapi dan halus, berbentuk pipih, dan poligonal dengan sumbu panjang sel sejajar dengan aliran darah. Lapisan endotel tersusun rapi dan halus. Tunica intima disusun oleh sel endotelial atau single cell layer, sedangkan tunica media disusun oleh sel otot polos. Gambaran histopatologis aorta hiperkolesterolemia (Gambar 1B) menunjukkan adanya kerusakan endotel dengan bentukan laqpisan sel endotel pada tunica intima kasar, berbentuk tidak beraturan hingga terlepasnya sel endotel ke lumen.
Gambaran histopatologi aorta dengan terapi ekstrak air benalu mangga dosis 400 mg/kg berat badan (Gambar 1C) menunjukkan adanya perbaikan sel endotel dengan lapisan endotel yang mulai tersusun rapi berbentuk pipih, namun masih terlihat sel endotel yang kasar dengan bentuk tidak beraturan, sedangkan pada dosis ekstrak air benalu mangga (Gambar 1D) menunjukkan perbaikan sel endotel yang tersusun rapi, halus, dan berbentuk pipih mendekati normal.
Gambar 1. Struktur Histopatologis Aorta Tikus Pewarnaan Hematoksilin-Eosin
Keterangan = A (tikus normal) ; B (tikus hiperkolesterolemia); C (tikus hiperkolesterolemia dengan terapi 400 mg/Kg BB); D (tikus hiperkolesterolemia dengan terapi 800 mg/KgBB). Perbesaran 400x dan 1000x, Tunica intima (Ti), Tunica media (Tm)
Kerusakan endotel pada kelompok hiperkolesterolemia terjadi akibat adanya respon inflamasi akibat LDL oksidasi. Luka endotel akan merangsang monosit dan leukosit yang disebabkan adanya rangsangan proinflamasi berupa diet hiperkolesterol yang memicu terjadinya LDL oksidasi sehingga meningkatkan ekspresi molekul adhesi endotel seperti VCAM-1 dan P-selectin akan mengadhesi limfosit dan monosit (Davis, 2005).
Peningkatan monosit
menyebabkan monosit menempel pada endotel dan berubah menjadi makrofag (Lemanepa, 2005). Proses
masuknya monosit dan leukosit menyebabkan pelepasan radikal O2
yang reaktif yang memiliki efek perusak di sel endotel dan menginaktifkan Nitrit Oxide (NO) yang dibentuk oleh endotel. Peningkatan jumlah radikal bebas akan menyebabkan terjadinya stres oksidatif (Silbernagl and Florian., 2003). Stres oksidatif dapat menyebabkan kerusakan sel endotel dan terlepasnya sel endotel dari dinding pembuluh darah sehingga menurunkan jumlah sel endotel yang intak. Sel endotel yang mengalami
peroksidasi lemak akan
menyebabkan terganggunya fungsi
Tm
A
Ti TmB
Ti TmC
TmD
Ti Tm Ti Tibahkan dapat merusak struktur sel dan jaringan pembuluh darah (MacGill, 2000)
Gambaran histopatologi aorta pada kelompok terapi menujukkan berkurangnya kerusakan endotel. Menurut Carvajall-Zarrabal et al (2005) dan Lamson et al (2000) benalu mangga mempunyai kandungan senyawa bioaktif flavonoid kuersetin, tanin dan saponin yang dapat dapat mengurangi kerusakan endotel dengan cara menurunkan kadar kolesterol dan LDL melalui peningkatan sintesa asam empedu LDL sehingga meminimalisir terjadinya LDL oksidasi.
Flavonoid kuersetin, tanin dan saponin juga berperan sebagai antioksidan dalam menekan terjadinya oksidasi LDL hasil reaksi inflamasi. Flavonoid juga berperan sebagai antioksidan yang dapat menekan pelepasan radikal O2 yang
reaktif sehingga menekan terjadinya kerusakan endotel dengan menghambat inisiasi atau propagasi dari reaksi rantai oksidasi dan sebagai anti inflamasi yang dapat menghambat reaksi inflamasi, sehingga mencegah makin banyaknya makrofag (Carvajall-Zarrabal et al., 2005 dan Lamson et
al., 2000). Antioksidan juga
mengurangi toksisitas LDL yang teroksidasi terhadap sel endotel dan juga mengurangi degradasi oksidatif akibat nitrit oksida.
KESIMPULAN
Pemberian ekstrak air benalu mangga (Dendropthoe pentandra) dapat menurunkan kadar kolesterol dan LDLserta memperbaiki
gambaran histopatologi jaringan aorta tikus (Rattus norvegicus) hiperkolesterolemia
UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Laboratorium Biokimia, Laboratorium Molekuler FMIPA dan Laboratorium FAAL FK Universitas Brwaijaya beserta staf laboratorium yang telah membantu dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsir. 2002 Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Asmariani.W.G dan E.Probosari. 2012. Pengaruh Pemberian Buah Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Kadar Kolesterol LDL dan Kolesterol HDL pada tikus Sprague Dawley dengan hiperkolesterolemia. Journal of Nutrition College 1(1): 256-268
Aulanni’am. 1993. Effect Des Fibres
duriz Sur Le Profil
Lipidique Du Rat
Comparison Entre Le Riz Cargo Et Les Fibres du Son. These USTL. Montpellier, France. Carjavall-zarrabal.O.,S.M. Waliszewski., D.M.Barradas-dermitz, Z.Orta-flores, Hayward-jones., C.Nolasco-hipolito., Angulo-guerrero., S.Rican., Infaso, and P.R.L
Trujillo. 2005. The
Consumption Of Hibiscus
Sabdariffa Dried Calyx
Ethanolic Extract Reduced
Foods for Human Nutrition. 60: 153-159
Davis. 2005. Atherosklerosis An Inflamatory Process. Journal. Insur Med. 37:72-5
Dwiloka.B. 2003. Efek
Kolesterolemik Berbagai Telur. Media Gizi dan Keluarga Desember 2003, 27 (2) : 58-65 Gani.N., L.I.Momuat., dan M.M.
Pitoi. 2013. Profil Lipida Plasma Tikus Wistar yang
Hiperkolesterolemia pada
Pemberian Gedi Merah
(Abelmoschus manihot L.).
Jurnal Mipa Unsrat 2 (1): 44-49
Ikawati,M., A.E.Wibowo., N.S.Octa Dan R.Adelina. 2008.
Pemanfaatan Benalu Sebagai Agen Antikanker. Jurnal Farmasi UGM 1(1): 1--9 Khakim.A.l. 2000. Ketoksikan akut
ekstrak air daun benalu
(Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. dan Dendrophthoe falcata (L.f). Ertingsh) pada mencit jantan dan uji kandungan kimia. [SKRIPSI]. Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Lamanepa,E.L.M. 2005.
Perbandingan Profil Lipid Dan
Perkembangan Lesi
Aterosklerosis Pada Tikus
Wistar Yang Diberi Diet
Perasan Pare Dengan Diet Perasan Pare Dan Statin. [TESIS].Magister Ilmu
Biomedik Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang
Lamson., Davis., and B.Matthew. 2000. Antioxidants and cancer III: Quercetin, Alternative Medicine. Review Journal 5(3)
MacGill HC Jr. 2000. Association of coronary heart disease risk factors with the intermediate lesions of atherosclerosis in Youth: The Pathobiological
determinants of
Atherosclerosis in Youth
(PDAY). Research Group
Atherioscler Thromb Vasc Biol 20(8)
Murray.R.K., Granner, and Rodwell. 2003. Biokimia Harper. Penerjemah: Andry Hartono. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Murray.R.K., Granner, and Rodwell. 2006. Biokimia Harper. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Price.S.A., M.Lorraine, dan Wilson.
2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta Silbernagl. S and F.Lang. 2003. Teks
Atlas Berwarna Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
Suryohudoyo. 2000. Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Molekuler. CV Sagung Seto Jakarta. Tocher, Douglas. 2003. Metabolism
and Functions of Lipids and Fatty Acids In Teleost Fish. Reviews In Fisheries Science 11(2): 107-184