BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Masalah kesehatan merupakan salah satu masalah yang tidak dapat Masalah kesehatan merupakan salah satu masalah yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan pedesaan. Masih banyak desa-desa terutama desa dilepaskan dari kehidupan pedesaan. Masih banyak desa-desa terutama desa tertinggal yang jauh dari perilaku hidup sehat. Sementara itu, kesehatan tertinggal yang jauh dari perilaku hidup sehat. Sementara itu, kesehatan merupakan salah satu variabel pengukuran dari Indeks Pembangunan merupakan salah satu variabel pengukuran dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan mayoritas masyarakat Indonesia tinggal di Pedesaan Manusia (IPM), dan mayoritas masyarakat Indonesia tinggal di Pedesaan sehingga
sehingga menjadi hal yang menjadi hal yang wajar apabila IPM Indwajar apabila IPM Indonesia masih bernilaionesia masih bernilai sangat rendah. Kesehatan merupakan aspek penting dan menjadi salah satu sangat rendah. Kesehatan merupakan aspek penting dan menjadi salah satu kebutuhan yang mendasar dalam kehidupan masyarakat menjadi salah kebutuhan yang mendasar dalam kehidupan masyarakat menjadi salah satu
satu hak yang hak yang seharusnya didapatkan seharusnya didapatkan oleh semua masyarakat termasukoleh semua masyarakat termasuk masyarakat desa.
masyarakat desa.
Expanding Maternal and Neonatal Survival
Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) adalah program (EMAS) adalah program Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang didanai oleh
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang didanai oleh United StatesUnited States Agency
Agency for for International International Development Development (USAID), yang diluncurkan pada (USAID), yang diluncurkan pada tahun 2011. Program 5 tahun (2011-2016) ini bekerja untuk mengurangi tahun 2011. Program 5 tahun (2011-2016) ini bekerja untuk mengurangi kematian ibu dan bayi baru lahir di enam provinsi di Indonesia, yang kematian ibu dan bayi baru lahir di enam provinsi di Indonesia, yang berkontribusi
berkontribusi terhadap terhadap 50 50 persen persen kematian kematian ibu ibu dan dan bayi bayi baru baru lahir. lahir. Yaitu,Yaitu, Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.Projek Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.Projek EMAS mengembangkan perangkat lunak sistem informasi jejaring rujukan EMAS mengembangkan perangkat lunak sistem informasi jejaring rujukan maternal dan neonatus yang diberi nama SIJARIEMAS. Perangkat lunak ini maternal dan neonatus yang diberi nama SIJARIEMAS. Perangkat lunak ini dikembangkan oleh Tim ICT program EMAS.
dikembangkan oleh Tim ICT program EMAS.
Aplikasi sistem pakar penyakit bayi ini dibuat menggunakan sistem Aplikasi sistem pakar penyakit bayi ini dibuat menggunakan sistem pakar
pakar berbasis berbasis web web dengan dengan metodemetode forward forward chaining chaining (pelacakan ke (pelacakan ke depan/fakta-fakta menuju ke kesimpulan) bahasa pemprograman PHP dan depan/fakta-fakta menuju ke kesimpulan) bahasa pemprograman PHP dan database mysql. Tujuan diciptakan aplikasi sistem pakar berbasis web untuk database mysql. Tujuan diciptakan aplikasi sistem pakar berbasis web untuk mempermudah bagi petugas kesehatan seperti Dokter, bidan perawat dan mempermudah bagi petugas kesehatan seperti Dokter, bidan perawat dan masyarakat luas untuk mendiagnosa atau memeriksa secar
masyarakat luas untuk mendiagnosa atau memeriksa secar a cepat kondisi bayia cepat kondisi bayi serta menemukan solusi dari masalah bayi.
serta menemukan solusi dari masalah bayi.
Adanya Teknologi Tepat Guna Kesehatan diharapkan dapat Adanya Teknologi Tepat Guna Kesehatan diharapkan dapat menjembatani masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan hidup sehat. menjembatani masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan hidup sehat.
Maka, perlu kiranya melihat kondisi penerapan Teknologi Tepat Guna, Maka, perlu kiranya melihat kondisi penerapan Teknologi Tepat Guna, khususnya bidang
khususnya bidang kesehatan yang berkembang kesehatan yang berkembang di di masyarakat dan melihatmasyarakat dan melihat sejauh mana teknologi tersebut berhasil mewujudkan kondisi masyarakat sejauh mana teknologi tersebut berhasil mewujudkan kondisi masyarakat yang sehat.
yang sehat. 1.2
1.2 Rumusan masalahRumusan masalah 1.
1. Apakah yApakah yang dang dimaksud imaksud sistem teknologi sistem teknologi tepat guntepat guna ?a ? 2.
2. Apa saja yang Apa saja yang termasuk dalam sistem teknologtermasuk dalam sistem teknologi terapan dalam pelayanani terapan dalam pelayanan Bayi baru lahir ?
Bayi baru lahir ?
1.3 Tujuan
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang teknologi terapan dalam 1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang teknologi terapan dalam
pelayanan bayi baru lahir. pelayanan bayi baru lahir.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan sistem teknologi terapan dalam 2. Mahasiswa mampu menjelaskan sistem teknologi terapan dalam
pelayanan bayi baru lahir. pelayanan bayi baru lahir.
BAB 2 BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Sistem dalam Teknologi Tepat Guna 2.1.1 Kunjungan Neonatal
Pelayanan kessehataan neonatal adalah pelayanan kesehatan standar yang disediakan oleh tenaga kesehatan yang kompeten untuk neonatus minimal 3 kali selama periode 0 sampai 28 hari baik di fasilitas kesehatan atau kunjungan rumah.
Kunjungan neonatus adalah kontak bayi yang baru lahir / neonatus dengan ibu / pengasuh pada bayi berusia 0-28 hari dengan pertugas kesehatan memeriksa bayi.
Cakupan kunjungan neonatal adalah layanan untuk neonatus pada neonatal waktu 6 jam sampai 28 hari setelah lahir sesuai dengan standar (Depkes RI, 2009)
Cakupan kunjungan neonatal adalah perbandingan antara jumlah neonatal telah menerima perawatan kesehatan standar dalam are a kerja pada waktu tertentu dengan populasi target bayi (Dinkes Jatim, 2004)
a. Tujuan kunjungan neonatal
Untuk meningkatkan akses perawatan kesehatan dasar neonatus, mengetahui sedini mungkin jika ada kelainan pada masalah kesehatan neonatal
Pada tahun 1993, KN oleh tenaga kesehatan adalah kunjungan bayi baru berusia kurang dari satu bulan setelah menerima perawatan
kesehatan oleh tenaga kesehatan.
Menurut konsep pelayanan kesehatan neonatal esensial : - KN 1 dilakukan selama periode 6-48 jam setelah lahir - KN 2 dilakukan pada periode 3-7 hari setelah lahir - KN 3 dilakukan selama periode 8-28 hari setelah lahir
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus perawatan neonatal penting saat lahir meliputi : kewaspadaan umum (kewaspadaan universal), penilaian awal, pencegahan kehilangan panas, pemotongan dan perawatan tali pusat, Inisiasi Menyusu Dini, pencegahan perdarahan,
pencegahan infeksi mata, imunisasi HB0, memberikan identitas mndiagnosa, dan inspeksi sedangkan perawatan neonatal esensial fisik setelah melahirkan adalah untuk menjaga bayi hangat.
b. Pemeriksaan bayi baru lahir menggunakan pedoman MTBS
MTBS adalah seperangkat pedoman terpadu yang dikeluarkan oleh WHO dan UNICEF, yang menjelaskan secara rinci penanganan penyakit yang terjadi pada bayi berusia 1 hari sampai 2 bulan baik sehat atau sakit. Pemeriksaan BBL pada prinsipnya dilakukan sebelum bayi boleh pulang, dan pada saat kunjungan berulang. Jika ibu melahirkan di rumah, pertugas kesehatan tidak meninggalkan rumah ibu setidaknya 2 jam setelah bayi lahir. Sementara itu, ketika bayi lahir di fasilitas
kesehatan bayi dalam melakasanakn pemantauan setidaknya 24 jam setelah melahirkan.
c. Kompetensi yang harus dimiliki tenaga kesehatan
1. Tanya ibu permasalahan yang dihadapi oleh bayi. Ketika menemukan bayi sakit, harus bisa mengklasifikasikan penyakit dan menangani masalah penyakitnya. Menentukan masalah atau keluhan lain. Tindakan tegas dan memberikan pengobatan bila diperlukan. Jika diperlukan, merujuk bayi dan memberikan pra Konseling referensi aksi untuk ibu. Menyediakan layanan tindak lanjut.
2. Selain pemeliharaan dan inspeksi, selama kunjungan neonatus juga memberikan saran atau informasi tentang kesehatan bayi baru lahir. 3. Saran yang diberikan kepada ibu meliputi : tanda bayi sehat, ASI eksklusif, IMD,cara merawat bayi di rumah, pencegahan hipotermia,perawatan kesehatan bayi baru lahir, imunisasi HB0, vitamin K injeksi, salpe mata antibiotik profilaksis, rawat gabung dengan ibu.
d. Kelengkapan dalam pemeriksaan pada saat kunjungan neonatus : - Pengukuran berat badan
- Pengukuran suhu
- Pengukuran panjang tubuh
- Menghitung frekuensi pernapasan - Menghitung detak jantung bayi - Lihat diare
- Lihat ikterus
- Menanyakan tentang status vitamin K - Menanyakan tentang status imunisasi - IMD
- Perawatan tali pusat - Perawatan mata - Menjaga hangat bayi
- Menyusu bayi dengan masalah - Pencatatan dan pelaporan - Buku KIA
- Form bayi baru lahir - MTBM
- Daftar kohort bayi
2.1.2 Sistem Informasi Jejaring Rujukan Kegawatdaruratan Maternal- Neonatal Berbasis Web Dan Sms (Short Message Service)
a. Program EMAS ( Expanding Maternal and Neonatal Survival )
Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) adalah program Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang didanai oleh United States Agency for International Development (USAID), yang diluncurkan pada tahun 2011. Program 5 tahun (2011-2016) ini bekerja untuk mengurangi kematian ibu dan bayi baru lahir di enam provinsi di Indonesia, yang berkontribusi terhadap 50 persen kematian ibu dan bayi baru lahir. Yaitu, Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Projek EMAS mengembangkan perangkat lunak sistem informasi jejaring rujukan maternal dan neonatus yang diberi nama SIJARIEMAS. Perangkat lunak ini dikembangkan oleh Tim ICT program EMAS.
Penggunaan SMS untuk komunikasi dalam pengiriman informasi rujukan memiliki beberapa keuntungan. Menurut Saputra dan Feni (2012), layanan SMS diminati masyarakat karena beberapa keunggulan, diantaranya biaya realtif murah, pengiriman terjamin sampai ke nomor tujuan dengan catatan nomor dalam keadaan aktif, waktu pengiriman cepat, waktu pengiriman fleksibel (kapan saja di mana saja), serta mudah digunakan. Atas dasar itulah SIJARIEMAS dikembangkan dengan sarana komunikasi pokok memanfaatkan teknologi SMS dan Internet. EMAS berkonsentrasi untuk memastikan bahwa wanita hamil dan anak yang baru lahir datang ke fasilitas kesehatan yang memadai secara tepat waktu, dan memperoleh perawatan penyelamat nyawa saat komplikasi terjadi.
b. SiMaNEis (Sidoarjo Maternal dan Neonatal Emergency SMS Gateway)
SiMaNEis merupakan terobosan baru guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas system rujukan maternal dan neonatal. System informasi ini mempercepat proses proses pertukaran data dan informasi maupun komunikasi dalam rujukan gawat darurat maternal dan neonatal antara bidan, puskesmas dan rumah sakit.
2.1.3 Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit pada Bayi Menggunakan Piranti Mobile
Aplikasi sistem pakar penyakit bayi ini dibuat menggunakan sistem pakar berbasis web dengan metode forward chaining (pelacakan ke depan/ fakta-fakta menuju ke kesimpulan) bahasa pemprograman PHP dan database mysql. Tujuan diciptakan aplikasi sistem pakar berbasis web untuk mempermudah bagi petugas kesehatan seperti Dokter, bidan perawat dan masyarakat luas untuk mendiagnosa atau memeriksa secara cepat kondisi bayi serta menemukan solusi dari masalah bayi.
Cara menjalankan progam sistem pakar a. Langkah pertama
Pada langkah pertama akan tampil layar halaman utama. Pada layar ini terdapat pilihan menu home, konsultasi dan kamus istilah. Pilih menu “konsultasi” untuk melakukan diagnosa penyakit. Tampilan layar pada langkah ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar Tampilan Layar Halaman Utama Sebelum Konsultasi Dimulai b. Langkah kedua
Pada langkah kedua akan tampil layar yang berisi pertanyaan level yang pertama. Kemudian pilih opsi yang sesuai dengan keadaan bayi, dan
mengklik tombol ‘lanjut’ untuk melanjutkan pertanyaan ke pertanyaan level berikutnya. Tampilan layar langkah kedua ini dapat
Gambar Tampilan Layar Konsultasi pertanyaan pertama (level 1) c. Langkah ketiga
Pada langkah ketiga akan tampil layar yang berisi pertanyaan level kedua. Pilih tombol ‘lanjut’ untuk melanjutkan pertanyaan ke level ketiga setelah pertanyaan dipilih, tombol ‘kembali’ untuk kembali ke pertanyaan level pertama, tombol ‘arahan’ untuk menarik kemungkinan kesimpulan-kesimpulan (bila pertanyaan-pertanyaan yang ada, tidak sesuai dengan kondisi bayi. User/pengguna bisa mengklik tombol arahan untuk melihat kesimpulan penyakit bayi/kemungkinan-kemungkinan yang ada, bila ditahap/level ketiga ini dilanjutkan). Tombol ‘image kembali’ untuk kembali ke menu halaman utama.
d. Langkah ke empat
Pada langkah keempat akan tampil layar yang berisi pertanyaan level ketiga. Pilih tombol ‘lanjut’ untuk melanjutkan pertanyaan ke level keempat setelah pertanyaan di pilih, tombol ‘kembali’ untuk kembali ke pertanyaan level kedua, tombol ‘arahan’ untuk menarik kemungkinan kesimpulan-kesimpulan. Tombol ‘image kembali’ untuk kembali ke menu halaman utama.
Gambar Tampilan Layar Konsultasi pertanyaan ketiga (level 3) e. Langkah kelima
Pada langkah kelima akan tampil layar yang berisi pertanyaan level keempat. Pilih tombol ‘lanjut’ untuk melanjutkan pertanyaan ke level kelima setelah pertanyaan dipilih, tombol ‘kembali’ untuk kembali ke pertanyaan level ketiga, tombol ‘arahan’ untuk menarik kemungkinan kesimpulan-kesimpulan. Tombol ‘image kembali’ untuk kembali ke menu halaman utama
Gambar Tampilan Layar Konsultasi pertanyaan keempat (level 4) f. Langkah ke enam
Pada langkah keenam akan tampil layar yang berisi pertanyaan level kelima. Pilih tombol ‘lanjut’ untuk melanjutkan pertanyaan ke kesimpulan setelah pertanyaan dipilih, tombol ‘kembali’ untuk kembali ke pertanyaan level keempat, tombol ‘arahan’ untuk menarik kemungkinan kesimpulan-kesimpulan. Tombol ‘image kembali’ untuk kembali ke menu halaman utama.
g. Langkah ketujuh
Pada langkah ketujuh akan menampilkan layar yang berisi kesimpulan dan solusi mengenai penyakit bayi baru lahir. Pilih tombol ‘tanya lagi’ untuk kembali ke pertanyaan level pertama atau mengklik tombol ‘image kembali’ untuk kembali ke menu halaman utama.
Gambar Layar Konsultasi menemukan kesimpulan dan solusi Kelebihan yang terdapat pada program sistem pakar ini, antara lain:
a. Program sistem pakar ini memiliki antar muka (interface) yang berbasiskan web sehingga lebih mudah diakses.
b. Sistem pakar ini dapat digunakan untuk dokumentasi dan untuk menyimpan pengetahuan dan pengalaman seorang pakar.
c. Sistem pakar ini dapat digunakan sebagai pembelajaran bagi setiap orang yang ingin mengetahui penyakit pada bayi baru lahir.
Sedangkan kekurangan yang ada program sistem pakar ini, antara lain adalah:
a. Karena keterbatasan waktu, biaya, dan kemampuan, sistem pakar ini belum mampu menampilkan data yang spesifik.
b. Belum ada kerjasama dengan lembaga penelitian khusus untuk mendapatkan data yang lebih akurat.
2.1.4 Posyandu
a. Pengertian Posyandu
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.
b. Kegiatan Pelayanan Di Posyandu
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/ pilihan. Kegiatan utama, mencakup :
1) Kesehatan ibu dan anak; 2) Keluarga berencana; 3) Munisasi;
4) Gizi;
5) Pencegahan dan penanggulangan diare.
Kegiatan pengembangan/pilihan, masyarakat dapat menambah kegiatan baru disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan, dinamakan Posyandu Terintegrasi. Kegiatan baru tersebut misalnya; 1) Bina Keluarga Balita (BKB);
2) Tanaman Obat Keluarga (TOGA); 3) Bina Keluarga Lansia (BKL);
4) Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
5) Berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.
Semua anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dasar yang ada di Posyandu terutama;
1) Bayi dan anak balita;
2) Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui; 3) Pasangan usia subur;
c. Manfaat Posyandu
1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.
2) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk.
3) Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A. 4) Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
5) Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
6) Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).
7) Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak.
8) Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas. 9) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu,
bayi, dan anak balita. d. Informasi Dalam Posyandu
1) Pola Makan Anak
Usia Pola Makan
0-6 bulan ASI saja
6-9 bulan ASI + Makanan pendamping ASI (MP-ASI). Contohnya, bubur susu atau bubur tim yang dilumat 9-11 bulan ASI + MP-ASI yang lebih padat
Contohnya, bubur nasi, nasi tim, dan nasi lembek
1-2 tahun Makanan keluarga/makanan yang dicincang atau dihaluskan 3-4 kali sehari
2) Tumbuh Kembang Anak
a) Perhatikan tumbuh kembang anak secara teratur.
b) Bawa ke Posyandu untuk ditimbang, dapatkan kapsul vitamin A, imunisasi, stimulasi tumbuh kembang dan periksa kesehatan.
c) Timbanglah berat badan untuk memantau pertumbuhan anak sehingga dapat mencegah gizi kurang atau gizi buruk.
d) Bila ditimbang berat badan tidak naik 2 bulan berturut-turut atau turun rujuk ke Puskesmas.
e) Beri makanan bergizi sesuai kelompok umur anak, agar tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas.
f) Gunakan garam beryodium setiap kali masak.
g) Bila ada gangguan perkembangan anak, rujuk ke Puskesmas.
h) Bila anak sakit, bawa ke Puskesmas.
i) Rawat anak dengan kasih sayang dan doa. 3) Pemberian kapsul vitamin A
a) Vitamin A bersumber dari sayur-sayuran berwarna hijau (bayam, daun katuk, serta buah-buahan segar berwarna cerah seperti pepaya, tomat, wortel, mangga dan dari sumber hewani seperti telur, hati, ikan).
b) Vitamin A membuat mata sehat, tubuh kuat dan mencegah kebutaan.
c) Beri kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita, kapsul biru dengan dosis 100.000 SI untuk bayi dan kapsul merah dengan dosis 200.000 SI untuk anak balita.
d) Dapatkan kapsul vitamin A secara gratis setiap bulan Februari dan Agustus di Posyandu atau Puskesmas.
4) Yang perlu dilakukan bila balita batuk
a) Teruskan pemberian ASI bila bayi masih menyusui.
b) Bila umur anak lebih dari 6 bulan, beri makan dan minuman hangat lebih banyak.
c) Pada anak umur 1 tahun keatas, beri kecap manis ditambah madu atau air jeruk.
d) Bersihkan hidung agar tidak terganggu pernafasannya.
e) Jauhkan anak dari asap rokok dan asap dapur.
f) Tidak membakar sampah didekat rumah.
g) Rujuk ke Puskesmas bila ada tanda-tanda nafas cepat, ada tanda sukar bernafas dan batuk pilek dengan panas tinggi.
5) Yang perlu dilakukan bila balita diare
a) Teruskan pemberian ASI bila balita masih menyusui.
b) Beri air matang, cairan makanan (air sayur, air tajin atau oralit).
c) Teruskan pemberian makanan.
d) Cegah diare dengan cara minum air matang, cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah makan dan sesudah buang air besar
e) Rujuk ke Puskesmas, bila ada tanda-tanda anak tidak membaik dalam 2 hari, buang air besar encer berkali-kali, muntah berulang ulang, rasa haus yang nyata, demam, makan atau
minum sedikit, ada darah dalam tinja. 6) Yang perlu dilakukan bila anak demam
a) Demam merupakan gejala yang menyertai batuk pilek, malaria, campak, demam berdarah, sakit telinga atau infeksi lain.
b) Teruskan pemberian ASI, bila anak masih menyusui.
c) Beri anak cairan lebih banyak dari biasa seperti air matang, air teh, kuah sayur bening.
d) Jangan diberi pakaian tebal atau selimut tebal.
e) Kompres dengan air biasa atau air hangat. Jangan dikompres dengan air dingin karena bisa menggigil.
f) Pada demam tinggi beri obat turun panas sesuai anjuran petugas kesehatan.
g) Usahakan tidur pakai kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk.
h) Bawa ke Puskesmas jika demam tidak sembuh dalam 2 hari. 7) Yang perlu dilakukan bila anak sakit kulit
a) Sakit kulit biasanya berupa biang keringat, bisul, koreng dan sebagainya.
b) Bersihkan luka dengan air matang, keringkan dengan kain bersih.
c) Jika berupa koreng, tutup dengan kain bersih. Jangan dibubuhi ramuramuan.
8) Mencegah agar anak tidak terkena penyakit kulit
a) Cegah agar anak tidak sakit kulit dengan cara : mandi teratur, ganti pakaian jika basah atau kotor dan cuci tangan dan kaki setiap habis bermain.
b) Bawa anak ke Puskesmas jika kulit kemerahan, gatal, luka basah, berbau atau bernanah.
c) Menjaga kebersihan anak
d) Mandikan anak setiap hari pagi dan sore pakai sabun mandi.
e) Cuci rambut dengan shampo 2-3 kali dalam satu minggu.
f) Cuci tangan anak dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar.
g) Gunting kuku tangan dan kaki anak.
h) Bersihkan rumah setiap hari dari sampah dan genangan air.
i) Ajarkan anak untuk buang air besar di kakus/jamban. 9) Merawat gigi anak
a) Jika tumbuh gigi, bersihkan gusi bayi sesudah diberi ASI dengan kain yang dibasahi air matang hangat.
b) Jika sudah tumbuh gigi, gosok gigi pakai pasta gigi 2 kali, sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam.
c) Pada umur 2 tahun ajari anak gosok gigi sendiri.
d) Tidak membiasakan anak makan makanan yang manis dan lengket.
e) Periksakan kesehatan gigi anak setiap 6 bulan setelah anak berumur 2 tahun.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) adalah program Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang didanai oleh United States Agency for International Development (USAID) ini bekerja untuk mengurangi kematian ibu dan bayi baru lahir di enam provinsi di Indonesia, yang berkontribusi terhadap 50 persen kematian ibu dan bayi baru lahir. Yaitu, Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.Projek EMAS mengembangkan perangkat lunak sistem informasi jejaring rujukan maternal dan neonatus yang diberi nama SIJARIEMAS.
Penggunaan SMS untuk komunikasi dalam pengiriman informasi rujukan memiliki beberapa keuntungan. Menurut Saputra dan Feni (2012), layanan SMS diminati masyarakat karena beberapa keunggulan, diantaranya biaya realtif murah, pengiriman terjamin sampai ke nomor tujuan dengan catatan nomor dalam keadaan aktif, waktu pengiriman cepat, waktu pengiriman fleksibel (kapan saja di mana saja), serta mudah digunakan. Atas dasar itulah SIJARIEMAS dikembangkan dengan sarana komunikasi pokok memanfaatkan teknologi SMS dan Internet.EMAS berkonsentrasi untuk memastikan bahwa wanita hamil dan anak yang baru lahir datang ke fasilitas kesehatan yang memadai secara tepat waktu, dan memperoleh perawatan penyelamat nyawa saat komplikasi terjadi.
Aplikasi sistem pakar penyakit bayi ini dibuat menggunakan sistem pakar berbasis web dengan metode forward chaining (pelacakan ke depan/fakta-fakta menuju ke kesimpulan) bahasa pemprograman PHP dan database mysql. Tujuan diciptakan aplikasi sistem pakar berbasis web untuk mempermudah bagi petugas kesehatan seperti Dokter, bidan perawat dan masyarakat luas untuk mendiagnosa atau memeriksa secar a cepat kondisi bayi serta menemukan solusi dari masalah bayi.
3.2 Saran
Dengan adanya sistem Teknologi tepat guna ini diharapkan dapat menjebatani masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehat. Dan semoga Teknologi tepat guna ini segera berkembang agar terwujud masyarakat yang sehat. Kami sebagai tenaga medis akan sangat merasa terbantu dengan adanya sistem ini.
Umar, danny. 2014. Aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit bayi.http://umardanny.com/aplikasi-sistem-pakar-diagnosa-penyakit- bayi/ diakses tanggal 27-02-2018
Sijarimas. 2017. Aplikasi SijariEMAS.
http://sijarimas.co.id/index.php/aplikasi/sijariemas. Diakses tanggal 27-02-2018
Emas Indonesia. Tentang Program EMAS. http://emasindonesia.org/tentang- program-emas/. DIakses tanggal 27-02-2018
Pemerintah Kota Bogor. 2011. Kegiatan Posyandu.
http://posyandu.org/posyandu/1373-pelaksanaan-5-langkah-kegiatan- posyandu.html. Diakses tanggal 27-02-2018
Zuliarso E, Sulastri. 2011. Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit pada Bayi Menggunakan Piranti Mobile. Fakultas Tekonologi Informasi Universitas Stikunank Semarang: Jurnal Teknologi Informasi Dinamik Volume 16, Januri 2011: 1-13
Wijayanto B, Carwoto. 2013. Pengembangan dan Imolementasi Sistem Informasi Jejaring Rujukan Kegawatdaruratan Maternal-Neonatal Berbasis Web dan SMS (Short Message Service). Fakultas Teknik Universita Wahid Hasyim Semarang: Prosiding SNST ke-4 Tahun 2013
Pertanyaan 1. Elles
Apakah sistem-sistem berbasis web tersebut masih ada/digunakan? Jika tidak dilanjutkan apa yang menjadi kendalanya ?
Jawab : sistem rujukan berbasis web salah satunya sijariemas masih terus aktif sampai sekarang di beberapa kota/kabupaten se indonesia. Dilanjutkan atau tidaknya program ini tergantung dari kebijakan masing-masing daerah (Pemerintah Kota Tangerang. 2017. Sijari Emas, Program Jitu Tekan Angka Kematian Ibu dan Anak . Jawa Barat: Pemerintah Kota Tangerang)
Dalam menjalankan aplikasi sijariemas terdapat beberapa hambatan : a. Sumber daya manusia
1) Petugas ruangan penjawab rujukan (seluruh petugas kesehatan yang berada di VK IGD, yaitu dokter umum, bidan, dan koas) belum tebiasa melakukan tugas-tugas tersebut atau belum menguasai aplikasi tersebut dan ketika sedang sibuk tidak sempat menjawab SMS rujukan.
2) Terbatasnya jam kerja super admin yang mengelola sistem dan hak akses untuk memastikan kondisi komputer dalam keadaan baik dan dapat digunakan (sistem operasi, aplikasi, internet, dan tampilan) 3) Perujuk belum sepenuhnya bisa menggunakan SIJARIEMAS
dengan baik, yaitu format SMS yang dikirimkan tidak sesuai, diagnosis yang dikirimkan terkadang ada yang kurang tepat dan/atau kurang lengkap, dan pasien yang langsung dikirim ke VK IGD padahal SMS balasan belum sampai dan belum dibaca, selain itu perujuk yang baru menelepon ketika sudah dalam perjalanan ke
rumah sakit.
4) Terbatasnya keberadaan dokter spesialis obgyn yang onsite di VK IGD
5) Belum ada tenaga khusus yang melakukan tugas operator, sehingga data-data rujukan dan penunjang tidak terarsip dengan lengkap di aplikasi SIJARIEMAS.
b. Sarana Prasarana
Koneksi internet yang kurang lancar, sehingga SMS rujukan terlambat masuk; alarm yang berbunyi terus menerus, aplikasi yang terkadang error yaitu tidak mendeteksi SMS baru yang masuk sehingga alarm tidak berbunyi, telepon kabel VK IGD yang tidak bisa dihubungi, dan
handphone yang telah rusak. c. Prosedur
Antara perujuk dan penjawab perujuk tidak sesuai dengan SOP SIJARIEMAS
SUMBER:
Nugraheni A, Soeharto B.P, Prawestisita K. 2016. Analisis Pelaksanaan Sijariemas Di Igd Rsud Prof. Dr. Margono Soekarjo Kabupaten Banyumas. Semarang: Jurnal Kedokteran Diponegoro, Volume 5, Nomor 4, Oktober 2016.
2. Nur afni
Apakah program Sijariemas itu efektif ? Diantara program Sijariemas dan program kunjungan neonatal 1,2,3 lebih efektif yang mana ?
Jawab :
Program Sijari EMAS (Sistem Informasi Jejaring Rujukan Maternal & Neonatal) sangat efektif menurunkan angka kematian bayi, bukti nyata program ini berhasil menurunkan angka kematian bayi salah satunya adalah di Kota Tangerang. Pada tahun 2017 jumlah kematian bayi mencapai 32 kejadian, lebih rendah dibanding tahun 2016 yang mencapai 83 kematian (Pemkot Tangerang, 2017). Di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan program ini mampu menekan angka kematian hingga 80 persen. Berdasarkan data dari dinas kesehatan Sulawesi Selatan, AKB terus menurun setiap tahun. Pada tahun 2011 AKB 43 kasus, tahun 2012 AKB 35 kasus, tahun 2013 AKB 25 kasus, tahun 2014 AKB 25 kasus hingga tahun 2015 AKB tersisa 10 kasus (Jawa Pos, 2015)
SUMBER:
Pemerintah Kota Tangerang. 2017. Berkat Si Jari Emas, Angka Kematian Ibu dan Anak Turun Signifikan. Jawa Barat: Pemerintah Kota
Tangerang
Jawa Pos. 2015. Si Jari EMAS Kurangi Kematian Ibu dan Bayi. https://www.pressreader.com/indonesia/jawa-pos/20150610/2815 995 34118774. diakses tanggal 07 Maret 2018 pukul 23.05 WIB.
Ditinjau dari pengertian dan tujuan masing-masing program yaitu:
Kunjungan neonatus adalah kontak bayi yang baru lahir / neonatus dengan ibu / pengasuh pada bayi berusia 0-28 hari dengan pertugas kesehatan memeriksa bayi (Depkes, 2009)
Sijari EMAS merupakan Sistem Informasi dan Komunikasi Jejaring Rujukan Maternal & Neonatal berupa perangkat lunak/ software yang merupakan hasil pengembangan program EMAS. Software ini untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem rujukan di jejaring rujukan kabupaten/kota (Sijarimas, 2017)
Kesimpulan : Jadi, kedua program tersebut sama-sama efektif karena mempunyai tujuan yang berbeda namun intinya tetap sama yaitu upaya dalam menurunkan angka kematian bayi.
3. Herni
Apakah program-program berbasis web dan sms hanya ada di beberapa daerah saja? Apakah di Kediri mempunyai program berbasis web dan sms seperti yang dicontohkan ?
Jawab :
Pada program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS), dilaksanakan selama 5 tahun (2011-2016) di enam provinsi di Indonesia yaitu Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dimana menurut data hasil survey tahun 2011 provinsi-provinsi tersebut mempunyai angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi. Program berbasis (Emas Indonesia, 2011)
Si MaNEiS (Sistem Informasi Jejaring Rujukan Maternal Neonatal ) telah direplikasi di 14 Rumah Sakit dan dimanfaatkan oleh 26 Puskesmas dan lebih dari 800 tenaga kesehatan di Kabupaten Sidoarjo (Dinkes Jati m, 2016) Menurut Nugraheni dkk (2016), program berbasis web dan sms dapat berjalan apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Tersedia sumber daya manusia b. Tersedia sarana prasarana
c. Tersedia prosedur / sistem pengoperasian
Kesimpulan: program berbasis web dan sms dapat digunakan diberbagai kabupaten/ kota seluruh Indonesia apabila syarat-syarat untuk menjalankan program terpenuhi. Dan juga tergantung dari kebijakan setiap daerah.
Aplikasi web yang ada dikediri adalah SMS gateway tetapi digunakan pada ibu hamil. Bertujuan agar semua ibu hamil tercatat dan mendapat pantauan (evaluasi) pada setiap pemeriksaan kehamilan (Dinkes Kabupaten Kediri, 2015)
Keberhasilan Penurunan Aki Dan Akb Kabupaten Kediri.
http://dinkes.kedirikab.go.id/?hal=dbet&id=72. Diakses tanggal 07 Maret 2018 pukul 22.00.
Meilia
Pada aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit BBL disebutkan tidak bisa memunculkan data spesifik, apa yang dimaksud dengan data spesifik? Jawab : data spesifik yang dimaksud pada aplikasi sistem pakar ini adalah pada saat konsultasi diagnosa BBL hanya bisa memilih satu opsi saja yang
sesuai keadaan bayi, sehingga tidak bisa memilih lebih dari satu opsi sedangkan keadaan bayi sakit yang sakit biasanya diikuti dengan satu keluhan/ keluhan penyerta.