• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 7 METRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 7 METRO"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMP NEGERI 7 METRO

Oleh :

NUR ARIFIN

NPM.1168451

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Jurusan : Tarbiyah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN)

JURAI SIWO METRO

1437 H/2016 M

(2)

SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMP NEGERI 7 METRO

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi sebagai Syarat Memperoleh Gelar Strata Satu

OLEH: NUR ARIFIN NPM. 1168451

Pembimbing I : Dr. Hj. Ida Umami, M.Pd. Kons Pembimbing II : Suhendi, M.Pd

PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN: TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

JURAI SIWO METRO

(3)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 7 METRO

ABSTRAK Disusun Oleh: NUR ARIFIN NPM: 1168451

Proses pembelajaran yang kurang kondusif menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Kurangnya minat belajar siswa disebabkan kurang afektifnya pendidik dalam pengunaan media pembelajan yang tidak sesuai materi. Penggunaan media audio visual kurang maksimal dimanfaatkan oleh pendidik, dan kurangnya kreativitas pendidik untuk membuat media pembelajaran sehingga dalam menerima materi yang diberikan peserta didik merasa bosan pada proses pembelajaran.

Pertanyaan penelitian ini adalah apakah ada pengaruh yang positif signifikan pengunaan media audio visual terhadap minat belajar pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 7 Metro. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengunaan media audio visual terhadap minat belajar pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 7 Metro.

Penelitian ini di desain dengan metode deskriptif kuantitatif. Populasinya sebanyak 186 siswa dan sampel sebanyak 27 siswa, yang diambil secara cluster

random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

angket sebagai metode pokok, dokumentasi sebagai metode pendukung, serta teknik analisis data statistik penulis gunakan untuk menganalisa data yang terkumpul dalam penelitian ini menggunakan rumus chi kuadrat.

Dari hasil penelitian di simpulkan bahwa, penggunaan media audio visual secara keseluruhan mebuat guru untuk menyampaikan materi yang akan disampaikan kepada siswa lebih menarik dan bervariasi, sehingga dapat menarik minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yang di berikan oleh guru. Berdasarkan hasil data, fakta, dan teori yang diperoleh, membuktikan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima. Sehingga dapat dinyatakan bahwa penggunaan media audio visual berpengaruh terhadap minat belajar pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 7 Metro. Hal ini berarti bahwa tingkat kesesuaian media audio visual yang digunakan dengan materi pelajaran, maka minat belajar akan semakin meningkat.

(4)

ORISINILITAS PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : NUR ARIFIN

NPM : 1168451

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Jurusan : Tarbiyah

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah asli hasil penelitian saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan daftar pustaka.

Metro, Oktober 2015 Yang Menyatakan,

Nur Arifin

(5)

MOTTO

Dengan Kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.1

(6)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT dan dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan keberhasilan sederhana ini kepada:

1. Kedua Orang Tua tercinta, (Bapak Sudayat dan Ibu Tumini) yang telah mendidikku sejak kecil, membimbing, memotivasi dan senantiasa mendo’akan akan keberhasilanku.

2. Sahabat-sahabatku, Puguh Winarko, Ismail Achmad, Mardian Prastya, Asep Irawan, Firman Mustofa, Ari Yahya, Imam Nawawi, Dedi Irawan, Ayu Puspita Sari, yang selalu menyayangi dan mendo’akan keberhasilanku.

3. Rekan-rekan mahasiswa STAIN Jurai Siwo Metro angkatan 2011, khususnya rekan-rekan PAI khususnya kelas F yang selalu setia berbagi dalam suka maupun duka.

(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulisan skipsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan program Strata satu Jurusan Tarbiyah STAIN Jurai Siwo Metro guna memperoleh gelar S.Pd.I.

Dalam upaya penyelesaian skripsi ini, penulis telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag, selaku Ketua STAIN Jurai Siwo Metro, Dra. Hj. Akla, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah, Muhamad Ali, M.Pd.I selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Dr. Hj. Ida Umami, M.Pd. Kons selaku Dosen Pembimbing I, Suhendi M.Pd selaku Dosen pembimbing II yang telah memberi bimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan dan memberikan motivasi. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada kepala sekolah, Bapak dan Ibu guru/Karyawan serta staf TU di SMP Negeri 7 Metro yang telah menyediakan waktu dan fasilitas dalam rangka pengumpulan data. Tidak kalah pentingnya, rasa sayang dan terimakasih penulis haturkan kepada Ayahanda dan Ibunda yang senantiasa mendo’akan dalam memberikan dukungan dalam menyelesaikan pendidikan.

Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan dan akan diterima dengan kelapangan dada. Dan akhirnya semoga rencana skripsi ini dapat dikembangkan menjadi penelitian yang sebenarnya.

Metro, Oktober 2015 Penulis

Nur Arifin

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

ABSTRAK... v

HALAMAN ORISINILITAS PENELITIAN... vi

HALAMAN MOTTO... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

... A. Latar Belakang Masalah... 1

... B. Identifikasi Masalah... 5 ... C. Pembatasan Masalah... 5 ... D. Rumusan Masalah... 5 ... E. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6

(9)

F. Penelitian Relevan... 6

BAB II LANDASAN TEORI... 9

... A. Minat Belajar PAI... 9

... 1. a. Pengertian Minat Belajar PAI ... 9

b. Sifat-Sifat Minat Belajar PAI... 11

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar PAI ... 12

d. Meningkatkan Minat Belajar PAI... 13

B. Penggunaan Media Audio Visual... 19

1. a. Pengertian Penggunaan Media Audio Visual ... 19

b. Kerucut Pengalaman Edgar Dale... 20

c. Jenis Penggunaan Media Audio Visual... 21

d. Ciri-Ciri Penggunaan Media Audio Visual... 24

e. Tahap Penggunaan Media Audio Visual... 24

f. Manfaat Penggunaan Media Audio Visual... 25

2. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Minat Belajar PAI ... 26

C. Hipotesis Penelitian... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 29

... A. Rancangan Penelitian... 29

... B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 30

(10)

1. Populasi ... 30

... 2. Sampel ... 31

3. Teknik Pengambilan Sampel... 31

C. Definisi Operasional Variabel Bebas (Penggunaan Media Audio Visual) dan Variabel Terikat (Minat Belajar PAI) ... 31

D. Metode Pengumpulan Data... 33

... E. Instrument Penelitian... 35

F. Tehnik Analisis Data... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 41

A. Hasil Penelitian... 41

1. Temuan Umum Penelitian... 41

a. Sejarah Singkat SMP Negeri 7 Metro... 41

b. Kondisi SMP Negeri 7 Metro... 44

c. Keadaan Pendidik SMP Negeri 7 Metro... 46

d. Keadaan Peserta Didik SMP Negeri 7 Metro... 49

e. Struktur Organisasi SMP Negeri 7 Metro... 50

f. Denah Lokasi SMP Negeri 7 Metro... 51

2. Temuan Khusus Penelitian... 52

B. Pembahasan... 65

C. Keterbatasan Penelitian ... 71

BAB V PENUTUP... 72

(11)

B. Saran... 73

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar Sruktur Organisasi SMP Negeri 7 Metro... 50 2. Gambar Denah Lokasi SMP Negeri 7 Metro... 51

(12)

DAFTAR TABEL

1. Tabulasi Jumlah Populasi... 20

2. Kisi-Kisi Istrumen penelitian ... 35

3. Data Ruang Belajar ... 44

4. Data Ruang Belajar Lainnya ... 45

5. Data Ruang Kantor ... 45

6. Data Ruang Penunjang... 46

7. Keadaan Pendidik ... 47

8. Keadaan Peserta Didik... 49

9. Distribusi Frekuensi Hasil Angket Tentang Penggunaan Media Audio Visual ... 55

10. Distribusi Frekuensi Hasil Angket Tentang Minat Belajar PAI ... 58

11. Data Pengolahan Skor yang Diperoleh Tentang Angket Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Minat Belajar PAI... 60 12. Frekuensi Data yang Diperoleh Angket Penggunaan Media Audio

(13)

Visual Terhadap Minat Belajar PAI (fo) ... 61

13. Tabel Kinerja Menghitung Chi Kuadrat (x2)... 62

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Bimbingan Skripsi... 76

2. Surat Tugas Research ... 77

3. Surat Izin Research... 78

4. Surat Keterangan Research... 79

5. Surat Izin Pra Survey ... 80

6. Out Line... 81

7. Daftar Nama Peserta Didik Kelas IX yang Menjadi Sampel Penelitian... 85

8. Kartu Konsultasi Bimbingan ... 86

9. Angket Pengunaan Media Audio Visual ... 97

... 10. Angket Minat Belajar PAI ... 100

11. Uji Validitas ... 103

(14)

13. Tabel chi kuadrat... 123 14. Daftar Riwayat Hidup ... 124

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan, pendidik harus dapat mengelola pembelajaran dengan baik dalam berbagai aspeknya, antara lain dari segi pemilihan metode, media, pendekatan dan teknik mengajar. Salah satunya penggunaan media pembelajaran yang relevan. Penggunaan media pembelajaran yang relevan, memungkinkan siswa dapat berpikir konkret dan hal ini berarti mengurangi salah paham antara siswa dan pendidik.

Pendidik mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Sebagai pendidik harus mempunyai keterampilan untuk menarik perhatian siswa serta memudahkan untuk memahami materi yang disampaikan. Pendidikan agama bukan hanya sekedar proses penyampaian materi tetapi nilai-nilai ajaran Islam, karena tujuan pendidikan agama Islam adalah menjadikan manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif meliputi perubahan dalam segi penguasaan ilmu pengetahuan dan perkembangan ketrampilan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut, aspek afektif meliputi perubahan segi mental, perasaan dan kesadaran dan aspek psikomotorik meliputi perubahan dalam segi tindakan bentuk psikomotorik.

(16)

Pendidik dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana, tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.

Pendidik juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Perbedaan individual menunjukkan pada banyaknya variasi dan variabilitas dari perbedaan-perbedaan yang dimiliki individu. Perbedaan individu yang sangat kompleks tidak sepenuhnya diperhatikan dalam dunia pendidikan dan pembelajaran.

Ada beberapa faktor yang menghambat proses komunikasi, yaitu:

1. Hambatan psikologis, yang meliputi minat, intelegensi, dan tingkat pengetahuan.

2. Hambatan fisik, seperti kelelahan, sakit dan cacat tubuh.

3. Hambatan kultural, seperti perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial dan kepercayaan.

4. Hambatan lingkungan, seperti kelas bersebelahan dengan bandara2.

Setiap materi pelajaran memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Pada satu sisi terdapat materi pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu dalam penyampaiannya, tetapi di sisi lain terdapat materi pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu dalam penyampaiannya, berupa media pembelajaran. Materi pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi

2 Arief S. Sadiman (dkk), Media Pendidikan:Pengertian,Pengembangan, dan

(17)

sangat sulit dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu dibutuhkan media pembelajaran yang dapat membantu peserta didik agar lebih mudah memahami materi pelajaran secara maksimal.

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai praktis, yaitu:

1. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.

2. Media dapat mengatasi ruang kelas.

3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan.

4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.

5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret dan realistis;

6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.

7. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar.

8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu yang konkret sampai kepada yang abstrak3.

Penggunaan media pembelajaran yang tidak sesuai, memungkinkan rendahnya minat peserta didik untuk dapat berpikir dengan nyata dan hal ini pendidik dapat memanfaatkan media audio visual dalam menyampaikan materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.

Dengan adanya minat belajar yang kuat dalam diri peserta didik maka akan menimbulkan keingintahuan dan kesenangan dalam diri peserta didik untuk belajar. Keingintahuan dan kesenangan belajar itu bisa

3 Asnawir dan M.Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat

Pers,

(18)

didapatkan dari materi yang diajarkan dan cara pendidik dalam menyampaikan materi, jika bahan pelajaran dan cara pendidik tidak sesuai dengan minat peserta didik, maka peserta didik yang bersangkutan tidak akan belajar dengan baik, karena tidak ada daya tarik baginya.

Proses pembelajaran yang kurang kondusif menyebabkan rendahnya minat belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI. Meskipun sekolah tidak bernuansa islami tetapi dalam kurikulumnya terdapat mata pelajaran PAI, kurangnya minat belajar peserta didik disebabkan kurang afektifnya pendidik dalam menyampaikan materi.

Berdasarkan hasil pra survey di SMP Negeri 7 Metro dapat di amati beberapa fenomena antara lain : Pertama, guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam melaksanakan proses belajar mengajar mengunakan alat peraga atau media pengajaran. Adapun alat peraga yang dilakukan salah satu diantaranya masih menggunakan media visual seperti Poster. Namun pengunaan media audio visual kurang maksimal di manfaatkan oleh pendidik.

Kedua, Penjelasan pendidik yang bersifat lisan menyebabkan

mereka semakin tidak mengerti akan materi pelajaran dan sering kali mengakibatkan kebosanan peserta didik, sehingga minat belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI nya masih rendah.

(19)

Ketiga, kurangnya kreativitas pendidik untuk membuat media

pembelajaran khususnya media audio visual dalam proses penyampaian materi pelajaran PAI di dalam kelas.

Berdasarkan hal di atas dapat dimengerti bahwa penggunaan media pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu yang digunakan pendidik untuk berkomunikasi dengan peserta didik. Media diharapkan dapat memberikan arah kepada pendidik untuk memecahakan masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Pengunaan media audio visual kurang maksimal di manfaatkan oleh pendidik.

2. Minat belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI nya masih rendah. 3. Kurangnya kreativitas pendidik untuk membuat media pembelajaran

khususnya media audio visual.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok permasalahan dan untuk menghindari kemungkinan meluasnya masalah yang akan diteliti, maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian yaitu :

(20)

1. Objek penelitian dibatasi pada media pembelajaran yang terdiri dari media audio visual seperti VCD (Video Caset Digital).

2. Minat belajar PAI siswa SMP Negeri 7 Metro.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka perumusan masalah adalah: “apakah ada pengaruh penggunaan media audio visual terhadap minat belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 7 Metro?”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual terhadap minat belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 7 Metro.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Dapat memberikan informasi bagi kalangan pendidik tentang penggunaan teknologi pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 7 Metro dan pengaruhnya terhadap minat peserta didik pada pembelajaran PAI.

b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi peserta didik agar meningkatkan minat belajar, khususnya mata pelajaran pendidikan agama Islam sehingga penggunaan media audio visual

(21)

dapat berjalan dengan lancar, mutu pendidikan, dan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang berkualitas.

c. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat terutama bagi penulis dalam mengupayakan meningkatan minat belajar peserta didik disekolah melalui pengaruh penggunaan media audio visual.

F. Penelitian Relevan

Penelitian relevan digunakan untuk menjelaskan posisi (State of

Art), perbedaan atau memperkuat hasil penelitian tersebut dengan

penelitian yang telah ada. Pengkajian hasil penelitian orang lain yang relevan, lebih berfungsi sebagi pembanding dari kesimpulan berfikir kita sebagai peneliti.4

Penelitian relevan berfungsi juga sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian yang ada, baik mengenai kelebihan atau kekurangan yang ada sebelumnya. Dalam hal ini penulis mengambil beberapa penelitian yang berkaitan dengan tema yang diangkat:

Skripsi berjudul “Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minat

Belajar Bidang Studi Fiqih Peserta didik Kelas X MA Ma’arif 9 Kota Gajah Lampung Tengah” oleh M. Didik Setiawan NPM (0523341). Dalam

skripsi ini di paparkan bahwa pengaruh lingkungan sekolah dapat menjadikan proses belajar mengajar berjalan dengan efektif dan menarik minat peserta didik untuk dapat mengikuti pembelajaran secara aktif.

Skripsi berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Media dalam Belajar

dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar PAI Peserta didik Kelas I SMP Muhammadiyah I Indraprasta Semarang” oleh Nur Aini (3101329),

(22)

yang mengfokuskan bahwa pemanfaatan media dalam belajar dan motivasi dengan prestasi peserta didik.

Beberapa karya diatas berbeda dengan pembahasan peneliti, yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Minat

Belajar Peserta didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 7 Metro”.

Perbedaan penelitian saya dengan beberapa peneliti di atas yaitu antara lain: M. Didik Setiawan mengkaji Pengaruh lingkungan sekolah, tetapi saya mengkaji tentang penggunaan media audio visual. Pengaruhnya lingkungan sekolah digunakan di mata pelajaran fiqh, tetapi penulis mengkaji dimata pelajaran PAI. Persamaan dalam penilitian ini adalah variabel terikat (minat belajar),

Maka penulis yang lebih mengfokuskan pada pembahasan secara khusus tentang pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis media audio visual, dan mengkaji minat belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI, sehingga pembahasan ini layak diangkat dan diteliti.

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Minat belajar Pendidikan Agama Islam

1. Minat Belajar PAI

a. Pengertian Minat Belajar PAI

Pada dasarnya penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, minat sebagai suatu rasa lebih suka. Untuk dapat melihat keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar, seluruh faktor-faktor yang berhubungan dengan guru dan siswa harus dapat diperhatikan. Mulai dari perilaku guru dalam mengajar sampai dengan tingkah laku siswa sebagai timbal balik dari hasil sebuah proses pembelajaran.

Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadap pelajaran, ia merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut. Ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat.

Minat ialah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran,benda dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif, dan motorik dan merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan.5 Juga Minat adalah suatu pemusatan perhatian yang disengaja yang terlahir

(24)

dengan penuh kemauannya yang tergantung dari bakat dan lingkungannya6. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh7.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah keinginan yang timbul dari diri seseorang karena adanya suatu tujuan yang akan dicapai dan suatu kecendrungan yang erat kaitannya dengan perasaan individu terutama perasaan senang terhadap sesuatu yang baginya berharga atau sesuai dengan kebutuhan dan member kepuasan kepadanya. Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa aktivitas, orang, dan pengalaman.

Minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Kesenangan merupakan minat yang bersifat sementara, adapun minat bersifat tetap dan ada unsur memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Semakin sering minat dieskpresikan dalam kegiatan akan semakin kuat minat tersebut, sebaliknya minat akan menjadi pupus kalau tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya.

Belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan indivindu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang relative permanen dan menetap disebabkan adanya interaksi individu dengan lingkungan belajarnya.

6 Agus Suyanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.92

7 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

(25)

Pengertian tersebut menekankan adanya proses dalam belajar yang dilakukan individu untuk mengadakan perubahan tingkah laku dengan jalan menjalin interaksi dengan lingkungannya.

Pendidikan Agama Islam adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan siswa dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi Pendidikan Agama Islam lebih menekankan bagaimana siswa mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.

Proses Kemauan untuk sampai pada tindakan biasanya melalui beberapa tingkat:

1) Motif (alasan dasar, dan pendorong)

2) Perjuangan motif yaitu sebelum mengambil keputusan pada batin biasanya ada beberapa motif ada yang bersifat luhur dan rendah. 3) Keputusan yaitu pemilihan untuk menentukan keinginan.

4) Perbuatan kemauan yaitu kalau sudah mengambil keputusan maka bertindak sesuai dengan keputusan yang di ambil.8

Oleh karena itu, dapat disimpulkan mengenai minat belajar PAI diatas yaitu kecendrungan hati yang melibatkan perasaan senang untuk melakukan kegiatan belajar pendidikan agama Islam, dengan harapan dapat memberi kepuasan terhadap sesuatu yang belum dimiliki sebelumnya melalui berbagai macam latihan sehingga hasil akhir belajar tersebut adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan dapat di manfaatkan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.

(26)

b. Sifat-Sifat Minat Belajar PAI

Minat memiliki sifat dan karakter khusus, sebagai berikut berikut :

1) Minat bersifat pribadi (individual), ada perbedaan antara minat seseorang dan orang lain.

2) Minat menimbulkan efek diskriminatif.

3) Erat hubungannya dengan motivasi, mempengaruhi, dan dipengaruhi motivasi.

4) Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan lahir dan dapat berubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman, dan metode9.

Dari beberapa sifat-sifat minat belajar dapat penulis simpulkan bahwa di setiap dalam diri individu memiliki minat yang berbeda, agar minat tersebut timbul perlu adanya pengaruh dari kebutuhan, cara dan pengalaman individu sesuai dengan tujuan yang di inginkan.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar PAI

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat seseorang sebagai berikut:

1) Faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang terdiri dari : Faktor jasmaniah, kesehatan, dan cacat tubuh. Faktor psikologis, intelegensi, perhatian, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

Perhatian adalah aktivitas jiwa terhadap pengamatan, pengertian dengan mengesampingkan yang lain.10 Adapun hal-hal yang dapat menarik

9 Yudrik jahja, Psikologi Perkembangan., h. 63

(27)

perhatian ialah hal yang sudah dikenalnya, aneh baginya, menyolok, sesuai dengan tingkat perkembangan, jelas, dan sesuai dengan minatnya.11 Untuk membangkitkan perhatian yang disengaja, seorang guru harus:

a) Dapat menunjukkan pentingnya materi pelajaran yang disajikan. b) Berusaha menghubungkan antara pengetahuan siswa dengan materi

yang akan disajikan

c) Merangsang siswa agar melakukan kompetisi belajar yang sehat d) Berusaha menghadirkan hukuman dan dapat memberikan hadiah

secara bijaksana.12

Perhatian spontan dapat dibangkitkan dengan:

a) Mengajar dengan persiapan yang baik b) Menggunakan alat peraga sebagai media

c) Sedapat mungkin menghindari hal-hal yang dianggap tidak diperlukan

d) Memberikan selingan.13

2) Faktor ekstern, yaitu faktor yang ada di luar individu terdiri dari : a) Faktor keluarga. b) Faktor sekolah. c) Faktor masyarakat.14

11 Ibid., h. 91

12 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat

Pers,

2002), h. 9

13 Ibid.

14 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

(28)

Dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar dapat penulis simpulkan bahwa minat seseorang dapat timbul dari dalam diri maupun dari luar. Apabila kedua-duanya saling mempengaruhi maka minat belajar seseorang akan cepat terbentuk.

d. Meningkatkan Minat Belajar PAI

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yaitu:

1) Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan tidur, belajar, makan, olahraga.

2) Menyelididiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari. 3) Merencanakan penggunaan belajar itu dengan cara menetapkan

jenis-jenis mata pelajarannya dan urutan-urutan yang harus dipelajari. 4) Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk

belajar dengan hasil terbaik. 5) Berhematlah dengan waktu.15

Dari beberapa cara meningkatkan minat belajar dapat penulis simpulkan bahwa untuk membangkitkan minat individu yang optimal harus memanfaatkan dan mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. Kondisi tubuh dan lingkungan keluaraga turut mempengaruhi minat individu.

e. Indikator-indikator Minat PAI

Adanya minat dalam diri siswa di tandai dengan beberapa gejala atau indikator yang menunjukan tingginya minat tersebut. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

(29)

Untuk mengetahui minat belajar siswa, dapat dilihat indikator-indikator minat belajar adalah sebagai berikut :

1) Keinginan. 2) Perasaan senang. 3) Kebiasaan. 4) Pengetahuan. 5) Perhatian.

Dari uraian indikator-indikator tersebut untuk menjadi bahan acuan pembuatan kisi-kisi soal yang akan di berikan oleh guru dan dipelajari oleh siswa agar minat belajar siswa lebih baik dan kemampuannya terus berkembang.

Oleh karena itu penulis dapat simpulkan bahwa minat belajar PAI adalah kecendrungan hati yang melibatkan perasaan senang untuk melakukan kegiatan belajar pendidikan agama Islam dengan harapan dapat memberi kepuasan terhadap sesuatu yang belum di miliki dan kemauan individu untuk mengarahkan pada suatu pilihan, agar tertanamnya dan ditumbuh kembangkan nilai-nilai pendidikan agama islam.

2. Pendidikan Agama Islam (PAI)

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)

Dalam kurikulum 2006 standar kompetensi pendidikan agama Islam SMP dan MTS, pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan

(30)

terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, bertakwa dan berahlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan hadits, melalui kegiatan bimbingan, pegajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.

Pendidikan agama Islam adalah “upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.”16 Sedangkan menurut pendapat lain, pendidikan agama Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya.17

Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran suatu aktivitas asasi dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat. Selanjutnya, pendapat tokoh menyatakan bahwa, “pendidikan agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan serta dengan

16 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h.21 17 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Hostoris, Teoritis dan Praktis,

(31)

perhatian, serta hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama, hubungan dengan manusia dengan alam.”18

Berdasarkan pendapat di atas, dapat di jelaskan bahwa pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada al-Qur’an dalam mencetak peserta didik yang Islami dan berahlak mulia pada Q.S. al- Isra (17):70 yang berbunyi:

                  

Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.19

b. Fungsi Pendidikan Agama Islam (PAI)

18 Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

2004), h.176-177

15 Q.S Al-Isra’ (17): 70

(32)

Pendidikan agama Islam di sekolah berfungsi untuk pengembangan, penyaluran, perbaikan, pencegahan, penyesuaian dan sumber lain.20 Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri peserta didik melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya dan sesuai peraturan yang ada di sekolah, sesuai Al- Qur’an dan Hadist, sehingga tidak melenceng pergaulannya dan berkeinginan untuk belajar, seperti itu lah fungsi pendidikan agama Islam.

c. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI)

Dasar dan tujuan pendidikan agama Islam adalah islam dengan segala ajarannya. Ajaran itu bersumber pada al-Qur’an,Sunnah Rasullah saw, dan rakyu (hasil pikir manusia). Tiga sumber ini harus digunakan secara hirarkis. Al-qur’an harus didahulukan.

Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan-tujuan yang bertumpu pada tiga aspek, yaitu iman, ilmu dan amal yang berisi:

1) Menumbuh suburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap positif dan disiplin serta cinta terhadap agama.

2) Ketaatan kepada Allah SWT dan rasul-Nya merupakan motivasi intrinsik terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.

3) Menumbuhkan dan membina keterampilan beragama dalam semua aspek kehidupan serta dapat memahami dan menghayati ajaran agama Islam secara mendalam dan menyeluruh, sehinnga dapat digunakan sebagai pedoman hidup.

(33)

Apabila suatu ajaran atau penjelassannya tidak ditemukan di dalam al-qur’an, maka harus dicari di dalam Sunnah, apabila tidak juga ditemukan di dalam Sunnah, barulah digunakan rakyu21. Al-quran sebagai kitab pentunjuk, Allah menjelasnkan hal ini dalam firman-Nya:

                

Sesungguhnya Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Q.s. al- Isra’ :9)

Berdasarkan ayat di atas, dapat kita lihat bahwa dalam al-Qur’an terdapat petunjuk bagi umat manusia , tujuan ini akan tercapai dengan memperbaiki hati dan akal manusia dengan akidah-akidah yang benar dan ahlak yang mulia serta mengarahkan tingkah laku mereka kepada perbuatan yang baik, termasuk pendidikan. Pendidikan yang sesuai dengan ajaran al-Qur’an dan hadits tentunya adalah pendidikan agama Islam yang mengajarkan nilai-nilai, berdasarkan kedua hal tersebut dan mengajarkan kepada siswa untuk menjadikannya sebagai pedoman hidup.

Al-abrasyi merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi:

1) Pembinaan ahlak.

2) Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat 3) Pengusaan ilmu

4) Keterampilan bekerja dalam masyarakat.

(34)

Tujuan umum pendidikan islam adalah muslim yang sempurna, manusia yang takwa, atau manusia yang beriman kepada Allah22. Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

d. Materi Pendidikan Agama Islam (PAI)

Berikut Kompetensi Dasar yang diajarkan di sekolah menengah sebagai berikut:

1) Menerapkan ketentuan syariat Islam dalam pelaksanaan penyembelihan hewan.

2) Menunaikan ibadah qurban dan aqiqah sebagai implementasi dari surah al- kausar.

3) Memahami ketentuan haji dan umrah.

B. Media Audio Visual

22 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam Prespektif Islam, (Bandung: PT Remaja

(35)

1. Pengertian media audio visual

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara23. Media merupakan suatu yang bersifat meyalurkan pesan dan dapat menarik pikiran, perasaan, dan kemauan siswa untuk dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.24

Pengajaran media audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa25. Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsure gambar, jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yaitu auditif dan fisual, contoh radio dan televisi.26

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran audio visual adalah sarana atau prasarana yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran yang dipergunakan untuk membantu tercapainya tujuan belajar.

23Arief S. Sadiman (dkk), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 6

24 M.Basyiruddin, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) h. 11 25 Azhar arssyad, Media Pembelajaran., h. 31

26 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,

(36)

2. Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale mengadakan klasifikasi menurut tingkat dari yang paling kongkrit ke yang paling abstrak. Dari mulai keurucut sampai kebawah yaitu: lambang kata, lambang visual, gambar tetap, gambar hidup, televise, pameran museum, darmawisata, percontohan, pengalaman dramatisasi, pengalaman tiruan, dan pengalaman langsung.

Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “kerucut pengalaman” dari Edgar Dale dan pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu yang paling sesuai untuk pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran contohnya melalui pengalaman langsung. Maka semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman contohya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa.27

27 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran ,(Jakarta :

(37)

Berdasarkan uraian kerucut pengalaman Edgar Dale dapat penulis simpulkan bahwa, media sebagai alat yang memudahkan pendidik untuk menyampaikan materi, dan peserta didik lebih mudah menerima materi yang belum diketahui secara langsung daripada hannya melalui penjelasan secara lisan.

3. Jenis Media Audio Visual

a. Video, sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, pesan yang disajikan bisa bersifat fakta, maupun fiktif (seperti cerita), dan bisa bersifat edukatif maupun intruksional.

Kelebihan video dalam proses belajar mengajar antara lain:

1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsanagan luar lainnya.

2) Memperoleh informasi dari ahli-ahli.

3) Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya. 4) Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang. 5) Keras lemah suara yang ada bisa diatur.

6) Gambar proyeksi bisa di bekukan untuk di amati dengan seksama.

Kelemahan dari video dalam proses belajar-mengajar antara lain:

1) Perhatian peserta didik sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktikan.

2) Sifat komunikasinya bersifat satu arah.

3) Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.

4) Memerlukan perlatan yang mahal dan kompleks.28

(38)

b. Televisi

Televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsure gerak.

Sebagai media pendidikan, televisi mempunyai kelebihan sebagi berikut:

1) TV dapat menerima, mengunakan, dan mengubah atau membatasi media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai.

2) TV merupakan medium yang menarik.

a) TV dapat memikat perhatian sepenuhnya. b) TV mempunyai realitas dari film.

c) Sifatnya langsung dan nyata.

d) Horizon kelas dapat diperlebar dengan TV.

e) TV dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal mengajar.

Beberapa kelemahan TV antara alain:

a) Sifat komunikasinya hannya satu arah.

b) Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan.

c) Program di luar kontrol guru.

d) Besar gambar di layar relative kecil disbanding dengan film, sehingga jumlah siswa yang dapat memanfaatkan terbatas.29

c. Film

(39)

Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalm membantu proses, belajar mengajar. Film memberikan fakta tetapi juga menjawab beberbagai persoalan dan untuk mengerti tentang dirinya sendiri dan lingkungannya. Film akan membantu siswa dapat memperoleh kecakapan , sikap, dan pemahaman yg akan membantu mereka hidup dalam masyarakat.30

Sebagi suatu media film memiliki kelebihan antara lain:

1) Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses. 2) Film dapat menampilkan kembali masa lalu.

3) Film dapat menyajikan baik teori pratik dari yang bersifat umum atau sebaliknya.

4) Film dapat menggunakan teknik-teknik seperti warna,gerak lambat, animasi dan sebgainya untuk menampilkan butir-butir tertentu. 5) Film memikat perhatian anak.

6) Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan sesuai dengan kebutuhan.

7) Film mengatasi keterbatasan daya indra (penglihatan) 8) Film dapat merangsang atau memotivasi anak-anak. Media film memliliki kelemahan antara lain :

1) Harga/biaya produksi relative mahal.

2) Film tak dapat mencapai semua tujuan pembelajaran. 3) Penggunaanya memerlukan ruangan gelap.31

Oleh karena itu, dari beberapa jenis media audio visual dapat penulis simpulkan bahwa penggunaan media audio visual yang akan di gunakan oleh pendidik, masing-masing mempunyai kelebihan dan

30 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Cita Adtiya Bakri, 1994) h. 84 31Arief S. Sadiman (dkk), Media Pendidikan., h. 69

(40)

kekurangan. Pendidik harus bisa memilih media yang sesuai dengan materi yang akan diberikan oleh siswa.

4. Ciri-ciri media audio visual

Ciri- ciri media audio visual diantaranya :

a. Bersifat linear.

b. Menyajikan visual yang di namis.

c. digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya. e. Repsentasi fisik dari gagasan abtrak.

f. Dikembangkan menurut prinsip pksikologis, behaviorisme, dan kognitif.

g. Berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.32

Dari beberapa ciri-ciri media audio visual dapat penulis simpulkan bahwa Media audio visual dalam penggunaannya lebih menekankan kepada hal yang nyata dan sistem ini guru mengkomunikasikan pengetahuannya kepada siswa dalam bentuk pokok bahasan dalam beberapa macam bentuk silabus. Biasanya pembelajaran berlangsung dan selesai dalam jangka waktu tertentu.

5. Tahap Penggunaan Media Audio Visual

Alat-alat audio visual yang akan menggunakannya telah mempunyai keterampilan yang lebih dari memadai dalam penggunannya. Dalam pengunaanya harus memperhatikan hal sebagai berikut:

a. Persiapan yaitu pelajari tujuan, persiapkan pelajaran, pilih alat yang cocok, berlatih menggunakan alat, dan periksa tempat.

(41)

b. Penyajian ialah menyusun kata pendahuluan, menarik perhatian, menyatakan tujuan, mengunakan alat, dan mengusahakan penampilan bermutu.

c. Penerapan yaitu praktek, pertanyaan-pertanyaan, ujian , dan diskusi. d. Kelanjutan, pelajaran yang telah disampaikan harus di ulang-ulang.33

Dari beberapa tahap pengunaan media audio visual dapat penulis simpulkan bahwa, dengan menerapkan beberapa tahap di atas pendidik dapat menyampaikan materi yang akan disampaikan kepada siswa menjadi lebih mudah dan dapat sesuai tujuan proses pembelajaran.

6. Manfaat Media Audio Visual

Fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat pembelajaran dan sebagai sumber belajar. Media berfungsi untuk tujuan intruksi yang informasi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa, baik dalam benak atau mental maupun bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.34

Pendapat lain juga mengatakan bahwa fungsi media adalah :

e. Membantu memudahkan belajar bagi siswa atau mahasiswa dan memudahkan belajar bagi guru dan dosen.

f. Memberikan pengalaman yang lebih nyata. g. Menarik perhatian siswa lebih besar.

33 Amir Hamzah Sulaiman, Media Audio Visual Untuk Pengajaran, Penerangan dan

Penyuluhan, (Jakarta: Gramedia, 1999) h. 24

(42)

h. Semua indra murid dapat diaktifkan, kelemahan suatu indra dapat diimbangi dengan kekuatan indra yang lainnya.

i. Lebih menarik perhatian murid dalam belajar. j. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realita.35

Adapun kegunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis. b. Mengatasi keterbatasan ruang , waktu, dan daya indra.

c. Mengatasi sikap pasif anak didik.

d. Mengatasi pengalaman pada tiap siswa yang berbeda36

Dari beberapa manfaat media audio visual dapat penulis simpulkan bahwa media merupakan salah satu ide yang sangat tepat dalam menyiasati kejenuhan peserta didik, karena pembelajaran dengan menggunakan media dirasa cukup efektif dan dapat menggairahkan semangat mereka dalam mengikuti jalannya proses belajar mengajar.

Oleh karena itu penulis dapat simpulkan bahwa penggunaan media audio visual adalah media yang mengandalkan indra pandangan dan pendengaran yang dipergunakan untuk membantu tercapainya tujuan belajar. Media dikatakan baik apabila penggunaan media tersebut memperhitungkan resiko biaya, tenaga dan sesuai dengan materi yang diberikan oleh siswa. Adapun indikator media audio visual yaitu :

a) Kualitas penggunaan media audio visual sesuai dengan materi.

35 Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat, 2002), h. 24 36 Arief S. Sadiman (dkk), Media Pendidikan., h.18

(43)

b) Penggunaan media audio visual sesuai dengan waktu mengajar

c) Kesesuaian media audio visual dengan karakteristik siswa.

d) Penggunaan media audio visual sesuai dengan metode pembelajaran.

C. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Minat belajar PAI

Proses pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi. Proses komunikasi terwujud melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan oleh setiap guru dan siswa. Agar komunikasi dapat diserap dan tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses tersebut, karena dalam proses tersebut sering terjadi hambatan-hambatan yang mengakibatkan komunikasi yang tidak lancar.

Hambatan-hambatan tersebut dapat ditanggulangi dengan menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Pemakaian media dalam pengajaran dapat membantu mengembangkan kreatifitas guru dan murid dengan cara menyajikan pelajarannya dengan media sehingga lebih menarik.

Dengan penggunaan media audio visual yang merupakan kombinasi antara indra pendengaran dan penglihatan, diharapkan siswa menjadi tertarik terhadap pelajaran yang diajarkan, serta fokus mengikuti pelajaran sehingga dapat menyerap pelajaran secara optimal. Yang pada akhirnya berujung pada tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

(44)

Media audio visual yang berupa film, dapat mendorong minat siswa untuk belajar jika digunakan dan di organisasi secara benar. Banyak materi PAI yang membutuhkan banyak penjelasan dalam penyampaiannya.

Media audio visual seringkali digunakan dalam proses pembelajaran PAI, karena media ini dirasa paling tepat dan efektif digunakan untuk materi yang bersifat praktek. Sebagai contoh penggunaan media TV dan VCD dalam materi haji, maka siswa akan lebih dapat paham akan materi tersebut karena mereka dapat menyaksikan bagaimana tata cara haji yang benar, sehingga mereka semakin tertarik untuk memfokuskan pikiran, pendengaran dan penglihatan pada materi yang diberikan oleh guru. Hal ini memungkinkan mereka untuk dapat berhaji secara benar sesuai tuntunan guru. Berbeda ketika guru tidak menggunakan media, hanya menerangkan secara verbal maka siswa hanya dapat menggunakan imajinasi mereka saja.

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah “jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang sebenarnya masih diuji secara empiris”37. Hipotesis yaitu rumusan jawaban sementara yang harus di uji melalui kegiatan penelitian, hipotesiss ditarik dari serangkaian fakta yang muncul sehubungan dengan masalah yang diteliti.

(45)

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah suatu dugaan sementara, atau sebuah pernyataan dan dirumuskan secara singkat, padat dan jelas, serta dapat diuji kebenarannya.

Sesuai dengan kerangka teoritis di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H a : Ada pengaruh yang positif signifikan antara pengunaan media audio visual terhadap minat belajar siswa pendidikan agama Islam di SMP Negeri 7 Metro.

Sehubungan hal tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada pengaruh yang positif signifikan antara pengunaan media audio visual terhadap minat belajar siswa pendidikan agama Islam di SMP Negeri 7 Metro.

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Upaya penelitian ini dapat mencapai sasaran yang diinginkan diperlukan suatu perencanaan yang logis dan sistematis dalam bentuk rencana dan penelitian. “Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.38 Sedangkan jenis penelitian adalah deskriptif

kuantitatif. “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang di arahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”.39 Sedangkan kuantitatif

38. Moh.Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), h. 267. 39. Nurul Zuhriah, Metode Penelitian, Sosial Dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi

(47)

yaitu “ penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian data dan analisis yang menggunakan uji statistik”.40

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data atau angka yang diolah dengan metode statistik.

B. Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi ialah jumlah keseluruhan dari analisis (subjek) yang ciri-cirinya akan diteliti.41 Pendapat lain mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian untuk ditarik kesimpulanya.42 Dengan demikian populasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keseluruhan subjek yang akan menjadi titik perhatian dalam pelaksanaan

40. Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h.

128.

41 Edi Kusnadi, Metodolgi Penelitian, (Metro, Ramayana Pres, 2008), h.79. 42 Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung, Alfabeta, 2010), h.61

(48)

penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 7 Metro. Berjumlah 186 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1

Tabulasi Jumlah Populasi

No Kelas Jumlah Siswa

1 IX A 27 2 IX B 27 3 IX C 27 4 IX D 26 5 IX E 27 6 IX F 26 7 IX G 26 Jumlah keseluruhan : 186 Laki-laki : 82 Perempuan : 104

Data siswa kelas IX dari kantor tata usaha SMP Negeri 7 Metro.

2. Sampel

Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak. Jika hanya ingin meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sehingga dapat dikatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti.43

Sedangkan menurut pendapat lain sampel adalah “sebagian individu yang diselidiki”.44

43 Ibid., h.80.

(49)

Berdasarkan pengunaan undian yang telah dilakukan, maka peneliti menetapkan sampel penelitian adalah pada kelas IX E.

3. Tehnik pengambilan sampel

Tehnik sampling adalah suatu tehnik atau cara digunakan dalam mengambil sampel dari populasi.45

Pengambilan sampel pada penelitian ini, dilakukan secara cluster random sampling. Cluster random sampling digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data yang homogen. pengambilan sampel ditetapkan secara acak.46 Teknik sampling ini bisa dilakukan mengunakan

undian.

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan suatu petunjuk bagaimana caranya mengukur suatu variabel oleh karena itu, memutuskan definisi oprasional variabel pada suatu variabel dipandang sangat perlu, sebab Definisi operasional variabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati atau diobsevasi serta dapat diukur, berarti yang dimaksud dengan definisi operasional variabel adalah

1. Variabel bebas (independent variable) a. Penggunaan media audio visual

Penggunaan media audio visual adalah media yang mengandalkan indra pandangan dan pendengaran yang

45 Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, ( Jakarta: Ramayana Pres STAIN Metro, 2008), h.

84.

(50)

dipergunakan untuk membantu tercapainya tujuan belajar. Media dikatakan baik apabila penggunaan media tersebut memperhitungkan resiko biaya, tenaga dan sesuai dengan materi yang diberikan oleh siswa. Adapun indikator penggunaan media audio visual yaitu :

1) Kualitas penggunaan media audio visual sesuai dengan materi. 2) Penggunaan media audio visual sesuai dengan waktu mengajar 3) Kesesuaian media audio visual dengan karakteristik siswa. 4) Pengunaan media audio visual sesuai dengan metode

pembelajaran.

2. Variabel terikat (dependent variable) b. Minat belajar

Minat belajar PAI adalah kecendrungan hati yang melibatkan perasaan senang untuk melakukan kegiatan belajar dengan harapan dapat memberi kepuasan terhadap sesuatu yang belum di miliki dan kemauan individu untuk mengarahkan pada suatu pilihan, Agar tertanamnya dan ditumbuhkembangkan nilai-nilai pendidikan agama islam. Adapun indikator dari minat belajar PAI adalah:

1) Adanya keinginan yang kuat untuk belajar PAI. 2) Perasaan senang mempelajari PAI.

3) Bersemangat untuk mengulangi mata pelajaran PAI . 4) Siswa ingin lebih mengetahui materi pelajaran PAI.

5) Perhatian siswa lebih terfokus kepada materi yang disampaikan oleh pendidik.

(51)

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik mencapai hasil maksimal serta untuk memperoleh pengumpulan data, penelitian ini menggunakan alat atau metode pengumpulan data yakni sebagai berikut:

1. Angket (Quesioner)

Angket dapat dipandang sebagai suatu teknik penelitian yang banyak mempunyai kesamaan dengan wawancara, kecuali dalam pelaksanaanya, angket dilaksanakan secara tertulis.Juga angket yaitu alat pengumpulan informasi dengan cara penyampaian sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.47 Menurut cara penyampaian angket dapat dibedakan dalam bentuk angket langsung atau angket tidak langsung:

1) Angket Langsung: angket tipe ini disampaikan langsung kepada orang yang diminta informasi tentang dirinya sendiri.

2) Angket Tidak Langsung: pribadi yang diberi daftar pertanyaan diminta menjawab mengenai kehidupan psikolog orang lain. Ia diminta menceritakan atau menjelaskan keadaan orang lain.48

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan jenis angket langsung tertutup dengan bentuk multiple chooise (pilihan ganda). Adapun skala yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. “Skala Likert digunakan

47 Nurul Zuriah, Metodelogi penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2009), h.182.

48 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Risert Social, (Bandung:CV Mandar

(52)

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Dengan menggunakan lima alternatif jawaban yaitu: selalu, sering, kadang-kadang, hampir dan tidak pernah. Adapun skor 5,4,3,2,1 untuk pernyataan positif dan 1,2,3,4,5 untuk pernyataan negatif.49

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber tertulis atau dokumen-dokumen, baik baik berupa buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan lain sebagainya.50

Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data pendukung seperti keadaan guru, staf, dan karyawan, keadaan siswa, denah lokasi, dan struktur organisasi yang berkaitan dengan sekolah.

E. Instrumen Penelitian

1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Dalam perencanaan instrument, maka terlebih dahulu perlu menyusun kisi-kisi instrument setiap variabel dengan membuat tabel spesifikasi penyusunan kisi-kisi instrumrent berdasarkan definisi oprasional variabel yang diambil dari kajian teoritik. Adapun kisi-kisi instrument penelitian yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 2

49Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2009), h. 93

(53)

Kisi-kisi instrument angket penelitian

Variabel penelitian Indikator Butir soal Jumlah

Variabel terikat (Y) Adanya keinginan yang kuat untuk belajar PAI

1, 2,3, 4 4 Minat belajar PAI Perasaan senang mempelajari

PAI

5,6,7,8 4

Bersemangat untuk mengulangi pelajaran PAI

9,10,11, 12

4 Siswa lebih mengetahui

materi PAI 13,14,15,16

4 Perhatian siswa lebih terfokus

kepada materi yang

disampaikan oleh pendidik.

17,18,19, 20.

4

Jumlah 20

Variabel bebas (x) Kualitas penggunaan media audio visual sesuai dengan materi

1,2,3,4,5 5

Penggunaan media audio visual

Penggunaan media audio visual sesuai dengan waktu mengajar

6,7,8,9,1 0

5

Kesesuaian media audio visual dengan karakteristik siswa.

11,12,13, 14,15

5

Pengunaan media audio visual sesuai dengan metode pembelajaran.

16,17,18, 19,20

5

Jumlah 20

2. Uji Coba Instrumen a. Validitas Instrumen

Validitas adalah “sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukuran”. Sebuah tes dikatakan valid apabila

(54)

tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas tiap item soal, maka penulis menggunakan tehnik korelasi product moman yang digunakan oleh person dengan rumus :

rXY=

XY

{

N

X2−

(

X2

)

}

{

N

Y2−

(

Y2

)

}

Keterangan:

r

xy = angka indeks korelasi “r” product moment

N = jumlah sampel

€xy = jumlah hasil perkalian antara skor x dan y €x = jumlah seluruh skor x

€y = jumlah seluruh skor y.51

b. Relliabilitas Instrumen

Realibilitas adalah “sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.” Adapun rumus yang digunakan adalah rumus Spearman-Brown:

ri =

2 x rb (1+rb)

Keterangan:

ri = Realibilitas internal seluruh instrumen

51Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press,

(55)

rb = Korelasi produk moment antara belahan pertama dan kedua52

Kemudian dari hasil perhitungan tersebut akan diperoleh penafsiran untuk indeks realibilitasnya. Adapun interpretasi terhadap nilai r yang diperoleh, pada umumnya menggunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut:

Tabel Interpretasi

Besarnya “r” Product Moment (rxy) Interpretasi:

0,90 – 1,00 Sangat tinggi

0,70 – 0,90 Tinggi

0,40-0,70 Cukup

0,20 – 0,40 Rendah

0,00-1,00 Sangat rendah

Instrumen dikatakan reliabel jika r 0,40. 53

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu metode yang digunakan dalam menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini untuk menganalisis data tentang Pengaruh.

1. Deskripsi data yaitu menggambarkan data yang ada untuk memperoleh fakta dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan. Analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif untuk melakukan perhitungan terhadap harga rata-rata mean dari setiap variabel penelitian, dari perhitungan tersebut kemudian dideskripsikan dalam

52 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung:Alfabeta, 2010), h. 359

53 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, (Jakarta:Rhineka Cipta,

(56)

distribusi frekuensi skor masing-masing variabel penelitian dan divisualisasikan dalam histogram. Untuk mendapatkan sebuah kesimpulan secara logis atas data yang ada dalam penelitian ini, maka perlu diuji melalui uji hipotesis.

2. Adapun analisis data yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus chi kuadrat

x2= (fo−ft ) 2 ft

Keterangan : X2 = chi kuadrat

fo = frekuensi yang diobservasi ft = frekuensi teoritik54

Rumusan tersebut penulis gunakan untuk menguji signifikan observasi (fo) dengan frekuensi yang diharapkan (fh).

Untuk menguji apakah chi kuadrat hasil perhitungan (X2)signifikan maka

harus dibandingkan dengan harga chi kuadrat pada table nilai chi kuadrat X2.

Barulah dihitung dan dibandingkan dengan disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima jika X2 lebih besar daripada x2 dengan demikian hipotesis

nihil ditolak.

Selanjutnya apabila chi kuadrat mudah diketahui maka koefisien kontingensi dicari dengan rumus sebagai berikut:

(57)

C =

x 3

x3−N

Keterangan :

C = koefisien kontingensi

X2 = harga chi kuadrat yang diperoleh

N = banyaknya subyek55

Untuk menguji apakah harga chi kuadrat hasil perhitungan (X2) signifikan maka harus dibandingkan dengan harga kritik chi kuadrat pada tabel nilai chi kuadrat (X2), setelah dihitung dan dibandingkan dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (Ho) ditolak jika X2 lebih besar daripada X2 karena itu hipotesis alternatif (Ha) diterima.

Kemudian setelah data-data tersebut diolah dan dianalisa dengan menggunakan rumus tersebut di atas, maka selanjutnya mengkonsultasikan hasil perhitungan / chi kuadrat hitung dengan harga chi kuadrat tabel, dari hasil konsultasi inilah nantinya akan diambil keputusan sebagai hasil akhir dari penelitian ini.

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Singkat SMP Negeri 7 Metro 1. Deskripsi Lokasi Penelitian

(59)

SMP Negeri 7 Metro berlokasi di jalan stadion, Kelurahan Tejosari, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro. SMP Negeri 7 Metro berawal dari perubahan sekolah Teknik Negeri (ST Negeri) Metro yang berdiri pada Januari 1963, pada awal berlokasi di Jl. Kemiri 15A kampus Iringmulyo. Pada tahun 1994 ST Negeri Metro berubah menjadi SMP Program Pendidikan Ketrampilan (SMP Ketrampilan). Kemudian pada tahun 1999 berubah menjadi SMP Negeri 7 Metro.

Pada tahun ajaran 1999/2000 SMP Negeri 7 Metro memiliki guru tetap berjumlah 21 orang dan tata usaha 3 orang. Seiring berjalannya waktu SMP Negeri 7 mulai berbenah baik dalam bidang tenaga pendidikan, tenaga kependidikan maupun dalam sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar mengajar, dan kini SMP Negeri 7 Metro memiliki 45 tenaga pendidik.

Adapun kepala sekolah yang pernah memimpin di SMP Negeri 7 Metro yaitu:

1. Drs. Zaini Djas, Tahun 1963-1988 2. Risik Hadisiswoyo, Tahun 1988-1999 3. Drs. Karyadi, Tahun 1999-2001

(60)

4. Drs. Siyono, Tahun 2001-2006 5. Drs. Supriyono, Tahun 2006- 2009 6. Drs. Afrizal, Tahun 2009- 2013

7. Joko Widodo, S.Pd, M.Pd 2013- sekarang.

Pada saat ini SMP Negeri 7 Metro dipimpin oleh bapak Joko Widodo, S.Pd, M.Pd beliau diangkat menjadi kepala sekolah di SMP Negeri 7 Metro pada 8 Januari 2013. Beliau merupakan kepala sekolah yang ke 7 yang pernah menjabat di SMP Negeri 7 Metro.56

b. Visi dan Misi SMP Negeri 7 Metro

Adapun visi dan misi SMP Negeri 7 Metro, yaitu:

1) Visi SMP Negeri 7 Metro

Menjadi sekolah bermutu berwawasan iptek berlandaskan imtak berbudaya lingkungan

2) Misi SMP Negeri 7 Metro

a) Mewujudkan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang proaktif dan adaptif

b) Mewujudkan inovasi pembelajaran

c) Mewujudkan pembinaan terhadap peserta didik yang berbakat dan berprestasi serta peserta didik yang berkesulitan belajar d) Mewujudkan pembinaan ekstra kulikuler

e) Mewujudkan profesionalisme SDM pendidik dan tenaga kependidikan

Gambar

Tabel Interpretasi
Tabel 5 Data Ruang Kantor
Gambar 2. denah lokasi SMP Negeri 7 Metro
Tabel kerja untuk menghitung   χ 2   Pengaruh penggunaan media audio visual terhadap minat belajar PAI di SMP Negeri 7 Metro
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah penambahan rumput laut (Sargassum sp.) sampai 8% pada ransum kelinci New Zealand White jantan menghasilkan rasio daging

Menurut Survei Demografi Kesehatan tahun 1997 partus lama merupakan penyebab kematian ibu dan bayi yang utama disusul oleh perdarahan, infeksi, dan eklampsi.. Dimana

MATA MERAH DAN MATA PUTIH.. HERPES PADA MATA.. HERPES SIMPLEKS  Penyebab tersering kebutaan

[r]

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian....

Hal ini sesuai dengan Wirakartakusumah (1992) yang menyatakan bahwa pencampuran bertujuan untuk mencampurkan satu atau lebih bahan dengan menambahkan satu bahan kedalam bahan

Peraturan Walikota Semarang Nomor 33 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Kota