• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah sagu diversifikasi pangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah sagu diversifikasi pangan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang 1.1.Latar belakang

Impor pangan terutama beras dari tahun ke tahun terus meningkat. Jumlah Impor pangan terutama beras dari tahun ke tahun terus meningkat. Jumlah  penduduk

 penduduk yang yang terus terus meningkat meningkat menyebabkan menyebabkan konsumsi konsumsi beras beras secara secara nasional nasional terusterus meningkat. Ke depan kebutuhan beras untuk konsumsi penduduk akan terus meningkat. Ke depan kebutuhan beras untuk konsumsi penduduk akan terus meningkat sejalan dengan terus meningkatnya jumlah penduduk. Selain karena meningkat sejalan dengan terus meningkatnya jumlah penduduk. Selain karena  jumlah

 jumlah penduduk penduduk yang yang besar besar dan dan jumlahnya jumlahnya terus terus meningkat, meningkat, konsumsi konsumsi beras beras perper kapita juga termasuk tinggi dibandingkan dengan konsumsi beras per kapita kapita juga termasuk tinggi dibandingkan dengan konsumsi beras per kapita negara-negara lainya. Penduduk Indonesia termasuk pengkomsumsi beras yang paling negara lainya. Penduduk Indonesia termasuk pengkomsumsi beras yang paling "rakus", konsumsi beras per kapita mencapai 102 kg per penduduk per tahun hampir "rakus", konsumsi beras per kapita mencapai 102 kg per penduduk per tahun hampir dua kali lipat dari komsumsi beras per kapita dunia yang rata-rata hanya berkisar 60 dua kali lipat dari komsumsi beras per kapita dunia yang rata-rata hanya berkisar 60 kg per kapita per tahun. Komsumsi beras per kapita kita jauh lebih tinggi kg per kapita per tahun. Komsumsi beras per kapita kita jauh lebih tinggi dibandingkan Jepang yang mencapai 50 kg per kapita per tahun, Korean hanya 40 kg dibandingkan Jepang yang mencapai 50 kg per kapita per tahun, Korean hanya 40 kg  per kapita

 per kapita per tahun dan per tahun dan Malasyia serta Malasyia serta Thailand masing-masing Thailand masing-masing 70 kg dan 70 kg dan 80 kg per80 kg per kapita per tahun.

kapita per tahun.

Beras telah menjadi makanan pokok sebagian besar masyarakat kita, bahkan beras Beras telah menjadi makanan pokok sebagian besar masyarakat kita, bahkan beras telah dipersepsikan sebagai makanan pokok yang modern tidak seperti singkong, telah dipersepsikan sebagai makanan pokok yang modern tidak seperti singkong,  jagung

 jagung atau atau sagu. sagu. Inilah Inilah yang yang juga juga menyebabkan menyebabkan komsumsi komsumsi beras beras secara secara nasionalnasional naik. Keberhasilan pemerintah mempromosikan beras sebagai makanan pokok yang naik. Keberhasilan pemerintah mempromosikan beras sebagai makanan pokok yang  baik

 baik dan dan modern modern secara secara tidak tidak langsung langsung juga juga mencabut mencabut tradisi tradisi makanan makanan pokok pokok nonnon  beras

 beras yang selayang selama ma ini ini sesuai sesuai dengan budaya dengan budaya dan dan agrikultur agrikultur setempat. setempat. Padahal Padahal secarasecara  budaya

 budaya dan dan agrikultur agrikultur mereka mereka yang yang sebelumnya sebelumnya tidak tidak mengkomsumsi mengkomsumsi beras beras belumbelum menguasai budaya dan agrikultur padi termasuk kondisi lahan mereka juga menguasai budaya dan agrikultur padi termasuk kondisi lahan mereka juga sebenarnya kurang cocok dengan budaya padi yang dibawa berbarengan dengan sebenarnya kurang cocok dengan budaya padi yang dibawa berbarengan dengan masuknya beras sebagai makanan pokok ke tempat mereka. Akibatnya mereka masuknya beras sebagai makanan pokok ke tempat mereka. Akibatnya mereka senantiasa tergantung pada pasokan beras dari luar.

senantiasa tergantung pada pasokan beras dari luar.

Peningkatan produksi beras sangat penting, namun lebih penting lagi adalah Peningkatan produksi beras sangat penting, namun lebih penting lagi adalah  bagaimana

 bagaimana upaya upaya kita kita untuk untuk secara secara bertahap bertahap melakukan melakukan diversifikasi diversifikasi pangan pangan beras beras .. Beras dapat diganti dengan makanan lain yang kandunganya sama seperti jagung, Beras dapat diganti dengan makanan lain yang kandunganya sama seperti jagung, singkong, sagu atau ubi jalar. Makanan pokok non beras ini sudah sejak lama secara singkong, sagu atau ubi jalar. Makanan pokok non beras ini sudah sejak lama secara turun menurun sejak nenek moyang kita digunakan juga sebagai makanan pengganti turun menurun sejak nenek moyang kita digunakan juga sebagai makanan pengganti

(2)

 beras.

 beras. Sagu Sagu sudah sudah sejak sejak lama lama menjadi menjadi makanan makanan utama utama di di sebagaian sebagaian wilayah wilayah didi Indonesia Timur, termasuk jagung maupun ubi jalar. Namun karena keberhasilan Indonesia Timur, termasuk jagung maupun ubi jalar. Namun karena keberhasilan mempromosikan beras sebagai makanan modern dan lambang keberhasilan mempromosikan beras sebagai makanan modern dan lambang keberhasilan  pembangunan

 pembangunan membuat membuat makanan makanan pokok pokok non non beras beras itu itu kurang kurang terperhatikan.terperhatikan. Andaikata makanan pokok non beras itu tetap terjaga dan tetap dikonsumsi sebagai Andaikata makanan pokok non beras itu tetap terjaga dan tetap dikonsumsi sebagai makanan pokok, dapat mengurangi konsumsi beras dan dapat mengurangi tekanan makanan pokok, dapat mengurangi konsumsi beras dan dapat mengurangi tekanan terhadap produksi beras maupun mengurangi impor beras untuk mencukupi terhadap produksi beras maupun mengurangi impor beras untuk mencukupi  pemenuhan

 pemenuhan konsumsi konsumsi beras beras nasional. nasional. Makanan Makanan non non beras beras seperti seperti sagu, sagu, ubi ubi jalar,jalar,  jagung atau

 jagung atau tiwul tidak tiwul tidak berarti rberarti rendah dan endah dan kurang modern. kurang modern. Jagung, singkong atau Jagung, singkong atau ubiubi  jalar

 jalar posisinya posisinya sama sama dengan dengan beras beras sebagai sebagai makanan makanan pokok, pokok, ingat ingat di di MeksikoMeksiko rakyatnya juga makan jagung dengan berbagai varian olahanya sebagai makanan rakyatnya juga makan jagung dengan berbagai varian olahanya sebagai makanan  pokok

 pokok bukan bukan beras. beras. Toh Toh rakyat rakyat Meksiko Meksiko juga juga rakyat rakyat yang yang maju maju dan dan modern, modern, tidaktidak rendah atau miskin. Oleh karena itu untuk mengurangi impor beras kita perlu juga rendah atau miskin. Oleh karena itu untuk mengurangi impor beras kita perlu juga menekan konsumsi beras per kapita dengan menganekaragamkan makanan yang kita menekan konsumsi beras per kapita dengan menganekaragamkan makanan yang kita konsumsi bukan menitikberatkan pada beras saja serta dengan memprmosikan konsumsi bukan menitikberatkan pada beras saja serta dengan memprmosikan kembali makanan pokok non beras yang selama ini telah digantikan dengan beras kembali makanan pokok non beras yang selama ini telah digantikan dengan beras untuk kembali menjadikan sagu, jagung, singkong atau ubi jalar sebagai makanan untuk kembali menjadikan sagu, jagung, singkong atau ubi jalar sebagai makanan  pokok

 pokok . . Bicara Bicara pengurangan pengurangan impor impor beras beras bukan bukan hanya hanya bicara bicara mengenai mengenai peningkatanpeningkatan  produksi

 produksi beras beras nasional nasional akan akan tetapi tetapi juga juga bicara bicara bagaimana bagaimana mengurangi mengurangi komsumsikomsumsi  beras

 beras dengan dengan diversifikasi diversifikasi pangan pangan non non beras beras sebagai sebagai makanan makanan pokok pokok dan dan hilangkanhilangkan  persepsi kalau kita belum makan nasi berarti kita "belum makan".

 persepsi kalau kita belum makan nasi berarti kita "belum makan". Sagu (

Sagu ( Metroxylon spp) merupakan salah satu sumber pangan tradisional potensial Metroxylon spp) merupakan salah satu sumber pangan tradisional potensial yang dapat dikembangkan dalam diversifikasi pangan mendukung ketahanan pangan yang dapat dikembangkan dalam diversifikasi pangan mendukung ketahanan pangan lokal dan nasional. Bahan pangan tradisional ini memiliki nilai gizi tidak kalah lokal dan nasional. Bahan pangan tradisional ini memiliki nilai gizi tidak kalah dengan sumber pangan lainnya seperti beras, jagung, ubikayu, dan kentang. Potensi dengan sumber pangan lainnya seperti beras, jagung, ubikayu, dan kentang. Potensi lahan sagu di Maluku cukup luas, demikian pula dengan potensi produksinya cukup lahan sagu di Maluku cukup luas, demikian pula dengan potensi produksinya cukup tinggi (30 t/ha/th), jauh melebihi sumber pangan lainnya (padi, jagung, dan kentang). tinggi (30 t/ha/th), jauh melebihi sumber pangan lainnya (padi, jagung, dan kentang). Tepung sagu dan produk olahannya dapat dikelompokkan sebagai pangan fungsional Tepung sagu dan produk olahannya dapat dikelompokkan sebagai pangan fungsional karena memiliki kandungan karbohidrat (84,7%) dan serat pangan (3,69-5,96%) yang karena memiliki kandungan karbohidrat (84,7%) dan serat pangan (3,69-5,96%) yang cukup tinggi, indeks glikemik (28) rendah, dan mengandung pati resisten, cukup tinggi, indeks glikemik (28) rendah, dan mengandung pati resisten,  polisakarida

 polisakarida bukan bukan pati, pati, dan dan karbohidrat karbohidrat rantai rantai pendek pendek yang yang sangat sangat berguna berguna bagibagi kesehatan. Proses budidaya sagu (pra-panen) sampai pengolahan tepung sagu basah kesehatan. Proses budidaya sagu (pra-panen) sampai pengolahan tepung sagu basah (pasca panen) dilakukan secara alami, sehingga tepung sagu dapat dikategorikan (pasca panen) dilakukan secara alami, sehingga tepung sagu dapat dikategorikan sebagai pangan organik 100%.

(3)

Sagu memiliki potensi yang paling besar untuk digunakan sebagai pengganti  beras. Keuntungan sagu dibandingkan dengan sumber karbohidrat lainnya adalah

tanaman sagu atau hutan sagu sudah siap dipanen bila diinginkan. Pohon sagu dapat tumbuh dengan baik di rawa-rawa dan pasang surut, dimana tanaman penghasil karbohidrat lainnya sukar tumbuh. Syarat-syarat agronominya juga lebih sederhana dibandingkan tanaman lainnya dan pemanenannya tidak tergantung musim. Kandungan kalori pati sagu setiap 100 gram ternyata tidak kalah dibandingkan dengan kandungan kalori bahan pangan lainnya. Perbandingan kandungan kalori berbagai sumber pati adalah (dalam 100 g): jagung 361 Kalori, beras giling 360 Kalori, ubi kayu 195 Kalori, ubi jalar 143 Kalori dan sagu 353 Kalori.

Suatu kebijakan ketahanan pangan yang dalam pelaksanaannya memanfaatkan semaksimal mungkin pangan lokal merupakan suatu langkah yang sangat tepat, karena  pangan lokal tersedia dalam jumlah yang cukup di seluruh daerah dan mudah dikembangkan karena sesuai dengan agroklimat setempat. Sagu sebagai salah satu komoditas tanaman perkebunan, merupakan pangan lokal bagi masyarakat di beberapa wilayah memiliki peluang pengembangan yang sangat strategis sebagai komponen ketahanan pangan dalam memantapkan ketahanan pangan lokal maupun nasional.

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.

Morfologi SAGU

Sagu (Metroxylon spp) termasuk tumbuhan monokotil dari famili Palmae, marga Metroxylon dan ordo Spadiciflorae (Ruddie et al., 1976) dalam Haryanto dan Pangloli (1992). Metroxylon berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua suku kata, yaitu Metra berarti isi batang atau empelur dan xylon yang berarti xylem (Flach, 1977).

Secara taksonomi tumbuhan, sistimatika tumbuhan sagu ( Metroxylon sp) adalah sebagai berikut : Taksonomi Sagu Divisi Spermatophyta Kelas  Angiospermae Subkelas  Monocotyledonae Ordo  Arecales Family  Palmae

Subfamili  Lepidocaroideae (Calamoideae)

Genus  Metroxylon

Spesies  Eumetroxylon spp.

Sagu (Metroxylon sp.) di duga berasal dari Maluku dan Irian. Hingga saat ini  belum ada data yangmengungkapkan sejak kapan awal mula sagu ini dikenal. Di wilayah Indonesia bagian Timur, sagu sejak lama dipergunakan sebagai makanan  pokok oleh sebagian penduduknya terutama di Maluku dan Irian Jaya. Teknologi eksploitasi, budidaya dan pengolahan tanaman sagu yang paling maju saat ini adalah di Malaysia.

Tanaman Sagu dikenal dengan nama Kirai di Jawa Barat, bulung, kresula, bulu, rembulung, atau resula di Jawa Tengah; lapia atau napia di Ambon; tumba di Gorontalo; Pogalu atau tabaro di Toraja; rambiam atau rabi di kepulauan Aru.Tanaman sagu masuk dalam Ordo Spadicflorae, Famili Palmae. Di

(5)

kawasanIndo Pasifik terdapat 5 marga (genus) Palmae yang zat tepungnya telah dimanfaatkan, yaituMetroxylon, Arenga, Corypha, Euqeissona, dan Caryota.Genus yang banyak dikenal adalah Metroxylon dan Arenga, karena kandungan acinya cukup tinggi.

Sagu dari genus Metroxylon, secara garis besar digolongkan menjadi dua,dua golongan, yaitu yang berbunga atau berbuah sekali (Hapaxanthic) dan yang berbunga atau berbuah lebih dari sekali (Pleonanthic) (Deinum, 1984 dalam Djumadi, 1989). Golongan pertama mempunyai nilai ekonomi yang penting karena kandungan acinya tinggi. Golongan ini terdiri dari lima jenis yaitu : (1) metroxylon sagus Rottb.; (2) Metroxylon rumphii Mart.; (3) Metroylon micracanthum Mart.; (4) Metroxylon Longispinum Mart. (5) Metroxylon sylvestre Mart.

Sedangkan golongan kedua terdiri dari spesies Metroxylon filarae dan Metroxylon elatum yang banyak tumbuh di dataran yang relatif tinggi. Golongan ini nilai ekonominya rendah karena kandungan acinya kurang.

Karateristik dari masing-masing jenis sagu yang tumbuh di Sulawesi Tenggara dengan ciri morfologi sebagai berikut:

 Runggamanu atau Tuni

Tinggi batang sekitar 10

 – 

 15 meter, tebal kulit 2 -3 cm. Daunnya berwarna hijau tua dengan tangkai daun berwarn hijau kekuningan. Panjang tangkai daun sekitar 6,85 meter, sedangkan pnjang pelepah daun sekitar 2,71 meter, tangkai daun  berduri pada pangkal sampai ujung pinggiran daun. Pada anakan sagu durinya sangat banyak dan rapat. Setiap tangkai daun terdiri atas 100-200 helai daun dengan panjang 151-155 cm dan lebar 8,1-9,1 cm (Tenda et al. 2003). Menurut Haryanto dan Pangloli (1992) produksi tepung sagu tuni di Sulawesi Tenggara dapat mencapai 250-300 kg. Sagu ini merupakan jenis sagu yang paling besar ukurannya dibandingkan dengan jenis lainnya (Manan et al. 1984) dalam Haryanto dan Pangloli (1992).

 Roe atau Molat

Tinggi batang sekitar 10-14 meter, diameter sekitar 40-60 cm dan berat batang mencapai 1,2 ton atau lebih. Jenis sagu ini tidak berduri, ujung daun panjang meruncing sehingga dapat melukai orang bila menyentunya. Letak daun

(6)

 berjauhan, panjang tangkai daun sekitar 4-6 meter, panjanhg lembaran daun sekitar 1,5 meter dan lebernya sekitar 7 cm. Bunganya adalah bunga majemuk  berwarna sawo matang kemerah-merahan. Empulurnya lunak dan berwarna  putih. Berat empulur sekitar 80% dari berat batang dan kandungn acinya sekitar 18%. Setiap pohon dapat menghsilkan aci basah sekitar 800 kg atau sekitar 200 kg aci kering (Haryanto dan Pangloli, 1992).

 Barowila

Jenis sagu ini mempunyai tinggi batang sekitar 10 meter dengan dimeter sekitar 40-50 cm. Pelepah berwarna hijau keputih-putihan, empulurnya lunak dan  berwarna putih. Setiap pohon dapt menghasilkan sekitar 120 kg aci kering. Produksi tepung sagu jenis barowila sangat sedikit jika dibandingkan dengan jenis sgu lainnya (Haryanto dan Pangloli, 1992).

 Rui atau Rotan

Jenis sagu ini dicirikan dengan tinggi batang yang relatif lebih pendek yaitu 7,20 meter, dengan diameter batang sekitar 40 cm. Panjang tangkai daun dapat mencapai 6,07 meter, sedangkan panjang pelepah daun sekitar 3,56 meter. Setiap tangkai daun terdiri atas 100-200 helai daun yang berwarna hijau dengan panjang daun antara 130-147 cm dan lebar daun 6-7 cm. Sagu ini memiliki empulur agak keras, mengandung banyak serat, dan berwarna kemerh-merahan serta kandungan aci paling sedikit (Tenda et al. 2003). Kandungan aci dalam empulur hanya sekitar 200 kg per pohon dan rasanya kurng enak (soerjono, 1980) dalam Harynto dan Pangloli (1992).

2.1.1 Teknik Budidaya Tanaman Sagu a. Syarat Tumbuh

Jumlah curah hujan yang optimal bagi pertumbuhan sagu antara 2.000

 – 

 4.000 mm/tahun, yang tersebar merata sepanjang tahun. Sagu dapat tumbuh sampai  pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut (dpl), namun produksi sagu terbaik ditemukan sampai ketinggian 400 m dpl. Suhu optimal untuk pertumbuhan sagu  berkisar antara 24,50

 – 

29oC dan suhu minimal 15oC, dengan kelembaban nisbi

90%. Sagu dapat tumbuh baik di daerah 100LS - 150LU dan 90

 – 

  180 darajat BT, yang menerima energi cahaya matahari sepanjang tahun. Sagu dapat ditanam di daerah dengan kelembaban nisbi udara 40%. Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhannya adalah 60%.

(7)

Tanaman sagu membutuhkan air yang cukup, namun penggenangan permanen dapat mengganggu pertumbuhan sagu. Sagu tumbuh di daerah rawa yang berair tawar atau daerah rawa yang bergambut dan di daerah sepanjang aliran sungai, sekitar sumber air, atau di hutan rawa yang kadar garamnya tidak terlalu tinggi dan tanah mineral di rawa-rawa air tawar dengan kandungan tanah liat > 70% dan  bahan organik 30%. Pertumbuhan sagu yang paling baik adalah pada tanah liat kuning coklat atau hitam dengan kadar bahan organik tinggi. Sagu dapat tumbuh  pada tanah vulkanik, latosol, andosol, podsolik merah kuning, alluvial,

hidromorfik kelabu dan tipe-tipe tanah lainnya. Sagu mampu tumbuh pada lahan yang memiliki keasaman tinggi. Pertumbuhan yang paling baik terjadi pada tanah yang kadar bahan organiknya tinggi dan bereaksi sedikit asam pH 5,5

 – 

 6,5.

Sagu paling baik bila ditanam pada tanah yang mempunyai pengaruh pasang surut, terutama bila air pasang tersebut merupakan air segar. Lingkungan yang  paling baik untuk pertumbuhannya adalah daerah yang berlumpur, dimana akar nafas tidak terendam. Pertumbuhan sagu juga dipengaruhi oleh adanya unsur hara yang disuplai dari air tawar, terutama potasium, fosfat, kalsium, dan magnesium.

b. Teknologi Perbanyakan Tanaman Sagu

Teknologi perbanyakan tanaman sagu dapat dilakuan dengan metode generatif dan vegetatif. Secara generatif yaitu dengan menggunakan biji yang berasal dari  buah yang sudah tua dan rontok dari pohonnya. Biji yang digunakan adalah biji

yang berasal dari pohon induk yang baik, yang subur dan produksinya tinggi. Perbanyakan tanaman sagu secara vegetatif dapat dilakukan dengan menggunakan bibit berupa anakan yang melekat pada pangkal batang induknya yang disebut dangkel atau abut (jangan yang berasal dari stolon).

c. Persemaian dan Pembibitan

Syarat bibit untuk pembibitan cara generatif adalah biji yang digunakan sudah tua, tidak cacat fisik, besarnya rata-rata dan bertunas. Syarat bibit untuk  pembibitan cara vegetatif adalah berasal dari tunas atau anakan yang umurnya kurang dari 1 tahun, dengan diameter 10-13 cm dan berat 2-3 kg. Tinggi anakan +1 meter dan punya pucuk daun 3-4 lembar.

(8)

d. Pengolahan Media Tanam 1.Persiapan

Lahan dipilih yang sesuai dengan ketentuan. Menurut kebiasaan petani sagu Riau dan Maluku, penanaman sagu dilakukan pada awal musim hujan.

2.Pembukaan Lahan

Lahan dibersihkan dari semua vegetasi di bawah diameter 30 cm dekat  permukaan tanah dan semua pohon yang tinggal. Vegetasi bawah dan ranting

 – 

ranting kecil tersebut dibakar dan abunya untuk pupuk. Pokok

 – 

  pokok batang yang besar, yang sulit penggaliannya dapat ditinggalkan begitu saja di lahan, kecuali pokok

 – 

 pokok yang berada pada calon baris tanaman harus dibersihkan. 3.Pembentukan bedengan

Dilakukan untuk penanaman dengan cara blok (biasanya dilakukan perusahaan  perkebunan sagu).

e. Penanaman dan Penyulaman

Penanaman dengan sistem blok adalah jarak tanam atau jarak lubang antar  bervariasi antara 8-10 meter, sehingga satu hektar hanya menampung + 150 buah.

Jarak tanam yang dianggap ideal adalah :

 Sagu Tuni 8 x 8 atau 9 x 9 m, hubungan segitiga sama sisi, sehingga 1 hektar akan memuat 143 tanaman.

 Sagu Ihur 9 x 9 m, hubungan segitiga sama sisi, sehingga 1 hektar akan memuat 143 tanaman.

 Sagu Molat 7 x 7, hubungan segi empat, sehingga 1 hektar akan memuat 2043 tanaman

 Jika ketiga varietas ditanam secara bersama

 – 

  sama, maka ditanam secara terpisah menurut blok.

 Pembuatan Lubang tanam

 Lubang tanam digali sebulan/selambat-lambatnya 1 minggu sebelum  penanaman dengan ukuran lubang 30x30x30 cm. Hasil galian tanah bagian atas dipisahkan dari tanah lapisan bawah dan dibiarkan beberapa hari. Pada lubang tanaman itu ditempatkan pancang

 – 

  pancang bambu, tiap lubang 2  pacang.

(9)

 Cara Penanaman

Cara penanaman dilakukan dengan membenamkan dangkel ke dalam lubang tanaman. Bagian pangkal dangkel ditutup dengan tanah remah bercampur gambut. Tanah penutup jangan ditekan tapi dangkel jangan sampai bergerak. Tanah lapisan atas dimasukkan sampai separuh lubang apabila mungkin di campur puing

 – 

  puing. Akar

 – 

  akar dibenamkan pada tanah penutup lubang dan pangkalnya agak ditekan sedikit ke dalam tanah.

f. Panen

Panen dapat dilakukan umur 6 -7 tahun, atau bila ujung batang mulai membengkak disusul keluarnya selubung bunga dan pelepah daun berwarna putih terutama pada bagian luarnya. Tinggi pohon 10

 – 

  15 m, diameter 60

 – 

  70 cm, tebal kulit luar 10 cm, dan tebal batang yang mengandung sagu 50

 – 

 60 cm. Ciri  pohon sagu siap panen pada umumnya dapat dilihat dari perubahan yang terjadi  pada daun, duri, pucuk dan batang.

Langkah-langkah pemanenan sagu adalah sebagai berikut :

 Pembersihan untuk membuat jalan masuk ke rumpun dan pembersihan batang yang akan di potong untuk memudahkan penebangan dan pengangkutan hasil tebangan.Sagu dipotong sedekat mungkin dengan akarnya. Pemotongan menggunakan kampak/mesin pemotong (gergaji mesin).Batang dibersihkan dari pelepah dan sebagian ujung batangnya karena acinya rendah, sehingga tinggal gelondongan batang sagu sepanjang 6

 – 

  15 meter. Gelondongan dipotong

 – 

 potong menjadi 1-2 meter untuk memudahkan pengangkutan. Berat 1 gelondongan adalah + 120 kg dengan diameter 45 cm dan tebal kulit 3,1 cm.  Harga jual pati sagu Rp.2.200,-/kg.

2.2.

Kandungan Energi dan Zat gizi Sagu

Tepung Sagu adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tepung Sagu mengandung energi sebesar 209 kilokalori, protein 0,3 gram, karbohidrat 51,6 gram, lemak 0,2 gram, kalsium 27 miligram, fosfor 13 miligram, dan zat besi 0,6 miligram. Selain itu di dalam Tepung Sagu juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,01 miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Tepung Sagu, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.

(10)

Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Tepung Sagu :

 Nama Bahan Makanan : Tepung Sagu  Nama Lain / Alternatif :

-Banyaknya Tepung Sagu yang diteliti (Food Weight) = 100 gr

Bagian Tepung Sagu yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 % Jumlah Kandungan Energi Tepung Sagu = 209 kkal

Jumlah Kandungan Protein Tepung Sagu = 0,3 gr Jumlah Kandungan Lemak Tepung Sagu = 0,2 gr

Jumlah Kandungan Karbohidrat Tepung Sagu = 51,6 gr Jumlah Kandungan Kalsium Tepung Sagu = 27 mg Jumlah Kandungan Fosfor Tepung Sagu = 13 mg Jumlah Kandungan Zat Besi Tepung Sagu = 0,6 mg Jumlah Kandungan Vitamin A Tepung Sagu = 0 IU Jumlah Kandungan Vitamin B1 Tepung Sagu = 0,01 mg Jumlah Kandungan Vitamin C Tepung Sagu = 0 mg Khasiat / Manfaat Tepung Sagu : - (Belum Tersedia) Huruf Awal Nama Bahan Makanan : T

Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sumber lainnya.

Komposisi Angka Gizi Hasil Penelitian yang Lain :

Banyaknya Tepung Sagu yang diteliti (Food Weight) = 100 gr

Bagian Tepung Sagu yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 % Jumlah Kandungan Energi Tepung Sagu = 353 kkal

Jumlah Kandungan Protein Tepung Sagu = 0,7 gr Jumlah Kandungan Lemak Tepung Sagu = 0,2 gr

Jumlah Kandungan Karbohidrat Tepung Sagu = 84,7 gr Jumlah Kandungan Kalsium Tepung Sagu = 11 mg Jumlah Kandungan Fosfor Tepung Sagu = 13 mg Jumlah Kandungan Zat Besi Tepung Sagu = 2 mg Jumlah Kandungan Vitamin A Tepung Sagu = 0 IU

(11)

Jumlah Kandungan Vitamin B1 Tepung Sagu = 0,01 mg Jumlah Kandungan Vitamin C Tepung Sagu = 0 mg

Keterangan :

Riset/penelitian pada Tepung Sagu yang berbeda bisa menghasilkan perbedaan hasil yang didapat karena berbagai faktor yang mempengaruhi.

2.3.

Manfaat Sagu bagi Kesehatan

Beberapa manfaat tanaman sagu sebagai salah satu komoditi budidaya: Pelepahnya dipakai sebagai dinding atau pagar rumah daunnya untuk atap, kulit atau  batangnya merupakan kayu bakar yang bagus, aci sagu (bubuk yang dihasilkan dengan cara mengekstraksi pati dari umbi atau empulur batang) dapat diolah menjadi  berbagai makanan, sebagai makanan ternak, serat sagu dapat dibuat hardboard atau  bricket bangunan bila dicampur semen, dapat dijadikan perekat (lem) untuk kayu

lapis.

Tepung sagu juga dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan makanan yang lebih modern (Bintoro,1999). Seperti halnya dengan jenis karbohidrat lainnya, tepung sagu juga dapat dimanfaatkan dan digunakan sebagai bahan utama maupun sebagai bahan tambahan dalam berbagai jenis industri, seperti industri  pangan, industri makanan ternak, industri kertas, industri perekat, industri kosmetika, industri kimia, dan industri energi. Dengan demikian pemanfaatan dan  pendayagunaan sagu dapat menunjang berbagai macam industri, baik dalam bentuk

industri kecil, menengah maupun industri teknologi tinggi.

Dalam perspektif diversikasi pangan, sagu dapat diolah mejadi berbagai macam  bentuk sajian yang menarik. Pati sagu dapat dioleh menjadi berbagai produk organis-tradisional, antara lain: papeda, sinoli, ongol-ongol, sagu lempeng, sagu gula, sagu tumbuh, bubur ne, sagu mutiara, bagea dan lainnya. Disamping itu, pati sagu/tepung sagu kering sudah dapat dioleh menjadi aneka penganan/produk kontemporer-fungsional, antara lain: bika, brouwnis, rollcook, bruder, roti, mi, bakso, dan lainnya (Papilaya, 2008).

Sagu sebagai obat sakit perut

Sagu bukan hanya bisa dijadikan sebagai sumber makanan pokok. Sagu bisa juga digunakan untuk obat sakit perut sseperti:

(12)

2. Mencret

3. Buang air besar dengan darah 4. Muntah-muantah.

5. Semua gangguan perut. Manfaat pohonya

 Pelapahnya dipakai sebagai dinding atau pagar rumah.  Daunya sebagai atap.

 Kulit atau batangnya merupakan kayu bakar yang bagus.

 Aci sagu(bubuk yang di hasilkan dengan cara mengekstraksi pati dari umbi atau empulur batang) dapat diolah menjadi makanan.

 Sebagai makanan ternak.

 Serat sagu dapat dibuat hardboard atau bricket bangunan bila dicampur dengan semen.

 Dapat di jadikan perekat (lem) untuk kayu lapis apabila rantai glukosa dalam pati  potong menjadi 3-5 rantai glukosa (modifief starch) dapat di pakai untuk

menguatkan daya adhesive dari proses pewarnaan kain pada industry teksti.  Dapat diolah menjadi bahan bakar methanol bensin.

(13)

2.4.

Resep, Cara Membuat, Cara Menyajikan, Kandungan Gizi

1. Sagu Ayam Selimut

Bahan :

 250 gr ayam

 150 gr tepung sagu tani  3 batang daun bawang  5 siung bawang putih  1 bungkus lada bubuk  1 sdt gula

 1 sdt garam  1 butir telur

 secukupnya Kol untuk membungkus adonan

Cara membuat :

1. Blender ayam masukkan dalam 1 wadah

2. Iris tipis2 daun bawang, parut bawang putih & 1 wortel masukkan dalam wadah ayam

3. Tambahkan telur, tepung sagu, terigu, gula,garam, penyedap rasa 4. Cetak menggunakan Kol lalu kukus selama 20 menit

Cara menyajikan :

(14)

Kandungan Gizi :

================================================================== ===

Analysis of the food record

================================================================== ===

Food Amount energy carbohydr.

 ___________________________________________________________________________   ___

tepung sagu 150 g 571.5 kcal 137.0 g daging ayam 250 g 712.2 kcal 0.0 g

telur ayam 50 g 77.6 kcal 0.6 g

Meal analysis: energy 1361.3 kcal (100 %), carbohydrate 137.5 g (100 %)

================================================================== ===

Result

================================================================== ===

 Nutrient analysed recommended percentage content value value/day fulfillment  ___________________________________________________________________________

energy 1361.3 kcal 2036.3 kcal 67 %

water 0.0 g 2700.0 g 0 %  protein 74.0 g(23%) 60.1 g(12 %) 123 % fat 52.7 g(35%) 69.1 g(< 30 %) 76 % carbohydr. 137.5 g(42%) 290.7 g(> 55 %) 47 % dietary fiber 1.3 g 30.0 g 4 % alcohol 0.0 g - -PUFA 11.2 g 10.0 g 112 % cholesterol 409.5 mg - -Vit. A 192.5 µg 800.0 µg 24 % carotene 0.0 mg - -Vit. E (eq.) 1.0 mg 12.0 mg 8 % Vit. B1 0.3 mg 1.0 mg 26 % Vit. B2 0.9 mg 1.2 mg 71 % Vit. B6 0.7 mg 1.2 mg 57 % tot. fol.acid 34.5 µg 400.0 µg 9 % Vit. C 0.0 mg 100.0 mg 0 % sodium 258.0 mg 2000.0 mg 13 %  potassium 522.5 mg 3500.0 mg 15 % calcium 60.5 mg 1000.0 mg 6 % magnesium 59.5 mg 310.0 mg 19 %  phosphorus 555.5 mg 700.0 mg 79 % iron 4.8 mg 15.0 mg 32 % zinc 5.2 mg 7.0 mg 74 %

(15)

2. Pentul Tempe

Bahan :

 300 gr tempe  2 sdm tepung sagu  1 butir telur

 Minyak secukupnya untuk menggoreng  Bumbu Yang Dihaluskan:

 5 btr bawang merah  2 siung bawang putih  2 cm kencur

 1/2 sdt garam

 1/4 sdt merica bubuk  1 sdt gula pasir

Cara membuat :

1. Haluskan tempe, campur dengan tepung sagu, putih telur, dan bumbu yg dihaluskan, aduk rata.

2. Ambil sesendok makan, bentuk bulat lonjong.

3. Panaskan minyak, goreng hingga matang dan berwarna coklat. Angkat dan tiriskan.

4. Sajikan hangat.

Cara menyajikan :

(16)

Kandungan Gizi :

================================================================== ===

Analysis of the food record

================================================================== ===

Food Amount energy carbohydr.

 ___________________________________________________________________________   ___

tempe kedele murni 300 g 597.3 kcal 51.0 g

telur ayam 50 g 77.6 kcal 0.6 g

tepung sagu 30 g 114.3 kcal 27.4 g

minyak kelapa 30 g 258.6 kcal 0.0 g

Meal analysis: energy 1047.8 kcal (100 %), carbohydrate 78.9 g (100 %)

==================================================================

Result

==================================================================

 Nutrient analysed recommended percentage

content value value/day fulfillment

 ___________________________________________________________________________

energy 1047.8 kcal 2036.3 kcal 51 %

water 0.0 g 2700.0 g 0 %  protein 63.4 g(24%) 60.1 g(12 %) 105 % fat 58.4 g(47%) 69.1 g(< 30 %) 85 % carbohydr. 78.9 g(29%) 290.7 g(> 55 %) 27 % dietary fiber 4.5 g 30.0 g 15 % alcohol 0.0 g - -PUFA 14.1 g 10.0 g 141 % cholesterol 212.0 mg - -Vit. A 98.0 µg 800.0 µg 12 % carotene 0.0 mg - -Vit. E (eq.) 4.3 mg 12.0 mg 36 % Vit. B1 0.4 mg 1.0 mg 43 % Vit. B2 0.6 mg 1.2 mg 49 % Vit. B6 1.0 mg 1.2 mg 80 % tot. fol.acid 178.0 µg 400.0 µg 45 % Vit. C 0.0 mg 100.0 mg 0 % sodium 82.7 mg 2000.0 mg 4 %  potassium 1164.9 mg 3500.0 mg 33 % calcium 304.6 mg 1000.0 mg 30 % magnesium 215.9 mg 310.0 mg 70 %  phosphorus 707.9 mg 700.0 mg 101 % iron 7.6 mg 15.0 mg 51 % zinc 6.0 mg 7.0 mg 85 %

(17)

3. Kapurung Bahan-Bahan :  ½ kg Sagu  ½ kg ikan patin  4 buah tomat  ¼ kg kangkung  ½ kg labu hijau  ¼ kg Kacang tanah  Garam  Bawang putih  Penyedap rasa/masako  Gula putih ½ sendok teh

 3 buah jeruk limau kuit/jeruk nipis

Cara Membuat Resep Kapurung :

1. Bersihkan ikan patin, cuci bersih, potong sesuai selera, kukus sampai empuk. 2. Siapkan sayuran, potong sesuai selera lalu dicuci bersih

3. Goreng kacang tanah dengan sedikit minyak sampai matang 4. Tambahkan perasan jeruk limau/jeruk nipis

5. Panaskan air dipanci kurang lebih 4 liter sampai mendidih

6. Masukan sagu diwajan besar, taburkan garam secukupnya, tambahkan sedikit air dingin untuk mengencerkan sagu (sampai bisa dibuat ukuran membulat) 7. Apabila sudah mendidih, tuang sagu ke wadah sedikit demi sedikit sambil

diaduk sampai sagunya mengental berwarna putih bening

8. Siapkan air bening, kemudian buat bentuk bulat-bulat seperti pentol/cilok menggunakan sumpit sampai adonan sagu habis

(18)

9. Siapkan air mendidih, masukan ikan patin yang sudah dikukus, labu hijau dan kangkung kemudian rebus sampai matang

10. Masukan tomat dan sayuran, tunggu sekitar 2 menit, angkat

11. Masukan bumbu kacang yang sudah dihaluskan, garam, penyedap rasa secukupnya

12. Campurkan dengan sagu yang sudah dibentuk bulat-bulat tadi 13. Aduk dan makanan siap disajikan.

Kandungan Gizi Kapurung

===============================================================

Analysis of the food record

===============================================================

Food Amount energy carbohydr.

 ________________________________________________________________________ Sago tinned cooked 500 g 130,3 kcal 18,5 g

Tomato red fresh 100 g 17,4 kcal 2,6 g Vegetables diverse (R) 50 g 42,4 kcal 3,7 g Peanut roasted 250 g 1448,4 kcal 23,6 g Vegetables diverse (R) 500 g 423,6 kcal 36,5 g Onions fresh 20 g 5,6 kcal 1,0 g Sugar-coated sweets 10 g 37,2 kcal 7,7 g Candied lemon peel 20 g 58,5 kcal 14,0 g Fishes cooked 1000 g 960,8 kcal 0,0 g Meal analysis: energy 3124,2 kcal (100 %), carbohydrate 107,6 g (100 %)

===============================================================

Result

===============================================================  Nutrient analysed recommended percentage

content value value/day fulfillment

 ______________________________________________________________________________ energy 3124,2 kcal 2036,3 kcal 153 %

water 1772,0 g 2700,0 g 66 %  protein 305,3 g(40%) 60,1 g(12 %) 508 % fat 162,5 g(46%) 69,1 g(< 30 %) 235 % carbohydr. 107,6 g(14%) 290,7 g(> 55 %) 37 % dietary fiber 67,7 g 30,0 g 226 % alcohol 0,0 g - -PUFA 40,8 g 10,0 g 408 % cholesterol 923,3 mg - -Vit. A 1701,6 µg 800,0 µg 213 % carotene 7,7 mg - -Vit. E (eq.) 31,5 mg 12,0 mg 263 % Vit. B1 1,6 mg 1,0 mg 165 % Vit. B2 2,4 mg 1,2 mg 201 % Vit. B6 4,4 mg 1,2 mg 364 % tot. fol.acid 563,9 µg 400,0 µg 141 %

(19)

Vit. C 136,3 mg 100,0 mg 136 % sodium 2127,0 mg 2000,0 mg 106 %  potassium 7081,1 mg 3500,0 mg 202 % calcium 868,0 mg 1000,0 mg 87 % magnesium 930,7 mg 310,0 mg 300 %  phosphorus 3693,2 mg 700,0 mg 528 % iron 20,7 mg 15,0 mg 138 % zinc 18,5 mg 7,0 mg 265 % 4. Es Sagu Mutiara Bahan-Bahan :  60 gr Nangka

 100 gr kelapa muda, dikerok  50 gram sagu mutiara, direbus  150 ml susu kental manis putih  750 gram es serut

 200 ml gula pasir  300 ml air

 1 lembar daun pandan

Cara Membuat :

1. Sirup, rebus gula pasir, air, dan daun pandan. Masak sampai gula larut. Dinginkan. 2. Tata dalam gelas, avokad, kelapa muda, dan sagu mutiara. Tambahkan air gula, es

(20)

Kandungan Gizi :

================================================================== ===

Analysis of the food record

================================================================== ===

Food Amount energy carbohydr.

 ___________________________________________________________________________   ___

nangka biji 60 g 91.8 kcal 20.2 g

kelapa muda daging 100 g 70.0 kcal 10.0 g

tepung sagu 50 g 190.5 kcal 45.7 g

susu kental manis 150 g 480.0 kcal 81.8 g

gula pasir 200 g 773.9 kcal 199.8 g

Meal analysis: energy 1606.2 kcal (100 %), carbohydrate 357.4 g (100 %)

==================================================================

Result

==================================================================

 Nutrient analysed recommended percentage

content value value/day fulfillment

 ___________________________________________________________________________

energy 1606.2 kcal 2036.3 kcal 79 %

water 0.0 g 2700.0 g 0 %  protein 14.1 g(3%) 60.1 g(12 %) 23 % fat 17.0 g(9%) 69.1 g(< 30 %) 25 % carbohydr. 357.4 g(88%) 290.7 g(> 55 %) 123 % dietary fiber 6.5 g 30.0 g 22 % alcohol 0.0 g - -PUFA 0.4 g 10.0 g 4 % cholesterol 49.5 mg - -Vit. A 100.2 µg 800.0 µg 13 % carotene 0.0 mg - -Vit. E (eq.) 0.6 mg 12.0 mg 5 % Vit. B1 0.2 mg 1.0 mg 16 % Vit. B2 0.7 mg 1.2 mg 56 % Vit. B6 0.3 mg 1.2 mg 21 % tot. fol.acid 42.3 µg 400.0 µg 11 % Vit. C 16.2 mg 100.0 mg 16 % sodium 195.7 mg 2000.0 mg 10 %  potassium 778.6 mg 3500.0 mg 22 % calcium 586.2 mg 1000.0 mg 59 % magnesium 81.3 mg 310.0 mg 26 %  phosphorus 449.1 mg 700.0 mg 64 % iron 1.8 mg 15.0 mg 12 % zinc 1.9 mg 7.0 mg 27 %

(21)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Diversifikasi pangan merupakan suatu proses pemilihan pangan yang tidak hanya tergantung pada satu jenis pangan, akan tetapi memiliki beragam pilihan (alternatif) terhadap berbagai bahan pangan.

2. Diversifikasi pangan berkaitan dengan upaya untuk mencapai ketahanan pangan. Tujuan diversifikasi pangan diantaranya yaitu mengurangi ketergantungan impor beras, mencapai pola konsumsi pangan yang tepat, mewujudkan pola pangan harapan, daan gizi yang terjangkau oleh semua pendapatan.

3. Sagu ( Metroxylon spp) merupakan salah satu sumber pangan tradisional potensial yang

dapat dikembangkan dalam diversifikasi pangan mendukung ketahanan pangan lokal dan nasional. Bahan pangan tradisional ini memiliki nilai gizi tidak kalah dengan sumber  pangan lainnya seperti beras, jagung, ubikayu, dan kentang. Potensi lahan sagu di

Maluku cukup luas, demikian pula dengan potensi produksinya cukup tinggi (30 t/ha/th),  jauh melebihi sumber pangan lainnya (padi, jagung, dan kentang). Tepung sagu dan  produk olahannya dapat dikelompokkan sebagai pangan fungsional karena memiliki kandungan karbohidrat (84,7%) dan serat pangan (3,69-5,96%) yang cukup tinggi, indeks glikemik (28) rendah, dan mengandung pati resisten, polisakarida bukan pati, dan karbohidrat rantai pendek yang sangat berguna bagi kesehatan. Proses budidaya sagu (pra-panen) sampai pengolahan tepung sagu basah (pasca panen) dilakukan secara alami, sehingga tepung sagu dapat dikategorikan sebagai pangan organik 100%.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Alfons, Janes Berthy dan A. Arivin Rivaie. 2011. Sagu Mendukung Ketahanan Pangan

dalam Menghadapi Dampak Perubahan Iklim. Diunduh dari

http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2012/03/  perkebunan_perspektif_Vol10211_N-4-JanesB.pdf

Fadila, Ila. 2011.  Potensi Sagu dalam Upaya Diversifikasi Pangan. Diunduh dari https://www.pdf-archive.com/2011/12/05/37-ila-fadila/37-ila-fadila.pdf

http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/SAGU-SEBAGAI-BAHAN-PANGAN.pdf

Limbongan, Jermia. 2007. mia.2 007.Beberapa Jenis Sagu Potensial di Papua. Diunduh dari http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/ p3261 073.pdf

Referensi

Dokumen terkait

12 Terselenggaranya Layanan Dukungan Manajemen Satker 01 Jumlah Penerbitan Dokumen Keimigrasian Bagi Orang Asing Indikator Kinerja Kegiatan. 01 Jumlah Penerbitan Dokumen

Berdasarkan tabel hasil kemampuan menyimak pada siklus II ini terdapat nilai terbesar dari beberapa indikator diatas yaitu pada indikator ke 1 butir pernyataan nomor 1

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pestisida Nabati Ekstrak Daun Keluwih (Artocarpus Communis J.R. Forst.) terhadap Mortalitas

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep desain produk berdasarkan kategori yang digunakan untuk merancang kursi dan meja ruang tamu yang berbasis

Adanya hubungan umur, pendidikan, sumber informasi dan pengetahuan dengan peran suami dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD pada pasangan usia subur di Desa Percut

Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FK USU yang melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di Instalasi Rawat

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu KSLL memiliki kekakuan lebih tinggi dibandingkan dengan pondasi rakit karena adanya pemadatan tanah

para mahasiswa tidak lepas dari membuat makalah, laporan-laporan, maupun menyelesaikan tugas akhir yang berupa skripsi ataupun laporan akhir lain yang semuanya