• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Indonesia sangat berpotensi untuk mengembangkan budidaya ikan air tawar selain untuk pengembangan pertanian, perkebunan, dan pertambangan. Menurut Triono (2014) banyak potensi yang bisa dimanfaatkan anak muda dari perairan di Indonesia yakni dengan memanfaatkan ikan untuk melakukan wirausaha seperti budidaya ikan. Produksi budidaya ikan didalam kolam di dominasi oleh ikan mas, patin, nila, lele, dan gurame. Komoditas yang sangat potensial dari dominasi ikan air tawar adalah ikan mas. Ikan mas merupakan salah satu ikan yang populer di kalangan masyarakat lokal, olahan dari bahan baku ikan ini pun sering kita temui di berbagai rumah makan (Alviantoro, 2014). Budidaya ikan mas merupakan suatu peluang usaha bisnis yang sudah popular dan merupakan bisnis yang sangat menjanjikan untuk ditekuni karena tingkat komsumsi ikan mas sangat tinggi (Naja, 2013).

Ada empat faktor yang sangat mempengaruhi budidaya ikan menurut Khairuman (2013) yaitu faktor lingkungan atau kesesuaian air, faktor pakan/nutrisi pada makanan, dan faktor penyakit dan hama serta penanggulangannya. Faktor kesesuaian air teridiri dari beberapa parameter yaitu kadar Suhu, kadar PH, kadar Klorin, kadar Oksigen, kadar Amonia, kadar Karbondioksida, dan Kadar Nitrogen (Irianto, 2005). Faktor – faktor tersebut dapat menjadi masalah dalam budidaya ikan. Dalam pembudidayaan para peternak/petani ikan akan mengalami kerugian jika masalah penyakit ikan yang mereka budidayakan terus berlanjut dan mengakibatkan berbagai macam kerugian. Mulai dari tidak kembalinya modal hingga peternak/petani bisa terancam gulung tikar. Kerugian akibat penyakit ikan dalam kurun tiga tahun terakhir, yakni periode tahun 2007-2009, mencapai satu triliun rupiah (Djumena, 2010).

(2)

Selama ini petani / pembudidaya ikan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang biologi ikan, masalah penyakit ikan dan juga bagaimana melakukan manipulasi terhadap habitat ikan (Kordi, 2000). Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan sebuah sistem berbasis komputer yang mampu menampung pengetahuan pakar dan mampu memberikan informasi diagnosa dan solusi yang tepat dan cepat bagi pembudidaya ikan dalam menangani masalah budidaya.

Sistem Pakar (expert system) adalah salah satu bidang ilmu komputer yang mendayagunakan komputer sehingga dapat berprilaku cerdas seperti manusia. Sistem ini berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli (Kusumadewi, 2003). Kusumadewi manambahkan bahwa secara garis besar banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya Sistem pakar, diantaranya masyarakat awam non-pakar dapat memanfaatkan keahlian dalam bidang tertentu tanpa kehadiran langsung seorang pakar. Menurut Folorunso dkk. (2012) menyatakan bahwa Sistem pakar adalah program komputer yang mengemulasikan perilaku manusia layaknya seorang ahli atau pakar untuk memecahkan masalah atau kejadian yang nyata dalam suatu domain pembicaraan tertentu.

Penanggulangan masalah budidaya ikan diperlukan pengetahuan tentang jenis obat, cara pengobatan dan dosis obat yang harus diberikan, tetapi sebelumnya perlu diketahui penyebab penyakit dan cara mengdiagnosisnya. Tanda – tanda atau simpton tingkah laku dapat digunakan untuk menduga gangguan kesehatan yang mungkin dialami ikan, sebagian simpton dan gangguan kesehatan yang dialami ikan dapat dipelajari ilmu pengetahuan dan dimengerti oleh manusia (Irianto, 2005). Menurut Hasan dkk. (2010) mengatakan bahwa pengetahuan tersebut merupakan pemahaman teoritis atau praktis dari subjek atau domain. Dengan kata lain pengetahuan adalah jumlah dari apa yang saat ini dikenal.

Forward Chaining adalah metode pencarian / penarikan kesimpulan yang berdasarkan pada data atau fakta yang ada, yang menuju kepada kesimpulan, penelusuran dimulai dari fakta yang ada lalu bergerak maju melalui premis – premis untuk menuju ke kesimpulan / bottom up reasoning. Forward Chaining melakukan pencarian dari suatu masalah kepada solusinya (Tutik, 2009).

(3)

Pakiarajah dkk. (2000) Menyatakan bahwa strategi Last in first serve adalah salah satu strategi resolusi konflik yang lebih mudah digunakan dalam sebuah aplikasi yang tidak memerlukan evaluasi logika yang berat atau sukar, Strategi Last in first serve bekerja pada prinsip yang sama dengan First in first serve yang mana mengambil kesimpulan akhir yang datang pada kesimpulan atau tujuan akhir.

Proses pencarian dan pelacakan dalam penarikan kesimpulan untuk memperoleh suatu keputusan sering mengalami faktor penghambat. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan terhadap pengetahuan yang menyebabkan proses penentuan kesimpulan juga mengalami perubahan. Pertistiwa ini dalam sistem pakar disebut sebagai faktor ketidakpastian. Agar dalam melakukan proses pencarian kesimpulan diperoleh suatu kepastian, maka dibutuhkan suatu metode untuk mengatasinya, yaitu metode Dempster Shafer.

Metode Dempster Shafer merupakan metode penalaran non monotonis yang digunakan untuk mencari ketidakkonsistenan akibat adanya penambahan maupun pengurangan fakta baru yang akan merubah aturan yang ada, sehingga metode ini memungkinkan seseorang aman dalam melakukan pekerjaan pakar, sekaligus dapat mengetahui probabilitas atau presentasi dari penyakit (Trismayanti, 2014).

Penelitian ini dimaksudkan untuk membantu petani budidaya ikan mas untuk dapat mengetahui dengan cepat informasi masalah-masalah budidaya yang berkaitan dengan faktor-faktor yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu faktor nutrisi, faktor lingkungan atau kesesuaian air dan faktor penyakit serta hama ikan, dan lebih lanjut adalah untuk mengetahui penanganan dan pengobatan yang tepat dan berkelanjutan dalam pembudidayaan ikan mas menggunakan metode atau teori Dempster Shafer.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah kurangnya pakar untuk konsultasi, ketersediaan laboratorium untuk penelitian, dan kurangnya pengetahuan petani ikan dalam penanganan dan pengobatan yang tepat untuk masalah pada budidaya ikan mas maka, rumusan masalahnya adalah bagaimana membuat rancang bangun sistem

(4)

pakar yang dapat membantu petani ikan dalam mengidentifikasi masalah budidaya ikan mas dan bagaimana memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah membangun perangkat lunak yang bisa mudah digunakan oleh para petani ikan untuk mengidentifikasi masalah dan mengatasi masalah serta memberikan solusi pembudidayaan ikan mas menggunakan metode Dempster Shafer.

Hasil dari penelitian ini adalah adanya perangkat lunak yang bisa dengan mudah dipergunakan oleh para petani budidaya ikan mas untuk membantu mengatasi permasalahan budidaya ikan mas seperti faktor pakan, faktor lingkungan kesesuaian air, dan faktor penyakit dan selanjutnya memberikan solusi yang tepat.

1.4 Batasan Masalah

Batasan Masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Ikan yang di teliti pada penelitian ini adalah ikan mas.

2. Penyakit yang diteliti adalah Ichthyophthirius multifiliis (white spot), Lernea, Dactylogyrus dan Gyrodactylus, Aeromonas punctate dan Aeromonas hydrophilla, Virus Herpes dan Iridovirus.

3. Faktor terkait lingkungan atau kesesuaian air adalah Suhu, Kecerahan, Oksigen, PH, Kadar Fosfor, Amoniak, dan Nitrat.

4. Faktor terkait pakan adalah Protein, Mineral, Lipid, Vitamin. 5. Hama yang di teliti adalah Ucrit, Notonecta, Kini-kini. 6. Sasaran pengguna sistem pakar ini adalah petani ikan mas.

1.5 Keaslian Penelitian

Sepengetahuan penulis terdapat juga beberapa penelitian menggunakan metode Dempster Shafer dan penggunaan metode Forward Chaining. Seperti penelitian yang berjudul Aplikasi untuk menidentifikasi penyebab penyakit pada jenis ikan air tawar menggunakan metode dempster shafer berbasis web (Ellyani, 2011). Pada penelitian tersebut penalaran yang digunakan yaitu menggunakan backward chaining, dan juga pada penelitian tersebut tidak menjelaskan tentang

(5)

proses kejadian penggunaan data jika terjadi resolusi konfik didalam sistem pakar yang dibuat.

Pada penelitian Ellyani (2011) tidak dijelaskan tentang objek ikan air tawar secara spesifik ikan tertentu yang diteliti dan penyakit yang diteliti adalah penyakit ikan air tawar yang disebabkan oleh karena infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. Penelitian yang lain juga menggunakan metode forward chaining yang berjudul sistem pakar analisa penyakit ikan lele berbasis web menggunakan metode forward chaining, metode forward chaining dapat dipakai untuk menangani masalah penanggulangan penyakit ikan melalui penelusuran maju berdasarkan data gejala untuk mendapatkan solusi penyakit (Wicaksono, 2014). Penelitian tersebut juga tidak adanya perhitungan menggunakan metode ketidakpastian seperti metode Dempster Shafer yang dilakukan dalam penelitian ini.

Pada penelitian Wicaksono tidak menjelaskan juga mengenai penentuan data jika terjadi resolusi konflik. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah jelas objek yang diteliti dalam penelitian ini lebih dikhususkan pada ikan mas, penggunaan metode adalah Metode Dempster Shafer yang akan digabungkan dengan metode Forward Chaining untuk proses penalaran penelusuran rule, dan data yang digunakan jika terjadi resolusi konflik adalah data yang dipilih berdasarkan penggunaan strategi Last in first serve untuk mengaktivasi rule yang akan digunakan karena setiap rule yang dibuat adalah dalam sebuah urutan angka.

Represntasi aturan pada penelitian ini berdasarkan gejala - gejala umum yang terjadi pada ikan dan gejala – gejala khusus. Gejala – gejala khusus direpresentasikan didalam urutan yang terbesar didalam rule base. Untuk itu penggunaan strategi pemilihan prioritas Last in first serve yang dilakukan didalam penelitian ini. Penelitian ini juga mencakup empat faktor utama yang mempengaruhi budidaya ikan mas yaitu faktor penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, virus dan jamur, kemudian faktor hama, faktor lingkungan air, dan faktor nutrisi pada pakan ikan.

(6)

1.6 Metodologi Penelitian

Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:

1.6.1 Akuisisi Pengetahuan

Akuisisi pengetahuan yang dilakukan pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian antara lain adalah:

Studi Literatur

Sumber pengetahuan yang dilibatkan di dalam Desain Sistem Pakar ini salah satunya adalah sumber pengetahuan terdokumentasi. Sumber pengetahuan terdokumentasi terdiri dari buku tentang patologi ikan dan penyakit ikan oleh Drs. Agus Irianto, M.Sc., Ph.D dan buku yang berjudul Fish Disease oleh Edward J. Noga, M.S., D.V.M dan buku-buku penunjang tentang penyakit ikan dan penanggulangannya serta literatur-literatur mengenai pengembangan sistem pakar.

Wawancara

Selain sumber pengetahuan literatur, pada penelitian ini juga mendapatkan sumber pengetahuan yang tak terdokumentasi didapatkan dengan melakukan wawancara dari seorang pakar dalam hal ini pakar perikanan dari laboratorium perikanan Universitas Gadjah Mada Dr. Ir. Murwantoko, M.Si, dan juga seorang pakar masalah budidaya ikan pada instansi pemerintah yaitu pada stasiun karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan kelas 1 (Stasiun KIPM) Yogyakarta bapak Suprayogi, S.Pi, MP.

1.6.2 Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Rule base. Penggunaan data pakar yang terjadi konflik digunakan prioritas data terbesar.

1.6.3 Perancangan Sistem

Tahapan ini sistem pakar dirancang untuk menghasilkan hasil identifikasi masalah budidaya ikan mas yang sesuai dengan gejala-gejala atau tanda-tanda yang diinputkan oleh user. Untuk menghasilkan hasil identifikasi masalah tersebut

(7)

sistem melakukan proses inferensia pengetahuan berdasarkan gejala – gejala atau tanda – tanda yang sudah diinputkan user. Proses inferensia pengetahuan menggunakan Forward Chaining dan penentuan resolusi konflik berdasarkan strategi pemilihan konflik Last in first serve yaitu rule terbesar yang paling dapat dijalankan dan menentukan tingkat kepercayaan dengan metode Dempster Shafer.

1.6.4 Implementasi Sistem

Tahapan ini dilakukan untuk menterjemahkan deskripsi perancangan sistem menggunakan tools (bahasa pemograman). Bahasa pemograman yang akan digunakan untuk membangun sistem ini adalah PHP dan MYSQL.

1.6.5 Pengujian Sistem

Pada tahapan ini akan dilakukan pengujian sistem, pengujian pada penelitian ini terdiri dari pengujian validasi menggunakan metode Blackbox karena tidak difokuskan pada alur jalannya algoritma program namun lebih ditekankan untuk menemukan kesesuaian antara kinerja sistem dengan daftar kebutuhan yang diharapkan dari sistem. Kemudian pengujian pada penelitian ini adalah membandingkan perhitungan secara manual dengan perhitungan yang dilakukan oleh sistem. Dan selanjutnya perbandingan hasil yang diperoleh sistem dan hasil identifikasi dan konsultasi oleh pakar. Pengujian perbandingan hasil sistem dengan hasil dari pakar akan dilakukan dengan menghitung nilai akurasi. Nilai akurasi menggambarkan presentasi kebenaran dari total keseluruhan kasus yang diuji. Perhitungan akurasi ditampilkan dalam persamaan (1) :

Akurasi = Total Keseluruhan KasusJumlah Kasus Benar

X 100% (1) 1.7 Sistematika Penulisan

Pada tahap ini dijelaskan tentang bagian dari sistematika penulisan dimulai dari bagian bab – bab awal penulisan dan penjelasannya.

Bab I pendahuluan

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

(8)

Bab II tinjauan pustaka

Bab ini membahas tinjauan pustaka yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini.

Bab III landasan teori

Bab ini membahas tentang teori dasar yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dan akan menjadi dasar dalam pemecahan masalah.

Bab IV analisa dan perancangan

Pada bab ini menguraikan tentang analisa dan perancangan sistem yang digunakan sebagai acuan dalam pemecahan masalah serta desain tampilan antarmuka sebagai penghubung antara pengguna dan sistem.

Bab V implementasi

Pada bab ini berisi tentang cuplikan kode program dan tampilan antarmuka program dari implementasi sistem.

Bab VI hasil penelitian dan pembahasan

Bab ini berisi hasil akhir dari sistem yang dibangun, dan juga disertai dengan penjelasan dari setiap keluaran proses berdasarkan hasil dari pengujian sistem. Bab VII kesimpulan dan saran

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran untuk proses penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

 Tungkai depan dan belakang semakin panjang, jari kaki mereduksi dari 5 menjadi 1 sehingga memungkinkan untuk berlari cepat. 2) Semua embrio hewan multiseluler berasal

Hasil pengujian terhadap hipotesis 1 yang telah dilakukan pada Bab IV menunjukkan bahwa kualitas produk sebagai variabel bebas memiliki pengaruh positif yang

Berdasarkan integrasi struktur geologi terhadap situs-situs di Kawasan Huu tersebut, maka dihasilkan data mengenai pemilihan lokasi situs yang terletak pada bagian yang

Terakhir peserta disajikan Pos-Test tentang materi akuntansi secara umum untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman akuntansi masing-masing pelaku IKM KUB RRT

Kemudian secara terminologis yang berdasarkan pada pendapat para ahli bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan

Pencadangan ataupun penetapan suatu daerah menjadi kawasan ekowisata bertujuan untuk mengharmonisasikan antara kebutuhan ekonomi masyarakat dengan keinginan untuk

Diperlukan untuk memberikan arah dan dukungan terhadap manajemen keamanan informasi yang akan diterapkan dalam organisasi. Hal ini tidak selalu menjadi yang pertama dilakukan

Hal ini sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh (Lingga et al., 2020), bahwa tampilan animasi dapat menembus ruang waktu, artinya antara penyaji dan