• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KELALAIAN DAN MALPRAKTEK.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH KELALAIAN DAN MALPRAKTEK.doc"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS TUGAS

ETIKA DAN HUKUM ETIKA DAN HUKUM

KELALAIAN

KELALAIAN DAN MALPDAN MALPRAKTIK RAKTIK DALAM PDALAM PRAKTIK RAKTIK KEPERAKEPERAWWAATTANAN

Oleh: Oleh:

Kelompok III Manajemen Kelompok III Manajemen

METTY

METTY ASTUTI ASTUTI 1!1"1!##!1!1"1!##!

SIDARIA 1!1"1!#!

SIDARIA 1!1"1!#!

S

SUUNNAARRTTI I SSWWAASSTTIIKKAARRIINNII 11!!11""11!!##!!$$ S

SYYAA%%RRIISSAAR R MMEERRII 11!!11""11!!##11 R

RIIKKA A NNOO&&AARRII''AA 11!!11""11!!##!! II%%OON N DDRRIIPPOOSSWWAANNA A PP(( 11!!11""11!!##$$ A

A))RRI I MMAADDOONNII 11!!11""11!!##** A

ANNDDIIKKA A ++AAEESSAARR 11!!11""11!!##,,-

-PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

UNI&ERSI

UNI&ERSIT

TAS ANDALAS

AS ANDALAS P

PADANG

ADANG

!#1

(2)

KATA PENGANTAR 

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya kepada kami sehingga Tugas III Mata Kuliah Etika dan Hukum Kesehatan dengan topik   pembahasan tentang kelalaian dan malpraktek

!"apan terima kasih kami sampaikan kepada ibu #r $ulastri Ari%& MKep selaku Koordinator Mata Kuliah yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami& serta teman'teman di dalam kelompok yang solid ini turut menyelesaikan makalah ini

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu& kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini

Padang& (o)ember

(3)

)A) I

PENDAHULUAN

A .atar /elakang

Pada hakekatnya kepera0atan adalah suatu pro%esi yang mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan& artinya pro%esi kepera0atan lebih mendahulukan kepentingan kesehatan masyarakat di atas kepentingan sendiri Pelayanan kepera0atan merupakan bentuk pelayanan yang bersifat humanistic  dengan menggunakan  pendekatan holistic& berdasarkan ilmu dan kiat kepera0atan yang menga"u pada  standar pelayanan keperawatan serta menggunakan kode etik  keperawatan sebagai tuntunan utama dalam melaksanakan pelayanan1asuhan kepera0atan Pera0atan merupakan salah satu pro%esi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan langsung baik kepada indi)idu& keluarga dan masyarakat Sebagai salah satu tenaga pro%esional& kepera0atan menjalankan dan melaksanakan kegiatan praktek kepera0atan dengan mengunakan ilmu pengetahuan dan teori kepera0atan yang dapat dipertanggung ja0abkan #imana "iri sebagai  pro%esi adalah mempunyai bdy o% kno0ledge yang dapat diuji kebenarannya serta

ilmunya dapat diimplementasikan kepada masyarakat langsung

Pelayanan kesehatan dan kepera0atan yang dimaksud adalah bentuk  implementasi praktek kepera0atan yang ditujukan kepada pasien1klien baik kepada indi)idu& keluarga dan masyarakat dengan tujuan upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan guna mempertahankan dan memelihara kesehatan serta menyembuhkan dari sakit& dengan kata lain upaya praktek kepera0atan berupa promoti%& pre)enti%& kurati% dan rehabilitasi #alam melakukan praktek kepera0atan& pera0at se"ara langsung berhubungan dan berinteraksi kepada penerima jasa pelayanan& dan pada saat interaksi inilah sering timbul beberapa hal yang tidak diinginkan baik disengaja maupun tidak disengaja& kondisi demikian inilah sering menimbulkan kon%lik baik   pada diri pelaku dan penerima praktek kepera0atan 2leh karena itu pro%esi kepera0atan harus mempunyai standar pro%esi dan aturan lainnya yang didasari oleh ilmu pengetahuan yang dimilikinya& guna memberi perlindungan kepada masyarakat #engan adanya standar praktek pro%esi kepera0atan inilah dapat dilihat apakah

(4)

seorang pera0at melakukan malpraktek& kelalaian ataupun bentuk pelanggaran  praktek kepera0atan lainnya

#engan berbagai latar belakang diatas maka kelompok membahas beberapa hal yang berkaitan dengan kelalaian dan malpraktek praktek kepera0atan& baik  ditinjau dari hukum dan etik kepera0atan

(5)

)A) II PEM)AHASAN

A( Kelala.an /an Malp0ak.k Dalam P0ak.k Kepe0a2aan 1( Kelala.an

Kelalaian (Negligence) adalah salah satu bentuk pelanggaran praktek  kepera0atan& dimana pera0at melakukan kegiatan prakteknya yang seharusnya mereka lakukan pada tingkatannya& lalai atau tidak mereka lakukan Kelalaian ini  berbeda dengan malpraktek& malpraktek merupakan pelanggaran dari pera0at yang melakukan kegiatan yang tidak seharusnya mereka lakukan pada tingkatanya tetapi mereka lakukan

Menurut Hana%iah dan Amir 3,4456 dalam Soekidjo (otoatmodjo 3*+,+6 mengatakan bah0a kelalaian adalah sikap yang kurang hati'hati& yaitu tidak  melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati'hati melakukannya dengan 0ajar& atau sebaliknya melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati'hati tidak akan melakukannya dalam situasi tersebut

Sedangkan 7u0andi 3,44-6 mengatakan bah0a kelalaian adalah kegagalan untuk bersikap hati'hati yang umumnya seorang yang 0ajar dan hati'hati akan melakukan di dalam keadaan tersebut & ia merupakan suatu tindakan yang seorang dengan hati'hati yang 0ajar tidak akan melakukan di dalam keadaan yang sama atau kegagalan untuk melakukan apa yang seorang lain dengan hati'hati yang 0ajar justru akan melakukan di dalam keadaan yang sama

Kelalaian dapat disebut sebagai bentuk pelanggaran etik ataupun bentuk   pelanggaran hukum& tergantung bagaimana masalah kelalaian itu dapat timbul& maka

yang penting adalah bagaimana menyelesaikan masalah kelalaian ini dengan memperhatikan dari berbagai sudut pandang& baik etik& hukum& manusianya baik yang memberikan layanan maupun penerima layanan Peningkatan kualitas praktek  kepera0atan& adanya standar praktek kepera0atan dan juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia kepera0atan adalah hal penting

#ari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bah0a kelalaian "enderung mengarah kesi%at ketidaksengajaan& tidak berhati'hati dalam bekerja& tidak teliti dalam melakukan suatu tindakan& tidak memperhatikan kepentingan orang lain& namun akibat yang ditimbulkan memang bukanlah menjadi tujuannya Kelalaian bukanlah suatu pelanggaran hukum atau kejahatan& jika kelalaian itu tidak sampai memba0a

(6)

kerugian atau "edera kepada orang lain dan orang itu dapat menerimanya 3Hana%iah 8 Amir& ,4446 Tetapi jika kelalaian itu mengakibatkan kerugian materi& men"elakakan  bahkan merengut nya0a orang lain& maka ini dklasi%ikasikan sebagai kelalaian berat

(culpa lata6& serius dan kriminal 3en.45jen.4 kelala.an

/entuk'bentuk dari kelalaian menurut sampurno 3*++96& sebagai berikut: a Mal%easan"e : yaitu melakukan tindakan yang menlanggar hukum atau tidak  tepat1layak& misal: melakukan tindakan kepera0atan tanpa indikasi yang memadai1tepat

 b Mis%easan"e : yaitu melakukan pilihan tindakan kepera0atan yang tepat tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat& misal: melakukan tindakan kepera0atan dengan

menyalahi prosedur  

" (on%easan"e : Adalah tidak melakukan tindakan kepera0atan yang merupakan ke0ajibannya& misal: pasien seharusnya dipasang pengaman tempat tidur tapi tidak  dilakukan

Kelalaian bisa sebagai indikasi malpraktik dan dapat dibedakan menjadi dua& yaitu:

, Kelalaian perdata

Merupakan kelalaian petugas kesehatan tidak menyebabkan pelanggaran undang'undang& akibat kelalaian tersebut tidak menyebabkan pasien "idera& "a"at ataupun kematian dan sanksinya adalah sanksi etik yang diatur oleh kode etik   pro%esi

* Kelalaian pidana

Merupakan kelalaian petugas kesehatan atau medis mengakibatkan  pelanggaran hukum atau undang'undang Kelalaian tersebut menyebabkan pasien "idera& "a"at atau meninggal Sanksi pelanggaran adalah pidana yang ditentukan  pengadilan dalam proses pengadilan yang terbuka

Dampak Kelala.an

Kelalaian yang dilakukan oleh pera0at akan memberikan dampak yang luas& tidak  saja kepada pasien dan keluarganya& juga kepada pihak Rumah Sakit& indi)idu  pera0at pelaku kelalaian dan terhadap pro%esi Selain gugatan pidana& juga dapat  berupa gugatan perdata dalam bentuk ganti rugi 3Sampurna& *++96 /ila dilihat dari segi etika praktek kepera0atan& bah0a kelalaian merupakan bentuk  dari pelanggaran dasar moral praktek kepera0atan baik bersi%at pelanggaran autonomy& justi"e& nonmale%en"e& dan lainnya 3Ko;ier& ,44,6 dan penyelesainnya

(7)

dengan menggunakan dilema etik Sedangkan dari segi hukum pelanggaran ini dapat ditujukan bagi pelaku baik se"ara indi)idu dan pro%esi dan juga institusi  penyelenggara pelayanan praktek kepera0atan& dan bila ini terjadi kelalaian dapat

digolongan perbuatan pidana dan perdata 3pasal <<4& <=+ dan <=, K!HP6

!( Malp0ak.k 

Menurut Soekidjo (otoatmodjo 3*+,+6& malpraktik dapat diartikan melakukan suatu tindakan praktik yang salah atau menyimpang dari ketentuan dan prosedur kerja yang baku 3benar6 #alam bidang kesehatan& malpraktik adalah penyimpangan  penanganan kasus atau masalah kesehatan& sehingga menyebabkan dampak yang  buruk bagi pasien& jika kita bi"ara mengenai malpraktik& maka ada dua istilah yang sering dibi"arakan se"ara bersamaan dalam kaitan malpraktik yaitu kelalaian dan malpratik itu sendiri

Malpraktek tidak sama dengan kelalaian Malpraktik sangat spesi%ik dan terkait dengan status pro%esional dari pemberi pelayanan dan standar pelayanan  pro%esional yang baku Malpraktik ditujukan pada kelalaia n yang dilakukan oleh yang telah terlatih se"ara khusus atau seseorang yang berpendidikan yang ditampilkan dalam pekerjaannya 2leh karena itu batasan malpraktik ditujukan untuk  menggambarkan kelalaian oleh pera0at dalam melakukan ke0jibannya sebagai tenaga kepera0atan

Kelalaian memang termasuk dalam arti malpraktik& tetapi di dalam malpraktik  tidak selalu harus ada unsur kelalaian Malpraktik lebih luas daripada pelanggaran karena selain men"akup arti kelalaian& istilah malpraktik pun men"akup tindakan' tindakan yang dilakukan dengan sengaja dan melanggar !ndang'undang& didalam arti kesengajaan tersirat ada moti%nya sehingga tuntutannya dapat bersi%at perdata atau  pidana

/anyak kemungkinan yang dapat memi"u pera0at melakukan malpraktik Malpraktik lebih spesi%ik dan terkait dengan status pro%esional seseorang& misalnya  pera0at& dokter& atau penasihat hukum >estal& KW 3l4496 mengatakan bah0a untuk 

mengatakan se"ara pasti malpraktik& apabila pengguagat dapat menunujukkan hal'hal diba0ah ini :

a #uty

Pada saat terjadinya "edera& terkait dengan ke0ajibannya yaitu& ke0ajiban mempergunakan segala ilmu %an kepandaiannya untuk menyembuhkan atau

(8)

setidak'tidaknya meringankan beban penderitaan pasiennya berdasarkan standar   pro%esi Hubungan pera0at'klien menunjukkan& bah0a melakukan ke0ajiban  berdasarkan standar kepera0atan

 b /rea"h o% the duty

Pelanggaran terjadi sehubungan dengan ke0ajibannya& artinya menyimpang dari apa yang seharusnya dilalaikan menurut standar pro%esinya ?ontoh pelanggaran yang terjadi terhadap pasien antara lain& kegagalan dalam memenuhi standar  kepera0atan yang ditetapkan sebagai kebijakan rumah sakit

" Injury

Seseorang mengalami "edera 3injury6 atau kemsakan 3damage6 yang dapat dituntut se"ara hukum& misalnya pasien mengalami "edera sebagai akibat  pelanggaran Kelalalian nyeri& adanya penderitaan atau stres emosi dapat

dipertimbangkan sebagai& akibat "edera jika terkait dengan "edera %isik

d Pro@imate "aused

Pelanggaran terhadap ke0ajibannya menyebabkan atau terk dengan "edera yang dialami pasien Misalnya& "edera yang terjadi se"ara langsung berhubungan dengan pelanggaran ke0ajiban pera0at terhadap pasien6

Sebagai penggugat& seseorang harus mampu menunjukkan bukti pada setiap elemen dari keempat elemen di atas ika semua elemen itu dapat dibuktikan& hal ini menunjukkan bah0a telah terjadi malpraktik dan pera0at berada pada tuntutan malpraktik

/idang Pekerjaan Pera0at $ang /erisiko Melakukan Kesalahan : ?a%%ee 3,44,6 dalam >estal& KW 3,4496 mengidenti%ikasi < area yang memungkinkan pera0at  berisiko melakukan kesalahan& yaitu :

, Tahap pengkajian kepera0atan 3assessment errors6& * Peren"anaan kepera0atan 3planning errors6& dan

< Tindakan inter)ensi kepera0atan 3inter)ention errors6

(9)

a Assessment errors&

Termasuk kegagalan mengumpulkan data atau in%ormasi tentang pasien se"ara adekuat atau kegagalan mengidenti%ikasi in%ormasi yang diperlukan& seperti data hasil pemeriksaan laboratorium& tanda'tanda )ital& atau keluhan  pasien yang membutuhkan tindakan segera Kegagalan dalam pengumpulan data akan berdampak pada ketidaktepatan diagnosis kepera0atan dan lebih lanjut akan mengakibatkan kesalahan atau ketidaktepatan dalam tindakan !ntuk menghindari kesalahan ini& pera0at seharusnya dapat mengumpulkan data dasar se"ara komprehensi% dan mendasar

 b Planning errors

Termasuk hal'hal berikut :

, Kegagalan men"atat masalah pasien dan kelalaian menuliskannya dalam ren"ana kepera0atan

* Kegagalan mengkomunikaskan se"ara e%ekti% ren"ana kepera0atan yang telah dibuat& misalnya menggunakan bahasa dalam ren"ana kepera0atan yang tidak dimahami pera0at lain dengan pasti

< Kegagalan memberikan asuhan kepera0atan se"ara berkelanjutan yang disebabkan kurangnya in%ormasi yang diperoleh dari ren"ana kepera0atan

- Kegagalan memberikan instruksi yang dapat dimengerti oleh pasie n !ntuk  men"egah kesalahan tersebut& jangan han)a menggunakan perkiraan dalam membuat ren"ana kepera0atan tanpa mempertimbangkannya dengan baik Seharusnya& dalam penulisan harus memakai pertimbangan yang jelas berdasarkan masalah pasien /ila dianggap perlu& lakukan modi%ikasi ren"ana berdasarkan data baru yang terkumpul Ren"ana harus realistis berdasarkan standar yang telah ditetapkan& termasuk   pertimbangan yang diberikan oleh pasien Komunikasikan se"ara jelas  baik se"ara lisan maupun dengan tulisan .akukan tindakan berdasarkan ren"ana dan lakukan se"ara hati'hati instruksi yang ada Setiap pendapat  perlu di)alidasi dengan teliti

(10)

Termasuk kegagalan menginteipretasikan dan melaksanakan tindakan kolaborasi& kegagalan melakukan asuhan kepera0atan se"ara hati'hati& kegagalan mengikuti1men"atat order1pesan dari dokter atau dari penyelia Kesalahan pada tindakan kepera0atan yang sering terjadi adalah kesalahan dalam memba"a pesan1order& mengidenti%ikasi pasien sebelum dilakukan tindakan1prosedur& memberikan obat& dan terapi pembatasan 3restri"ti)e therapy6

#ari seluruh kegiatan ini yang paling berbahaya tampaknya pada tindakan  pemberian obat 2leh karena itu& perlu adanya komunikasi yang baik di antara anggota tim kesehatan maupun terhadap pasien dan keluarganya !ntuk menghindari kesalahan ini&& sebaiknya rumah sakit tetap melaksanakan  program pendidikan berkelanjutan 3?ontinuing (ursing Edu"ation6

!ntuk malpraktek hukum atau yuridi"al malpra"ti"e dibagi dalam < kategori sesuai bidang hukum yang dilanggar& yaitu :

a ?riminal malpra"ti"e

Perbuatan seseorang dapat dimasukkan dalam kategori "riminal malpra"ti"e manakala perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik   pidana&yaitu :

, Perbuatan tersebut 3positi)e a"t maupun negati)e a"t6 merupakan  perbuatan ter"ela

* #ilakukan dengan sikap batin yang salah 3mens rea6 yang berupa kesengajaan 3intensional6 misalnya melakukan euthanasia 3pasal <--K!HP6& membuka rahasia jabatan 3pasal <<* <--K!HP6& membuat surat keterangan palsu 3pasal *=< K!HP6& melakukan aborsi tanpa indikasi medis pasal *44 K!HP6 Ke"erobohan 3reklessness6 misalnya melakukan tindakan medis tanpa persetujuan pasien in%ormed "onsent Atau kealpaan 3negligen"e6 misalnya kurang hati'hati mengakibatkan luka& "a"at atau meninggalnya pasien& ketinggalan klem dalam perut  pasien saat melakukan operasi Pertanggungja0aban didepan hukum  pada "riminal malpra"ti"e adalah bersi%at indi)idual1personal dan oleh

(11)

sebab itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau kepada badan yang memberikan sarana pelayananjasa tempatnya bernaung

 b ?i)il malpra"ti"e Seorang tenaga jasa akan disebut melakukan "i)il malpra"ti"e apabila tidak melaksanakan ke0ajiban atau tidak memberikan  prestasinya sebagaimana yang telah disepakati 3ingkar janji6 Tindakan

tenaga jasa yang dapat dikategorikan "i)il malpra"ti"e antara lain :

, Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya 0ajib dilakukan

* Melakukan apa yang menurut kesepakatannya 0ajib dilakukan tetapi terlambat melakukannya

< Melakukan apa yang menurut kesepakatannya 0ajib dilakukan tetapi tidak sempurna

- Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan Pertanggungja0aban "i)il malpra"ti"e dapat bersi%at indi)idual atau korporasi dan dapat pula dialihkan pihak lain  berdasarkan prin"iple o%)i"arius liability #engan prinsip ini maka  badan yang menyediakan sarana jasa dapat bertanggung gugat atas kesalahan yang dilakukan karya0annya selama orang tersebut dalam rangka melaksanakan tugas ke0ajibannya

" Administrati)e malpra"ti"e Tenaga jasa dikatakan telah melakukan administrati)e malpra"ti"e manakala orang tersebut telah melanggar  hukum administrasi Perlu diketahui bah0a dalam melakukan poli"e  po0er& pemerintah mempunyai ke0enangan menerbitkan berbagai ketentuan di bidang kesehatan& misalnya tentang persyaratan bagi tenaga  pera0atan untuk menjalankan pro%esinya 3Surat Ijin Kena& Surat Ijin Praktek6& batas ke0enangan serta ke0ajiban tenaga pera0atan Apabila aturan tersebut dilanggar maka tenaga kesehatan yang bersangkutan dapat dipersalahkan melanggar hukum administrasi

(12)

Pasien usia lanjut mengalami disorientasi pada saat berada di ruang pera0atan Pera0at tidak membuat ren"ana kepera0atan guna memantau dan mempertahankan keamanan pasien dengan memasang penghalang tempat tidur Sebagai akibat disorientasi& pasien kemudian terjatuh dari tempat tidur pada 0aktu malam hari dan  pasien mengalami patah tulang tungkai #ari kasus diatas & pera0at telah melanggar 

etika kepera0atan yang telah dituangkan dalam kode etik kepera0atan yang disusun oleh Persatuan Pera0at (asional Indonesia dalam Musya0arah (asionalnya di akarta pada tanggal *4 (opember ,454 khususnya pada /ab I& pasal ,& yang menjelaskan tanggung ja0ab pera0at terhadap klien 3indi)idu& keluarga dan masyarakat6dimana pera0at tersebut tidak melaksanakan tanggung ja0abnya terhadap klien dengan tidak membuat ren"ana kepera0atan guna memantau dan mempertahankan kemanan pasien dengan tidak memasang penghalang tempat tidur Selain itu pera0at tersebut juga melanggar bab II pasal >&yang bunyinya Mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam melaksanakan tugas& serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih' tugaskan tanggung ja0ab yang ada hubungan dengan kepera0atan dimana ia tidak  mengutamakan keselamatan kliennya sehingga mengakibatkan kliennya terjatuh dari tempat tidur dan mengalami patah tungkai #isamping itu pera0at juga tidak  melaksanakan ke0ajibannya sebagai pera0at dalam hal Memberikan  pelayanan1asuhan sesuai standar pro%esi1batas ke0enangan #ari kasus tersebut  pera0at telah melakukan kelalaian yang mengakibatkan kerugian seperti patah tulang tungkai sehingga bisa dikategorikan sebagai malpraktek yang termasuk ke dalam "riminal malpra"ti"e bersi%at neglegen"e yang dapat dijerat hokum antara lain : , Pasal'pasal <94 sampai dengan <=, K!HP& pasal'pasal karena lalai menyebabkan mati atau luka'luka beratPasal <94 K!HP& karena kelalaian menyebabkan orang mati :/arangsiapa karena kealpaannya menyebabkan mati'nya orang lain& dian"am dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun * Pasal <=+ K!HP& karena kelalaian menyebakan luka berat:Ayat 3,6 /arangsiapa karena kealpaannya menyebakan orang lain mendapat luka'luka berat& dian"am dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahunAyat 3*6 /arangsiapa karena kealpaannya menyebabkan orang lain luka'luka sedemikian rupa sehinga menimbulkan penyakit atau alangan menjalankan pekerjaan&  jabatan atau pen"aharian selama 0aktu tertentu& dian"am deBngan pidana penjara  paling lama sembilan bulan atau denda paling tinggi tiga ratus rupiah < Pasal <=,

(13)

K!HP& karena kelalaian dalam melakukan jabatan atau pekerjaan 3misalnya: dokter&  bidan& apoteker& sopir& masinis dan Iain'lain6 apabila melalaikan peraturan'peraturan  pekerjaannya hingga mengakibatkan mati atau luka berat& maka mendapat hukuman yang lebih berat pulaPasal <=, K!HP menyatakan:ika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini di'lakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau penB"aharian& maka  pidana ditambah dengan pertiga& dan yang bersalah dapat di"abut haknya untuk 

menjalankan pen"aharian dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusnya di'umumkanPertanggung ja0aban didepan hukum  pada "riminal malpra"ti"e adalah bersi%at indi)idual1personal dan oleh sebab itu tidak 

dapat dialihkan kepada orang lain atau kepada rumah sakit1sarana kesehatan Selain  pasal tersebut diatas& pera0at tersebut juga telah melanggar Pasal 9- : 3,6 Terhadap

tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam melak'sanakan  pro%esinya dapat dikenakan tindakan disiplin 3*6 Penentuan ada tidaknya kesalahan

atau kelalaian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 3,6 ditentukan oleh Majelis #isiplin Tenaga Kesehatan

+onoh ka464:

 Pasien Tn. X dengan usia 65 tahun dirawat dengan diagnosa medis gastritis kronis mengalami disorientasi waktu dan tempat disertai gelisah pada saat berada di ruang rawat penyakit dalam. Pasien masuk !" pukul ##.$$ %&' dan didampingi oleh  (satu) orang keluarga pasien perawat yang dinas malam di ruang rawat tersebut  adalah Tn.' dan umlah pasien saat itu adalah # orang pasien. "etelah pasien Tn. X  masuk ruang rawat perawat tersebut melakukan tindakan mengukur TT* mengcek  kebutuhan obat pasien ( ineksi dan oral) berdasarkan order dokter dan mengganti cairan infus $ tetes+ menit. "etelah melakukan tindakan tersebut perawat  beristirahat di ruang perawat dan tertidur selama lebih kurang # am. "ebelum tidur  perawat tersebut hanya menitip pesan ke keluarga pasien Tn. X untuk menaga Tn. X 

dan tidak membuat rencana keperawatan guna memantau dan mempertahankan keamanan pasien dengan memasang penghalang tempat tidur. "ebagai akibat  disorientasi dan gelisah pasien kemudian teratuh dari tempat tidur pada waktu malam hari pasien mengeluh nyeri pada bagian kepala akibat terbentur pada kursi kepala pasien memar. dan infus pasien terlepas dan pasien harus pasang infus ulang  untuk keperluan pengobatan. ,an keluarga Tn. X harus membeli infus set lagi karena  pasien tidak mempunyai kartu aminan kesehatan.

(14)

#ari kasus di atas& pera0at telah melanggar etika kepera0atan karena tidak  memuk mendapatkan pera0atan dan pengobatan yang optimal dan pera0at telah melakukan kelalaian dalam melaksanakan ke0ajiban pera0at yaitu ke0ajiban memberikan pelayanan atau asuhan kepera0atan sesuai dengan standar pro%esi #ari kasus ini pera0at tidak seharusnya pera0at hanya mengandalkan keluarga pasien untuk menjaga pasien yang mengalami disorientasi dan gelisah Pera0at seharusnya tetap memantau pasien dan memikirkan akibat jika pasien gelisah dan memasang  penghalang tempat tidur jika meninggalkan pasien

#isamping itu pera0at juga tidak melaksanakan ke0ajibannya sebagai  pera0at dalam hal Memberikan pelayanan1asuhan sesuai standar pro%esi1batas ke0enangan& dalam kasus tersebut pera0at telah melakukan kelalaian karena tidak  memperhatikan keselamatan pasien yang mengalami disorientasi dan gelisah sehingga yang mengakibatkan kerugian seperti adanya luka memar di kepala dan kerugian  biaya dari keluarga pasien yang harus membeli in%us set untuk keperluan pengobatan

)A) III KESIMPULAN

(15)

Kelalaian tidak sama dengan malpraktek& tetapi kelalaian termasuk dalam arti malpraktik& artinya bah0a dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian #apat dikatakan bah0a kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan pada tingkatan keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan diba0ah standar yang telah ditentukan Kelalaian praktek kepera0atan adalah seorang pera0at tidak mempergunakan tingkat ketrampilan dan ilmu pengetahuan kepera0atan yang la;im dipergunakan dalam mera0at  pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama Kelalaian merupakan bentuk pelanggaran yang dapat dikategorikan dalam pelanggaran etik dan juga dapat digolongan dalam pelanggaran hukum& yang jelas harus dilihat dahulu proses ter jadinya kelalaian tersebut bukan pada hasil akhir kenapa timbulnya kelalaian Harus dilakukan  penilaian terlebih dahulu atas sikap dan tindakan yang dilakukan atau yang tidak dilakukan

oleh tenaga kepera0atan dengan standar yang berlaku Sebagai bentuk tanggung ja0ab dalam  praktek kepera0atan maka pera0at sebelum melakukan praktek kepera0atan harus mempunyai kompetensi baik keilmuan dan ketrampilan yang telah diatur dalam pro%esi kepera0atan& dan legalitas pera0at Indonesia dalam melakukan praktek kepera0atan telah diatur oleh perundang'undangan tentang registrasi dan praktek kepera0atan disamping mengikuti beberapa peraturan perundangan yang berlaku Penyelesaian kasus kelalaian harus dilihat sebagai suatu kasus pro%esional bukan sebagai kasus kriminal& berbeda dengan  perbuatan1kegiatan yang sengaja melakukan kelalaian sehingga menyebabkan orang lain menjadi "edera dll #isini pera0at dituntut untuk lebih hati'hati& "ermat dan tidak "erobah dalam melakukan praktek kepera0atannya Sehingga pasien terhindar dari kelalaian

(16)

Amir 8 Hana%iah& 3,4446 Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan& edisi ketiga: akarta: E7??ra)en 8 Hirnle 3*+++6 Cundamentals o% nursing Philadelphia .ippin"ott Huston& ?& 3*+++6 .eadership Roles and Management Cun"tions in (ursingD Theory and Apli"ationD third edition: Philadelphia: .ippin"ott Ko;ier 3*+++6 Cundamentals o% (ursing : "on"ept theory and pra"ti"es Philadelphia

Addison Wesley

Kepmenkes RI (omor ,*<41Menkes1SK1I1*++,& Tetang Resgistrasi Praktik Pera0at .eah "urtin 8 M osephine Claherty 3,44*6 (ursing Ethi"sD Theories and Pragmati"s:

Maryland: Robert /rady ?2

Priharjo& R 3,4496 Pengantar etika kepera0atanD $ogyakarta: Kanisius Redjeki& S 3*++96 Etika kepera0atan ditinjau dari segi hukum Materi seminar tidak  diterbitkan

Supriadi& 3*++,6 Hukum Kedokteran : /andung: ?> Mandar Maju Staunton& P and Whyburn& / 3,44F6 (ursing and the la0 -th edSydney: Har"ourt Sampurno& / 3*++96 Malpraktek dalam pelayanan kedokteran Materi seminar tidak  diterbitkan

Soenarto Soerodibroto& 3*++,6 K!HP 8 K!HAP dilengkapi yurisprodensi Mahkamah Agung dan Hoge Road: akarta : PTRaja7ra%indo Persada Tonia& Aiken 3,44-6 .egal& Ethi"al 8 Politi"al Issues in (ursing *ndEd Philadelphia CA #a)is

Referensi

Dokumen terkait