• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya pembangunan DKI Jakarta dengan segala kemudahan aksesbilitas sarana dan prasarana lingkungannya mendorong semakin banyaknya terjadi urbanisasi yang dilakukan penduduk luar Kota Jakarta menuju Kota Jakarta. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi DKI Jakarta pada bulan Nopember 2011 mencatat jumlah penduduk Jakarta mencapai 10.187.595 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,41% pertahun dan kepadatan penduduk sebesar 14.491 jiwa/km2. Sementara itu, kemampuan daya dukung lingkungan DKI Jakarta saat ini sudah sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh 92% dari luas total kawasan Jakarta telah menjadi kawasan terbangun.

Untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk di DKI Jakarta, proyek pembangunan sarana dan prasarana lingkungan DKI Jakarta meluas hingga ke kawasan pinggiran termasuk didalamnya proyek pembangunan kawasan hunian. Kawasan Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang atau biasa dikenal Jabodetabek menjadi alternatif kawasan hunian bagi penduduk yang beraktivitas di Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari semakin bertambahnya jumlah penduduk kawasan Jabodetabek pada tahun 2010 mencapai 27,725,591 jiwa dengan laju pergerakan mencapai 37 juta perhari. Sihstyaningrum (2005) menyatakan, bahwa kebutuhan rumah di kawasan Jabodetabek pada tahun 2000-2010 mencapai 1.825.101 unit untuk wilayah Jakarta dan 2.643.601 unit rumah tersebar di wilayah Bogor,Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Berbagai program pembangunan perumahan diselenggarakan oleh pemerintah bekerjasama dengan swasta. Pembangunan rumah dengan berbagai ukuran luas tanah, bentuk dan tipe terus dilaksanakan, baik oleh personal ataupun oleh pengembang perumahan dengan berbagai kemudahan aksesbilitas dan fasilitas yang disediakan oleh pengembang perumahan. Sejumlah

(2)

2 pengembang (developer) menawarkan fasilitas kawasan hunian dengan berbagai keunggulan. Ragam perumahan dibangun dalam berbagai tipe, ukuran dan luas tanah, mulai dari rumah mungil sampai rumah besar lengkap dengan konsep yang diunggulkannya, seperti hunian klasik, hunian modern, hunian hijau, hunian mediterania, hunian minimalis, dan hunian wisata.

Disamping konsep-konsep hunian yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat juga pengembang yang menawarkan perumahan dengan konsep yang berbeda, yaitu konsep hunian religi khususnya hunian islami. Konsep hunian islami, kini telah menjadi salah satu alternatif pilihan konsep hunian bagi masyarakat perkotaan.

Seiring dengan berkembangnya paradigma masyarakat perkotaan, kondisi lingkungan hunian yang dapat menumbuhkan nilai-nilai kehidupan yang positif bagi keluarga menjadi salah satu pertimbangan penting dalam memilih tempat tinggal. Denny Ernadie dalam Republika Online 25 Juni 2006 mengemukakan bahwa masyarakat membutuhkan perumahan yang dapat membuat kehidupan lebih baik secara spiritual dan agama namun lingkungan tempat tinggal yang ada saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan itu.

Isnaeni (2010) mengemukakan, bahwa konsep perumahan muslim yang berdasarkan kehidupan hunian syariah, untuk mengimbangi kehidupan modern, kesibukan dan rutinitas yang seringkali membuat orang abai dan lalai terhadap nilai agama yang mungkin sudah dipelajari sebelumnya. Semakin banyak masyarakat yang tertarik dengan perumahan bernuansa islami maka semakin banyak pula jumlah perumahan yang dibangun dengan konsep islami. Hal ini dapat dianggap sebagai bentuk dari kecenderungan masyarakat untuk kembali pada kehidupan agamis yang selama ini kurang diperhatikan.

Merujuk kepada lima hirearki kebutuhan manusia yang diungkapkan Abraham Maslow, rumah sebagai tempat tinggal memberikan kontribusi bagi manusia untuk mencapai kepuasan. Selain sebagai tempat berlindung yang mencakup dalam psicological, secure and safety needs, rumah pun berfungsi sebagai ruang interaksi dan membentuk aktifitas sosial bagi penghuninya (social needs). Di samping itu rumah pun dapat memenuhi kebutuhan pencitraan diri

(3)

3 seseorang (selfesteem) melalui rumah yang dimilikinya seseorang dapat mengaktualisasikan dirinya dengan menuangkan berbagai idenya dalam merancang atau menata rumahnya sehingga dirinya dapat mencapai puncak hirearki ini (self actualization needs). Oleh karena itu keberadaan konsep hunian islami telah menjadi salah satu alternatif kawasan pemukiman yang diminati masyarakat perkotaan khususnya di kawasan Jabodetabek.

Pertumbuhan perumahan bernuansa islami, dapat dilihat dari semakin maraknya pembangunan perumahan bernuansa islami yang dibangun di kota-kota besar Indonesia terutama wilayah Jabodetabek. Kontan online, 21 September 2007, melaporkan bahwa maraknya perkembangan perumahan islami ditunjukkan di beberapa daerah, seperti Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi. Di daerah Depok, terdapat perumahan Darrussalam Group yang mengembangkan lima perumahan bernuansa islami, yaitu Permata Darrussalam, Pondok Darrussalam, Griya Mustofa, Griya Ahmad Dahlan atau GAD, dan Mawar Residence. Selain itu ada pula Orchid Realty, pengembang Orchid Residence dan Griya Rahmani. Sedangkan di Jatiasih Bekasi, ada Tama Mandiri Regency dan Griya Madani. Demikian pula di Sentul Bogor, terdapat perumahan Bukit Az-Zikra, yang dimiliki Arifin Ilham seorang ustadz terkenal.

Perumahan Bukit Az-Zikra yang berlokasi di kawasan Sentul Bogor dikembangkan oleh Cigede Group. Kawasan perumahan dengan luas lahan + 33 Ha ini, telah menjadi pilihan sejumlah penduduk Jakarta sebagai tempat tinggalnya. Di kawasan ini, pengembang membudayakan penghuni agar lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu perumahan didesain berdasarkan prinsip-prinsip islami, dengan masjid sebagai pusat aktivitas, penghuni perumahan Az-Zikra pun di berikan berbagai kemudahan dalam mengikuti program-program yang dapat meningkatkan spiritualitas dan keimanannya, serta lingkungan yang kondusif untuk beribadah. Tawaran konsep perumahan islami yang holistik inilah, yang diduga cukup banyak menarik minat konsumen, sehingga mereka menentukan pilihannya untuk menjadikan perumahan Bukit Az-Zikra sebagai hunian tempat tinggal mereka dan

(4)

4 keluarganya. Denny, salah satu warga yang tertarik pada konsep permukiman islami berpendapat sebagai berikut :

"Jadi, masyarakat membutuhkan lingkungan pemukiman yang bisa mendorong mereka untuk bisa berbuat baik,,, Mereka membeli rumah ini bukan karena faktor Ustaz Arifin, atau karena desain arsitektur rumahnya, tapi semata-mata karena mereka memang membutuhkan lingkungan yang Islami untuk memperbaiki kualitas kehidupan keagamannya, " (Republika Online 26 Juni 2006)

Menurut penurutan Republika online, 25 Juni 2006, Perumahan Bukit Az zikra Sentul Kabupaten Bogor merupakan perumahan yang dikonsep oleh Ustadz Arifin Ilham, pengasuh dan pimpinan Majelis Zikir Az-Zikra. Bersama sejumlah aktifis lainnya, Arifin membuat konsep sebuah hunian yang didesain secara islami, baik arsitekturnya maupun lingkungan kehidupannya. Di dalamnya terdapat simbol-sombol keislaman sekaligus tata pergaulan dan kehidupan yang islami.

Berdasarkan uraian diatas, untuk mengetahui bagaimana persepsi penghuni terhadap konsep perumahan Bukit az-Zikra sampai saat ini belum ada informasi yang memadai. Oleh karena itu, peneliti memandang perlu dilakukannya penelitian lebih mendalam mengenai Persepsi Penghuni Terhadap Konsep Perumahan Bukit az-Zikra Sentul Kabupaten Bogor.

I.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

"Bagaimana Persepsi Penghuni terhadap Konsep Perumahan Bukit az_Zikra Sentul-Kabupaten Bogor?"

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

" Persepsi Penghuni terhadap Konsep Perumahan Bukit az_Zikra Sentul-Kabupaten Bogor "

(5)

5 I.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Tambahan informasi khazanah keilmuan pada perkembangan ilmu perencanaan wilayah dan kota, khususnya mengenai perencanaan kawasan hunian yang memberikan kenyamanan holistik bagi penghuninya.

2. Bahan informasi bagi masyarakat calon penghuni perumahan, khususnya sebagai informasi alternatif dalam memilih hunian berlandaskan konsep perumahan islami (menjadi oase dlm padatnya kehidupan perkotaan)

3. Bahan masukan bagi perusahaan pengembang properti, khususnya mengenai persepsi penghuni perumahan terhadap karakteristik perumahan islami.

I.5 Batasan Penelitian

Penulis membatasi penelitian ini hanya mencakup hal-hal yang berkaitan dengan "Persepsi Penghuni terhadap Konsep Perumahan Bukit az_Zikra Sentul-Kabupaten Bogor". Adapun batasan penelitian ini meliputi batasan objek penelitian, focus penelitian dan lokus penelitian.

Objek penelitian ini hanya mencakup penghuni perumahan khususnya perumahan bernuansa islami. Penghuni perumahan islami ini adalah seseorang atau sekelompok orang yang tinggal di perumahan bernuansa islami dan atau membelinya.

Focus penelitian ini dibatasi pada persepsi penghuni terhadap konsep perumahan. Dengan demikian penulis hanya menekankan pada hal-hal yang berkaitan persepsi penghuni perumahan islami.

Lokus penelitian ini hanya dilakukan di Perumahan Islami Bukit az-Zikra Sentul Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan atas

(6)

6 pertimbangan ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan perumahan yang dilengkapi dengan berbagai program penunjang aktifitas penduduknya dalam mewujudkan kenyamanan bertempat tinggal yang holistik .

I.6 Keaslian Penulisan

Berdasarkan informasi yang dimiliki penulis, penelitian mengenai “Persepsi Penghuni Terhadap Konsep Perumahan Islami Bukit az-Zikra Sentul-Kabupaten Bogor JawaBarat” belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun demikian, peneliti berhasil menemukan sejumlah penelitian yang berkaitan dengan persepsi penghuni perumahan yang pernah dilakukan, dengan objek kajian dan lokasi lokasi berbeda, diantaranya :

No Nama/Tahun Lokus Fokus Metode/

Pendekatan 1 Alfanita. 2008 Tesis Kota Semarang (Undip)

Pengaruh Gaya Hidup Modern dan Persepsi Penghuni terhadap Karakteritstik Fisik Perumahan Cluster Kuantitatif-positivtik 2 Firman Heydir Effendie 2008 Tesis Pengungsian Meulabouh Aceh (MPKD UGM) Persepsi penghuni terhadap permukiman relokasi di Kota Meulaboh

(Studi kasus relokasi Paya Peunaga) Kualitatif, fenomenologi 3 I Dewa Putu Punia Asa 2000 Tesis Kabupaten Sikka NTT (MPKD UGM) Persepsi penghuni terhadap pemukiman ressetlement pasca bencana alam Deskriptif kualitatif kuantitatif

4 Dahmiri,2008 Kota Jambi Persepsi konsumen

terhadap keputusan membeli perumahan Griya Kembar Lestari

Deskriptif kuantitatif 5 Sri Murwanti, 2008 Tesis Perumahan Cipta Laras Wonogiri Perilaku konsumen dalam memilih perumahan pada

perumahan Cipta Laras Bulusulur Wonogiri

Kuantitatif

(7)

7 Lanjutan 6 AnnaYuniarti, 2010 Tesis Perumahan Kota Wisata Cibubur dan Limus Pratama Regency Preferensi penghuni kawasan perumahan terhadap fasilitas pendidikan kuantitatif 7 M. Syaom Barliana Makalah Konaspi 2004 di UNS Daarut Tauhid Bandung Model Pendidikan "Manajemen Qalbu" dan ekspresi arsitektur islam: Studi kasus pada kawasan pesantren Daarut Tauhid Bandung

Deskriptif Kuantitatif-kualitatif 8 Yultan Demmanggasa, Perumahan BTN Bumi Permai Makassar Persepsi masyarakat terhadap lingkungan perumahan Kuantitaif 9 Bagus Wibowo 2009 (Skripsi Unbraw) Perumahan Bukit Az-Zikra Bogor Kajian Kesesuaian Konsep Ruang Rumah Tinggal Islami Pada Desain Rumah

Tinggal

Kuantitatif

Namun meski begitu, penelitian mengenai persepsi penghuni terhadap Perumahan Bukit Az-Zikra Sentul, Bogor, Jawa Barat ini tidak sama dengan penelitian-penelitian yang disebutkan sebelumnya. Penelitian ini memiliki sejumlah perbedaan, baik dalam lokus, fokus subjek, setting waktu maupun objek penelitiannya.

Referensi

Dokumen terkait

Diisi dengan bidang ilmu yang ditekuni dosen yang bersangkutan pada

PEMBUATAN FILM PENDEK TENTANG PERNIKAHAN USIA MUDA DENGAN TEKNIK CONTINUITY EDITING SEBAGAI UPAYA.. PENYADARAN

“ Visi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil adalah untuk menjadi program studi yang unggul ( centre of excellence ) dalam menyiapkan tenaga kerja profesional dalam

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

SEGMEN BERITA REPORTER A Kreasi 1000 Jilbab Pecahkan Muri Rina & Deska. CAREER DAY AMIKOM Adib & Imam Wisuda smik amikom Adib

terlibat melakukan transaksi tidak harus bertemu atau berhadapan secara langsung. Bisa saja para pihak yang telah melakukan transaksi tersebut berada pada tempat atau.