• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP MANAJEMEN SEKOLAH EFEKTIF (Sebuah Kajian Teoritis)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSEP MANAJEMEN SEKOLAH EFEKTIF (Sebuah Kajian Teoritis)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

(Sebuah Kajian Teoritis)

Oleh: Mustafiyanti

Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Qur’an Al-Ittifaqiah Indralaya mustafiyanti@gmail.com

ABSTRAK

Munculnya sekolah efektif dilihat dari keberhasilan sebuah sekolah biasanya ditentukan oleh sejauhmana tujuan pendidikan itu dapat tercapai pada periode tertentu sesuai dengan lamanya pendidikan yang berlangsung di sekolah. Sekolah efektif mempunyai tingkat ketersesuaian yang tinggi antara apa yang telah dirumuskan untuk dikerjakan dengan hasil yang dicapai sekolah. Sekolah efektif senantiasa selalu mengupdate dan menyempurnakan program yang telah dilaksanakan setiap tahun sehingga dapat mengembangkan kompetensi siswa yang adaptif terhadap setiap perkembangan IPTEK dan lingkungan global yang selalu berubah. Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki manajemen yang baik atau memiliki standar pengelolaan yang baik, transparan dan akuntabel yang mampu memberdayakan semua komponen penting sekolah baik secara internal maupun eksternal untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.

(2)

ABSTRACT

The emergence of an effective school from a successful school is determined by a school that can be reached in a certain period that is in line with the school that is being held at school. Effective schools have a high level of compatibility between what has been formulated to be done with the results achieved by schools. Schools are always effective in updating and completing programs that have been carried out every year in order to develop competencies that are adapted to every development of science and technology and the ever-changing global environment. Effective schools are schools that have good management or that have good, transparent and accountable management standards that are able to empower all important components of the school both internally and externally to achieve effective and efficient school goals

(3)

A. PENDAHULUAN

Suatu pendidikan dipandang bermutu atau berkualitas dapat diukur dari kedudukannya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional. Selain itu, pendidikan bermutu dilihat dari keberhasilan membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan rancangan suatu sistem pendidikan yang mampu menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan, merangsang dan menantang peserta didik untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk berkembang secara optimal sesuai karakter, bakat dan kemampuannya adalah salah satu prinsip pendidikan yang demokratis.

Salah satu masalah yang sangat serius dalam bidang pendidikan di tanah air kita saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Banyak pihak berpendapat bahwa rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu faktor yang menghambat dalam penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi tuntutan pembangunan bangsa diberbagai bidang. Rendahnya mutu pendidikan terkait dengan skenario yang dipakai oleh pemerintah dalam membangun pendidikan, yang selama ini lebih menekankan pada pendekatan input and output. Pemerintah berkeyakinan bahwa dengan meningkatkan mutu input maka dengan sendirinya akan dapat meningkatkan mutu output. Dengan keyakinan tersebut, kebijakan dan upaya yang ditempuh pemerintah adalah pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, pengadaan guru, menatar para guru, dan menyediakan dana operasional pendidikan secara lebih memadai.

Mengevaluasi melalui dari data UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM) Report 2016, menunjukkan kualitas pendidikan di Indonesia baru bisa menempati posisi peringkat ke-10 dari 14 negara berkembang dan Indonesia berada di peringkat 108 di dunia dengan skor 0,603. Secara umum kualitas pendidikan di tanah air berada di bawah Palestina, Samoa dan Mongolia. Hanya sebanyak 44% penduduk menuntaskan pendidikan menengah. Sementara 11% murid gagal menuntaskan pendidikan alias keluar dari sekolah.1

Upaya peningkatan mutu sekolah telah menjadi perhatian utama dunia pendidikan dewasa ini, yang pada prinsipnya adalah menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai

1

(4)

manfaat tinggi serta sesuai dengan kebutuhan di era serba modern atau era digitalisasi. Sesuatu yang bermanfaat tidak berguna apabila tidak sesuai dengan kebutuhan, demikian sebaliknya. Nilai manfaat dan kesesuaian dengan kebutuhan pelanggan, masyarakat, dunia kerja merupakan aspek-aspek mutu yang amat penting. Akuntabilitas mutu pendidikan sudah harus menjadi bagian dari sistem pendidikan di sekolah sesuai dengan tuntutan dari stakeholders dan perkembangan zaman di era digitalisasi saat ini.

Sekolah merupakan suatu institusi yang di dalamnya terdapat komponen guru, siswa, dan staf administrasi yang masing-masing mempunyai tugas tertentu dalam melancarkan program. Sebagai institusi pendidikan formal, sekolah dituntut menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan akademis tertentu, keterampilan, sikap dan mental, serta kepribadian lainnya sehingga mereka dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau bekerja pada lapangan pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan keterampilannya.2

Keberhasilan suatu lembaga sekolah merupakan ukuran yang bersifat mikro yang didasarkan pada tujuan dan sasaran pendidikan pada tingkat sekolah sejalan dengan tujuan pendidikan nasional serta sejauh mana tujuan itu dapat dicapai sesuai target pada periode tertentu sesuai dengan lamanya pendidikan yang berlangsung di sekolah. Terdapat dua faktor yang menuntut setiap lembaga untuk meningkatkan kualitas pendidikan, yaitu faktor tantangan era globalisasi dan faktor kesadaran orang tua atau masyarakat terhadap kebutuhan pendidikan tang berkualitas.

Faktor pertama adalah persaingan global dalam era pasar bebas yang menyebabkan adanya kompetensi yang ketat, tidak hanya meliputi produk dan jasa akan tetapi juga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Peningkatan kualitas SDM dapat dicapai melalui pendidikan yang berkualitas pula, yakni melaksanakan proses pembelajaran, penyediaan sarana pembelajaran, melaksanakan manajemen pendidikan yang baik dan tersedianya kualitas guru yang baik. Selanjutnya, faktor kedua semakin maningkatnya kesadaran orang tua terhadap pendidikan yang berkualitas. Kesadaran orang tua terhadap peningkatan kualitas pendidikan dicirikan orang tua berupaya mencari lembaga pendidikan yang berkualita.3

Manajemen pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu memainkan peranan yang amat penting dalam mewujudkan system pendidikan yang bermutu dan berkelanjutan.

2

Nurdin. (2011). Manajemen Sekolah Efektif dan Unggul. Jurnal UPI : Adiministrasi Pendidikan.hal. 13 (1) 3

(5)

Manajemen sistem pendidikan amat penting karena proses penataan sumber daya pendidikan (pengelolaan tenaga kependidikan, kurikulum dan pembelejaran, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, serta keterlibatan secara terpadu dan simultan antara pemerintah, sekolah dan masyarakat) perlu diatur atau dimenej secara professional.

Globalisasi memberikan warna tersendiri bagi arah pencapaian tujuan pendidikan. Di era global seperti sekarang ini kemajuan sekolah merupakan penerapan dari pengelolaan mutu, responsif terhadap tantangan dan antisipasi terhadap perubahan – perubahan yang diakibatkan oleh tatanan internal sehingga menimbulkan gejolak dan ketidakpastian yang dapat mengancam runtuhnya berbagai tatanan yang diciptakan sedemikian rupa. Adanya arus globalisasi sangat berpengaruh terhadap pengembangan sekolah- sekolah yang hanya memelihara keadaan stabil tanpa ingin merespon berbagai gejolak dan pengaruh eksternal seperti perkembangan IPTEK.

Pada akhirnya akan berhadapan dengan keadaan yang tidak menguntungkan. Mulai dari lulusnya yang dianggap tidak relevan, dengan dunia kerja. Berkurangnya kepercayaan masyarakat dan pada akhirnya sekolah yang berkualitas yang mampu eksis dalam persaingan global. Mutu sudah menjadi keharusan dan menjadi konsep yang paling penting untuk menjawab tantangan global. Hal ini mendorong berbagai kalangan untuk mengembangkan straegi perubahan dan antisipasi sehingga mampu menyesuaikan diri dengan pimpinan di era global ini. Sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan, lembaga pendidikan harus melakukan berbagai langkah penataan kembali baik internal dan eksteernal agar nantinya mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan baru dengan tetap memegang teguh nilai- nilai jati diri bangsa yang terpelihara.

B. PEMBAHASAN 1. Manajemen Sekolah

Manajemen sekolah dan manajemen pendidikan pada hakekatnya merupakan istilah yang mempunyai pengertian dan maksud yang sama. Keduanya memang sulit dibedakan, lebih-lebih karena sering dipakai secara bergantian dalam pengertian yang sama. Apa yang menjadi skop manajemen pendidikan adalah juga merupkan skop atau bidang garapan manajemen sekolah. Demikian pula proses kerjanya ditempuh melalui fungsi-fungsi yang sama, yang diilhami dari teori administrasi dan manajemen pada umumnya.4

4

(6)

Manajemen sekolah merupakan faktor yang paling penting dan sangat dominan dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi sekolah yang diraih, hal itu bisa dilihat dari rapor sekolah. Oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan yaitu kepala sekolah hendaknya harus menggunakan suatu sistem yang benar, artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang didalamnya terdapat komponen-komponen terkait seperti guru, staff TU, komite sekolah, orang tua siswa, masyarakat, pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi secara optimal karena semuanya dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan atau kepala sekolah itu sendiri.

Manajemen sekolah yang baik ialah manajemen yang tidak jauh menyimpang dari konsep dan yang sesuai dengan obyek yang ditangani serta tempat organisasi itu berada. Sebagai bagian dari suatu ilmu, seharusnya manajemen itu tidak boleh menyimpang dari konsep manajemen yang sudah ada. Namun variasi bisa terjadi akibat kreasi dan inovasi para manajer. Variasi ini berkaitan dengan obyek yang ditangani dan tempat organisasi itu.

Manajemen secara umum menurut Stoner yang dikutip oleh Handoko (2012) manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.5

Selanjutnya dalam konteks sekolah yaitu manajemen sekolah menurut buku manajamen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang persekolahan. Ketika istilah manajemen diterapkan misalnya manajemen dalam bidang pemerintahan maka istilah itu akan menjadi manajemen pemerintahan. Jika diterapkan dalam bidang pendidikan maka akan menjadi manajemen pendidikan, begitu seterusnya. Sedangkan menurut James Jr. manajemen sekolah adalah proses pendayagunaan sumber-sumber manusiawi bagi penyelenggara sekolah secara efektif. Sedangkan dalam konteks pendidikan ada juga manajemen pendidikan.

Penelitian Nur, Harun, dan Ibrahim (2016) bahwa majemen sekolah dapat diartikan segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang. Tujuan penelitian yang dilakukan Nur, dkk. adalah untuk mengetahui manajemen sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan, dengan

5

(7)

meliputi: (1) Perencanaan program sekolah; (2) Pelaksanaan program sekolah dan (3) Hambatan yang dihadapinya.

Sekolah merupakan suatu institusi atau lembaga pendidikan yang didalamnya terdapat komponen guru, siswa, dan staf administrasi yang masing-masing mempunyai tugas tertentu dalam melancarkan program. Sebagai institusi pendidikan formal, sekolah dituntut menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan akademis tertentu, keterampilan, sikap dan mental, serta kepribadian lainnya sehingga mereka dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau bekerja pada lapangan pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan keterampilannya. Manajemen sekolah merupakan proses pemanfaatan seluruh sumber daya sekolah yang dilakukan melalui tindakan yang rasional dan sistematik (mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengerahan tindakan, dan pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.6

Tindakan-tindakan manajemen tersebut bersumber pada kebijakan dan peraturan-peraturan yang disepakati bersama yang diwujudkan dalam bentuk sikap, nilai, dan perilaku dari seluruh orang yang terlibat di dalamnya. Tindakan-tindakan manajemen tidak berlangsung dalam satu isolasi, melainkan terjadi dalam satu keutuhan kompleksitas sistem. Apabila dilihat dalam perspektif ini, maka dimensi sekolah efektif meliputi: (a) Layanan Belajar bagi Siswa; (b) Pengelolaan dan Layanan Siswa; (c) Sarana dan Prasarana Sekolah; (d) Program dan Pembiayaan; (e) Partisipasi Masyarakat; (f) Budaya Sekolah (Nurdin, 2011).

Teori manajemen menurit Harold Koontz (2007) dalam Making Sense of Management Theory secara umum menjelaskan beberapa ahli dan praktisi di bidang manajemen pada awalnya tak begitu peduli dengan teori-teori manajemen karena baik manajemen sebagai ilmu maupun manajemen sebagai praktik terkadang saling melengkapi. Teori dan praktik manajemen pada dasarnya selalu berkaitan dengan kehidupan sebuah lembaga, baik yang dipikirkan secara terstruktur maupun tidak, baik yang memiliki catatan atau data maupun yang tidak memilikinya.7

Menurut Anonim (2006), minimal ada tiga prasyarat agar manajemen sekolah efektif yaitu: (1) didelegasikan dan diserahkannya tugas, wewenang, dan tanggung

6

Nur, M.,Harun, & Ibrahim (2016). Manajemen Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada Sdn Dayah Guci Kabupaten Pidie. Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syah Kuala. 4(1).

7

Badhowi, A. (2017). Tentang Manajemen Sekolah Efektif. Diakses tanggal 8 Oktober 2019 dari : https://mediaindonesia.com/read/detail/112137-tentang-manajemen-sekolah-efekti

(8)

jawab untuk mengambil keputusan secara proporsional di sekolah meliputi kurikulum, teknologi, pengambilan keputusan taktis dan strategis sekolah, penggunaan fasilitas belajar, usul pengadaan, pemanfaatan dan peningkatan SDM, biaya, dan waktu, (2) didukung oleh unsur input pendidikan yang sesuai dengan tuntutan mutu pendidikan, dan (3) didukung oleh kemampuan profesional pendidikan yang mumpuni untuk melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab pendidikan.8

Selanjutnya, menurut Anonim (2006), dalam melaksanakan manajemen sekolah dapat digunakan konsep manajemen pendidikan modern dengan prinsip desentralisasi yaitu konsep bimbingan yang baik dan benar (good governance). Konsep bimbingan yang baik dan benar adalah: (1) akuntabilitas, (2) transparan, (3) partisipasi, (4) kemitraan, (5) responsif, (6) penataan hukum, (7) efisiensi, (8) visi strategis, (9) profesionalisme, (10) enterpreneurship, (11) budaya organisasi, dan (12) kepedulian pada visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan program sekolah yang sudah menjadi keputusan bersama.

Manajemen sekolah secara umum ada empat fungsi manajemen yang sudah dikenal menurut teori manajemen yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang pimpinan, menurut Yamin dan Maisah (2009:2), yaitu “perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).

Dari beberapa pendapat yang dipaparkan di atas bahwa manajemen sekolah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan baik tujuan nasional dan tujuan kelembagaan yang hasilnya bisa dilihat dari beberapa faktor sebagai indikator kinerja yang berhasil dicapai oleh sekolah. Manajemen sekolah merupakan tindakan pengelolaan dan pengadministrasian sekolah. Manajemen sekolah berarti memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan sekolah.

8

Anonim. (2006). Naskah Akademik Standar Pengelolaan Pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

(9)

2. Konsep Sekolah Efektif

Di era globalisasi sekarang ini, kemajuan sekolah merupakan esensi dari pengelolaan sekolah melalui pemeliharaan mutu, responsive terhadap tantangan dan antisipatif terhadap perubahan-perubahan yang diakibatkan dari berubahnya tatanan internal sehingga tidak menimbulkan keadaan bergejolak dan ketidakpastian yang dapat mengancam runtuhnya berbagai tatanan yang telah diciptakan sedemikian rupa. Globalisasi memberikan warna tersendiri bagi arah pencapaian tujuan pendidikan. Adanya arus globalisasi sangat berpengaruh terhadap pengembangan sekolah. Hanya sekolah yang berkualitas saja yang mampu eksis dalam global. Mutu sudah menjadi satu keharusan dan menjadi konsep yang paling manjur untuk menjawab tantangan global.

Efektif sebuah lingkungan biasanya berkaitan erat dengan rasa nyaman dan menyenangkan begitupun seharusnya di lingkungan sekolah mungkin dapat dikatakan sebuah indikotar. Kita memperoleh rasa nyaman serta menyenangkan karena adanya keteraturan dan sikap semua orang yang mendukung aturan tersebut serta menjalankannya dengan kesadaran yang tinggi. Efektifitas sekolah merujuk kepada pemberdayaan semua komponen sekolah sebagai organisasi tempat belajar berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing-masing di dalam struktur program dengan tujuan agar siswa belajar dan mencapai tujuan atau hasil yang telah ditetapkan oleh lembaga. Pentingnya pemahaman terhadap keefektifan sekolah tidak saja dalam kaitan dengan meningkatkan mutu pendidikan tetapi juga sejalan dengan kebijakan nasional yaitu desentralisasi pendidikan dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang sekaligus terkait dengan adanya otonomi sekolah. Diharapkan sekolah dapat lebih leluasa mengelola sumber daya pendidikan dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan serta sekolah dapat lebih tanggap terhadap kebutuhan masyarakat setempat dan mampu melibatkan masyarakat dalam membantu dan mengontrol pengelolaan pendidikan pada tingkat sekolah.

Sekolah efektif merupakan sekolah yang dapat mencapai target yang telah ditetapkannya sendiri. Sekolah efektif juga dapat mencapai target dengan penetapan target yang tinggi. Sejalan pendapat yang diutarakan Kristiawan (2017:107)9 sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mencapai target-target yang telah ditetapkan sebelumnya (visi, misi, dan tujuannya) dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya yang ada di dalam sekolah tersebut serta memiliki iklim sekolah yang

9

(10)

mendukung kegiatan pembelajaran dan output yang dihasilkan oleh sekolah dapat bermanfaat bagi lingkungannya.

Efektivitas sekolah harus dilihat sebagai konsep formal ”hampa” konsep yang tidak pandang bulu berkenaan dengan jenis-jenis pengukuran terhadap kinerja sekolah yang dipilih. Karena maksud literal dari efektivitas sekolah adalah pencapaian tujuan (goal attainment), maka asumsi implisitnya adalah bahwa kriteria yang digunakan untuk mengukur kinerja mencerminkan indikator indikator penting bagi penjaminan mutu di sekolah. Tentu saja, berbagai pendapat tentang indikator dan kriteria sekolah efektif dapat saja berbeda berdasarkan karakteristik sekolah tersebut. (Sulaeha, 2016).10

Sekolah sebagai sebuah sistem mempunyai input, proses, output, dan feedback. Maka karakteristik sekolah efektif menurut Widodo11 dapat dilihat dari indikator input dan output , sebagai berikut :

a. Input

1) Memiliki kebijakan, tujuan dan sasaran mutu yang jelas 2) Sumber daya tersedia dan siap

3) Staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi 4) Memiliki harapan dan prestasi yang tinggi 5) Fokus pada pelanggan (khususnya siswa) b. Output

1) Proses belajar mengajar yang efektifitasnya tinggi 2) Kepemimpinan sekolah yang kuat

3) Lingkungan sekolah yang aman dan tertib 4) Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif 5) Sekolah memiliki budaya mutu

6)Sekolah memiliki teamwork yang kompak, cerdas dan dinamis 7) Sekolah memiliki kewenangan (kemandirian).

8)Partisipasi yang tinggi dari warga sekolah dan masyarakat 9) Sekolah memiliki keterbukaan (transparansi manajemen) 10)Sekolah memiliki kemauan untuk berubah

11)Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan

10

Sulaeha. (2016). Analisis Sekolah Efektif Untuk Peningkatan Kualitas Manajemen Terpadu Pada Sekolah Dasar Di Kota Palu. Paedagogia : Jurnal Pendidikan. 5(1).

11

Widodo, SE. (2011). Manajemen Mutu Pendidikan: untuk Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Ardadizya Jaya. Hal.35

(11)

12)Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan 13) Komunikasi yang baik

14)Sekolah memiliki akuntabilitas

Menurut Mortimore dalam Kristiawan (2017,p.107) bahwa yang dikatakan sekolah efektif mempunyai karakteristik dan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Sekolah memilki visi dan misi yang jelas dan dijalankan dengan konsisten; b. Lingkungan sekolah yang baik dan adanya disiplin serta keteraturan di kalangan

pelajar dan staf;

c. Kepemimpinan sekolah yang kuat;

d. Penghargaan bagi guru dan staf serta siswa yang berprestasi; e. Pendelegasi wewenang yang jelas;

f. Dukungan masyarakat sekitar;

g. Sekolah mempunyai rancangan program yang jelas dan terarah; h. Sekolah mempunyai fokus sistemnya tersendiri;

i. Pelajar diberi tanggungjawab;

j. Guru menerapkan pembelajaran inovatif; k. Melakukan evaluasi yang berkelanjutan;

l. Kurikulum sekolah yang terancang dan terintregasi sama lainnya; dan m. Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam membantu pendidikan anaknya.

Selanjutnya, penelitian Koster (2011) 12 bahwa baik sekolah efektif maupun sekolah tidak efektif ternyata belum menjadi wahana yang memadai untuk membentuk konsep diri siswa sebagai bagian dari pembentukan kepribadian, perilaku, dan sikap siswa. Dengan kata lain, di sekolah efektif maupun di sekolah tidak efektif, transformasi nilai-nilai belum dapat berlangsung dengan baik. Temuan ini sangat menarik karena sekolah sesungguhnya diharapkan menjadi salah satu wahana untuk menanamkan nilai-nilai kepada siswa baik melalui substansi mata pelajaran maupun melalui teladan para guru. Hal ini memberi gambaran umum bahwa sekolah baru mampu memberi pengetahuan yang bersifat kognitif tetapi belum mampu membangun kemampuan siswa yang bersifat afektif.

Dengan demikian, nampaknya penyelenggaraan pendidikan di sekolah lebih berorientasi pada upaya-upaya pencapaian hasil belajar kognitif siswa dengan mengabaikan pengembangan kepribadian, sikap, dan perilaku siswa. Ini dapat dipahami

12

(12)

dari orientasi kebijakan dan praktik penyelenggaraan pendidikan yang memang terlalu menekankan pada kemampuan kognitif siswa tanpa diimbangi dengan kemampuan afektif siswa seperti pada kriteria seleksi penerimaan siswa baru, proses belajar menganjar maupun sistem evaluasi keberhasilan sekolah.

Keberhasilan sekolah di Indonesia saat ini, semata-mata diukur berdasarkan perolehan Nilai Ujian Sekolah atau Nilai Ujian Nasional tanpa memperhatikan bagaimana keberhasilan sekolah dalam membina perilaku dan kepribadian siswa di sekolah tersebut. Padahal, tingkat kenakalan remaja seperti perkelahian antar pelajar, keterlibatan jual beli dan pemakai narkoba, serta tindakan-tindakan asosial lainnya cukup tinggi. Masyarakat dan orangtua siswa sesungguhnya sangat mengharapkan agar sekolah menjadi tumpuan dalam membangun etika, moral, dan keadaban siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter bangsa.

Asas terpenting dan menjadi landasan bergerak dalam pengelolaan pendidikan menuju sekolah efektif adalah “semua anak dapat belajar”. Hal ini mengisyaratkan bahwa sekolah merupakan wahana yang menyediakan tempat yang terbaik bagi anak untuk belajar, dimana semua upaya manajemen dan kepemimpinan yang terjadi di sekolah diarahkan bagi usaha membuat semua peserta didik belajar.

Efektivitas belajar bukan hanya menilai hasil belajar siswa, tetapi semua upaya yang menyebabkan anak belajar. Hal ini terkait dengan fungsi sekolah sebagai tempat belajar yang memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pengalaman pembelajaran yang bermutu bagi peserta didik. Dengan demikian, sekolah efektif adalah sekolah yang menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar yang paling baik yang menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu bagi siswa. Sekolah merupakan suatu institusi yang didalamnya terdapat komponen guru, siswa, dan staf administrasi yang masing-masing mempunyai tugas tertentu dalam melancarkan program.

Keberhasilan suatu sekolah merupakan ukuran bersifat mikro yang didasarkan pada tujuan dan sasaran pendidikan pada tingkat sekolah sejalan dengan tujuan pendidikan nasional serta sejauh mana tujuan itu dapat tercapai pada periode tertentu sesuai dengan lamanya pendidikan yang berlangsung disekolah. Pengertian umum sekolah efektif juga berkaitan dengan perumusan apa yang harus dikerjakan dengan apa yang telah dicapai. Sehingga suatu sekolah akan disebut efektif jika terdapat hubungan yang kuat antara apa yang telah dirumuskan untuk dikerjakan dengan hasil-hasil yang

(13)

dicapai oleh sekolah, sebaliknya sekolah dikatakan tidak efektif bila hubungan tersebut rendah.

Efektivitas sekolah menunjukkan pada tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai berupa achievements atau observed output dengan hasil yang diharapkan berupa objectives, targets, intended outputs yang telah ditetapkan. Sekolah efektif adalah sekolah yang membuat prestasi tidak saja pada siswa tetapi pada semua komponen yang melingkupinya. Parameter untuk mencapai efektifitas dinyatakan sebagai angka nilai rasio antara jumlah hasil yang dicapai dalam kurun waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah yang ditargetkan dalam kurun waktu tertentu.

Efektivitas sekolah juga terkait pula dengan kualitas. Kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari lulusan yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat misalnya nilai hasil ujian akhir, prestasi olahraga, prestasi karya tulis ilmiah, dan prestasi pentas seni. Dengan demikian sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan proses bagi ketercapaian output pendidikan yaitu prestasi sekolah terutama prestasi siswa yang ditandai dengan dimilikinya semua kemampuan berupa kompetensi yang sipersyaratkan didalam belajar.

Dari uraian yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan proses bagi ketercapaian output pendidikan untuk mencapai target atau hasil sesuai tujuan sekolah yang telah ditetapkan secara optimal, yaitu prestasi sekolah terutama salah satunya adalah prestasi siswa yang ditandai dengan dimilikinya semua kemampuan berupa kompetensi yang dipersyaratkan di dalam belajar.

C. KESIMPULAN

Manajemen atau pengelolaan merupakan suatu komponen integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan, karena adanya manajemen yang diterapkan dengan baik maka tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien. Manajemen sekolah yang efektif dapat diartikan sebagai sekolah yang menunjukkan tingkat kinerja yang diharapkan dalam menyelenggarakan proses belajarnya, dengan menunjukkan hasil belajar yang bermutu pada peserta didik sesuai dengan tugas pokoknya. Pada sekolah efektif semua potensi yang dimiliki peserta didik dipastikan dapat berkembang secara optimal. Sekolah efektif juga dapat dikatakan sekolah yang mampu

(14)

mengoptimalkan semua masukan dan proses bagi ketercapaian output pendidikan, yaitu: prestasi sekolah terutama prestasi siswa yang ditandai dengan dimilikinya semua kemapuan berupa kompetensi yang dipersyaratkan di dalam belajar.

Efektivitas sekolah dapat tercermin dari profil sekolah yang memilki keteraturan dalam berbagai aspek untuk mencapat tujuan (aspek-aspek tersebut antara lain: guru, siswa,dan tenaga kependidikan lainnya). Orang yang bertanggungjawab atas manajemen sekolah adalah seorang kepala sekolah yang memilki karakteristik kepemimpinan yang kuat dan profesional dalam kerjanya. Dengan demikian, pengertian sekolah efektif dapat diartikan sebagai sekolah yang memiliki sistem manajemen pengelolaan yang baik, transparan dan akuntabel, serta mampu memberdayakan semua komponen penting sekolah, secara optimal baik internal maupun eksternal, dalam rangka pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah secara efektif serta efesien.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2006). Naskah Akademik Standar Pengelolaan Pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Handoko, T.H. (2012). Manajemen Edisi Ke 2. Penerbit :BPFE Jogjakarta

Susiyawati, E. (2013). Pengertian sekolah Efektif. Diakses tanggal 8 Oktober 2019 dari : https://ernisusiyawati.wordpress.com/tag/pengertian-sekolah-efektif/

Widodo, SE. (2011). Manajemen Mutu Pendidikan: untuk Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Ardadizya Jaya.

Badhowi, A. (2017). Tentang Manajemen Sekolah Efektif. Diakses tanggal 8 Oktober 2019 dari: https://mediaindonesia.com/read/detail/112137-tentang-manajemen-sekolah-efektif

Burhanuddin. (1994). Analisis Administrasi Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara

Juran, JM. (1996). Merancang Mutu. Jakarta : Binaman Presindo.

Kristiawan, M., Safitri, & Lestari. (2017). Manajemen Pendidikan. Jogjakarta : Penerbit CV. Budi Utama.

Nurdin. (2011). Manajemen Sekolah Efektif dan Unggul. Jurnal UPI : Adiministrasi Pendidikan.13(1).

Nur, M.,Harun, & Ibrahim (2016). Manajemen Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada Sdn Dayah Guci Kabupaten Pidie. Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syah Kuala. 4(1).

Sulaeha. (2016). Analisis Sekolah Efektif Untuk Peningkatan Kualitas Manajemen Terpadu Pada Sekolah Dasar Di Kota Palu. Paedagogia : Jurnal Pendidikan. 5(1).

Koster, W. (2001). Analisis Komparatif Antara Sekolah Efektif dengan Sekolah Tidak Efektif,.

Okezone. (2018). Daftar Negara ASEAN dengan Peringkat Pendidikan Tertinggi. Diakses tanggal 10 Oktober 2019 dari :https://news.okezone.com/read/

2017/11/24/18/1820178/daftar-negara- asean-dengan-peringkat-pendidikan-tertinggi Yamin, H. M. dan Maisah. (2009). Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan

Referensi

Dokumen terkait

Pencapaian Program penilaian kinerja guru adalah usaha yang dilakukan oleh aparatur atau tenaga pendidik di seluruh sekolah yang ada di Kota Tangerang untuk menjalankan

Meminimalisir perceived risk dapat dilakukan dengan cara menghindari beberapa hal yang mungkin terjadi seperti banyaknya waktu yang terbuang oleh customer dalam mencari produk

Radikalisme dan Terorisme pada Konteks Geo Politik Indonesia: Sebuah Tinjauan Komunikasi dan Media.. Dalam Sri Hastjarjo editor Masa Depan Komunikasi, Masa Depan Indonesia:

Peran masyarakat dalam melindungi hak-hak anak secara jelas pada pasal 72 ayat 2 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode korelasional, metode ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua variabel

Kesimpulan ini menjawab atas pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian tentang tata vegetasi di area reklamasi rawa, pola drainase kawasan, dan pengaturan/arahan

Jika anda menyatukan antara pendapat mereka yang menyatakan tidak adanya ketetapan karakter, dengan pendapat mereka yang menyamakan se- mua tubuh dan perbuatan, dan bahwa manusia

Hubungan keluarga sedarah yang menimbulkan hubungan istimewa adalah hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat yaitu hubungan antara seseorang dengan