• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIGEL TAREI DALAM MASYARAKAT MEGOU PAK TULANG BAWANG DAN IMPLIKASI TERHADAP PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA PEMBINA MENGGALA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TIGEL TAREI DALAM MASYARAKAT MEGOU PAK TULANG BAWANG DAN IMPLIKASI TERHADAP PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA PEMBINA MENGGALA"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

TIGEL TAREI DALAM MASYARAKAT MEGOU PAK TULANG BAWANG DAN IMPLIKASI TERHADAP PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA

PEMBINA MENGGALA

(Skripsi)

Oleh SANDIKA ALI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

TIGEL TAREI DALAM MASYARAKAT MEGOU PAK TULANG BAWANG DAN IMPLIKASI TERHADAP PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA

PEMBINA MENGGALA OLEH

SANDIKA ALI

Masalah penelitian ini adalah tigel tarei di dalam masyarakat megou pak tulang bawang dan implikasi terhadap pembelajaran seni tari di SMA Pembina Menggala. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tigel tarei dalam masyarakat megou pak tulang bawang serta filosofi dasar, sejarah, ragam gerak, fungsi dan bentuk penyajian, busana, musik pengiring dan mendeskripsikan implikasi tigel tarei dalam pembelajaran seni tari di SMA.

Penelitian ini menggunakan teori struktural fungsional, teori simbol dan teori pembelajaran behaviorime. Metode yang digunakan adalah metode lapangan dan kepustakaan. Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa wawancara langsung terhadap narasumber seperti budayawan, guru seni budaya, 11 orang siswa kelas X yang mengikuti kelas ekstrakurikuler tari di SMA Pembina Menggala, buku-buku, paper dan sepuluh ragam gerak tigel tarei. Tehnik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, dokumentasi, dan wawancara.

Tigel tarei diperkirakan lahir bersamaan dengan kebiasaan meresmikan naiknya kedudukan seseorang menjadi penyimbang dan suatu tarian adat dalam pesta perkawinan yang berkembang di daerah masyarakat Lampung beradat pepadun. Gerakannya yang relatif terstruktur namun memiliki ciri khas tersendiri pada gerak-geraknya yang mengambil unsur Flora dan Fauna dan biasanya ditarikan pada saat penyimbang memutuskan persoalan adat. Busana dari tigel tarei ialah Kopiah Balak, Kawai Balak, Sabuk Andak, Punduk, Senjang Tuho, serta talo balak, tabuh tarei dan panggoh merupakan musik pengiring di dalam tigel tarei dan gerakan-gerakan inilah yang pada akhirnya dikembangkan menjadi gerak-gerak tari tradisional Lampung. Penelitian ini sangat penting dilakukan selain menambah ilmu pengetahuan didalam tari ini memiliki banyak nilai pendidikan yang baik untuk di implikasikan kedalam pembelajaran seni tari disekolah.

(3)

ABSTRACT

TIGEL TAREI IN MEGOU PAK SOCIETY TULANG BAWANG AS THE IMPLICATION TOWARDS THE ART OF DANCE LEARNING IN SMA

PEMBINA MENGGALA By

SANDIKA ALI

Problems in this study is how tigel tarei in megou pak in society Tulang Bawang become the implications for the art of dance learning in SMA Pembina Menggala. This study aims at describing tigel tarei in megou pak society and describing the basic philosophy, history, kind of motion functions, and froms of presentation, fashion, music accompaniment, and also describing the implications of tigel tarei in dance learning at SMA Pembina Menggala.

This study uses functional structural theory, the theory of symbols, and learning behaviorime theory. The method which is used in this research is descriptive qualitative method. Sources of the research from of direct interview of interviewees, such as humanist, art and culture teacher, 11 students of grade X who attend extracurricular class of dance in SMA Pembina Menggala, and books. While secondary data source is in the from of paper, and seven kinds of movement of tigel tarei. Data collecting techniques used in the research are observation, documentation, and interview.

Tigel tarei is a traditional dance in a wedding party which is developed in Lampung society of Pepadun. Tigel tarei is also an expression of joy which is also a lot of good educational value to be implicated in learning the art of dance in schools.

(4)

TIGEL TAREI DALAM MASYARAKAT MEGOU PAK TULANG BAWANG DAN IMPLIKASI TERHADAP PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA

PEMBINA MENGGALA

Oleh SANDIKA ALI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidika Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

(9)

PERSEMBAHAN

Ya Allah, terima kasih atas nikmat dan rahmat-Mu yang agung ini, hari ini hamba bahagia, sebuah perjalanan panjang dan gelap, telah kau berikan secercah cahaya terang, meskipun hari esok penuh teka-teki dan tanda tanya yang aku sendiri belum tahu pasti jawabannya. Ditengah malam aku bersujud, kupinta kepada-Mu disaat aku kehilangan arah, kumohon petunjuk-Mu disaat aku sering tersandung, terjatuh, terluka dan terkadang harus kutelan antara keringat dan air mata, namun aku tak pernah takut, aku tak pernah menyerah karena aku tak mau kalah, akan terus melangkah berusaha dan berdoa tanpa mengenal putus asa. Syukur alhamdulilah, kini aku tersenyum dalam iradat-Mu, kini baru kumengerti arti kesabaran dalam penantian, sungguh tak ku sangka ya Allah, kau menyimpan sejuta makna dan rahasia, sungguh berarti hikmah yang kau beri, kupersembahkan sebuah karya kecilku ini sebagai bukti cintaku kepada :

1. Abah Ali Duki (alm)ku tercinta sungguh engkau pelita dalam hidupku walaupun saat ini engkau tak bisa merasakannya tapi sandi tahu abah disana pasti bangga dengan keberhasilan sandi saat ini. Abah engkau pahlawan abadi dihati sandi, salam sayang, cinta dan rindu yang tak terbendung untukmu disana.

2. Umah Suandinaku tersayang kau kirim aku kekuatan lewat untaian kata-kata dan iringan doa, tak ada keluh kesah diwajahmu dalam menghantarkan anakmu ke gerbang masa depan yang cerah, Umah terima kasih telah merawat dan membesarkan sandi hingga saat ini engkau sungguh wanita tangguh tidak ada duanya didunia ini engkau singkirkan segala kepentinganmu demi kebahagiaan kami dimasa depan terima kasih Umah.

3. Kakak-kakakku terkasihYanti, S.Pd.I, Nopi Yana, S.E, Apriyadi, Marinda, S.Pd, Hendi Riswandi Ali, S.Pd, dan Melita Sari, S.Kom. serta adik angkatku Rika Kurniawan terima kasih atas dukungan, perhatian, support serta semangat yang luar biasa buat sandi, sandi tidak bisa seperti ini tanpa kalian sandi bangga punya kakak seperti kalian.

4. Kakak Iparku Joni Putra, S.Ag, Candra Yuli Purnomo, S.IP, Jepiria Marista, S.Pd serta Keponakanku Annisa, Akbar, Reffa, Essy, Naura, Ofiq, Khansa terima kasih pula telah menjadi bagian terpenting dan mewarnai hidup sandi selama ini.

(10)

Motto

Tak ada sukses tanpa kerja keras, selalu berpegang teguh pada pepatah “ Di mana

ada kemauan di situ ada jalan” manusia sudah memiliki rezekinya masing-masing.

Jadi percaya, yakin dan optimis dalam mencari kata sukses

(Mario Teguh)

Hiduplah seperti akar, ikhlas memberikan segalanya meski kadang sang phon tak

pernah melihatnya

(Mario Teguh)

Ijazah bukanlah satu-satunya bukti pendidikan yang sah karena kemampuan

dalam pendidikan harus terus diasah, mendapat gelar bukan berarti semua sudah

kelar, tapi kehidupanlah yang membuat kita harus tetap belajar

(11)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan

rahmat-Nya skripsi dengan judul “Tigel Tarei Dalam Masyarakat Megou Pak Tulang

Bawang dan Implikasi terhadap Pembelajaran Seni Tari di SMA Pembina

Menggala” ini dapat diselesaikan:

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Munaris, M.Pd selaku pembimbing I, terima kasih atas kesabarannya dalam membimbing serta memotivasi penulis.

2. Dr. I Wayan Mustika, M.Hum selaku Pembimbing II, terima kasih atas kesabarannya dalam membimbing serta memotivasi penulis.

3. Hasyimkan, S.Sn.,M.A yang telah berkenan sebagai pembahas serta membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni.

6. Agung Kurniawan, S.Sn.,M.Sn selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Tari.

7. Fitri Daryanti, S.Sn.,M.Sn, Susi Wendhaningsih, S.Pd.,M.Pd, Dwiyana Habsyari, S.Sn.,M.Hum, Riyan Hidayatullah, S.Pd.,M.Pd, Indra Bulan, S.Pd.,M.A, terima kasih atas segenap ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama melaksanakan perkuliahan di Program Studi Pendidikan Seni Tari.

8. Bapak Drs. Wanmauli Sanggem, Rusli Sukur, Tadjudin Noer, Hi. Assa’ih

Akip, Drs. Hi. Azhari Kadir, Dahlansyah WN, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tulang Bawang terima kasih atas segenap cerita, masukan, informasi serta motivasi yang diberikan kepada penulis semoga allah membalas jasa baik kalian.

9. Bapak Hi. Syarnubi, S.Pd.,M.H, Siti Rokhana Budianti, Syandi Irawan, S.E, Siswa Kelas X Ekstrakurikuler Tari, beserta Staf Lembaga Pendidikan SMA Pembina Menggala, yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian oleh penulis.

10.Kedua Orang Tuaku Abah Ali Duki(alm) dan Umah Suandina, Kakak-kakakku Susi yanti, Ayuk Nopi, Gusti Apri, Cece Marinda, Ahen Hendi, Tita Melita, Adik Rika Kurniawan, Sunan Joni, Pangkuan Chandra, Pembina Ria, Keponakanku Annisa, Akbar, Essy, Reffa, Naura, Ofiq dan Khansa terima kasih atas segenap cinta kasih, motivasi, bantuan yang luar biasa berpengaruh buat sandi, Sandi sayang kalian semua.

11.Kepada Keluarga besarku yang tak bisa tersebutkan satu per satu namanya terima kasih atas doa dan dukungan kalian.

(12)

perkuliahan terima kasih atas segalanya semoga jasa baik dan seluruh jasa yang kalian berikan bisa bermanfaat.

13.Abang Diantori, Mba Heni, Jizzy, Kak Fredi, Mba Indah, Kak Richard, terima kasih atas cerita yang pernah kita torehkan melalui tinta-tinta kehidupan, terima kasih atas segala ilmu, motivasi dan dukungan kepada dika selama ini mungkin kata terima kasih saja tidaklah mampu mengalahkan jasa kalian selama ini kalian keluarga dika yang sangat berarti sekarang nanti dan selamanya.

14.Rekan-rekan Dewan Kerja Daerah Gerakan Pramuka masa bakti 2015-2020, rekan-rekan PPMI Lampung tahun 2014 terima kasih telah diberikan kesempatan untuk bisa bekerja dan kenal dengan kalian.

15.Sahabatku Yellow House Production dan Krakatoa Dancer Cita, Daluh, Bang Ido, Dete, Mimi Sucia, Anis, Momo Lia, Nufus kalian luar biasa dalam hidup ini, terima kasih untuk pelajaran hidup, kerjasama, kerja keras, kebersamaan kalian adalah sahabat sekaligus keluarga yang membuat saya terpacu untuk menjadi orang yang luar biasa seperti sekarang tanpa kalian mungkin gak berarti saya terima kasih sahabat kalian adalah anugrah yang diberikan Allah.

16.Sahabatku DO, Amel, dan Nike kalian juga orang-orang luar biasa kalian bukan hanya sahabat dan memang bukan sahabat melainkan keluarga, terima kasih atas hubungan kekeluargaan ini semoga kekeluargaan ini akan terjalin sampai kapanpun, terima kasih untuk pengalaman yang sangat berharga yang pernah kita toreh bersama.

17.Sahabatku Angkatan 2012 Tohirin, Baiti, Bunga, Cipto, Cici, Dewi, Erfan, Soca, Dharma, Jastra, Makcik, Maulida, Mega, Meri, Merly, Ulan, Kus, Komang, Buk Badai, Nike, Bang Merdi, Putri, Rahma, Ria, Sally, Sasa, Yani, Tina yang memberikan warna dalam hidupku, serta suka duka yang menjadi motivasi diri.

18.Sahabatku H2_Sabidtz Ayuk Niza, Bung Hendix, Wanda Debit, Uchi Heni, Nces Dina dan Nces Rani.

19.Untuk keluarga besar pendidikan seni tari dari angkatan 2008 sampao angkatan 2015 yang telah menjadi keluarga baruku.

20.Teman KKN tercinta Mak Erni, Cek Revi, Uni Fegha, Kak Kiky, Bang Naw, Bang Imam, Malinda, Uni Nadiyah, Kak Tami, Kak Elly, dan Kak Tini yang telah menjadi keluarga baruku.

21.Staf dan Bidang Akademis yang banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Semoga Karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Akhirnya, penulis meminta maaf jika terdapat kesalahan karena penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.

Bandar Lampung, Juni 2016 Penulis,

(13)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

BAB II TINJAUANPUSTAKA A. Seni Tari ... 10

1. Filosofi Dasar Tari ... 11

2. Sejarah Tari ... 12

3. Ragam Gerak Tari ... 12

4. Fungsi dan Bentuk Penyajian Tari ... 12

5. Busana Tari ... 13

6. Musik PengiringTari ... 13

B. Landasan Teori ... 13

C. ProgramEkstrakurikuler ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian ... 18

B. Sumber Data ... 18

C. TeknikPengumpulan Data ... 19

1. ObservasiBerperan Serta ... 19

2. Wawancara ... 20

(14)

D. Instrumen Penelitian... 21

E. Teknik Analisis Data ... 21

1. Reduksi Data ... 21

2. DataDisplay (Penyajian Data) ... 22

3. Conclision Drawing/ Verification ... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tigel tarei dalam Masyarakat Megou Pak Tulang Bawang ... 23

A.1. Sejarah Lembaga Adat Megou Pak Tulang Bawang ... 23

1. MaksudLembagaAdatMegou Pak TulangBawang ... 26

2. TujuanLembagaAdatMegou Pak TulangBawang... 26

3. MargaTegamo’an ... 28

4. MargaBuay Bolan ... 29

5. MargaSuayUmpu ... 31

6. MargaAji ... 32

7. Marga Mesuji ... 33

A.2. Masyarakat Megou Pak Tulang Bawang ... 35

A.3. TigelTarei ... 37

B. Implikasi Tigel Tarei ke dalam Pembelajaran Seni Tari di Sekolah ... 55

B.1. ProfilSekolah... 56

1.1 SejarahSekolah ... 56

1.2 DaftarDewan Guru SMA Pembina Menggala ... 56

1.3 SaranadanPrasarana ... 56

4.1.1 Pembahasan Pelaksanaan Pertemuan Pertama ... 61

4.1.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 64

4.2 Pertemuan Kedua ... 65

4.2.1 Pembahasan Pelaksanaan Pertemuan Kedua ... 67

4.2.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 70

(15)

4.3.1 Pembahasan Pelaksanaan Pertemuan Ketiga ... 73

4.3.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 75

4.4 Pertemuan Keempat ... 76

4.4.1 Pembahasan Pelaksanaan Pertemuan Keempat ... 78

4.4.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 80

4.5 Pertemuan Kelima ... 81

4.5.1 Pembahasan Pelaksanaan Pertemuan Kelima ... 83

4.5.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 85

4.6 Pertemuan Keenam ... 86

4.6.1 Pembahasan Pelaksanaan Pertemuan Keenam ... 88

4.6.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 89

4.7 Pertemuan Ketujuh ... 91

4.7.1 Pembahasan Pelaksanaan Pertemuan Ketujuh ... 92

4.7.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 94

4.8Pertemuan Kedelapan ... 95

B.5. Pembahasan... 97

B.6. Proses Penilaian atau Hasil Pembelajaran Tigel Tarei ... 103

B.7. Metode Guru Dalam Pembelajaran Tigel Tarei ... 110

B.8. Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Tigel Tarei ... 111

B.9. Temuan ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 116

B. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 119 LAMPIRAN

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

4.1.PemerintahanMarga Mesuji ... 34

4.2. RagamGerakTigelTarei ... 41

4.3. KostumTigelTarei ... 47

4.4. DaftarDewan Guru ... 56

4.5. SaranadanPrasaranaSekolah ... 56

4.6. DaftarNamaSiswaYang MengikutiKegiatanEkstrakurikuler ... 61

4.7. DistribusiAktivitasSiswaPadaPertemuanPertama ... 62

4.8. DistribusiAktivitasSiswaPadaPertemuanKedua ... 68

4.9. DistribusiAktivitasSiswaPadaPertemuanKetiga ... 73

4.10. DistribusiAktivitasSiswaPadaPertemuanKeempat ... 78

4.11. DistribusiAktivitasSiswaPadaPertemuanKelima ... 83

4.12. DistribusiAktivitasSiswaPadaPertemuanKeenam... 88

4.13. DistribusiAktivitasSiswaPadaPertemuanKetujuh ... 92

4.14. DistribusiAktivitasSiswaPadaPertemuanKedelapan ... 96

4.15. DistribusiAktivitas Guru ... 97

4.16. Lembar Penilaian TigelTarei Oleh Peneliti (P1) ... 104

4.17. Lembar Penilaian TigelTarei Oleh Peneliti (P2) ... 104

4.18. Lembar Penilaian TigelTarei Oleh Peneliti (P3) ... 105

4.19. Lembar Penilaian TigelTarei Oleh Peneliti (P4) ... 105

4.20. Lembar Penilaian TigelTarei Oleh Peneliti (P5) ... 106

4.21. Lembar Penilaian TigelTarei Oleh Peneliti (P6) ... 106

4.22. Lembar Penilaian TigelTarei Oleh Peneliti (P7) ... 108

4.23. Lembar Penilaian TigelTarei Oleh Peneliti (P8) ... 108

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

4.1.GambarMejengTabik ... 42

4.2. GambarNgukel... 42

4.3. GambarKenuiMelayang ... 43

4.4. GambarSepakUluw ... 43

4.5. GambarNgiyau Bias Kanan ... 44

4.6. GambarPepangRanduKirei ... 44

4.7. GambarNgecumKanan ... 45

4.8. GambarNgiyau Bias Kirei ... 45

4.9. GambarPepangRanduKanan ... 45

4.10. GambarNgecumKirei... 46

4.11. GambarKopiahBalak ... 47

4.12. GambarKawai Balak ... 47

4.13. GambarSabukAndak ... 48

4.14. GambarPunduk ... 48

4.15. GambarSenjangTuho ... 48

4.16. GambarTampakDepan ... 49

4.17. GambarTampakSamping ... 49

4.18. GambarTampakBelakang ... 50

4.19. GambarMusikPengiringTigelTarei ... 51

4.20. GambarPembelajaranRagamGerakPertemuanPertama ... 60

4.21. GambarPembelajaranRagamGerakPertemuanKedua ... 67

4.22. GambarPembelajaranRagamGerakPertemuanKetiga ... 72

4.23. GambarPembelajaranRagamGerakPertemuanKeempat ... 77

4.24. GambarPembelajaranRagamGerakPertemuanKelima ... 82

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama

oleh sebuah kelompok orang dan diwarisi dari generasi ke generasi secara turun

temurun serta merupakan cerminan suatu bangsa yang dapat menjaga budaya asli

bangsanya (Alpian, 1997:46). Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya

sebagai cerminan atas karakter suatu bangsa serta memiliki peranan penting yakni

sebagai salah satu sarana untuk mempersatukan berbagai perbedaan dalam satu

kesatuan bangsa Indonesia. Salah satu bagian dari budaya yaitu seni tari. Hampir

setiap provinsi di Indonesia mempunyai tarian khas daerah, bahkan

masing-masing provinsi memiliki lebih dari satu tarian tradisional.

Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam menjaga dan melestarikan

budaya aslinya yaitu dengan memasukkan seni budaya kedalam dunia pendidikan

untuk menjadi mata pelajaran wajib disetiap jenjang pendidikan. Hal ini

dimaksudkan agar generasi muda Indonesia mengenal dan dapat menjadi penerus

bangsa yang menghargai budaya bangsanya sendiri. Hal ini jelas, diharapkan

melalui pendidikan, seni budaya asli Indonesia dapat terus lestari dan

(19)

2

Kaitannya dengan budaya tidak akan terlepas dengan seni pertunjukan dan

seni rupa, misalnya seni tari. Tari sebagai salah satu unsur budaya tidak terlepas

dari kebudayaan masyarakat yang mendukungnya. Daerah Lampung memiliki

budaya dan adat istiadat yang beragam seperti upacara adat, seni pertunjukan, seni

kerajinan, dan jenis seni pertunjukan lainnya yang tumbuh dari masyarakat

pendatang. Namun keberadaan seni pertunjukan di Lampung memang masih

kurang nampak, mengingat seni pertunjukan di Lampung tenggelam oleh

kebesaran upacara adat Lampung. Masyarakat Lampung justru merasa akrab

dengan upacara adat seperti begawi (kerja adat) yang melibatkan banyak orang termasuk tokoh adat dan masyarakat (Mustika, 2012:21).

Masyarakat Lampung dikelompokkan menjadi 2 yaitu masyarat Lampung

beradat pepadun dan masyarakat Lampung beradat saibatin. Salah satu bagian dari masyarakat Lampung beradat pepadun ialah masyarakat megou pak tulang bawang atau empat marga yang ada di Tulang Bawang yang merupakan empat kesatuan suku yang ada di kabupaten Tulang Bawang di dalam empat marga

tersebut terdiri dari marga buay tegamoan, marga buay bulan, marga suay umpu

dan marga buay aji (Marwansyah, 1982:12) Masyarakat megou pak sangat menjunjung tinggi nilai aturan adat yang berlaku guna menjaga kelestariannya

salah satu kesenian tradisional yang masih terjaga sampai saat ini ialah tigel tarei

yang pada umumnya berkembang di daerah masyarakat Lampung beradat

(20)

3

Tigel (ada yang menyebut igel atau igol) dalam arti sempit berarti „tari’. Tigel merupakan suatu tarian adat dalam pesta perkawinan yang berkembang di daerah masyarakat Lampung beradat pepadun. Dilihat dari sejarahnya tari ini hanya dilakukan oleh laki-laki saja. Tigel tarei adalah ungkapan rasa kegembiraan

yang sering dianggap sebagai ekspresi kejantanan seorang laki-laki Lampung

gerakannya yang relatif bebas dan tidak terstruktur namun memiliki ciri khas

tersendiri pada gerak-geraknya yang mengambil unsur pencak, dan gerakan

mengangkat tangan tinggi-tinggi sambil berputar-putar, tigel tarei ternyata tidak berdiri sendiri. Tigel tarei memiliki pasangan, yaitu cangget yakni sebuah tarian adat yang dilakukan oleh seluruh putri penyimbang atas keberhasilan duduk didalam pepadun dan suatu tarian berupa gerakan-gerakan bebas (Martiara, 2012:76).

Menurut Wanmauli Sanggem tigel tarei berbeda dengan nigel, igel atau pun

ngigel namun tidak sedikit orang menyebut tigel tarei dengan istilah seni bukan tari padahal dalam kenyataannya sebenarnya bahwa istilah tigel tarei dengan istilah nigel, igel atau pun ngigel mempunyai pengertian yang berbeda. Nigel, igel

atau pun ngigel mempunyai pengertian yang lebih mendalam dibanding tigel tarei, karena dalam nigel, igel atau pun ngigel selain ada unsur keindahan gerak didalamnya, mempunyai tujuan lain sehingga di dalam tigel kegembiraan dan suka citalah yang lebih menonjol. Sedangkan istilah tigel tarei lebih ditekankan pada unsur keindahannya saja tidak ada unsur kegembiraan dan suka cita, seperti

halnya tarian-tarian yang sering kita lihat. Oleh karena itu rasanya kurang tepat

(21)

4

Tigel tarei termasuk dalam tarian adat karena syarat-syarat yang mengikat pada tigel ini, yaitu hanya ditarikan pada saat mecak wirang di canguk ratcak ketika para penyimbang selesai memutuskan persoalan adat, mereka menari-nari bergembira (Martiara, 2012:viii).

Dengan syarat-syarat diatas tentu saja sangat sulit untuk melestarikan dan

mengembangkan tigel tarei ini sehingga tidak lagi mutlak sebagai tari yang ditarikan pada saat mecak wirang di canguk raccak. Selain itu tigel tarei tidak lagi sebagai tarian adat, namun bertambah fungsi menjadi tari pertunjukan dan tari

penyambutan tamu-tamu agung bahkan dengan dimasukkannya seni budaya

dalam dunia pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar menjawab atas permasalahan

mengenai tigel tarei yang merupakan tarian adat tidak dapat diajarkan disekolah, namun tigel tarei pula dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan diharapkan dapat terus lestari dan berkembang ditangan pemuda-pemudi penerus

bangsa.

Pendidikan seni pada dasarnya adalah bagaimana seni itu ada dan

dimasukan dalam pendidikan untuk diterapkan atau diajarkan, agar siswa dapat

mengembangkan bakat seni yang dimilikinya. Pendidikan seni secara umum

berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap anak atau siswa untuk

memperkenalkan warisan budaya, memperluas kesadaran sosial, dan sebagai jalan

untuk pengetahuan. Pendidikan seni sangat mengutamakan kreativitas siswa untuk

aktif dalam setiap jenis seni yang dipelajari di sekolah baik seni tari, seni musik,

(22)

5

Selama ini proses pembelajaran seni tari di SMA Pembina Menggala

dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler karena didalam kegiatan intrakurikuler

dianggap kurangnya minat siswa-siswi terhadap tari tradisi melainkan mereka

cendrung tertarik dengan tari modern, selain itu siswa laki-laki juga kebanyakan

tidak tertarik dengan pembelajaran tari karena dianggap tari akan membawa

mereka kedalam hal-hal negatif serta latar belakang pendidikan guru pula menjadi

faktor pembelajaran tari didalam kegiatan intrakurikuler.

Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa di sekolah yaitu

melalui kegiatan di luar sekolah berupa kegiatan untuk membina bakat, minat, dan

keterampilan siswa. Kegiatan untuk membina keterampilan siswa di sekolah

dinamakan dengan ekstrakurikuler. Kegiatan ini mempunyai peranan penting

dalam mengembangkan watak dan kepribadian siswa. Ekstrakurikuler adalah

kegiatan diluar jam pelajaran biasa, yang dilakukan baik di sekolah maupun di

luar sekolah dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan

siswa sehingga siswa mampu menyalurkan bakat, minat, dan potensi yang

dimiliki.

Alasan guru memilih tigel tarei sebagai pembelajaran tari di SMA Pembina

Menggala ialah sebagai salah satu bentuk pengenalan kepada siswa-siswi

mengenai tari tradisional yang ada di Lampung dan sebagai jawaban dan solusi

atas permasalahan pembelajaran tari yang ada di SMA Pembina Menggala, selain

itu guru pula selama ini mengajarkan tujuh ragam gerak yang terdapat didalam

(23)

6

Alasan memilih SMA Pembina Menggala sebagai subjek penelitian karena

pembelajaran tigel tarei di sekolah tersebut adalah untuk memberikan pengenalan,

pengetahuan, apresiasi, dan pembelajaran mengenai pentingnya tarian daerah

Lampung yaitu tigel tarei yang belum banyak diketahui oleh siswa, guru, dan masyarakat pada umumnya. Penelitian ini bermaksud melestarikan,

mengembangkan serta memperkenalkan tigel tarei kepada siswa SMA Pembina Menggala sebagai pembelajaran. Penelitian ini penting dilakukan karena (1) tigel tarei saat ini sudah sangat jarang sekali ditarikan karena mengingat tarian ini hanya ditarikan pada saat acara tertentu seperti halnya pada saat upacara cakak pepadun dan lain sebagainya (2) berdasarkan pengamatan, sejauh ini belum ada judul yang mengkaji tentang pembelajaran tigel tarei.

B. Masalah Penelitian

Masalah utama penelitian ini adalah tigel tarei dalam masyarakat megou pak

tulang bawang dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tigel tarei dalam masyarakat megou pak tulang bawang ?

2. Bagaimanakah implikasi tigel tarei dalam pembelajaran seni tari di SMA

Pembina Menggala ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan tigel tarei dalam masyarakat megou pak tulang bawang ?

2. Mendeskripsikan implikasi tigel tarei dalam pembelajaran seni tari di SMA

(24)

7

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teolitis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dibidang

seni budaya, agar dapat menambah referensi penelitian dibidang seni tari sehingga

penelitian ini nantinya dapat memberikan penambahan referensi bagi guru dan

para pembaca terhadap tigel tarei sehingga nantinya akan memperkenalkan kembali tigel tarei tersebut, selain itu manfaat dari penelitian ini pula dapat mendeskripsikan fungsi tigel tarei sesuai dengan teori structural fungsional.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi guru dan sekolah agar dapat menggunakan

hasil penelitian untuk mengetahui keterampilan siswa terhadap

pembelajaran tigel tarei di SMA Pembina Menggala.

b. Untuk menambah pengetahuan dan kecintaan siswa terhadap bentuk tari

Lampung sekaligus memperkenalkan kepada mereka jenis tarian daerah

Lampung yang belum mereka ketahui yaitu tigel tarei.

c. Untuk menambah dan memberikan pengetahuan kepada peneliti dan

mahasiswa pendidikan seni tari bahwa pembelajaran tigel tarei sebagai salah satu upaya pengenalan, pengembangan, serta pelestarian budaya tari

(25)

8

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup objek penelitian, subjek penelitian,

tempat penelitian, dan waktu penelitian.

1. Objek Penelitian

Masalah (Objek) dalam penelitian ini adalah bagaimana mengkaji tigel tarei

dalam masyarakat megou pak tulang bawang dan elemen pendukungnya yaitu:

1) Sejarah Tigel Tarei,

2) Filosofi Dasar Tigel Tarei,

3) Ragam Gerak Tigel Tarei,

4) Bentuk Penyajian Tigel Tarei,

5) Busana Tigel Tarei,

6) Musik Pengiring Tigel Tarei,

7) Panggoh Tigel Tarei,

8) Fungsi Tigel Tarei ,

9) Simbol Tigel Tarei, dan

10) Implikasi dalam pembelajaran seni tari di SMA Pembina Menggala.

2. Subjek Penelitian

Sasaran (Subjek) dalam penelitian ini adalah Budayawan, guru yang

mengajar kegiatan ekstrakurikuler, dan 11 siswa yang mengikuti

(26)

9

3. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian ini bertempat di Kabupaten Tulang Bawang dan gedung

ekstrakurikuler SMA Pembina Menggala.

4. Waktu Penelitian

Waktu dalam penelitian ini adalah berkisar antara 1 (satu) bulan penelitian

(27)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Untuk menunjukkan kebaruan penelitian serta untuk membedakan dengan

penelitian terdahulu yang sejenis, maka berdasarkan hasil tinjauan pustaka yang

telah dilakukan, belum ada yang mencatat tentang pembelajaran tigel tarei di sekolah sebagai media pembelajaran tari baik di SMA Pembina Menggala

maupun sekolah-sekolah yang ada di Lampung. Penelitian ini masih orisinal

apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada.

1. Martiara (2012) dalam bukunya yang berjudul „Nilai dan Norma

BudayaLampung : Dalam Sudut Pandang

Strukturalisme’igolmerupakan tari yang menggambarkan ekspresi kebahagiaan atas kemenangan, serta dilakukan dengan tangkas dan

memiliki cerita panjang dimasa lampau yang berkembang di daerah

masyarakatberadat pepadun.Tarian ini memiliki hubungan erat antara

„tari’, „perang’, dan„perkawinan’.Tari ini dilakukan oleh laki-laki dan

sering pula dianggap sebagai ekspresi kejantanan seorang laki-laki

Lampung.Gerakannya yang relatif bebas dan tidak terstruktur namun

memiliki ciri khas tersendiri pada gerak-geraknya yang mengambil

unsur pencak, dan gerakan mengangkat tangan tinggi-tinggi sambil

(28)

10

2. Marwansyah Warga Negara (1990) dalam bukunya yang berjudul

‘Upacara Pelaksanaan Perkawinan Ibal Serbo Menurut Adat Pepadun

Megou Pak Tulang Bawang’ didalam buku ini disebutkan bahwa yang

melaksanakan tigelhanyalah laki-laki saja dan terdapat tata cara pelaksanaan tigel, siapa sajakah yang akan melaksanakan tigeldan pelaksanaan acara setelah tigel.

3. Wanmauli Sanggem (2014) dalam bukunya yang berjudul ‘Persekutuan

Masyarakat Hukum Adat, Prosesi Adat, dan Kearifan Lokal’ buku ini

sangat membantu peneliti dalam hal mencari data tentang sejarah

lembaga adat, dan tentang kearifan lokal termasuk kebudayaan yang ada

di Kabupaten Tulang Bawang.

Buku-buku diatas sangat membantu dalam penelitian ini untuk mengupas

segala permasalahan yang ada serta sebagai acuan peneliti untuk mendapatkan

sumber informasi, selain buku-buku diatas penelitian ini pula menggunakan

teori-teori sebagai penguat dan bukan sekedar atau coba-coba.

A. Seni Tari

Seni adalah „tatanan mental’, berada dalam wilayah spiritualitas-sesuatu

yang berhubungan dengan wilayah yang lebih luas,lebih dalam,lebih kaya-yang

berhubungan dengan wilayah transenden,sesuatu yang melampaui, menembus,

mengatasi semua yang telah dialami dan diketahui dalam hidup (Sumardjo dalam

Martiara,2012:13). Spiritualitas adalah wilayah yang „halus dan lembut’, tidak

(29)

11

kehalusan dan kelembutan perasaan, pengalaman, pengetahuan, pemikiran, “seni”

baru hadir.

Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan lewat gerakan

tubuh,sehingga instrumen tubuh beserta prinsip-prinsip gerak fisiknya menjadi

peralatan utama bagi seorang penari (Sumandiyo dalam Martiara, 2012:59). Tari

merupakan gerak dari seluruh anggota badan yang selaras dengan bunyi musik,

diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan dalam menari

(Soeryodiningrat dalam Mustika, 2012:22).

Tari adalah kebudayaan dan kebudayaan adalah tari,danentity (wujud) tari

tidak dapat dipisahkan dari konsep budaya. Problemnya adalah bagaimana

menentukan pentingnya tari dalam kebudayaan dengan mencatat fungsi-fungsi tari

didalam masyarakat. Caranya adalah dengan mengukur pentingnya tari dalam

kelompok atau masyarakat, dengan mengamati secara menyeluruh apa yang ada di

dalam tari (Martiara , 2012:4).

1. Filosofi Dasar Tari

Filosofi dasar adalah studi mengenai kebijaksanaan dasar-dasar pengetahuan

dan proses yang digunakan untuk mengembangkan dan merancang pandangan

mengenai suatu kehidupan. Dengan demikian filosofi memberi pandangan dan

menyatakan secara tidak langsung mengenai system keyakinan dan kepercayaan.

Setiap filosofi akan dikembangkan dan mempengaruhi prilaku dan sikap individu

tersebut dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa filosofi dasar sangat

dibutuhkan dalam pengembangan didalam tarian karena dengan adanya filosofi

(30)

12

2. Sejarah Tari

Sejarah merupakan pandangan manusia dan segala elemen yang ada

didunia untuk mempelajari peristiwa atau kronologi dimasa lampau melalui suatu

tradisi yang turun temurun, mitos, bukti berupa benda-benda misalnya dan

prasasti maupun monument sejarah. Oleh karenanya sejarah sangatlah penting

dalam kehidupan manusia tak hanya itu sejarah pula penting didalam sebuah tari

karena dengan adanya sejarah tari mampu menjadi tradisi yang akan terus diturun

temurunkan sehingga kedepannya tari tersebut akan lebih dikenal dari mana asal

muasalnya.

3. Ragam Gerak Tari

Ragam gerak tari merupakan elemen penting didalam sebuah tarian karena

tari tidak akan bisa terwujud tanpa adanya sebuah ragam gerak, sesuai dengan

pengertian tari adalah suatu keindahanyang diungkapkan melalui gerak. Jadi,

pokok dan elemen inti dari sebuah tari adalah gerak tanpa adanya gerak tidak ada

keindahan yang bisa dilihat dari sebuah tari, gerak pula diciptakan sesuai dengan

kebutuhan tari.

4. Fungsi dan Bentuk Penyajian Tari

Fungsi adalah kegunaan dari sebuah tarian didalam fungsi terdapat cara/

bentuk penyajian dari tari tersebut secara garis besar fungsi dan bentuk penyajian

(31)

13

Sebagai sarana hiburan, (3) Sebagai sarana presentasi estetis. (Suryosubroto.

2011:45).Sehingga tari memiliki peranan penting dalam kebutuhan manusia

terlihat dari fungsi dan bentuk penyajiannya.

5. Busana Tari

Busana adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari ujung kepala sampai

ujung kaki yang memberikan rasa nyaman dan menampilkan keindahan bagi si

pemakai, didalam tari terdapat busana yang menciri khas kan dari tarian tersebut,

dan biasanya busana yang dikenakan didalam tari memiliki makna atau arti

tersendiri baik cara pemakaiannya maupun makna tersirat lain yang terkandung

didalam tari tersebut, busana sangat diperlukan dalam pertunjukan tari karena

mengingat bahwasannya busana pula merupakan penunjang dari suatu tarian.

6. Musik Pengiring Tari

Tidak kalah pentingnya diantara elemen-elemen tari yang lain musik pula

merupakan unsur yang paling penting didalam suatu tarian karena memiliki

kesatuan rasa dengan tarian tersebut, musik sendiri memiliki pengertian yaitu

suatu suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan

keharmonisan terutama suara yang dihasilkan alat-alat yang dapat menghasilkan

irama, musik pula dipakai sebagai alat pengiring tarian yang berperan penting

terhadap pertunjukan tari tersebut.

B. Landasan Teori

Landasan teori sangat diperlukan agar penelitian mempunyai dasar yang

kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial dan error). Adanya

(32)

14

mendapatkan data. Teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang

tersusun secara sistematis sehingga digunakan untuk menjelaskan dan

meramalkan fenomena(Cooper and Schindler, 2003: 41).

Mereka pula menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian adalah :

1. Teori mempersempit kisaran sebenarnya yang perlu dipelajari.

2. Teori menyarankan pendekatan penelitian yang mungkin dapat

menghasilkan makna terbesar.

3. Teori menyarankan sistem penelitian untuk memaksakan dalam data dan

rangka mengklarifikasi mereka dalam cara yang paling bermakna.

4. Teori yang merangkum apa yang diketahui tentang objek studi dan

menyatakan keseragaman yang berada diluar pengamatan langsung.

5. Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lanjut yang harus

ditemukan.

Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, teori yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional, teori simbol dan

teori pembelajaran.Teori tersebut digunakan untuk mengkajitigel tarei dalam

masyarakat megou pak tulang bawang dan implikasiterhadap pembelajaran tari di

SMA Pembina Menggala.Teori struktural fungsional dipandang sangat tepat

untuk melihat fungsi tigel tarei didalam sudut pandang masyarakat serta dalam mencari kaidah dalam masyarakat terdapat tiga azas penting menurut pendekatan

struktural fungsional yaitu (1) adakah sesuatu itu berfungsi; (2) bagaimana sesuatu

itu berfungsi; (3) mengapa sesuatu itu berfungsi (Budiman dalam Martiara,

(33)

15

Teori Simbol pula dipandang sangat tepat untuk melihat penggunaan

kaidah-kaidah dan simbol-simbol dalam seni, sebagaimana juga dalam bahasa

menyiratkan satu bentuk pemahaman bersama di antara seluruh aspek

pendukungnya. Simbol-simbol dalam kesenian adalah simbol ekspresif, yang

berkaitan dengan perasaan atau emosi manusia, yang digunakan ketika mereka

terlibat dalam kegiatan atau komunikasi seni (Berger dalam Martiara, 2012:44).

Teori pembelajaran dipandang sangat tepat untuk melihat proses

pembelajaran setiap pertemuan selama melakukan penelitian. Pembelajaran

bertujuan membentuk manusia berbudaya, peserta didik hidup dalam pola

tersebut. Peserta didikdiajar agar memiliki kemampuan dan kepribadian sesuai

dengan kehidupan budaya masyarakat.(Hamalik,2011:34).

Dari pernyataan diatas ketiga teori tersebut sangatlah tepat untuk digunakan

dalam penelitian ini dikarenakan dengan adanya ketiga teori tersebut diharapkan

mampu mengupas dan membedah tigel tarei lebih dalam agar siswa mampu mengetahui, mengapresiasi, serta melestarikan tigel tarei sehingga siswa memiliki

kemampuan dan sikap menghargai budayanyan sendiri.

Untuk mengupas fungsi tari dapat dilihat dari konteks yang dibungkus di

dalam teks pertunjukan tari.Pengertian teks dalam seni pertunjukan, berbeda

dengan pengertian teks dalam bahasa.Seni pertunjukan merupakan entitas yang

multi-lapis. Elemen (lapis) dapat diuraikan antara lain: aspek penari, gerak, pola

lantai, rias, busana, iringan musik, elemen pendukung lainnya, bahkan

penontonnya pun perlu diperhatikan. Struktur dalam tari seperti yang dikatakan

(34)

16

Dapat dikatakan, untuk melihat seluruh pertunjukan tari yang harus diamati

dan ditafsirkan adalah gerak tari beserta elemen pendukungnya.Royce

mengatakan, bahwa kajian struktural adalah kajian terhadap bentuk, sementara

menurut Radcliffe Brown struktur adalah satu set hubungan antara entiti-entiti.

Brown juga menjelaskan, bahwa fungsi dari kegiatan yang selalu berulang seperti

sebuah upacara keagamaan atau kegiatan lainnya merupakan bagian dari

kehidupan sosial sebagai keseluruhan. Kegiatan tersebut dikatakan Brown sebagai

sumbangan bagi kerekatan sosial. Pentingnya tradisi didalam perkembangan

kehidupan suatu bangsa agaknya tak perlu lagi diuraikan secara panjang lebar.

(Royce dalam Mustika, 2012:23).

Tradisi merupakan akar perkembangan kebudayaan yang memberi ciri khas

identitas atau kepribadian suatu bangsa.Seni tradisi harus dipeliharan dan

dikembangkan, barangkali kita semua mengerti. Nah, yang menjadi masalah

adalah bagaimana cara memelihara seni tradisi sehingga potensinya dapat

dimanfaatkan sebaik-baiknya. (Mustika, 2012:24).

Pendapat diatas merupakan gambaran dalam mempertahankan seni tradisi

untuk menahan gelombang budaya asing yang begitu derasnya masuk ke wilayah

maupun ke desa-desa di Lampung.Memang pengaruh budaya asing tidak mungkin

dapat dihalangi, tetapi perlu dilakukan seleksi yang cukup ketat.Oleh karena itu,

dalam bermasyarakat tentu seni menjadi pijakan sebagai hiburan, kepentingan

upacara, dan juga sebagai perekat tali persaudaraan. Apabila seni tradisi dapat

dipertahankan, tentu secara tidak langsung identitas masyarakat Lampung akan

(35)

17

Seni tradisi Lampung merupakan bagian dari budaya Lampung yang pada

saat ini membutuhkan perhatian dari semua pihak.Dibutuhkan kecerdasan,

kerjasama, kerja keras, pelaksanaan, dan pendanaan yang besar untuk

mempertahankan seni budaya Lampung.Artinya, untuk mempertahankan budaya

Lampung biayanya sangat tinggi. Dengan demikian, semua pihak yang terlibat

dan merasa memiliki seni budaya Lampung hendaknya dapat menyadarinya akan

kepudaran budaya Lampung. Disamping itu, tentu mampu mempertahankannya

sebagai bentuk kepedulian terhadap peninggalan atau warisan dari nenek moyang

suku bangsa Lampung.

C. Program Ekstrakurikuler

Proses belajar mengajar di sekolah bukan hanya dilaksanakan pada kegiatan

intrakurikuler,melainkan juga dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan salah satu bidang yang diminati oleh

siswa,misalnya dalam bidang olahraga,kesenian,dan lain-lain.Kegiatan

ekstrakurikuler proses pembelajaran yang dilakukan diluar kelas atau di luar

sekolah yang sangat penting untuk perkembangan siswa,memberikan pengalaman

langsung memungkinkan materi pelajaran akan semakin konkret dan nyata yang

berarti proses pembelajaran akan lebih bermakna (Husamah,2013:19). Kegiatan

ekstrakurikuler di SMA Pembina Menggala terdiri dari berbagai jenis kegiatan

seperti dibidang, Olahraga, Pramuka, Seni, PMR, dll.Untuk kegiatan seni

dilaksanakan sesuai dengan cabang seni misalnya seni tari dilaksanakan pada hari

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian deskriptif kualitatif. Dipilihnya deskriptif kualitatif diharapkan dapat

ditunjukkan tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku,

pergerakan-pergerakan sosial, dan hubungan kekerabatan. Metode kualitatif digunakan untuk

dapat menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang

kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk diketahui dan dipahami (Strauss

dan Corbin dalam Martiara, 2012: 51). Penelitian ini bersifat naturalistik, karena

penelitiannya yang terbuka akan berbagai perubahan yang diperlukan terhadap

kondisi yang ada di lapangan pengamatnya (Margono, 2010: 35).

Melalui observasi partisipasi diharapkan data pengamatan yang dianalisis

menjadi lebih akurat dan terjadi surrogate information error atau terdapat perbedaan antara data dan informasi yang diperlukan.

B. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010:

172). Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa wawancara langsung

(37)

19

X yang mengikuti kelas ekstrakurikuler tari di SMA Pembina Menggala,

buku-buku, paper, dan sepuluh ragam gerak tigel tarei.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, wawancara (interview), dan dokumentasi.

1. Observasi Berperan serta (Participant Observation)

Dalam observasi ini dituntut keterlibatan dan keikutsertaan kegiatan

sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian. Sambil melalukan pengamatan diharuskan untuk ikut melakukan apa

yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan

observasi ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai

mengetahui pada tingkat makna setiap perilaku yang nampak (Sugiyono, 2013:

204).

Bertindak sebagai pengajar dan pengamat (observasi partisipasi) pada kelas

ekstrakurikuler tari di SMA Pembina Menggala yang bertujuan untuk

mendapatkan informasi dengan melakukan pengamatan terhadap pembelajaran

seni tari pada siswa di SMA Pembina Menggala. Melalui observasi ini diharapkan

dapat diperoleh data tentang pembelajaran seni tari pada siswa di SMA Pembina

Menggala sesuai dengan batasan masalah penelitian. Pada proses observasi lebih

(38)

20

2. Wawancara

Wawancara juga digunakan dalam teknik pengumpulan data. Wawancara

digunakan apabila ingin dilakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti. Untuk mendapatkan data yang resperesentatif,

digunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara yaitu percakapan

dengan maksud tertentu sebagai bentuk komunikasi yang bertujuan memperoleh

informasi (Sugiyono, 2013: 194).

Teknik wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data secara langsung

dari informasi yaitu budayawan, guru seni budaya dan siswa yang mengikuti kelas

ekstrakurikuler tari yang berupa informasi tentang pembelajaran seni tari pada

siswa SMA Pembina Menggala.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan,

transkip, buku, majalah, prasasti, dan sebagainya. Dokumentasi sudah lama

digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal

dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan,

bahkan untuk meramalkan (Sugiyono, 2013: 274).

Teknik dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tambahan yang

berupa laporan gambar, foto dan video yang diambil pada setiap pertemuan.

Tehnik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang sekolah

yang dijadikan tempat penelitian dan proses pembelajaran tari pada

(39)

21

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, instrumen utamanya adalah diri sendiri, namun

selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan

dikembangkan instrumen penelitian sederhana yang diharapkan dapat melengkapi

data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi

dan wawacara (Sugiyono, 2012: 307). Dalam penelitian ini peneliti sebagai

instrumen utama dan menggunakan instrumen tambahan. Instrumen tambahan ini

digunakan sebagai alat bantu untuk memperoleh data lapangan. Aspek yang

diamati dan indikator pada penelitian tigel tarei dalam masyarakat megou pak tulang bawang yang akan dikembangkan dalam instrumen tambahan meliputi panduan observasi dan panduan wawancara.

E. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian kualitatif diperoleh dari berbagai macam sumber data

dan tehnik pengumpulan data. Setelah data-data tersebut diperoleh, langkah

selanjutnya adalah melakukan analisis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain

(Sugiyono, 2012: 333). Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, melihat hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan menyingkirkan yang tidak perlu

(40)

22

banyak, komplek, dan rumit pula jumlah data yang diperoleh. Dalam mereduksi

data, penelitian ini memfokuskan pada perkembangan tigel tarei di dalam masyarakat megou pak tulang bawang serta implikasinya terhadap pembelajaran seni tari di SMA Pembina Menggala. Peneliti akan menganalisis data hasil

observasi, wawancara dan dokumentasi yang didapatkan dari hasil penelitian.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data mengenai perkembangan tigel tarei di dalam masyarakat megou

pak tulang bawang serta implikasinya terhadap pembelajaran seni tari di SMA Pembina Menggala dalam bentuk teks yang bersifat deskriptif. Data tersebut

berasal dari hasil observasi dan wawancara dengan budayawan, guru seni tari, dan

11 siswa kelas X yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

3. Spelling Drawing/ Verification

Tahap terakhir pada analisis data adalah penarikan kesimpulan atau

verifikasi, kesimpulan tersebut merupakan temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang

sebelumnya belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa

hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. Dalam penelitian ini, data

mengenai perkembangan tigel tarei di dalam masyarakat megou pak tulang bawang serta implikasinya terhadap pembelajaran seni tari di SMA Pembina Menggala yang telah tertulis dalam penyajian data, dianalisis untuk memperoleh

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

. Berdasarkan penelitian deskriptif kualitatif terhadap tigel tarei dalam masyarakat megou pak tulang bawang, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

Hasil dari penelitian ini yang pertama, dalam masyarakat megou pak tulang

bawang di kenal dengan sebutan tigel tarei dan dalam masyarakat abung di kenal dengan sebutan igol. Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap pelaksanaanya

yang membedakan adalah penyebutan namanya saja, selain itu apabila dilihat dari

bentuk penyajiannya, terdapat perbedaan dari segi musik, gerak, kostum dan

panggohnya karena tiap daerah memiliki identitasnya masing-masing namun

terdapat pula kesamaan.

Tigel tarei merupakan suatu tarian adat dalam pesta perkawinan yang berkembang di daerah masyarakat Lampung beradat pepadun, kemudian apabila dilihat dari sejarahnya tarian ini diperkirakan lahir bersamaan dengan kebiasaan

meresmikan naiknya kedudukan seseorang menjadi penyimbang (pemimpin adat)

dalam masyarakat beradat pepadun, kemudian filosofi dasar dari adanya tigel tarei ini yaitu untuk mempersatukan kedua belah pihak keluarga yang belum pernah berjumpa dan dipertemukan kembali kedalam suatu acara yang besar dan

(42)

117

persaudaraan yang diikat oleh perkawinan, gerak dari tigel tarei sendiri merupakan gerak-gerak improvisasi dan relative bebas namun memiliki cirri khas

tersendiri pada setiap gerakannya yang mengandung unsure flora dan fauna dan

memiliki sepuluh ragam gerak, fungsi dari tigel tarei yaitu tarian penutup pada acara cakak pepadun dimana tarian ini ditarikan pada saat para penyimbang memutuskan persoalan adat, busana tigel tarei memiliki ciri khas dari tari-tarian masyarakat lampung pada umumnya yaitu menggunakan kopiah balak, kawai

balak, sabuk andak, punduk, dan senjang tuho, musik pengiring dari tigel tarei yaitu talo balak dan memiliki satu tabuhan yaitu tabuh tari selain itu didalam tigel

tarei pula terdapat istilah panggoh sejenis ringget atau kata pembuka didalam tarian yang memiliki tujuan ajakan kepada penari untuk memulai tariannya.

Tigel tarei dalam masyarakat megou pak tulang bawang saat ini sudah sangat jarang sekali di temukan mengingat besaran dana yang dikeluarkan saat

akan melaksanakan acara cakak pepadun yang begitu besar, terakhir tigel tarei dipentaskan pada saat acara adat pernikahan ebal serbou anak dari Bupati Tulang

Bawang pada bulan Oktober tahun 2015.

Tigel tarei memiliki nilai-nilai yang baik apabila diterapkan di dalam dunia pendidikan khususnya pada pembelajaran seni tari disekolah selain itu juga

dengan di masukannya tigel tarei di dalam dunia pendidikan kedepannya tigel tarei dapat diketahui oleh masyarakat banyak.

Selain dari simpulan di atas ternyata tigel tarei memiliki nilai-nilai yang sangat baik untuk di implikasikan kedalam dunia pendidikan banyak sekali makna

(43)

118

Berdasarkan hasil penelitian dalam pembelajaran dan pembahasan yang

telah dilakukan oleh guru, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru selama proses

pembelajaran tigel tarei yang berlangsung selama delapan kali pertemuan, yaitu metode pemodelan yaitu dengan membawa semua siswa ke dalam ruang seni

untuk melakukan pembelajaran tigel tarei, dan guru menjadi model untuk memperagakan gerak tigel tarei dengan menggunakan iringan musik.

Kedua, demonstrasi dengan guru memperagakan ragam gerak tigel tarei dan

meminta siswa untuk mengikuti secara bersama-sama, dan latihan, yaitu dengan

setiap siswa secara bersama menarikan tigel tarei dengan menggunakan iringan musik. Metode pemodelan terlihat lebih efektif bagi siswa dikarenakan siswa yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari lebih termotivasi dengan guru yang

memperagakan gerakan pada tigel tarei dengan baik. Sehingga semua siswa berantusias untuk berlatih supaya dapat menari tigel tarei dengan baik. Dan hasil pembelajaran tigel tarei pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SMA Pembina Menggala dengan kriteria baik, karena siswa mampu

menarikan tigel tarei.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka dapat disarankan sebagai berikut.

1. Diharapkan kepada pemerintah agar memperhatikan tarian-tarian yang

berkembang didalam acara adat agar seluruh elemen masyarakat baik

pribumi maupun pendatang tahu akan tarian yang ada di lampung agar

terhindar dari kepunahan dan memasukkannya kedalam dunia pendidikan

(44)

119

.2. Diharapkannya peran dari tokoh adat agar memberikan ilmu kepada para

pemuda agar sekiranya mereka tahu akan kebudayaan-kebudayaan yang ada

di Lampung baik tradisi maupun tarian sehingga kedepannya akan terus

menerus dan terhindar dari pemugaran.

3. Diharapkan kepada siswa agar disiplin dalam proses pembelajaran

berlangsung supaya waktu untuk belajar sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan.

.4 Diharapkan kepada siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan metode

pemodelan dengan baik terutama pada aspek wirasa dalam menari supaya

rasa atau ekspresi ketika menari dapat dinikmati oleh penikmat seni.

.5. Diharapkan kepada siswa agar memperhatikan saat guru menyampaikan materi

tigel tarei, dan menumbuhkan rasa cinta terhadap tari tradisi.

6. Pentingnya Rancangan Kegiatan Harian (RKH) pada setiap proses

pembelajaran esktrakurikuler seni tari agar pada setiap pertemuan nya dapat

terstruktur dan lebih efektif.

7. Proses penilaian pada ekstrakurikuler harus diterapkan guna mengetahui sejauh

mana siswa dapat berkembang dan mengetahui kemajuan siswa pada setiap

proses dan pertemuanya.

.8. Diharapkan pada sekolah agar memfasilitasi pada proses pembelajaran tari

dengan dibuatkan ruangan khusus untuk digunakan praktik tari, sehingga

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Alpian. 1997. Transformasi Sosial Budaya Dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: Penertbit Universitas Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Jakarta: PT Prestasi Pustaka.

Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Martiara, Rina. 2012. Nilai dan Norma Budaya Lampung Dalam Sudut Pandang Strukturalisme. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Mustika, I. Wayan. 2009. Mengenal Tari Bedayo Tulang Bawang Sebagai Sebuah Seni Pertunjukan. Yogyakarta: Percetakan UPN.

. 2012. Tari Muli Siger. Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja.

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanggem, Wanmauli dan Akip, Assa’ih. 2014. Lembaga Adat Megou Pak Tulang

Bawang. Menggala.

Sanggem, Wanmauli. 2015. Prosesi Ebal Serbow. Menggala.

Sayuti, Husin. 1979. Ensiklopedi Musik dan Tari Daerah Lampung. Bandar Lampung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Alfabeta.

. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil tindakan dalam pembelajaran berbicara dengan pendekatan kontekstual melalui media audio visual sangat efektif untuk penguasaan hubungan dengan topik dengan

Tujuan dari penelitian untuk mengetahui gambaran Likuiditas, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen , serta untuk mengetahui pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas

Dalam pandangan aktivitas aquatik selalu terpikir untuk bermain air saja, dan beberapa siswa yang masih takut dengan air memberikan siswa tidak mermotivasi untuk

Penggunaan kata penghubung (konjungsi) sangatlah berpengaruh terhadap kesatuan makna. Penggunaan konjungsi harus jelas dan benar. Kesalahan pemberian makna terhadap sebuah

Analisis data kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi

Mendorong lansia untuk lebih aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan di Posyandu lansia dan memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang manfaat Posyandu lansia sehingga

I nstrumen angket menggunakan validitai isi ( conten validity) dan reabilitas antar rater dengan perhitungan procentage of agreetment. Metode pengumpulan data menggunakan

Hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian ini penggunaan model pembelajaran pendidikan karakter pada abad 21 pada anak usia dini merupakan proses pemberdayaan potensi