Shoutcast Distributed Network Audio Server
(DNAS) Sebagai Server Streaming Radio
Kampus
Zulhipni Reno Saputra
1
2
JURNAL SIGMATA | LPPM AMIK SIGMA
SHOUTCAST DISTRIBUTED NETWORK AUDIO SERVER (DNAS) SEBAGAI SERVER STREAMING RADIO KAMPUS
Zulhipni Reno Saputra Amik Sigma Palembang
zulhipni@yahoo.com
ABSTRAK
Berkembangnya Teknologi pada saat ini, membuat semua pekerjaan bisa kita kerjakan menggunakan teknologi yang ada. Pada jaman dahulu Radio merupakan informasi yang berbasis suara yang sudah lama ada di Indonesia, pada jaman modern kali ini dan berkembang pesatnya teknologi radio pun sekarang sudah bisa di akses melalui internet dengan media streaming. Streaming radio memang bukan teknologi baru, namun aplikasi ini masih cukup banyak diimplementasikan oleh banyak orang. Bahkan semakin banyak stasiun radio yang berekspansi merambah streaming radio. Aplikasi server streaming radio adalah Shoutcast. Shoutcast bisa berjalan pada sistem berplatform Windows maupun Unix/Linux. Cara kerja Streaming radio dengan shoutcast ini adalah DNAS (Distributed Network Audio Server) menerima broadcast dari source yang berasal dari winamp dan Shoutcast source DSP Plugin. Selanjutnya broadcast ini akan diteruskan ke pendengar lewat internet.
Kata kunci: Radio Streaming, Shoutcast, DNAS.
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Didalam dunia hiburan dan informasi ada dua jenis cara penyampaian yaitu melalui media cetak maupun media elektonik, contoh media cetak adalah Koran, majalah, dan tabloid, sedangkan untuk media elektronik adalah televisi dan radio.
Dengan adanya radio ini, informasi akan sampai kepada pendengar melalui gelombang radio. Pendengar menggunakan radio receiver untuk menerima siaran dari stasiun radio. Siaran radio yang menggunakan frekuensi memiliki cakupan lokasi yang terbatas karena adanya ketentuan dari pemerintah untuk membatasi jangkauan frekuensi dari pada radio tersebut, maka diperlukan cara penyampaian lain yang memiliki cakupan yang lebih luas menurut Willygis Erik, Aryanto Dharmawan, dan Samuel Sendy (2006).
Media radio secara fisik memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah daya jangkau siaran yang terbatas pada suatu daerah tertentu saja dimana radio tersebut disiarkan, misal untuk radio AM di Indonesia yang ditetapkan pada frekuensi 530 kHz –
1600 kHz daya jangkau siaran hanya 200 KM dengan modulasi mono, untuk siaran radio FM yang ditetapkan pada frekuensi 87,5 MHz – 108 MHz daya jangkaunya terbatas 75 KM dengan modulasi stereo menurut Telekomui dalam Isni (2009).
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis ingin membangun sebuah Radio Streaming di kampus Amik SIgma. Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian ini “SHOUTcast Distributed Network Audio Server (DNAS) Sebagai Server Streaming Radio Kampus”. 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dirumuskan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana cara merancang radio streaming dengan menggunakan Shoutcast DNAS sebagai server Radio kampus.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1) Server Streaming Radio kampus menggunakan Shoutcast DNAS.
JURNAL SIGMATA | LPPM AMIK SIGMA
3
2) Penggunakan Winamp versi 5.6 dan plugin shoutcast dsp versi 2.2.3 sebagai player musik.
3) Radio kampus berfungsi pada lingkungan kampus Amik Sigma.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian sebagai berikut:
1) Merancang server streaming untuk radio kampus.
2) Mengetahui Quality of Service dari jaringan server streaming.
2. LANDASAN TEORI 2.1. Radio
Menurut Indriyawati (2011), Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara). Pengertian “Radio” menurut ensiklopedi Indonesia yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frequensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari 1 mm).
Fungsi siaran radio menurut Sartono (2008) adalah menyampaikan informasi dari stasiun pemancar ke seluruh stasiun penerima dengan transmisi tanpa kabel (wireless). Keberadaan radio berawal dari penemuan James C. Maxwell mengenai teori gelombang elektromagnet yang kemudian direalisasikan oleh Henrich Hertz pada 1887. Kemudian Marconi menemukan metode transmisi suara tanpa kabel dan dilanjutkan dengan penyempurnaan eksperimen tentang berbagai susunan transmisi tanpa kabel oleh Nicola Tesla. Kemudian David Sarnoff mengemukakan ide tentang bagaimana jika stasiun penerima dibuat secara massal sehingga dapat dijadikan sebagai peralatan rumah tangga seperti halnya piano atau
phonograph yang dapat menghadirkan musik ke dalam rumah secara wireless. Sarnoff memberi nama ”Radio Music Box” untuk idenya ini.
2.2. Internet Radio
Internet radio adalah layanan penyiaran yang ditransmisikan melalui media internet (sumber: Wikipedia). Siaran yang dilakukan oleh sebuah stasiun radio internet dinamakan streaming.
Streaming biasanya dilakukan menggunakan audio codec yang terkompresi. Contoh file audio yang terkompresi adalah mp3 (MPEG1 layer 3) windows media audio, real audio.
Pada saat streaming, terjadi yang disebut lag time, yaitu waktu dimana suatu siaran terlambat sampai ke pendengar / penerima data. Biasanya lag time terjadi sekitar 2 detik.
2.3. Kualitas Audio
Kualitas Audio dapat ditentukan sebagai berikut:
a. Sample rate
Sample rate adalah menunjukan nilai sinyal audio yang diambil dalam satu detik ketika melakukan rekaman suara. Semakin tinggi nilai sample rate ini kualitas audio yang dimainkan semakin baik. Agar diperoleh suara yang bagus maka suara analog harus di sampling sekitar 2 kali lipat frekuensinya. Karena frekuensi tertinggi suara sekitar 20 kHz, maka sampling yang terbaik haruslah minimal 44.100 sample/detik (kualitas CD).
Standar suara digital dari rekaman DVD dewasa ini adalah sampling 192.000 kali/detik, sampling/detik ini disebut dengan sample rate. Berikut adalah nilai sample rate yang digunakan dalam audio digital.
b. Bit Rate
Kualitas Audio juga ditentukan oleh Bit Depth. Bit Depth adalah nilai resolusi suara atau jumlah tingkat level suara. Audio 8 bit menyediakan 2 pangkat delapan atau 256 level. Audio 16 bit menyediakan 65.536 level dan audio 32 bit memiliki jumlah 2 pangkat 32. Makin tinggi nilai jangkauan makin baik
4
JURNAL SIGMATA | LPPM AMIK SIGMA
kualitas. Namun demikian ukuran file yang diperlukan juga semakin besar (Erwadi Bakar, 3).
Bit rate adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah data yang diolah dalam jumlah waktu tertentu. Tergantung dari konteksnya, pengukuran umum dari bitrate biasanya menggunakan istilah kilobyte per second (kbps) dan Megabyte per second (Mbps).
2.4. SHOUTcast
SHOUTcast adalah suatu freeware yang biasa digunakan pada teknologi radio streaming. SHOUTcast membantu user menyediakan suatu Internet Radio Server pribadi dengan menggunakan software yang telah tersedia SHOUTcast terdiri dari dua komponen, yaitu: Aplikasi server SHOUTcast yang dapat dihubungi oleh user yang ingin mendengarkan file audio streaming. Parameter-parameter server SHOUTcast dapat diedit dengan memilih menu Edit Config pada jendela SHOUTcast Server Monitor. File konfigurasi ini berbentuk teks yang dilengkapi dengan keterangan pembantu. Plugin untuk mengirimkan stream MP3 keserver SHOUTcast. Plugin ini disebut SHOUTcast Source for Winamp. Pada plugin ini juga terdapat parameter-parameter yang dapat dikonfigurasi antara lain: lokasi server yang dituju, port dan password. Format dari output audio dapat dijalankan menggunakan berbagai software yang telah banyak digunakan saat ini, antara lain Winamp, Real Player, Windows Media Player, Quick Time dan lain-lain. (Bambang Sugiantoro, Desti Maulida dalam Cahyo (2013)).
2.5. Quality of Service
Adapun parameter quality of service yang di ukur adalah:
1) Delay
Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses trasmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya.
2) Packet Loss
Packet loss adalah banyaknya paket yang hilang selama proses transmisi yang diukur dalam persen.
3) Thoughput
Throughput adalah perbandingan antara paket data yang berhasil sampai tujuan selama interval waktu tertentu, atau bisa juga diartikan sebagai bandwidth aktual terukur saat pengiriman data.
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian yang biasa digunakan antara lain adalah Observasi dan studi pustaka. Sedangkan data yang digunakan yaitu data sekunder yang didapat dari studi pustaka. 3.2. Metode Pengembangan Sistem
Dalam penlitian ini, penulis melakukan metode pengembangan dengan metode
Prototype. Prototype merupakan salah satu
metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan, dengan 7 tahapan, yaitu Pengumpulan Kebutuhan, Membangun Prototype, Evaluasi Prototype, Mengkodekan Sistem, Menguji Sistem, Evaluasi Sistem, Menggunakan.
4. PEMBAHASAN 4.1. Kebutuhan Sistem
Kebutuhan sistem dalam perancangan server radio streaming yaitu:
1. Perlengkapan Jaringan meliputi Router Wireless, HUB/Swicth, Kabel UTP, Komputer Server, Komputer Player. 2. Aplikasi server Shoutcast DNAS,
Winamp versi 5.6 dan plugin shoutcast dsp versi 2.2.3 sebagai player music, Windows server dan Windows 8.
JURNAL SIGMATA | LPPM AMIK SIGMA
5
4.2. Desain Sistem Microphone 2 Microphone 1 CD Player Mini Amplifier Speaker 1 MIXER Komputer Penyiar Headphone 1 Headphone 2 Server Radio Streaming WIRELESS Internet HUB 4.3. ImplementasiAdapun tahapan yang dilakukan pada tahap implementasi dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Tahapan Implementasi Radio Streaming
No Tahapan Sub Tahapan 1. Konfigurasi Server Radio Streaming a) Install Sistem Operasi Linux Windows server. b) Install Shoutcast DNAS c) Konfigurasi Shoutcast DNAS 2. Konfigurasi Router Wireless a) Konfigurasi Router Wireless 3. Konfigurasi Komputer Player a) Install Sistem Operasi Windows 8. b) Install Winamp c) Install Plugin Shoutcast 4. Istallasi Radio Streaming a) Konfigurasi Mixer b) Konfigurasi Aplifier
4.4. Testing Radio Streaming
Setelah instalasi dan konfigurasi selesai dilakukan, saatnya melakukan test streaming radio. Untuk melakukan testing
streaming radio buka browser dengan url http://streamingku:8000, atau langsung membuka url tersebut pada pemutart audio misal winamp, windows media player dan lai-lain.
Selain itu kita bisa melihat statistik server streaming via url tersebut berupa informasi statistik, ban IP dan lain-lain. 4.5. Hasil Pengukuran Quality Of Service 1) Delay
Dari hasil pengukuran delay menggunakan tools monitoring Axence Nettools yang dilakukan selama 1 jam, didapat nilai delay dalam satuan milli second (ms) dari response time sebagai berikut:
a) Last : 710 b) Avarage : 744 c) Minimum : 334 d) Maksimum : 1000
Berdasaran pengukuran dengan Axence Nettools di dapat nilai rata-rata sebesar 744 milli second, berdasarkan rekonedasi oleh ITU-T G.11 maka delay yang terjadi tergolong buruk.
2) Packet Loss
Dari pengukuran yang dilakukan selama 1 jam di dapatkan nilai jumlah data yang dikirim sebanyak 1314 byte dan terjadi kehilangan data sebanyak 484 byte dengan persentase sebesar 37%. Dengan persentase sebesar 37% tersebut packet loss yang terjadi termasuk jelek (tidak dapat diterima). 3) Thoughput
Throughput berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada setiap titik pusat layanan internet, didapat hasil throughput dalam satuan bytes persecond (b/s):
a) Avareage : 22964 b/s b) Minimum : 16456 b/s c) Maximum : 39608 b/s
6
JURNAL SIGMATA | LPPM AMIK SIGMA
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KesimpulanBerdasarkan penelitian perancangan SHOUTcast Distributed Network Audio Server (DNAS) Sebagai Server Streaming Radio Kampus disimpulkan sebagai berikut:
1) Jumlah user dan bit rete streaming akan mempengaruhi bandwidth yang diperllukan, pada percobaan ini streaming set 24 kbps maka jika di set max user 10 maka pada saat ada 10 pendengar secara simultan akan memerlukan bandwidth 240 kbps. 2) Kapasitas bandwidth yang digunakan
sangat berpengaruh pada delay dan paket lost yang akan membatasi jumlah client yang bisa mengakses.
DAFTAR PUSTAKA
Andi (2012). Dasar-dasar Jaringan Komputer, Clear OS Indonesia.
Cahyo Nugroho Nur, Eka Purnama Bambang (2013). Perancangan Inovasi Konten Web Radio Streaming Dan Podcasting Pada Radio Puspa Fm Pacitan, Universitas Surakarta.
Daryono (2004). Memahami Kerja Internet, CV. Yrama Widya, Bandung.
Erwadi Bakar. Audio Digital, Teknologi Informasi. Politeknik Univertas Andalas. Indriyawati Henny, Suprayogi Sani (2011). Pengembangan Radio Online Sebagai
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Pengembangan Potensi Mahasiswa di Lingkungan Universitas Semarang, Universitas Semarang, Semarang.
Isni Nurwulan Ayu, Irving Vitra Paputungan (2009). Perancangan Radio Streaming Edukasi (Studi Kasus Balai Pengembangan Media Radio Yogyakarta), Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Sutarno Sri FR (2008). Teknik Penyiaran dan Produksi program radio, televise dan Film, Jilid I, Direktorat Pembina Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta.
Yonathan Bryan, Yoanes Bandung, Armein Z.R. Langi (2011). Analisis Kualitas Layanan (Qos) Audio-Video Layanan Kelas Virtual Di Jaringan Digital Learning Pedesaan, KK Teknologi Informasi, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika.
Yuni Puspitasari Fitria, Virgono Agus (2009). Internet Radio Streaming, Insitut Teknologi Telkom, Bandung.
Willygis Erik, Aryanto Dharmawan, dan Samuel Sendy (2006). Analisis Studi Kelayakan Untuk Implementasi Siaran Radio Via Internet (Studi Kasus B'Voice Radio), Univeritas Bina Nusantara, Jakarta.