• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

KELAS XI SMA N 1 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Putri Sari Dewi, Mulyati 1), Ria Kasmeri 2)

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Email : Dewi_dd18@yahoo.co.id

ABSTRAK

The background of this research was learning activity that tend to use discussion and question answer method, also less in using instructional media. The information searching still used one of learning sources and in discussion session still too many students that not active. This problem caused lack of the students learning outcomes on biology subject in structure of plant tissue at class XI SMA N 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. The purpose of this research was to know the effect of Group Investigation learning model application that combined with Power Point Media toward students learning outcomes on biology subject. The design of this research was Randomized Control Postest Only Design. The population of this research was the students at class XI SMA N 1 Enam Lingkung in academic year 2016/ 2017. The sampling technique was Purposive sampling. To determine the experimental and control class the researcher done taking lots and the results were class XI MIPA 5 as experimental class and class MIPA 4 as control class. Normality test L0 < Lt so the data in normal distribution, homogeneity test Fh < Ft so the data in

homogeneous variants and the hypothesis of this research can be acceptable. The average of the final test results on experimental class were 3.16 (B), and on control class were 2.87 (B). The students attitude score on experimental class were 3.64 (B), and on control class were 3.44 (B). The students’ skill on experimental class with optimum performance were 3.64 (A-) and on control class were 3.37(B+). In conclusion the use of Group Investigation learning model that combined with Power Point Media can improve the students learning outcomes on biology subject at class XI SMA N 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

Keywords: Group Investigation (GI), Power Point, Hasil Students Learning Lutcomes

PENDAHULUAN

Pembelajaran adalah sebuah kegiatan interaktif yang bernilai edukatif antara seorang guru dan siswa serta lingkungan disekitarnya. Proses pembelajaran diarahkan untuk melatih berpikir analitis bukan berpikir mekanistis. Kondisi pembelajaran yang diharapkan dan diarahkan agar siswa mampu merumuskan masalah bukan hanya menyelesaikan masalah dengan hanya menjawab saja (Majid, 2014: 97).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis di SMAN 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman didapatkan informasi bahwa pada proses pembelajaran guru lebih cendrung menggunakan metode diskusi dan tanya jawab pada setiap materi pembelajaran. Pelaksanaan diskusi lebih membebankan tugas kepada anggota kelompok yang lebih aktif. Pencarian informasi dalam kelompok diperoleh dari satu sumber belajar yang digunakan, dan nantinya akan menambahkan informasi dari

keterangan tambahan yang diberikan oleh guru saat pembelajaran.

Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah terutama dalam ketersediaan LCD sudah dalam kondisi baik dan lengkap. Penggunaan sarana berupa LCD masih kurang dimanfaatkan oleh guru karena hanya beberapa guru saja yang dapat

menggunakannya dalam kegiatan

pembelajaran di kelas. Penyampaian materi pembelajaran oleh kebanyakan guru

dilakukan dengan menulis dan

menggambarkan materi pada papan tulis. Gambar yang terlihat menjadi kurang menarik dan tidak mewakili bentuk aslinya.

Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa yang terlihat dari nilai rata-rata ulangan harian semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada materi struktur jaringan tumbuhan, KKM yang ditetapkan sekolah adalah 78. Rendahnya hasil belajar disebabkan pada materi struktur jaringan tumbuhan lebih menuntut siswa untuk dapat memahami tentang struktur sel

(2)

penyusun jaringan pada tumbuhan yang tidak dapat diamati secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga harus

mengetahui konsep-konsep materi

pembelajaran agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Pada proses pembelajaran guru dapat

menggunakan model pembelajaran

kooperatif diantaranya yaitu model pembelajaran Group Investigation (GI). Model pembelajaran ini kelompok penyeledikan memiliki tujuan kognitif yaitu melakukan metode pencarian. Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang mendorong siswa untuk mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu (Majid 2014: 95).

Materi struktur jaringan tumbuhan merupakan salah satu materi yang memiliki gambar-gambar mikroskopis yang tidak dapat diamati siswa secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penyampaian materi ini membutuhkan suatu media untuk

membantu pemahaman siswa dalam

memperlihatkan bentuk-bentuk jaringan penyusun organ pada tumbuhan. Media pembelajaran yang dapat digunakan diantaranya adalah media power point.

Power point dapat dirancang untuk membuat gambar yang ditampilkan dapat terlihat nyata dan berisi informasi yang penting berkaitan materi pembelajaran. Materi pembelajaran dapat disampaikan secara utuh, ringkas, dan cepat melalui pointer-pointer materi (Arsyad, 2014: 65).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) disertai media power point terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMAN 1

Enam Lingkung Kabupaten Padang

Pariaman.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah “Randomized Control Postest Only Design”.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu proses pembelajaran dengan model GI disertai media power point

dan variabel terikat yaitu berupa hasil belajar biologi setelah diberi perlakuan. Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer yaitu berupa nilai sikap, keterampilan, pengetahuan yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung dan data sekunder

yaitu berupa nilai ulangan harian biologi siswa yang diperoleh dari guru mata pelajaran biologi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 1

Enam Lingkung Kabupaten Padang

Pariaman. Teknik pengambilan sampel dengan tehnik Purposive Sampling. Untuk penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan pencabutan lot. Setelah melakukan tes akhir pada kelas sampel kemudian dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Instrumen penelitian yang digunakan pada kompetensi sikap berupa lembar observasi yang bertujuan untuk melihat sikap tanggung jawab, kerjasama, berkomunikasi siswa selama proses pembelajaran dan teknik analisis kompetensi sikap dilakukan berdasarkan nilai modus. Kompetensi keterampilan dapat dilihat dari laporan diskusi yang dibuat siswa berdasarkan kelengkapan, sistematika, kerapian dan kebersihan laporan dan teknik analisis data dilakukan berdasarkan nilai capaian optimum.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan pengaruh penerapan model pembelajaran Group Investigation

(GI) disertai media power point terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA N

Enam Lingkung Kabupaten Padang

Pariaman diperoleh data hasil belajar biologi siswa pada kedua kelas sampel. Data hasil belajar biologi siswa pada ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Gambar 1. Rerata Nilai Sikap Kelas Sampel 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

Tanggung jawab Bekerjasama Berkomunikasi

Eksperimen Kontrol 3.85 3.56 3.58 3.50 3.56 3.52 M o d u s

(3)

Gambar 2. Rerata Nilai Keterampilan Kelas Sampel

Gambar 3. Rerata Nilai Pengetahuan Kelas Sampel

PEMBAHASAN 1. Kompetensi Sikap

Predikat untuk indikator sikap tanggung jawab pada kedua kelas sampel adalah sangat baik (SB). Samanya nilai aspek tanggung jawab disebabkan karena siswa pada kelas eksperimen sudah terbiasa melaksanakan instruksi yang diberikan guru dan diberi tanggung jawab terhadap setiap subtopik pembelajaran dalam kegiatan diskusi yang sebelumnya sudah diterapkan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Daud dan Muhammad (2011: 127) bahwa siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI) dengan kelompok kecil dapat membangun pengetahuan melalui proses belajar mandiri, saling berdiskusi dan bekerjasama menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Hal ini terbukti efektif dilapangan karena setiap siswa memiliki peran dan tanggung jawab terhadap kelompoknya masing-masing. Siswa pada kelas kontrol dengan penerapan metode diskusi juga sudah mampu melaksanakan instruksi yang diberikan guru dan sudah bertanggung jawab dalam membahas topik pembelajaran sesuai dengan instruksi yang diberikan melalui pertanyaan/permasalahan yang dimunculkan setelah kegiatan mengamati materi pelajaran.

Predikat nilai sikap kerjasama siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari siswa kelas kontrol. Tingginya nilai aspek kerjasama dapat terlihat dari sikap siswa yang kebanyakan sudah tahu dengan tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok, bersikap serius dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hampir semua anggota kelompok dalam proses pembelajaran berlomba-lomba bekerjasama untuk menjadi kelompok terbaik pada setiap kali pertemuan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Richvanna, dkk., (2012: 7) mengatakan bahwa model pembelajaran

Group Investigation (GI) memberikan pengaruh yang signifikan pada hasil belajar terutama pada ranah keterampilan. Hal ini didukung dari sintaks pada model pembelajaran Group Investigation (GI) dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dan dilatih mampu bekerjasama dalam kelompok secara bergantian. Siswa pada kelas kontrol juga sudah mulai aktif dan serius dalam kegiatan pembelajaran tapi jumlah siswa yang aktif dan serius sedikit berbeda dengan jumlah siswa pada kelas eksperimen. Kerjasama siswa pada kelas kontrol lebih cendrung ditunjukkan oleh anggota yang aktif dan pandai dalam kelompoknya.

Predikat siswa kelas sampel untuk indikator berkomunikasi adalah Sangat Baik (SB). Samanya nilai komunikasi pada kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan bahwa siswa sudah mampu berbahasa yang baik dan sopan dalam berbicara selama proses pembelajaran serta sudah memperlihatkan rasa percaya diri dalam kegiatan pembelajaran. Siswa pada kelas sampel juga telah mampu menyampaikan hasil kerja

kelompok secara bergantian dan

didengarkan oleh anggota kelompok lain. Menurut Lie (2010: 34) bahwa keberhasilan 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 Kelengkapan isi laporan Sistematika laporan Kebersihan laporan Eksperimen Kontrol 3.26 3.17 3.33 3.10 3.05 2.68 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 XI MIPA 5 XI MIPA 4 Eksperimen Kontrol 3.16 2.87 C a p a i a n O p t i m u m R e r e a t a

(4)

suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan

dan kemampuan mereka untuk

mengutarakan pendapat mereka.

2. Ranah Keterampilan

Perolehan nilai indikator kelengkapan dan sistematika laporan pada kelas eksperimen mendapat predikat yang lebih tinggi dari kelas kontrol. Tingginya nilai kelengkapan dan sistematika laporan kelas eksperimen disebabkan adanya tingkat ketelitian yang tinggi karena saat kegiatan pembelajaran kelas eksperimen lebih memfokuskan terhadap subtopik tiap kelompok. Siswa membuat laporan dengan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan investigasi melalui beberapa sumber belajar. Banyaknya pengetahuan yang diperoleh siswa tentunya dapat membantu dalam penulisan laporan yang lengkap dan sistematis. Hal yang sama juga diperoleh dalam penelitian Handari, Baskoro dan Joko (2012:112) laporan yang ditulis siswa lebih lengkap dan sistematis dengan penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI).

Kelengkapan dan sistematika laporan siswa pada kelas kontrol dimulai dari. Pengumpulan data tentang informasi materi pembelajaran yang diperoleh dari membaca satu sumber belajar yang tentunya memiliki keterbatasan informasi jika dibandingkan dengan sumber belajar yang lebih banyak. Jelaslah bahwa membaca dan menulis mempunyai kaitan yang erat. Untuk menulis, dibutuhkan wawasan yang memadai. Wawasan kita akan berkembang, terutama ketika kita banyak membaca (Junaedi, 2015: 43). Penulisan laporan kelas kontrol membutuhkan tingkat ketelitian yang lebih tinggi dalam menghasilkan sebuah laporan yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan kelas eksperimen.

Penilaian keterampilan juga dilihat berdasarkan kerapian dan kebersihan laporan yang dihasilkan setiap anggota kelompok. Tingginya nilai kerapian dan kebersihan laporan pada kelas eksperimen disebabkan karena setiap individu telah memperoleh

pengetahuan dan motivasi untuk

bersungguh-sungguh pada kegiatan pembelajaran. Siswa kelas eksperimen diajak lebih banyak membaca sebelum menulis laporan sehingga pengetahuan yang diperoleh lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Dalman (2015: 6) semakin banyak seorang membaca maka semakin baik pula

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seseorang. Pengetahuan yang telah diperoleh ditulis dengan bersungguh-sungguh secara rapi dan bersih dalam laporan hasil investigasi kelompoknya.

Penilaian tulisan laporan pada kelas kontrol dilakukan dari hasil pengetahuan yang diperoleh dari pengumpulan data pada kelas kontrol yang dilakukan dengan memanfaatkan satu sumber belajar saja sementara siswa kelas kontrol dituntut untuk mampu menjawab semua pertanyaan yang diperoleh dari semua kelompok. Setiap siswa harus memiliki motivasi dalam dirinya untuk dapat bersungguh-sungguh dalam menulis laporan yang diperoleh berdasarkan hasil pengetahuannya dari sumber belajar dengan tepat dan sesuai waktu yang ditentukan agar dapat menyelesaikan laporan diskusinya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Aunurrahman (2011: 180) bahwa di dalam aktivitas belajar sendiri, motivasi individu dimanifestasikan dalam bentuk ketahanan dan ketelatenan dalam mengerjakan tugas dan sebagainya. Sebaliknya siswa-siswa yang tidak atau kurang memiliki motivasi, umumnya kurang mampu bertahan untuk belajar lebih lama, bersungguh-sungguh di dalam mengerjakan tugas.

3. Ranah Pengetahuan

Siswa pada kelas eksperimen yang mendapatkan nilai tes akhir di atas KKM dengan presentase 67% sedangkan siswa pada kelas kontrol dengan prsentase 42%. Tingkatan keberhasilan yang diperoleh siswa kelas eksperimen tergolong baik/minimal karena pelajaran yang diajarkan hanya 60% sampai dengan 75 % saja dikuasai oleh siswa. Sementara tingkat keberhasilan yang diperoleh kelas kontrol pada tingkat kurang karena pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai siswa (Djamarah, 2010:107).

Tingginya presentase nilai KKM siswa kelas eksperimen disebabkan karena pembagian anggota kelompok secara heterogen yang membantu siswa dalam pemahaman materi pelajaran yang

disampaikan. Kelompok heterogen

memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapat satu asisten untuk setiap kelompok (Lie, 2010: 43). Sementara pada kelas kontrol pembagian kelompok dilakukan secara homogen atau berdasarkan tempat duduk siswa yang terdekat dengan siswa lainnya, sehingga

(5)

tidak dapat dipastikan bahwa dalam semua kelompok memiliki siswa yang dapat membantu kesulitan siswa lain pada pemahaman konsep pembelajaran.

Pada kelas eksperimen pelaksanaan model pembelajaran Group Investigation

(GI) menerapkan pelaksanaan investigasi atau mencari berbagai informasi tentang subtopik tanggung jawab kelompok. Siswa menggunakan berbagai sumber belajar untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan sesuai tuntutan tujuan pembelajaran. Pembagian subtopik ini membuat setiap kelompok lebih fokus terhadap subtopik yang menjadi tanggung jawab kelompoknya, sehingga kelompok akan lebih mudah memahami tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sementara pada kelas kontrol menerapkan kegiatan pembelajaran dengan metode diskusi kelompok. Semua kelompok akan mengumpulkan data serta membahas materi yang sama secara keseluruhan pada setiap topik. Hal ini membuat siswa harus bisa mengatur waktu dan benar-benar fokus agar dapat menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan pelajaran yang diharapkan dalam waktu yang telah ditentukan.

Kelas eksperimen juga menerapkan media power point, penggunaan media

power point dapat membantu guru dalam menyampaikan dan memperlihatkan kepada siswa bentuk-bentuk jaringan penyusun organ pada tumbuhan secara jelas serta lebih menarik. Hal ini sesuai dengan pendapat Takdung (2015: 267) karena dengan tampilan-tampilan yang dimanfaatkan di dalam Microsoft Power point dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk memperhatikan materi yang sedang disampaikan sehingga apa yang diterangkan oleh guru dapat dimengerti oleh siswa.

Siswa pada kelas kontrol mengamati gambar dan membaca materi yang terdapat dalam bahan ajar untuk mencari pertanyaan yang akan diajukan dalam proses pengumpulan data. Pengamatan gambar lewat bahan ajar ini memberikan gambar-gambar yang kurang menarik serta kurang lengkap untuk diperlihatkan kepada siswa dalam membantu pemahaman materi pembelajarannya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) disertai media power point dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa

pada materi jaringan tumbuhan dalam ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan di kelas XI SMA N 1 Enam Lingkung kabupaten Padang Pariaman.

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka disarankan sebagai berikut: 1. Bagi guru, model pembelajaran Group

Investigation (GI) disertai media power point dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pada proses pembelajaran 2. Bagi peneliti lainnya diharapkan dapat

melakukan penelitian dengan

menggunakan model pembelajaran

Group Investigation (GI) disertai media

power point pada materi yang berbeda

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Aunurrahman. 2011. Belajar dan

Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Dalman. 2015. Penulisan Populer. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Daud, Firdaus dan M.Rizaldi, T,J,P. 2011. Perbandingan Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Saraf Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Grup Investigasi dan Model Pembelajaran Langsung Pada Siswa Kelas IX IPA SMA Negeri 1 Sungguminasa. Bionature (12) 2: 123-130

Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Handari, R,K., Baskoro, A,P., Joko, A., 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X5 SMA N

6 SurakartaTahun pelajaran

2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi (4) 1: 106-116

Junaedi, Fajar. 2015. Menulis Kreatif. Jakarta: Prenamedia Group

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia

Majid, Abdul. Implementasi Kurikulum 2013. 2014. Bandung: Inters Media

46

45

(6)

Richvanna, A., Sri, D., Baskoro, A.P. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Tingkat Kreativitas Siswa Kelas X SMAN 2 Karanganyar. Jurnal Pendidikan Biologi IV (1): 1-14

Takdung, Lory Sampe. 2015. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Reproduksi Melalui Penggunaan Power Point. Jurnal Nalar Pendidikan (3) 2: 263-269

Gambar

Gambar 1. Rerata Nilai Sikap Kelas Sampel
Gambar 2. Rerata Nilai Keterampilan Kelas  Sampel

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Membandingkan persentase pengurangan jumlah kuman oleh produk &#34;X&#34; dengan kontrol (Air), segera setelah pengepelan, lalu 120 menit setelah pengepelan, dan

Cuando necesite hacer referencia a una fuente cuyo autor no ha podido identificar con precisión, cite las primeras dos o tres palabras del título, seguido por el año.. en el

Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

Kulit kering atau xerosis adalah kelainan kulit terjadi akibat modifikasi lipid dan hidrasi yang terganggu pada sawar stratum korneum.. Perubahan struktur lipid pada

Selama proses penelitian, analisis dilakukan, akan muncul pertanyaan-pertanyaan yang dijadikan dasar untuk melacakterus kasus yang diteliti sampai diperoleh data anggota

Apabila perkembangan atau pertumbuhan suatu gejala tertentu berpola seperti perubahan nilai-nilai suku sebuah deret, baik deret hitung ataupun deret ukur,

 Dengan mendevaluasi (penurunan nilai tukar uang yang dilakukan dengan sengaja terhadap nilai uang internasional atau terhadap emas) nilai mata uang rupiah

Kalimat min nafs w ā h}idah dalam al-Qur’an menurut Tafsir Al-Azhar memiliki dua tujuan yaitu pertama hendaklah manusia bertaqwa kepada Allah karena sesungguhnya orang