Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 1 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
Bagian Ketiga
PROFIL KAWASAN PRIORITAS
A. GAMBARAN UMUM KOTA MAKASSAR1. Geografi dan Administrasi Kota Makassar
Kota Makassar sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan terletak pada daerah dataran rendah berada pada wilayah pantai Barat Sulawesi Selatan. Berdasarkan letak dan posisi geografis wilayahnya, Kota Makassar berada pada posisi koordinat
5
o8
’6
’19
”Lintang Selatan
dan119o 24’ 17’ 38” Bujur Timur
. Secaraadministrasi
Kota Makassar terdiri atas 14 wilayah kecamatan dan
143 kelurahan dengan luas wilayah 175,77 Km2
. Batas administrasi wilayah Kota Makassar sebagai berikut :Sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten MarosSebelah Selatan
berbatasan denganKabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar Sebelah Timurberbatasan denganKabupaten Maros dan Kabupaten GowaSebelah Barat
berbatasan denganSelat Makassar
Posisi dan kedudukan Kota Makassar sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, mendorong berkembangnya kegiatan-kegiatan ekonomi strategis antara lain; bandar udara, pelabuhan, industri dan perdagangan/bisnis berskala regional disamping kedudukan Kota Makassar sebagai kota jasa dan kota pendidikan.
2. Kondisi Fisik Kota Makassar
a. Topografi dan Kemiringan Lereng
Secara umum topografi Kota Makassar dicirikan dengan keadaan dan kondisi sebagai berikut: tanah relatif datar, bergelombang, dan berbukit serta berada
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
pada ketinggian 0-25 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan tingkat kemiringan lereng (elevasi) 0-15%. Sementara itu, dilihat dari klasifikasi kelerengannya, sebagian besar berada pada kemiringan 0-5%. Dari hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa untuk kondisi ruang seperti ini Kota Makassar sangat berpotensi untuk pengembangan kegiatan permukiman, perdagangan, jasa, industri, rekreasi, pelabuhan laut dan fasilitas penunjang lainnya.
Tabel 3.1.
Posisi Dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (Dpl) Menurut Kecamatan
Sumber : RTRW Kota Makassar
b. Hidrologi
Kondisi hidrologi (kondisi air permukaan dan air tanah) Kota Makassar dipengaruhi oleh iklim dan curah hujan serta keberadaan sungai dan danau yang ada di wilayah Kota Makassar. Pada musim hujan beberapa sungai mengalir dengan debit yang cukup besar seperti: sungai Jeneberang, sungai Pampang dan sungai Tallo, walau pada musim kemarau Sungai tersebut tetap mengalir walaupun debit air sedikti berkurang.
Kode.
Wil Kecamatan Bujur Lintang
Tinggi Dpl (M) 010 Mariso 509’59” 119024’30” 1 - 4 020 Mamajang 509’05” 119025’04” 1 - 5 030 Tamalate 5010’30” 119025’28” 1 - 6 031 Rappocini 5011’20” 119026’30” 2 - 6 040 Makassar 508’40” 119025’25” 1 - 4 050 Ujung Pandang 508’15” 119024’27” 1 – 3 060 Wajo 507’45” 119024’40” 1 – 4 070 Bontoala 507’54” 119025’24” 1 – 4 080 Ujung Tanah 507’47” 119024’23” 1 – 4 090 Tallo 507’16” 119026’10” 1 – 3 100 Panakukang 509’40” 119027’35” 1 – 13 101 Manggala 5010’03” 119029’29” 2 – 22 110 Biringkanaya 504’50” 119030’10” 1 – 19 111 Tamalanrea 508’25” 119029’31” 1 – 22
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 3 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
Kondisi air tanah di Kota Makassar masih tersedia dengan potensi yang cukup besar pada musim kering atau kemarau. Hal itu terjadi karena potensi air tanah yang ada di Kota Makassar sangat jarang dan kurang digunakan sebagai bagian sumber daya air yang ada di Kota Makassar. Sebagian wilayah Kota Makassar pada awalnya merupakan daerah rawa dan dikembangkan sebagai daerah permukiman dan daerah bisnis memungkinkan kota Makassar mempunyai persediaan air tanah yang besar walau dengan kualitas yang masih dipertanyakan. 80 % penduduk Kota Makassar menggunakan jasa perusahaan daerah air minum yang bersumber dari DAM Bili-bili untuk memenuhi kebutuhan air dalam aktifitasnya sehari-hari.
c. Geologi dan Struktur Batuan
Secara geologis Kota Makassar terbentuk dari batuan hasil letusan gunung api (volcanik) dan endapan dari angkutan sediment sungai Jeneberang dan sungai Tello. Batuan dasar yang mengalami pengendapan di kawasan tersebut merupakan sediment marine kompak berumur Moisen atas berupa: tufa, breksi, batu pasir, batu gamping.
Endapan marine di sebelah utara kota membentuk tanah alluvial hydromorf kelabu, pembentukan ini dipengaruhi oleh rendahnya elevasi dan oleh aliran Sungai Tallo.
Endapan alluvial di sebelah Selatan kota terbentuk dari lumpur yang terangkut olah aliran Sungai Jeneberang. Sebagian besar daerah yang dilalui oleh sungai tersebut adalah daerah batuan vulkanik basa intermedier, hal ini mengendalikan sifat-sifat bahan endapan dibawahnya.
Endapan regosol terbentuk sepanjang pantai sebagai akumulasi dan pelapukan bahan organik membentuk struktur top soil yang gembur. Endapan ini berkembang di daerah kota lama Makassar dan sepanjang pantai sebelah Selatan.
Endapan tufa vulkanik asam sampai intermedie yang tersingkap ke permukaan sebelah utara dan timur laur, perkembangannya sangat dipengaruhi oleh bentuk wilayah dan fluktuasi debit air Sungai Tallo. Berdasarkan kemiringan, tanah dibedakan atas :
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
- Tanah Litosol terbentuk pada daerah dengan tingkat Kemiringan yang tinggi dan sering tergenang luapan Sungai Tallo, tingkat erosi tinggi akibat banjir.
- Tanah latosol terbentuk pada daerah yang relatif datar, tumbuh tanah cukup dalam proses latosolisasi ini merupakan tahap awal dari perkembangan tanah mediteranian.
Dari struktur batuan yang terdapat di kota ini dapat dilihat dari batuan hasil dari letusan gunung api (volcanik) dan endapan alluvial pantai dan sungai. Struktur batuan ini penyebarannya dapat dilihat sampai ke wilayah Bulurokeng, Daya dan Biringkanaya. Selain itu, terdapat juga tiga jenis batuan lainnya seperti Breksi dan konglomerat yang merupakan batuan berkomponen kasar dari jenis batuan beku, andesit, basaltik, batu apung dan gamping. Adapun Endapan Alluvial yang dimaksudkan diatas dihasilkan dari proses pengendapan Sungai Jenenberang.
d. Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di Kota Makassar antara lain jenis tanah Aluvial, penyebarannya disepanjang pantai, membujur dari Kecamatan Tamalate, Mariso, Ujung Pandang, Wajo, Ujung Tanah, Tallo dan Biringkanaya dengan tingkat kedalaman efektif tanah antara 20-40 cm, memiliki tekstur tanah sedang sampai halus, secara umum lokasi di daerah pinggiran Kota Makassar saat ini dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan pertanian.
e. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan Kota Makassar didominasi oleh: perumahan dan permukiman, perkantoran, pendidikan, jasa, fasilitas sosial, industri, sawah tadah hujan, dan lahan yang tidak diusahakan atau lahan kosong. Pergeseran pemanfaatan lahan kawasan Kota Makassar secara umum telah mengalami perubahan yang cukup drastis, akibat terjadinya peningkatan pembangunan dan aktivitas ekonomi di Kota Makassar.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 5 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING B. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TAMALATE
1. Letak Geografis dan Administrasi
Kecamatan Tamalate secara geografis terletak
5
09’59” BT
dan119
024’30” LS
.Kecamatan Tamalate
mempunyai luas wilayah20,21 km
2 yang terdiri dari 10Kelurahan. Adapun batas administrasi wilayah Kecamatan Tamalate sebagai berikut :
Sebelah utara
berbatasan dengan
Kecamatan Mamajang
Sebelah timur
berbatasan dengan
Kabupaten Gowa
Sebelah selatan
berbatasan dengan
Kabupaten Takalar
Sebelah barat
berbatasan dengan
Selat Makassar
Tabel 3.2.
Luas Tiap Kelurahan di Kecamatan Tamalate Tahun 2011 No. Kelurahan Luas Area
(Km2) Persentasi (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Kelurahan Barombong Kelurahan Tanjung Merdeka Kelurahan Maccini Sombala Kelurahan Balang Baru Kelurahan Jongaya Kelurahan Bungaya
Kelurahan Pa’baeng – baeng Kelurahan Mannuruki
Kelurahan Parang Tambung Kelurahan Mangasa 7,35 3,37 2,04 1,18 0,51 0,29 0,53 1,54 1,38 2.03 36,6 16,6 10 5,6 2,5 1,5 2,7 7,7 6,8 10 Jumlah 20,21 100
Sumber : kecamatan tamalate dalam Angka
Pada tabel 3.1 terlihat bahwa kelurahan dengan wilayah terluas adalah Barombong dan kelurahan dengan wilayah terkecil adalah Kelurahan Bungaya. Dengan luas wilayah keseluruhan adalah 20,21 km2.
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
2. Aspek Fisik Dasar
a. Kondisi Topografi
Wilayah Kecamatan tamalate berfariasi mulai dari daerah pantai (pesisir) daerah dataran rendah, hingga bukan daerah pantai dengan ketinggian antara 0 – 25 mdpl.
b. Kondisi Klimatologi
Di Kecamatan tamalate terdapat dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan dengan curah hujan 324 Mm adapun jumlah bulan hujan yaitu 6 bulan dengan suhu rata – rata harian 370C .
c. Kondisi Hidrologi
Di KecamatanTamalate air dapat dibedakan menjadi 3 jenis diantaranya air permukaan yang meliputi (sungai, rawa dan sebagainya), air tanah dangkal yakni (sumur gali), dan air tanah dalam (sumur Bor).
d. Kondisi Geologi dan Jenis Tanah
Kecamatan Tamalate memilik jenis batuan aluvial yaitu yaitu berupa endapan aluvial sungai, rawa, dan pantai serta batuan gunung api formasi camba, namun masih layak untuk daerah permukiman. Adapun Jenis Tanah pada kecamatan tamalate mempunyai tekstur Lampungan, pasiran, dan debuan dengan tekstur warna merah, kuning, hitam, dan abu-abu. Pada daerah pesisir tekstur tanahanya berpasir halus dan alluvial Sehingga kawasan kecamatan tamalate tidak cocok untuk lahan pertanian sehingga kecamatan tamalate hanya baik di peruntukkan sebagai lahan pemukiman, dan tambak.
e. Penggunaan Lahan
Berbicara mengenai tata guna lahan maka orientasi kita mengarah pada jenis pemanfaatan dan penggunaan lahan. Berdasarkan luas Kecamatan Tamalate yakni 20,21 km2, sebagian besar lahan dimanfaatkan sebagai pusat pemukiman dan perdagangan, selebihnya dimanfaatkan sebagai pusat penyebaran fasilitas pemerintahan, kesehatan, pendidikan, peribadatan, perkantoran dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 7 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
Tabel 3.3.
Penggunaan Lahan Di kecamatan Tamalate Tahun 2011 Lahan Luas (Km2) Presentase (%)
Permukiman Pendidikan Genangan Kebun Lapangan Makam Mangrove Rawa Sawah Sungai Tambak Tanah Kosong 4,9 0.02 1,6 2,2 0,1 0,1 0,4 0,7 1,4 3,7 0,4 1,5 24,2 0,09 7,9 10,8 0,4 0,4 1,9 3,4 6,9 18,3 1,97 7,4 Jumlah 20,21 100
Sumber : Kecamatan dalam angka
dari total luas wilayah Kecamatan Tamalate maka dapat diperincikan atas jenis-jenis penggunaan lahannya sebagaimana letak geografisnya di dataran rendah dan merupakan kawasan perkotaan. Jenis penggunaan lahan yang mayoritas di wilayah ini adalah areal pemukiman, serta penggunaan lahan lainnya yang meliputi Kebun dan lahan kosong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Tamalate.
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING C. GAMBARAN UMUM KAWASAN KELURAHAN TANJUNG MERDEKA
Kelurahan Tanjung Merdeka terletak di dataran rendah dengan ketinggian 0-3 meter di atas permukaan laut dan beriklim tropis. Wilayah Kelurahan Tanjung Merdeka secara adminitratif berbatasan dengan :
Sebelah utara : Kelurahan Maccini Sombala/Danau Tanjung Bunga.
Sebelah selatan : Kelurahan Barombong/Sungai Jeneberang.
Sebelah timur : Kelurahan Benteng Somba Opu Kabupaten Gowa.
Sebelah barat : Selat Makassar.
“RW 04”
merupakan kawasan prioritas pada “Kelurahan Tanjung Merdeka
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 9 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING D. ADMINISTRASI KAWASAN PRIORITAS
Kawasan Prioritas merupakan batasan wilayah perencanaan yang secara administrative berada pada bagian wilayah Kelurahan Tanjung Merdeka (RW 04).
Batas wilayah kawasan prioritas yakni :
Sebelah utara : RW 05.
Sebelah selatan : Sungai Jeneberang.
Sebelah timur : Kabupaten Gowa.
Sebelah barat : Selat Makassar.
Tabel 3.4.
Jumlah penduduk dan Luas wilayah per RT
No RT Luas (Ha) Jumlah
penduduk 1 RT 1 3.8 275 2 RT 2 3.2 298 3 RT 3 2.6 233 4 RT 4 1.8 232 5 RT 5 2.2 197
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 11 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING E. TATA GUNA LAHAN DAN PENATAAN BANGUNAN KAWASAN PRIORITAS
Kawasan Prioritas yang berada di kawasan bantaran sungai banyak di manfaatkan oleh masyarakat sebagai kawasan permukiman. Di kawasan prioritas sendiri mayoritas lahannya di manfaatkan sebagai permukiman.
Pola bangunan yang terdapat di kawasan prioritas mengikuti jalan, sedangkan beberapa masyarakat yang bermukim di sekitar bantaran sungai, bentuk bangunan mereka membelakangi sungai sehingga masyarakat yang tidak mendapat pelayanan jaringan persampahan membuang limbah rumah tangga mereka langsung ke sungai sehingga mengakibatkan pencemaran pada sungai.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 13 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING F. PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA KAWASAN PRIORITAS
1. Prasarana Jalan
Dalam kegiatan perekonomian, mempunyai keterkaitan dengan kegiatan lain seperti mata rantai yang menyatu. Keterkaitan positif akan menghasilkan rantai kegiatan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Dan sebaliknya, jika banyak nilai negatifnya maka akan ada salah satu pihak yang dirugikan baik secara langsung maupun tidak. Jalan merupakan salah satu faktor kelancaran pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Prasarana jalan di kawasan prioritas sudah cukup baik dengan material paving block. Namun masih ada beberapa bagian jalan yang masih tanah atau pengerasan.
Tabel 3.5.
Jenis Jalan Di Kawasan Prioritas
Jenis Jalan Panjang Lebar
Tanah 261 4 m, 1.5 m
Paving 789 4 m, 1.5 m
Aspal 956 4 m
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 15 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING 2. Prasarana Drainase
Berfungsinya jaringan drainase akan memberikan dampak terhadap sistem sanitasi dan peningkatan kualitas lingkungan, hal ini dapat terlihat dari fungsi jaringan drainase sebagai saluran pembuangan air hujan dan pembuangan rumah tangga. Kondisi jaringan drainase di kawasan prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka saat ini belum sepenuhnya berfungsi optimal dan tidak semua jalur jalan yang ada memiliki saluran drainase, sehingga genangan air hujan tidak dapat dihindari pada tempat dan kawasan tertentu. Hal ini harus mendapat perhatian, baik pemeliharaan maupun pengadaan drainase.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 17 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING 3. Prasarana Air Bersih
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah air bersih. Kebutuhan air bersih menjadi sangat penting dan merupakan kebutuhan hajat hidup orang banyak. Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka kelestarian sumber daya air harus terus dijaga sehingga generasi yang akan datang bisa terus mendapatkan air bersih. Pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat di kawasan prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka, sebagian kecil terlayani melalui distribusi dari PDAM Kota Makassar dengan menggunakan sistem perpipaan, akan tetapi belum sepenuhnya masyarakat dapat menjangkau. Faktor tersebut dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat, distribusi ke masing-masing unit rumah belum dapat terpenuhi, sehingga sebagian besar masyarakat memanfaatkan air tanah dengan penggunaan sumur bor/pompa dan sumur terlindung maupun tak terlindung, dan juga beberapa masyarakat di kawasan prioritas memenuhi kebutruhan air bersih mereka dengan cara membeli secara langsung dari bak pnampungan air yang terdapat di kawasan mereka. Sebagai gambaran tentang pelayanan air bersih, diuraikan dalam setiap RT pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.6.
Pemenuhan Air Bersih di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka Tahun 2014 No. Sumber Air Bersih Jumlah Rumah Per RT Total
RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05
1. Air Kemasan Bermerk - - - -
2. Air Isi Ulang 26 53 1 14 1 95
3. Leding Meteran 18 8 4 27 5 62
4. Leding Eceran 22 51 - 1 - 74
5. Sumur Bor/Pompa 31 48 41 18 42 180
6. Sumur Terlindung - - - 5 - 5
7. Sumur Tak Terlindung - - - - 1 1
8. Mata Air - - - -
9. Air Sungai - - - -
10. Air Hujan - - - -
Grand Total 97 160 46 65 49 417
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 19 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa
dominan di kawasan prioritas
menggunaan air bersih dari sumur bor/pompa yaitu 43% atau sekitar
180 KK
yang berada pada RT 01, 03, dan 05. Sedangkan 22% menggunakan air isiulang sebagai sumber air bersih, 17% menggunakan leding eceran, 14% menggunakan leding meteran dan selebihnya menggunakan sumur terlindung dan sumur tak terlindung.
Gambar 6 Kondisi Eksisting Sarana Air Bersih Kawasan Prioritas 23% 14% 18% 44% 1%
Sumber Air Bersih
Air Isi Ulang Leding Meteran Leding Eceran Sumur Bor/Pompa Sumur Terlindung
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 21 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING 4. Prasarana Listrik
Jaringan listrik di Kelurahan Tanjung Merdeka yang telah terpasang saat ini mengikuti jalur jalan, dengan menggunakan travo pembatas. Distribusi jaringan listrik di kawasan perencanaan termasuk dalam kategori jaringan tegangan menengah dan jaringan tegangan rendah. Pelayanan distribusi jaringan listrik antara lain sambungan ke unit perumahan penduduk, fasilitas sosial, perdagangan dan pemerintahan.
Adapun sumber listrik untuk masing-masing RT di Kawasan Prioritas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.7.
Sumber Listrik di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka Tahun 2014 No. Sumber Listrik Jumlah Per RT Total
RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 1. Listrik PLN 54 60 44 53 47 258 2. Petromak - - - - 3. Listrik Non PLN - - - - 4. Pelita/Senter/Obor - - - - Grand Total 54 60 44 53 47 258
Sumber:Hasil Survey Team, 2014
Sumber listrik di Kawasan Prioritas secara keseluruhan bersumber
dari Listrik PLN yaitu
258 KK atau 100%.
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 23 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING 5. Prasarana Persampahan
Sumber sampah di Kawasan Prioritas berdasarkan sumbernya meliputi; sampah rumah tangga, sampah jalan dan sebagainya. Jika didasarkan pada sifat dan karakteristik sampah yang dihasilkan oleh berbagai aktifitas di Kawasan Prioritas terdiri atas jenis sampah basah dan sampah kering. Hingga saat ini pengelolaan sampah yang dihasilkan belum dikelolah secara optimal, pola penanganan yang dilakukan masyarakat masih bersifat konvensional dengan cara; membakar, menimbun, dibuang di lahan kosong, dan lain-lain.
Adapun sistem pengelolaan sampah untuk masing-masing RT di Kawasan Prioritas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.8.
Pengelolaan Sampah di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka Tahun 2014
No. Pengelolaan Sampah Jumlah Per RT Total RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05
1. Dibakar 59 63 25 42 29 218
2. Ditimbun - - - -
3. Diangkut Petugas Sampah - - - -
4. Dibuang di lahan kosong 52 56 19 12 15 154
5. Dibuang di Sungai - - - -
Grand Total 111 119 44 54 44 372
Sumber:Hasil Survey Team, 2014
Dibakar 59% Dibuang di Lahan Kosong 41%
PENGELOLAAN SAMPAH
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
Gambar 9 Kondisi Pengelolaan Sampah di
Kawasan Prioritas
Pengelolaan sampah di Kawasan Prioritas banyak dilakukan warga dengan cara
dibakar dan dibuang di lahan kosong, dimana
59% sistem pengelolaan sampah
dengan cara dibakar
, sedangkan41% dilakukan dengan cara dibuang di
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 25 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING 6. Kondisi MCK
Salah satu aspek yang memerlukan penanganan dalam sistem sanitasi lingkungan adalah pembuangan limbah rumah tangga. Dalam penanganan kawasan perkotaan secara umum diperlukan pembuangan limbah khusus dari rumah tangga berupa instalasi pengelolaan limbah tinja (IPLT). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah-limbah tersebut.
Dalam hal penanganan limbah rumah tangga di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka, masyarakat menggunakan beberapa cara antara lain penggunaan tangki septik, dan sebagian lagi masih memanfaatkan laut dan lahan kosong. Guna penanganan masalah limbah rumah tangga tersebut maka dapat dilakukan dengan penyediaan MCK umum, sedangkan penanganan pada kawasan permukiman padat, memungkinkan penggunaan tangki septik kommunal pada masing-masing blok permukiman.
Adapun keberadaan dan kondisi MCK serta pembuangan limbah rumah tangga untuk masing-masing RT di Kawasan Prioritas dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 3.9.
Keberadaan MCK di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka Tahun 2014 No. Keberadaan MCK Jumlah Per RT Total
RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05
1. Memiliki 45 44 43 45 45 222
2. Tidak Memiliki 8 17 1 7 3 36
Grand Total 53 61 44 52 48 258
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 27 | B a g i a n K e t i g a KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING 86% 14%
Keberadaan MCK
Memiliki Tidak Memiliki
Keberadaan MCK di Kawasan Prioritas, sekitar 222 KK atau 86% sudah mempunyai MCK dan 36 KK atau 14% belum mempunyai MCK.
Tabel 3.10.
Kondisi MCK di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka Tahun 2014
No. Kondisi MCK Jumlah Per RT Total
RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05
1. Permanen 42 36 6 13 3 100
2. Non Permanen 3 2 38 31 44 118
3. Semi Permanen - 1 - 8 - 9
Grand Total 45 39 44 52 47 227
Sumber:Hasil Survey Team, 2014
Kondisi MCK yang dimiliki warga di Kawasan Prioritas sekitar 100 KK atau 44% sudah permanen, 118 KK atau 52% kondisinya non permanen selebihnya kondisinya semi permanen yaitu sekitar 9 KK atau 4%.
44% 52% 4%
Kondisi MCK
Permanen Non Permanen Semi PermanenKELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING 7. Sarana Kesehatan
Penyediaan fasilitas kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam hal peningkatan derajat kualitas kesehatan, dan distribusi pelayanan yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Pada dasarnya pelayanan
fasilitas kesehatan suatu kawasan perkotaan didasarkan pada fungsi dan jenjang pelayanan suatu kota. Hasil pengamatan yang dilakukan dan sumber data yang diperoleh melalui survey lapangan di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka menunjukkan ketersediaan fasilitas kesehatan di Kawasan Prioritas berupa posyandu sebanyak 1 unit.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 29 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING 8. Sarana Peribadatan
Fasilitas peribadatan merupakan bagian penting dan tidak bisa dipisahkan dari pembangunan secara
keseluruhan. Pembangunan sarana peribadatan memiliki posisi dan peran strategis sebagai landasan moral, spiritual, etika dalam berkehidupan serta sebagai sarana pembinaan mental dan peningkatan ketakwaan, yang penyediaannya didasarkan pada jumlah penduduk berdasarkan kelompok agama. Hasil pengamatan dan sumber data yang diperoleh menunjukkan jumlah fasilitas peribadatan di Kawasan Prioritas sebanyak 1 (satu) unit yang terdiri atas masjid dan tersebar di kawasan tersebut. Pada kawasan prioritas hanya terdapat masjid dikarenakan mayoritas penduduk di kawasan tersebut adalah beragama Islam.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 31 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING 9. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan sangat penting dalam dunia pendidikan karena sebagai alat penggerak suatu pendidikan. Sarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sarana pendidikan menjadi salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Sumber data yang diperoleh melalui survey lapangan menunjukkan fasilitas pendidikan di Kawasan Prioritas Kelurahan Tanjung Merdeka terdiri atas SD 1 unit dan taman kanak kanak 1 unit.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 33 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING 10. Sarana Pemerintahan
Fasilitas pemerintahan merupakan sarana bagi kebutuhan administrasi masyarakat khususnya dalam hal
pelayanan
kependudukan dan catatan sipil. Hasil pengamatan dan sumber data yang diperoleh melalui survey lapangan menunjukkan jumlah fasilitas
pemerintahan terdiri dari 1 unit berupa kantor Kelurahan Tanjung Merdeka yang terletak di Kawasan Prioritas. Selain kantor pemerintahan yang berupa kantor kelurahan di kawasan prioritas juga terdapat 1 unit kantor pengelolaan BKM.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 35 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING 11. Sarana RTH
Ruang terbuka (open spaces) merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang terbuka (open spaces), Ruang Terbuka Hijau (RTH), ruang publik (publicspaces) mempunyai pengertian yang hampir sama. Secara teoritis yang dimaksud dengan ruang terbuka (open spaces) adalah ruang yang berfungsi sebagai wadah untuk kehidupan manusia, baik secara individu maupun berkelompok, serta wadah makhluk lainnya untuk hidup dan berkembang secara berkelanjutan. Melihat dari sisi fungsi, RTH dapat dimanfaatkan sebagai wadah untuk berolah raga, sarana rekreasi atau tempat bermain. Selain itu juga dapat difungsikan untuk berbagai kegiatan seperti upacara, kegiatan adat dan kegiatan bersifat umum lainnya. Dari hasil pengamatan dan survey lapangan menunjukkan ruang terbuka di kawasan prioritas tidak dikelola dengan baik. Hal ini terlihat dengan banyaknya warga yang membuang sampah di lahan tersebut sehingga RTH tidak dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas, seperti olahraga maupun kegiatan lainnya.
Di kawasan prioritas sendiri yang memiliki luas wilayah 14,26 Ha dan luas lahan yang terbangun adalah 1.7 Ha dan sisanya sebagian besar masih di tumbuhi tanaman dan pohon sehingga kebutuhan kawasan akan ruang hijau masih tergolong mencukupi.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 37 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
G. KEPENDUDUKAN
Penduduk merupakan salah satu unsur utama dalam pembentukan suatu wilayah, karakteristik penduduk merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan atau pembangunan suatu wilayah dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk, komposisi struktur kepedudukan serta adat-istiadat dan kebiasaan penduduk.
Data jumlah penduduk pada kawasan prioritas (lima) tahun terakhir menunjukkan jumlah penduduk
pada tahun 2014 sebanyak 1.243 jiwa
, yang tersebar di 4 (empat) RT. Berdasarkan hasil pemetaan swadaya, jumlah penduduk tertinggi berada pada RT 02 yakni 281 jiwa, sedangkan kawasan dengan jumlah penduduk paling rendah adalah RT 05 dengan jumlah penduduk 198.Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 39 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING H. KONDISI SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA
1. Kondisi Sosial Budaya
Masyarakat Kawasan Prioritas merupakan masyarakat yang secara turun temurun mendiami rumah di lingkungan mereka masing-masing. Mayoritas penduduk yang bermukim di kelurahan tersebut adalah masyarakat suku Makassar, sehingga interaksi sesama penduduk setempat lebih lancar dan rasa solidaritas yang tinggi. Masyarakat Kawasan Prioritas mayoritas bermata pencaharian sebagai buruh bangunan yang dulunya berprofesi sebagai nelayan. Hal ini dikondisikan karena makin maraknya pembangunan di sekitar tempat tinggal mereka sehingga beralih profesi.
Antusiasme dalam mengikuti setiap kegiatan yang diadakan berbagai pihak untuk kemajuan lingkungan di tempat tinggal mereka dengan sukarela mereka hadiri. Jiwa gotong royong dan semangat saling membantu terhadap tetangga maupun warga lainnya ditunjukkan dengan keikutsertaan mereka secara sukarela ketika ada yang membutuhkan, ada yang memiliki hajat hingga pembangunan-pembangunan sarana umum, mereka dengan ikhlas menyumbangkan pikiran, tenaga, bahkan harta untuk memajukan lingkungan tempat tinggal mereka. Meski tidak ada kegiatan budaya khusus tapi jiwa gotong royong dan semangat kebersamaan menjadi modal dan potensi yang bisa memajukan Kawasan Prioritas ke depannya.
Secara umum, masyarakat Kawasan Prioritas tergolong sebagai masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal tersebut terlihat dengan jenis pekerjaan dari beberapa masyarakat yang memiliki usaha perdagangan di tempat tinggal masing-masing, serta menggantungkan hidup dengan bekerja sebagai nelayan. Secara fisik, hal tersebut terlihat dengan bangunan-bangunan yang sederhana, baik rumah panggung yang bermaterial papan kayu maupun yang telah berlantai tegel dan plesteran. Dalam proses perencanaan lingkungan secara partisipatif ini, masyarakat Kawasan Prioritas memiliki antusiasme serta kepedulian untuk ingin tahu, ikut, dan berproses dalam tiap kegiatan yang diadakan guna merencanakan Kawasan Prioritas menjadi lingkungan yang sehat, berjati diri, berkarakter, dan produktif. Tidak sedikit dari mereka yang selalu aktif memberikan masukan, gagasan, ide demi
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
kemajuan Kelurahan. Hal tersebut terlihat dari apresiasi mereka dalam setiap kegiatan.
Sedangkan untuk unsur budaya yang 2. Kondisi Kelembagaan
Kelurahan Tanjung Merdeka dipimpin oleh seorang Lurah dan dibantu Kepala-kepala lingkungan (RW) yang menjadi pemimpin masing-masing lingkungan. Selain itu, terdapat beberapa organisasi kemasyarakatan yang juga memiliki keterkaitan dengan pemerintahan Kelurahan. Kelembagaan yang ada di Kelurahan Tanjung Merdeka diantaranya adalah: Kelurahan Lingkungan (RW) Karang taruna BKM Majelis ta’lim
Untuk semua lembaga tersebut eksistensinya sudah berperan secara aktif sesuai dengan tupoksi masing – masing.
3. Mata Pencaharian
Daerah atau kawasan yang berada di sepanjang pesisir pantai memungkinkan masyarakat mayoritas penghasilannya dari hasil laut untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Namun hal ini tidak demikian dengan masyarakat di Kawasan Prioritas yang sebagian besarnya bekerja sebagai buruh bangunan. Keadaan tersebut terjadi akibat dari beberapa faktor, antara lain alih fungsi lahan oleh Pemprov Sulsel dan
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 41 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
Pemkot Makassar yang difokuskan di kawasan Tanjung Bunga dan Tanjung Merdeka sebagai Centre Point of Indonesia. Reklamasi pantai merupakan salah satu penyebab sehingga nelayan mengalami kesulitan untuk menangkap ikan. Masyarakat akhirnya beralih profesi mata pencaharian dari nelayan menjadi buruh. Adapun untuk data mata pencaharian di lingkungan (RW) 04 dapat dilihat pada masing-masing RT di bawah ini:
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
Tabel 3.11.
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kawasan Prioritas Tanjung Merdeka Tahun 2014
No. Mata Pencaharian Jumlah per RT (Jiwa) Total
(Jiwa) RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 1. PNS Guru - 3 1 51 10 65 2. PNS kantoran 3 - 1 1 - 5 3. Perawat - 1 - - 1 2 4. Bidan - - - - 5. TNI - - - - 6. POLRI - - - - 7. Pedagang 9 27 6 11 9 62 8. Pengusaha/Kontraktor 10 15 7 13 5 50 9. Tenaga Honorer 8 7 6 3 1 25 10. Karyawan Toko 12 6 - 4 - 22 11. Wartawan 1 - - - - 1 12. Petani/pekebun 1 2 - - - 3 13. Buruh Tambang 3 - - - - 3 14. Buruh Bangunan 37 22 39 37 31 166 15. Tukang Batu 15 23 - - - 38 16. Tukang Kayu 5 9 1 2 - 17 17. Tukang Becak - - - - 18. Tukang Ojek - - - - 1 1 19. Supir 1 3 1 - - 5 20. Pensiunan 1 1 1 - - 3 21. Pelajar (Pendidikan) 57 63 17 6 22 165
22. Ibu Rumah Tangga 49 35 66 38 40 228
23. Tidak Bekerja 51 50 73 109 78 361
24. Lainnya 7 14 - - - 21
Grand Total 270 281 219 275 198 1243
Sumber: Hasil pemetaan swadaya 2014, Hasil Survey Team, 2014
Dari data di atas menunjukkan bahwa masyarakat yang tidak bekerja (pengangguran) mendominasi dari jumlah penduduk di kawasan prioritas, yaitu 361 jiwa atau 29%. Namun hanya sekitar 10% masyarakat yang berusia produktif, dan sisanya merupakan masyarakat yang berusia di bawah 5 tahun. Selanjutnya Ibu Rumah Tangga yaitu 228 jiwa atau 18%. Sedangkan mayoritas masyarakat bekerja sebagai Buruh Bangunan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, yaitu 166 jiwa atau 13%. Penduduk lainnya yang bekerja merupakan PNS, pedagang, pengusaha/kontraktor, tukang batu dan selebihnya tenaga honorer, karyawan toko, tukang kayu, dan supir.
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 43 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING I. STATUS LAHAN
Status kepemilikan lahan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menetukan konsep – konsep perencanaan suatu wilayah atau kawasan. Untuk status kepemilikan lahan terdiri terdiri dari beberapa jenis yakni Hak Negara, Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Milik Adat, Hak Pakai Tanah.
Untuk status kepelikan lahan dikawasan prioritas hanya di bagi menjadi dua yaitu milik sendiri dan bukan milik sendiri.
Tabel 3.12.
Status kepemilikan lahan dikawasan prioritas berdasarkan RT
No. Kondisi MCK Jumlah Per RT Total
RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05
1. Milik Sendiri 30 32 1 8 1 72
2. Bukan Milik Sendiri 28 29 44 46 47 194 Grand Total 58 61 45 54 48 266
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas 45 | B a g i a n K e t i g a
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING J. KAWASAN BERESIKO BENCANA
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan.
Kawasan tanjung merdeka secara geografis dapat di kategorikan sebagai kawasan yang retang dengan bencana banjir, dengan ketinggian 0-3 mdpl, yang juga berada di bantaran anak sungai dapat mengakibatkan terjadi banjir luapan yang dapat menggenangi kawasan prioritas itu sendiri.
KELURAHAN MANDING KELURAHAN MANDING