BAB – II
PROFIL PERUSAHAAN
A.1 Sejarah PT. Indosat, Tbk
PT Indosat Satellite Corporation (PT. Indosat, Tbk) adalah sebuah perusahaan penyelenggara jasa telekomunikasi internasional terkemuka di Indonesia. Kegiatan utama perusahaan adalah menyediakan jasa Telekomunikasi Internasional melalui switching, termasuk telepon, teleks, telegram, komunikasi data paket, faksimili dengan fasilitas store and foward, serta jasa Inmarsat untuk sistem komunikasi bergerak global. Perusahaan juga menyediakan jasa Telekomunikasi Internasional non switching seperti sirquit sewa berkecepatan rendah maupun tinggi, konferensi video, jasa transmisi siaran televisi serta jasa yang lainnya pada umumnya tidak berupa transmisi suara. Untuk jasa-jasa
switching memerlukan penyaluran melalui jaringan telepon domistik, sedangkan
jasa untuk non switching terhubung langsung ke fasilitas Indosat.
PT Indosat Satelite Corporation (PT Indosat, Tbk) didirikan pada tanggal 20 November 1967 merupakan hasil kerjasama antara pemerintah Republik Indonesia dengan ITT (International Telephone and Telegraph) untuk membangun stasiun Bumi yang dioperasikan pada tahun 1969, dalam perkembangannya dalam posisi telekomunikasi Internasional yang strategis dalam menerima dan menyalurkan informasi dari dalam dan luar negeri, maka pada tahun 1980 pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengambil alih seluruh saham PT Indosat melalui pelaksanaan akuisisi berdasarkan peraturan pemerintah
Mulai tahun 1980 PT Indosat berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga dapat menangkis keraguan kalangan Internasional akan kemampuan mengoperasikan jasa Telekomunikasi Internasional tanpa ITT, pada tahun 1992 Indosat kembali menjawab keraguan kemampuan Indosat dalam bersaing dengan pihak swasta yang Satelindo, dimana Indosat mempertahankan pangsa pasar sekitar 90%.
Pada 18 Oktober 1994 Indosat menjadi perusahaan Indonesia pertama yang mencatat sahamnya di New York Exchange dengan “The best IPO deal of the
year”, sedangkan di dalam negeri saham Indosat tercatat BEJ dan BES, dengan
kata lain Indosat menjadi perusahaan terbuka yang dituntut untuk selalu menciptakan nilai tambah untuk pemegang saham secara berkesinambungan. Komposisi saham Indosat saat itu, 57% pemerintah RI (diwakili Meneg BUMN) dan 47% diperdagangkan dipasar modal BEJ, BES, dan NYSE. Kantor Pusat Indosat berada di Jalan Medan merdeka Barat Nomor 21 Jakarta. Kantor ini mempunyai pusat pendidikan dan latihan yaitu Indosat Trambing & Conference
Centre (ITCC) di Jatiluhur, Jakarta Barat, sebagai pusat pembentukan insan-insan
Indosat yang propesional.
Untuk mengoperasikan layanan PT Indosat menggunakan perangkat telekomunikasi internasional antara lain Sentral Gerbang Internasional (SGI) 1 sampai dengan 4, transmisi stasiun yang terbesar di berbagai lokasi di Indonesia (Jakarta, Jatiluhur, Medan, Pantai Cermin, Batam, Surabaya dan Urip). Perangkat jaringan Telekomunikasi Internasional tersebut memungkinkan pelanggan PT Indosat untuk menghubungi relasinya di 240 negara tujuan. Sampai saat ini PT Indosat menawarkan produk-produk yang meliputi 24 jenis jasa Telekomunikasi
Internasional dan domestik. SGI Indonesia saat ini juga berfungsi sebagai sentral lokal, dimana Indosat telah menyelenggarakan layanan telekomunikasi lokal dan sedang mempersiapkan jasa Internasional
PT Indosat telah memperoleh sertifikat ISO 9002; 1994 sejak 17 Januari 1997, dan pada 21 September 2001 berhasil mengkonverensikan seluruh sistem menajemen mutunya sesuai dengan standart ISO yang baru yaitu versi ISO 9001; 2000. Mulai tahun 2001, kepemilikan silang antara Indosat dan Telkom dihapuskan. Secara bertahap hak Ekskluisivitas kedua menyelenggarakan telekomunikasi tersebut dihilangkan. Indosat menindak lanjuti upaya untuk memasuki bisnis seluler melalui pendirian PT Indosat Multi Mulia Mobile (IM3) ditahun 2001 dan akuisisi penuh PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) di tahun 2002.
Pada akhir tahun 2002, Pemerintah Indonesia melakukan divestasi saham Indosat yang dimilikinya sebesar 41,49% kepada Singapore Technologis
Telemedia Pte, Ltd. Melalui Indonesia Comunications Limited (ICL). Dengan
demikian satus Indosat kembali menjadi Perusahaan Penanam Modal Asing (PMA) sebagai penyelenggara jaringan dan jasa terpadu, penyedia solusi informasi dan telekomunikasi.
Pada tanggal 20 November 2003, penandatanganan penggabungan usaha antara Satelindo, IM3 dan Bimagraha kedalam Indosat, menjadikan Indosat sebagai Full Network Service Provide (FNSP) yang fokus pada seluler terbesar kedua di Indonesia. Melalui layanan jasa seluler, telekomunikasi tetap dan MIDI yang menyatu dalam organisasi Indosat menyatakan diri sebagai penyelenggara terlengkap di Indonesia.
PT Indosat mempunyai dua anak perusahaan konsolidasi yaitu Indosat Mega Media dan Lintasarta. Kedua anak perusahaan itu beroperasi bersama Indosat membentuk inti kelompok usaha Indost sebagai implementasi strategi bisnis Indosat.
Kepemilikan saham PT Indosat, Tbk saat ini terdiri dari : 1. Publik memiliki 43,10%
2. STT memiliki 41,96% 3. Pemerintah memiliki 14,96%
A.2 Struktur Organisasi PT.INDOSAT North Sumatera Regional
I. JOB DESK UNIT KERJA MASING – MASING DIVISI
1. Unit Kerja Technical Operation. a) Provisioning & Quality Improvement
Provisioning & Quality Improvement memiliki tugas yang berhubungan
dengan kualitas jaringan, improvement jaringan dan planning :
1) Memonitor performansi dari jaringan, dengan mengambil data dari
metrika dan juga melakukan drivetest
2) Traffic Management, dengan mengukur utilisasi dari BTS 3) Menjaga KPI, biasanya ditargetkan mencapai 99 % 4) Pengawasan dan perbaikan site yang telah ada
5) Planning pembangunan site baru, termasuk disini perencanaan
repeater baru.
PQI juga melakukan koordinasi dengan divisi lainnya, salah satunya adalah dengan Fault Management (FM) untuk mengetahui keluhan – keluhan customer yang terkait dengan kualitas jaringan, dan juga dengan bagian
BSS, jika diperlukan penambahan CU atau pengoptimalan arah dan pengoptimalan kemiringan antenna.
b) NSS Switching O&M
Tugas dan kewajiban Tim NSS Switching O&M adalah:
1) Maintenance perangkat core cellular seperti MSC, HLR, GPRS, i-Ring, SMS, switching local, SGI, CDMA.
2) Menanggapi keluhan pelanggan yang berhubungan dengan nomornya.
3) Mengeksekusi penambahan link
4) Troubleshouting hardware dan software
NSS Switching O&M melakukan koordinasi dengan Fault Management dan
Call Center untuk keluhan pelanggan serta dengan bagian Provisioning
untuk penambahan link.
c) BSS O&M
Tugas dan kewajiban Tim BSS O&M adalah:
1) Bertanggung jawab terhadap pengoperasian seluruh BSC dan BTS yang tersebar di wilayah Sumatera Bagian Utara
2) KPI, dimana BTS faulty tidak lebih dari 3 jam.
BSS O&M melakukan kerjasama dengan dengan divisi Network
Management Center (NMC) dimana NMC akan mengirimkan sms broadcast ke tim technical BSS jika ada BTS yang faulty, serta dengan
fungsi PQI untuk pengoptimalan arah dan kemiringan antenna.
d) Local Network O&M
1) Penomoran antar PLMN 2) Kegiatan interkoneksi
3) Disaster Recovery Plan
4) Operation dan maintenance SKKL
Local Network yang melakukan hubungan dengan operator lain untuk
hubungan interkoneksi antar sentral, sementara eksekusinya dilakukan oleh tim NSS O&M. Saat ini tim Local Network sedang melakukan project
upgrading SKKL SEAMEWE – 3 di pantai Cermin yang merupakan
pengembangan dari generasi sebelumnya yaitu sistem komunikasi kabel laut SEAMEWE – 1 dan 2.
2. Unit Kerja Marketing dan Sales Support
a) Marketing Program & Market Analysis
Tugas dan tanggung jawab Marketing Program & Market Analysis adalah: 1) Mengusulkan target revenue & subscribers per Cabang/ Reps.
2) Mengusulkan parameter kinerja Cabang/ Reps. 3) Monitoring & evaluasi kinerja.
4) Analisa dan Pemetaan Pasar & Kompetisi dalam lingkup Regional. 5) Support database market untuk Cabang/ Reps.
6) Menyusun dan mengkoordinasikan program marketing untuk lingkup Regional.
7) Melakukan evaluasi pasca program di lingkup Regional. 8) Manajemen Budget MSS.
Fungsi ini biasanya melakukan koordinasi dengan channel management untuk target dari tiap – tiap cabang.
b) Product Solution Support
Tugas dan tanggung jawab Product Solution Support adalah: 1) Melakukan analisa competitiveness produk indosat.
2) Memformulasikan dan mengusulkan product solution & bundling. 3) Memformulasikan dan mengusulkan pemberlakuan tarif khusus
untuk semua produk maupun specific zone.
4) Mengkoordinasikan aktivitas akuisisi/kerjasama Corporate &
Community di lingkup Regional.
5) Melakukan audit dan monitoring kualitas network dan pelayanan. Fungsi ini biasanya berkoordinasi dengan Retention Management untuk program pelayanan serta unit kerja Technical Operation untuk kualitas
network.
c) Channel management
Tugas dan tanggung jawab Channel management adalah:
ii. Mengusulkan target distribusi SP dan Voucher per Cabang/ Reps. iii. Monitoring & evaluasi distribusi.
iv. Support database distribusi untuk Cabang.
v. Memformulasikan dan mengkoordinasikan evaluasi Dealership lingkup Regional.
vi. Menyusun dan mengkoordinasikan program distribusi dan
Dealership untuk lingkup Regional.
Fungsi ini melakukan koordinasi dengan retention management dan juga dengan marketing program dan market analysis untuk peningkatan distribusi dan juga untuk membantu pemasaran tiap – tiap cabang.
d) Retention Management
Tugas dan tanggung jawab Retention Management adalah:
1) Memformulasikan dan mengkoordinasikan program peningkatan
revenue dan loyalty di lingkup Regional.
2) Memformulasikan dan mengevaluasi kinerja pelayanan. 3) Support database pelanggan untuk Cabang.
Fungsi ini melakukan koordinasi dengan channel management dan marketing program & market analysis dimana penekanannya lebih kepada tujuan untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
e) Contact Center
Tugas dan tanggung jawab Contact center adalah:
1) Menyelenggarakan kegiatan Contact Center Regional (Sumatera). 2) Mengkoordinasikan kegiatan registrasi kartu prabayar di lingkup
Regional.
Fungsi ini biasanya melakukan koordinasi dengan marketing program &
market analysis untuk sosialisasi program. 3. Unit Kerja Business Operation Support
a) Human Resource
Tugas dan tanggung jawab Human Resource adalah: c) Melakukan pembayaran gaji karyawan / remunisasi d) Mengatur pendidikan dan pelatihan bagi karyawan e) Support data base karyawan
Human Resource melakukan koordinasi dengan cabang untuk pembayaran gaji & penambahan karyawan serta diklat bagi karyawan, disamping itu HR juga melakukan koordinasi dengan divisi Learning & Capabilities di HQ.
b) Procurement
Tugas dan tanggung jawab Procurement adalah:
Pengadaan barang untuk kebutuhan seluruh divisi dan cabang dari regional Sumbagut.
Dalam menjalankan fungsinya, procurement melakukan koordinasi dengan divisi atau cabang yang membutuhkan pengadaan barang dan
vendor yang akan menyediakan barang serta HQ terutama barang yang
termasuk dalam kategory Capital Expenditure atau Capex.
c) IT Support
Tugas dan tanggung jawab IT Support adalah:
2. Network
Merawat, mengatur dan mengawasi network NSR dan menginventaris server dan perangkat last mile network untuk memperluas jaringan dan menjaga performansi jaringan last-mile
3. Front End Application
Maintenance server, menjaga konektivitas jaringan sampai di
end-user, mengatur serta membuat aplikasi-aplikasi yang mendukung kinerja setiap unit.
4. Hardware & Software Maintenance
IT Support dalam menjalankan fungsinya melakukan koordinasi ke banyak divisi terutama yang membutuhkan aplikasi dan perangkat komputer serta
email bagi seluruh karyawan, untuk ke HQ biasanya IT support
berhubungan dengan IT Helpdesk.
d) Property dan Site Acquisition
Tugas dan tanggung jawab Property dan Site Acquisition adalah: 1) Mengakuisisi lahan kosong untuk pembangunan tower 2) Perpanjangan sewa site
3) Pembangunan Galeri atau Reps dan kontraknya
4) Bertanggung jawab terhadap anggaran sewa gedung atau mobil. Dalam melaksanakan fungsinya SITAC berkoordinasi dengan divisi RNP dan vendor yang akan menangani pembangunan tower serta dengan tim
technical yang ada di cabang atau reps untuk melakukan survey area untuk
mengetahui kondisi area yang akan dibangun BTS.
4. Medan Branch
a) Direct sales
Direct sales fokus penjualannya adalah yang terkait dengan corporate
seperti midi dan juga matrix termasuk untuk personal user. Dalam menjalankan fungsinya fungsi ini banyak melakukan koordinasi dengan
b) Indirect sales
Indirect sales fokus penjualannya adalah produk prepaid seluler. Dalam menjalankan fungsinya, indirect sales berkoordinasi dengan channel
management regional untuk distribusi SP dan voucher untuk cabang dan
reps di sumatera utara dan NAD serta dengan dealer dalam hal penjualan.
Indirect sales juga melakukan koordinasi dengan marketing commnication
untuk mendukung program mereka.
c) Sales administration
Sales administration memiliki tanggung jawab terhadap aktivasi kartu matrix termasuk melakukan survey data customer. Fungsi ini selalu berkoordinasi dengan direct sales dan galeri untuk pelanggan postpaid dan juga dengan revenue assurance untuk tagihan pelanggan.
d) Customer service dan retensi
Customer service dan retensi membawahi CS galeri dan reps. Bagian ini
juga memiliki fungsi retensi yang bertujuan menjaga pelanggan agar tetap loyal. Dalam menjalankan programnya, fungsi ini banyak melakukan koordinasi dengan marketing commmunication dan juga dengan indirect
sales untuk program retensi. e) Marketing communication
Marketing communication memiliki tanggung jawab untuk melakukan
promosi produk ke pelanggan di area medan dan NAD baik berupa penyelenggaraan event besar maupun melalui sms broadcast. Marketing
communication banyak berkoordinasi dengan indirect sales dan customer service dalam melakukan promosi.
B. ANGGARAN KAS
Dalam menjalankan operasi perusahaan diperlukan adanya pengelolaan kas atau manajemen kas yang baik, pelaksanaan operasi perusahaan harus direncanakan sesuai daa yang tersedia. Oleh sebab itu perlu dibuat anggaran kas yang merupakan proyeksi penerimaan dan pengeluaran kas serta saldonya dalam periode tertentu. Penyusunan anggaran kas perusahaan harus melibatkan semua tingkatan manajemen yang ada dalam perusahaan.
Menurut M. Munandar (2001 ; 113), Anggaran kas adalah:
“Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terinci tentang semua jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode tertentu dimasa yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas maupun yang berupa pengeluaran kas”.
Menurut Nafarin ( 2004 ; 12)
“Anggaran kas adalah suatu rencana keuangan periodic yang disusun berdasarkan program yang telah disusun secara tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umum dalam jangka waktu tertentu”.
Menurut Halim (2001 ; 141)
“Anggaran kas adalah suatu jadwal aliran kas masuk dan aliran kas keluar pada suatu periode tertentu, dimana periode tersebut bias harian, bulanan, triwulanan atau tahunan”.
Dari beberapa penjelasan tersebut diatas, dapatlah kita simpulkan bahwa anggaran kas adalah gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang tunai yang bertalian dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahan-perubahan pada posisi kas atau menunjukkan aliran kas pada periode tersebut.
Dan dari pengertian-pengertian diatas dapat pula kita ketahui bahwa anggaran kas mempunyai tiga sektor, yaitu:
1. Sektor penerimaan kas, yang ada pada umumnya berasal dari
a. Penjualan tunai barang jadi yang diproduksi
b. Penagihan piutang
c. Penjualan aktiva tetap
d. Penerimaan lain-lain (non operating) seperti penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan deviden dan lain sebagainya
2. Sektor pengeluaran kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran untuk
biaya-biaya baik berupa biaya utama (operating) maupun biaya-biaya bukan utama (non operating), seperti contoh:
a. Pembelian tunai b. Pembayaran hutang
c. Pembayaran upah tenaga kerja langsung
d.Pembayaran biaya pabrik tidak langsung e. Pembayaran biaya administrasi
f. Pembayaran biaya penjualan
3. Sektor keuangan, yang disusun apabila perusahaan mengalami defisit
yang memerlukan pinjaman dan sebagaimana pelunasannya dilakukan Penyusunan anggaran kas bertujuan untuk mengetahui adanya kelebihan dan kekurangan kas dalam suatu periode tertentu, dengan diketahui adanya kekurangan kas jauh sebelumnya maka dapat direncanakan penentuan sumber dana yang akan digunakan untuk menutupi kekurangan tersebut.
Anggaran kas meliputi tiga dimensi waktu, yaitu anggaran kas jangka panjang, anggaran kas jangka pendek, anggaran kas untuk operasional
1. Anggaran kas jangka panjang
Anggaran kas jangka panjang sesuai dengan dimensi waktu dari pengeluaran modal dan rencana laba strategi jangka panjang. Estimasi penerimaan kas dan estimasi pengeluaran kas merupkan dasar yang sehat untuk keputusan-keputusan yang menyangkut keuangan, untuk penggunaan kas, dan untuk kredit jangka panjang.
2. Anggaran kas untuk operasional
Anggaran yang digunakan oleh perusahaan terutama untuk perencanaan dan pengendalian aliran kas masuk dan keluar berdasarkan kegiatan sehari-hari (day-to-day). Tujuan utama anggaran ini adalah untuk pengendalian kas yang dinamis atas posisi kas dalam rangka meminimalkan biaya bunga dan oppurtinity cost karena kas yang menganggur.
Manfaat anggaran kas dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Dengan adanya anggaran kas maka sasaran usaha yang akan dicapai perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu yang akan menjadi jelas, baik dalam kualitas maupun kuantitasnya. Masing-masing tingkat manajemen akan mengetahui dengan jelas target usahanya yang harus dicapai.
b) Secara tidak langsung dengan disusunnya anggaran kas akan mengakibatkan perbaikan dari organisasi perusahaan yang bersangkutan. Sebab dengan adanya anggaran kas tersebut akan memaksa unit-unit kerja yang ada dalam masing-masing bagian untuk menegaskan dan menata kembali deskripsi kerjanya maupun wewenang dan tanggung jawabnya, bahkan bilamana perlu dapat pula dilakukan perhitungan lebih lanjut tentang standart cost untuk tiap jenis biaya.
c) Dengan adanya anggaran kas akan mendorong terjadinya profesionalisme dan perbaikan “manajerial skill” dari setiap personil anggota organisasi karena masing-masing sudah ditata dengan jelas tugas dan tanggung jawabnya, dan disamping itu prestasinya juga akan diukur. Oleh karena itu, ia harus meningkatkan prestasinya melalui penguasaan dan peningkatan ketrampilan kerja yang lebih baik.
d) Dengan adanya anggaran kas tersebut, akan tersedia bagi manajemen perusahaan yang bersangkutan. Suatu alat koordinasi dana pengawasan yang sangat berguna untuk mengendalikan kegiatan usahanya didalam mencapai sasaran seperti yang telah ditetapkan dalam rencana.
e) Dengan adanya anggaran kas tersebut, akan tersedia bagi manajemen perusahaan yang bersangkutan. Suatu alat koordinasi dana pengawasan yang sangat berguna untuk mengendalikan kegiatan usahanya didalam mencapai sasaran seperti yang telah ditetapkan dalam rencana.
f) Dengan adanya sasaran jelas, penataan kembali organisasi yang lebih baik, perbaikan kualitas personalia, tersedianya alat pengendalian usaha yang dilakukan perusahaan dan memenuhi permintaan konsumennya, sudah
tentu akan memberikan kesempatan bagi perusahaan dalam meningkatkan
profitability dari perusahaan bersangkutan.
g) Dengan adanya anggaran kas perusahaan juga mempunyai kemampuan untuk mengadakan reaksi yang lebih baik dalam menghadapi berbagai perkembangan usaha diluar dugaan.
B. PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS
Penyusunan anggaran kas adalah cara yang efektif untuk merencanakan dan mengendalikan cash flows (aliran kas masuk & keluar), taksiran kebutuhan kas, dan penggunaan kelebihan kas secara efektif.
Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa apabila di dalam menyusun transaksi operasi terjadi defisit maka untuk menutup defisit tersebut diperlukan suatu transaksi keuangan.
Berdasarkan pernyataan M. Nafarin (2000:9) dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan perilaku para pelaksanaan anggaran dengan cara mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
5. Anggaran harus dibuat serealitas mungkin, secermat mungkin sehingga tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat terlalu rendah tidak menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran yang dibuat terlalu tinggi hanyalah angan-angan.
6. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi diireksi.
7. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksanaan tidak merasa tertekan, tetapi termotivasi.
8. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan
Menurut M.Nafarin (2000:9) dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut ini :
a) Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan b) Data-data waktu yang lalu
c) Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi
d) Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing e) Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah
f) Penelitian untuk pengembangan perusahaan
Tiga tahap penyusunan anggaran kas (Penyusunan Anggaran Perusahaan;2008) adalah :
a) Tahap pertama, menyusun taksiran penerimaan kas dan pengeluaran menurut rencana operasi perusahaan
b) Tahap kedua, menyusun taksiran kebutuhan dana yang diperlukan untuk menutup defisit dan menyusun taksiran pembayaran bunga utang beserta waktu pelunasan kembali utang tersebut
c) Tahap ketiga, menyusun kembali taksiran seluruh penerimaan dan pengeluaran kas, yang merupakan anggaran kas final.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas 1. Faktor – faktor Penerimaan Kas meliputi :
a) Anggaran Penjualan
Penerimaan kas perusahaan berasal dari penjualan produk perusahaan. Baik itu merupakan penjualan kredit ataupun penjualan tunai. Berapapun perbandingan yang ada antara penjualan kredit dengan penjualan tunai di dalam perusahaan tersebut namun semakin besar penjualan produk perusahaan berarti semakin besar pula penerimaan kas perusahaan tersebut.
Dari sejumlah penjualan kredit yang di;lakukan perusahaan, syarat pembayaran akan mempengaruhi jangka waktu antara transaksi penjualan dengan penerimaan kas perusahaan, sehingga akan mempengaruhi besarnya penerimaan kas perusahaan pada suatu periode. Semakin cepat jangka waktu ini akan semakin baik bagi perusahaan yang bersangkutan. c) Kebijakan penagihan piutang
Kebijakan perusahaan tentang penagihan piutang akan berpengaruh terhadap besar dan kecilnya penerimaan kas dalam suatu periode. Perusahaan yang menerapkan kebijakan penagihan piutang yang ketat akan dapat memperoleh penerimaan kas yang lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mempunyai kebijakan tertentu di dalam penagihan piutang ini.
d) Kebijakan Perubahan Aktiva Tetap
Kebijakan perubahan aktiva tetap akan mempengaruhi besarnya penerimaan kas dalam perusahaan. Hal ini disebabkan karena setiap penjualan aktiva tetap merupakan kas masuk bagi perusahaan namun di satu sisi, perusahaan harus mencari pengganti aktiva tersebut dengan jalan pembelian aktiva baru yang hal ini merupakan pos pengeluaran kas perusahaan.
e) Rencana Penerimaan Lain-Lain
Di samping pendapatan operasional, perusahaan akan memperoleh penerimaan kas dari penerimaan lain-lain yang berasal dari penerimaan bunga, penerimaan sewa, penghasilan deviden dan sebagainya.
2. Faktor-faktor pengeluaran kas meliputi : a) Anggaran pembelian bahan baku
Khususnya rencana tentang jenis dan jumlah bahan mentah yang akan dibeli dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Semakin besar jumlah pembelian bahan baku maka semakin besar pula transaksi pembelian secara tunai yang dilakukan sehingga akan memperbesar pengeluaran kas dan sebaliknya.
b) Potongan harga untuk pembelian tunai
Potongan harga yang diberikan oleh para pemasok bahan baku untuk setiap pembelian tunai akan menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengadakan pembelian tunai atau kredit.
c) Anggaran biaya tenaga kerja langsung
Semakin besar upah tenaga kerja langsung yang akan dibayar, maka semakin besar pula pengeluaran kas perusahaan.
d) Anggaran biaya overhead
Biaya overhead pabrik bukan tunai ini tidak akan mempengaruhi besar dan kecilnya pengeluaran kas perusahaan, karena berapapun besarnya biaya
overhead pabrik bukan tunai ini tidak diperlukan uang kas untuk
membayarnya.
e) Anggaran biaya administrasi dan umum
Anggaran ini mempengaruhi besarnya pengeluaran kas pada suatu periode. Dalam biaya overhead pabrik, biaya administrasi dan umum terdiri dari biaya tunai dan biaya bukan tunai. Biaya tunai akan mempengaruhi besar dan kecilnya pengeluaran kas perusahaan pada periode yang ditentukan.
f) Anggaran biaya penjualan
Sama halnya dengan anggaran biaya administrasi dan umum bahwa anggaran ini terbagi dari biaya tunai dan bukan tunai. Yang tergolong biaya bukan tunai dalah penyusutan gedung sedangkan contoh biaya bukan tunai seperti gaji pegawai dan biaya promosi. Dalam hal ini kebijakn promosi yang dilakukan perusahaan akan berpengaruh terhadap besar dan kecilnya pengeluaran kas perusahaan untuk mendukung kegiatan promosi yang dilakukan.
g) Anggaran pembelian aktiva tetap
Bilaman selama periode yang akan datang perusahaan merencanakan akan melakukan penambahan aktiva tetap, maka akan memperbesar pengeluaran kas dan sebaliknya.
h) Besarnya jumlah hutang jatuh tempo
Baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang, apabila sudah jatuh tempo akan merupakan beban yang harus dibayar oleh perusahaan sehingga akan mempengaruhi besarnya pengeluaran kas dari perusahaan yang bersangkutan.
i) Anggaran Pengeluaran Lain-Lain
Misalnya untuk biaya bunga dan biaya sewa. Meskipun kegiatan ini merupakan kegiatan non operasional namun tetap saja memerlukan pengeluaran kas, sehingga akan mempengaruhi besarnya pengeluaran kas perusahaan.
D. PENYUSUNAN ANGGARAN KAS PT. INDOSAT. Medan
Penyusunan usulan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Tahunan pada PT. INDOSAT adalah proses penyusunan usulan kebutuhan anggaran operasional dan anggaran investasi masing-masing Divisi dan Cabang yang ada di North
Sumateran Regional untuk periode satu tahun. Proses RKA untuk periode satu
tahun kedepan dimulai setiap bulan Agustus pada periode tahun sebelumnya dan
final pada bulan Desember pada periode satu tahun sebelumnya. Hasil persetujuan
usulan RKA oleh Direksi akan didistribusikan ke Regional setiap awal tahun anggaran.
Penyusunan RKA dimulai dengan adanya Nota Dinas RKA tahunan dari
Head Quarter Controlling. Fungsi Controlling Regional melakukan konfirmasi
dan koordinasi terkait dengan Nota Dinas tersebut. Hal-hal yang dikoordinasikan antara lain :
a) Time Schedule proses RKA Corporate
b) Syarat dan ketentuan yang berlaku dalam penyusunan RKA
Divisi finance NSR menerbitkan Nota Dinas tentang persiapan RKA tahunan Regional NSR. Untuk hal tersebut fungsi controlling regional mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :
a) Membuat draft usulan RKA dalam format Microsoft Excel. Usulan anggaran harus dibuat berdasarkan program kerja.
b) Membuat guidance Mata Anggaran dan Guidance pengisian usulan RKA dalam format Microsoft Excel
c) Membuat estimasi penyerapan anggaran setahun untuk masing-masing Divisi dan cabang
d) Membuat time schedule proses RKA regional
e) Mengkoordinasikan persiapan pelaksanaan RKA Regional dengan HQ
Contorolling
f) Mengkompilasi dan menginformasikan issue-issue yang terkait dengan RKA
g) Membentuk Tim Penyusunan RKA regional
h) Mengadakan rapat-rapat koordinasi dengan semua fungsi yang ada di Regional
Selanjutnya semua fungsi harus membuat usulan RKA dalam format excel sesuai guidance yang telah diberikan. Data yang sudah dibuat harus mendapat persetujuan dari fungsi manajemen di masing-masing fungsi. Apabila telah disetujui, usulan tersebut disampaikan ke fungsi controlling regional untuk dilakukan rekap dan evaluasi.
Hasil rekap dan evaluasi usulan dibahas dalam rapat koordinasi dengan semua fungsi terkait di NSR. Revisi dilakukan oleh tim RKA di masing-masing fungsi dan hasilnya dikirimkan kembali ke fungsi controlling regional untuk direkap dan dievaluasi kembali dan selanjutnya akan dilakukan rapat pembahasan kembali
Final usulan RKA dalam format Microsoft Excel dimintakan persetujuan
ke Group Head Regional NSR. Apabila setuju maka draft usulan tersebut dijadikan acuan dalam pengisian usulan RKA di aplikasi Comshare. Fungsi
controlling melakukan persiapan proses entry data di aplikasi Comshare. Proses entry data dilakukan oleh tim RKA di masing-masing Divisi dan Cabang.
5. Sosialisasi penggunaan aplikasi Comshare dan ketentuan yang berlaku 6. Pelatihan proses entry data usulan anggaran di aplikasi comshare
7. Cek instalasi dan user ID aplikasi comshare di masing-masing Tim RKA Regional
8. Proses uji coba penggunaan aplikasi. Dalam proses ini fungsi controlling akan melakukan roadshow ke tiap-tiap divisi dan cabang untuk melakukan pengecekan kesiapan aplikasi dan SDM yang akan melakukan proses entry data
9. Melakukan rapat koordinasi dengan semua fungsi terkait dan HQ
Controlling
Selanjutnya proses entry data usulan RKA ke aplikasi Comshare. Fungsi
controlling regional akan melakukan monitoring terhadap hasil entry data untuk
mengidentifikasi adanya kesalahan. Dalam penggunaan aplikasi comshare, fungsi
controlling regional mempunyai kewenangan untuk mengakses semua data usulan
RKA di Regional NSR. Setiap kesalahan diinformasikan ke fungsi terkait untuk dilakukan revisi.
Semua data yang sudah dimasukkan dengan benar akan dikonsolidasikan oleh fungsi controlling regional. Proses konsolidasi data adalah proses rekapitulasi semua data yang sudah dimasukkan per masing-masing divisi, cabang dan total regional. Setiap terjadi revisi data harus dilakukan konsolidasi ulang untuk diupdating rekap data.
Hasil konsolidasi dibahas dalam rapat koordinasi dengan semua fungsi di NSR. Apakah ada revisi ? Jika “ya” revisi dilakukan oleh masing-masing fungsi terkait dan jika “tidak” ada revisi atau data sudah final, selanjutnya dimintakan
persetujuan ke Group Head Regional NSR. Apabila ada revisi? Jika “ya” maka revisi dilakukan oleh masing-masing fungsi terkait dan apabila “tidak” ada revisi atau jika Group Head sudah setuju maka fungsi controlling regional akan melakukan proses submits data. Sebelum proses submit dilakukan fungsi
controlling regional melakukan konsultasi dan kordinasi dengan HQ Controlling
dan Konsultan untuk memastikan kebenaran data yang sudah dimasukkan. Jika data usulan sudah disetujui berarti data tersebut sudah final dan tidak dapat dirubah lagi kecuali oleh HQ Controlling dan konsultan.
Data yang sudah disetujui lalu direkap dan dijadikan lampiran Nota Dinas Usulan RKA Regional NSR yang dikirimkan ke HQ Controlling. Dengan demikian proses dianggap selesai, data tersimpan di aplikasi comshare dan hard
TABEL 2.1
ANGGARAN KAS TAHUN 2006
PENERIMAAN ANGGARAN REALISASI DEVIASI %
MENTARI 82,956,000,500 90,200,450,045 7,244,449,545 9% IM3 67,987,540,800 70,854,380,000 2,866,839,200 4% MATRIX 40,667,453,809 20,998,004,300 - 19,669,449,509 -48% STAR ONE 45,909,067,000 24,980,780,600 -20,928,286,400 -46% FIXED & MIDI 70,785,000,900 45,004,587,056 -25,780,413,844 -36% TOTAL PENERIMAAN 308,305,063,009 252,038,202,001 -56,266,861,008 -18%
PENGELUARAN ANGGARAN REALISASI DEVIASI %
BIAYA OPERASI TELEKOMUNIKASI
BIAYA TEKNIS 5,460,741,000 7,225,048,487 -1,764,307,487 -32% BIAYA TELEKOMUNIKASI 12,278,118,450 20,736,028,892 -8,457,910,442 -69% BBM GENSET 1,608,977,000 6,585,474,715 -4,976,497,715 -309% INSPEKSI LAPANGAN 4,344,543,234 3,227,707,258 1,116,835,976 26% TRANSPORTASI 106,514,000 173,052,900 -66,538,900 -62% BIAYA JARINGAN 411,104,270 616,636,093 -205,531,823 -50% INSTALASI 1,424,371,666 1,635,850,801 -211,479,135 -15% TOTAL 25,634,369,620 40,199,799,146 -14,565,429,526 -57%
BIAYA ADMINISTRASI DAN UMUM
SEWA GEDUNG 1,286,074,145 1,138,158,292 147,915,853 12% SEWA KENDARAAN 3,815,579,067 6,293,019,950 -2,477,440,883 -65% PERALATAN 1,593,900,000 1,875,947,151 -282,047,151 -18% PUBLIKASI 104,495,665 145,805,763 -41,310,098 -40% ASURANSI KENDARAAN 9,306,000 3,935,000 5,371,000 58% PAJAK KENDARAAN 5,219,000 5,447,000 -228,000 -4% ADMINISTRASI 18,350,500,000 21.870.500.606 -3.520.000.606 -18% TOTAL 25,240,217,311 29,802,303,867 - 4,562,086,556 -18% BIAYA PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN GEDUNG 3,867,466,768 4,469,241,302 - 601,774,534 -16% PEMELIHARAAN PERALATAN 142,889,000 133,671,234 9,217,766 6% PEMELIHARAAN KENDARAAN 110,275,900 100,107,898 10,168,002 9% SPAREPARTS 911,534,811 1,112,136,478 -200,601,667 -22% TOTAL 5,032,166,479 5,815,156,912 -782,990,433 -16% BIAYA PEMASARAN EXHIBITION 1,696,155,636 1,979,738,367 -283,582,731 -17% SPONSORSHIP 359,905,082 402,514,450 -42,609,368 -12% UNDIAN 561,213,991 521,601,105 39,612,886 7% POS SUPPORT 897,416,877 923,791,011 -26,374,134 -3% MARKETING AGENCY 4,771,146,338 7,590,042,300 -2,818,895,962 -59% PENELITIAN dan PENGEMBANGAN 4,757,365,456 462,667,169 4,294,698,287 90% IKLAN 7,927,661,561 8.002.720.215 75.058.654 -1%
TOTAL 19,883,074,617 19,879,546,136 -3,528,481 -26%
BIAYA SEWA JARINGAN
LEASED LINES 41,538,000 45,236,300 -3,698,300 -9% INTERNET CIRCUIT 120,115,112 135,115,347 -15,000,235 -12%
TOTAL 161,653,112 180,351,647 -18,698,535 -12%
TABEL 2.2
ANGGARAN KAS TAHUN 2007 (dalam rupiah)
PENERIMAAN ANGGARAN REALISASI DEVIASI %
MENTARI 136,496,566,064 110,345,063,418 -26,151,502,646 -19%
IM3 80,971,041,798 60,917,536,273 -20,053,505,525 -24.7%
MATRIX 60,632,769,237 32,131,572,779 -28,501,196,458 -12.2%
STAR ONE 40,050,054,676 23,765,767,700 -16,284,286,976 -40,6% FIXED & MIDI 70,753,172,077 55,904,869,282 -14,848,302,795 -21%
TOTAL PENERIMAAN 388,903,603,852 283,064,809,452 -105,838,794,400 -27.2%
PENGELUARAN
BIAYA OPERASI TELEKOMUNIKASI ANGGARAN REALISASI DEVIASI %
BIAYA TEKNIS 3,344,000,000 5,787,403,466 -2,443,403,466 -73% BIAYA TELEKOMUNIKASI 19,896,000,000 23,533,891,332 -3,637,891,332 -18% BBM GENSET 10,210,000,004 10,559,789,016 -349,789,012 -3% INSPEKSI LAPANGAN 3,800,000,004 4,039,584,757 -239,584,753 -6% TRANSPORTASI 270,000,000 447,979,258 -177,979,258 -66% BIAYA JARINGAN 350,000,000 668,604,168 -318,604,168 -91% INSTALASI 1,830,000,000 1,997,882,089 -167,882,089 -9% TOTAL 39,700,000,008 47,035,134,086 -7,335,134,078 -18%
BIAYA ADMINISTRASI & UMUM
SEWA GEDUNG 650,473,910 553,262,245 97,211,665 15% SEWA KENDARAAN 6,213,594,278 6,599,594,278 -386,000,000 -6% SEWA MESIN FOTOCOPY 599,500,006 567,788,386 31,711,620 5%
PERALATAN 1,423,980,000 2,570,450,600 -1,146,470,600 -81% PUBLIKASI 125,000,003 131,515,711 -6,515,708 -5% ASURANSI KENDARAAN 4,554,660 4,798,660 -244,000 -5% PAJAK KENDARAAN 5,050,000 5,500,000 -450,000 -9% ADMINISTRASI 15,939,800,900 16,656,705,000 -716,904,100 -4% TOTAL 25,069,953,757 27,205,665,250 -2,135,711,493 -9% BIAYA PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN GEDUNG 2,566,590,000 2,861,694,771 -295,104,771 -11% PEMELIHARAAN PERALATAN IT 1,747,990,009 1,708,072,422 39,917,587 2%
PEMELIHARAAN PERALATAN KANTOR 64,510,000 40,877,850 23,632,150 37% PEMELIHARAAN KENDARAAN 47,550,001 47,334,450 215,551 0% SPAREPARTS 1,036,640,002 1,206,625,716 -169,985,714 -16% TOTAL 5,463,280,012 5,864,605,209 -401,325,197 -7% BIAYA PEMASARAN EXHIBITION 3,563,650,007 3,673,841,703 -110,191,696 -3% SPONSORSHIP 256,300,007 236,762,076 19,537,931 8% UNDIAN 509,100,001 617,005,195 -107,905,194 -21% POS SUPPORT 1,439,665,002 1,470,986,050 -31,321,048 -2% MARKETING AGENCY 3,419,498,703 3,345,879,877 73,618,826 2% PENELITIAN & PENGEMBANGAN 57,878,000 57,788,784 89,216 0%
IKLAN 8,137,061,321 8,155,254,868 -18,193,547 0% TOTAL 17,383,153,041 17,557,518,553 -174,365,512 -1% SEWA JARINGAN LEASED LINES 898,000,000 1,962,407,798 -1,064,407,798 -18% INTERNET CIRCUIT 200,225,650 425,109,550 -224,883,900 -11% TOTAL 1,098,225,650 2,387,517,348 -1,289,291,698 -117% BIAYA LAIN-LAIN 319,681,891- 275,000,000 44,681,891 14% TOTAL PENGELUARAN 88,394,930,577 100,325,440,446 -11,930,509,869 13%