• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengembangan karakter siswa survei pada 6 SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengembangan karakter siswa survei pada 6 SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahli"

Copied!
242
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA Survei pada 6 SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Keuangan, Paket Keahlian Akuntansi di Kabupaten Bantul SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Oleh: Basilios Unggul Hadi Saputra NIM: 11 1334 010. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA Survei pada 6 SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Keuangan, Paket Keahlian Akuntansi di Kabupaten Bantul SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Oleh: Basilios Unggul Hadi Saputra NIM: 11 1334 010. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015. i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERSEMBAHAN Karya yang sederhana dan jauh dari kata sempurna ini kupersembahkan bagi:. Ibu Dewi Maria dan puteranya Yesus Kristus yang selalu menjadi pegangan hidupku. Bapak, ibu, dan kakakku yang selalu mencintai dan memberikan dorongan kepadaku. Almamaterku tercinta, Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO MANUSIA ADALAH PEDANG BAGI DIRINYA SENDIRI OLEH KARENA ITU, JANGAN BIARKAN TUMPUL DAN ASAH TERUS AGAR DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MEMECAHKAN PERSOALAN HIDUP INI (NARUTO). v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 29 Juli 2015 Penulis. Basilios Unggul Hadi Saputra. vi.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Basilios Unggul Hadi Saputra. Nomor Mahasiswa. : 11 1334 010. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: HUBUNGAN. PERSEPSI. SISWA. TENTANG. IMPLEMENTASI. PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 29 Juli 2015 Yang menyatakan. Basilios Unggul Hadi Saputra. vii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK. HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA Survei pada 6 SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Keuangan, Paket Keahlian Akuntansi di Kabupaten Bantul Basilios Unggul Hadi Saputra Universitas Sanata Dharma 2015 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan materi rekonsiliasi bank dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa; (2) hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan materi rekonsiliasi bank dengan pengembangan karakter siswa. Penelitian ini merupakan studi kasus pada 6 SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Keuangan, Paket Keahlian Akuntansi pada Tahun Ajaran 2014/2015 di Kabupaten Bantul. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Oktober 2014 sampai dengan Mei 2015. Populasi penelitian ini berjumlah 192 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan materi rekonsiliasi bank dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi (Spearman’s rho = 0,132 dan nilai sig.(2-tailed) = 0,068 > α = 0,05); (2) ada hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi materi rekonsiliasi bank dengan pengembangan karakter siswa (Spearman’s rho = 0,536 dan nilai sig.(2-tailed) = 0,000 < α = 0,05).. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT. THE CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION ON THE IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC APPROACH IN LEARNING FINANCIAL ACCOUNTING LESSON AND THEIR HIGH-LEVEL LEARNING ABILITY AND CHARACTER DEVELOPMENT (A Survey in Six Vocational High Schools in the Accounting Expertise Package of the Financial Expertise Program of Business and Management Expertise Field in Bantul Regency) Basilios Unggul Hadi Saputra Sanata Dharma University 2015 This research aimes to discover: (1) the correlation between students’ perception on the implementation of scientific approach in the financial accounting lesson with learning materials on bank reconciliation and their high-level learning ability and (2) the correlation between students’ perception on the implementation of scientific approach in the financial accounting lesson with learning materials on bank reconciliation and their character development. This research is a case study in 6 vocational high schools with the Accounting Expertise Package of the Financial Expertise Program of the Business and Management Expertise Field in the academic year 2014/2015 in Bantul Regency. It was conducted from October 2014 to May 2015. The population consisted of 192 students. The data were collected by a questionnaire and interviews, and were analyzed by the Spearman Correlation test. The research results indicate that (1) there is no correlation between students’ perception on the implementation of scientific approach in the financial accounting lesson with learning materials on bank reconciliation and their high-level learning ability (Spearman’s rho = 0.132 and the 2-tailed significance level= 0.068 > α = 0.05); but (2) there is a significant correlation between students’ perception on the implementation scientific approach in the financial accounting lesson with learning materials on bank reconciliation and their character development(Spearman’s rho = 0.536 and the 2-tailed significance level= 0.000 < α = 0.05).. ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kepada Allah Bapa Putera dan Roh Kudus di surga atas segala berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul: “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Akuntansi Keuangan Dengan Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dan Pengembangan Karakter Siswa”. Survei pada 6 SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Keuangan, Paket Keahlian Akuntansi di Kabupaten Bantul. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat, dan doa yang sangat mendukung penulisa dalam penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1.. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 2.. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan PendidikanIlmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.. 3.. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, serta selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak. x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 4.. Segenap staf dosen pengajar Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,. Universitas. Sanata. Dharma,. Yogyakarta. yang. telah. memberikan tambahan pengetahuan, dukungan dan bantuan selama proses perkuliahan. 5.. Kedua orang tua saya, Bapak Thomas Riyadi dan Ibu Theresia Purhartini yang tercinta, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moral, maupun material, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu menyertai Bapak dan Ibu Tercinta.. 6.. Pakde Francis Borgias Alip atas dukungan dan segala bantuannya.. 7.. Kakakku Margareta Yunita P.P terima kasih atas dukungan dan doanya.. 8.. Kekasihku Revidona Mutiara Pamungkas yang selalu mengingatkan aku untuk mengerjakan skripsi.. 9.. Seluruh mahasiswa Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi 2011 yang juga telah memberi masukan, dukungan dan kerja sama yang baik selama ini.. 10.. Para sahabat dan teman-teman yang banyak membantu, mendoakan, serta memberi semangat.. 11.. Teman-teman satu bimbingan yang selalu berbagi informasi.. xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12.. Para siswa kelas XI SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Keuangan, Paket Keahlian Akuntansi di Kabupaten Bantul yang telah bersedia menjadi subyek dalam penelitian ini. Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh. dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.. Yogyakarta, 29 Juli 2015 Penulis. Basilios Unggul Hadi Saputra. xii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. ii. HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv. HALAMAN MOTTO .................................................................................... v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................................ vii ABSTRAK ................................................................................................... viii ABSTRACT .................................................................................................... ix. KATA PENGANTAR ................................................................................... x. DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1. B. BatasanMasalah ........................................................................... 5. C. Rumusan Masalah ....................................................................... 6. D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7. E. ManfaatPenelitian ........................................................................ 7. BAB II KAJIAN TEORI A. Pendekatan Saintifik .................................................................... 9. 1. PengertianPendekatan Saintifik ............................................... 9. 2. Karakteristik Pembelajaran Saintifik ...................................... 11 3. Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik....................................... 13 4. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik................. 14 5. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik ............................... 16. xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. B. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi ........................................ 26 1. Pengertian Berpikir Tingkat Tinggi ....................................... 26 2. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi .................... 30 3. Proses Berpikir Tingkat Tinggi ............................................. 31 4. Konsep Dasar Berpikir Tingkat Tinggi .................................. 35 5. Karakteristik Berpikir Tingkat Rendah dan Berpikir Tingkat Tinggi ...................................................................... 44 C. Pendidikan Karakter ................................................................... 48 1. Pengertian Pendidikan Karakter dan Makna Pendidikan Karakter................................................................................. 48 2. Ruang Lingkup Model Pendidikan Karakter .......................... 52 3. Nilai-nilai Pendidikan Karakter.............................................. 54 4. Tujuan Pendidikan Karakter................................................... 57 5. Implementasi Pendidikan Karakter ........................................ 59 D. Kerangka Teori ........................................................................... 65 1. Hubungan Persepsi Siswa tentang Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Akuntansi Keuangan dengan Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi .................................................................................... 65 2. Hubungan Persepsi Siswa tentang Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Akuntansi Keuangan dengan Pengembangan Karakter Siswa ................. 68 BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian ............................................................................ 70 B. TempatdanWaktuPenelitian ........................................................ 70 C. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................... 71 D. Populasi Penelitian ..................................................................... 71 E. Operasionalisasi Variabel ........................................................... 72 F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 76 1. Kuesioner ............................................................................. 76 2. Wawancara ........................................................................... 77 xiv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. G. Pengujian Instrumen Penelitian ................................................... 78 1. Pengujian Validitas ............................................................... 78 2. Pengujian Reliabilitas ........................................................... 81 H. Teknik Analisis Data .................................................................. 84 1. Statistik Deskriptif ................................................................ 84 2. Pengujian Prasyarat Analisis ................................................. 85 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ............................................................................ 89 1.. Deskripsi Responden Penelitian ........................................... 89. 2.. Deskripsi Data Penelitian ..................................................... 91. B. Pengujian Prasyarat Analisis Data............................................... 94 1.. Pengujian Normalitas ........................................................... 94. C. Pengujian Hipotesis .................................................................... 96 1.. Pengujian Hipotesis Pertama ................................................ 96. 2.. Pengujian Hipotesis Kedua .................................................. 97. D. Pembahasan ................................................................................ 99 1.. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Akuntansi Keuangan dengan Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi .................................................................................. 99. 2.. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Akuntansi Keuangan dengan Pengembangan Karakter Siswa ............... 101. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 105 B. Keterbatasan ............................................................................... 105 C. Saran .......................................................................................... 106 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 107 LAMPIRAN ................................................................................................. 111. xv.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 2.1. Taksonomi Anderson dan Krathwohl........................................ 34. Tabel 2.2. Konfigurasi Karakter dalam Konteks Totalitas Proses Psikologis dan Sosio-Kultural................................................... 62. Tabel 2.3. Kelompok Konfigurasi Karakter ............................................... 62. Tabel 3.1. Rincian Sebaran Populasi Penelitian ......................................... 72. Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Akuntansi Keuangan .................. 73. Tabel 3.3. Operasionalisasi Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi pada Materi Pembelajaran Rekonsiliasi Bank dan Pencatatan Pos Penyesuaiannya ................................................ 74. Tabel 3.4. Operasionalisasi Variabel Pengembangan Karakter Siswa ........ 75. Tabel 3.5. Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Persepsi Siswa Tentang Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Akuntansi Keuangan........................................... 79. Tabel 3.6. Hasil Pengujian Validitas Butir Instrumen Variabel Tingkat KemampuanBerpikir Tingkat Tinggi ........................................ 80. Tabel 3.7. Hasil Pengujian Validitas Intsrumen Pengembangan Karakter Siswa ......................................................................... 81. Tabel 3.8. Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Variabel Persepsi Siswa Tentang Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Akuntansi Keuangan........................................... 83. Tabel 3.9. Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Variabel Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ....................................... 83. Tabel 3.10. Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Variabel Pengembangan Karakter Siswa ................................................. 84. Tabel 3.11. Tabel PAP tipe II ...................................................................... 85. Tabel 3.12. Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan................................ 88. Tabel 4.1. Nama Sekolah dan Jumlah Siswa ............................................. 89. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Asal Sekolah.. 90 xvi.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Tabel 4.3. Distribusi Sekolah .................................................................... 90. Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin.................................................................................... 91. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Akuntansi Keuangan Materi Rekonsiliasi Bank .................................................................... 91. Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ...................................................................................... 92. Tabel 4.7. Distribusi Frekeunsi Pengembangan Karakter Siswa ................ 93. Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas Persepsi Siswa tentang Implementasi Saintifik dalam Pembelajaran Akuntansi Keuangan dengan Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa ................ 94. Tabel 4.9 HasilUjiNormalitasPersepsiSiswatentangImplementasiPend ekatanSaintifikdalamPembelajaranAkuntansiKeuangandeng anPengembanganKarakterSiswa ............................................... 95 Tabel 4.10 HasilUjiKorelasiPersepsiSiswatentangImplementasiPendek atanSaintifikdengan Tingkat KemampuanBerpikir Tingkat Tinggi Siswa ............................................................................ 96 Tabel 4.11 HasilUjiKorelasiPersepsiSiswatentangImplementasiPendek atanSaintifikdalamPembelajaranAkuntansiKeuangandengan PengembanganKarakterSiswa................................................... 98. xvii.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar2.1. Hasil Belajar Melahirkan Peserta Didik yang Produktif, Kreatif, Inovatif, dan Afektif Melalui Penguatan Sikap, Keterampilan dan Pengetahuan yang Terintegrasi ................ 16. Gambar 2.2. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik ............................. 17. Gambar 2.3. Unsur Kecakapan Berpikir Kritis ......................................... 42. Gambar 2.4 Cakupan Pendidikan Karakter .................................................. 54. xviii.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran I. Kuesioner Instrumen Penelitian ......................................... 111. Lampiran II. Kunci Jawaban Soal Rekonsiliasi Bank ............................. 120. Lampiran III. Data Induk ......................................................................... 123. Lampiran IV. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ......... 131. Lampiran V. Hasil Pengujian Normalitas ............................................... 138. Lampiran VI. Hasil Pengujian Korelasi Spearman ................................... 142. Lampiran VII. Kuesioner Guru ................................................................. 144. Lampiran VIII. Mean, Modus, Median ....................................................... 154. Lampiran IX. Silabus Akuntansi Keuangan SMK Mata Pelajaran Rekonsiliasi Bank .............................................................. 160. Lampiran X. r Tabel ............................................................................... 163. Lampiran XI. Perhitungan PAP II ............................................................ 168. Lampiran XII. Hasil Penelitian ................................................................. 171. Lampiran XIII. Dokumentasi Penelitian ..................................................... 205. Lampiran XIV. Surat Izin ........................................................................... 206. xix.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen penting terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, manusia belajar suatu hal sehingga diharapkan memiliki keterampilan untuk menghadapi masa depannya kelak. Dalam UU No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan akan berjalan lancar apabila terdapat kejelasan menetapkan kurikulum yang digunakan sebagai acuan. Kurikulum merupakan perwujudan dari aturan atau pedoman bagi sekolah. UU No. 20 Tahun 2003 mendefinisikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam pandangan klasik, kurikulum adalah rencana pelajaran di suatu sekolah atau madrasah. Dalam hal ini berarti, semua pelajaran dan materi yang harus ditempuh di. 1.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. sekolah atau madrasah, itulah kurikulum. Sholeh Hidayat (2013: 20) mengartikan kurikulum secara beragam: (1) sebagai rencana pengajaran; (2) sebagai rencana belajar murid; dan (3) sebagai pengalaman belajar yang diperoleh murid dari sekolah atau madrasah. Berdasarkan pendapat tersebut, kurikulum digambarkan sebagai bahan tertulis yang dimaksudkan untuk digunakan para guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk para peserta didiknya. Terdapat empat komponen kurikulum, yaitu komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi pencapaian tujuan, serta komponen evaluasi. Oleh karena kurikulum dipandang sebagai sistem, maka setiap komponen tersebut harus saling berkaitan satu sama lain. Bila salah satu komponen pembentuk sistem kurikulum terganggu, atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sisten kurikulum juga akan terganggu juga. Kurikulum 2013 disusun untuk mengganti kurikulum 2006 atau KTSP. Pada awalnya kurikulum ini diujicobakan di beberapa sekolah pada tahun ajaran 2013 – 2014. Oleh Kementrian Pendidikan pada tahun ajaran 2014 – 2015 mulai diterapkan pada semua sekolah di seluruh Indonesia. Hampir semua elemen dalam kurikulum mengalami perubahan yang cukup signifikan, seperti kompetensi lulusan, kedudukan mata pelajaran, pendekatan, stuktur kurikulum yang menyangkut mata pelajaran dan alokasi waktu, proses pembelajaran,. penilaian, dan ekstrakurikuler.. Elemen kurikulum yang paling mencolok perubahannya adalah perubahan pendekatan pembelajaran yang dilakukan. Pada Kurikulum 2013,.

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan saintifik, dimana siswa diajak untuk belajar secara ilmiah mulai dari proses mengamati hingga mengomunikasi dan bila memungkinkan prosesnya sampai dengan menciptakan. Beberapa tujuan penerapan pendekatan saintifik, yaitu meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemampuan memecahkan berbagai persoalan, belajar sebagai kebutuhan, peningkatan hasil belajar, melatih mengkomunikasikan ide, pengembangan karakter siswa (Hosnan, 2013: 36). Berpikir tingkat tinggi menjadi salah satu indikator keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Lewis dan Smith (1993: 36) mengatakan bahwa berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan seseorang dalam mengambil informasi baru dan menyimpannya dalam ingatan kemudian menghubungkan dan/atau menata kembali serta memperluasnya untuk mencapai tujuan atau menemukan jawaban yang mungkin saat situasi membingungkan. Sedangkan Anderson dan Krathwohl (2001) dalam Ramirez & Ganaden (2008: 24), mendefinisikan berpikir tingkat tinggi sebagai the processes-analyze, evaluate, and create. Dari kedua pendapat tersebut disimpulkan bahwa berpikir tingkat tinggi dimana kemampuan. seseorang. dalam. mengolah. informasi,. menganalisis,. menemukan atau menciptakan alternatif-alternatif yang mungkin untuk mengatasi kebingungan yang terjadi. Dengan demikian jika pelaksanaan pembelajaran saintifik berjalan sebagaimana mestinya, maka tingkat.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. kemampuan berpikir tingkat tinggi seseorang seharusnya akan semakin baik. Tujuan pelaksanaan pembelajaran saintifik yang lain adalah pengembangan karakter siswa. Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter yang mencerminkan dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. Pendidikan karakter di Indonesia amat perlu pengembangan karena pada dewasa ini semakin meningkatnya tawuran antar pelajar, serta bentuk-bentuk. kenakalan. remaja. seperti. pemerasan,. kekerasan,. penggunaan narkoba dan yang lebih memprihatinkan lagi rasa kejujuran yang semakin menurun. Oleh karena itu, guru mempunyai peran penting dalam pembentukan pendidikan karakter siswa. Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara untuk, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan. Keberhasilan kurikulum 2013 dalam membentuk kompetensi dan karakter disekolah dapat diketahui dari berbagai perilaku sehari-hari yang tampak didalam setiap aktivitas peserta didik dan warga sekolah lainnya. Fakta di lapangan saat ini menunjukkan bahwa banyak guru di Bantul yang kesulitan untuk membuat siswa mampu belajar secara mandiri.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. dengan cara menemukan masalah serta mencari pemecahannya. Hal ini dikarenakan buku pelajaran yang belum terbagi merata serta kekhawatiran guru bila nantinya materi pelajaran melebihi waktu yang ditentukan serta tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah tercantum dalam rencana pembelajaran. Selain itu, dalam Kurikulum 2013 menekankan pada aspek pengembangan karakter siswa. Hal ini terwujud dalam perilaku siswa di Bantul saat ini seperti dulu banyak siswa yang melakukan tawuran untuk menunjukkan gengsi sekolahnya masing-masing, namun saat ini siswa menunjukkan gengsi sekolahnya dengan mengikuti setiap event atau lomba antar sekolah. Mereka berlomba-lomba untuk bersaing secara sehat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di luar sekolah tersebut. Melihat dari latar belakang tersebut penulis mempunyai insiatif untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Akuntansi Keuangan dengan Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan Pengembangan Karakter Siswa”. Penelitian ini merupakan studi kasus di 6 (enam) SMK di Kabupaten Bantul.. B. Batasan Masalah Beberapa tujuan diterapkannya pendekatan saintifik belum dapat dilihat hasilnya, dikarenakan membutuhkan sejumlah data historis, seperti misalnya meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi, mengembangkan karakter siswa, membentuk kemampuan siswa dalam.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. menyelesaikan suatu permasalahan secara sistematik, belajar sebagai kebutuhan, mengomunikasikan ide, serta diperolehnya hasil belajar yang tinggi (Hosnan, 2014: 36 – 37). Penelitian ini berfokus pada implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dan dampaknya pada tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengembangan karakter sosial siswa, secara lebih spesifik pada materi rekonsiliasi bank serta pencatatan pos penyesuaian.. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan materi rekonsiliasi bank di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Keuangan, Paket Keahlian Akuntansi di Kabupaten Bantul dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa? 2. Apakah ada hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan materi rekonsiliasi bank di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Keuangan, Paket Keahlian Akuntansi di Kabupaten Bantul dengan pengembangan karakter siswa?.

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1.. Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik. dalam. pembelajaran. akuntansi. keuangan. materi. rekonsiliasi bank di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Keuangan, Paket Keahlian Akuntansi di Kabupaten Bantul dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. 2.. Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik. dalam. pembelajaran. akuntansi. keuangan. materi. rekonsiliasi bank di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Keuangan, Paket Keahlian Akuntansi di Kabupaten Bantul dengan pengembangan karakter siswa.. E. Manfaat Penelitian 1.. Bagi guru Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi guru dalam menerapkan proses pembelajaran berdasarkan pendekatan saintifik khususnya dalam mata pelajaran akuntansi. Dari hasil evaluasi tersebut diharapkan guru dapat menentukan langkahlangkah yang tepat untuk perbaikan..

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.. 8. Bagi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dimanfaatkan sekolah sebagai bahan evaluasi kesiapan guru dalam mengimplementasi Kurikulum 2013.. 3.. Bagi universitas Penelitian ini dapat dijadikan sarana aktualisasi pengetahuan yang telah didapatkan penulis selama melaksanakan studi dan juga sebagai bahan perbandingan antara teori dengan fakta dalam pengimplementasian Kurikulum 2013.. 4.. Manfaat bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya agar dari waktu ke waktu pengimplementasian Kurikulum 2013, khususnya pendekatan saintifik dari waktu ke waktu semakin lebih baik..

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II KAJIAN TEORI. A. Pendekatan Saintifik 1.. Pengertian Pendekatan Saintifik Berdasarkan Permendikbud No 103 Tahun 2014, pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direct instructional) dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan. pengetahuan,. kemampuan. berpikir, dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau mencoba, menalar atau mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect). Menurut Yunus (2014: 127), model pembelajaran saintifik merupakan model pembelajaran yang meminjam konsep-konsep penelitian untuk diterapkan dalam pembelajaran. Dengan kata lain, model saintifik proses pada dasarnya adalah model pembelajaran yang. 9.

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10. dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian aktifitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Ridwan (2014: 51) yang menyatakan bahwa pendekatan ilmiah pada umumnya merupakan kegiatan inkuiri. Inkuiri (inquiry) adalah proses berpikir untuk memahami tentang sesuatu dengan mengajukan pertanyaan. Hosnan (2014: 34) berpendapat bahwa, pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik menurut Khairiah Nasution (2013: 3) merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach). Di dalam pembelajaran dengan. pendekatan. saintifik,. peserta. didik. mengkonstruksi. pengetahuan bagi dirinya. Bagi peserta didik, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis, berkembang dari sederhana menuju.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11. kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit menuju abstrak. Pendekatan. saintifik. dimaksudkan. untuk. memberikan. pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta, diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Dari keempat pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa. pendekatan. saintifik. merupakan. pendekatan. proses. pembelajaran yang meminjam istilah dari penelitian. Dalam pembelajaran saintifik, siswa tidak hanya melulu mendengarkan teori yang disampaikan guru, melainkan mempraktikkan teori yang diajarkan. sebelumnya.. Siswa. dipandu. untuk. mencari. tahu. penyelesaian suatu permasalahan atau kasus dengan pendekatan yang berbasis pada keilmuan. Tentu saja untuk membuat siswa paham dengan suatu materi pembelajaran. 2.. Karakteristik Pembelajaran Saintifik Untuk. menjalankan. pembelajaran. dengan. menggunakan. pendekatan saintifik, maka sebelumnya harus memahami karakteristik dari pembelajaran dengan pendekatan saintifik itu sendiri. Hosnan.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12. (2014:. 37). berpendapat. bahwa. terdapat. empat. karakteristik. pembelajaran dengan pendekatan saintifik, yaitu sebagai berikut: a. Berpusat pada siswa. b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruk konsep, hukum atau prinsip. c. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. d. Dapat mengembangkan karakter siswa Dari karakteristeristik pembelajaran dengan metode saintifik tersebut, maka dapat dilihat bahwa antara karakteristik satu dengan lainnya saling berkaitan satu sama lain. Dimana keduanya merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pendekatan saintifik tentu saja perlu dikombinasikan dengan model pembelajaran yang mampu mendukung proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik itu sendiri. Yunus (2014: 129) menyatakan. beberapa. karakteristik. khusus. dalam. penerapan. pembelajaran saintifik. Karakteristik tersebut antara lain: a. Objektif, artinya pembelajaran senantiasa dilakukan atas objek tertentu dan siswa dibiasakan memberikan penilaian secara objektif terhadap objek tersebut. b. Faktual, artinya pembelajaran senantiasa dilakukan terhadap masalah-masalah faktual yang terjadi di sekitar siswa sehingga siswa dibiasakan untuk menemukan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. c. Sistematis, artinya pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang sistematis dan tahapan belajar ini berfungsi sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran. d. Bermetode, artinya dilaksanakan berdasarkan metode pembelajaran ilmiah tertentu yang sudah teruji keefektifannya. e. Cermat dan tepat, artinya pembelajaran dilakukan untuk membina kecermatan dan ketepatan siswa dalam mengaji sebuah fenomena atau objek belajar tertentu..

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13. f. Logis, artinya pembelajaran senantiasa melibatkan konteks kehidupan anak sebagai sumber belajar yang bermakna. g. Aktual, yakni bahwa pembelajaran senantiasa melibatkan konteks kehidupan anak sebagai sumber belajar terkini. h. Independent, artinya pembelajaran harus dilakukan dengan tidak memihak melainkan benar-benar didasarkan atas capaian belajar siswa yang sebenarnya. i. Unsuported opinion, artinya pembelajaran tidak dilakukan untuk menumbuhkan pendapat atau opini yang tidak disertai bukti-bukti nyata. j. Verifikatif, artinya hasil belajar yang diperoleh siswa dapat diverifikasi kebenarannya dalam arti dikonfirmasi, direvisi, dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda. Oleh karena kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik berkaitan dengan kegiatan ilmiah atau inkuiri, maka pendekatan saintifik sebagai kegiatan ilmiah memiliki ciri atau karakter utama sebagai berikut (Ridwan, 2014: 52): a. Aktifitas belajar melalui inkuiri tidak terlepas dari pengajuan pertanyaan yang terkait dengan permasalahan yang dikaji. b. Perumusan hipotesis (jika ada) terkait dengan pertanyaan yang diperlukan untuk melakukan percobaan dalam upaya menjawab pertanyaan yang diajukan. c. Upaya pengolahan data yang diperoleh membutuhkan penalaran berdasarkan konsep yang ada. 3.. Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik Supaya proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat berjalan semestinya, perlu adanya prinsip-prinsip yang mampu memberikan gambaran bagaimana pendekatan saintifik digunakan dalam pembelajaran. Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2013 tentang pembelajaran pada pendididkan dasar dan pendidikan menengah, prinsip pembelajaran yang digunakan sebagai berikut: a. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu. b. Peserta didik belajar dari berbagai sumber..

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14. c. d. e. f. g. h. i. j.. k.. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah. Pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran terpadu. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi. Pembelajaran berbasis keterampilan interaktif. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft skills. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan da n pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani). Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Sejalan dengan Permendikbud No. 103 Tahun 2013 tersebut,. Daryanto (2014: 58-59) berpendapat pendekatan saintifik dapat berjalan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. 4.. Pembelajaran berpusat pada siswa. Pembelajaran membentuk students self consepts Pembelajaran terhindar dari verbalisme. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum dan prinsip. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan saintifik bukan tanpa tujuan yang jelas. Tentu saja perubahan dalam pembelajaran dilakukan untuk mencapai tujuan tidak terkecuali pembelajaran yang saat ini menggunakan pendekatan saintifik. Berbagai tujuan.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15. pembelajaran yang ingin dicapai melalui pendekatan saintifik yaitu (Hosnan, 2013: 36): a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik. c. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan. d. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi. e. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah. f. Untuk mengembangkan karakter siswa. Selebihnya, pendekatan saintifik menyentuh tiga ranah yaitu ranah sikap, ranah keterampilan, dan ranah pengetahuan dimana akan bermuara pada sebuah hasil yang diharapkan. Hosnan (2014: 38) menjelaskan tiga ranah yang menjadi bagian dari diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan saintifik serta hasil yang ingin dicapai, yaitu: a. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”. b. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. c. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa”. d. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skill) dan manusia yang memiliki kecakapan serta pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skill) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. e. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi..

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16. 5.. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Pendekatan saintifik diharapkan akan memacu siswa untuk lebih aktif karena dalam pendekatan ini, siswa yang menjadi pusatnya sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan menunjukkan arah. Adapun ranah-ranah yang dituju dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang dijelaskan oleh Hosnan (2014: 33) adalah sebagai berikut: a. Sikap, meliputi menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, mengamalkan. b. Pengetahuan, meliputi, mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi. c. Keterampilan, meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji. Gambar 2.1 Hasil Belajar Melahirkan Peserta Didik yang Produktif, Kreatif, Inovatif, dan Afektif Melalui Penguatan Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan yang Terintegrasi..

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17. Daryanto (2014: 60) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran saintifik adalah sebuah siklus yang tidak terputus sebagai berikut: Gambar 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik. Tahapan aktivitas belajar yang dilakukan dengan pembelajaran saintifik tidak harus dilakukan mengikuti prosedur yang kaku, namun dapat disesuaikan dengan pengetahuan yang hendak dipelajari. Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses. pembelajaran. meliputi. menggali. informasi. melalui. pengamatan, bertanya, mencoba, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan dan/atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Bentuk ini dijabarkan masing-masing aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran saintifik:.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18. a. Mengamati Mengamati atau biasa disebut observasi adalah kegiatan yang menggunakan panca indra untuk memperoleh informasi. Metode observasi ini mengutamakan pengamatan langsung pada objek yang akan dipelajari sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data yang objektif untuk kemudian dianalisis sesuai tingkat perkembangan siswa (Hosnan, 2014: 39). Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. Tujuan dari dilakukannya kegiatan observasi secara umum adalah agar deskripsi data yang dihasilkan menjadi kuat, faktual, sekaligus teliti, tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan. Patton (1990) dalam Hosnan (2014: 41) menjelaskan secara lebih mendetail mengenai tujuan dari kegiatan observasi, yaitu: 1) Pengamat akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti ada atau terjadi. 2) Observasi memungkinkan pengamat untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan daripada pembuktian, dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif. Dengan berada dalam situasi hasil pengamatan yang nyata., kecenderungan untuk dipengaruhi berbagai konseptualis (yang ada sebelumnya) tentang topik yang diamati akan berkurang. 3) Mengingat individu yang telah sepenuhnya terlibat dalam konteks hidupnya sering kali mengalami kesulitan merefleksikan pemikiran mereka tentang pengalamannya..

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19. Observasi ini memungkinkan pengamat melihat hal-hal yang oleh partisipan atau subjek pengamat sendiri kurang disadari. 4) Observasi memungkinkan penelitian memperoleh data tentang hal – hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara. 5) Jawaban terhadap pertanyaan akan diwarnai oleh persepsi selektif individu yang diwawancara. Berbeda dengan wawancara, observasi memungkinkan pengamat bergerak lebih jauh dari persepsi selektif yang ditampilkan subjek penelitian atau pihak lain. Kegiatan mengamati sangat bermanfaat untuk memenuhi rasa ingin tahu peserta didik. Agar proses pembelajaran memiliki kebermakanaan. yang. tinggi,. kegiatan. mengamati. perlu. memperhatikan langkah-langkah berikut ini (Hosnan, 2014: 42 – 43): 1) Menentukkan objek yang akan diamati. 2) Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang akan diamati. 3) Menentukan secara jelas data – data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder. 4) Menentukan di mana tempat objek pengamatan. 5) Menentukan secara jelas bagaimana pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar. 6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil pengamatan, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video, perekam dan alat-alat tulis lainnya. Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif (Ridwan, 2014: 54). Pengamatan kualitatif mengandalkan panca indra dan hasilnya dideskripsikan secara naratif, sementara pengamatan kuantitatif pada ummunya menggunakan alat ukur karena dideskripsikan menggunakan angka. Agar pengamatan kualitatif. dan. kuantitatif. dapat. menghasilkan. data. yang. berkualitas, tentunya harus memperhatikan prinsip – prinsip.

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20. selama. observasi. dilakukan.. Prinsip-prinsip. yang. harus. diperhatikan oleh guru dan peserta didik selama melakukan observasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut ini (Yunus Abidin, 2014: 136): 1) Cermat, objektif, jujur, serta terfokus pada objek yang diobservasi untuk kepentingan pembelajaran. 2) Banyak atau sedikit atau homogenitas atau heterogenitas subjek, objek, atau situasi yang diobservasi. Makin banyak atau heterogen subjek, objek, atau situasi yang diobservasi, makin sulit kegiatan observasi itu dilakukan. Sebelum observasi dilaksanakan, guru dan peserta didik sebaiknya menentukan dan menyepakati cara dan prosedur pengamatan. 3) Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat, direkam dan sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas perolehan observasi. b. Menanya Proses kedua pada pendekatan ilmiah/saintifik adalah menanya. Pertanyaan yang dimaksud adalah pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang tidak dipahami. Pada kegiatan bertanya, kompetensi yang dikembangkan adalah kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pernyataan untuk membentuk pikiran kritis (Hosnan, 2014: 48 – 49). Bertanya menjadi pintu masuk memperoleh pengetahuan. Bertanya menjadi kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Hosnan (2014: 49) berpendapat bahwa bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran inquiry, yaitu menggali informasi, mengonfirmasi apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan.

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21. perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Fungsi dari bertanya dalam pembelajaran antara lain (Yunus Abidin, 2014: 136 – 137): 1) Peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. 2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. 3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya. 4) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan. 5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. 6) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. 7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosakata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. 8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul. 9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain. Siswa yang bertanya perlu dibimbing untuk mengajukan pertanyaan. agar. pertanyaan. tersebut. menjadi. bermakna.. Pertanyaan yang bermakna pada umumnya memiliki karakteristik antara lain (Ridwan, 2014: 61 – 62): 1) Tidak memiliki sebuah jawaban mutlak; 2) Melibatkan siswa dan guru dalam upaya menjawab pertanyaan; 3) Melibatkan proses berpikir, tidak hanya jawaban saja; 4) Membutuhkan hubungan dari beberapa konsep; 5) Terkait dengan permasalahan nyata yang dihadapi siswa. 6) Terkait dengan pengetahuan awal siswa..

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22. 7) Membutuhkan proses pengambilan keputusan atau rencana tindakan; 8) Menggunakan kata “bagaimana” atau “mengapa” c. Melakukan eksperimen/percobaan atau memperoleh informasi Kegiatan ini “memperoleh informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Aktivitas mengumpulkan atau memperoleh informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca buku lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/ aktifitas wawancara dengan narasumber dan sebagainya (Permendikbud No. 81a Tahun 2013). Kompetensi yang ingin dicapai dalam kegiatan mengumpulkan informasi ini adalah (Hosnan, 2014: 57): 1) 2) 3) 4). Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan; Menghargai pendapat orang lain; Kemampuan berkomunikasi; Menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari; 5) Mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. d. Menalar Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan (Hosnan, 2014: 67). Istilah menalar ini merupakan padanan dari associating, bukan merupakan reasoning. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23. beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini (Yunus Abidin, 2014: 139 – 140): 1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum. 2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi. 3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi). 4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. 5) Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki. 6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaaan atau pelaziman. 7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik. 8) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk memungkinkan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan. Metode yang digunakan dalam menalar adalah metode induktif dan deduktif. Metode induktif digunakan dengan pemikiran yang bertolak dari hal-hal khusus ke umum, sedangkan metode deduktif dilakukan dengan menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Dari kegiatan asosiasi ini, pengalaman-pengalaman yang telah tersimpan dalam memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman yang telah tersedia sebelumnya. Dari kegiatan.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24. ini siswa diharapkan dapat menganalisis hasil kerja rekannya yang lain. e. Mengomunikasikan Pembelajaran Dalam pendekatan saintifik, guru diharapkan memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Dengan pengomunikasian dari siswa, guru dapat melakukan koreksi atau klarifikasi agar peserta didik mengetahui secara benar, apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah. benar. atau. ada. yang. harus. diperbaiki.. Kegiatan. “mengomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran seperti dalam Permendikbud No. 81a Tahun 2013 adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan mengomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,. kemampuan. berpikir. sistematis,. mengungkapkan. pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar (Hosnan, 2014: 76). f. Membentuk Jejaring (Networking) Pembelajaran dengan model networked adalah model pembelajaran berupa kerja sama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau diminatinya sehingga siswa.

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25. secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber (Hosnan, 2014: 77). Sumber yang digunakan dapat berasal dari manapun. Dengan mencari sumber belajar secara mandiri, siswa akan dengan sendirinya memperluas wawasan belajarnya, artinya siswa termotivasi belajar karena rasa keingin tahuan yang besar dan berasal dari dalam dirinya. Kompetensi penting dalam membangun jaringan adalah keterampilan. intrapersonal,. keterampilan. interpersonal,. dan. keterampilan organisasional (Ridwan, 2014: 71). Keterampilan intrapersonal terkait dengan kemampuan seseorang mengenal keunikan dirinya dalam memahami dunia, seperti kesadaran diri, penghargaan diri, dan motivasi diri. Keterampilan interpersonal merupakan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, seperti empati, kesadaran organisasional, dan kepemimpinan. Sementara. keterampilan. organisasional. (sosial). merupakan. kemampuan untuk berfungsi dalam struktur sosial sebuah organisasi atau sistem sosial. Dengan memiliki kemampuan organisasional, orang tersebut akan dapat menempatkan diri dan berperilaku sesuai dengan kedudukannya..

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26. B. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi 1.. Pengertian Berpikir Tingkat Tinggi Berpikir merupakan kemampuan yang ada pada setiap manusia dan muncul sejak manusia terlahir di dunia. Satu-satunya hal yang membedakan antara manusia dengan makhluk hidup lainnya adalah manusia memiliki kemampuan berpikir. Namun apakah semua hal yang dilakukan manusia atas dasar pemikiran? Ternyata tidak semua hal yang dilakukan manusia merupakan hasil pemikiran. Untuk itu perlu diketahui apa yang dengan dimaksud berpikir itu sendiri. Dalam kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary yang dikutip oleh Momon Sudarma (2013: 37), thinking salah satunya diartikan, “ideas or opinions about something”. Pemikiran adalah ide atau opini. Dengan kata lain, orang yang berpikir adalah orang yang memiliki ide atau opini mengenai sesuatu. Contoh tindakan yang mencerminkan istilah ini adalah misalnya saat sedang membahas masalah pembelajaran akuntansi ada seseorang yang mengungkapkan ide atau opini yang masih menjadi konteks akuntansi, berarti orang tersebut dapat dikatakan sedang berpikir. Moseley (2005: 11) mengungkapkan istilah thinking terkadang dipertukarkan dengan istilah thoughful. Menurut pemahamannya, thoughful itu mengacu dan melihat aspek kepekaan dan kepedulian orang lain (the sense of care and attention). Misalkan seseorang turut memikirkan nasib orang miskin. Meskipun seperti itu, dalam kasus-.

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27. kasus tertentu, berpikir dalam pengertian (thinking) pun, terlebih saat ini dituntut adanya kepedulian dan kepekaan pada lingkungan, dan/atau pihak lain. Oleh karena itu, istilah thinking dan thoughtful digunakan secara bersamaan, dan dalam maksud yang sama, kecuali dalam kasus tertentu dijelaskan konteksnya. Dari beberapa pengertian berpikir di atas, dapat disimpulkan bila berpikir merupakan suatu aktifitas yang hanya dilakukan oleh manusia. Berpikir tidak sebatas hanya memiliki ide dan opini saja, melainkan ide dan opini tersebut harus sesuai dengan konteks yang sedang dibahas. Bila ide atau opini yang muncul tidak sesuai atau melenceng dari konteks pembahasan maka orang tersebut tidak bisa dikatakan melakukan aktifitas berpikir. Berpikir yang dimaksud kali ini adalah berpikir tingkat tinggi. Banyak masyarakat saat ini menyamakan berpikir tingkat tinggi dengan berpikir kritis (critical thinking). Kruger, K (2013) menjelaskan berpikir tingkat tinggi sebagai berikut: “It involves concepts formations, critical thinking, creativity/brainstorming, problem solving, mental representation, rule use, reasoning, and logical thinking.” Kruger, K (2013) menjelaskan, bahwa berpikir tingkat tinggi melibatkan beberapa bentuk pemikiran, yaitu konsep formasi,. berpikir. kritis,. kreativitas,. pemecahan. masalah,. penggambaran mental, penggunaan aturan, beralasan, dan berpikir logis. Jadi dalam hal ini berpikir tingkat tinggi tidak sama dengan.

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28. berpikir kritis, tetapi berpikir kritis merupakan salah satu perwujudan dari berpikir tingkat tinggi. Newman (1991) sebagaimana dikutip Ghasempour et al (2012: 41), menyatakan bahwa “higher order thinking is defined boadly as challenge and expanded use the mind when a person must interpret, analyze, or manipulate informations, because a questions needs to be answered.” Berpikir tingkat tinggi sebagai tantangan dan memperluas pemikiran ketika seseorang harus menginterpretasikan, menganalisa, atau memanipulasi informasi, karena sebuah pertanyaan yang harus dijawab. Sejalan dengan pemikiran Newman yang lebih menekankan bahwa berpikir tingkat tinggi hanya terjadi atau dibutuhkan saat ada pertanyaan yang harus dijawab, Tran Vui (2001: 5) mendefinisikan berpikir tingkat tinggi sebagai berikut: “Higher order thinking occurs when a person takes new information and information stored in memory an interrelates and/or rearranges and extends this information to achieve a purpose or find possible answer in perplexing situations.” Dalam hal ini, Tran Vui (2001: 5) menjelaskan bila berpikir tingkat tinggi itu terjadi ketika seseorang mengambil informasi dan menyimpannya dalam ingatan dan menghubungkan serta memperluas informasi tersebut untuk mencapai tujuan atau mencari jawaban dari situasi yang membingungkan..

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29. Thomas dan Thorne (2005) sebagaimana dikutip oleh R. Rosnawati (2009: 3) dalam artikel “Enam Tahapan Aktivitas Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Mendayagunakan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa” menyatakan bahwa: “Higher order thinking is thinking on higher level that memorizing facts or telling something back to someone exactly the way the it was told to you. When a person memorizies and gives back the information without having think about it. That’s because it’s much like a robot; it does what it’s programmed to do, but it doesn’t think of itself.” Berpikir tingkat tinggi adalah berpikir dalam level yang lebih tinggi dalam mengingat fakta-fakta atau menceritakan sesuatu yang telah lampau kepada seseorang dengan tepat sesuai dengan yang telah dia ceritakan padamu. Saat seseorang mengingat informasi tanpa harus berpikir tentang itu maka itu seperti robot; mereka melakukan hal itu karena memang sudah terprogram seperti itu; tanpa berpikir untuk mengingat itu. FJ King et al (1998: 1) dalam artikel “Higher Order Thinking Skills-Definition, Teaching Strategies, Assessment” menyatakan bahwa: “Higher order thinking skills include critical, logical, reflective, matacognitive, and creative thinking. They are activated when individuals encounter unfamiliar problems, uncertainties, questions, or dilemmas. Successful applications of the skills result in explanations, decisions, performances, and products that are valid within the context of available knowledge and experience and that promote continued growth in these and other intellectual skills.”.

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30. Keterampilan berpikir tingkat tinggi meliputi kritis, logis, refleksif, metakognitif, dan berpikir kreatif. Hal tersebut aktif saat seseorang menghadapi masalah yang tidak biasa, ketidakpastian, persoalan atau dilema. Suksesnya pengaplikasian dari keterampilan itu dapat menghasilkan penjelasan, pilihan, dan pertunjukan dan produk yang valid dengan konteks ilmu dan pengalaman dan hal itu memajukan keberlanjutan berkembangnya kemampuan ini dan kemampuan intelektual yang lainnya. Sejalan dengan pendapat ahli tersebut, maka sejatinya berpikir tingkat tinggi merupakan berpikir pada level yang tinggi, dimana seseorang tidak hanya sekedar mengingat saja akan tetapi mampu menyimpan dan mengolah informasi yang telah didapatkan dan digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau suatu pertanyaan yang ada. 2.. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Menurut Lewy, (2009: 16) menyatakan bahwa terdapat tiga indikator yang dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, meliputi: a. Menganalisis 1) Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya. 2) Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. 3) Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan..

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31. b. Mengevaluasi 1) Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan dan metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. 2) Membuat hipotesis, mengritik, dan melakukan pengujian. 3) Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. c. Mengreasi atau Menciptakan 1) Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu. 2) Merancang suatu cara untuk menyelesaikan suatu masalah. 3) Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya. 3.. Proses Berpikir Tingkat Tinggi Pada Taxonomy Bloom yang telah direvisi, kemampuan berpikir tingkat tinggi mencakup 3 kemampuan berpikir, yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Ketiga kemampuan berpikir ini memiliki proses atau langkah yang berbeda-beda. a. Menganalisis (Analyze) Menganalisis merupakan kemampuan untuk memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut serta mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari t a hu. bagaimana. keterkaitan. tersebut. dapat. menimbulkan. permasalahan. Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau.

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32. menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut. (attributeing),. dan. mengorganisasikan. (organizing).. Memberi atribut muncul bila siswa menemukan maslah dan kemudian membangun ulang hal yang menjadi permasalahan. Mengorganisasi. menunjukkan. identifikasi. unsur-unsur. hasil. komunikasi atau situasi dan mencoba mengenali bagaimana unsurunsur ini dapat menghasilkan hubungan yang baik. mengorganisasi memungkinkan siswa membangun hubungan yang sistematis dan koheren dari potongan-potongan informasi yang diberikan. Hal yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi unsur-unsur yang paling penting dan relevan dengan permasalahan, kemudian melanjutkan dengan membangun hubungan yang sesuai dari informasi yang diberikan. b. Mengevaluasi (Evaluate) Evaluasi merupakan kegiatan pemberian nilai berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria dapat ditentukan sendiri. namun. yang. biasanya. digunakan. adalah. kualitas,. efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Hal yang perlu diperhatikan adalah tidak semua kegiatan penilaian merupakan dimensi.

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33. mengevaluasi. Namun hampir semua dimensi proses kognitif memerlukan penilaian. Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing). Mengecek merupakan kegiatan yang mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Mengkritisi mengarah pada penilaian s ua t u. produk. berdasarkan. kriteria. dan. standar. eksternal.. Mengkritisi berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis. Siswa melakukan penilaian dengan melihat sisi negatif dan positif dari suatu hal, kemudian melakukan penilaian menggunakan standar yang sudah ada. c. Menciptakan (Create) Menciptakan. mengarahkan. pada. proses. kognitif. meletakkan unsur-unsur secara bersamaan untuk membentuk kesatuan. yang. koheren. dan. mengarahkan. siswa. untuk. menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.. Menciptakan. sangat. berkaitan. erat. dengan. pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya, untuk itu proses penggalian kembali memori jangka panjang sangat diperlukan. Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa..

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34. Bila disimpulkan secara keseluruhan ketiga bagian ini saling berkaitan dan merupakan tahap-tahap yang terjadi dalam proses berpikir. Secara lebih jelas, ketiga tahapan ini dijelaskan dalam Taksonomi Anderson dan Krathwohl (2001: 66 – 68) disajikan pada tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Taksonomi Anderson dan Krathwohl Kategori dan Nama-nama Lain Definisi Proses Kognitif 1. Menganalisis – memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunannya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagianbagian tersebut dengan keseluruhan struktur atau tujuan. 1.1 Membedakan. 1.2 Mengorganisasi. 1.3 Mengatribusikan. Menyendirikan, Memilah, Memfokuskan, Memilih Menemukan koherensi, Memadukan, Membuat garis besar, Mendeskripsikan peran, Menstrukturkan, Mendekonstruksi. Membedakan bagian materi pelajaran yang relevan dan tidak relevan Menentukan bagaimana elemen-elemen bekerja atau berfungsi dalam sebuah struktur Menentukan sudut pandang, bias, nilai, atau maksud dibalik materi pelajaran.. 2. Mengevaluasi – Mengambil keputusan berdasarkan kriteria atau standar 2.1 Memeriksa Mengoordinasi, Menemukan kesalahan dalam Mendeteksi, suatu proses atau produk; Memonitor, menemukan efektivitas suatu Menguji prosedur yang sedang dipraktikan. 2.2 Mengkritik Menilai Menemukan inkonsistensi antara suatu produk, dan kriteria eksternal; menentukan apakah suatu produk memiliki konsistensi ekternal, menemukan suatu prosedur untuk menyelesaikan masalah. ..

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35. Kategori dan Nama-nama Lain Definisi Proses Kognitif 3. Mencipta – Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal.. 4.. 3.1 Merumuskan. Membuat hipotesis. 3.2 Merencanakan. Mendesain. 3.3 Memproduksi. Mengkonstruksi. Membuat hipotesis-hipotesis berdasarkan kriteria Merencanakan prosedur untuk menyelesaikan suatu tugas Menciptakan suatu produk. Konsep Dasar Berpikir Tingkat Tinggi Berpikir merupakan sebagai kodrat hidup sebagai manusia. Berpikir menjadi identitas manusia yang membedakan dengan makhluk hidup lainnya. Dalam dunia pendidikan, berpikir merupakan bagian dari ranah kognitif. Dalam Taxonomy Bloom, ranah kognitif dibagi ke dalam enam tingkatan: (1) pengetahuan; (2) pemahaman; (3) penerapan; (4) menganalisis; (5) mensintesiskan; dan (6) menilai. Thomas dan Thorne (2005) dikutip oleh Rosnawati (2009: 3), menyatakan bahwa, berpikir tingkat tinggi adalah berpikir dalam level yang lebih tinggi dalam mengingat fakta-fakta atau menceritakan sesuatu yang telah lampau kepada seseorang dengan tepat sesuai dengan yang telah dia ceritakan padamu. Saat seseorang mengingat informasi tanpa harus berpikir, maka hal itu seperti robot; mereka melakukan hal tersebut karena memang sudah terprogram seperti itu; tanpa berpikir untuk mengingatnya. Dengan demikian, seseorang dikatakan berpikir tingkat tinggi bila ia mampu menceritakan fakta yang terjadi terhadap dirinya kepada lebih dari dua orang dengan alur isi cerita yang sama. Dalam.

Referensi

Dokumen terkait

Pada Tugas akhir dengan menggunakan Alat penngontrol ruangan, agar lebih memahami aplikasi program

1. Kegiatan PPL memberikan mahasiswa untuk terjun langsung dalam lembaga pendidikan formal, menambah wawasan luas di lingkungan sekolah. Membagi ilmu dari guru

Adapun aktivitas senam irama dan line dance dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat dipergunakan sebagai media untuk mengembangkan gerak tubuh siswa agar

Adapun penentuan area berisiko berdasarkan hasil studi EHRA adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat resiko berdasarkan: kondisi sumber air; pencemaran karena air

PER.15/MEN/2011 tentang Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yang Masuk ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia Permen KP. PER.32/MEN/2012 Tentang Jenis,

“Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan dilakukan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna

Ometraco Arya Samanta 1.03.03 Jasa Konsultasi Perangkat Keras 2.05.09 Jasa Pemborongan Perangkat Keras 3.00.11 Alat/peralatan/suku cadang : Komputer 3.05.07 Jasa Pemasok Perangkat

Jurnal adalah catatan akuntansi pertama yang merekam transaksi keuangan secara kronologis..