• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH NILAI WAKTU UANG DAN LEGITIMASI SYARI’AH

N/A
N/A
Psc2022 Uinril

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH NILAI WAKTU UANG DAN LEGITIMASI SYARI’AH"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

NILAI WAKTU UANG DAN LEGITIMASI SYARI’AH

Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Syariah Dosen Pengampu: Estelee Elora Akbar, S.E, M.E

Disusun Oleh :

 Abdiellah Arsyah Tarigan : 2151020125

 Aisyah Putri Adha : 2151020129

 Safira Anisyah : 2151020101

 Tiara Khoirunnisa : 2151020113

PRODI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen Keuangan Syari’ah, Estelee Elora Akbar, S.E, M.E yang telah memberikan tugas membuat makalah ini kepada kami sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah memberikan dukungan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Dan kami mohon maaf apabila terjadi kesalahan kata-kata yang kurang berkenan bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap para pembaca dapat memberikan saran dan kritik mengenai makalah ini agar kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi serta dapat meningkatkan kualitas pemahaman mengenai pembuatan makalah dan selanjutnya.

Bandar Lampung, 25 Maret 2023

Penyusun

(3)

Daftar isi

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nilai uang sekarang belum tentu sama dengan nilai yang akan datang dikarenakan ada banyak faktor yang mempengaruhi perubahan nilai uang tersebut termasuk faktor inflasi. Pembahasan ini perlu diketahui bagi para pelajar maupun mahasiswa ekonomi karena ini juga dapat menyangkut dalam perencanaan investasi.

Sistem ekonomi dalam konvensional yaitu konsep nilai waktu uang yang memiliki pengaruh signifikan dalam pengelolaan berbagai aktivitas ekonomi. Konsep tersebut dipandang berpengaruh terhadap berbagai keputusan dan teknik keuangan, seperti keputusan investasi (penganggaran modal), biaya modal, struktur modal, penilaian sekuritas seperti saham dan obligasi, perhitungan amortisasi hutang, kebijakan dividen, dan lain-lainnya.

Legitimasi pemerintah maupun dari instansi dapat berpegaruh terhadap pergerakan ekonomi dan politik sehingga dalam membuat keputusan perundang- undangan harus disesuaikan dengan aturan yang tidak menyimpang, baik aturan negara maupun aturan agama.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Konsep Dasar Nilai Waktu Uang Time Value of Money?

2. Bagaimana Time Value of Money dalam Ekonomi Konvensional dan Syari'ah ? 3. Bagaimana Kritik Atas Time Value of Money dan Perbedaan antara Time Value of

Money dan Economic Value of Time ?

4. Bagaimana Legitimasi Syari'ah Atas Time Value of Money ?

(5)

A. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Nilai Waktu Uang Time Value of Money.

2. Untuk mengetahui Time Value of Money dalam Ekonomi Konvensional dan Syari'ah.

3. Untuk mengetahui Kritik Atas Time Value of Money dan Perbedaan antara Time Value of Money dan Economic Value of Time.

4. Untuk mengetahui Legitimasi Syari'ah Atas Time Value of Money.

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Nilai Waktu Uang / Time Value Of Money 1. Pengertian Nilai Waktu Uang

Nilai waktu uang merupakan suatu pemikiran yang didasarkan atas perhitungan bahwa nilai uang yang diterima saat ini lebih berharga dari pada diterima pada hari yang akan datang. Di dalam pembahasan ini terlihat bahwa secara kualitas, nilai uang tergerus seiring dengan jalannya waktu. Tergerusnya nilai uang tersebut disebut sebagai inflasi.1

Konsep nilai waktu uang perlu dipahami dengan baik karena konsep ini akan memberikan landasan dan konsep yang mendasar tentang keuangan termasuk dalam ruang lingkup perencanaan bisnis.

Sehubungan dengan nilai waktu uang, dikenal dua istilah penting yaitu diskonto (discounting) dan pemajemukan atau pertumbuhan (coumpounding). Discounting atau perhitungan nilai sekarang menghitung nilai uang yang akan datang berdasarkan nilai sekarang. Sedangkan compounding atau pemajemukan adalah menghitung nilai uang yang akan diterima pada masa mendatang berdasarkan bunga berganda atas nilai uang pada saat ini. Kedua istilah ini walaupun berbeda namun memiliki keterkaitan

1 http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/466/jbptunikompp-gdl-linnaismaw-23295-9-9nilaig.pdf, Diakses 25/03/23, pukul 16:14

(6)

penting dan akan banyak digunakan dalam manajemen keuangan kaitannya perhitungan nilai uang baik yang bersifat persent value maupun future value2

2. Konsep Nilai Waktu Uang

Konsep nilai waktu uang diperlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan dipilih.

Jumlah uang tertentu yang diterima waktu yang akan datang jika dinilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus di diskon dengan tingkat bunga tertentu (discounfactor).

Istilah yang digunakan:

a) Pv = Present Value (Nilai Sekarang)

b) Fv = Future Value (Nilai yang akan datang) c) I = Bunga (i = interest/suku bunga)

d) P0 = pokok/jumlah yang yang dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu e) SI = Simple interest dalam rupiah

f) An = Anuity g) n = tahun ke- n

Konsep nilai uang merupakan konsep yang dipahami sebagian besar orang di dunia. Teorinya: uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dibandingkan jumlah yang sama dimasa depan.3

B. Nilai Waktu Uang pada Sistem Ekonomi

1. Time value of money pada ekonomi konvensional

Sistem ekonomi konvensional mendefinisikan pengertian nilai waktu uang (time value of money) sebagai "A dollar today is worth more than a dollar in the future because a dollar today can be invested to get a return". pengertian ini mengandung

2 Johar Arifin, Aplikasi Excel untuk Perencanaan Bisnis (Jakarta: PT. Gramedia) h. 8.

3 Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jie Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1435-1440 Kajian Perbedaan Time Value Of Money Atau Economic Value Of Time Dalam Perspektif Syariah Deddy Ahmad Fajar

(7)

arti bahwa uang saat ini selalu lebih berharga dibandingkan dengan uang pada saat yang akan datang, karena uang yang diterima pada saat ini akan dapat diinvestasikan untuk memperoleh hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Terjadinya perbedaan nilai uang saat ini dengan nilai uang di masadepan yang terjadi karena adanya unsur waktu. Faktor yang menghubungkan nilai waktu adalah tingkat diskonto yang diproksi dengan tingkat bunga. Konsep ini dikembangkan dari berbagai teori bunga (theory of interest), dari berbagai pandangan para ekonom kapitalis sepanjang masa.

Ada beberapa teori yang dapat di gunakan untuk menjelaskan prilaku uang dalam ekonomi. Di antaranya adalah:

a. Teori Moneter permintan uang Klasik

Teori permintaan uang klasik tercermin dalam teori kuatitas uang. Pada awalnya teori ini digunakan untuk menerangkan peranan uang dalam perekonomian. Dengan sederhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang. Teori ini mendasarkan diri pada falsafah hokum say, bahwa ekonomi akan selalu berada dalam keadaan full employment. Dalam teori kuantitas uang, Irving Fisher mengasumsikan bahwa keberadaan uang pada hakikatnya adlah flow concpt. Keberadaan uang ataupun permintaan uang tidak dipengaruhi oleh suku bunga, akan tetapi besar kecilnya uang akan ditentukan oleh kecepatan perputaran uang.

b. Teori Keynes

Di dalam bukunya yang berjudul The General Theory of Employment, Interest, and Money yang diterbitkan pada tahun 1936, Keynes meyatakan bahwa mekanisme pasar tidak dapat secara otomatis menjamin adanya full employment dalam perekonomian. Selanjutnya dia menyarankan adanya peran dan campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Menurut Keynes, seseorang mengatur uang atau assetnya dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu:4

1). Money Demand for Transactions (permintaan akan uang untuk transaksi)

Motif ini timbul karena uang digunakan untuk melakukan pembayaran secara regular terhadap transaksiyang dilakukan. Besarnya transaksi ini ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan.

2). Money Demand for Precautionary (permintaan akan uang untuk berjaga-jaga) Selain untuk membiayai transaksi maka uang diminta pula oleh masyarakat untuk keperluan di masa yang akan dating (berjaga-jaga). Sama halnya permintaan uang 4 Nurul Huda dkk., Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 83

(8)

untuk transaksi, maka besarnya permintaan uang untuk berjaga-jaga ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan,

3). Money Demand for Speculation (ditentukan oleh tingkat suku bunga)

Pada suatu system ekonomi modern dimana lembaga keuangan sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat maka mendorong masyrakatnya untuk menggunakan uangnya bagi kegiatan spekulasi yaitu disimpan atau dgunakan untuk membeli surat berharga seperti surat berharga, saham, dan instrument lainnya.

Menurut Najmudin terdapat dua alasan utama yang mendasari munculnya konsep nilai waktu uang pada konsep ekonomi konvensional, diantaranya yaitu:

1). Presence of Inflation (keadaan inflasi)

Katakanlah tingkat inflasi 10 % per tahun. Seseorang dapat membeli sepuluh potong goring pisang hari ini dengan membayar sejumlah Rp 10.000,00. Namun bila membeli tahun depan dengan sejumlah uang yang sama yaitu Rp 10.000,00, ia hanya dapat membeli Sembilan pisang goreng. Oleh karena itu, ia akan meminta kompensasi untuk hilangnya daya beli akibat inflasi.

2). Preference Present Consumption to Future Consumption

Bagi umumnya individu, present compsumption lebih disukai daripada future comsumption. Katakanlah tingkat inflasi nihil, sehingga dengan uang Rp 10.000,- seseorang tetap dapat membeli sepuluh pisang gorenghari ini maupun tahun depan. Bagi kebanyakn orang mengosumsi sepuluh pisang goring hari ini lebih disukai daripada mengosumsi sepuluh pisang goring tahun depan.

Tingkat bunga dalam sistem ekonomi konvensional terhadap adanya nilai waktu dari uang dapat mendorong investor mempunyai kesempatan menyimpan uang yang diterima sekarang dalam suatu bentuk investasi dan mendapatkan bunga (interest).

Dengan adanya kepastian arus kas, tingkat bunga dapat digunakan untuk menyatakan nilai waktu dari uang. Tingkat bunga memungkinkan untuk menyesuaikan nilai arus kas yang diterima atau dibayarkan pada waktu tertentu ke suatu waktu yang berbeda.

1). Tingkat bunga sederhana, (simple interest)

(9)

Merupakan bunga yang dibayarkan atau diterima berdasarkan pada nilai asli, atau nilai pokok, yang dipinjam atau dipinjamkan. Nilai mata uang dari tingkat bunga sederhana merupakan fungsi dari tiga variabel : jumlah uang yang dipinjam atau dipinjamkan atau nilai pokok, tingkat bunga per periode waktu dan jumlah periode waktu dimana nilai pokok tersebut dipinjam atau dipinjamkan.

2). Tingkat Bunga Majemuk (compound interest) Merupakan bunga yang dibayarkan atau diterima dari suatu pinjaman (investasi) ditambahkan pada nilai pokoknya secara periodik. Menunjukkan bahwa bunga dari suatu pokok pinjaman juga akan dikenakan atau memperoleh bunga pada periode selanjutnya. Dengan demikian, bunga diterima dari bunga dan nilai pokok periode sebelumnya. Pengaruh penggunaan tingkat bunga majemuk terhadap nilai suatu investasi setelah melewati masa tertentu sangat besar bila dibandingkan dengan pengaruh yang ditimbulkan oleh tingkat bunga sederhana.

Perbedaan besar antara pengaruh tingkat bunga sederhana dan majemuk ini disebabkan oleh pengaruh bunga-berbunga atau bunga majemuk tersebut. Konsep bunga majemuk dapat digunakan memecahkan berbagai masalah keuangan secara luas dalam ekonomi konvensional.5 Teori konvensional meyakini bahwa uang saat ini lebih bernilai dari pada uang pada masa depan. Teori ini berangkat dari pehamaman bahwa uang merupakan sesuatu yang berharga dan dapat berkembang dalam suatu waktu tertentu. Dengan memegang uang, orang akan dihadapkan pada risiko berkurangnya nilai uang karena inflasi, sementara jika uang disimpan dalam bentuk surat berharga maka akan mendapatkan keuntungan berupa bunga yang diperkirakan diatas inflasi yang terjadi. Namun teori nilai waktu uang ini tidak akurat karena kondisi ekonomi tidak selalu menghadapi inflasi, namun kadangkala kondisi ekonomi juga menghadapi deflasi. Munculnya deflasi akan menimbulkan preferensi waktu negatif diabaikan oleh teori ekonomi konvensional.6

2. Time Value of Money pada Ekonomi Islam

Konsep uang pada ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang pada ekonomi konvensional. Sistem ekonomi konvensional menganggap uang tidak hanya sebagai alat tukar namun juga berfungsi sebagai alat ukur perolehan pendapatan. Sehingga dalam hal ini uang 5 Muhammad Ayub, Understanding Islamic Finance (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009).

6 Fitri, “Prinsip Kesyariahan Dalam Pembiayaan Syariah.”

(10)

diartikan secara bolak balik, yaitu uang sebagai uang (alat tukar), dan uang sebagai modal (spekulasi). Pada sistem ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas bahwa uang adalah uang.

Pada ekonomi Islam uang hanya berfungsi dan diakui sebagai alat tukar (medium of exchange) dan sebagai kesatuan hitung (unit of account). Hal ini dipertegas dengan pendapat para ulama dan ilmuwan sosial Islam seperti Al Ghazali, Ibnu Taimiyah, Ibnu Khaldun, Ibnul Qayyim Al Jauziyyah, Ibnu Abidin yang menegaskan bahwa fungsi uang hanya sebagai alat tukar. Fungsi spekulasi pada pengertian Keynes tidak ada pada pandangan ekonomi Islam.

Hal ini disebabkan pada ekonomi Islam uang itu sendiri tidak memberikan manfaat, tetapi fungsi uanglah yang akan memberikan kegunaan. Uang akan berguna jika ditukarkan dengan barang nyata atau jika dibelikan jasa. Hal ini disebabkan pada ekonomi Islam uang tidak dapat dijadikan komoditas dan diperdagangkan.7

Jika seseorang sengaja menumpuk uangnya tidak dibelanjakan, sama artinya dengan menghalangi proses kelancaran jual beli. Penumpukan uang juga akan mendorong manusia kepada sifat tidak baik seperti rakus, tamak, malas, malas beramal. Oleh hal ini disebabkan itu Islam melarang penimbunan uang (harta), memonopoli uang (harta).8 Sebagaimana dijelaskan pada Al Quran pada surat At- Taubah 34-35

َنوزنْْْكَي َنيِذّلاَو ِ ّا ِليِب َْْس ْنَع َنوّد ُْْصَيَو ِلِْْطاَبْلاِب ِساّنلا َلاَوْْْمَأ َنوُلُكْأَْْيَل ِناَْْبُْهّرلاَو ِراَْْبْأحلا َنِم اًريِْْثَك ّنِإ اوُنَمآ َنيِذّلا اَُهّيَأ اَي ) ٍميِلَأ ٍباَذَْْعِب ْمُُه ْر ّْْشَبَف ِ ّا ِليِب َْْس يِف اَُهَنوُقِفْنُي لَو َةّضِفْلاَو َبَُهّذلا

ْمُُهُُهاَْْبِج اَُْْهِب ىَوْْْكُتَف َمّنَُهَج ِراَْْن يِف اَُْْهْيَلَع ىَمْحُي َمْوَْْي (34

َنوزنْكَت ْمُتْنُك اَم اوُقوُذَف ْمُكِسُفْنل ْمُتزنَك اَم اَذَُه ْمُُهُروُُهُظَو ْمُُهُبوُنُجَو

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. 35. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."

(Q.S. at Taubah : 34-35)

7 Ressi Susanti, “Sejarah Transformasi Uang Dalam Islam,” Aqlam: Journal of Islam and Plurality 2, no. 1 (February 1, 2018), accessed November 10, 2020, http://journal.iainmanado.ac.id/index.php/AJIP/article/view/509.

8 Yunida Priyanti, “Uang Dan Nilai Waktu Dalam Islam,” Al-Intaj : Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah 3, no. 2 (September 20, 2017): 287–303, accessed November 12, 2020,

https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/AlIntaj/article/view/2212.

(11)

Berdasarkan keterangan pada ayat al-Quran diatas, uang yang tidak produktif dalam artian kelebihan harta akan semakin berkurang karena adanya kewajiban zakat bagi umat Islam, oleh karena itu uang harus berputar. Islam menganjurkan bisnis (perdagangan), investasi di sektor riil. Uang yang berputar di sektor riil akan memberikan pendapatan bagi masyarakat banyak yang pada akhirnya akan meningkatkan daya beli mereka terhadap suatu komoditas.

ekonomi Islam memandang waktulah yang memiliki nilai ekonomis. Disebutkan dalam Q.S. Al-Ashr : 1-3 yang artinya :

Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orangorang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (Q.S. Al-Ashr : 1-3)

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dalam sistem ekonomi Islam, tidak terjadi konsep nilai waktu uang seperti yang uraikan dalam ekonomi konvensional. Jika bedasar pada surat al-Ashr ayat diatas dapat ditarik pemahaman bahwa setiap orang memiliki jumlah waktu yang sama secara kuantitas, tetapi yang membedakan adalah kualitasnya. Semua orang memiliki waktu 24 jam dalam sehari, namun nilai dari waktu itu akan berbeda dari satu orang dengan orang lain.

Majelis Ulama Indonesia melalui fatwa Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Bunga (interest atau fa’idah) memutuskan beberapa ketentuan,

Pertama, Pengertian Bunga (Interest) dan Riba yang mencakup:

a). Bunga (Interest atau fa’idah)

adalah tambahan yang dikenakan dalam transaksi pinjaman uang (al-qard) yang diper- hitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaatan atau hasil pokok tersebut berdasarkan tempo waktu, diperhitungkan secara pasti di muka, dan pada umumnya berdasarkan persentase.

b). Ribh aadalah tambahan (ziyadah) tanpa imbalan yang terjadi karena penagguhan dalam pembayaran yang diperjanjikan sebelumnya, dan inilah yang disebut riba nasi’ah.

Kedua, Hukum bunga (interest) yaitu

a). Praktek pembungaan uang saat ini telah memenuhi kriteria riba yang terjadi pada zaman Rasulullah saw, yaitu riba nasi‘ah. Dengan demikian, praktek pembungaan uang ini termasuk salah satu bentuk riba, dan riba haram hukumnya.

(12)

b) Praktek penggunaan tersebut hukumnya adalah haram, baik dilakukan oleh bank, asuransi, pasar modal, pegadaian, koperasi, dan lembaga keuangan lainnya maupun dilakukan oleh individu.

Ketiga, Bermu’amalah dengan lembaga keuangan konvensional dengan ketentuan

a) Untuk wilayah yang sudah ada kantor dan jaringan lembaga keuangan syari’ah serta mudah dijangkau, tidak dibolehkan melakukan transaksi yang didasarkan kepada perhitungan bunga.

b) Untuk wilayah yang belum ada kantor atau jaringan lembaga keuangan Syari’ah, diperbolehkan melakukan kegiatan transaksi di lembaga keuangan konvensional berdasarkan prinsip darurat. 9

Jadi pada intinya Sistem ekonomi Islam tidak dikenal dengan adanya permintaan uang untuk spekulasi karena uang bukanlah komoditas yang dapat diperdagangkan secara bebas.

Ekonomi Islam juga tidak mengenal bunga, karena bunga sesungguhnya telah jatuh ke dalam kategori riba. Islam juga tidak mengenal konsep nilai waktu uang. Dalam pandangan Islam yang bernilai adalah waktu itu sendiri, nilai ekonomis waktu dan penghargaan Islam atas waktu tercermin dari banyaknya sumpah Allah yang terdapat dalam Alquran, yang menggunakan terminologi waktu.

C. Kritik atas time value of money dan perbedaan antara time value of money dan economic value of money

1. Kritik atas time value of money

Bantahan atas Konsep Time Value of Money

Islam memiliki prinsip yang yang berasal dari sumber hukum baik al-Qur’an, hadis maupun pemikiran cendikiawan muslim. Nilai fundamental ini yang mendasari pandangan ekonom muslim dalam melahirkan pemikirannya, termasuk mengkaji fungsi uang dalam kehidupan ekonomi. Menurut pendapat mereka, fungsi uang hanya ada dua yaitu: 1. Sebagai alat pengukur harga, dan 2. Alat pembayaran. Fungsi uang sebagai alat penyimpan nilai tidak diakui karena dianggap sesuatu yang mendekati riba. Fungsi uang 9 Majelis Ulama Indonesia, “Himpunan Fatwa MUI Sejak 1975” (Jakarta: Erlangga Press, 2011).

(13)

yang dilarang inilah yang sebenarnya melahirkan teori time value of money. Konsekuensi logisnya, Ekonom muslim sendiri tidak sependapat dengan konsep ini.10

Seperti yang kita ketahui bersama, teori keuangan konvensional mendasarkan argumen pembenaran adanya bunga (interest) melalui konsep time value of money (nilai waktu dari uang). Dalam Ekonomi Islam, validitas konsep ini telah dibantah argumentasinya dengan adanya pelarangan riba dalam Islam. Sebagai gantinya, aktivitas bisnis dalam Ekonomi Islam selalu menekankan kepada mekanisme sistem bagi hasil (profit and loss sharing). Konsep kemitraan ini dirasa lebih tepat dan sesuai dengan prinsip keadilan yang realistis.

Ekonomi Konvensional sebenarnya juga memasukkan unsur ketidakpastian return dan menyebut kompensasinya sebagai discount rate yang lebih bersifat umum dibandingkan istilah interest rate. Ketidakpastian return dikonversi menjadi suatu kepastian melalui premium for uncertainty. Investasi tentu selalu ada kemungkinan mendapat positif return, negative return, dan no return. Inilah yang menimbulkan ketidakpastian (uncertainty), tetapi probabilitas negative return dan no return dipertukarkan dengan sesuatu yang pasti, premium for uncertainty.

Keadaan inilah yang ditolak dalam Ekonomi Islam, yaitu keadaan al- ghunmu bi la ghurmi (gaining return without responsible for any risk) dan al- kharaj bi la dhaman (gaining income without responsible for any expense). Sebenarnya keadaan ini juga ditolak oleh teori keuangan yang menjelaskan adanya hubungan searah antara risk dan return.

2. Perbedaan antara time value of money dan economic value of money

10 http://jurnalekis.blogspot.com/2009/08/kritik-atas-time-value-of-money-dan.html?m=1

(14)

11

Dalam table diatas menjelaskan perbedaan antara time value of money dan economic value of time. Perbedaan tersebut baik secara konsep, perhitungan serta tujuan penggunaannya. Secara konsep time value of money mengartikan uang memiliki nilai waktu sedangkan economic value of time mengartikan waktu memiliki nilai ekonomi. Secara perhitungan time value of money menggunakan diskonto atau bunga sedangkan economic value of time menggunakan rasio berdasarkan tertahannya uang terhadap waktu. Pada tujuan penggunaan time value of money adalah maximum utility terhadap barang sedangkan economic value of time tujuannya adalah maximum maslahah yang sesuai dengan konsep dalam

ekonomi islam.Secara kesesuaian syariah time value of money tidak sesuai dengan konsep syariah yaitu menggunakan bunga dan hal tersebut termasuk dalam riba sedangkan economic value of time sesuai dengan syariah karena tidak mengandung riba karena penilaiannya menggunakan dasar waktu.

11 Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jieJurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1435-1440

(15)

D. Legitimasi Syari’ah atas Time Value of Money 1. Definisi Legitimasi

Legitimasi adalah kualitas hukumyang berbasis pada penerimaanputusan dalam peradilan, dapat pula diartikan seberapa jauh masyarakatmau menerima dan mengakui kewenangan, keputusanatau kebijakanyangdiambil oleh seorang pemimpin.Legitimasi ini dapat terbentuk dengan berbagai cara yang mampu dikelompokkan dalam tiga kategori yakni secara simbolis, prosedural atau material. Berdasarkan cara dan sumber perolehan tersebut maka munculah beberapa jenis legitimasi yaitu legitimasi tradisional, legitimasi ideologi, legitimasi kualitas pribadi, legitimasi prosedural serta legitimasi instrumental.

Sedangkan Syariah diartikan secara istilah sebagai suatu sistem atau aturan yang mengatur kehidupan manusia dalam beribadah baik secara hubungan antara manusia dengan Allah, ataupun hubungan manusia dengan manusia secara fiqh dan muammalah.12

Menurut pakar hukum dan hak azasi manusia, unsur-unsur Legitimasi diantaranya meliputi:

a. Dukungan untuk komunitas politik.

b. Dukungan untuk prinsip, norma, dan prosedur rezim inti.

c. Penilaian kinerja rezim.

d. Dukungan untuk institusi rezim.

e. Dukungan untuk pihak berwenang.

2. Jenis-Jenis Legistimasi

Berdasarkan pada unsur-unsur legitimasi diatas, maka jenis-jenis legitimasi pada hukum positif dibedakan menjadi:

1. Legitimasi Politik

12M.H.I. Dr. Moh. Mufid, Lc., “Kaidah Fiqh Ekonomi Syariah- Google Buku,” last modified 2015, accessed November 12, 2020, https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=lzUpDwAAQBAJ&oi=fnd&

pg=PA6&dq=fiqh+dan+syariah&ots=UaVQfkrhag&sig=_Y4eUJ- DyvsJeaVj0R3-4V0mLKY&redir_esc=y#v=

onepage&q=fiqh dan syariah&f=false.

(16)

Legitimasi politik ialah suatu gambaran dari politik yang berdasarkan pada suatu keputusan dari hasil peradilan yang memiliki tujuan sebagai suatu bukti bahwasanya pada setiap kebijakan yang sudah di tetapkan adalah untuk kepentingan masyarakat luas.

2. Legitimasi Hukum

Legitimasi hukum adalah pengakuan hukum yang terdapat di tengah masyarakat yang bisa di katakan ada kaitannya dengan tindakan perbuatan hukum yang berlaku serta berbagai undang-undang yang sah dan sudah di tetapkan.

3. Legitimasi Kekuasaan

Legitimasi Kekuasaan merupakan suatu keyakinan pada setiap anggota di dalam maysrakat yang mentaati serta menerima berbagai kebijakan yang sebelumnya telah di buat oleh penguasa dan telah memenuhi berbagai tuntutan yang ada pada rezim penguasa tersebut.

3. Konsep Nilai Waktu Uang (Time Value of Money)

Sistem ekonomi konvensional mendefinisikan pengertian nilai waktu uang (time value of money) sebagai "A dollar today is worth more than a dollar in the future because a dollar today can be invested to get a return". pengertian ini mengandung arti bahwa uang saat ini selalu lebih berharga dibandingkan dengan uang pada saat yang akan datang, karena uang yang diterima pada saat ini akan dapat diinvestasikan untuk memperoleh hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Konsep yang mendasari nilai waktu uang adalah nilai uang pada waktu yang berbeda tidaklah sama, artinya terjadinya perbedaan nilai uang saat ini dengan nilai uang di masadepan yang terjadi karena adanya unsur waktu. Faktor yang menghubungkan nilai waktu adalah tingkat diskonto yang diproksi dengan tingkat bunga. Konsep ini dikembangkan dari berbagai teori bunga (theory of interest), dari berbagai pandangan para ekonom kapitalis sepanjang masa.

menurut classical theory of interest yang diungkapkan oleh adalah Adam Smith dan David Ricardo, menyatakan bahwa bunga merupakan kompensasi yang

(17)

dibayarkan oleh peminjam (borrower) kepada si pemberi pinjaman (lender) sebagai balas jasa atas keuntungan yang diperoleh dari uang yang dipinjamkan.

menurut Bohm Bawerk, pengembang teori bunga austrian, menyatakan bahwa orang akan merasa senang dengan barang yang ada sekarang dibandingkan barang yang akan diperoleh pada masa yang akan dateng.13

Menurut Ahmad Ifham sedikitnya terdapat 3 (tiga) alasan yang mendasari mengapa uang hari ini lebih bernilai dibandingkan dengan uang di masa yang akan datang yaitu:

1) Uang kehilangan nilainya dari waktu ke waktu. Daya beli uang yang terus menerus jatuh terutama disebabkan oleh adanya inflasi dalam perekonomian yang dapat menurunkan daya beli terhadap suatu komoditas.

2) uang memiliki biaya kesempatan. Jika seorang memiliki uang hari ini, maka ia akan dapat menginvestasikan uang tersebut dalam beberapa usaha bisnis, dengan demikian akan meningkatkan jumlah uang seseorang di masa depan. Dalam analisis konvensional, pendapatan bunga merupakan salah satu biaya kesempatan dari uang.

3) ketidakpastian arus kas masa depan. Arus kas masa depan adalah harapan saja Dengan demikian, arus kas masa depan tidak pasti dan berisiko. Orang menghargai arus kas sekarang karena lebih bernilai dibandingkan dari arus kas masa depan.Menurut Ayub Nilai waktu uang dapat tinjau pula berdasarkan konsep bunga yang dijalankan pada sistem ekonomi konvensional. Tingkat bunga

13 H Remi, Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah : Produk-Produknya Dan Aspek-Aspek Hukumnya (Jakarta: Kencana, 2014).

(18)

dalam sistem ekonomi konvensional terhadap adanya nilai waktu dari uang dapat mendorong investor mempunyai kesempatan menyimpan uang yang diterima sekarang dalam suatu bentuk investasi dan mendapatkan bunga (interest).

Dengan adanya kepastian arus kas, tingkat bunga dapat digunakan untuk menyatakan nilai waktu dari uang.

Menurut Najmudin terdapat dua alasan utama yang mendasari munculnya konsep nilai waktu uang pada konsep ekonomi konvensional, diantaranya yaitu:1) Presence of inflation,Dengan memasukan tingkat inflasi dalam perekonomian.

Dapat dimisalkan, misalnya saja tingkat inlasi sebesar 12%per tahun. Seseorang dapat membeli 11 unit komoditas pada hari ini hanya dengan membayar Rp.1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah), namun bila ia membelinya tahun depan, dengan sejumlah uang yang sama yaitu Rp.1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah), maka ia hanya dapat membeli 9 unit komoditas yang sama. Dengan demikian, ia akan meminta kompensasi.untuk hilangnya daya beli uangnya

(19)

akibat inflasi.

2) Preference present consumption to future consumption,

Pada pandangan kebanyakan personal, present consumption lebih disukai dibandingkan future consumption. misalnya jika tingkat inflasi samadengan nol, sehingga dengan uang Rp.1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah) seseorang tetap dapat membeli 11 unit komoditas pada hari ini maupun pada tahun depan.

Bagi kebanyakan orang, mengkonsumsi 11 unit komoditas saat ini lebih disenangi dibandingkan mengkonsumsi 11 unit komoditas pada tahun depan. Dengan alasan ini, walaupun tingkat inflasi nihil, Rp.1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah) lebih disukai dan dikonsumsi hari ini. Dengan demikian, untuk menunda konsumsi, ia mensyaratkan kompensasi.14

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

14 Najmudin, Manajemen Keuangan Dan Akuntansi Syariah (Yogyakarta: ANDI, 2011)

(20)

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dalam bentuk penyempurnaan kalimat maupun penyajian kalimat, oleh karena itu kami sebagai penulis akan terbuka jika nanti ada para pembaca yang kurang puas dan ingin mengkritik makalah ini yang sifatnya membangun.

DAFTAR PUSTAKA

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/466/jbptunikompp-gdl-linnaismaw-23295-9-9nilaig.pdf, Diakses 25/03/23, pukul 16:14

Johar Arifin, Aplikasi Excel untuk Perencanaan Bisnis (Jakarta: PT. Gramedia) h. 8.

Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jie Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1435

(21)

1440 Kajian Perbedaan Time Value Of Money Atau Economic Value Of Time Dalam Perspektif Syariah Deddy Ahmad Fajar

Nurul Huda dkk., Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 83 Muhammad Ayub, Understanding Islamic Finance (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009).

Fitri, “Prinsip Kesyariahan Dalam Pembiayaan Syariah.”

Ressi Susanti, “Sejarah Transformasi Uang Dalam Islam,” Aqlam: Journal of Islam and Plurality 2, no. 1 (February 1, 2018), accessed November 10, 2020,

http://journal.iainmanado.ac.id/index.php/AJIP/article/view/509.

Yunida Priyanti, “Uang Dan Nilai Waktu Dalam Islam,” Al-Intaj : Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah 3, no. 2 (September 20, 2017): 287–303, accessed November 12, 2020,

https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/AlIntaj/article/view/2212

Majelis Ulama Indonesia, “Himpunan Fatwa MUI Sejak 1975” (Jakarta: Erlangga Press, 2011).

http://jurnalekis.blogspot.com/2009/08/kritik-atas-time-value-of-money-dan.html?m=1 Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jieJurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1435-1440

M.H.I. Dr. Moh. Mufid, Lc., “Kaidah Fiqh Ekonomi Syariah- Google Buku,” last modified 2015, accessed November 12, 2020, https://books.google.co.id/books?

hl=id&lr=&id=lzUpDwAAQBAJ&oi=fnd&

pg=PA6&dq=fiqh+dan+syariah&ots=UaVQfkrhag&sig=_Y4eUJ- DyvsJeaVj0R3- 4V0mLKY&redir_esc=y#v= onepage&q=fiqh dan syariah&f=false.

H Remi, Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah : Produk-Produknya Dan Aspek- Aspek

Hukumnya (Jakarta: Kencana, 2014).

Najmudin, Manajemen Keuangan Dan Akuntansi Syariah (Yogyakarta: ANDI, 2011)

Referensi

Dokumen terkait

Nilai uang sekarang dimaksudkan untuk mengetahui berapakah nilai uang dari sejumlah uang yang akan diterima pada beberapa waktu kemudian (misalnya satu tahun), bila diketahui

Karena dari uang tersebut dapat diinvestasikan, memperoleh bunga, dan pada akhirnya akan medapatkan uang yang lebih di masa mendatang.. Proses yang mengarah dari nilai sekarang

Future value (terminal value) adalah nilai uang yang akan datang dari satu jumlah uang atau suatu seri pembayaran pada waktu sekarang, yg dievaluasi dengan suatu tingkat

Present value (nilai sekarang) merupakan kebalikan dari compound value (nilai majemuk) adalah besarnya jumlah uang, pada permulaan periode atas dasar tingkat bunga tertentu

Nilai yang akan datang (future value) adalah nilai uang diwaktu akan datang dari sejumlah uang saat ini atau serangkaian pembayaran yang dievaluasi pada tingkat bunga yang

Time value of money merupakan sebuah konsep nilai uang yang dimiliki saat ini lebih berharga dibandingkan nilai uang masa yang akan datang.. Uang yang dimiliki saat

Spekulasi dalam Pengertian Keynes tidak pernah ada dalam ekonomi Islam, sehingga fungsi permintaan uang untuk tujuan spekulasi (sebagai fungsi tingkat bunga) menjadi

Nilai Sekarang Present value • Merupakan kebalikan dari compound value yang mana besarnya jumlah uang, pada permulaan periode atas dasar tingkat bunga tertentu dari jumah uang yang