• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keanekaragaman Insekta Tanah pada Berbagai Tipe Tegakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keanekaragaman Insekta Tanah pada Berbagai Tipe Tegakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

KEANEKARAGAMAN INSEKTA TANAH PADA BERBAGAI

TIPE TEGAKAN HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT,

KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT

SYLVIA DEWI WULANDARI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keanekaragaman Insekta

Tanah pada Berbagai Tipe Tegakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten

Sukabumi, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana

pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, November 2013

Sylvia Dewi Wulandari

(4)

ABSTRAK

SYLVIA DEWI WULANDARI. Keanekaragaman Insekta Tanah pada Berbagai Tipe Tegakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dibimbing oleh CAHYO WIBOWO

Insekta tanah memiliki peranan penting dalam menjaga kesuburan tanah hutan melalui kegiatan pengubahan bahan organik yang terdekomposisi, menjadi zat-zat yang sederhana sebagai nutrisi bagi tumbuhan di atasnya, selain itu insekta tanah memperbaiki sifat fisik tanah dan menambah kandungan bahan organiknya. Insekta tanah yang mendominasi di delapan tipe tegakan yang diamati yaitu rayap (Rhinotermitidae 1), semut cokelat (Formicidae 4), dan Scarabaeidae. Kelimpahan insekta tanah terbesar terdapat pada tegakan agathis bertajuk jarang karena kondisi plot berada di sekitar sarang rayap, kelimpahan insekta tanah banyak ditemukan di dalam tanah (bukan di serasah) karena insekta tanah merupakan hewan yang sensitif terhadap cahaya. Biodiversitas insekta tanah terbesar ditemukan pada tegakan campuran, karena komposisi serasahnya lebih beranekaragam, dan pada tegakan bertajuk rapat biodiversitas insekta tanah cenderung meningkat. Selain itu biodiversitas insekta tanah lebih besar di tanah, karena pada lapisan top soil terdapat akumulasi makanan insekta tanah berupa akar dan jasad renik. Keragaman insekta tanah cenderung tinggi pada kondisi suhu tanah yang rendah, serasah yang tebal, dan tajuk yang rapat.

Kata kunci: diversitas, faktor abiotik, insekta tanah, kelimpahan jenis

ABSTRACT

conversion activities through organic material decomposition into simple substances as nutrients of plants. The roles are both improving soil physical properties of insects or soil and adding organic material content. Termites (Rhinotermitidae 1), chocolate ants (Formicidae 4), and Scarabaeidae are observed soil insects that predominate in eight forest types. The abundance of insects were found in the largest forest land is rare since termite nests exist around the plot. An abundance of soil insects found in the soil (not in the litter) because soil insects are sensitive of light. Soil insects biodiversity of stands is the biggest one since the litter’s composition are richer than others. Also, soil insects biodiversity is bigger on the ground since there’s soil insect’s food accumulation in the top soil, such as roots and microorganism. The diversity of soil insects is high at low soil temperature conditions, thicker litter, and dense canopies

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Silvikultur

KEANEKARAGAMAN INSEKTA TANAH PADA BERBAGAI

TIPE TEGAKAN HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT,

KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT

SYLVIA DEWI WULANDARI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)

Judul Skripsi : Keanekaragaman Insekta Tanah pada Berbagai Tipe Tegakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Nama : Sylvia Dewi Wulandari NIM : E44090038

Disetujui oleh

Dr Ir Cahyo Wibowo, MSc FTrop Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Keanekaragaman Insekta Tanah pada Berbagai Tipe Tegakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Cahyo Wibowo, MScFTrop selaku pembimbing, serta Ibu Dr Ir Noor Farikhah Haneda, MS yang telah banyak memberi saran dan bimbingan. Penghargaan juga penulis sampaikan kepada staf Hutan Pendidikan Gunung Walat, keluarga besar Laboratorium Entomologi Hutan, yang telah membantu selama pengumpulan data dan proses identifikasi insekta tanah. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua (Dirham dan Roesdijanti), kakak serta adik (Cyntia dan Danis), serta seluruh keluarga, atas dukungan moril, materiil, doa dan kasih sayangnya. Kepada teman satu bimbingan Kiki, terimakasih atas kebersamaan dan bantuannya kepada penulis hingga saat ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ahadian atas dukungan dan sarannya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini, serta kepada sahabat tercinta (Lilla, Nizza, Peni, Pipit, Yie, Devhi, Lody, Ari) serta rekan-rekan Silvikultur 46 yang telah membantu dalam penelitian dan dukungan semangatnya kepada penulis. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menghargai segala bentuk saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, November 2013 Sylvia Dewi Wulandari

(10)

DAFTAR ISI

Tempat dan Waktu Penelitian 2

Alat dan Bahan 2

Metode Pengumpulan Data 2

Metode Kerja 2

Analisis Data 4

KONDISI UMUM HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Hasil 6

Kelimpahan Insekta Tanah di Tegakan Agathis, Pinus, Campuran dan

Pinus Pasca Terbakar 6

Kelimpahan Insekta Tanah Berdasarkan Parameter Tajuk 8 Kelimpahan Insekta Tanah yang Ditemukan pada Tanah dan Serasah 9 Biodiversitas Insekta Tanah yang Ditemukan pada Tegakan Agathis,

Campuran, Pinus 11

Biodiversitas Insekta Tanah yang Ditemukan pada Tegakan Pinus tak

Terbakar dan Pinus Pasca Terbakar 11

Biodiversitas Insekta Tanah Berdasarkan Parameter Tajuk 12 Biodiversitas Insekta Tanah yang Ditemukan pada Tanah dan Serasah 12

Nilai Kesamaan Komunitas antar Tegakan 12

Frekuensi Ditemukannya Insekta Tanah pada Tanah dan Serasah 13 Hubungan Antara Biodiversitas Insekta Tanah dengan Faktor Lingkungan 14 Analisis Warna dan Tekstur Tanah di 24 Plot Penelitian 14

Pembahasan 15

Kelimpahan Insekta Tanah di Tegakan Agathis, Pinus, Campuran dan

Pinus Pasca Terbakar 15

Biodiversitas Insekta Tanah yang Ditemukan pada Tegakan Agathis,

Pinus, Campuran 16

Biodiversitas Insekta Tanah yang Ditemukan pada Tegakan Pinus tak

Terbakar dan Pinus Pasca Terbakar 17

Biodiversitas Insekta Tanah Berdasarkan Parameter Tajuk 17 Biodiversitas Insekta Tanah yang Ditemukan pada Tanah dan Serasah 17

Nilai Kesamaan Komunitas antar Tegakan 17

Hubungan Antara Biodiversitas Insekta Tanah dengan Faktor Lingkungan 18 Analisis Warna dan Tekstur Tanah di 24 Plot Penelitian 19

SIMPULAN DAN SARAN 19

(11)

Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 19

LAMPIRAN 21

DAFTAR TABEL

1 Kelimpahan insekta tanah di tegakan agathis, pinus, campuran, dan

pinus pasca terbakar 6

2 Kelimpahan insekta tanah yang ditemukan pada tegakan agathis, campuran, pinus, pinus pasca terbakar yang bertajuk rapat dan jarang 8 3 Kelimpahan insekta tanah yang ditemukan di tanah maupun serasah di

bawah tegakan agathis, campuran, pinus, dan pinus pasca terbakar 9

4 Biodiversitas insekta tanah antar tegakan 11

5 Biodiversitas insekta tanah di tegakan pinus tak terbakar dan pinus

pasca terbakar 11

6 Biodiversitas insekta tanah yang ditemukan di tegakan agathis, pinus, campuran, pinus pasca terbakar bertajuk rapat dan jarang 12 7 Biodiversitas insekta tanah di tanah dan serasah 12

8 Nilai indeks kesamaan jenis antar tegakan 12

9 Nilai indeks kesamaan jenis antar tegakan 13

10 Frekuensi insekta tanah yang ditemukan di tanah maupun di serasah 13 11 Hubungan antara keragaman insekta tanah dengan faktor abiotik 14 12 Hasil analisis tekstur tanah di seluruh plot pengamatan 15

DAFTAR GAMBAR

1 Sebaran plot pengambilan sampel insekta tanah di kawasan HPGW 3

2 Potret udara HPGW tahun 2007 5

(12)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berbagai organisme tanah berupa flora maupun fauna tanah hidup di dalam tanah. Keberadaan organisme ini ada yang bermanfaat dan ada yang merugikan. Organisme tanah dikatakan merugikan apabila aktivitasnya dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, sedangkan dikatakan bermanfaat apabila dapat meningkatkan produktivitas lahan melalui kegiatan pengubahan bahan organik kasar menjadi humus (Hardjowigeno 2007).

Insekta tanah merupakan salah satu contoh dari fauna tanah yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesuburan tanah hutan. Insekta tanah tersebut memakan bahan organik yang membusuk kemudian mengubahnya menjadi zat-zat yang sederhana sebagai nutrisi bagi tumbuhan di atasnya, selain itu insekta tanah memperbaiki sifat fisik tanah dan menambah kandungan bahan organiknya (Borror et al. 1992). Keberadaan insekta tanah di hutan dipengaruhi oleh struktur tanah, kelembaban tanah, suhu tanah, cahaya dan tata udara (Rahmawaty 2004).

Informasi mengenai keanekaragaman insekta tanah di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) pada saat ini belum memadai, oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat membantu pengelola HPGW dalam hal penyediaan data insekta tanah untuk dijadikan referensi. Penelitian yang telah dilakukan mengkaji keanekaragaman insekta tanah di berbagai tipe tegakan Hutan Pendidikan Gunung Walat dan keanekaragaman serangga dapat dijadikan sebagai bioindikator kualita tanah. Insekta tanah yang diteliti merupakan golongan makrofauna tanah yang berukuran >2 mm.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Insekta apa saja yang ditemukan di Hutan Pendidikan Gunung Walat?

2. Bagaimana korelasi faktor abiotik terhadap keanekaragaman insekta tanah di Hutan Pendidikan Gunung Walat?

3. Jenis insekta tanah apakah yang mendominasi di berbagai tapak Hutan Pendidikan Gunung Walat?

4. Bagaimana indeks keanekaragaman insekta tanah di Hutan Pendidikan Gunung Walat?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ;

1. Mengidentifikasi insekta tanah di berbagai petak di Hutan Pendidikan Gunung Walat

2. Menghitung kelimpahan, keanekaragaman, kemerataan, dan kekayaan insekta tanah di berbagai tipe tegakan Hutan Pendidikan Gunung Walat

(13)

2

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keanekaragaman insekta tanah dan jenis apa saja yang terdapat di Hutan Pendidikan Gunung Walat sehingga dapat dijadikan referensi bagi pengguna hutan pendidikan tersebut dan sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut.

METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2013 yang terdiri dari kegiatan pengambilan data dan identifikasi serangga. Pengambilan data dilakukan pada delapan tipe tegakan areal Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) yaitu tegakan agathis (Agathis loranthifolia) bertajuk jarang, agathis bertajuk rapat, pinus (Pinus merkusii) bertajuk jarang, pinus bertajuk rapat, pinus bekas terbakar bertajuk rapat, pinus bekas terbakar bertajuk jarang, tegakan campuran antara agathis pinus, puspa (Schima wallichii) bertajuk rapat, tegakan campuran bertajuk jarang. Identifikasi serangga dilakukan di Laboratorium Entomologi Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain termometer tanah, penggaris, densiometer, GPS, sarung tangan, pinset, bak plastik, tabung plastik kecil, tali rafia, trashbag bening, cangkul, kertas label, kamera digital, tally sheet, pita ukur, patok kayu, mikroskop.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain tegakan agathis bertajuk jarang, agathis bertajuk rapat, pinus bertajuk jarang, pinus bertajuk rapat, pinus bekas terbakar bertajuk rapat, pinus bekas terbakar bertajuk jarang, tegakan campuran antara agathis pinus, puspa bertajuk rapat, tegakan campuran bertajuk jarang, alkohol 70%, serasah, dan tanah komposit dari plot penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer didapatkan melalui pengukuran langsung di lapangan seperti suhu tanah, kerapatan tajuk, ketebalan serasah, dan keberadaan insekta tanah. Data sekunder didapat berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengelola kawasan berupa kondisi umum Hutan Pendidikan Gunung Walat.

Metode Kerja

Penentuan Plot Pengamatan

(14)

3 plot pengamatan diletakkan pada masing-masing tipe tegakan secara purposive sampling sehingga total plot berjumlah 24. Tiap plot berukuran 40 cm x 40 cm dan ditempatkan pada lantai hutan berserasah tebal. Plot yang telah dibuat kemudian ditandai dengan GPS agar dapat dipetakan.

Pengambilan Insekta Tanah

Seluruh serasah yang berada di dalam plot pengamatan dipindahkan ke dalam trashbag bening secara cepat, kemudian lapisan tanah setebal 10 cm pada plot juga dipindahkan ke dalam trashbag bening lainnya secara cepat. Masing-masing trashbag lalu diberi label yang memuat keterangan tempat ditemukannya, nomor plot, dan lokasi pengambilan plot.

Seluruh insekta tanah yang berada di dalam serasah dan di dalam bahan tanah kemudian dikumpulkan dengan hand sorting method (pengumpulan menggunakan tangan) yang dibantu dengan pinset. Insekta tanah yang terambil dimasukkan ke dalam tabung plastik berisi alkohol 70% yang telah diberi label sesuai tempat ditemukannya, nomor plot, dan lokasi pengambilan plot. Kemudian insekta tanah tersebut difoto dan diukur ukuran tubuhnya.

Pengukuran Faktor Lingkungan Insekta Tanah

Pengukuran faktor lingkungan insekta tanah dengan mengambil data kerapatan tajuk, suhu tanah, tebal serasah pada masing-masing plot. Kerapatan tajuk diukur menggunakan densiometer, suhu tanah diukur dengan termometer tanah dengan tiga kali ulangan tiap lima menit, ketebalan serasah menggunakan penggaris.

Identifikasi Insekta Tanah

Insekta tanah yang tertangkap dari serasah dan bahan tanah diidentifikasi diusahakan hingga tingkat famili. Proses identifikasi mengacu pada buku identifikasi serangga, internet, dan bertanya kepada ahlinya. Buku identifikasi serangga yang digunakan merupakan buku yang ditulis oleh Arnett dan Jacquess (1981), Borror et al. (1996), Shepard et al. (1987).

(15)

4

Analisis Data Insekta Tanah

Analisis data insekta tanah menggunakan indeks kekayaan jenis Margalef (Richness Index), indeks keragaman Shannon-Wiener (Diversity Index), indeks kemerataan Pielou (Eveness Index), kelimpahan serangga, indeks kesamaan komunitas serangga (Similarity Index) antar tipe tegakan, dan frekuensi ditemukannya suatu jenis.

Nilai Kekayaan Jenis Margalef (Richness Index)

Nilai kekayaan jenis digunakan untuk mengetahui keanekaragaman jenis berdasarkan jumlah jenis pada suatu ekosistem. Indeks yang digunakan adalah Indeks kekayaan jenis Margalef.

DMg =

DMg = indeks kekayaan jenis Margalef S = jumlah jenis yang ditemukan N = jumlah individu seluruh jenis

Nilai Keragaman Jenis Shannon-Wiener (Diversity Index)

Nilai keragaman jenis merupakan nilai yang mengkombinasikan antara kekayaan jenis dan kemerataan jenis. Indeks yang digunakan adalah indeks keragaman jenis Shannon-Wiener.

H’ = - Pi =

ni = jumlah individu jenis ke i N = jumlah individu seluruh jenis Nilai Kemerataan Pielou (Eveness Index)

Indeks kemerataan menunjukkan derajat kemerataan kelimpahan setiap jenis. Indeks yang digunakan adalah indeks kemerataan Pielou.

E =

E = indeks kemerataan jenis

H’ = indeks kelimpahan individu jenis Shannon-Wiener S = jumlah jenis yang ditemukan

Nilai E berkisar antara 0 hingga 1. Nilai yang mendekati 0 menunjukkan bahwa suatu jenis menjadi dominan dalam komunitas. Jika nilai mendekati 1 menunjukkan tidak ada jenis yang mendominasi.

Nilai Kesamaan Komunitas (Similarity Index)

Nilai kesamaan komunitas digunakan untuk membandingkan kesamaan komposisi jenis dua komunitas. Indeks yang digunakan adalah rumus Jaccard.

CJ =

CJ = indeks kesamaan Jackard

(16)

5 a = jumlah spesies yang ditemukan pada habitat a

b = jumlah spesies yang ditemukan pada habitat b

Nilai kesamaan komunitas Jaccard (CJ) berkisar antara 0 hingga 1, apabila mendekati nilai 1 menujukkan bahwa tingkat kesamaan komunitas antar habitat tinggi, dan apabila mendekati nilai 0 menunjukkan bahwa tingkat kesamaan komunitas antar habitat rendah (Magurran 1998).

Nilai Kelimpahan Jenis

Kelimpahan adalah jumlah individu per satuan luas atau per satuan volume. Rumus yang digunakan adalah :

K jenis A =

K = kelimpahan jenis Frekuensi ditemukannya Jenis

Frekuensi =

KONDISI UMUM HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT

Kawasan HPGW memiliki luas sebesar 359 ha, yang secara geografis berada pada 106º48’27”BT sampai 106 º50’29”BT dan 6 º54’23”LS sampai 6 º55’35”LS. Secara administrasi pemerintahan, terletak di wilayah Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, sedangkan secara administrasi kehutanan termasuk dalam wilayah Dinas Kehutanan Kabupaten Sukabumi.

Gambar 2 Potret udara HPGW tahun 2007

HPGW terletak pada ketinggian 460–715 mdpl. Klasifikasi iklim HPGW menurut Schmidt dan Ferguson termasuk tipe B, dan banyaknya curah hujan tahunan berkisar antara 1600 dan 4400 mm. Suhu maksimum di siang hari 29 ºC dan minimum 19 ºC di malam hari.

(17)

6

Tegakan di HPGW didominasi oleh jenis tanaman damar (Agathis loranthifolia), pinus (Pinus merkusii), puspa (Schima wallichii), kayu afrika (Maesopsis eminii), mahoni (Swietenia macrophylla), rasamala (Altingia excelsa), sono (Dalbergia latifolia), sengon (Albizia falcataria), meranti (Shorea sp.), mangium (Acacia mangium).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Kelimpahan Insekta Tanah di Tegakan Agathis, Pinus, Campuran, dan Pinus Pasca Terbakar

Pengamatan terhadap kelimpahan insekta tanah dilakukan di bawah tegakan agathis, pinus, dan campuran. Insekta tanah yang ditemukan pada ketiga tegakan tersebut terdiri dari 11 ordo, 37 famili, 510 individu (Tabel 1). Contoh insekta tanah yang tertangkap dengan hand sorting method tersaji dalam Gambar 2.

Gambar 3 Ordo Blattaria, famili Blattidae (a), ordo Coleoptera, famili Bostrichidae (b), ordo Diplura, famili Campodeidae (c), ordo Dermaptera, famili Carchinophoridae (d), larva Coleoptera (Scarabaeidae) (e), ordo Isoptera, famili Rhinotermitidae (f)

Tabel 1 Kelimpahan insekta tanah di tegakan agathis, pinus tak terbakar, campuran, dan pinus pasca terbakar

Ordo Famili Morfospesies Kelimpahan (individu)

4)

A1)2) C1)2) P1)2) PK1)2)

Diptera

Anthomylidae Anthomylidae 1 1 1 0 0

Ceratopogonidae Ceratopogonidae 1 4 1 0 0

Famili 1 sp.1 0 1 1 1

Famili 2 sp.2 0 0 1 0

Famili 3 sp.3 0 0 1 0

Famili 4 sp.4 0 0 0 1

Tipulidae Tipulidae 1 2 0 0 0

Agromyzidae Agromyzidae 1 0 0 0 2

a b c

(18)

7

Ordo Famili Morfospesies Kelimpahan (individu)

(19)

8

Ordo Famili Morfospesies Kelimpahan (individu)

4)

Kelimpahan Insekta Tanah yang Ditemukan pada Tegakan Bertajuk Rapat dan Jarang

Tabel 2 menunjukkan bahwa tegakan agathis bertajuk jarang memiliki kelimpahan tertinggi (179 individu). Kelimpahan terkecil terdapat pada tegakan campuran bertajuk jarang (9 individu).

Tabel 2 Kelimpahan insekta tanah yang ditemukan pada tegakan agathis, campuran, pinus, pinus pasca terbakar yang bertajuk rapat dan jarang

Ordo Famili Morfospesies Kelimpahan (individu)

5)

A= agathis, P= pinus tak terbakar, C= campuran, PK= pinus pasca terbakar, 1)=kelimpahan insekta tanah yang ditemukan pada gabungan tanah dan serasah, 2)=kelimpahan insekta tanah yang ditemukan pada gabungan tegakan rapat dan jarang, 4)= insekta tanah yang ditemukan di enam plot tiap tegakan, tiap plot berukuran 40 cm x 40 cm.

(20)

9

Ordo Famili Morfospesies Kelimpahan (individu)

5) Tegakan Agathis, Campuran, Pinus, Pinus Pasca Terbakar

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa insekta tanah banyak ditemukan di dalam tanah dengan kedalaman 1–10 cm. Kelimpahan di dalam tanah sebesar 386 individu, sedangkan kelimpahan insekta tanah di serasah sebanyak 124 individu. Tabel 3 Kelimpahan insekta tanah yang ditemukan di tanah maupun serasah di

bawah tegakan agathis, campuran, pinus, dan pinus pasca terbakar

Ordo Famili Morfospesies Kelimpahan (individu)

6)

Tanah Serasah

Diptera

Anthomylidae Anthomylidae 1 2 0

Ceratopogonidae Ceratopogonidae 1 5 0

Famili 1 sp.1 3 0

AR=agathis bertajuk rapat, AJ=agathis bertajuk jarang, CR=campuran bertajuk rapat, CJ=campuran bertajuk jarang, PR=pinus bertajuk rapat, PJ=pinus bertajuk jarang, PKR=pinus pasca terbakar bertajuk rapat , PKJ=pinus pasca terbakar bertajuk jarang, 5)=kelimpahan insekta tanah yang ditemukan pada tiga plot masing-masing tegakan, tiap plot berukuran 40 cm x 40 cm.

(21)

10

Ordo Famili Morfospesies Kelimpahan (individu)

6)

Carcinophoridae Carcinophoridae 1 5 8

Forficulidae Forficulidae 1 2 1

Labiidae Labiidae 1 0 2

Bostrichidae Bostrichidae 1 1 2

Bostrichidae 2 1 0

Staphylinidae Staphylinidae 1 2 2

Staphylinidae 2 1 0

Lathridiidae Lathridiidae 1 0 6

Lathridiidae 2 1 0

Apionidae Apionidae 1 1 0

Meloidae Meloidae 1 1 0

Byrrhidae Byrrhidae 1 1 0

Chrysomelidae Chrysomelidae 1 1 1

Bruchidae Bruchidae 1 0 1

Cryptocerdae Cryptocerdae 1 0 1

(22)

11

Ordo Famili Morfospesies Kelimpahan (individu)

6)

Collembola Entomobryidae Entomobryidae 1 1 1

Hemiptera Hydrometidae Hydrometidae 1 0 1

Orthoptera Famili 1 sp.1 0 1

Total 386 124

Biodiversitas Insekta Tanah yang Ditemukan pada Tegakan Agathis, Campuran, dan Pinus

Analisis terhadap biodiversitas insekta tanah meliputi perhitungan keragaman jenis, kekayaan jenis, dan kemerataan jenis yang disajikan pada Tabel 4. Tegakan campuran memiliki keragaman jenis tertinggi (2.68), nilai kekayaan jenis dan kemerataan tertinggi terdapat di tegakan agathis masing-masing 6.36 dan 0.54.

Biodiversitas Insekta Tanah yang Ditemukan pada Tegakan Pinus tak Terbakar dan Pinus Pasca Terbakar

Untuk membandingkan biodiversitas insekta tanah antara tegakan yang terbakar dengan yang tidak terbakar, maka dilakukan analisis biodiversitas insekta tanah pada tegakan pinus tak terbakar dengan pinus pasca terbakar. Tabel 5 menunjukkan bahwa pinus pasca terbakar memiki keragaman jenis terbesar (2.78) dengan nilai kekayaan jenis 6.03, nilai kemerataan 0.66 dan sebanding lurus dengan kelimpahannya sebesar 26 individu.

Tabel 5 Biodiversitas insekta tanah di tegakan pinus tak terbakar dan pinus pasca terbakar

Tegakan H'7) DMg7) E7) S7)

Pinus tak terbakar 2.50 5.19 0.59 22

Pinus pasca Terbakar 2.78 6.03 0.66 26

H’ = nilai keragaman jenis Shannon-Wiener, DMg = nilai kekayaan jenis Margalef, E = Nilai kemerataan jenis Pielou, S = jumlah morfospesies, 7)=biodiversitas insekta tanah di 6 plot, tiap tegakan tiap plot berukuran 40 cm x 40 cm.

6)= insekta tanah yang ditemukan pada 24 plot, tiap plot berukuran 40 cm x 40 cm.

Tabel 4 Biodiversitas insekta tanah antar tegakan

Tegakan H’7) DMg7) E7) S7)

Agathis 2.27 6.36 0.54 37

Campuran 2.68 5.58 0.63 26

Pinus 2.50 5.19 0.59 22

H’ = nilai keragaman jenis Shannon-Wiener, DMg = nilai kekayaan jenis Margalef, E = nilai kemerataan jenis Pielou, S = jumlah morfospesies yang ditemukan, 7)=biodiveritas insekta tanah di 6 plot masing-masing tegakan, tiap plot berukuran 40 cm x 40 cm.

(23)

12

Biodiversitas Insekta Tanah yang Ditemukan pada Tegakan Agathis, Pinus, Campuran, Pinus Bertajuk Rapat dan Jarang

Pengaruh penutupan tajuk terhadap biodiversitas insekta tanah tersaji pada Tabel 6. Nilai biodiversitas insekta tanah memiliki kecenderungan lebih tinggi pada tegakan bertajuk rapat.

Pinus pasca terbakar bertajuk rapat memiliki nilai keragaman jenis tertinggi (2.20), dan agathis bertajuk jarang memiliki nilai keragaman jenis terendah (1.30).

Biodiversitas Insekta Tanah yang Ditemukan pada Tanah dan Serasah

Berdasarkan tempat ditemukannya, biodiversitas insekta tanah pada tanah lebih besar dibandingkan pada serasah. Biodiversitas insekta tanah di tanah dan serasah tersaji pada Tabel 7.

Nilai Kesamaan Komunitas di Tegakan Agathis, Pinus, dan Campuran Indeks kesamaan komunitas antara tegakan agathis, campuran, dan pinus tak terbakar tersaji pada Tabel 8. Nilainya 0.18–0.31. Nilai tersebut cenderung mendekati nilai 0 yang artinya kesamaan komunitas insekta tanah antara ketiga tegakan tergolong rendah.

Nilai Kesamaan Komunitas di Tegakan Pinus dan Pinus Pasca Terbakar Perbandingan kesamaan komunitas insekta tanah di tegakan pinus tak terbakar dengan pinus pasca terbakar disajikan pada Tabel 9. Hasil menunjukkan bahwa nilai kesamaan jenisnya 0,17 nilai tersebut mendekati nilai 0 yang artinya kesamaan komunitas insekta tanah antara kedua tegakan tergolong rendah.

Tabel 8 Nilai indeks kesamaan jenis antar tegakan

Tegakan Similarity index

Agathis vs campuran 0.31

Campuran vs pinus tak terbakar 0.26 Agathis vs pinus tak terbakar 0.18

Tabel 7 Biodiversitas insekta tanah di tanah dan serasah

Tegakan H'9) DMg9) E9)

Serasah 3.33 8.18 0.79

Tanah 3.75 11.12 0.89

H’ = nilai keragaman jenis Shannon-Wiener, DMg = nilai kekayaan jenis Margalef, E = nilai kemerataan jenis Pielou, 9)=biodiversitas insekta tanah di 24 plot.

Tabel 6 Biodiversitas insekta tanah yang ditemukan di tegakan agathis, pinus, campuran, pinus pasca terbakar bertajuk rapat dan jarang

(24)

13

Frekuensi Ditemukannya Insekta Tanah pada Tanah dan Serasah

Frekuensi kehadiran jenis hewan dalam suatu habitat menunjukkan keseringhadiran jenis tersebut di habitat itu (Suin 1997). Gambar 2 menunjukkan frekuensi insekta tanah yang ditemukan di tanah (0–10 cm) dan di lapisan serasah.

Tabel 10 Frekuensi insekta tanah pada tanah maupun serasah

Ordo Famili Jenis F serasah

(%)

F tanah (%)

Diptera

Anthomylidae Anthomylidae1 0.0 8.3

Ceratopogonidae Ceratopogonidae1 0.0 8.3

Famili 1 sp.1 0.0 4.2

Famili 2 sp.2 0.0 0.0

Famili 3 sp.3 0.0 4.2

Famili 4 sp.4 0.0 4.2

Tipulidae Tipulidae 1 0.0 4.2

Agromyzidae Agromyzidae 1 16.7 4.2

Dermaptera

Carcinophoridae Carcinophoridae 1 8.3 4.2

Forficulidae Forficulidae 1 4.2 0.0

Labiidae Labiidae 1 0.0 4.2

Staphylinidae Staphylinidae 1 0.0 4.2

Staphylinidae 2 4.2 0.0

Lathridiidae lathridiidae 1 0.0 4.2

lathridiidae 2 0.0 4.2

Apionidae Apionidae 1 4.2 0.0

Meloidae Meloidae 1 0.0 4.2

Byrrhidae Byrrhidae 1 4.2 4.2

Chrysomelidae Chrysomelidae 1 4.2 0.0

Bruchidae Bruchidae 1 0.0 4.2

Cryptocerdae Cryptocerdae 1 8.3 12.5

Hymenoptera Formicidae

Tabel 9 Nilai indeks kesamaan jenis antar tegakan

Tegakan Similarity index

(25)

14

Rhinotermitidae 1 0.0 12.5

Rhinotermitidae 2 4.2 4.2

Collembola Entomobryidae Entomobryidae 1 8.3 0.0

Hemiptera Hydrometidae Hydrometidae 1 4.2 0.0

Orthoptera Famili 1 sp.1 0.0 0.0

Total 266.7 333.3

Hubungan antara Biodiversitas Insekta Tanah dengan Faktor Lingkungan Tabel 11 menunjukkan bahwa tegakan agathis rapat memiliki nilai keragaman tertinggi. Hal ini berbanding lurus dengan parameter abiotiknya yaitu suhu tanah relatif rendah (20 ºC), memiliki serasah yang tebal (3.7 cm), dan persen penutupan tajuk yang rapat (95.7%).

Warna dan Tekstur Tanah di 24 Plot Penelitian

Hasil analisis warna dan tekstur tanah pada masing-masing plot pengamatan tersaji pada Tabel 12. Sebagian besar tanah di plot bertekstur liat, dan berwarna gelap.

Tabel 11 Hubungan antara keragaman insekta tanah dengan faktor abiotik Nama Plot H' Suhu tanah

(26)

15

Tabel 12 Hasil analisis tekstur tanah di seluruh plot pengamatan

Plot Tekstur Tanah Warna tanah

Agathis rapat

1 liat/clay 5YR 4/6 Yellowish red

2 Siltyclay 5 YR 3/3 Dark reddish brown

3 liat/clay 2,5 YR 3/4 Dark reddish brown

Agathis jarang 1 liat/clay 5 YR 4/4 Reddish brown

Agathis jarang 2 liat/clay 2.5YR 2,5/2 Very dusky red 3 liat/clay 10YR 2/2 Very dark brown

Pinus rapat

1 Siltyclayloam 5 YR 3/3 Dark reddish brown

2 liat/clay 2.5YR ¾ Dark reddish brown

3 Siltyclay 10YR 3/4 Dark yellowish brown

Pinus jarang

1 sandyclayloam 10YR 3/4 Dark yellowish brown

2 Sandyloam 10 YR 4/4 Dark reddish brown

3 Sandyclay 10YR 2/2 Very dark brown

Campuran rapat

1 liat/clay 10 YR 3/6 Dark yellowish brown

2 liat/clay 7,5YR 5/6 Strong brown

3 siltyclay 5YR 3/3 Dark reddish brown

Campuran jarang

1 liat/clay 10YR 3/4 Dark yellowish brown

2 liat/clay 5YR 4/2 Dark reddish gray

3 Siltyclay 5YR 3/2 Dark reddish brown

Pasca kebakaran rapat

1 Sandyclayloam 10YR 4/4 Dark yellowish brown

2 Sandyclay 10YR 3/6 Dark yellowish brown

3 sandyclay 10 YR 3/4 Dark yellowish brown

Pasca kebakaran jarang

1 liat/clay 7,5YR 5/6 Strong brown

2 liat/clay 10YR 3/3 Dark brown

3 Sandyclay 10YR 4/4 Dark yellowish brown

Pembahasan

Kelimpahan Insekta Tanah di Tegakan Agathis, Campuran, Pinus, dan Pinus Pasca Terbakar

(27)

16

kumbang (Scarabaeidae). Rayap dari famili Rhinotermitidae memiliki kelimpahan paling besar diantara jenis lainnya di semua tegakan. Jumlah individu yang ditemukan pada keempat tegakan sebanyak 171 individu Rhinotermitidae. Jumlah rayap yang melimpah, didukung oleh kondisi plot pengambilan sampel yang banyak mengandung serasah maupun ranting kayu, karena rayap merupakan pemakan kayu, sampah organik, dan jamur. Rhinotermitidae juga merupakan jenis hewan yang hidup berkoloni, sehingga individu yang ditemukan sangat banyak. Rayap membangun sarangnya menyerupai bukit-bukit kecil dan dilengkapi dengan lorong-lorong. Aktivitas pembuatan sarang maupun lorong-lorong ini merupakan kunci dalam translokasi hara yang berpengaruh terhadap kesuburan tanah (Hanafiah et al. 2007).

Berdasarkan parameter penutupan tajuk, tegakan agathis bertajuk jarang memiliki kelimpahan insekta tanah terbesar, sebab berada di sekitar sarang rayap. Jenis ini merupakan makhluk yang hidup secara berkoloni, sehingga ketika ditemukan jumlahnya sangat banyak (128 individu).

Kelimpahan insekta tanah lebih banyak ditemukan di dalam tanah. Umumnya serangga tanah cenderung menghindari cahaya matahari sehingga tanah merupakan tempat yang sesuai untuk bertahan hidup. Menurut Buliyansih (2000), adanya kandungan pigmen insekta tanah yang rendah pada kutikula menyebabkan insekta tanah rentan terhadap pengaruh cahaya.

Biodiversitas Insekta Tanah di Tegakan Agathis, Campuran, Pinus tak Terbakar

Tegakan campuran memiliki keanekaragaman jenis tertinggi dibandingkan dengan tegakan lainnya, sebab serasah yang dikandungnya lebih beranekaragam dan mempengaruhi komposisi makanan yang dibutuhkan bagi insekta tanah. Semakin beranekaragamnya serasah, maka semakin tinggi pula keanekaragaman binatang tanah termasuk insekta tanah yang dikandungnya (Solihin 2000). Serasah yang beranekaragam ini berasal dari campuran pohon agathis, pinus, puspa. Plot pengamatan yang berada di bawah tegakan campuran kaya akan tumbuhan bawah seperti rerumputan dan umbi-umbian, menurut Rahmawaty (2004) komposisi tegakan yang terdiri dari beberapa spesies pohon menghasilkan serasah dengan humifikasi yang cepat dan menumbuhkan berbagai tumbuhan bawah. Banyaknya tumbuhan bawah tersebut menjadi sumber makanan bagi insekta tanah. Insekta tanah memiki peranan penting antara lain sebagai soil decomposer, litter transformer, dan soil engineer. Sebagai litter transformer, insekta tanah melumat atau mengunyah serasah kemudian dikeluarkan berupa kotoran, kegiatan ini dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Bahan organik tanah yang terbentuk dapat menjaga sirkulasi aliran air dan udara, penahan kelembaban, memperlambat proses pencucian nutrisi oleh air hujan, dan menyediakan senyawa-senyawa yang diperlukan oleh tanaman.

(28)

17 kelembaban yang relatif tinggi. Keadaan seperti ini menguntungkan serangga tanah untuk bertahan hidup dalam menghadapi musim kemarau.

Indeks kemerataan pada ketiga tegakan tersebut 0.54–0.66. Nilai ini mendekati nilai 1 yang menunjukkan tidak ada jenis yang dominan. Hal ini disebabkan karena ketiga tegakan tersebut memiliki serasah yang banyak sebagai sumber makanan, dan memiliki kondisi lingkungan yang relatif sesuai bagi insekta tanah untuk bertahan hidup, dan insekta tanah yang ditemukan memiliki batas toleransi yang sama terhadap kondisi abiotik dan ketersediaan sumberdaya yang ada (Ummi 2007).

Biodiversitas Insekta Tanah di Tegakan Pinus tak Terbakar dan Pinus Pasca Terbakar

Pengamatan terhadap keanekaragaman insekta tanah juga dilakukan di tegakan pinus tak terbakar dan pinus pasca terbakar untuk mengetahui sejauh mana dampak kebakaran terhadap keragaman insekta tanah. Nilai kekayaan jenis ini didasarkan pada banyaknya jenis insekta yang ditemukan pada suatu ekosistem. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai keragaman insekta tanah pada tegakan pinus pasca terbakar lebih tinggi daripada tegakan pinus tak terbakar, diduga dengan adanya kebakaran maka muncul abu di lantai hutan yang menimbulkan peningkatan pH dan hara secara sementara. Hal ini diduga menjadi penyebab meningkatnya keanekaragaman insekta tanah. Tanah pasca terbakar memiliki jumlah semut (Formicidae) yang besar, hal ini dikarenakan setelah terjadi kebakaran pinus menghasilkan biji yang banyak, biji tersebut merupakan bahan makanan bagi semut (Buliyansih 2005).

Biodiversitas Insekta Tanah pada Tegakan Agathis, Pinus tak Terbakar, Campuran, Pinus Pasca Terbakar yang Bertajuk Rapat dan Jarang

Berdasarkan penutupan tajuk, biodiversitas insekta tanah tertinggi terdapat pada agathis bertajuk rapat. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa biodiversitas insekta tanah cenderung tinggi pada tegakan bertajuk rapat karena kaya akan bahan organik tanaman di lantai hutannya. Bahan organik tanaman ini berfungsi sebagai sumber makanan, dan tempat berlindung dari tekanan lingkungan.

Biodiversitas Insekta Tanah yang Ditemukan pada Tanah dan Serasah

Biodiversitas insekta tanah di tanah lebih besar dibandingkan dengan di serasah karena pada top soil banyak serasah yang masuk ke dalam tanah bersama dengan akar dan tubuh jasad renik yang mati, komponen ini merupakan sumber makanan bagi insekta tanah, kemudian oleh insekta tanah ini akan didekomposisikan untuk membentuk humus (Rahmawaty 2004). Selain itu pengambilan sampel dilakukan ketika jarang terjadi hujan, sehingga insekta tanah cenderung bermigrasi ke dalam tanah yang suhunya relatif lebih rendah daripada di permukaan tanah. Insekta tanah memiliki kecenderungan bermigrasi ke habitat yang menguntungkan bagi hidupnya.

Nilai Kesamaan Komunitas antar Tegakan

(29)

18

tegakan berbeda-beda sehingga hanya jenis tertentu saja yang dapat hidup dan menyesuaikan diri sesuai kondisi lingkungan di masing-masing tegakan. Indeks kesamaan komunitas antara tegakan pinus dengan tegakan pinus pasca terbakar sebesar 0.17 yang artinya kedua tegakan hanya memiliki 17% famili yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa tegakan pinus tak terbakar dan tegakan pinus pasca terbakar memiliki daya dukung yang berbeda terhadap eksistensi keberadaan insekta tanahnya, sehingga dapat dikatakan kedua tegakan ini memiliki kondisi lingkungan yang berbeda dan unik.

Frekuensi ditemukannya insekta tanah lebih banyak di tanah, hal ini menggambarkan penyebaran insekta tanah lebih banyak di tanah dibandingkan dengan di serasah. Umumnya serangga tanah cenderung menghindari cahaya matahari sehingga tanah merupakan tempat yang sesuai untuk bertahan hidup, selain itu tanah menyediakan komponen makanan bagi insekta tanah berupa akar tanaman dan jasad renik organisme. Pada lapisan tanah, sering ditemukan jenis Formicidae 3, Formicidae 2, Elateridae 1, Carabidae 1 (16.7%). Lapisan serasah merupakan tempat yang menyediakan banyak makanan, sehingga menjadi pemicu hadirnya insekta tanah. Jenis yang sering ditemukan pada lapisan serasah adalah Formicidae 2 (semut ramping) sebesar 37.5%. Hal ini diduga karena suhu permukaan serasah lebih tinggi, semut dalam hidupnya menyukai daerah yang panas.

Hubungan antara Keragaman Insekta Tanah dengan Faktor Abiotik

(30)

19

Analisis Warna dan Tekstur Tanah di 24 Plot Penelitian

Berdasarkan analisis warna tanah, sebagian besar plot pengamatan memiliki warna kegelapan. Menurut Hardjowigeno (2007) semakin gelap warna tanah, semakin tinggi pula kandungan bahan organiknya. Hasil analisis tekstur tanah, menunjukkan bahwa sebagian besar plot penelitian bertekstur liat. Tanah dengan tekstur liat setiap satuan beratnya memiliki luas permukaan yang lebih besar sehingga memiliki kemampuan menahan air serta mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman (Hardjowigeno 2007).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelimpahan insekta tanah yang ditemukan pada seluruh tegakan sebanyak dari 11 ordo, 37 famili, 510 individu. Kelimpahan insekta tanah terbesar pada tegakan agathis (286 individu). Berdasarkan parameter penutupan tajuk, agathis jarang memiliki kelimpahan terbesar sebanyak 179 individu. Kelimpahan insekta tanah yang ditemukan di tanah lebih tinggi (386 individu) dibandingkan di serasah (124 individu). Hubungan antara keragaman insekta tanah dengan parameter abiotik berupa ketebalan serasah, suhu tanah, kerapatan tajuk berbanding lurus. Tegakan campuran memiliki keragaman insekta tanah tertinggi (H’= 2.68) dibandingkan dengan tegakan agathis dan pinus. Berdasarkan parameter penutupan tajuk, biodiversitas insekta tanah cenderung lebih tinggi pada tegakan bertajuk rapat. Insekta tanah yang mendominasi di delapan tipe tegakan yang diamati yaitu rayap (Rhinotermitidae 1), semut cokelat (Formicidae 4), dan Scarabaeidae.

Saran

Perlu penelitian lebih lanjut mengenai fungsi atau peran dari masing-masing ordo yang telah ditemukan agar dapat mengetahui potensinya, sehingga dapat diberdayakan untuk pelestarian kawasan HPGW, menggunakan metode lain selain hand sorting method dalam mengestimasi kepadatan insekta tanah, serta melakukan pengamatan biodiversitas insekta tanah di tegakan lain pada HPGW.

DAFTAR PUSTAKA

Arnett RH, Jacquess RL. 1981. Guide to Insect. New York (US): Simon and Schuster Inc.

Arief A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Jakarta (ID): Kanisius.

(31)

20

Gadjah Mada University Press. Ed ke-6. Terjemahan dari: An Introduction To The Study Of Insects.

Buliyansih A. 2005. Penilaian dampak kebakaran terhadap makrofauna tanah dengan metode forest health monitoring (FHM) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hanafiah KA, Napoleon A, Ghofar N. 2007. Biologi Tanah. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada.

Hardjowigeno. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta (ID): CV. Akademika Pressindo.

Patang F. 2010. Keanekaragaman takson serangga dalam tanah pada areal bekas tambang batubara PT. Mahakam Sumber Jaya Desa Separi Kutai Kartanegara-Kalimantan Timur. Bioprospek 7(1):80-89.

Rahmawaty. 2004. Studi keanekaragaman mesofauna tanah di kawasan Hutan Wisata Alam Sibolangit (Desa Sibolangit, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara) [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.

Shepard BM, Barrion JA, Litsinger. 1987. Friend of The Rice Farmer: Helpful Insect, Spiders, and Pathogens. Filipina (PH): International Rice Research Institute.

Solihin. 2000. Keanekaragaman binatang tanah pada berbagai tegakan hutan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Suin NM. 1997. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

Syaufina L, Haneda NF, Buliyansih A. 2007. Keanekaragaman arthropoda tanah di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Media Konservasi 7(2):57-66.

(32)

21 Lampiran 1 Rekap insekta tanah yang ditemukan pada beberapa tipe tegakan di

Hutan Pendidikan Gunung Walat

Ordo Famili Morfospesies

(33)

22

Lanjutan Lampiran 1

Ordo Famili Morfospesies

Hymenoptera Formicidae Formicidae 14

Alydidae Alydidae 1

Isoptera Rhinotermitidae

Rhinotermitidae 1

Rhinotermitidae 2

Termitidae Termitidae 1

Diplura Campodeidae

Campodeidae 1

Campodeidae 2

Japygidae Japygidae 1

Lepidoptera

Famili 1 sp.1

Famili 2 sp.2

Sphingidae Sphingidae 1

Collembola Entomobryidae Entomobryidae 1

Hemiptera Hydrometidae Hydrometidae 1

Orthoptera Famili 1 sp.1

(34)

23

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Boyolali pada tanggal 24 Agustus 1991, dari pasangan Dirham dan Rusdiyanti. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis lulus dari SMA Negeri 1 Boyolali pada tahun 2009, dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima pada mayor Silvikultur, Fakutas Kehutanan IPB.

Selama masa perkuliahan penulis aktif di beberapa organisasi seperti Koperasi Mahasiswa IPB sebagai anggota, Himpunan Profesi Tree Grower Community sebagai Sekretaris 2 periode 2011-2012, dan sebagai Sekretaris Umum periode 2012-2013. Kepanitiaan yang pernah diikuti antara lain Bina Desa “BIMANTARA” (2009), Save Mangrove for Our Earth (2010), PIKNAS IV (Pekan Ilmiah Kehutanan Nasional) (2011). Penulis juga menjadi asisten praktikum mata kuliah Silvikultur (2012), dan asisten mata kuliah Ilmu Hama Hutan (2013).

Penulis melaksanakan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Cikiong-Tangkuban Perahu, Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, serta Praktek Kerja Lapang di IUPHHK-HTI PT. Sebangun Bumi Andalas Wood Industries, Sumatera Selatan.

Gambar

Gambar 1  Sebaran plot pengambilan sampel insekta tanah di kawasan HPGW yang ditandai dengan GPS
Gambar 2  Potret udara HPGW tahun 2007
Gambar 3  Ordo Blattaria, famili Blattidae (a), ordo Coleoptera, famili Bostrichidae (b), ordo Diplura, famili Campodeidae (c), ordo Dermaptera, famili Carchinophoridae (d), larva Coleoptera(Scarabaeidae) (e), ordo Isoptera, famili Rhinotermitidae (f)
Tabel 2 menunjukkan bahwa tegakan agathis bertajuk jarang memiliki
+7

Referensi

Dokumen terkait

“Analisis Operasional Mura>bahah pada Produk Tabungan Emas Terhadap Keuntungan Dana Titipan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya”.. Identifikasi dan Batasan

Untuk kelengkapan perangkat Manajemen Perpustakaan, terbungkus dalam 1 dus yang pada bagian luarnya tercatat data jenis barang. SPESIFIKASI TEKNIS SARANA

Portable computer adalah ukuran komputer yang lebih kecil sehingga mudah dibawa dengan kemampuan yang sama atau lebih powerful.. Yang termasuk dalam jenis portable

Geguritan diperkirakan muncul di Bali pada zaman pemerintahan kerajaan Klungkung, yakni abad ke-18, yang bersumber pada karya sastra Jawa Kuna dan Pertengahan

l Jika suatu saham diberi harga overpriced relative terhadap garis pasar surat berharga maka saham tersebut diharapkan untuk memberikan tingkat pengembalian yang lebih rendah

Studi yang dilakukan pada populasi orang dewasa di Cameroon dari 33% populasi yang memiliki asam urat tinggi, didapatkan 49,5% adalah penderita hipertensi dan 49,5% di diagnosa

Konsep ini menjadi rujukan utama dalam usaha memberikan perlindungan kepada mangsa pemerdagangan manusia, meskipun Malaysia tidak menandatanganinya kerana Malaysia adalah antara

Proses pemulihan akhlak telah dijalankan dengan memanfaatkan pelbagai platform yang diwujudkan iaitu kelas pengajian agama dan kemahiran, pelaksanaan pengisian yang