• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI PEMERINTAHAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA DALAM PEMBINAAN ORGANISASI KEPEMUDAAN DI KOTA MAKASSAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMUNIKASI PEMERINTAHAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA DALAM PEMBINAAN ORGANISASI KEPEMUDAAN DI KOTA MAKASSAR SKRIPSI"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh HASRUL SYAHDAN T Nomor Stambuk : 105640071910

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

i SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu pemerintahan

Disusun dan diajukan oleh HASRUL SYAHDAN T Nomor Stambuk : 105640071910

Kepada

PROGRAM STUDI ILMUPEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 2015

(3)

ii

dalam Pembinaan Organisasi Kepemudaan di Kota Makassar.

NamaMahasiswa : Hasrul Syahdan T

NomorStambuk : 105640071910

Program Study : IlmuPemerintahan

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si Rudi Hardi, S.Sos, M.Si

Mengetahui :

Dekan Ketua Jurusan

Fisipol Unismuh Makassar Ilmu Pemerintahan

(4)

iii

menguji ujian skripsi Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Makassar, Nomor : 0446/FSP/A.1-VIII/II/37/2016 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S.1) dalam program studi Ilmu Pemerintahan Di Makassar pada hari Kamis tanggal 18 bulan Februari tahun 2016.

TIM PENILAI

Ketua, Sekretaris,

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si. Drs. H. Muhammad Idris, M.Si

Penguji:

1. Dr. H.Muhlis Madani, M.si (ketua) (………... )

2. Drs. Alimuddin Said, M.Pd. (………... )

3. Dr. Abdul Mahsyar, M.Si (………... )

(5)

iv Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Hasrul Syahdan T Nomor Stambuk : 105640071910 Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis / dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 25 Maret 2015 Yang Menyatakan,

(6)

v Oleh Muhlis Madani Dan Rudi Hardi).

Kota Makassar salah satu kota yang penuh dengan lembaga gerakan yang berasaskan ideologi yang berbeda, hal ini menjadi sebuah tanggung jawab dinas pemuda dan olahraga dalam mentukan sikap untuk melakukan sebuah pembinaan terhadap lembaga tersbut, bentuk pembinaan adalah dengan menggunakan sbuah hubungan komunikasi untuk menjaga ritme antara lembaga dan pemerintahan kota Makassar. Adapun model komunikasi yang di gunakan adalah Tataan dan Integrasi

Adapun model penelitian yang di gunakan adalah deskriptif kualitatif yang di mana Observasi, Interviuw, dan Dokumntasi menjadi metode pengumpulan data. Dan menggunakan 8 orang konsituen yang di mana dinas pemuda dan olahraga kota Makassar menjadi sebuah objek penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tehnik komunikasi yang di gunakan Dinas Pemuda dan Olahraga adalah tehnik Komunikasi Integrasi yaitu berupa penggunaan kata Kita sebagai penyatuan diri dengan pemuda, misalnya : Kita harus berusaha dan berlatih dengan tekun sebagai pewaris pelanjut tongkat estapet kepemudaan dan tehnik komunikasi tataan yaitu tehnik komunikasi yang menggunakan pesan atau himbauan kepada pemuda berupa himbauan untuk berlatih dan bersemangat dalam latihan .Faktor pendukung dimana terjalin komunikasi yang baik antara organisasi pemerintahan dinas pemuda dan olahraga dan organisasi kepemudaan dalam mengembangkan potensi pemuda dalam berorganisasi serta mendukung dan berpartisipasi pada kegiatan pemuda. Faktor penghambat dimana sering terjadinya miskomunikasi dalam organisasi kepemudaan terhadap pemerintah yang ada di dinas pemuda dan olahraga kota makassar sehingga organisasi kepemudaan dalam perjalanannya menganggap pemerintah bukan sebagai mitra kerja dalam pembangunan organisasi. Faktor penghambatnya kerjasama, ideologi, dan kepentingan

(7)

vi Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah selalu terpatri kepada Allah SWT, yang senantiasa menghujaniku berbagai macam rahmat, sehingga saya sempat menyelesaikan salah satu kewajiban saya selaku tokoh akademisi dengan membuat sebuah karya proposal penelitian yang berjudul, “Komunikasi Pemerintahan Dinas Pemudadan Olahraga Dalam Pembinaan Organisasi Kepemudaan Di Kota Makassar”. Dialah pencipta dari segala apa yang ada dialam jagat raya ini. Salawat serta salam, yang selalu tercurahkan kepada beliau Muhammad SAW, sebagai tokoh desainer dunia yang mampu melululantahkan peradaban kebiadaban hingga menata peradaban yang penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan, serta mampu membumikan ajaran-ajaran Tuhan yang sebaik mungkin.

Penulis menyadari bahwa dengan terselesaiakannya Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosil dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Skirpsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tuaku Hannis Tadda dan Sitti Nur Lamoro merekalah dua pejuang yang kokoh dalam hidupku yang senantiasa memberikan arahan kepada saya dalam mengarungi bahtera kehidupan hingga saya mampu menyelesaikan tugas akademik ini.

(8)

vii

membimbing penulis sejak pengusulan judul sampai kepada penyelesaian Skripsi ini.

Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Dr.H. Irwan Akib, M. Pd. 2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si

3. Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Andi Luhur Prianto, S.IP, M.Si yang telah membina jurusan Ilmu Pemerintahan.

4. Dosen Fisipol beserta Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah banyak membantu penulis selama menempuh pendidikan di kampus ini.

5. Terkhusus kepada keluarga penulis yang membantu penulis berupa materi maupun non materi.

6. Teman-teman seperjuanganku dari kelas IP A.10, Hipunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan (HIMJIP), Bengkel Demokrasi (BKD), Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya (IPMIL Raya),serta teman-teman yang telah banyak memberi saran, dukungan, dan motivasi kepada penulis.

(9)

viii penyelesaian skripsi ini.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas kritikan yang diberikan kepada karya ini, semoga kritikan tersebut dapat berbuah pahala untuk kita semua, dan semoga karya ini dapat memberikan sumbangsi pengetahuan terhadap orang lain yang membutuhkannya, Amin.

Setiap keputusan yang sulit di ambil, selalu terselip kesuksesan di dalamnya.!!

Billahi Fi Sabilil’hak Fas Tabiqqul Khaerat

Wassalamu Alaikum Wr. Wb. Makassar, 25 Maret 2015 Hasrul Syahdan T

(10)

ix Kata Pengantar... v Daftar Isi……….. vi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………..……….... 1 B. Rumusan Masalah …...……….……….... 5 C. Tujuan Penelitian ……..……….... 6 D. Kegunaan Penelitian………... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Organisasi sosial dan formal ……… 7

B. Konsep Komunikasi Organisasi………. 12

C. Konsep Komunikasi Pemerintahan ………... 17

D. Pengertian Komunikasi Pemerintahan………... 21

E. Karakteristik Komunikasi Pemerintahan ... 21

F. Pembinaan Generasi Muda ... 24

G. Kerangka Pikir…….……….... 28

H. Fokus Penelitian…...………. 29

I. Deskripsi Fokus Penelitian………... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ….……… 31

B. Jenis dan Tipe Penelitian………..………... 31

C. Informan Penelitian……..………... 31

D. Teknik Pengumpulan Data…….………..….………... 32

E. Teknik Analisis Data………... 33

F. Keabsahan Data……….. 33

BAB IV. HASIL PENLITIAN DAN PEMBAHASAN A. Demografi Tempat Penlitian... 35

1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 35

2. Struktur Organisasi Pemerintah Dinas Pemuda Dan Olahraga Kota Makassar... 36

3. Tugas Dan Fungsi Dinas Pemuda Dan Olahraga Kota Makssar... 36

B. Sejarah Berdirinya KNPI (komite Nasional Pmuda Indonsia)... 39

C. Komunikasi Pemerintahan Dinas Pemuda Dan Olahraga Dalam Pembinaan Organisasi KepemudaanDi Kota Makassar... 43 D. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Pada Komunikasi

(11)

x

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Negara Indonesia mulai dari prakemerdekaan sampai pada pasca kemerdekaan pada tahun 1945 merupakan berkat perjuangan pemuda yang memplopori kemerdekaan bangsa Indonesia, hal ini merupakan representasi pemuda yang bergabung di berbagai macam organisasi kepemudaan masa itu untuk berjuang melawan kaum penjajah, organisasi kepemudaan dari masa kemasa menunjukan eksitensinya sebagai organisasi pelopor dan penyambung lidah masyarakat Indonesia di mulai dengan didirikannya organisasi Budi Utomo pada tahun 1908 sebagai wadah pemersatu pemuda dan pelajar di pulau jawa. Seiring berjalannya waktu pada tahun 1915 juga didirikan organisasi kepemudaan yaitu Trikoro Dharmo didirikan di Jakarta pada tanggal 7 Maret 1915 oleh R.Satiman Wiryosanjoyo, Sunardi dan Kadarman. Trikoro Dharmo artinya tiga tujuan mulia sakti, budi, bhakti. Adapun tujuan Trikoro Dharmo adalah mencapai jaya raya dengan jalan memperkokoh persatuan antarpemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok.

Untuk mencapai suatu tujuan, usaha-usaha yang dilakukan Trikoro Dharmo adalah menambah pengetahuan umum bagi anggotanya, memupuk tali persaudaraan antarmurid bumiputra sekolah menengah, sekolah guru, dan sekolah kejuruan, membangkitkan dan mempertajam persaudaran untuk segala bahasa budaya Indonesia, khususnya Jawa.

(13)

Pada tahun 1918, nama Trikoro Dharmo diubah menjadi Jong Java. Kegiatannya berkisar pada bidang sosial, budaya, pemberantasan buta huruf, kepanduan, seni, dan lainnya.Pada kongresnya (1922) diputuskan bahwa Jong Java tidak bergerak dalam bidang politik dan anggotanya dilarang masuk partai politik.Namun, masuknya Agus Salim (tokoh SI) menyebabkan Jong Java mulai bergerak dalam bidang politik.Oleh karena itu, ada yang pro dan kontra.Akhirnya, yang setuju bergerak dalam politik mendirikan Jong Islamieten Bond (JIB) (1925) dengan agama Islam sebagai dasar pergerakan dan menerbitkan majalah Al Noer. Sementara itu pada tahun 1927 didirikan organisasi Pemuda Indonesia

Pemuda Indonesia semula bernama Jong Indonesia yang didirikan di Bandung pada tahun 1927.Anggota Pemuda Indonesia kebanyakan dari kalangan pelajar yang sekolah di luar negeri.Tokohnya adalah Sugiono, Yusapati, Suwaji, Moh. Tamzil, Sartono, Asaat, dan Budhiarto.

Pada tanggal 28 Desember 1927, PI mengadakan kongres di Bandung yang menghasilkan, antara lain, nama oragnisasi yang semula Jong Indonesia diganti menjadi Pemuda Indonesia; bahasa Melayu ditetapkan sebagai bahasa pengantar organisasi pemuda, Yusapati diangkat sebagai ketua, Moh. Tamzil sebagai sekretaris I, Subagio Reksodipuro sebagai sekretaris II, dan Mr. Asaat sebagai bendahara. Dan pada tahun 1928 tanggal 28 oktober dilaksanakannya sumpah pemudah dengan melihat perkembangan pemuda dari tahun ke tahun maka perlu di pandang bahwa pemuda adalah ujung tombak bangsa Indonesia maka perlu terbinanya organisasi pada organisasi kepemudaan, ini tidak terlepas dari pemerintah setempat untuk mebuka ruang bagi para organisasi kepemudaan di

(14)

Kota Makassar terutama pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Makassar sehingga terjadinya komunikasi yang efektif di antara berbagai macam varian organisasi pemuda Kota Makassar terhadap pemerintah setempat seperti KNPI, PPI, Pemuda Muhammadiyah dan Abdi Merah Putih dan organisasi kepemudaan di Kota Makassar lainnya. Sehingga bias tercapai cita-cita pemuda sebagai garda penegah antara masyarakat dan pemerintah untuk mewujudkan cita-cita pemuda yang ideal, berdasarkan penjabaran di atas maka sebagai bentuk penguatan para pemuda maka di cetuskan undang-undang kepemuadaan. Undang-Undang No 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan di jelaskan yang di sebutkan pemuda adalah mereka yang berusia 16-30 tahun Undang-Undang ini sebagai payung hukum untuk kaum muda berekpresi.

Masyarakat menghargai organisasi yang baik.Orang senang berorganisasi.Demi halnya dalam dunia olah raga. Nama kita mengharapkan manfaat tertentu atas keikutsertaan kita dalam kegiatan yang terorganisasi.Peranan komunikasi menjadi lebih nyata dan penting dalam perilaku, namun fungsi komunikasi sama seperti dalam model birokrasi. Komunikasi dianggap penting untuk mencapai tujuan organisasi, dan tujuan ini adalah tujuan manajerial.Keefektifan komunikasi dinilai berdasarkan kriteria manajerial.Teori Mayo mengenai hubungan manusiawi berkenan dengan hubungan antar komunikasi dan produktifitas. Bernad menyebutkan teknik komunikasi sebagai suatu cara melaksanakan kewenangan.

Memandang organisasi suatu sistem sosial tidak hanya memberi gambaran yang lebih komprehensif, namun sesuai dengan pemikiran logis bahwa suatu

(15)

organisasi terdiri dari dimensi struktural dan dimenmsi personal dan interaksi dimensi-dimensi tersebut.Meskipun konsep ini bergerak diluar model-model organisasi, konsep ini masi mengaburkan unsur manusia dalam organisasi.Sistem tersebut sering dipahami sebagai mempunyai kehidupannya sendiri, yang di timbulkan dan di pandu oleh prinsip-prinsip penting yang dapat di terapkan secara lintas struktur biologis dan sosial.Konsep ini mempromosikan suatu pandangan mekanistik mengenai perilaku dan komunikasi manusia.

Salah satu tantangan besar dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi keseluruh bagian organisasi dan bagai mana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Proses ini berhubungan dengan aliran informasi. Proses aliran informasi merupakan proses yang rumit. Apa yang di kemukakan dalam struktur dapat saja bukan yang sebenarnya terjadi. Efisiensi dapat bergantung pada aliran informasi,tetapi ini bukan perkembangan satu-satunya.Organisasi mengandalkan inovasi dan harus mampu menghasilkan informasi dari para anggotanya. Aliran informasi dapat membantu menentukan iklim dan moral organisasi, yang pada giliranya berpengaruh pada aliran informasi.Teknologi baru menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana mempengaruhi aliran informasi.

Dengan demikian, dengan adanya komunikasi organisasi. Maka terbentuklah organisasi pemuda,organisasi pemuda yang paling awal berdiri di kalangan anak-anak sekolah bermula di kota-kota besar, khususnya Jakarta (yang waktu itu masih bernama Batavia atau betawi). Dalam situasi ini, cikal bakal dari organisasi pemuda tidaklah perlu di cari pada hal- hal yang serba ideal dan

(16)

idologis.Keperluan praktis terlalu menekan.Awal kehidupan berorganisasi sebenarnya juga bermula dari rasa solidaritas yang primodial ini. Tetapi, sejalan dengan peningkatan kesadaran, baik sebagai akibat pengaruh dari guru-guru dan suasana sekolah yang serba teratur, maupun dari pengetahuan umum, maka hasrat mendirikan organisasi yang formal,juga diiringi oleh perumusan cita-cita.Ketika inilah bukan saja organisasi yang formal dibentuk, dasar ideal dari organisasi pun di rumuskan pula.Maka organisasi diharapkan berfungsi sebagai penengah solidaritas sosial, penyalur cita-cita, dan juga pemupuk cita-cita itu.Hal ini dengan jelas kelihatan pada pertumbuhan organisasi-organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan itu. Organisasi mereka bukan saja menyediakan forum bagi pendidikan kemasyarakatan, bahkan secara tak langsung politik,tetapi juga saluran bagi terjadinya dialog antar pemuda.

Hal inilah memotivasi penulis mengangkat masalah tersebut sebagai bahan penelitian dengan judul: “Komunikasi Pemerintahan Dinas Pemuda dan Olahraga Dalam Pembinaan Organisasi Kepemudaan Di Kota Makassar”. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana Komunikasi Pemerintahan Dinas Pemuda dan Olahraga dalam Pembinaan Organisasi Kepemudaan Di Kota Makassar?

2. Faktor-faktor Apa yang Mempengaruhi Komunikasi Pemerintahan Dinas Pemuda dan Olahraga dalam Pembinaan Organisasi Kepemudaan Di Kota Makassar?

(17)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui komunikasi Pemerintahan Dinas Pemuda dan Olahragadalam Pembinaan Organisasi Kepemudaan Di Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi Pemerintahan Dinas Pemuda dan Olahraga dalam Pembinaan Organisasi Kepemudaan Di Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan studi perbandingan dan referensi kepada smua pihak tentang proses komunikasi pemerintahan terhadap organisasi kepemudaan.

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Dinas Pemuda dan Olahraga terhadap komunikasi pemerintahan terhadap organisasi kepemudaan khusus Kota Makassar.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Organisasi Sosial dan Formal

Defenisi Organisasi menurut Tangkilisan bahwa organisasi merupakan sekumpulan individu yang memiliki tanggung jawab untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif melalui kegiatan. Kegiatan tersebut yang merupakan perwujudan dari misi-misi yang akan dicapai organisasi publik untuk memberi hasil (output) yang terbaik bagi masyarakat. Hasil (output) itulah yang kemudian disebut sebagai kinerja menurut Tangkilisan dalam (Erliana 2001).Istilah organisasi sosial merujuk kepada pola interaksi sosial (frekuensi dan lamanya kontak antara orang-orang) dan regularitas yang teramati dan perilaku sosial orang-orang yang di sebabkan oleh situasi sosial mereka alih-alih karakteristik fisiologis atau psikologis mereka sebagai individu.

Adanya pola atau regularitas dalam interaksi sosial mengisyaratkan bahwa terdapat hubungan antara orang-orang yang mentransformasikan mereka dari suatu kumpulan individu menjadisekelompok orang atau dari sejumlah kelompok menjadi suatu sistemsosial yang lebih besar.Misalnya, satu bus orang yang pergi bekerja di tempat-tempat yang berbeda disebuah kota tidak sungguh-sungguh merupakan suatuorganisasi sosial,namun satu bus anggota klub pendukung sepak bola dalam perjalanan mereka kesebuah pertandingan sepak bola suatu organisasi sosial. Para pendukung tersebut dihubungkan dengan kepercayaan bersama dengan menghasilkan suatu struktur yang lebih daripada sejumlah individu yang berupa kelompok.Pola-pola interaksi diantara pendukung mungkin menghasilkan

(19)

perbedaan status.Misalnya, anggota-anggota kelompok yang sangat terintegrasi berbeda dengan mereka yang terisolasi, pemimpin berbeda dengan anggota, mereka yang sangat dihormati berbeda dengan mereka yang tidak begitu dihormati.Perbedaan-perbedaan status sosial mengembangkan suatu hierarki dalam struktur sosial (Erliana, 2001).

Hubungan juga berkembang antar kelompok-kelompok dan menghasilkan aspek status sosial yang berbeda.Status kelompok dalam sistemsosial yang lebih besar menjadi bagian status anggota-anggotanya. Misalnya, status klub pendukung tadik cenderung mempengaruhi status mereka yang menjadi anggotanya, begitu juga keanggotaan dalam suatu kelompok etnik, seperti kaum amerika asli, juga mempengaruhi status seseorang.Jaringan hubungan dan kepercayaan bersama suatu kelompok biasanya disebut struktur-nya dan budaya-nya. Hubungan-hubungan berfungsi mengorganisasikan perilaku manusia dalam suatu organisasi.Karena orang menyesuaikan diri dengan pengharapan anggota-anggota kelompok konformitas tersebut mempengaruhi hubungan dengan lainnya danpada gilirannya status sosial sendiri, status seseorang kemudian mulai mempengaruhi perilaku sehingga konsisten dengan norma-norma sosial dan menempatkan kesempatan orang tersebut untuk mencapai tujuan-tujuan penting.Maka terjadilah interaksi yang terorganisasikan secara sosial.

Dalam bukunya (Berlo,1960:60) menyarankan bahwa komunikasi berhubungan dengan organisasi sosial melalui tiga cara:

(20)

1. Sistem sosial di hasilkan oleh komunikasi. Keseragaman perilaku dan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma yang di hasilkan lewat komunikasi di antara anggota-anggota kelompok.

2. Bila suatu sistem sosial telah berkembang, ia menentukan komunikasi anggotanya. Disamping itu, sistem tersebut menentukan frekuensi pesan dengan membatasi jenis dan jumlah orang yang dapat berkomunikasi dengan para pemegang suatu jabatan tertentu.Akhirnya, sistem itu mempengaruhi bagaimana anggota memperlakukan pesan-pesan mereka. Sebuah gaya berkembang yang merupakan cirri anggota-anggota organisasi sosial tersebut. Sebuah klub sipil, sebuah badan pemerintah, atau sebuah perusahaan besar menggembangakan cara-cara melakukan sesuatu, menuliskan kegiatan, dan berbicara tentang pekerjaan mereka yang di bebankan kepada anggota-anggota sistem. Orang-orang yang bekomunikasi satu sama lain terusmenerus cenderung mengembangkan pola-pola perilaku serupa. Karena individu-individu terlibat dalam sistem, perilaku unik mereka menyesuaikan dengan tuntutan sistem, menimbulkan perilaku serupa dengan perilaku anggota-organisasi anggota lain dalam sistem. 3. Pengetahuan mengenai sistem sosial dapat membantu kita membuat prediksi

yang akurat mengenai orang-orang tanpa mengetahui lebih banyak dari pada peranan-peranan yang mereka duduki dalam sistem. Suatu perananmerujuk kepada seperangkat perilaku dan suatu jabatan tertentu dalam suatu sistem sosial.Misalnya, kita dapat berbicara tentang peranan manager.Seorang manager adalah sebuah peranana dalam suatu sistem sosial yang kita sebut

(21)

suatu organisasi formal.Istilah manager merujuk kepada seperangkat perilaku yang dilakukan dalam perusahaan dan suatu jabatan dalam perusaan tersebut.Bagi setiap peranan terdapat seperangkat perilaku dan suatu jabatan.Bila kita ketahui bahwa perilaku seiring dengan peranan, kita dapat membuat prediksi mengenai orang-orang yang menduduki posisi tersebut.Terdapat perilaku tertentu yang seiring dengan peranan chief executive officer, penyelia, sekertaris, penjual, pegawai tatausaha, akuntan, spesialis hubungan masyarakat, atau spesialis pelatihan. Bila kita bertemu dengan orang-orang yang menduduki suatu jabatan peranan tertentu, kita dapat meramalkan ia akan melakukan hal-hal tertentu berdasarkan jabatan tersebut. Seperti yang diringkaskan Berlo, “Meskipun kita tidak mengenal seseorang sebagai seorang individu, meskipun kita belum pernah berkomunikasi denganya untuk memastikan sikapnya, pengetahuanya, keterampilan komunikasinya, kita masih dapat membuat prediksi yang cukup akurat berdasarkan pengetahuan mengenai jabatanya dalam satu atau lebih sistem sosial”. Organisasi formal berbeda dengan organisasi sosial yang muncul manakala orang-orang berasosiasi antara satu dengan yang lainnya, terdapat organisasi-organisasi yang didirikan dengan sengaja utuk tujuan-tujuan tertentu.Bila pencapaian suatu tujuan tertentu memerlukan tujuan bersama, suatu organisasi dirancang untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan banyak individu dan untuk memberikan rangsangan kepada orang-orang lainnya untuk membantu mereka. Bisnis misalnya, dibentuk untuk menghasilkan barang-barang yang dapat dijual, serikat kerja

(22)

(union) diorganisasikan untuk memperkuat kekuasaan mereka dalam tawar menawar dengan para majikan, badan-badan pemerintah di bentuk untuk mengatur keuangan.Dalam kasus-kasus tersebut tujuanya yang harus dicapai, peraturan-peraturan yang harus di ikuti, dan struktur status sengaja dirancang untuk mengantisipasi dan mengarahkan interaksi dan kegiatan-kegiatan anggota.Istilah organisasi formal digunakan untuk menamakan jenis-jenis tersebut. Kita akan membahas ciri-ciri khas organisasi formal secara popular disebut birokrasi untuk memahami ciri-ciri sistem yang formal. Analisis yang agak simpel berikut ini untuk menekankan aspek-aspek organisasi formal yang mungkin mempunyai implikasi bagi pemahaman awal komunikasi organisasi. Untuk menjelaskan karakteristik organisasi formal, kami akan menyajikan gagasan-gagasan dari tulisan Seperti yang di uraikan dan diringkas oleh banyak ilmuan dalam bidang ini . Penyebutan karasteristik tersebut satu-persatu konsisten dengan penomoran yang dilakukan dengan ahli-ahli lain, tetapi daftar tersebut menurut pandangan kami (Max Weber,1947:57).

Suatu prespektif yang tepat mengenai analisis Max Weber (1947:78) mengenai birokrasi atau organisasi formal, kita perlu menyadari bahwa ia mengembangkan teori organisasi sebagai suatu tipe ideal ia tidak mengurangi organisasi dalam keadaan bagaimana organisasi itu sebenarnya berfungsi, sayang ia tidak memberi ringkasan mengenai karakteristik yang lasim dari birokrasi tetapi, ia mengidentifikasikan karakteristik yang khas dari organisasi yang formal ideal. Weber berusaha menggambarkan suatu organisasi yang secara sempurna

(23)

terbirokratisasikan. Maka, ia mengatakan bahwa birokrasi adalah organisasi yang menunjukan kombinasi karakteristik berikut ini. Misalnya, teori Weber mengenai birokrasi menyatakan bahwa efisiensi berkaitan dengan suatu pola kewenangan (otoritas) yang hierarki.Ini mungkin benar dan mungkin juga tidak. Sekalipun demikian, bila suatu studi atas sejumlah organisasi dimaksudkan untuk membuktikan kewenangan hierarki tidak berkaitan dengan efisiensi di organisasi-organisasi itu, penemuan tersebut bukan suatu landasan untuk menolak pernyataan Weber, penemuan itu hanya akan menunjukan bahwa organisasi-organisasi yang telah tidak sepenuhnya terbirokrasi (Max Weber,1947:57)

B. Konsep Komunikasi Organisasi

Komunikasi adalah mekanisme kekuasaan dan komunikasi itu sendiri adalah kekuasaan.Manusia dapat menggunakan komunikasi untuk menggunakan kekuasaan dan mencapai akhir tertentu, tetapi ada juga kekuasaan dalam struktur liguistik yang mereka pergunakan sehingga bahasa tersebut menjadi struktur penting dalam kehidupan organisasi.Bahasa mengawali, mempertahankan dan mentranspormasikan organisasi (Arni,2005). Manusia menyatakan pengalaman dengan cara tertentu agar bermakna dengan melabeli apa yang telah mereka kerjakan. Struktur yang di hasilkan memiliki cara hidup sendiri yang membatasi perilaku-perilaku para pencipta semulamenekankan bahwa ada satu kecendrungan untuk melupakan bahwa realitas sosial benar-benar merupakan suatu konstruksi sosial yang harus diikuti alih-alih suatu objek yang hadir lebih dulu yang harus diikuti (Berger dan Luckman:1966).

(24)

Sejumlah teori telah menyelidiki hubungan antar kekuasaan (dilakukan manusia) dan struktur (Giddens, 1976, 1979, 1984; Lukes, 1974).Masalah yang dibahas sekitar bagaimana bebasnya perilaku manusia versus seberapa jauh perilaku manusia ditentukan oleh struktur tempat tinggal manusia dan sebenarnya.Praktek komunikasi mesi jelas relefan dengan pandangan relasional dan motifasional mengenai pemberdayaan.Bahkan mungkin praktek komunikasi ini lebih penting, karna menggambarkan struktur yang menciptakan dan mempertahankan kekuasaan.Komunikasi dapat dipandang sebagai suatu alat untuk menerapkan gagasan kekuasaan tradisional.Misalnya, marikita kembali kedasar kekuasaan. Kekuasaan memberi dan jarang kekuasaan yang memaksa hanya berpengaru bila penerima memandang bahwa benar-benar ada ganjaran dan hukuman yang dilaksanakan oleh orang lain (Giddens, 1976).

Suatu sistem didefenisikansebagai setiap identitas berkelanjutan yang mampu berada dalam dua keadaan atau lebih dalam suatu sistem komunikasi, keadaan itu adalah hubungan antara orang-orang.Dalam suatu sistem komunikasi organisasi keadaan tersebut adalah hubungan orang-orang dalam jabatannya.Unit mendasar komunikasi adalah seseorang dalam suatu jabatan (pool, (1973). Melambangkan hubungan penting tersebut dengan melukiskan sesorang sebagai lingkarang yang lebih sesuai dengan keadaan jabatan pada saat yang sama jabatan tersebut dipersonalisasikan, menghasilkan suatu figur atau gambar yang sesuai dengan keadaan tersebut. Komunikasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang yang memiiliki jabatan dalam satu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan.Komunikasi dipandang dari suatu perspektif interprektif (subjektif)

(25)

adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan komunikasi. Konsep makna adalah relefan dan penting untuk membedakan antara objektif dan subjektif mengenai kominikasi (Cangara, 2007) Dalam pembahasan terlebih dahulu kami menekankan bahwa suatu citra komunikasi yang menempatkan makna dalam pesan akan menimbulkan perilaku yang mengabaikan orang. Ditunjukan bahwa makna suatu pesan adapada penerimanya suatu citra lain komunikasi (sujektif) menunjukan bahwa makna pesan dimelusiasikan antara para peserta. Hubungan atara para peserta, juga konteksnya akan menentukan makna kata-kata yang bersangkutan. Fokus perhatiannya pada transasi verbal dan non verbal yang sedang terjadi (Pool, 1973).

Berkomunikasi untuk mengendalikan dapat menimbulkan persaingan dan manuver politis yang menghalangi pendapat yang mungkin memberi masukan berharga bagi pembuatan keputusan.Manipulasi dan pengaturan informasi bagi kepentingan seseorang mungkin hanya member keuntungan jangka pendek, bila ada. (Block, 1987) menyatakan bahwa jenis perilaku dan akhirnya, diakibatkan oleh “siklus birokratik” yang mengarah pada kepentingan diri yang yang dangkal, taktik manipulatif, dan akhirnya pada suatu keberuntungan yang mengalikan tanggung jawab kepada orang lain. Komunikasi yang menentukan alternatifapa yang ada dalam suatu pengambilan keputusan tertentu, melaksanakan kekuasaan. Orang-orang yang terlibat dalam tatanan semacam ini akan merasa bahwa ada demokrasidi tempat mereka bekerja (Block, 1987).

Komunikasi yang menempatkan manusia pada posisi yang lebih renda adalah suatu wujud pelaksanaan kekuasaan ini mengisyaratkan suatu hubungan

(26)

yang memaksakan dominasi tanpa sepengetahuan orang yang melakukannya, dan mungkin tidak slalu disadari oleh orang tersebut.Banyak isu gender (bahasa seksi, bahasa seksual) merupakan isu kekuasaan. Bukan hal yang luar biasa bila para pemengang kekuasaan merasa terkejut oleh perasaan dan reaksi mereka yang kurang berkuasa terhadap komunikasi yang mendominasi atau yang mengabaikan mereka. Bahasa tidak sekedar masalah kecermatan politis.Bila dukungan setiap orang adalah penting, tidak pada tempatnya menyisikan mereka yang merasa tidak memiliki kekuasaaan. Selanjutnya masalah persamaan lebih penting daripada gagasan kecermatan politis (Block:1987).

1. Komunikasi Kebawah

Komunikasi kebawa dalam sebuah organisasi berarti bahwa organisasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah.Biasanya kita beranggapan bahwa informasi bergerak dari manajemen kepada para pegawai namun, dalam organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen dalam bukunya (Fajar Junaidi:2012).Anda dapat melihat bagai mana titik berat dalam komunikasi organisasi seringkali bergerak ke arah komunikasi manajerial yang perhatian utamanya adalah komunikasi kebawa, membawa informasi melalui kelompok manajemen dan kepada kelompok operatif. Ada dua masalah utama: (1) jenis informasi apa yang disebarkan dari tingkat manajemen kepada para pegawai dan (2) bagai mana informasi tersebut disediakan (Fajar Junaidi:2012).

Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan (Katz dan kahn,1966:158) dalam Fajar Junaidi (2012) (1) informasi

(27)

mengenai bagai mana melakukan pekerjaan, (2) informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan, (3) informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi, (4) informasi mengenai kinerja pegawai, dan (5) informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission). Para pegawai diseluruh tingkat dalam organisasi merasa perlu diberi informasi.Manajemen puncak hidup dalam dunia informasi.Kualitas dan kuantitas informasi harus tinggi agar dapat membuat keputusan yang bermanfaat dan cermat.Manajemen puncak harus memiliki informasi dari semua unit dalam organisasi, dan harus memperoleh informasi untuk semua unit.Aliran informasi dari manajemen puncak yang turun ke tingkat operatif merupakan aktifitas yang berkesinambungan dan sulit. Pemilihan cara menyediakan informasi mencakup tidak hanya pengeluaran sumber daya langsung moneter tetapi juga sumber daya psikis dan emosional.

2. Komunikasi ke Atas

Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia). Semua pegawai dalam sebuah organisasi, kecuali mungkin mereka yang menduduki posisi puncak, mungkin berkomunikasi ke atas yaitu, setiap bawahan dapat mempunyai alasan yang baik atau meminta informasi dari atau member informasi kepada seseorang yang otoritasnya lebih tinggi daripada dia. Suatu permohonan atau komentar yang diarahkan kepada individu yang otoritasnya lebih besar, lebih tinggi, atau lebih luas merupakan esensi komunikasi ke atas.Sehingga dalam komunikasi ke atas antara atasan dengan bawahan dapat

(28)

terjalin dengan baik karna salah satu penyebab terjadinya diskomunikasi antara atasan dan bawahan ada pada komunikasi itu sendiris sehingga menimbulkan sebuah persoalan.

C. Konsep Komunikasi Pemerintahan a. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi baik secara verbal maupun non verbal, bahasa tubuh dan isyarat yang banyak yang dimengerti oleh suku bangsa (Erlina:2005).

Menurut Effendy (2005:9),dalam (Erlina 2005). Bahwa “Istilah komunikasi atau bahasa Inggris communication berasal dari kata latin Communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, Sama di sini maksudnya adalah sama makna” ( Effendy, 2005:9). Dua orang yang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu.Hal tersebut, sangat jelas bahwa kedua orang tersebut dapat dikatakan komunikatif apabila mengerti bahasa yang dipergunakan dan mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.

(29)

Defenisi komunikasi yang dikemukakan Erliana (2005:17), komunikasi adalah proses saling berbagi atau menggunakan informasi secara bersamaan dan perkalian antara peserta dalam proses informasi. Komunikasi merupakan suatu proses saling berbagi atau menggunakan informasi secara bersamaan hal ini dilakukan untuk memudahkan pengguna atau masyarakat yang membutuhkan pelayanan.

Erliana (2005: 18) mendefinisikan komunikasi sebagai proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih, dan dalam proses itu terjadi kegiatan-kegiatan memberi atau mengirim, menerima dan menanggapi pesan-pesan diantara orang-orang yang berinteraksi. Proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih, dalam kegiatan tersebut terjadi pertukaran informasi.

Dalam berkomunikasi ada beberapa faktor atau unsur yang perlu diperhatikan, antara lain: Siapa yang dihadapi, penerima pesan atau dengan siapa kita berbicara sangat berperan dalam berkomunikasi, hal itu bisa berhubungan dengan faktor usia, jenis kelamin, posisi atau jabatan, pendidikan, latar belakang budaya dan sebagainya.Situasi dan kondisi dalam situasi tertentu (formal, informal, situasi pekerjaan, santai dan sebagainya) akan berpengaruh dalam cara kita berkomunikasi, sehingga sedini mungkin kita dapat mengetahuinya dan menerapkan semua bentuk dan cara berkomunikasi pada segala situasi dan kondisi, tanpa membuang waktu untuk penyesuaian.

(30)

Tempat; dimana kita berkomunikasi dengan seseorang juga berpengaruh terhadap cara kita berkomunikasi.

Media yang digunakan, jenis media atau saluran komunikasi yang digunakan, apakah komunikasi tulisan, lisan, non verbal ataupun dengan menggunakan peralatan lainnya (misalnya telepon, fax email, internet dan sebagainya) ikut berperan dalam tercapainya komunikasi yang efektif. Pesan yang disampaikan; jenis pesan atau berita yang akan disampaikan (berita penting, sedih, gembira, teguran, formal, informal dan sebagainya). (Erliana, 2005:90)

Berger,(1964:80) merumuskan tugas pokok komunikasi dalam suatu perubahan sosial dalam rangka pembangunan nasional, yaitu:

a. Menyampaikan kepada masyarakat, informasi tentang pembangunan nasional, agar mereka memusatkan perhatian pada kebutuhan akan perubahan, kesempatan dan cara mengadakan perubahan, sarana-sarana perubahan, dan membangkitkan aspirasi nasional.

b. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil bagian secara aktif dalam proses pembuatan keputusan, memperluas dialog agar melibatkan semua pihak yang akan membuat keputusan mengenai perubahan, member kesempatan kepada para pemimpin masyarakat untuk memimpin dan mendengarkan pendapat rakyat kecil, dan menciptakan arus informasi yang berjalan lancar dari bawah keatas.

(31)

c. Mendidik tenaga kerja yang diperlukan pembangunan, sejak orang dewasa hingga anak-anak, sejak pelajaran baca tulis hingga keterampilan teknis yang mengubah hidup masyarakat. Media massa menurut Schramm, secara sendirian ataupun bersama

a. lembaga lain dapat melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut:Sebagai pemberi informasi. Tanpa media massa sangatlah sulit untuk menyampaikan informasi secara cepat dan tepat waktu seperti yang diharapkan oleh suatu Negara yang sedang membangun.

b. Pembuatan keputusan. Dalam hal ini media massa berperan sebagai penunjang karena fungsi ini menuntut adanya kelompok-kelompok diskusi yang akan membuat keputusan, dan media massa menyampaikan bahan untuk didiskusikan serta memperjelas masalah yang sedang diperbincangkan.

c. Sebagai pendidik. Sebagian dapat dilaksanakan sendiri oleh media massa, sedangkan bagian yang lainnya dikombinasikan dengan komunikasi antar pribadi. Misalnya program-program pendidikan luar sekolah, atau siaran pendidikan.

Dengan kemampuannya membantu masyarakat Negara berkembang mengenali kehidupan di negara lain, media massa memiliki potensi pembebas yang meluaskan cakrawala pemikiran agar tidak “terpenjara” dalam batas-batas ketidaktahuan dan keterbatasan

(32)

lain yang umum ditemui pada masyarakat yang belum maju. Media massa diketahui memiliki kekuatan mengendalikan pengetahuan khalayaknya melalui apa-apa yang disiarkan dan tidak disiarkannya. Karena itu dengan mengorganisir demikian rupa isi pesan yang disampaikannya, media massa pada dasarnya dapat membantu masyarakat memutuskan perhatian pada masalah-masalah pembangunan. Termasuk ke dalamnya mengenai sikap-sikap baru yang di perlukan, dan keterampilan yang harus dimiliki untuk mengubah keadaan suatu bangsa yang sedang membangun

D. Pengertian Komunikasi Pemerintahan

Pemerintahan adalah kegiatan pemerintah, sehingga apapun yang dilakukan oleh pemerintah, itulah pemerintahan. Dari fenomena itu dikonstruksi semboyan-semboyan seperti “sabdo pandito ratu,” King can do no wrong”, atau “power lies beyond moral judgment,” dan kemudian “mikul duwur, mendhem jero.Komunikasi pemerintahan adalah penyampaian ide, program, dan gagasan pemerintah kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan Negara. Dalam hal ini pemerintah dapat diasumsikan sebagai komunikator dan masyarakat sebagai komunikan, namun dalam suasana tertentu bisa sebaliknya masyarakat berada pada posisi sebagai penyampai ide atau gagasan dan pemerintah pada posisi mencermati apa yang diinginkan masyarakat. ( ErlinaHasan, 2005:95).

E. Karakteristik Komunikasi Pemerintahan

Hampir smua aparatur pemerintahan paham tentang komunikasi namun tidak smuanya memahami bagaimana berkomunikasi secara efektif, khususnya

(33)

dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang mencakup “pemberian pelayanan, pemberdayaan, dan bersama-sama masyarakat mencapai kebahagiaan yang sebesar-besarnya tanpa merugikan pihak lain secara illegal”.Kelihatannya pernyataan tersebut sepeleh namun ketikadilakukan secara empirik di lapangan tidak jarang menimbulkan masalah bahkan sering memunculkan konflik antar individu, kelompok maupun secara kelembagaan.

Komunikasi bersifat informatif dan persuasif, bergantung kepada tujuan komunikator. Dibandingkan dengan komunikasi informatif, komunikasi persuasif lebih sulit sebab, jika komunikasi informatif bertujuan hanya untuk memberi tahu, komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku Effendy( 1992:21) dalam Erlina (2005)

Istilah persuasi (persuasion) bersumber pada perkataan Latin persuasio.Kata kerjanya adalah persuadere yang berarti membujuk, mengajak, atau merayu.Para ahli komunikasi sering kali menekankan bahwa persuasi adalah kegiatan psikologis.Penegasan ini dimaksudkan untuk mengadakan perbedaan dengan koersi (coercion). Tujuan persuasi dan koersi adalah sama, yakni untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi jika persuasi dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifat-sifat manusiawi, koersi mengandung sanksi atau ancaman. Perintah, instruksi, bahkan suap, pemerasan, dan boikot adalah koersi.

Akibat dari kegiatan koersi adalah perubahan sikap, pendapat, atau perilaku dengan perasaan terpaksa karena diancam, yang menimbulkan rasa tak senang, bahkan rasa benci, mungkin juga dendam.Sedangkan akibat dari kegiatan persuasi

(34)

adalah kesadaran, kerelaan disertai perasaan senang.Sehubungan dengan proses komunikasi persuasif itu, berikut ini adalah teknik-teknik yang dapat dipilih Effendy(1992:22) dalam Erlina(2005).

a. Teknik Integrasi

Teknik Integrasi adalah kemampuan komunikator untuk menyatukan diri secara komunikatif dengan komunikan. Ini berarti bahwa, melalui kata-kata verbal atau nirverbal, komunikator menggambarkan bahwa ia “senasib” dan karena itu menjadi satu dengan komunikan. Contoh untuk teknik integrasi ini adalah penggunaan perkataan “kita”, bukan perkataan “saya” atau “kami”. “Kita” berarti “saya dan anda”, komunikator bersama komunikan yang mengandung makna bahwa yang diperjuangkan komunikator bukan kepentingan diri sendiri, melainkan juga kepentingan komunikan.

Teknik ini biasa digunakan oleh redaktur surat kabar dalam menyusun tajuk rencana. Disitu selalu dikatakan “kita”, bukan “kami”, yang berarti pemikiran yang dituangkan kedalam tajuk rencana bukan hanya pemikiran redaksi saja, melainkan juga pendapat para pembaca. Teknik integrasi ini digunakan juga oleh tentara Amerika Serikat. Pada atribut seragam tentara yang biasanya di kerah jas, bukan inisial USA, melainkan US, yang bermakna selain singkatan dari United States, juga pronoun dari wi atau kita. Dengan teknik integrasi itu ditunjukkan kepada rakyat Amerika Serikat bahwa tentara Amerika Serikat adalah tentara kita, tentara rakyat. b. Teknik Tataan

(35)

Teknik tataan adalah upaya menyusun pesan komunikasi sedemikian rupa, sehingga enak didengar atau dibaca serta termotivasikan untuk melakukan sebagaimana disarankan oleh pesan tersebut.Teknik tataan atau icing technique dalam kegiatan persuasi ialah seni menata pesan dengan imbuan emosional (emotional appeal) sedemikian rupa, sehingga komunikan menjadi tertarik perhatiannya.

F. Pembinaan Generasi Muda

Dunia, memasuki abad ke-21 atau Milenium III ditandai dengan perubahan fundamental pada berbagai sisi kehidupan manusia, terlebih kemajuan di bidang transportasi, telekomunikasi, ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat hubungan antar manusia menjadi lebih dekat. Perpindahan manusia dan barang antar negara lebih mudah dan lebih sering karena moda transportasi yang tumbuh dengan pesat.Pergerakan modal juga mengalami perubahan yang cepat, saat ini setiap orang bisa menanamkan investasi melintasi negara melalui pasar modal di berbagai negara yang terkoneksi ke seluruh dunia.

Belakangan, masyarakat dunia juga menghadapi berbagai krisis yang diakibatkan oleh terkurasnya sumber energi dan sumber makanan dunia yang menggenapi krisis ekonomi yang makin mengglobal.Krisis pangan, krisis energi, krisis ekonomi, bahkan krisis air menjadi ancaman yang tidak boleh disepelekan. Negara-negara yang tidak memperhatikan ketahanan pangan dan ketahanan lainnya akan mudah terpuruk menjadi bangsa yang lemah dan tergantung dari bangsa lain. Tidak bisa dipungkiri, memang bangsa Indonesia yang memiliki limpahan Sumberdaya Alam (SDA).Namun, keadaan itu ternyata tidak cukup

(36)

menjadikan bangsa dan negaranya kuat.Sumberdaya Manusia (human resources atau SDM) kurang cukup mengimbangi pembangunan ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).SDA yang melimpah tetapi tidak didukung oleh SDM yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadikan ketergantungan pada bangsa-negara asing.Melihat kondisi SDA dan ancaman ketergantungan pada asing memperlihatkan bahwa peningkatan kualitass SDM menjadi sangat vital.

Pemberdayaan pemuda sebagai upaya peningkatan kualitass SDM dilakukan melalui dorongan, bimbingan, kesempatan, pendidikan, pelatihan dan panduan sehingga mempunyai kesempatan untuk tumbuh sehat, dinamis, maju, mandiri, berjiwa wirausaha, tangguh, unggul, berdaya saing, demokratis dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Peran Pemuda dan Urgensi Keberadaan Pemuda. Dalam kosa kata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda yang memiliki terminologi beragam.Untuk menyebut pemuda, digunakan istilah young human resources sebagai salah satu sumber pembangunan.Mereka adalah generasi yang ditempatkan sebagai subjek pemberdayaan yang memiliki kualifikasi efektif dengan kemampuan dan keterampilan yang didukung penguasaan iptek untuk dapat maju dan berdiri dalam keterlibatannya secara aktif bersama kekuatan efektif lainnya guna penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi bangsa.Meskipun tidak pula dipungkiri bahwa pemuda sebagai objek pemberdayaan, yaitu mereka yang masih memerlukan bantuan, dukungan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan efektif ke tingkat

(37)

yang optimal untuk dapat bersikap mandiri dan melibatkan secara fungsional. .Dalam pendekatan ekosferis, generasi muda atau pemuda berada dalam status yang sama dalam menghadapi dinamika kehidupan seperti halnya orang tua. Generasi tua sebagai ‘generasi yang berlalu’ (passsing generation) berkewajiban membimbing generasi muda sebagai generasi penerus, mempersiapkan generasi muda untuk memikul tanggung jawabnya yang semakin kompleks.

Di pihak lain, generasi muda yang penuh dinamika, berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang makin melemah, di samping memetik buah pengalaman generasi tua. Dalam hubungan ini, generasi tua tidak dapat mengklaim bahwa merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan negara.Sebaliknya generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dan membangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran yang lebih berat karena merekalah yang akan hidup dan menikmati masa depan. Sejarah memperlihatkan kiprah kaum muda selalu mengikuti setiap tapak-tapak penting sejarah. Pemuda sering tampil sebagai kekuatan utama dalam proses modernisasi dan perubahan. Dan biasanya pula pemuda jenis ini adalah para pemuda yang terdidik yang mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya dan ‘kebersihan’-nya dari noda orde masanya.

Sikap Pemuda terhadap Persoalan Bangsa. Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu meningkatkan peran dan memberikan kontribusi dalam mengatasi persoalan bangsa. Persoalan bangsa, bahkan menuju pada makin memudarnya atau tereliminasinya jiwa dan semangat bangsa,

(38)

sebagaimana yang dimaksudkan Socrates sebagai discovery of the soul . Berbagai gejala sosial dengan mudah dapat dilihat, mulai dari rapuhnya sendi-sendi kehidupan masyarakat, rendahnya sensitivitas sosial, memudarnya etika, lemahnya penghargaan nilai-nilai kemanusiaan, kedudukan dan jabatan bukan lagi sebagai amanah penderitaan rakyat, tak ada lagi jaminan rasa aman, mahalnya menegakan keadilan dan masih banyak lagi problem sosial yang kita harus selesaikan. Hal ini harus menjadi catatan agar pemuda lebih memiliki daya sensitivitas, karena bangsa ini sesungguhnya sedang menghadapi problem multidimensi yang serius, dan harus dituntaskan secara simultan tidak fragmentasi. Oleh karena itu, rekonstruksi nilai-nilai dasar bangsa ke depan perlu langkah strategis dalam mengatasi persoalan bangsa dan untuk pemuda, mereka harus mempu memperjuangkan sistem nilai-nilai yang merepresentasikan aspirasi, sensitivitas dan integritas para generasi muda terhadap gejala ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.

Para generasi muda harus diberikan otoritas untuk melakukan proses pembelajaran sendiri agar mereka menjadi lebih berdaya dan diberdayakan. Ketiga, memberikan kesempatan dan kebebasan kepada para generasi muda untuk mengorganisasikan dirinya secara bebas dan merdeka.Ini dimaksudkan agar etos kompetisi tumbuh dan berkembang dengan baik.Kecenderungan untuk menyeragamkan mereka dalam suatu wadah tunggal seperti kebiasaan lama ternyata justru menumbuhkan semangat berkompetisi.

(39)

G. Kerangka Pikir

Komunikasi adalah mekanisme kekuasaan dan komunikasi itu sendiri adalah kekuasaan.Manusia dapat menggunakan komunikasi untuk menggunakan kekuasaan dan mencapai akhir tertentu, tetapi ada juga kekuasaan dalam struktur liguistik yang mereka pergunakan sehingga bahasa tersebut menjadi struktur penting dalam kehidupan organisasi.Bahasa mengawali, mempertahankan dan mentranspormasikan organisasi. Manusia menyatakan pengalaman dengan cara tertentu agar bermakna dengan melabeli apa yang telah mereka kerjakan. Struktur yang di hasilkan memiliki cara hidup sendiri yang membatasi perilaku-perilaku para pencipta semula. Berger dan Luckman (1966) menekankan bahwa ada satu kecendrungan untuk melupakan bahwa realitas sosial benar-benar merupakan suatu konstruksi sosial yang harus di ikuti alih-alih suatu objek yang hadir lebih dulu yang harus diikuti (Berger dan Luckman:1966)

Sikap Pemuda terhadap Persoalan Bangsa. Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu meningkatkan peran dan memberikan kontribusi dalam mengatasi persoalan bangsa.Hal ini harus menjadi catatan agar pemuda lebih memiliki daya sensitivitas, karena bangsa ini sesungguhnya sedang menghadapi problem multidimensi yang serius, dan harus dituntaskan secara simultan tidak fragmentasi.mereka harus mempu memperjuangkan sistem nilai-nilai yang merepresentasikan aspirasi, sensitivitas dan integritas para generasi muda.Oleh karena itu, rekonstruksi nilai-nilai dasar bangsa ke depan perlu beberapa langkah strategis dalam mengatasi persoalan bangsa dan untuk pemuda, mereka harus mampu memperjuangkan sitem nilai-nilai yang merepresentasikan

(40)

aspirasi, sensitivitas, dan integritas para generasi muda terhadap gejala ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.

BAGAN KERANGKA PIKIR

H. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah Komunikasi Pemerintahan metode persuasif yaitu Integrasi dan Tataan serta faktor yang mempengaruhi Dinas Pemuda dan Olahraga dalam Pembinaan Organisasi Kepemudaan.

G. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian kerangka pikir di atas, maka yang menjadi deskripsi fokus penelitian dalam penelitian ini yaitu:

1. Komunikasi pemerintahan Dinas Pemuda dan Olaraga Kota Makassar adalah:

Komunikasi Pemerintahan Dinas Pemuda dan Olahraga dalam Pembinaan Organisasi Kepemudaan

di Kota Makassar Faktor yang Mempengaruhi Metode Persuasif 1. Integrasi 2. Tataan -- Integrasi - Tataan -Terbinanya organisasi pada organisasi kepemudaan Komunikasi Pemerintahan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Makassar

(41)

Penyampain ide, program,dan gagasan pemerintah kepada masyarakat terkait tentang organisasi kepemudaan atau sebaliknya masyarakat menyampaikan ide atau gagasan kepada pemerintah dalam hal organisasi kepemudaan.

2. Metode Komunikasi Persuasif adalah melakukan komunikasi secara person atau individu-individu pada ketua atau pengurus organisasi kepemudaan sehingga tercipta kesepakatan bersama antara pemertintah dan pemuda,yaitu Integrasi dan Tataan.

3. Integrasi yang di maksud adalah kemampuan komunikator melalui kata-kata verbal atau non verbal.

4. Tehnik Tataan yang di maksud yaitu menata pesan dengan himbauan.

5. Faktor yang mempengaruhi adalah dengan melihat kapasitas dan kapabalitas organisasi kepemudaan di kota Makassar yang sangat potensial untuk mendukung hubungan kerjasama antara organisasi kepemudaan dan pemerintah di Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Makassar.

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini secara sengaja mengambil lokasi di Kota Makassar didasarkan atas pertimbangan bahwa di lokasi tersebut terdapat kantor Dinas Pemuda Dan Olahraga yang dimana kita ingin mengetahui pembinaan Organisasi kepemudaan di kota tersebut.Waktu penelitian adalah selama 2 bulan.

B. Jenis Dan Tipe Penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan medeskripsikan makna data-data empirik yang berkaitan Komunikasi Pemerintahan Dinas Pemuda dan Olahraga Dalam Pembinaan Organisasi kepemudaan di Kota MakassarPendekatan penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang memerlukan pemahaman yang mendalam dan menyeluruh berhubungan dengan objek yang diteliti untuk menjawab permasalahan untuk mendapatkan data-data kemudian dianalisis dan mendapatkan kesimpulan penelitian dalam situasi dan kondisi tertentu.

C. Informan Penelitian

Adapun informan dalam penelitian tersebut yaitu Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Makassar, Pengurus Harian KNPI Kota Makssar, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Kota Makassar Pengurus Abdi Merah Putih Sul-Sel Kota Makassar.

(43)

No Informan Penelitian Keterangan 1 Dinas Pemuda Dan Olahraga Kota Makassar 2 orang

2 Komite Nasional Pemuda Indonsia (KNPI)

Kota Makassar 1 orang

3 Ikatan Pemuda Muhammadiyah Kota Makassar 1 orang

4 Pengurus Abdi Merah Putih Kota Makassar 1 orang 5 Himpunan Mahasiswa Islam Kota Makassar 1 orang

6 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota

Makassar 1 orang

7 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonsia Kota

Makassar 1 orang

Jumlah 8 Orang

D. Tekhnik Pengumpulan Data

a. Wawancara, yaitu peneliti akan melakukan wawancara secara mendalam terhadap Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Dalam Pembinaan Organisasi Kepemudaan di Kota Makassar

b. Observasi, yaitu peneliti akan melakukan pengamatan langsung berkaitan dengan Komunikasi Pemerintahan Dinas Pemuda dan Olahraga Dalam Pembinaan Organisasi Kepemudaan di Kota Makassar.

(44)

c. Studi Dokumentasi, yakni peneliti akan melakukan kajian terhadap bahan-bahan tertulis yang menjadi dokumen dan yang tersimpan dalam sistem kearsipan pada internal Dinas Pemuda dan olahraga Kota Makassar.

E. Tekhnik Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan melakukan interpretasi data yang telah dikumpulkan baik melalui pengamatan, wawancara, studi pustaka dan arsip yang kemudian dilakukan trigulasi sumber yaitu data dari hasil wawancara maupun observasi dilakukan pengecekan kepada orang-orang tertentu yang memahami secara mendalam permasalahan komunikasi pemerintahan dinas pemuda dan olahraga dalam pembinaan organisasi kepemudaan di kota makassar F. Keabsahan Data

Data penelitian yang dikumpulkan diharapkan dapat menghasilkan penelitian yang bermutu atau data yang kredibel, oleh karena itu peneliti melakukan pengabsahan data dengan berbagai hal sebagai berikut :

a. Perpanjangan Masa penelitian

Peneliti akan melakukan perpanjangan masa pengamatan jika data yang dikumpulkan dianggap belum cukup, maka dari itu peneliti dengan pengumpulan data, pengamatan, dan wawancara kepada informan baik dalam bentuk pengecekan data maupun mendapatkan data yang belum diperoleh sebelumnya. Oleh karena itu peneliti menghubungi kemabali para informan dan mengumpulkan data sekunder yang masih diperlukan.

(45)

b. Pencermatan pengamatan

Data yang diperoleh peneliti dilokasi penelitian akan diamati secara cermat untuk memperoleh data yang sesungguhnya.

(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Demografi Tempat Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dinas Pemuda dan Olahraga adalah salah satu Perangkat Daerah dilingkungan Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan, yang mana pembentukan susunan organisasi dan tata kerjanya diatur dalam Peraturan Daerah Sulawesi Selatan nomor 99 Tahun 2009.

Latar belakang di bentuknya Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulawesi Selatan :

1. Pemuda sebagai warga negara dan sumber daya insan pembangunan yang potensial dalam rangka mempersiapkan, memberdayakan dan meningkatkan kualitasnya sebagai subyek yang aktif dalam upaya menanggulangi masalah masyarakat, bangsa dan negara.

2. Pemuda setiap kali mampu melakukan peran penting dalam pembaharuan dan perkembangan bangsa.

3. Olahraga sebagai usaha pembinaan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya dan mengkokohkan persatuan dan kesatuan bangsa pada hakekatnya merupakan suatu wahana dalam mewujudkan program pembangunan nasional yang menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat.

4. Olahraga memiliki arti yang penting untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, karena prestasi yang diciptakannya akan menyangkut

(47)

kodrat martabat manusia yang mendorong penghargaan dan kebanggaan masyarakat terhadap nilai-nilai luhur dan jati diri sebagai bangsa yang besar. 2. Struktur Organisasi Pemerintah Dinas Pemuda Dan Olahraga Kota

Makassar

3. Tugas Dan Fungsi Dinas Pemuda Dan Olahraga Kota Makssar

Dinas Pemuda dan Olahraga dipimpin oleh Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan di bidang pemuda dan olahraga berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

a. Tugas pokok kepala Dispora

4. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga mempunyai fungsi : perumusan

(48)

kebijakan teknis pemuda dan olahraga meliputi bidang perencanaan, bidang kepemudaan, bidang keolahragaan, dan bidang sarana dan prasarana, pengendalian mutu dan pemeliharaan;

5. penyelenggaraan urusan pendidikan dan pelayanan pemuda dan olahraga meliputi, bidang perencanaan, bidang kepemudaan, bidang keolahragaan, dan bidang sarana dan prasarana, pengendalian mutu dan pemeliharaan;

6. pembinaan dan penyelenggaraan tugas pemuda dan olahraga meliputi bidang perencanaan, bidang kepemudaan, bidang keolahragaan,dan bidang sarana dan prasarana, pengendalian mutu dan pemeliharaan; 7. penyelenggaraan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya. b. Tugas sekertaris dinas pemuda dan olahraga

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris mempunyai tugas pokok mengoordinasikan kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan administrasi urusan umum dan kepegawaian, keuangan serta penyusunan program dalam lingkungan Dinas Pemuda dan Olahraga

Sekretaris mempunyai fungsi:

1. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan;

2. pengelolaan urusan umum dan administrasi kepegawaian; 3. pengelolaan administrasi keuangan;

4. pengoordinasian dan penyusunan program serta pengolahan dan penyajian data;

(49)

6. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya. c. Tugas Pokok dan Rincian Tugas Kepala Sub Bagian

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian mempunyai tugas pokok melakukan urusan ketatausahaan, administrasi pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang, urusan rumah tangga serta mengelola administrasi kepegawaian.Dengan perincian tugas sebagai berikut :

a. menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b. mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;

c. memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;

d. membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; f. melakukan pengklasifikasian surat menurut jenisnya;

g. melakukan administrasi dan pendistribusian surat masuk dan keluar;

h. menata dan melakukan pengarsipan naskah dinas dan pengelolaan perpustakaan;

(50)

i. mempersiapkan pelaksaanaan rapat dinas, upacara bendera, kehumasan, dan keprotokolan;

j. mengelola sarana dan prasarana perkantoran serta melakukan urusan rumah tangga Dinas Pemuda dan Olahraga;

B. Sejarah Berdirinya KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia)

Pemuda bagi Bangsa Indonesia adalah kelompok usia yang memiliki nilai serta posisi yang strategis dalam masyarakat. Sejarah perjalanan Bangsa Indonesia selalu menyertai pemuda yang baik diminta maupun secara sukarela aktif di dalamnya.Bahkan lebih daripada itu, sering kali berbagai moment penting bagi Bangsa Indonesia lahir dari ide, semangat dan kepemimpinan para pemuda.Pemuda yang karena penggolongan usianya, memang selalu berpikir jernih dan bebas dalam menuangkan segala bentuk ide serta gagasannya kepada bangsa dan negara. Katakanlah perisitiwa penting bangsa seperti Sumpah Pemuda, persiapan dan pelaksanaan Kemerdekaan RI, atau peristiwa sekitar tahun 1965 yang semuanya melibatkan peran aktif pemuda. Bagi pemuda berbagai peran serta yang dilakukan terhadap sejarah perjalanan bangsa memiliki catatan-catatan tersendiri. (Marham, 2005)

Pemuda Angkatan '28 mencetus Sumpah Pemuda adalah mereka yang berumur antara 15-23 tahun yang ditinjau dari segi pendidikan umumnya duduk di kelas akhir HIS (Hollandsc Inlandsche School), MULO atau HBS 5 tahun, dan AMS (Algemene Middelbaar School).Mereka yang duduk di Hoogere School atau sekolah tinggi atau unicersitas, cenderung dikatakan bukan pemuda lagi, mereka sudah tokoh nasional.Karena itu takkala Kasman Singodimedjo tampil sebagai

(51)

Ketua JIB ketika sudah berusia 28 tahun mendapat kritik dari sementara tokoh JIB sendiri karena dianggap sudah tua.

Pemuda Angkatan '45 rata-rata berusia 25-30 tahun. Aktivis pemuda kala itu pada umumnya adalah mereka yang meninggalkan bangku kuliah saat Jepang mulai dan menjajah Indonesia selama 3,5 tahun. Masih kita ingat bersama bagaimana Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta di bawa ke sebuah desa di sebelah utara Karawang yang bernama Rengasdengklok.Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30.WIB. Pada waktu itu Ir. Soekarno dan Moh Hatta, tokoh-tokoh tua yang menignkan agar proklamasi dilakukan melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), dibawa dan diamankan ke Rengasdengklok oleh golongan muda (Chairul Saleh cs) yang menginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang. Tetapi usul tersebut ditolak Ir. Soekarno, karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI, badan persiapan kemerdekaan.Dengan tujuan untuk menghindari Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta dari segala pengaruh Jepang, mereka membawa kedua kedua tokoh golongan tua itu ke Rengasdengklok. Mereka mendesak agar pernyataan proklamasi segera dinyatakan, karena menurut mereka keadaan sudah mendesak dan jika proklamasi tidak segera dinyatakan akan terjadi pemberontakan dari rakyat yang tidak menginginkan proklamasi ditunda. Menghadapi desakan tersebut, Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta tetap tidak berubah pendirian.

Sementara itu di Jakarta Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil

(52)

dijalankan karena tidak semua anggota Pembela Tanah Air (PETA) mendukung rencana tersebut. Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikrim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta.Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Mr. Achmad Soebardjo, Kunto dan Mbah Sudiro ke Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawat dan Guntur.Pada tanggal 16 tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan.Peran aktif pemuda memang sejalan dengan gerak langkah perjalanan bangsa. Memasuki tahun 1950 hingga 1965 pertumbuhan partai politik di tahan air bagai "jendawan" di musim hujan". Begitu banyak partai politik yang tumbuh dengan berbagai platform partai yang berbeda-beda.Dan hal inipun berdampak pada aktivitas pemuda dalam berorganisasi menjadi bagian (onderbouw) partai politik.Umumnya mereka merupakan kader partai yang menunggu "promosi" menjadi tokoh partai.Saat menungu itu dapat sebentar namun dapat juga lama. Karena itu usia dari para aktivis pemuda saat itu berkisar 35-45 tahun. Kecenderungan ini berlangsung sampai dengan masa orde baru.

Ketika Orde Baru bangkit bulan Oktober 1965, yang tampil disini justru kelompok/organisasi mahasiswa yang mendapat dukungan dari organisasi pemuda yang tersingkir pada masa orla. Organisasi-organisasi mahasiswa yang turut serta melwan komunis dan meruntuhkan orde lama, kemudian sejak tanggal 25 Oktober 1965 membentuk KMI sekaligus menjadi pelopor bangkitnya orde baru bersama ABRI. Selanjutnya, KAMI sendiri dibubarkan pada bulan Agusuts 1966, lalu muncul Laskar Ampera Arif Rachman Hakim. Laskar ini selanjutnya yang

(53)

mengelola massa melancarkan demonstrasi. Namundalam perkembangannya, KAMI dan Laskar tidak berhasil merumuskan peran barunya pasca demonstrasi tersebut.Pelan tapi pasti aktivitas pemuda tersebut mulai berkurang.

Para mantan tokoh pemuda tersebut kemudian mendirikan Ikatan atau Yayasan yang menaungi organisasi mereka. Laskar tidak terdengan lagi aktivitasnya, sampai 20 tahun kemudian, berdiri Ikatan keluarga Besar Laskar Ampera (IKBLA), menyusul berdirinya Yayasan Pemuda Pembangunan Indonesia (YPPI) yang didirikan mantan pimpinan KAMI. Seperti halnya KAMI dan Laskar, kabarnya KAPPI/KAPI juga demikian. Jika kemudian muncul keinginan untuk mendirikan National Union of Student (NUS) pada tahun 1970, maka formatnya akan mengulangi Majelis Mahasiswa Indonesia (MMI). Adanya NUS dan MMI formula baru akan melahirkan bipolarisasi MMI VS PPMI seperti terjadi pada tahun 1950-an. Mungkin itu sebabnya banyak pihak yang berkeberatan dengan gagasan mendirikan NUS. Maka kelahiran KNPI merupakan conditio sine quanon bagi dunia kepemudaan /kemahasiswaan Indonesia.

Keberhimpunan dalam Perspektif Sejarah KNPI Kelahiran KNPI adalah bukti dari kepekaan dan kepeloporan pemuda generasi muda dalam menjawab tantangan peran kesejarahan, melalui menggalang persatuan dan kesatuan, mengkonsolidasi keanekaragaman potensi, membentuk sinkronisasi dan sinergi partisipasi dalam rangka mensukseskan kegiatan pembangunan nasional.Kepedulian dan tanggungjawab kesejarahan telah mengilhami dan mendorong tokoh-tokoh pemuda dan pimpinan organisasi kepemudaan dan mahasiswa yang berlatar belakang berbeda-beda, dengan rasa tulus iklas

(54)

menyatakan diri berhimpun dalam langkah dan gerak bersama demi terciptanya cita-cita perjuangan bangsa Indonesia.Itulah cetusan Deklarasi Pemuda Indonesia 23 Juli 1973, sebagai landasan terbentuknya KNPI. Deklarasi Pemuda lahir dari sebuah kesadaran akan tanggungjawab pemuda Indonesia untuk mengerahkan segenap upaya dan kemampuan guna menumbuhkan, meningkatkan dan mengembangkan kesadaran sebagai suatu bangsa yang merdeka dan bedaulat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Deklarasi Pemuda lahir guna menndaklanjuti isi psan Sumpah Pemuda yang menggariskan kebutuhan keberhimpunan dengan mengejawantahkan satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa Indonesia.

C. Komunikasi Pemerintahan Dinas Pemuda Dan Olahraga Dalam Pembinaan Organisasi Kepemudaan Di Kota Makassar

Komunikasi adalah mekanisme kekuasaan dan komunikasi itu sendiri adalah kekuasaan. Manusia dapat menggunakan komunikasi untuk menggunakan kekuasaan dan mencapai akhir tertentu, tetapi ada juga kekuasaan dalam struktur liguistik yang mereka pergunakan sehingga bahasa tersebut menjadi struktur penting dalam kehidupan organisasi. Bahasa mengawali, mempertahankan dan mentranspormasikan organisasi. Manusia menyatakan pengalaman dengan cara tertentu agar bernakna dengan melabeli apa yang telah mereka kerjakan. Struktur yang di hasilkan memiliki cara hidup sendiri yang membatasi perilaku-perilaku para pencipta semula. menekankan bahwa ada satu kecendrungan untuk melupakan bahwa realitas sosial benar-benar merupakan suatu konstruksi sosial yang harus diikuti alih-alih suatu objek yang hadir lebih dulu yang harus diikuti.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Gambar 4.17 dapat disimpulkan bahwa dalam kondisi apapun besarnya konsumsi total selalu cenderung naik, akan tetapi kenaikan yang lebih tinggi diperlihatkan oleh

Tujuannya adalah kemandirian masyarakat dalam mempertahankan kebersihan lingkungan melalui pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dengan prinsip partisipasi

Dengan cara yang sama dapat ditentukan titik-titik yang lain (titik No. 5 dan seterusnya sampai titik terakhir), maka di atas kertas akan tergambarkan bentuk lahan yang

Lembaga Hasil Dalam Negeri Malaysia Cawangan Pungutan, Tingkat 15, Blok 8A Kompleks Bangunan Kerajaan, Jalan Duta Karung Berkunci 11061. 50990

Dari uraian di atas sangat menarik jika dilakukan penelitian mengenai “ Pemanfaatan E-Book Interaktif dalam Pembelajaran Proses Fisiolosi Pada Tumbuhan Untuk

sumber belajar memberikan pengaruh yang paling dominan antara guru, buku paket, dan internet terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Distribusi tingkat kehilangan tanah di DAS Petir oleh erosi alur dan parit berbanding terbalik dengan erosi percik dan lembar, sedang sebaran klasifikasi kehilangan tanah oleh

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul “PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK ATAS TANAH UNTUK MEMPEROLEH KEPASTIAN HUKUM MELALUI PROGRAM NASIONAL AGRARIA