• Tidak ada hasil yang ditemukan

FARMAKOLOGI. Jilid I ( untuk kelas I ) Cetakan Ketiga. Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001 KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FARMAKOLOGI. Jilid I ( untuk kelas I ) Cetakan Ketiga. Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001 KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

FARMAKOLOGI

Jilid I ( untuk kelas I )

Cetakan Ketiga

Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001

KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI

Departemen Kesehatan RI

Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan

Sumber Daya Manusia Kesehatan

Pusdiknakes

375. 615 1 Ind f

(2)

FARMAKOLOGI

Jilid I ( untuk kelas I )

Cetakan Ketiga

Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001

KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI

Penyusun :

1. Drs. Sjukri Kimin, Apt.

2. Drs. Djoko Soemartopo, Apt. Tim Pembahas / Editor :

1. Drs. Indiarto, Apt.

2. Dra. Nindia Santoso, Apt. 3. Dra. Padmasari Dewi,. Apt. 4. Drs. Sabar Santosa, Apt. 5. Dra. Sri Riyanti, Apt. 6. Rudy Mulyawan

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan petunjukNya, buku pegangan untuk siswa Sekolah Menengah Farmasi telah dapat disusun kembali. Penyusunan kembali ini disesuaikan dengan kurikulum baru yakni Kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001.

Kami sangat menghargai usaha Tim Penyusun buku pegangan ini yang dikoordinir oleh Sekretariat Bersama Sekolah Menengah Farmasi Se Indonesia dan telah melibatkan seluruh unsur SMF Se Indonesia.

Kami harapkan buku ini sangat bermanfaat bagi siswa / peserta didik, guru / tenaga pendidik di sekolah dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilannya, selanjutnya dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang farmasi khususnya dan dibidang kesehatan umumnya.

Akhirnya untuk penyempurnaan cetakan selanjutnya kami harapkan adanya saran perbaikan dan kritik dari semua pembaca.

(4)

PENGANTAR DARI SEKBER

Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang farmasi telah diikuti dengan perombakan kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 1987 dengan kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001. Dalam kurikulum baru ini telah diperjelas kompetensi seorang Asisten Apoteker berdampingan dengan peran tenaga farmasi lainnya.

Buku Farmakologi ini disusun kembali untuk disesuaikan dengan Garis – Garis Besar Program Pengajaran Kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001 disertai dengan harapan akan menjadi buku pegangan yang sangat bermanfaat bagi siswa Sekolah Menengah Farmasi. Untuk cetakan kedua ini telah diadakan beberapa koreksi / perbaikan serta penambahan beberapa penjelasan materi sesuai dengan saran – saran yang masuk ke Sekber.

Perlu kita sadari bahwa buku ini adalah buku pegangan bagi murid dalam menerima pelajaran, dan tentu saja buku pegangan untuk guru adalah juga beberapa referensi lainnya sehingga diharapkan para guru dapat memperbaiki kesalahan – kesalahan seperti kesalahan redaksional atau kesalahan cetak. Untuk itu kami sangat mengharapkan masukan – masukan untuk penyempurnaan buku ini.

Kami sangat berterima kasih kepada Tim Penyusun, Tim Pembahas dan Editor yang telah bekerja keras sehingga buku ini dapat terbit pada waktunya.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar iii

Pengantar Dari Sekber iv

Daftar Isi v

BAB I : DASAR – DASAR UMUM FARMAKOLOGI

A. Perkembangan Sejarah Obat

B. Defenisi dan Pengertian

C. Farmakope dan Nama Obat

D. Macam – Macam Sediaan Umum

E. Cara – Cara Pemberian Obat

1 1 3 4 6 BAB II : KEMOTERAPEUTIKA A. Antibiotika B. Sulfonamida C. Anti Parasitik D. Anti Virus E. Anti Neoplastika F. Lain - Lain 8 14 15 18 19 20 BAB III : OBAT GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

A. Antasida dan Anti Ulcer B. Digestiva C. Anti Diare D. Pencahar E. Anti Spasmodik F. Kolagoga G. Hepato Protector 24 25 25 26 27 28 28 BAB IV : OBAT SUSUNAN SYARAF PUSAT

A. Analgetika

B. Anti Emetika / Anti Vertigo C. Anti Epilepsi D. Psikofarmaka E. Hipnotika / Sedativa F. Anestetika G. Anti Parkinson H. Nootropik / Neurotropik 29 31 32 33 35 35 .36 37

(6)

A. Kardiaka B. Diuretika

C. Obat Anti Hipertensi

D. Hematinika

E. Hemostatika dan Oksitosika

38 39 40 42 43 BAB VI : BIOREGULATOR A. Enzym

B. Vitamin dan Mineral

C. Hormon

45 45 48 BAB VII : OBAT SISTEM PERNAPASAN

A. Anti Tussive dan Ekspetoransia

B. Dekongestan

C. Anti Histaminika

D. Obat Anti Asma dan Bronchodilator

51 52 52 53 BAB VIII : OBAT LAIN – LAIN

A. Obat Anti Diabetika Oral B. Kontrasepsi

55 55

(7)

BAB I

DASAR-DASAR UMUM FARMAKOLOGI

A. Perkembangan Sejarah Obat

Yang di maksud dengan obat ialah semua zat baik kimiawi, hewani maupun nabati, yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut gejala-gejalanya.

Kebanyakan obat yang digunakan dimasa lampau adalah obat yang berasal dari tanaman. Dengan cara mencoba –coba, secara empiris orang purba mendapatkan pengalaman dengan berbagai macam daun atau akar tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit. Pengetahuan ini secara turun temurun disimpan dan dikembangkan, sehingga muncul ilmu pengobatan rakyat, sebagaimana pengobatan tradisional jamu di Indonesia.

Obat yang pertama digunakan adalah obat yang berasal dari tanaman yang di kenal dengan sebutan obat tradisional (jamu). Obat-obat nabati ini di gunakan sebagai rebusan atau ekstrak dengan aktivitas yang seringkali berbeda-beda tergantung dari asal tanaman dan cara pembuatannya.

Hal ini dianggap kurang memuaskan, maka lambat laun ahli-ahli kimia mulai mencoba mengisolasi zat-zat aktif yang terkandung dalam tanaman – tanaman sehingga menghasilkan serangkaian zat – zat kimia sebagai obat misalnya efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris , atropin dari Atropa belladonna, morfin dari Papaver somniferium, digoksin dari Digitalis lanata, reserpin dari Rauwolfia serpentina, vinblastin dan Vinkristin adalah obat kanker dari Vinca Rosea.

Pada permulaan abad XX mulailah dibuat obat – obat sintesis, misalnya asetosal, di susul kemudian dengan sejumlah zat-zat lainnya. Pendobrakan sejati baru tercapai dengan penemuan dan penggunaan obat-obat kemoterapeutik sulfanilamid (1935) dan penisillin (1940). Sejak tahun 1945 ilmu kimia, fisika dan kedokteran berkembang dengan pesat dan hal ini menguntungkan sekali bagi penyelidikan yang sistematis dari obat-obat baru.

Penemuan-penemuan baru menghasilkan lebih dari 500 macam obat setiap tahunnya, sehingga obat-obat kuno semakin terdesak oleh obat-obat baru. Kebanyakan obat-obat yang kini digunakan di temukan sekitar 20 tahun yang lalu, sedangkan obat-obat kuno di tinggalkan dan diganti dengan obat modern tersebut.

B. Definisi dan Pengertian :

Farmakologi atau ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisikanya, kegiatan fisiologi, resorpsi, dan nasibnya dalam organisme hidup. Dan untuk menyelidiki semua interaksi antara obat dan tubuh manusia khususnya, serta penggunaannya pada pengobatan penyakit disebut farmakologi klinis. Ilmu khasiat obat ini mencakup beberapa bagian yaitu :

(8)

Pada zaman obat sintetis seperti sekarang ini, peranan ilmu farmakognosi sudah sangat berkurang. Namun pada dasawarsa terakhir peranannya sebagai sumber untuk obat – obat baru berdasarkan penggunaannya secara empiris telah menjadi semakin penting. Banyak phytoterapeutika baru telah mulai digunakan lagi (Yunani ; phyto = tanaman), misalnya tingtura echinaceae (penguat daya tangkis), ekstrak Ginkoa biloba (penguat memori), bawang putih (antikolesterol), tingtur hyperici (antidepresi) dan ekstrak feverfew (Chrysantemum parthenium) sebagai obat pencegah migrain.

2. Biofarmasi, meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya. Dengan kata lain dalam bentuk sediaan apa obat harus dibuat agar menghasilkan efek yang optimal. Ketersediaan hayati obat dalam tubuh untuk diresorpsi dan untuk melakukan efeknya juga dipelajari (farmaceutical dan biological availability). Begitu pula kesetaraan terapeutis dari sediaan yang mengandung zat aktif sama (therapeutic equivalance). Ilmu bagian ini mulai berkembang pada akhir tahun 1950an dan erat hubungannya dengan farmakokinetika.

3. Farmakokinetika, meneliti perjalanan obat mulai dari saat pemberiannya, bagaimana absorpsi dari usus, transpor dalam darah dan distrtibusinya ke tempat kerjanya dan jaringan lain. Begitu pula bagaimana perombakannya (biotransformasi) dan akhirnya ekskresinya oleh ginjal. Singkatnya farmakokinetika mempelajari segala sesuatu tindakan yang dilakukan oleh tubuh terhadap obat.

4. Farmakodinamika, mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup terutama cara dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek terapi yang ditimbulkannya. Singkatnya farmakodinamika mencakup semua efek yang dilakukan oleh obat terhadap tubuh.

5. Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh dan sebetulnya termasuk pula dalam kelompok farmakodinamika, karena efek terapi obat barhubungan erat dengan efek toksisnya.

Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan merusak organisme. ( “Sola dosis facit venenum” : hanya dosis membuat racun

racun, Paracelsus).

6. Farmakoterapi mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit atau gejalanya. Penggunaan ini berdasarkan atas pengetahuan tentang hubungan antara khasiat obat dan sifat fisiologi atau mikrobiologinya di satu pihak dan penyakit di pihak lain. Adakalanya berdasarkan pula atas pengalaman yang lama (dasar empiris). Phytoterapi menggunakan zat – zat dari tanaman untuk mengobati penyakit.

Obat – obat yang digunakan pada terapi dapat dibagi dalam tiga golongan besar sebagai berikut :

1. Obat farmakodinamis, yang bekerja terhadap tuan rumah dengan jalan mempercepat atau memperlambat proses fisiologi atau fungsi biokimia dalam tubuh, misalnya hormon, diuretika, hipnotika, dan obat otonom.

(9)

2. Obat kemoterapeutis, dapat membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh tuan rumah. Hendaknya obat ini memiliki kegiatan farmakodinamika yang sekecil – kecilnya terhadap organisme tuan rumah berkhasiat membunuh sebesar – besarnya terhadap sebanyak mungkin parasit (cacing, protozoa) dan mikroorganisme (bakteri dan virus). Obat – obat neoplasma (onkolitika, sitostatika, obat – obat kanker) juga dianggap termasuk golongan ini.

3. Obat diagnostik merupakan obat pembantu untuk melakukan diagnosis (pengenalan penyakit), misalnya untuk mengenal penyakit pada saluran lambung-usus digunakan barium sulfat dan untuk saluran empedu digunakan natrium propanoat dan asam iod organik lainnya.

C. Farmakope dan Nama Obat

Farmakope adalah buku resmi yang ditetapkan hukum dan memuat standarisasi obat – obat penting serta persyaratannya akan identitas, kadar kemurnian, dan sebagainya, begitu pula metode analisa dan resep sediaan farmasi. Kebanyakan negara memiliki farmakope nasionalnya dan obat – obat resmi yang dimuatnya merupakan obat dengan nilai terapi yang telah dibuktikan oleh pengalaman lama atau riset baru. Buku ini diharuskan tersedia pada setiap apotik.

Telah dikeluarkan pada tahun 1962 (jilid I) disusul dengan jilid II (1965), yang mengandung bahan – bahan galenika dan resep. Farmakope Indonesia jilid I dan II telah direvisi menjadi Farmakope Indonesia Edisi II yang mulai berlaku sejak 12 November 1972. Pada tahun 1979 terbit Farmakope Indonesia Edisi III kemudian Farmakope Indonesia Edisi IV terbit pada tahun 1996.

Sebagai pelengkap Farmakope Indonesia, telah diterbitkan pula sebuah buku persyaratan mutu obat resmi yang mencakup zat, bahan obat, dan sediaan farmasi yang banyak digunakan di Indonesia, akan tetapi tidak dimuat dalam Farmakope Indonesia. Buku ini diberi nama Ekstra Farmakope Indonesia 1974 dan telah diberlakukan sejak 1 Agustus 1974 sebagai buku persyaratan mutu obat resmi di samping Farmakope Indonesia.

Di samping kedua buku persyaratan mutu obat resmi ini, pada tahun 1996 telah diterbitkan pula sebuah buku dengan nama Formularium Indonesia, yang memuat komposisi dari beberapa ratus sediaan farmasi yang lazim diminta di minta di apotik. Buku ini sudah direvisi pula dan edisi kedua dari buku ini telah diberlakukan per 12 November 1978 dengan nama Formularium Nasional.

Obat paten atau spesialite adalah obat milik suatu perusahaan dengan nama khas yang dilindingi hukum, yaitu merk terdaftar atau proprietary name. Banyaknya obat paten dengan beraneka ragam nama yang setiap tahun dikeluakan oleh industri farmasi dan kekacauan yang diakibatkannya telah mendorong WHO untuk menyusun Daftar Obat dengan nama – nama resmi. Official atau generic name (nama generik) ini dapat digunakan disemua negara tanpa melanggar hak paten obat bersangkutan. Hampir semua farmakope sudah menyesuaikan nama obatnya dengan nama generik ini, karena nama kimia yang semula digunakan sering kali terlalu panjang dan tidak praktis. Dalam buku ini digunakan pula nama generik, untuk jelasnya di bawah ini

(10)

Nama Kimia Nama Generik Nama Paten

Asam asetilsalisilat Asetosal Aspirin (Bayer)

Naspro (Nicholas)

Aminobenzil penisillin Ampisilin Penbritin (Beecham)

Ampifen (Organon)

D. Macam -Macam Sediaan Umum

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV,macam - macam sediaan umum adalah sebagai berikut :

1. Aerosol, adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapeutik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan juga untuk pemakaian lokal pada hidung ( aerosol nasal ), mulut ( aerosol lingual ) atau paru - paru ( aerosol inhalasi ). 2. Kapsul , adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak

yang dapat larut. Digunakan untuk pemakaian oral.

3. Tablet , adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. 4. Krim, adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut

atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

5. Emulsi, adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.

6. Ekstrak, adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat baku yang ditetapkan.

7. Gel (Jeli), adalah sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar , terpenetrasi oleh suatu cairan. 8. Imunoserum, adalah sediaan yang mengandung immunoglobulin khas yang diperoleh

dari serum hewan dengan pemurnian.

9. Implan atau pelet, adalah sediaan dengan massa padat steril berukuran kecil, berisi obat dengan kemurnian tinggi ( dengan atau tanpa eksipien ), dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan. Implan atau pelet dimaksudkan untuk ditanam di dalam tubuh ( biasanya secara sub kutan ) dengan tujuan untuk memperoleh pelepasan obat secara berkesinambungan dalam jangka waktu lama.

(11)

10. Infusa. adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90O selama 15 menit.

11. Inhalasi, adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu atau lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran napas hidung atau mulut untuk memperoleh efek lokal atau sistemik.

12. Injeksi adalah sediaan steril untuk kegunaaan parenteral, yaitu di bawah atau menembus kulit atau selaput lendir.

13. Irigasi, larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka terbuka atau rongga - rongga tubuh, penggunaan adalah secara topikal.

14. Lozenges atau tablet hisap, adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut.

15. Sediaan obat mata :

a. Salep mata, adalah salep steril yang digunakan pada mata.

b. Larutan obat mata, adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata. 16. Pasta, adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang

ditujukan untuk pemakaian topikal.

17. Plester, adalah bahan yang digunakan untuk pemakaian luar terbuat dari bahan yang dapat melekat pada kulit dan menempel pada pembalut.

18. Serbuk, adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, berupa serbuk yang dibagi – bagi (pulveres) atau serbuk yang tak terbagi (pulvis)

19. Solutio atau larutan, adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Terbagi atas :

a. Larutan oral, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk pemberian oral. Termasuk ke dalam larutan oral ini adalah :

- Syrup, Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi - Elixir, adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai pelarut.

b. Larutan topikal, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan topical paad kulit atau mukosa.

(12)

d. Larutan optalmik, adalah sediaan cair yang digunakan pada mata.

e. Spirit, adalah larutan mengandung etanol atau hidro alkohol dari zat yang mudah menguap, umumnya merupakan larutan tunggal atau campuran bahan.

f. Tingtur, adalah larutan mengandung etanol atau hidro alkohol di buat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia

20. Supositoria, adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rectal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.

E. Cara – Cara Pemberian Obat

Di samping faktor formulasi, cara pemberian obat turut menentukan cepat lambatnya dan lengkap tidaknya resorpsi obat oleh tubuh. Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemis (di seluruh tubuh) atau efek lokal (setempat), keadaan pasien dan sifat – sifat fisika-kimia obat.

1. Efek Sistemis

(a) Oral, Pemberiannya melalui mulut

(b) Oromukosal, Pemberian melalui mukosa di rongga mulut, ada dua macam cara yaitu :

 Sublingual : Obat ditaruh di bawah lidah.

 Bucal : Obat diletakkan diantara pipi dan gusi

(c) Injeksi, adalah pemberian obat secara parenteral atau di bawah atau menembus kulit / selaput lendir. Suntikan atau injeksi digunakan untuk memberikan efek dengan cepat. Macam – macam jenis suntikan :

 Subkutan / hypodermal (s.c) : Penyuntikan di bawah kulit

 Intra muscular (i.m) : Penyuntikan dilakukan kedalam otot

 Intra vena (i.v) : Penyuntikan dilakukan di dalam pembuluh darah

 Intra arteri (i.a) : Penyuntikan ke dalam pembuluh nadi (dilakukan untuk membanjiri suatu organ misalnya pada penderita kanker hati)

 Intra cutan (i.c) : Penyuntikan dilakukan di dalam kulit

 Intra lumbal : Penyuntikan dilakukan ke dalam ruas tulang belakang (sumsum tulang belakang)

 Intra peritoneal : Penyuntikan ke dalam ruang selaput (rongga) perut.

 Intra cardial : Penyuntikan ke dalam jantung.

 Intra pleural : Penyuntikan ke dalam rongga pleura

 Intra articuler : Penyuntikan ke dalam celah – celah sendi.

(d) Implantasi, Obat dalam bentuk pellet steril dimasukkan di bawah kulit dengan alat khusus (trocar), digunakan untuk efek yang lama.

(13)

(e) Rektal, pemberian obat melalui rectal atau dubur. Cara ini memiliki efek sistemik lebih cepat dan lebih besar dibandingkan peroral dan baik sekali digunakan untuk obat yang mudah dirusak asam lambung.

(f) Transdermal, cara pemakaian melalui permukaan kulit berupa plester, obat menyerap secara perlahan dan kontinue masuk ke dalam system peredaran darah, langsung ke jantung.

2. Efek Lokal ( pemakaian setempat )

(a) Kulit (percutan), obat diberikan dengan jalan mengoleskan pada permukaan kulit, bentuk obat salep, cream dan lotio

(b) Inhalasi, Obat disemprotkan untuk disedot melalui hidung atau mulut dan penyerapan dapat terjadi pada selaput mulut, ternggorokkan danpernafasan

(c) Mukosa Mata dan telinga, Obat ini diberikan melalui selaput / mukosa mata atau telinga, bentuknya obat tetes atau salep, obat diresorpsi ke dalam darah dan menimbulkan efek.

(d) Intra vaginal, obat diberikan melalui selaput lendir mukosa vagina, biasanya berupa obat antifungi dan pencegah kehamilan.

(e) Intra nasal, Obat ini diberikan melalui selaput lendir hidung untuk menciutkan selaput mukosa hidung yang membengkak, contohnya Otrivin.

(14)

BAB II

KEMOTERAPEUTIKA

Pengertian

Kemoterapi adalah obat atau zat yang berasal dari bahan kimia yang dapat memberantas dan menyembuhan penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, amoeba, fungi, protozoa, cacing dan sebagainya tanpa merusak jaringan tubuh manusia. Berdasarkan khasiatnya terhadap hama / bakteri, kemoterapi dibedakan atas :

Bakterisida yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat untuk mematikan hama, contoh : fenol, iodium, sublimat.

Bakteriostatika yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan pembiakan bakteri, sedang pemusnahan selanjutnya dilakukan oleh tubuh sendiri secara fagositosis (kuman dilarutkan oleh leukosit atau sel-sel daya tangkis tubuh lainnya),contohnya antibiotika spektrum sempit.

Yang termasuk kelompok kemoterapi adalah : a. Antibiotika

b. Sulfonamida c. Anti Parasitik. d. Anti virus

e. Anti neoplastika (sitostatika) f. Lain-lain

- Anti TBC - Anti Lepra

A. Antibiotika

Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata anti = lawan, bios = hidup. Adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain, sedang toksisitasnya terhadap manusia relatif kecil.

Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander Fleming (Penisilin) pada tahun 1928. Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr. Florey. Kemudian banyak zat dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik lain diseluruh dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat. Antibiotik juga dapat dibuat secara sintetis, atau semi sintetis.

Aktivitas antibiotik umumnya dinyatakan dalam satuan berat (mg) kecuali yang belum sempurna permurniannya dan terdiri dari campuran beberapa macam zat, atau karena belum diketahui struktur kimianya, aktivitasnya dinyatakan dalam satuan internasional = Internasional Unit (IU). Dibidang peternakan antibiotik sering dimanfaatkan sebagai zat gizi tambahan untuk mempercepat pertumbuhan ayam negeri potong.

(15)

Efek samping

Penggunaan antibiotika tanpa resep dokter atau dengan dosis yang tidak tepat dapat menggagalkan pengobatan dan menimbulkan bahaya-bahaya lain seperti:

1. Sensitasi / hipersensitif

Banyak obat setelah digunakan secara lokal dapat mengakibatkan kepekaan yang berlebihan, kalau obat yang sama kemudian diberikan secara oral atau suntikan maka ada kemungkinan terjadi reaksi hipersentitiv atau allergi seperti gatal-gatal kulit kemerah-merahan, bentol-bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi syok, contohnya Penisilin dan Kloramfenikol. Guna mencegah bahaya ini maka sebaiknya salep-salep menggunakan antibiotika yang tidak akan diberikan secara sistemis (oral dan suntikan).

2. Resistensi

Jika obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah, atau waktu terapi kurang lama, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi artinya bakteri tidak peka lagi terhadap obat yang bersangkutan. Untuk mencegah resistensi, dianjurkan menggunakan kemoterapi dengan dosis yang tepat atau dengan menggunakan kombinasi obat.

3. Super infeksi

Yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana sifat dan penyebab infeksi berbeda dengan penyebab infeksi yang pertama. Supra infeksi terutama terjadi pada penggunaan antibiotika broad spektrum yang dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri di dalam usus saluran pernafasan dan urogenital.

Spesies mikroorganisme yang lebih kuat atau resisten akan kehilangan saingan, dan berkuasa menimbulkan infeksi baru misalnya timbul jamur Minella albicans dan Candida albicans. Selain antibiotik obat yang menekan sistem tangkis tubuh yaitu kortikosteroid dan imunosupressiva lainnya dapat menimbulkan supra infeksi. Khususnya,anak-anak dan orangtua sangat mudah dijangkiti supra infeksi ini.

Penggolongan antibiotik berdasar aktivitasnya

Berdasarkan luas aktivitas kerjanya antibiotika dapat digolongkan atas :

1. Zat-zat dengan aktivitas sempit (narrow spektrum)

Zat yang aktif terutama terhadap satu atau beberapa jenis bakteri saja (bakteri gram positif atau bakteri gram negatif saja). Contohnya eritromisin, kanamisin, klindamisin (hanya terhadap bakteri gram positif), streptomisin, gentamisin (hanya terhadap bakteri gram negatif saja)

2. Zat-zat dengan aktivitas luas (broad spectrum)

Zat yang berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik jenis bakteri gram positif maupun gram negatif. Contohnya ampisilin, sefalosporin, dan kloramfenicol.

(16)

Kelompok antibiotika

Antibiotika yang akan dibicarakan adalah:

1. Golongan Penisilin 2. Golongan Sefalosforin 3. Golongan Aminoglikosida 4. Golongan Kloramfenikol 5. Golongan Tetrasiklin 6. Golongan Makrolida

7. Golongan Rifampisin dan Asam Fusidat

8. Golongan Lain - Lain

Spesialite :

1. Golongan Penicillin (golongan beta laktam) NO. NAMA GENERIK

& LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Benzyl Penicillin Procaine Penicillin-G Vial 20 ml : 3.000.000 unit Meiji 2. Penisilin V ( Phenoxymethyl Penicillin ) Fenocin Ospen 125 mg / tablet 250 mg / tablet, 250 mg / 5mlsyr. Dumex Alph. Biochemie / KF 3. Ampisilin Penbritin Kalpicillin Omnipen 100mg;250 mg;500 mg; 1g/ vial 250 mg, 500 mg / kapsul 125mg/5mlsyr.,250ml/5ml syr.Forte,125mg/ tab.ped. 500 mg / kaplet ; 250 mg, 500 mg, 1 g/vial 250 mg, 500 mg / kapsul ; 125 mg / 5ml syr. ; 250 mg / 5ml syr. Forte Beecham Kalbe Farma Wyeth

3. Ampisilin Viccillin 250 mg, 500 mg, 1g / vial ; 250 mg, 500 mg/ kapsul ; 125 mg / 5ml syr.; 250 mg / 5ml syr. forte

Meiji

4. Amoksisilin Amoxil 250 mg,500mg/kapsul ;

250 mg, 1g/tablet; 125mg/5ml syr.; 250 mg/5mlsyr Forte ; 125 mg/1,25 ml drops; 500 mg, 1 g / vial injeksi Beecham Topcillin Ospamox 250mg/kapsul; 500mg,1g kaplet; 125 mg / 5ml syr. 250mg/5mlsyr. Forte 125 mg, 250 mg / 5ml syr.; 100mg/mldrops; 250mg/kapsul; 500 mg, 750 mg, 1g/ tablet Dankos Biochemie

(17)

NO. NAMA GENERIK & LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK 5. Co-amoxyclav (Amoksisilin + As.clavulanat ) Augmentin Clavamox Per tablet : Amoxycillin 250mg(500mg) As.clavulanat 125mg(125mg) Tiap 5ml syr./ syrop forte : Amoxycillin 250mg(500mg) As.clavulanat 31,25mg (62,5 mg )

Tiap vial injeksi : Amoxycillin 500mg(1g) As.clavulanat 100mg(200mg) Beecham Kalbe Farma 6. Sultamicillin ( Ampicillin + Sulbactam )

Unasyn Per tablet :

Ampicillin 220 mg sulbaktam 147 mg Pfizer 7. Kloksasilin Ikaclox Meixam 250 mg, 500 mg / kapsul 125mg/5mlsyr.; 250mg,500mg/vial 250 mg, 500 mg / kapsul 250 mg, 500 mg, 1g / vial Ika Pharmindo Meiji

2. Golongan Sefalosporin (golongan beta laktam) NO. NAMA GENERIK

& LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Sefadroksil Duricef Cefat 125mg/ 5ml suspensi; 250 mg / 5ml susp. Forte; 250 mg, 500mg / kapsul 1g / kaplet 250 mg, 500 mg / kapsul Bristol - Myers Squib Sanbe Farma

2. Sefotaksim Claforan 0,5g, 1g, 2g / vial Hoechst

3. Sefaleksin Tepaxin 250 mg / kapsul Takeda

4 Sefriakson Rocephin 250 mg, 500 mg, 1g / vial Roche

5. Sefradin Velosef 250 mg, 500 mg / kapsul;

1000 mg / tablet; 500mg, 1g / vial ; 125 mg / 5 ml suspensi ; 25 0 mg / 5 ml susp.forte Bristol-Myers Squib

(18)

3. Golongan Aminoglikosida NO. NAMA GENERIK

& LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Gentamisin Sulfat Garamycin 20mg, 80mg, 120 mg / vial 2 ml

60mg/1,5 ml ampul

Schering

2. Amikasin Amikin 200mg, 500mg, 1g / vial B-M-S

3. Kanamisin Sulfat Kanamycin Meiji 500mg, 1g, 2g / vial 250 mg / kapsul

Meiji

4. Neomisin Sulfat Neobiotic 250 mg / tablet Bernofarm

5. Streptomosin Streptomycin Meiji 1g, 1,5g, 5g / vial Meiji 6. Framisetin Sofra-Tulle

Daryant-Tulle

Kassa pembalut steril Darya Varia

4. Golongan Kloramfenikol NO. NAMA GENERIK

& LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Kloramfenikol Colme Chloramex Enkacetyn Kalmicetin 250 mg /kapsul 125 mg / 5 ml syr. Interbat Dumex Alpharma Kimia Farma Kalbe Farma 2. Tiamfenikol Urfamycin Thiamycin Thiambiotic 250 mg, 500 mg / kapsul 100 mg / 5 ml syrup Zambon Interbat Prafa 5. Golongan Tetrasiklin NO. NAMA GENERIK

& LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Tetrasiklin Dumocycline Supertetra Tetrin

250 mg / kapsul Dumex Alph. Darya-Varia Interbat 2. Doksisiklin Vibramycin Dumoxin 50 mg, 100 mg/kapsul 100mg, 150 mg / tablet Pfizer Dumex Alph. 3. Minosiklin HCl Minocin 50mg, 100 mg / kapsul

50 mg / 5ml syr.

Lederle

4. Oksitetrasiklin HCl Oxytetracycline Indo Farma Terramycin Salep Mata Kapsul 250 mg, vial Indo Farma Pfizer

(19)

6. Golongan Makrolida

NO. NAMA GENERIK

& LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Eritromisin Erythrocin Kalthrocin Pharothrocin 250 mg / kapsul; 250 mg (500mg)/tablet(forte) 200 mg / tablet kunyah; 200mg/ 5ml suspensi 250 mg / 5ml susp.forte 100 mg/ 2,5ml drops Abbot Kalbe Farma Pharos 2. Spiramisin Rovamycin Spiradan 500 mg / tablet 250 mg / tablet pediatric 125 mg / 5 ml syr. Rhone P. Dankos

3. Roxithromycin Rulid 150 mg, 300 mg / tablet 100 mg / tablet pediatric Hoechst 4 Azithromycin Zithromax Zycin 250 mg, 500 mg /tablet 200 mg / 5 ml suspensi 250 mg / kapsul Pfizer Interbat 7. Golongan Quinolon NO. NAMA GENERIK

& LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Ciprofloxacin Ciproxin Baquinor 100mg/50ml, 1200mg/100ml / infus i.v. 100mg, 250mg, 500mg, 750mg / tablet 250mg(500mg)/tab. (forte) Bayer Sanbe Farma

2. Nalidixic Acid Negram 500 mg / tablet Sanofi

3. Ofloxacin Tarivid 200 mg, 400 mg / tablet

2 mg / ml vial

Kalbe / Daiichi

8. Golongan Lain - Lain

NO. NAMA GENERIK

& LATIN

NAMA DAGANG

SEDIAAN PABRIK

1. Klindamisin Hidroklorida Dalacin C Niladacin Lando 150 mg, 300mg / kapsul; 75 mg / 5 ml granul; 150 mg / 2 ml ampul Up John Nicholas Pyridam 2. Kolistin Sulfat Colistine 250.000 IU, 1.500.000 IU/

tablet Dumex Alpharma 3. Metronidazol Elyzol Flagyl i.v Nidazole 500 mg / tablet 5 mg / ml infusa Dumex Rhone Povlenc Kalbe Farma

(20)

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG

SEDIAAN PABRIK

4. Lincomycin Lincocin 250 mg, 500mg / kapsul 250 mg / 5ml syr. 300 mg / ml vial Up John 5. Tinidazole Fasigyn Flatin 500 mg / tablet Pfizer Prafa 6. Rifampicin Kalrifam 150mg, 300mg, 450mg, 600 mg / kapsul Kalbe Farma

B. Sulfonamida

Sulfonamida merupakan kelompok kemoterapi dengan rumus dasar : H2N – C6H4 – SO2NH R

Adalah anti mikroba yang digunakan secara sistemis maupun topikal untuk beberapa penyakit infeksi.

Sebelum ditemukan antibiotik, sulfa merupakan kemoterapi yang utama, tetapi kemudian penggunaannya terdesak oleh antibiotik. Pertengahan tahun 1970 penemuan preparat kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol meningkatkan kembali penggunaan sulfonamida. Selain sebagai kemoterapi derivat sulfonamida juga berguna sebagai diuretik dan anti diabetik oral (ADO).

Sulfa bersifat bakteriostatik luas terhadap banyak bakteri gram positif dan negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan antagonisme saingan antara PABA (Para Amino Benzoic Acid) yang rumus dasarnya mirip dengan rumus dasar sulfa :

H2N – C6H4 - COOH

Efek samping

Efek samping yang terpenting adalah kerusakan pada sel-sel darah yang berupa agranulositosis, anemia aplastis dan hemolitik. Efek samping yang lain ialah reaksi alergi dan gangguan pada saluran kemih dengan terjadinya kristal uria yaitu menghablurnya sulfa di dalam tubuli ginjal. Untuk menghindari terjadinya kristal uria, pada pengobatan dengan sulfa perlu :

 penambahan Na- bicarbonat untuk melarutkan senyawa yang mengkristal.

 minum air yang banyak (minimum 1,5 liter / hari)

 dengan membuat preparat kombinasi (trisufa) yang terdiri dari sulfadiazin, sulfamerazin, sulfamezatin.

Spesialite :

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Sulfadiazin + Sulfamerazin

+ Sulfamezatin Trisulfa aaa 500 mg / tablet Kimia Farma Indofarma

(21)

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

2. Sulfasetamida Natrium Albucid Tetes mata 10 %, Salep mata 6 % Nicholas 3. Kotrimoksazol (Trimetoprim + Sulfametoksazol) Bactrim Bactricid

Per tablet Pediatric : TMP 20 mg, SMZ 100 mg Per tablet Adult :

TMP 80 mg, SMZ 400 mg Per tablet Forte :

TMP 160 mg,SMZ 800 mg Syrup : TMP : 40 mg /5ml, SMZ : 200 mg /5ml Per tablet :

TMP 80 mg,SMZ 400 mg Per tablet Pediatric : TMP 20 mg,SMZ 100 mg Per capsul : TMP 160 mg,SMZ 800 mg Roche Soho

C. Antiparasitik

Antiparasitik adalah obat – obat yang digunakan untuk membunuh penyakit yang disebabkan oleh parasit. Anti parasit dibagi menjadi empat yaitu :

1. Antimalaria

2. Antiamuba

3. Anticacing

4. Antifungi

1. Antimalaria

Antimalaria adalah obat-obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit yang disebabkan oleh parasit bersel tunggal (protozoa) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang menggigit pada malam hari dengan posisi menjungkit.

Ciri-ciri penyakit malaria adalah demam berkala disertai menggigil, nyeri kepala dan nyeri otot, hati membesar sehingga timbul rasa mual dan muntah, anemia.

Penggolongan obat antimalaria :

a) Obat-obat pencegah / profilaktik

b) Obat-obat penyembuh / pencegah demam = kurativum c) Obat-obat pencegah kambuh

(22)

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Sulfadoksin + Pyrimetamin Fansidar Suldox Per tablet : Sulfadoxine 500 mg Pyrimethamine 250 mg Roche Dumex 2. Klorokuin Resochin Nivaquine Mexaquin 250 mg / tablet 100 mg, 300 mg / tablet 5 mg/ml syr. 250 mg/ tablet Bayer Rhone P. Konimex 3. Kuinin Sulfat Tablet Kina 200 mg / tablet salut Kimia Farma 4. Euchinini /

Quinini etilkarbonat

Euchinin 100 mg / tablet Kimia Farma

2. Antiamuba

Adalah obat-obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh mikro organisme bersel tunggal (protozoa) yaitu Entamoeba histolytica yang dikenal dengan dysentri amuba.

Penyakit yang disebabkan amuba umumnya menyerang usus. Dengan gejala diare berlendir dan darah disertai kejang-kejang dan nyeri perut, serta mulas pada waktu buang air besar. Bila pengobatannya tidak tepat penyakit ini dapat menjalar ke organ-organ lain khususnya hati dan menyebabkan amubiasis hati yang berciri radang hati (hepatitis amuba)

Spesilaite :

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Klorokuin Fosfat Lihat antimalaria 2. Metronidazol Corsagyl Flagyl 250 mg, 500 mg/tablet 250 mg / tablet 500 mg / tablet forte 125 mg / 5ml suspensi 0,5g, 1g / supositoria Corsa Rhone P

3. Tinidazol Fasigyn 500 mg / tablet salut Pfizer

4. Nimorazol Naxogin 250 mg, 500 mg / tablet Pfizer

5. Secnidazol Sentyl Flagentyl 500 mg / kapsul 500 mg / tablet Sunthi Sempuri Rhone P. 3. Obat Anticacing

(23)

Anthelmetika atau obat-obat anti cacing adalah obat-obat yang dapat memusnahkan cacing parasit yang ada dalam tubuh manusia dan hewan.

Infeksi oleh cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar di dunia, di Indonesia termasuk penyakit rakyat yang umum dan sampai saat ini diperkirakan masih cukup banyak anak-anak di Indonesia yang menderita infeksi cacing sehingga pemerintah perlu mencanangkan pemberantasan cacing secara masal dengan pemberian obat cacing kepada seluruh siswa sekolah dasar pada momen-momen tertentu.

Penularan penyakit cacing umumnya terjadi melalui mulut, meskipun ada juga yang melalui luka dikulit. Larva dan telur cacing ada di mana-mana di atas tanah, terutama bila sistim pembuangan kotoran belum memenuhi syarat-syarat hygiene. Gejala penyakit cacing sering kali tidak nyata. Umumnya merupakan gangguan lambung usus seperti mulas, kejang-kejang kehilangan nafsu makanan, pucat (anemia) dan lain – lain.

Pencegahannya sebenarnya mudah sekali yaitu :

 Menjaga kebersihan baik tubuh maupun makanan

 Mengkomsumsi makanan yang telah di masak dengan benar (daging, ikan dll)

 Mencuci tangan sebelum makanan.

Spesialite :

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Piperazin Piperacyl Upixon

1g /5ml syrup Bode

Bayer

2. Mebendazol Vermox 500mg / tablet

100mg /tablet kunyah 20mg/ 5ml syrup Janssen 3. Pirantel Pamoat (Pyranteli Pamoas ) Combantrin 125mg, 250mg / tablet 125mg, 250mg/5ml susp. Pfizer

4. Levamizol HCl Ascaridil 25mg, 50mg / tablet Janssen 5. Oxantel Pamoat +

Pyrantel Pamoat

Quantrel Oxant.P Pyr.P Tablet 150mg 150mg Susp./ml 20mg 20mg

Pfizer

6 Albendazol Helben 400mg/kaplet ; chew.tab, 200mg / 5ml syrup

Mecosin

4. Antifungi / Antijamur

Adalah obat-obat yang digunakan untuk menghilangkan infeksi yang disebabkan oleh jamur. Infeksi oleh jamur dapat terjadi pada :

 Kulit oleh dermatofit (jamur yang hidup di atas kulit)

 Selaput lendir mulut, bronchi, usus dan vagina oleh sejenis ragi yang disebut candida albicans.

(24)

mempengaruhi penyebaran infeksi oleh fungi. Infeksi jamur sering berkaitan dengan gangguan daya tahan tubuh, bila daya tahan tubuh turun, maka pengobatan jamur sering mengalami kegagalan.

Spesialite :

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Griseofulvin / Fulvicin Fulcin Grivin Mycostop 125mg(500mg)/tablet(forte) 250mg / tablet Zeneca Phapros Zambon 2. Nistatin Mycostatin 500.000 IU /tablet

100.000 IU /ml suspensi 100.000 IU /g cream 100.000 IU / tab. vaginal Bristol-Myers Squib 3. Klotrimazol Canesten Canesten VT Canesten SD Cream 1% /5g,10g. Solutio 1% /10ml 100mg / tablet vaginal 500mg / tablet vaginal Bayer

4. Ketokonazol Nizoral 200 mg / tablet Janssen

5. Mikonazol Daktarin Mexoderm Cream 2% Bedak 2% Sabun Liquid 2% Cream 2 % Janssen Konimex

6. Itrakonazol Sporanox 100mg / kapsul Janssen

D. Obat Antivirus

Virus (dalam bahasa latin dan sanskerta : visham = racun) merupakan mikro-organisme hidup yang terkecil, dengan ukuran antara 20 dan 300 mikron. Di luar tubuh manusia kerap kali virus berbentuk seperti kristal tanpa tanda hidup, sangat ulet yaitu tahan asam dan basa, serta tahan suhu-suhu rendah dan tinggi sekali. Baru jika keadaan sekitarnya baik, seperti dalam tubuh manusia atau hewan, kristal tersebut bernyawa kembali dan memperbanyak diri.

Pengembangan obat anti virus baik sebagai pencegahan maupun terapi belum dapat mencapai hasil yang diinginkan, karena obat-obat anti virus selain menghambat dan membunuh virus, juga merusak se-sel hospes dimana virus berada.

Sejumlah obat anti virus sudah banyak dikembangkan tetapi hasilnya belum memadai karena toksisitasnya sangat tinggi. Hanya beberapa anti virus yang saat ini digunakan, antara lain idoksuridin pada penggunaan topikal dan herpes simplex conjungtivitis serta asiklovir.

(25)

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Asiklovir Clinovir Poviral Cream 5 % Eye ointment 30mg/g Cream 500mg/g Pharos Kalbe Farma

2. Methisoprinol Isoprinosine 500mg/tablet 250mg/5ml syrup

Darya - Varia

E. Obat Antineoplastika (Antikanker)

Kanker atau karsinoma (Yunani = karkinos = kepiting) adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas (maligne). Suatu kelompok sel dengan mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri secara pesat dan tidak tertahankan serta mengakibatkan pembengkakan atau benjolan, yang disebut tumor atau neoplasma (neo = baru; plasma = bentukan). Sel-sel kanker ini menginfiltrasi ke dalam jaringan-jaringan sekitarnya dan memusnahkannya. Tumor setempat ini seringkali menyebarkan sel-selnya melaui saluran darah dan limfe ke tempat-tempat lain dari tubuh (metastasis), dimana berkembang neoplasma sekunder. Gejala umum dari penyakit-penyakit kanker adalah nyeri yang sangat hebat.

Jenis-jenis kanker yang paling sering terdapat adalah kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, lambung-usus dan alat-alat kelamin. Begitu pula leukimia atau kanker darah, dimana produksi leukosit menjadi abnormal tinggi sedangkan eritrosit sangat berkurang.

Sebab-sebab kanker, menurut para ahli, lebih dari 80% dari semua tumor pada manusia diakibatkan oleh pengaruh zat-zat karsinogen dan faktor genetika.

Pengobatan

Pengobatan kanker dikenal beberapa cara, antara lain:

1. Kemoterapi, yaitu pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat

menghambat atau membunuh sel-sel kanker.

2. Operasi / pembedahan, yaitu dengan mengangkat sel-sel kanker sehingga tidak terjadi perluasan daerah yang terkena kanker

3. Radiasi / penyinaran, yaitu dengan melakukan penyinaran pada daerah yang terdapat sel-sel kanker dengan menggunakan sinar radio aktif.

Efek Samping

Efek samping penggunaan obat-obatan neoplastika, adalah :

 Depresi sumsum tulang dengan gangguan darah dan berkurangnya sistem tangkis, yang

memperbesar resiko infeksi kuman.

 Gangguan pada kantong rambut dengan rontoknya rambut atau alopesia.

 Pembentukan sel-sel darah terhambat

 Hiperurisemia

(26)

Spesialite kemoterapi :

NO. NAMA GENERIK

& LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Doksorubisin Hidroklorida Adriamycin RD 10mg, 50mg/vial Carlo Erba

2. Fluorourasil Adrucil 250mg/5ml vial

500mg/10ml vial

Carlo erba

3. Bleomisin sulfat Bleocin 15mg/ampul Kalbe Farma

4. Sisplatin Cisplatin 10mg/ 20ml vial Kalbe Farma

5. Siklofosfamida Endoxan 200mg, 500mg,1g/vial Asta

6. Metotreksat Farmitrexat 2,5mg/tablet

5mg, 50mg/ vial

Carlo Erba

7. Sitarabin Erbabin 100 mg / ml vial Kalbe Farma

8. Vinkristin Sulfat Krebin 1mg/ml ampul Kalbe Farma

9. Vinblastin Sulfat Vinblatine Sulphate DBL 1mg/ml ampul Tempo Scan Pacific

F. Lain - Lain

1. Obat Anti TBC

Anti tuberculosis adalah obat-obat atau kombinasi obat yang diberikan dalam jangka waktu tertentu untuk mengobati penderita tuberkulosis.

Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberkulosis, yang pada umumnya dimulai dengan membentuk benjolan-benjolan kecil di paru-paru dan ditularkan lewat organ pernafasan. Kuman TBC pertama kali ditemukan oleh dr Roberet Koch (1882).

Selain paru-paru, organ tubuh lain yang dapat dijangkiti kuman TBC adalah kelenjar, tulang, ginjal, kulit dan otak. Sampai saat ini di Indonesia penyakit TBC masih merupakan penyakit rakyat yang banyak mengambil korban, hal ini disebabkan:

 Masih kurangnya kesadaran untuk hidup sehat.

 Perumahan yang tidak memenuhi syarat (ventilasi dan masuknya cahaya matahari)

 Kebersihan/hygiene

 Kurang gizi/gizi tidak baik. Penularan kuman TBC dapat melalui:

 Saluran pernafasan (sebaiknya penderita menutup mulut dengan sapu tangan ketika batuk atau bersin.

 Lewat makanan dan minuman

Penularan TBC dapat dihindari dengan cara menggunakan desinfektan pada sapu tangan atau barang-barang yang digunakan, dan mengusahakan agar ruangan tempat penderita mempunyai ventilasi yang baik.

(27)

Cara pencegahan TBC adalah dengan memberikan vaksinasi sedini mungkin pada bayi-bayi yang baru lahir. Vaksin yang digunakan adalah vaksin BCG (Basil Calmette Guerin). Untuk menentukan seseorang terinfeksi oleh basil TBC atau tidak biasanya dilakukan dengan reaksi Mantoux , yaitu penyuntikan yang dilakukan dilengan atas dengan tuberkulin (filtrat dari pembiakan basil TBC). Bila ditempat penyuntikan tidak timbul bengkak merah berarti orang tersebut tidak terinfeksi TBC.

Pengobatan

Sebelum ditemukan obat-obat yang dapat memusnahkan penyebab penyakit, bentuk pengobatan terbatas pada terapi simptomatis seperti mengurangi batuk dan menghilangkan demam, istirahat total di sanatorium dan diet makanan bergizi yang kaya lemak dan vitamin A.

Obat TBC yang pertama kali ditemukan adalah streptomisin, disusul kemudian dengan PAS dan INH. Sampai tahun 1970-an kombinasi standar untuk pengobatan TBC menggunakan ketiga obat di atas. Sesudah tahun 1970 kombinasi standar untuk TBC menjadi INH, ethambutol dan rifampisin.

Dengan pengobatan modern, setelah 4 sampai 6 minggu pasien bebas bermasyarakat seperti biasa karena tidak lagi menularkan kuman TBC. Basil TBC terkenal sangat ulet dan sulit ditembus zat kimia (obat) karena dinding sel bakteri mengandung banyak lemak dan lilin (wax), sehingga pengobatan TBC memerlukan periode waktu yang cukup lama .

Tujuan pengobatan kombinasi :

 Mencegah resistensi

 Praktis karena dapat diberikan sebagai dosis tunggal.

 Mengurangi efek samping.

Spesialite :

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1 Ethambutol Cetabutol Kalbutol Etibi 250 mg, 500 mg/tablet 500 mg / tablet 250 mg, 500 mg / tablet Soho Kalbe Farma Rocella 2. Isoniazid Isoniazid + Vitamin B-6 Isonex INH Pehadoxin 50 mg / 5 ml syr. 50 mg , 100 mg / tablet Per tablet : INH 100 mg,Vit.B6 10 mg Dumex Soho Phapros Isoniazid + Vitamin B-6 + Ethambutol Inoxin Intam 6 Meditam Per tablet : INH 400 mg,Vit.B610 mg Per tablet : INH 100 mg,Ethambutol 250 mg, Vit.B6 10 mg Dexamedica Rhone P Medikon

(28)

INH 200 mg,Ethambutol 500 mg, Vit.B6 20 mg 3. Pirazinamida Prazina Pezeta Ciba 500 Pulmodex 500 mg / tablet Ponco Ciba Dexamedica 4. Rifampicin Rifampicin + INH Rifampin Rifamtibi Rimactane Rimetazid Ramicin-Iso 150 mg, 300 mg, 450 mg, 600 mg / kapsul 450 mg, 600 mg/kapsul 450 mg, 600 mg/ kapsul 20 mg / ml syr. Per kapsul : 1. Rifampicin 225 mg INH 200 mg 2. Rifampicin 450 mg INH 300 mg Per kapsul : Rifampicin 500 mg INH 150 mg Pharos Sanbe Biochemie Biochemie Westmont

5. Streptomisin Streptomycine Sulphate Injection

1g, 1,5g, 5g/ vial Meiji

2. Obat Antilepra

Lepra atau kusta adalah suatu infeksi kronis yang terutama merusak jaringan-jaringan saraf.

Pembangkitnya Mycobacterium leprae ditemukan oleh dokter Norwegia Hansen (1873), memiliki

sifat-sifat yang mirip dengan basil TBC, yaitu sangat ulet karena mengandung banyak lemak dan lilin yang sukar ditembusi obat, juga pertumbuhannya lambat sekali setelah waktu inkubasi yang lama, lebih kurang satu tahun.

Di Indonesia terdapat kurang lebih 100.000 pasien lepra yang diobati di sejumlah rumah sakit khusus (Leproseri) yang diawasi oleh Lembaga Kusta Departemen Kesehatan.

Pencegahan

Tes Lepromin adalah suatu injeksi intrakutan dari suspensi jaringan lepra dan digunakan untuk menetapkan apakah seseorang memiliki daya tangkis cukup terhadap lepra bentuk – L. Hasil tes negatif berarti orang tersebut sangat peka untuk infeksi dengan bentuk tersebut.

Pada tahun 1965 telah dibuktikan di Uganda, bahwa vaksinasi BCG memberikan perlindungan yang lumayan terhadap infeksi dengan bentuk – L.

Pengobatan

Sejak dahulu kala obat satu-satunya terhadap lepra adalah minyak kaulmogra, yang efektif untuk meredakan gejala-gejalanya tanpa menyembuhkan penyakit.

Pada tahun 1950 ditemukan dapson yang mampu menghentikan pertumbuhan basil lepra, yang kemudian lama-kelamaan akan dimusnahkan oleh sistem tangkis tubuh sendiri. Kemudian ditemukan leprostatika lain antara lain thiambutosin, klofazimin dan rifampisin.

WHO menganjurkan sebagai terapi pilihan pertama suatu kombinasi dari dapson dengan rifampisin atau klofazimin selama sekurang-kurangnya 6 bulan. Kemudian disusul dengan

(29)

monoterapi dapson selama 5 – 7 tahun pada bentuk tuberkuloid, dan seumur hidup pada bentuk – L dan borderline.

Efek samping

Yang terpenting adalah reaksi lepra yaitu suatu reaksi alergi yang diakibatkan oleh basil mati yang berjumlah besar di dalam jaringan-jaringan. Gejala-gejala berupa demam tinggi, radang dan nyeri sendi, rasa lelah dan habis tenaga, khusus pada bentuk – L terjadi benjol-benjol merah kebiruan. Semula diduga bahwa reaksi-reaksi ini merupakan efek samping khusus dari dapson, tetapi kemudian ternyata dapat juga ditimbulkan oleh leprostatika lainnya kecuali klofazimin.

Untuk mengatasi gejala-gejala ini, obat lepra sering dikombinasi dengan asetosal atau sedativa, atau jika lebih hebat bisa diberikan zat supresif (penekan) seperti kortikosteroid. Obat lepra tidak boleh dihentikan atau dikurangi dosisnya berhubungan meningkatnya bahaya resistensi.

Spesialite :

NO. NAMA GENERIK NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1.

2. 3

Diamino Difenil Sulfon (DDS) Clofazimine Rifampicin Dapson Lamprene Lihat obat TBC 100 mg / tablet 50 mg & 100 mg / tablet Indofarma Novartis

(30)

BAB III

OBAT GANGGUAN SISTIM PENCERNAAN

A. Antasida dan Antiulcer

Definisi antasida dan anti ulcer adalah obat yang digunakan untuk menetralisir atau mengikat asam lambung atau mengurangi produksi asam lambung yang dapat menyebabkan timbulnya tukak lambung atau sakit maag.

Spesialite :

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Aluminium Hydroxida / Al (OH)3

Aluminium

Hidroksida Koloidal

500 mg / tab. kunyah Kimia Farma

2. Antasida Maalox Antasida DOEN Per Tablet : Al (OH)3 : 200mg Mg(OH)2 : 200mg Rhone Indofarma 3. Simetikon/Dimethicone (Dimethylpolysiloxane) Diloxan Disflatyl Aeroson 40 mg / dragee Bernofarm Pharos Soho 4. Simetikon + Al (OH)3 + Mg (OH)2 Gelusil MPS Gestabil Mylanta Magasida

Per tab, /5ml liq.: Simetikon 50mg Al (OH)3 250mg Mg (OH)2 250mg Warner L. Combiphar Parke Davis Kimia Farma 5. Simetidin Corsamet Ulsikur Tagamet Ulcumet 200mg, 400mg / tab. 200mg, 400mg,800mg/tab; 200mg / 2 ml amp. 200mg / tab ; - / 2ml ampul Corsa Kalbe Farma Beecham Soho 6. Famotidin Facid Famos Gaster

20mg, 40mg / tablet Kalbe Farma Dankos Novartis 7. Ranitidin Zantac Ranin Rantin 75mg, 150mg, 300mg / tab. 75mg/ml susp,50 mg/amp. 150mg, 300 mg / TSR 150mg, 300mg / tab. ; 50 mg / 2 ml ampul Glaxo- Wellcome Pharos Kalbe Farma 8. Omeprazole Losec Pumpitor Socid 10mg, 20mg/kap,40mg/vial 20 mg / kapsul Zeneca Sanbe Farma Soho

(31)

B. Digestiva

Digestiva adalah obat – obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan lambung – usus terutama pada keadaan defisiensi zat pembantu pencernaan.

Spesialite :

NO. NAMA GENERIK

& LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Pankreatic lipaseamylase, -protese

Pankreoflat Pankreon Comp.

Tablet salut gula Solvay Solvay 2. Pancreatin, Bromelin, empedu Benozym

Elsazym

Kaplet salut gula Bernofarm Otto 3. Pancreatin, Papain empedu Fartizym

Vitazym

Kaplet salut gula Kalbe Farma Kalbe Farma 4. Amylase, protease, lipase,

Asam desoksikolat, Dimetilpoloksilosan, Vit. B komplek

Enzyplex Tablet Westmont

C. Antidiare

Antidiare adalah obat – obat yang digunakan untuk menanggulangi atau mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri / kuman, virus, cacing atau keracunan makanan.

Gejala diare adalah buang air besar berulang kali dengan banyak cairan , kadang disertai darah / lendir.

Spesialite :

NO. NAMA GENERIK

& LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Oralit / Oral Rehydration Salts Bioralit Corsalit Per sachet 5,6 g : Glucose Anhydr. 4g NaCl; 0,7g,KCl; 0,3g Na Citrat ; 0,58g Indofarma Corsa

2. Kaolin pectin Kaolimec

Kaopectate Per 15 ml suspensi : Kaolin 2,958 mg Pectin 66 mg Mecosin Up John

Neo Diaform Per tablet : Kaolin 550 mg Pectin 20 mg

(32)

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

3. Koloidal Attalpulgit Teraktivasi Enterogit

Neo Enterodiastop New Diatabs Biodiar 750 mg / tablet 600mg / tablet 630 mg / tablet Soho Combiphar Medifarma Biochemie 4. Loperamida HCl Imodium Normotil Lodia 2mg / tablet 2 mg / TSR Janssen Pharos Sanbe 5. Arang Jerap

(Carbo Adsorbens) DOEN

Bekarbon 250 mg / tablet Kimia Farma

D. Pencahar (laxativa)

Pencahar adalah obat – obat atau zat – zat yang dapat mempercepat peristaltic usus sehingga mempermudah / melancarkan buang air besar.

Obat pencahar digunakan untuk :

 Pada keadaan sembelit (konstipasi) karena pengaruh efek samping obat kurang minum,

kurang mengkomsumsi makanan berserat.

 Pada pasien dengan resiko pendarahan, pada angina pektoris atau resiko

 Pendarahan rektal pada hemoroid (wasir).

 Untuk membersihkan saluran cerna sebelum pembedahan dan prosedur radiologi.

 Untuk pengeluaran parasit setelah pemberian antelmentik.

Penggunaan pencahar pada anak-anak harus dihindari kecuali diresepkan oleh dokter. Spesialite :

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Psyllium Ispaghula Sekam Metamucil Mucofalk Sachet 5 g Searle Darya-Varia 2. Bisakodil Dulcolax Laxamex Stolax 5mg / tablet 10 mg / suppositoria Boehringer I. Konimex Sanbe 3. Gliserin Glyserin Cap Gajah

Proconsti

Usaha Sekawan Soho

4. Garam Inggeris ( Magnesii Sulfas )

(33)

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

5. Sorbitol Sorbitol Delalande Sachet 5 g Corsa

6. Dioktil Natrium Sulfo Suksinat

Laxadine 50 mg / tablet Yupharin

E. Antispasmodik

Antispasmodik adalah obat – obat atau zat – zat yang digunakan untuk melawan kejang – kejang otot yang sering mengakibatkan nyeri perut (saluran pencernaan). Meskipun dapat mengurangi spasme usus tapi penggunaannya dalam sindrom usus pencernaan sebagai obat tambahan saja.

Spesialite :

NO. NAMA GENERIK

& LATIN

NAMA DAGANG

SEDIAAN PABRIK

1. Skopolamin N- butyl Bromida Buscopan Gitas Hyoscopan 10mg/tab., 20mg/ampul 20 mg/ ml ampul 10 mg / dragee Boehringer I. Interbat Armoxindo F. 2. Papaverin HCl Papaverin HCl 40mg/tablet

40mg / ampul

Soho / Ethica

3. Atropin Sulfat Atropin Sulfas 250mg / ampul Ethica

4. Chlordiazepoxyd + Clidinium Librax Pehaspas Per dragee : Chlordiazepoxide 5 mg Clidinium Br. 2,5 mg Roche Pharos

5. Pramiverine + Metamizole Systabon Per dragee : Pramiverine 2 mg Metamizole Na. 2,5 mg

Merck

6. Propyphenazone +

(34)

F. Kolagoga

Kolagoga adalah zat atau obat yang digunakan sebagai peluruh atau penghancur batu empedu. Batu empedu merupakan penyakit yang terjadi di saluran atau kandung empedu. Faktor pencetusnya meliputi hiperkolesterolemia, penyumbatan disaluran empedu dan radang saluran empedu.

Obat yang sering digunakan untuk membantu melarutkan batu empedu adalah asam kenodeoksikolat dan asam ursodeoksikolat. Pasien batu empedu dianjurkan melakukan diet kolesterol dan pengobatan dilanjutkan sampai 3 atau 4 bulan sesudah batunya melarut.

Spesialite :

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Asam Kenodeoksikolat Chenofalk 250mg / kapsul lunak Darya-Varia 2. Asam Ursodeoksikolat Estazor

Pramur Urdafalk Ursochol

250mg / kapsul

300 mg / kapsul

G. Hepato Protector (Protektor Hati)

Obat-obat protektor hati adalah obat-obat yang digunakan sebagai vitamin tambahan untuk melindungi, meringankan atau menghilangkan gangguan fungsi hati karena adanya bahan kimia, penyakit kuning atau gangguan dalam penyaringan lemak oleh hati.

Pada umumnya obat-obat golongan ini mengandung asam-asam amino, kandungan dari tanaman kurkuma (kurkumin) dan zat-zat lipotropik seperti methionin dan cholin. Methionin memiliki peranan penting dalam metabolisme hati sehingga digunakan untuk melawan keracunan yang disebabkan oleh hepatotoksin. Sedangkan choline adalah suatu zat yang dapat mencegah dan menghilangkan perembesan lemak kedalam hati dan juga bekerja melawan keracunan. Obat-obat ini sebaiknya jangan digunakan pada penderita penyakit hati yang berat karena pada dosis besar dapat memperparah keadaan.

Spesialite :

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Asam-Asam Amino Aminofusin Hepar Infus 500 ml Baxter Kalbe

2. Curcuma Curcuma Curson Heparviton Lanagogum 200mg / tablet Soho Soho Tempo Landson 3. Methionin + Vitamin Methicol

Methioson

Tablet salut gula Otto

(35)

BAB IV

OBAT SUSUNAN SYARAF PUSAT

A.

Analgetika

1. Analgetika / Antipyretika

Analgetika adalah obat-obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Analgetika pada umumnya diartikan sebagai suatu obat yang efektif untuk menghilangkan sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan nyeri lain misalnya nyeri pasca bedah dan pasca bersalin, dismenore (nyeri haid) dan lain-lain sampai pada nyeri hebat yang sulit dikendalikan. Hampir semua analgetik ternyata memiliki efek antipiretik (yaitu mampu menurunkan suhu tubuh pada keadaan demam) dan efek anti inflamasi (yaitu mampu mengobati radang sendi / arthritis rheumatoid termasuk gout / kelebihan asam urat sehingga pada daerah sendi terjadi pembengkakan dan timbul rasa nyeri ).

Asam salisilat, paracetamol mampu mengatasi nyeri ringan sampai sedang, tetapi nyeri yang hebat membutuhkan analgetik sentral yaitu analgetik narkotik.

Spesilaite :

NO. NAMA GENERIK

& LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Acetosal Aspirin Aspilets Bodrexin Cafenol Farmasal Aspimec 500mg / tablet 80mg / tablet 50mg, 100mg/ tab. enteric 80 mg / tab. enteric Bayer UAP Tempo Scan P. Sterling W. Fahrenheit Mecosin 2. Parasetamol Panadol Dumin Tempra Biogesic 500mg / kapsul 60mg/ 0,6ml drops 500mg/ tablet, 120mg / 5ml syr. 80mg/ 0,8ml drops. 500mg / tablet ; 150 mg / ml larutan Sterling Dumex Bristol MS Biomedis

3. Asam Mefenamat Ponstan

Mefinal Benostan Mectan 250mg/ kapsul 500mg / TSR 250mg/ kapsul 500mg / tablet 250mg/ kapsul Parke Davis Sanbe Farma Bernofarma Prafa

(36)

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

4. Antalgin / Methampyronum Novalgin Ronalgin Unagen Antalgin Soho 500mg / tablet; 250mg / 5 ml syrup; 500mg/ml drops; 1 g / 2 ml ampul 500 mg / tablet 500 mg / tab., - /kapl. Hoechst Dexa Medica UAP Soho

5. Tramadol Tramal 50mg / kapsul ;

100mg/tab.retard; 50 mg,100mg/ml amp. 100 mg / supp.

Pharos

2. Analgetika Antiradang (NSAID)

Adalah zat / obat yang berkhasiat analgetika, antipiretika serta anti radang (antiflogistik) dan seringkali digunakan untuk menghilangkan gejala penyakit rematik.

Spesialite :

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Diklofenak Natrium Cataflam D Flamar Voltaren 25mg, 50mg / tablet. 25mg,50mg/tab.enteric 75mg/tab.slow release 100mg/ tab. Retard 75mg / ampul 50mg / 5ml susp. Novartis Sanbe Farma Novartis 2. Piroksikam Feldene Indene Pirofel Infeld Benoxicam 10mg, 20mg / kapsul 20mg/ dispersible tab. 20mg/ Flash tab. 20mg / ml vial 20mg / 5 ml susp. 10mg, 20mg / kapsul 10 mg / kapsul ; 50mg / tablet Pfizer Kalbe Farma Sanbe Farma Interbat Bernofarm.

(37)

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

3. Fenilbutazon , Irgapan 100mg, 200mg/dragee Dexa Medica

4. Ibuprofen Arthrifen Dolofen-F Ibufen Dofen 200 / 400 200mg / tablet 400mg/kaplet, -/kaps. 400 mg / tablet 200mg, (400mg) / tab. salut selaput , ( Forte ) Armoxindo F. Tempo Scan P. Bernofarm Dexa Medica 5. Indomethacin Benocid Confortid Dialon 25mg / tablet 75mg/ TRC kap 25 mg / kapsul 100 mg / kapsul. Bernofarm Dumex A. Eisai

B.

Antiemetika / Anti vertigo

Antiemetika adalah obat-obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan perasaan mual dan muntah. Karena muntah hanya suatu gejala, maka yang penting dalam pengobatan adalah mencari penyebabnya.

Muntah dapat disebabkan antara lain:

1. Rangsangan dari asam lambung-usus ke pusat muntah karena adanya kerusakan mukosa lambung-usus, makanan yang tidak cocok, hepatitis, dan lain – lain.

2. Rangsangan tidak langsung melalui chemo reseptortrigger one (CTZ) yaitu suatu daerah yang letaknya berdekatan dengan pusat muntah. Rangsangan disebabkan oleh obat-obatan (seperti tetrasiklin, digoksin, estrogen, morfin dll), gangguan keseimbangan dalam labirin, gangguan metabolisme (seperti asidosis, uremia, tidak stabilnya hormon estrogen pada wanita hamil)

3. Rangsangan melalui kulit korteks (cortex cerebri) dengan melihat, membau, merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.

Penggunaan

Antiemetika diberikan kepada pasien dengan keluhan sebagai berikut :

1. Mabuk jalan (motion sickness)

2. Mabuk kehamilan (morning sickness)

3. Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu, seperti pada pengobatan dengan radiasi atau obat-obat sitostatika.

(38)

vestibuler. Obat digolongkan dalam anti emetika karena gejala vertigo sering disertai muntah – muntah

Spesialite :

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Difenhidramin Teoklat Antimo Dramamine Wisatamex

50mg / tablet Phapros

Soho Konimex

2. Betahistine Mesylate Merislon 6mg / tablet Eisai

3. Metoclopramide Vomitrol Primperan

10mg / tablet 5mg/ 5ml syrup

1mg/ 10 tetes Ped. Drops

Pharos Soho

4. Hyoscine HBr Buscopan 10mg/dragee

20mg/ml ampul Boehringer I. 5. Klorpromazin HCL Largactil Meprosetil 25mg, 100mg/tablet 25mg, 100mg/tab.salut selaput Aventis Meprofarm

Promactil 100mg/tab.salut selaput Combiphar

6. Domperidone Motilium 10mg/tab., 1mg/ml syr. Janssen 7. Pyrathiazine Theoclate +

Vit.B6

Mediamer B6 Per dragee :

Pyrathiazine Theoclate 40mg, Vit.B6 37,5 mg

Darya-Varia

C. Antiepilepsi

Epilepsi dari bahasa Yunani berarti kejang atau di Indonesia lebih dikenal dengan penyakit ayan, adalah gangguan saraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala biasanya disertai perubahan kesadaran. Penyebab epilepsi adalah pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-neuron tertentu dalam otak yang diakibatkan oleh luka di otak (absen, tumor, arteriosklerosis), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang dapat memprodvokasi serangan epilepsi.

Jenis-jenis epilepsi

1. Grand mal. (tonik-klonik umum)

Timbul serangan-serangan yang dimulai dengan kejang-kejang otot hebat dengan pergerakan kaki tangan tak sadar yang disertai jeritan, mulut berbusa, mata membeliak dan lain-lain disusul dengan pingsan dan sadar kembali.

(39)

2. Petit mal

Serangannya hanya singkat sekali tanpa disertai kejang. Dalam kasus ini bila serangan berlangsung berturut-turut dengan cepat dapat juga terjadi status epileptikus.

3. Psikomotor (serangan parsial kompleks)

Kesadaran terganggu hanya sebagian tanpa hilangnya ingatan dengan memperlihatkan prilaku otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan dalam lingkaran.

Penggunaan

Tujuan pengobatan pada penderita epilepsi adalah :

 Menghindari kerusakan sel-sel otak

 Mengurangi beban sosial dan psikologi pasien maupun keluarganya.

 Profilaksis / pencegahan sehingga jumlah serangan berkurang

Spesialite :

NO. NAMA GENERIK & LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK 1. Fenitoin Natrium / Difenilhidantoin Natrium Dilantin Phenilep 100mg / kaps.; 50mg/tab 100 mg / 2 ml ampul 100 mg /kapsul Parke Davis Prafa 2. Karbamazepin Tegretol Teril 200mg/ tab.; - / TSR 100mg/chew.tab., / 5ml syr 200mg / tab. Novartis Merck

3. Klonazepam Rivotril 2mg/tab; 2,5mg/ml drops Roche

D. Psikofarmaka

Psikofarmaka adalah obat – obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral dengan mempengaruhi fungsi psikis dan proses – proses mental.

Psikofarmaka dibagi dalam 3 kelompok :

1. Obat yang menekan fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat, dibagi 2 :

a. Neuroleptika, yaitu obat yang bekerja sebagai anti psikotis dan sedativa yang dikenal dengan Mayor Tranquilizer.

b. Ataraktika / anksiolitika, yaitu obat yangn bekerja sedativa, relaksasi otot dan anti konvulsi yang digunakan pada gangguan akibat gelisah / cemas, takut, stress dan gangguan tidur, dikenal dengan Minor Tranquilizer

(40)

2. Obat yang menstimulsi fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat, dibagi 2 :

a. Anti Depresiva, dibagi menjadi thimoleptika yaitu obat yang dapat melawan melankolia dan memperbaiki suasana jiwa serta thimeretika yaitu menghilangkan inaktivitas fisik dan mental tanpa memperbaiki suasana jiwa. Secara umum anti depresiva adalah obat yang dapat memperbaiki suasana jiwa dan dapat menghilangkan gejala – gejala murung dan putus asa. Obat ini terutama digunakan pada keadaan depresi, panik dan fobia. b. Psikostimulansia, yaitu obat yang dapat mempertinggi inisiatif, kewaspadaan dan

prestasi fisik dan mental dimana rasa letih dan kantuk ditangguhkan, memberikan rasa nyaman (euforia) dan kadang perasaan tidak nyaman tapi bukan depresi (disforia).

3. Obat yang mengacaukan fungsi mental tertentu seperti zat – zat halusinasi, pikiran dan impian / khayal.

Spesialite :

 Mayor Tranquillizer

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK

1. Flufenazin Hidroklorida Anatensol 2,5mg ; 5mg / tab. Bristol-Myers S.

2. Haloperidol Haldol Serenace 2mg, 5mg / tab. 0,5mg; 1mg; 5mg/tab ; 5mg/ml ampul Janssen Soho

3. Klorpromazin Hidroklorida Largactil Promactil 25mg, 100mg / tab. 100 mg / tab.salut selaput Aventis Combiphar  Minor Tranquillizer

NO. NAMA GENERIK & LATIN

NAMA DAGANG

SEDIAAN PABRIK

1. Klordiazepoksida Hidroklorida / Klopoksida / Meta amino diazepoksida

Cetabrium Tensinyl 5mg, 10mg / dragee 5mg / kapsul Soho Medichem 2. Lorazepam Ativan Renaquil 0,5mg ; 1mg; 2mg/ tablet 1 mg / tablet Wyeth Fahrenheit 3. Diazepam Valium Stesolid Trankinon Mentalium 2mg, 5mg / tablet 10mg / 2 ml ampul 2mg;5 mg/tab. 2mg/5ml syr. ; 10 mg/2ml amp. ; 5mg; 10mg/2,5ml tube rectal 2 mg ; 5 mg /tablet 2mg; 5mg; 10mg / tab. Roche Dumex Combiphar Soho

Gambar

Gambar kelenjar – kelenjar penghasil hormon :

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut sudah sesuai dengan nilai representasi, dikarenakan untuk menangkap gambar hanya sebagian tubuh GKR Hemas yaitu mulai dari dada sampai kepala sehingga dapat

Pendaftaran dan pengambilan dokumen dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) pada alamat website

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran deskriptif tentang proses pemberdayaan pada Kelompok Wanita Tani (KWT) peternak sapi perah Glagah I melalui

Gambar 5 menunjukkan hubungan kadar fluor dalam beningan yang diperoleh dari proses pengendapan dengan koagulan kombinasi Resin WWS 116 - Tawas kadar bervariasi pacta pH

Setelah dilaksanakan penelitian yang diawali dari pengambilan data hingga pada pengolahan data yang akhirnya dijadikan patokan sebagai pembahasan hasil penelitian

(5) Biaya jaringan pada mekanisme berlangganan tidak berbayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b, untuk pengiriman Konten dan notifikasi kepada Pengguna

Seluruh transaksi signifikan yang berkaitan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan maupun tidak dengan