• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan Pemuda Melalui Pengembangan Kewirausahaan Di Kota Malang (Studi pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemberdayaan Pemuda Melalui Pengembangan Kewirausahaan Di Kota Malang (Studi pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Malang)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pembangunan adalah seluruh usaha yang dilakukan oleh suatu negara bangsa untuk bertumbuh, berkembang, dan berubah secara sadar dan terencana dalam semua segi kehidupan dan penghidupan negara bangsa yang bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan akhir (Siagian, 2014:5). Pembangunan merupakan salah satu wujud dari kemauan dan kemampuan suatu negara untuk dapat lebih berkembang kearah yang lebih baik. Begitu juga dengan apa yang diinginkan Bangsa Indonesia untuk dapat melakukan pembangunan dalam rangka mewujudkan kehidupan masyarakat yang sederajat dan sejajar dengan bangsa lain yang lebih maju hingga dapat tercapainya tujuan akhir yang diharapkan. Adanya pelaksanaan pembangunan nasional oleh bangsa Indonesia yang pada hakekatnya merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi kehidupan masyarakat, Bangsa dan Negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional. Tujuan itu pula yang hendak dicapai bangsa Indonesia agar dapat berkembang kearah yang lebih baik, untuk mencapai tujuan itu memerlukan pemikiran yang matang melalui program-program yang rinci dan bertahap.. 1.

(2) 2. Dalam melaksanakan pembangunan di setiap daerah, Indonesia menerapkan otonomi daerah dengan sistem desentralisasi yaitu kewenangan pengelolaan urusan publik dilimpahkan kepada provinsi dan kabupaten/kota (Dwiyanto, 2006:46). Hal tersebut agar pembangunan dapat dilakukan secara merata oleh pemerintah dan pemerintah dapat melakukan sesuai tugas dan fungsinya, dengan harapan dapat terwujudnya good governance. Menurut Tjokromidjojo dalam Sinambela (2008:23) pelaksanaan Good Governarnance adalah sebagai suatu bentuk manajemen pembangunan, yang juga disebut sebagai adminstrasi pembangunan yang menempatkan peran pemerintah sentral yang menjadi Agent of change dari suatu masyarakat berkembang di dalam Negara berkembang. Agent of change karena perubahan yang dikehendakinya, menjadi planned change (perubahan yang berencana) maka disebut juga Agent of Development. Agent of Development diartikan sebagai pendorong proses pembangunan dan perubahan masyarakat bangsa. Pemerintah mendorong melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan dan programprogram, proyek-proyek, dan peran perencanaan dalam anggaran. Dalam mewujudkan good governance tidak hanya pemerintah yang menjadi aktor utama dalam pembangunan tetapi meliputi aktor lain atau yang disebut stakeholder. Seperti yang di ungkapkan Freeman (1984:2) definisi stakeholder adalah “any group or individual who is affected by or can affect the achievement of a organization’s objectives” (sebuah kelompok atau.

(3) 3. individu yang dipengaruhi oleh atau dapat mempengaruhi pencapain tujuan sebuah organisasi. Sumber daya manusia merupakan salah satu kompenen di dalam pembangunan yang perlu dikembangkan, oleh sebab itu pembangunan terhadap masyarakat diperlukan dalam meningkatkan kualitas yang dimiliki oleh setiap masyarakat. Salah satu faktor keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keunggulan kompetitif sangat diperlukan untuk memasuki era baru, karena setiap daerah akan berlomba untuk memantapkan keberdayaan daerahnya menuju kemakmurann masyarakatnya, sehingga pembangunan masyarakat dapat dilaksanakan secara berkesinambungan mempunyai arah dan tujuan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Hal ini berarti pembangunan tidak mengejar kemajuan saja akan tetapi pembangunan mempunyai tujuan yaitu pemenuhan akan kebutuhan hidup masyarakat sebagai salah satu bidang pembangunan. Pemberdayaan merupakan implikasi dari strategi pembangunan yang berbasis pada masyarakat termasuk pemuda yang ada di dalamnya. Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan bahwa masyarakat diberi kuasa dalam upaya untuk. menyebarkan kekuasaan melalui. pemberdayaan. masyarakat, organisasi agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupannya untuk semua aspek kehidupan politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, pengelolaan lingkungan dan sebagainya (Suhendra 2006:75)..

(4) 4. Secara sederhana, adanya kegiatan pemberdayaan adalah bagaimana membuat individu yang tidak berdaya menjadi lebih berdaya, artinya pemberdayaan memberikan suatu proses individu untuk mengembangkan kemampuannya supaya lebih berdaya atau berkemampuan. Sehingga upaya pemberdayaan sangat cocok dan potensial diberikan pada kaum muda. Dengan potensi yang dimiliki pemuda, maka pemuda perlu ikut diberdayakan agar lebih mampu dan mandiri mengembangkan dirinya serta dapat mengembangkan potensi, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-citanya. Pemuda yang berkualitas dapat dikatakan sebagai potensi dan aset pembangunan nasional hal tersebut dikarenakan pemuda berada diposisi strategis sebagai pelaku pembangunan di masa sekarang maupun penerus pembangunan di masa datang. Pemuda memiliki tanggung jawab dan peran strategis di segala dimensi pembangunan yang perlu ditingkatkan, pengaturan dan penataannya di mana pembangunan nasional kepemudaan berorientasi pada pelayanan kepemudaan. Dalam pelaksanaannya, pelayanan kepemudaan berfungsi menyadarkan, memberdayakan dan mengembangkan potensi pemuda dalam bidang kepemimpinan, kewirausahaan dan kepeloporan. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009 Tentang Kepemudaan yang di dalamnya menjelaskan pula terkait Pemberdayaan Pemuda yang merupakan salah satu fungsi pelayanan. kepemudaan.. Pemberdayaan. Pemuda. adalah. kegiatan. membangkitkan potensi dan peran aktif pemuda, dilaksanakan secara terencana, sistematis dan berkelanjutan untuk meningkatkan potensi dan.

(5) 5. dan kualitas jasmani, mental spiritual, pengetahuan, serta keterampilan diri dan organisasi menuju kemandirian pemuda dengan difasilitasi oleh pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan organisasi kepemudaan. Di Indonesia jumlah pemuda sebanyak 61,83 juta jiwa atau sekitar 24,53 persen dari 252,04 juta jiwa penduduk Indonesia, data tersebut diperoleh dari “Penyajian data dan Informasi Kepemudaan dan Olahraga Tahun 2014”. Di Indonesia sendiri persoalan kepemudaan sudah menjadi masalah yang belum bisa di atasi dengan baik. Problematika kepemudaan yang menonjol ditunjukkan antara lain dari tingginya jumlah pengangguran di kalangan pemuda, menurut data SAKERNAS (Satuan Survey Tenaga Kerja Indoensia) Tahun 2014 dalam Penyajian Data dan Informasi Kepemudan dan Olahraga Tahun 2014 di Indonesia sebesar 14,97% dari jumlah pemuda di Indonesia merupakan pemuda dengan status pengangguran terbuka atau dapat dikatakan secara rata-rata dari setiap 100 orang pemuda angkatan kerja, sebanyak 15 pemuda di antaranya belum mempunyai pekerjaan. Sedangkan permasalah lain yang masih tinggi dikalangan pemuda adalah pemuda yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba dan barang adiktif lainnya (narkoba), pada tahun 2014 menurut data dari BNN (Badan Narkotika Nasional) jumlah masyarakat Indonesia yang terjerat penyalahgunaan narkoba mencapai 4.022.702 jiwa dimana 22% jumlah tersebut adalah masyarakat golongan muda. Data–data tersebut menyebutkan permasalahan kepemudaan di.

(6) 6. Indonesia masih tergolong tinggi dan perlu adanya upaya untuk mengatasi hal tersebut. Dalam mengatasi pengangguran yang masih tinggi banyak pemuda yang memilih untuk berusaha sendiri atau dapat dikatakan mejadi wirausaha, di Indonesia sendiri pemuda yang menjadi wirausaha menurut Penyajian data Informasi Kepemudaan dan Olahraga Tahun 2014 mencapai 10,67 persen dari jumlah pemuda di Indonesia. Menjadi seorang wirausaha merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh individu untuk dapat memenuhi kebutuhannya, terbatasnya lapangan pekerjaan menjadi permasalahan yang belum bisa diatasi dengan baik oleh pemerintah. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah melakukan pengembangan wirausaha melalui pengembangan potensi keterampilan dan kemandirian berusaha. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda serta Penyediaan Prasarana dan Sarana Kepemudaan, Pemerintah yang bertanggung jawab atas pengembangan kewirausahaan tidak hanya pemerintah pusat tetapi juga melalui pemerintah Provinsi dan Kota/Kabupaten. Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan di Indonesia yang bersifat otonomi daerah tersebut, pemerintah daerah memiliki hak untuk mengatur urusan rumah tangganya sendiri termasuk mengatasi permasalahanpermasalahan yang sedang terjadi di daerahnya, salah satunya adalah Kota.

(7) 7. Malang merupakan salah satu daerah Otonom dan merupakan kota besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya dengan luas Kota Malang 110,06 km² atau sama dengan 110,06 ha yang terdiri dari 5 kacamatan yaitu Lowokwaru, Klojen, Kedungkandang, Blimbing dan Sukun serta terdapat 57 Kelurahan. Kota Malang memiliki jumlah penduduk sesuai Data Pusat Statistik tahun 2015 yang menyebutkan ada sebanyak 851.920 jiwa, terdiri dari laki – laki 419.713 jiwa dan perempuan 431.282 jiwa dengan kisaran umur 0 - 65 tahun keatas. Table 1. Jumlah Penduduk Kota Malang Tahun 2015 berdasarkan Kelompok umur.. Sumber: Kota Malang dalam Angka Tahun 2016, Badan Pusat Statisik Kota Malang (www.malangkota.bps.go.id) Berdasarkan data diatas menunjukkan jumlah penduduk Kota Malang berdasarkan kelompok usia. Kota Malang memiliki jumlah angka tertinggi yang berada dikisaran kelompok usia muda. kelompok usia muda dalam hal ini menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 adalah warga Negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan.

(8) 8. yang berusia 16-30 tahun. Sedangkan menurut Data Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Malang jumlah pemuda pada tahun 2015 yaitu 258.927 jiwa pemuda atau sekitar 30,7% dari jumlah penduduk Kota Malang. Berdasarkan jumlah tersebut sumber daya manusia di Kota malang cukup potensial dalam mendukung pembangunan daerah. Dengan demikian perlu adanya berbegai elemen masyarakat yang tidak hanya pemerintah namun juga elemen masyarkat lainnya dalam pemerdayaan pemuda melalui program-program pemerintah sebagai salah satu wujud pembangunan daerah agar memiliki pemuda yang berdaya saing yang tingga serta berprestasi. Di Kota Malang permasalahan kepemudaan dapat dilihat dari jumlah penggangguran terbuka dikalangan pemuda yang berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2015 mencapai 3,47% walaupun jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 3,58%, sedangkan pemuda yang terjerat dalam kasus penyalahgunaan narkoba menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang mencapai 1.300 remaja. Selain itu, permasalahan ekonomi menimbulkan banyaknya anak jalanan di kota Malang, menurut data Badan Sosial Kota Malang tahun 2015 jumlah anak jalanan mencapai 227 jiwa. Berdasarkan data tersebut peran Instansi ataupun Dinas terkait dalam mengatasi permasalahan tersebut sangat diperlukan, dengan melibatkan berbagai pihak masyarakat atau stakeholder dalam mengatasi permasalahan kepemudaan untuk pembangunan daerah..

(9) 9. Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Malang merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah di bidang kepemudaan dan olahraga. Hal tersebut sesuai Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 6 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah. Dalam. Pelaksanakan tugasnya. Dinas Pemuda dan Olahraga memiliki kewajiban untuk menyediakan pelayanan publik dibidang kepemudaan dan olahraga meliputi kegiatan pemberdayaan pemuda, pembinaan olahraga serta penyediaan sarana dan prasarana. Dalam mencapai tujuan dan melaksanakan tugas pokoknya Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Malang menyusun perencanaan dan program ke dalam Rencana Strategi SKPD selama 5 (lima) tahun periode tahun 20132018. Bidang Pemberdayaan Pemuda dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga tentang. Standar pelayanan publik memiliki. berbagai program dan Kegiatan antara lain ; a) Pelatihan Kewirausahaan bagi Pemuda; Peningkatan Kapasitas Pelaku Home Industri Olahraga melalui, Pelatihan Manajemen Kewirausahaan, Sosialisasi HAKI bagi Wirausaha Muda, Pelatihan Menjahit dan Bordir; b) Pembinaan Jiwa Kepemimpinan bagi Pemuda: Seleksi Paskibra, Seleksi Pemuda Pelopor, Bakti Pemuda Antar Propinsi, Pelatihan Manajemen Sumber Daya Manusia bagi Organisasi Kemasyarakatan Pemudan; c) Sosialisasi Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Dalam meoptimalkan pelaksanaan pelayanan publik dalam bidang Pemberdayaan Pemuda di Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Malang.

(10) 10. guna melaksanakan tugas dan fungsinya diperlukan pula keterlibatan para stakeholder untuk menunjang program dan kegiatan yang telah direncanakan melalui Rencana Strategi Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Malang yang merupakan penjabaran dari RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) Kota. Malang.. Adapun. beberapa. permasalah. yang dihadapi. dalam. pemberdayaan pemuda, berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kepemudaan dan Olahraga di Kota Malang tahun 2014 menyatakan dalam pelaksanaan pelayanan kepada pemuda ada beberapa identifikasi masalah yaitu : - kurangnya pemahaman dari para Stakeholder terkait pentingnya bidang pemberdayaan pemuda di dalam Program Dinas Kepemudaan dan Olahraga - masih terdapatnya pemuda yang mengalami masalah sosial yang disebabkan. dari. Dampak. negatif. pesatnya. perkembangan. pembangunan di Kota Malang dan kemajuan dibidang teknologi secara tidak langsung mengakibatkan adanya pemuda yang mengalami beberapa masalah sosial seperti pemuda yang mengkonsumsi narkoba, kenakalan remaja, pengangguran - Pembinaan kewirausahaan bersifat stagnan yang merupakan sebagai suatu usaha untuk mewujudkan pemuda yang mandiri dan sebagai salah satu usaha untuk mengurangi salah satu masalah sosial pemuda.

(11) 11. yakni pengangguran, dalam pelaksanaannya dari tahun ke tahun masih terkesan bersifat stagnan. Belum ada keinginan dari para pelaksana untuk lebih meningkatkan pembinaan kewirausahaan yang lengkap, yaitu suatu kegiatan pelatihan yang secara bertahap dilengkapi dengan : a) Pelatihan; b) Pendampingan; c) Permodalan; d) Manajemen; dan e) Bantuan Pemasaran. Selain itu Pendanaan di bidang Pemberdayaan Pemuda juga menjadi hambatan dalam pelaksanaan pembinanaan di bidang kepemudaan sehingga pemerintah harus berhati-hati dan teliti agar pendanaan tersebut tidak sia-sia. Kerjasama dengan berbagai elemen (stakeholder) menjadi upaya Dinas Kepemudaan dan Olahraga dengan harapan mampu melakukan kegiatan tanpa mengandalkan pendanaan dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah)(Lakip, 2014). Berdasarkan permasalahan tersebut menunjukkan masih perlu adanya pelaksanaan pemberdayaan terhadap pemuda yang maksimal di Kota Malang untuk mengatasi permasalahan–permasalahan kepemudaan yang ada di Kota Malang. Meski telah dilakukan upaya-upaya pemberdayaan oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Malang namun Kegiatan dan Program yang dijalankan masih belum bisa mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada. Sehingga perlu adanya upaya dari semua aktor yang diharapkan dapat melakukan perannya masing-masing dalam Pemberdayaan Pemuda di Kota Malang..

(12) 12. Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas, untuk mewujudkan pemberdayaan. pemuda. diperlukan. keterlibatan. stakeholders,. melalui. program-program dan kegiatan-kegiatan di Bidang Pemberdayaan Pemuda yang telah ditetapkan oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Malang. Stakeholder terkait dapat melakukan menjalankan tugas dan fungsinya berdasarkan perannya masing-masing di dalam pemberdayaan pemuda. Dengan adannya keterlibatan stakeholder dalam hal ini diharapkan mampu memberikan dampak yang positif untuk keberlangsungan pemberdayaan pemuda di Kota Malang. Berdasarkan latas belakang yang telah dipaparkan maka peneliti mengambil judul : Pemberdayaan Pemuda melalui Pengembangan Kewirausahaan (Studi pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Malang). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan, maka penelitian merumusakan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana. Pemberdayaan. Pemuda. melalui. Pengembangan. Kewirausahaan di Kota Malang? 2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam Pemberdayaan Pemuda melalui Pengembangan Kewirausahaan? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan antara lain :.

(13) 13. 1. Untuk. mengindentifkasi,. menganalisa. dan. mendeskripsikan. Pemberdayaan Pemuda melalui Pengembangan Kewirausahaan di Kota Malang. 2. Untuk mengindentifkasi, menganalisa dan mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung dalam Pemberdayaan Pemuda melalui Pengembangan Kewirausahaan di Kota Malang. D. Kontribusi Penelitian Kontribusi penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, baik secara teoritis maupun praktis terhadap permasalahan. Adapun kontribusi penelitian yang ingin di capai antara lain : 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan studi ilmu administrasi publik khususnya yang berhubungan dengan pemberdayaan pemuda. dan. serta dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya. 2. Secara praktis, dapat dijadikan bahan masukan dan pertimbangan bagi pelaku Pemberdayaan pemuda, terutama pemerintah daerah kota Malang dan aktor-aktor yang terlibat di dalam pemberdayaan pemuda melalui pengembangan kewirausahaan. E. Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan dari penelitian ini adalah :.

(14) 14. 1. BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdari latar belakang masalah dan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi landasan teori yang digunakan untuk menganalisis permasalahan guna mendapatkan pemecahan masalah yang diharapkan yang terdiri dari: Administrasi Pembangunan, Governance & Good Governance,. Actor. Network. Theory. (ANT),. Stakeholder,. Pemberadayaan Pemuda dan Pengembangan Kewirausahaan. 3. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari: jenis penelitian, fokus penelitian, lokasi dan situs penelitan, sumber data, teknik pengumpuan data, instrumen penelitan dan analisis data. 4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini terdiri dari: penyajian hasil penelitian yang berupa gambaran umum lokasi dan situs penelitain serta analisis dan interpretasi data dengan dasar teori yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya..

(15) 15. 5. BAB V PENUTUP Bab ini terdari dari: kesimpulan pembahasan dan saran-saran yang dapat diberikan terhadap permasalahan yang di angkat dalam penulisan ini..

(16)

Gambar

Table 1   Jumlah  Penduduk  Kota  Malang  Tahun  2015  berdasarkan  Kelompok umur.

Referensi

Dokumen terkait

Gedung kantor Pengadilan Negeri Gianyar berdiri diatas tanah seluas 1.812 m² luas tanah untuk bangunan 621 m² berlantai 2, terletak disebelah utara Kantor Pemerintahan

Didalam melakukan penelitian ini, penulis menerapkan tahapan penelitian seperti menentukan desain penelitian yang digunakan, jenis dan metode pengumpulan data, metode

Untuk mengatasi dan mengurangi homogenisasi pendidikan perlu kiranya untuk menyuarakan kembali pendidikan untuk semua tanpa melihat latar belakang, memunculkan pendidikan

Calon peserta didik baru, yang memiliki Ijazah dan/atau Surat Keterangan Hasil Ujian Sekolah Berstandar Nasional untuk SD/MI, SDLB dan Peket A wajib diterima

Akuntabilitas kinerja Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang merupakan wujud kewajiban Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan olahraga Kabupaten

Adapun pencapaian kinerja Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Malang dari segi pengukuran kinerja kegiatan yang dituangkan dalam Laporan Kinerja dibawah ini

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan melakukan interpretasi data yang telah dikumpulkan baik melalui pengamatan, wawancara, studi pustaka dan arsip yang kemudian

Akuntabilitas kinerja Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang merupakan wujud kewajiban Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan olahraga Kabupaten