• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inventarisasi Dan Identifikasi Sumber Pencemar-klh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inventarisasi Dan Identifikasi Sumber Pencemar-klh"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI

SUMBER PENCEMAR

Budi Kurniawan 1

Oleh : Dr.Eng. Budi Kurniawan, M.Eng,

Staf Deputi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup Kementerian Lingkungan Hidup

(2)

pencemaran ke sungai limbah domestik pemukiman Pertanian Perkebunan HTI laut air limbah industri Lindi penimbuna n limbah Kegiatan pertambangan perikanan PRINSIP DASAR

INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMAR

HASIL:

Jenis, lokasi, badan air penerima, besaran beban dan karakteristik sumber pencemar (parameter-parameter pencemar)  diketahui kontribusi masing-masing kegiatan untuk masing-masing parameter pencemar

(3)

Peta Topografi, Peta Rupa Bumi, Peta Penggunaan Lahan, Peta Adminsitrasi, Peta Hidrologi

Batas DAS/Sub DAS Lokasi Sumber pencemar, Sumber air

Jumlah Beban Pencemaran yang masuk sumber air di DAS/Sub-DAS di masing-masing Kab/kota:

Rumah Tangga, Rumah sakit, Industri, hotel, restoran,pertanian, peternakan Data Demografi, BPS, DataHasil Pemantauan /Swapantau air limbahIndustri, Data Pertanian,& Peternakan dll Faktor Emisi

INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMARAN AIR BERBASIS DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)

Perhitungan Beban Pencemaran Air

berbasis DAS

Rekapitulasi dan Analisis Sumber Pencemaran Air

Kewenangan

Kab/kota Kewenangan

(4)

Jenis Sumber Pencemar

a. Sumber Terpusat (Tertentu) - Anak sungai

- Effluen IPAL/langsung

industri/pemukiman/peternakan

a. Sumber Tersebar (Tak Tentu) - Limbah pertanian

- Limbah domestik (tidak teratur)

KgBOD/hari/m’ KgBOD/hari

(5)

Sumber Pencemar

• Pencemar point source umumnya bersifat lokal dengan volume relatif tetap misalnya: industri, hotel, rumah sakit,

pusat perdagangan,

laboratorium klinik dan gedung-gedung

komersial

• Sumber pencemaran non point (non-institusi) adalah sumber pencemar tersebar (diffuse) atau bukan titik (non point source) yang dibawa oleh air larian (runoff) pada saat atau setelah terjadinya hujan. Sumber pencemar tersebut meliputi air larian di

perkotaan, pertanian, hutan dan pertambangan juga air limbah rumah tangga

(6)

Tabel 2.2 - Jenis, Sumber Data dan Tujuan Penggunaannya Dalam Persiapan Inventarisasi No. Jenis Data Sumber Data Tujuan

1. Peta dasar  Bappeda

 BAKOSURTANAL

Rujukan pemetaan lokasi sumber pencemar air baik sumber tertentu dan sumber tak tentu.

2. Lokasi dan jenis

kegiatan/industri (data industri/profil industri)

 Dinas Lingkungan Hidup

 BPLH/ BPLHD

 Dinas Pertanian dan Pengairan

 Dinas Peternakan

 Departemen Perindustrian dan

 Departemen Perdagangan

Memetakan posisi dan distribusi kegiatan yang

menghasilkan pencemar dari sumbernya khususnya

sumber non-domestik.

3. Demografi/

kependudukan serta distribusinya

 Biro Pusat Statistik

 Dinas Kimpraswil

Memetakan daerah

pemukiman yang memberikan kontribusi besar pada

pencemaran air dari sumber domestik. 4. Topografi, hidrologi, klimatologi, existing sewerage system,batas perairan dan sub-DAS, informasi/peta pemanfaatan lahan (existing land-use)  BAKOSURTANAL

 Direktorat Geologi dan Sumber Daya Mineral

 Dinas Kimpraswil

 Bappeda

 Dinas Sumber Daya Air

 Departemen Pekerjaan Umum

 Badan Meteorologi dan Geofisika

 Kantor pemerintah setempat

Memetakan lokasi tangkapan pencemar pada sumber air penerima serta untuk

menjajaki distribusi pencemar dalam suatu wilayah sub-DAS (Daerah Air Sungai),

pemetaan luas tata guna lahan, mengetahui kondisi hidrologis dan hidraulis wilayah inventarisasi.

(7)

5. Kuantitas dan kualitas sumber air

 Dinas Lingkungan Hidup

 BPLH/ BPLHD

Mengetahui parameter pencemar dominan yang memberikan kontribusi pencemaran air yang tinggi yang mempengaruhi kualitas wilayah perairan tertentu. 6. Data

pertanian/peternakan (Agricultural Data)

 Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat

 Dinas Pertanian dan Pengairan

 Dinas Peternakan

Memetakan daerah

pertanian/peternakan, kondisi dan jenis tanah, serta

mengetahui ketersebaran penggunaan pupuk/ pestisida berdasarkan jenis tanaman.

(8)

Pengumpulan Data Point Source (Sumber Institusi)

No. Jenis Data dan Informasi Sumber Data

1. Data kualitas air limbah  Hasil analisis dan pengukuran langsung

 Data hasil pantau/ laporan periodik penaatan ijin pembuangan air limbah

2. Data kuantitas air limbah  Hasil analisis dan pengukuran langsung

 Data hasil pantau/ laporan periodik penaatan ijin pembuangan air limbah

(9)

Metodologi perhitungan beban

pencemaran air

1. Metode perhitungan langsung menggunakan data hasil pemantauan, mis:

Point source (outlet air limbah Industri , IPAL Komunal Domestik)

2. Metode estimasi menggunakan faktor emisi, mis: Non point source (rumah tangga tanpa IPAL, peternakan, pertanian)

3. Metode estimasi beban pencemaran industri

menggunakan beban per output product atau jumlah pegawai, mis: IPPS Worldbank, WHO dan Basic unit of discharge from industry, Japan esti-pol-load-jp.pdf

9 Budi Kurniawan

(10)

BATAS WILAYAH KAJIAN

• Batas administrasi adalah ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di dalam ruang (wilayah) administrasi tersebut. Batas administrasi dalam kegiatan kajian ini adalah mencakup 1 (satu) Wilayah Kota dan 2 (dua) wilayah yaitu Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya

• Batas Hidrologis adalah ruang persebaran wilayah yang media transportasi air dari wilayah tersebut akan mengalir menuju segmen yang diteliti, dimana komponen-komponen lingkungan berproses secara alami di dalam ruang tersebut dan saling memberikan pengaruh sehingga menghasilkan perubahan yang mendasar. Dengan demikian batas hidrologis ini didasarkan pada sebaran dampak melalui media air pada satu satuan ekosistem tertentu. Batas ekologis pada Kajian Sungai Kapuas Kecil adalah sebagaian segmen Sungai Kapuas Kecil yang ada di DAS Kapuas.

• Batas teknis merupakan resultante dari batas-batas di atas yang menyangkut ruang hidrologi dan batas administrasi dengan mempertimbangkan berbagai kendala seperti Teknik Kemampuan telaah dan metodologi, keterbatasan biaya serta, waktu yang tersedia yang hakekatnya merupakan wilayah kajian.

(11)

No. Nama Perusa haan Jenis Kegiatan Kapasitas Debit Air Limbah yang dibuang M3/day Nama Sunga/Anak Sungai tempat pembuangan akhir Titik Koordinat Outlet IPAL Karakteristik Air Limbah Kualitas air iimbah Waktu operasi per tahun (jam per tahun) Beban Pencemaran 1. 2. Dst.. I,i= Ci x V x OpHrs/1000000

I,i = Besar beban/emisi pencemar atau parameter i, kg/tahun

C,i=Konsentrasi jneis pencemar i dalam buangan air limbah, mg/l (data pemantauan lapangan) V =Laju alir buangan air limbah liter/jam

OpHrs=Jumlah jam operasi per tahun, jam/tahun 1 000 000 = faktor konversi, mg/kg

MATRIK SUMBER PENCEMAR INSTITUSI

11 Budi Kurniawan

(12)

Tahapan Perhitungan Beban Pencemar untuk point source (SEMAC, 2009)

1. Menggunakan data hasil monitoring berupa konsentrasi dan debit air limbah

2. Jika data konsentrasi tersedia, sedangkan data debit air limbah

tidak ada, maka menggunakan debit air limbah yang terdapat pada Izin

3. Jika data konsentrasi dan debit air limbah tidak tersedia, maka menggunakan pollutan load unit (PLU) atau faktor emisi (FE). 4. Beban pencemar untuk industri yang tidak memiliki data hasil

monitoring dan data dari izin serta tidak memiliki data fasilitas lainnya (penggunaan air, jumlah karyawan, kapasitas produksi dan output produk) dapat menggunakan nilai median (nilai tengah) dari beban pencemar sektor sejenis yang telah dihitung

(13)

Pollutan load unit (PLU) atau Faktor emisi (FE)

• Faktor emisi merupakan rerata statistik dari jumlah massa pencemar yang diemisikan untuk setiap satuan aktivitas kegiatan.

• FE sering juga disebut dengan pollutan load unit (PLU). • PLU atau FE sektor industri didapatkan dengan

menggunakan basis penggunaan air, jumlah karyawan, kapasitas produksi atau output produksi seperti yang dilakukan World Bank (Industrial Pollution Projection System, 1997) dan WHO (Rapid Inventory Assesment in Environmental Pollution, 1993) dan JICA (SEMAC, 2009) .

(14)

1. BOD and debit data are available

2. Only BOD data are available Use discharge

license or intake license data

3. No BOD and debit data are available

3-2. Neither facility information nor PLUs are available

No

Use the data

No

No

Use Pollution Load Units (PLU)

Sector (Industry) PLUs (BOD g/day/employee) *1 Dyeing 79.1 Other foods 37.9 Metal 10.3 Paper 17.9 Polyester fiber 47.1 Textile 219.2 Laundry 96.4 Machine 4.7 Plastic goods 57.3

Car & motorcycle parts 13.5 Ceramic and tile 2.0

Sector (Industry) PLUs (BOD g/day/employee) *2

Tannery 144.4

Soap and detergent 50.4

Chemical 1898.2

Metal goods 0.2

Printing 0.6

Glass 0.3

Sector (Others) PLUs *3

Hospital 123 g/day/bed

Hotel 55 g/day/visitor

Restaurant 17 g/day/visitor

Case A: Pollution load data are available in same sector

Use median pollution load in the sector

Case B: Pollution load data are not available in same sector No - Do not count in Or - Add as unknown factor

3-1. Facility information (number of employee, etc) is available

*1: Survey in SEMAC *2: Data from World bank *3: Data from Ecoterra

(15)

Using monitoring data

Debit data from water intake license Using PLU: 37.9 (g/day /employee) * Number of employee Median of above pollution load Pollution Load Estimation of Other Foods Sector in Kota Tangerang

Facility Sector Number of Employee (person) Debit (m3/day) BOD (mg/L) Pollution Load (kg/day)

Cisadane Raya Chemical, PT Other food 15,292 94.6 1446.6

Dua Sekawan, PT Other food 50 24 113.85 2.7

Indofood Fritolay, PT Other food 439 180 13 2.3

Verra Cosmetics, CV Other food 50 5 249 1.2

Wihadil Chemical Other food 250 30 42 1.3

Seelindo Sejahtera, PT Other food 92 10 75 0.8

Gandum Mas, PT Other food 500 10 75 0.8

Anugrah Citra Boga, PT (Super Lezat) Other food 40 78 1500 117.0

Bumi Tangerang Coklat Utama, PT Other food 400 15 74 1.1

Bumi Tangerang Mesindotama, PT Other food 314 11.9

Sumber Sari, CV Other food 6 0.2

Inbraco, PT Other food 50 1.9

Cipta Rasa Sempurna Other food 85 3.2

Dinastylestari Sanjaya Other food 60 2.3

Luckyfood Jaya Makmur, PT Other food 36 1.4

Sarimurni Cengkareng, PT Other food 30 1.1

Asia Sari, PD Other food 33 1.3

Tulus Rejeki Murni, PT Other food 60 2.3

Sumber Makmur Other food 38 120 1.4

Belinda Makmur Pratama, PT Other food 35 1.3

Harum Sari Food Industri Other food 80 15 3.0

Kimpo Sejahtera, PT Other food 1.9

Widico Stantina Biscuit, PT Other food 1.9

(16)

No Pollutant Emission Factor (gr/hr) 1 TSS 38 2 BOD 40 3 COD 55 4 Minyak&lemak 1,22 5 Detergen 0,189 6 NH4-N 1,8 7 NO2-N 0,002 8 NO3-N 0,01 9 Organik-N 0,11 10 Total-N 1,95 11 PO4-P 0,17 12 Total-P 0,21 13 S 1,3 14 Phenol 0,001 15 E-coli 3E+14 16

No Pola sanitasi River reaching coeffecient (α) 1 Pembuangan langsung ke sungai 1 2 Saluran terbuka 0,85 3 SeptikTank 0,3

Perhitungan Potensi Beban Pencemaran Domestik:

PBP= Jumlah Penduduk x Faktor emisi X rasio ek x alpha

Faktor emisi Air limbah domestik

Sumber: Irianto, Iskandar, 2004 dalam Puslitbang SDA

No Daerah Rasio Ekivalen Kota (rek) 1 Kota 1 2 Pinggiran Kota 0,8125 3 Pedalaman 0,6250

(17)

PBPD : Potensi Beban Pencemaran Limbah Domestik

: Koefisien Transfer beban, yang dibagi menjadi 3 (tiga zona)

ZONA NILAI α

JARAK TERHADAP SUNGAI

ASUMSI

A 1 0 – 100 m 100 % limbah domestik rumah tangga dibuang ke sungai

B 0.85 100 – 1000 m 85 % limbah domestik rumah tangga dibuang ke sungai (karena ada effisien 15 % melalui tehnologi pengolahan limbah)

C 0.3 > 1000 m 30 % limbah domestik dibuang ke sungai (effisien 70 % melalui tehnologi pengolahan limbah dan proses alami ke dalam tanah)

∑P : Jumlah Penduduk

Faktor Emisi : Emisi Limbah Domestik (BOD & COD)

NO PARAMETER BEBAN PENCEMAR

1 BOD 40 gr/org/Hr 2 COD 55 gr/org/Hr

(18)

Alpha (

): Koefesien transfer beban (0,3-1)

• Nilai  = 1 digunakan untuk daerah yang lokasinya berjarak antara 0 sampai 100 meter dari sungai,

• nilai =0,85 untuk lokasi yang berjarak diantara 100 – 500 meter dari sungai (meenggunakan drainase dan saluran terbuka)

• nilai =0,3 untuk lokasi yang berjarak lebih besar dari 500 meter dari sungai (menggunakan septik tank).

(19)

Faktor Emisi Hotel dan Rumah Sakit,

(BSD-PSDA, 2013)

Sumber Pencemar Faktor Emisi (gr/hari)

BOD COD TSS

Rumah Sakit (per

tempat tidur) 123 169,125 116,85

(20)

Potensi Beban Pencemar dari Peternakan

Balai Lingkungan Keairan-puslitbang sumber daya air, 2004

20

PBT= Jumlah Ternak x Faktor emisi X 20%

Parameter Unit

Kerbau

Sapi Kuda Babi Domba Kambing Ayam Angsa Bebek

BOD

207

292

226

128

55,7

34,1

2,36

2,46

0,88

COD

530

717

558

362

136

92,9

5,59

6,67

2,22

N-Tot

2,6 0,933 38,083 4,622 0,278 1,624 0,002 0,061 0,001

P-Tot

0,39 0,153 0,306 0,276 0,063 0,115 0,003 0,006 0,005

(21)

Faktor Emisi Kegiatan Pertanian

Balai Lingkungan Keairan-puslitbang sumber daya air, 2004

No Jenis Pertanian Parameter Limbah Pertanian

BOD N P TSS Pestisida

(Kg/ha/musim tanam) (L/ha/musim

tanam) 1 Sawah (Jerami padi yang membusuk) 225 20 10 0,04 0,16 2 Palawija (Humus yang terkikis) 9 10 5 2,4 0,08 3 Perkebunan lain (Humus yang terkikis) 9 3 1,5 1,6 0,024 21

PBTN (sawah) per Musim Tanam= Luas Lahan x Faktor emisi X 10%

PBTN (plawija dan perkebunan lain) per Musim Tanam= Luas Lahan x Faktor emisi X 1% PBTN (kg/hari) = PBTN Per Musim Tanam / Jumlah hari musim tanam

(22)

Faktor Emisi Sampah

a. Beban sampah

Beban sampah (kg/hr) = Berat sampah /orang/hari x jumlah pddk

jumlah sampah yang dihasilkan per hari rata-rata adalah 0,8 kg/org/hari b. Perhitungan sampah yang tidak tertangani

Berat sampah tdk tertangani (kg/hr)= % sampah yg tdk tertangani X beban sampah

c. Perhitungan beban BOD

Penelitian yang dilakukan oleh INEGI dan SEMARNAP pada sungai di Mexico tahun 1998 menyatakan bahwa 1 kg sampah organik memiliki nilai BOD sebesar 2.82 gr Nilai inilah yang menyatakan beban BOD sam pah (W sampah) tersebut

Beban BOD sampah (kg/hr) = Berat sampah tdk tertangani (kg/hr) x (2,82/1000)

Karakteristik sampah 40-70 % organik

Budi Kurniawan 22

COD dapat diperkirakan dengan menggunakan asumsi COD= 1,5 x BOD, sedangkan

(23)

Total Beban Pencemaran Air

• Total Beban Pencemaran Air = Beban sumber

Institusi (industri, rumah sakit, hotel,

restoran)+ Beban Pencemar Rumahtangga +

Beban Pencemaran Peternakan + Beban

Pencemaran Pertanian + Beban Pencemar dari

Sampah

(24)

PETUNJUK PENGGUNAAN

FORMAT ISIAN INVENTARISASI

DAN IDENTIFIKASI SUMBER

PENCEMAR KABUPATEN/KOTA

DAN PROVINSI

DEPUTI MENTERI LINGKUNGAN

HIDUP BIDANG PENGENDALIAN

(25)

Terdapat 17 lembar kerja (worksheet)

1. Industri/Tambang/Minyak

Gas/Energi yang memiliki IPAL

2. Industri/Tambang/Minyak

Gas/Energi yang tidak memiliki IPAL

3. Rumah sakit yang memiliki IPAL

4. Rumah sakit yang tidak memiliki

IPAL

5. Hotel yang memiliki IPAL

6. Hotel yang tidak memiliki IPAL

7. Rumah tangga terkoneksi dengan IPAL

8. Rumah tangga tidak dilayani IPAL

9. Peternakan 10. Pertanian 11. Perikanan

12. USK yang memiliki IPAL

13. USK yang tidak memiliki IPAL 14. Kawasan Industri

15. Sampah

16. Rekapitulasi Kabupaten/kota 17. Rekapitulasi Provinsi

(26)

Lembar Kerja 1: Industri/Tambang/Minyak Gas/Energi

yang memiliki IPAL

• Tabel A Industri yang memiliki IPAL dan

memiliki data

konsentrasi dan debit di oulet

• Tabel B Industri yang

memiliki IPAL dan hanya memiliki data

konsentrasi di oulet serta debit di izin

• Tabel C Total Beban Pencemar

Industri/Tambang/Miga s/Energi yang memiliki IPAL

• Data: Administrasi, dokumen lingkungan, produksi, fasilitas IPAL, debit dan konsentrasi air limbah di outlet IPAL

(27)
(28)
(29)

Lembar Kerja 2: Industri/Tambang/Minyak Gas/Energi

yang tidak memiliki IPAL

• Tabel Industri yang tidak memiliki IPAL

• Data: Administrasi, dokumen lingkungan, produksi • Faktor emisi industri ditentukan oleh Deputi II KLH

berdasarkan salh satu atau lebih informasi sbb:

penggunaan air, jumlah karyawan, kapasitas produksi atau output produksi seperti yang dilakukan World Bank (Industrial Pollution Projection System, 1997) dan WHO (Rapid Inventory Assesment in

Environmental Pollution, 1993) dan JICA (SEMAC, 2009)

(30)
(31)

Lembar Kerja 3: Rumah sakit yang memiliki IPAL

• Tabel A Rumah Sakit yang memiliki IPAL dan memiliki data konsentrasi dan debit di oulet

• Beban Pencemar dihitung berdasarkan data

konsentrasi air limbah dan debit air limbah di outlet IPAL

• Tabel B Rumah Sakit yang memiliki IPAL dan hanya

memiliki data konsentrasi di oulet serta debit di izin

• Tabel C Total Beban

Pencemar Rumah sakit yang memiliki IPAL

• Data: Administrasi, dokumen lingkungan, jumlah tempat tidur,

debit dan konsentrasi air limbah di outlet IPAL

(32)
(33)

Lembar Kerja 4: Rumah sakit yang tidak memiliki IPAL

• Tabel Rumah sakit yang tidak memiliki IPAL

• Data: Administrasi, dokumen lingkungan, jumlah tempat tidur (bed)

• Beban Pencemar dihitung berdasarkan data jumlah tempat tidur dan faktor emisi air limbah rumah sakit • Rasio ekuivalen kota: 0,8

(34)
(35)

Lembar Kerja 5: Hotel yang memiliki IPAL

• Tabel A Hotel yang memiliki IPAL dan memiliki data

konsentrasi dan debit di oulet

• Beban Pencemar dihitung berdasarkan data

konsentrasi air limbah dan debit air limbah di outlet IPAL

• Tabel B Hotel yang memiliki IPAL dan hanya memiliki data konsentrasi di oulet serta debit di izin

• Tabel C Total Beban Pencemar Hotel yang memiliki IPAL

• Data: Administrasi, jumlah kamar, tingkat hunian, konsentrasi dan debit air limbah di

(36)
(37)

Lembar Kerja 6: Hotel yang tidak memiliki IPAL

• Tabel hotel yang tidak memiliki IPAL

• Data: Administrasi, dokumen lingkungan, jumlah kamar dan tingkat hunian

• Beban Pencemar dihitung berdasarkan data

jumlah kamar dan faktor emisi air limbah hotel • Rasio ekuivalen kota: 0,8

(38)
(39)

Lembar Kerja 7: Rumah tangga yang terkoneksi

dengan IPAL

• Tabel A Rumah Tangga yang memiliki IPAL dan memiliki data konsentrasi dan debit di oulet

• Beban Pencemar dihitung berdasarkan data

konsentrasi air limbah dan debit air limbah di outlet IPAL

• Tabel B Rumah tangga yang memiliki IPAL dan hanya

memiliki data konsentrasi di oulet serta debit di izin

• Tabel C Total Beban Pencemar Rumah

tangga yang memiliki IPAL

• Data: Administrasi, luas wilayah terlayani,

jumlah KK yang dilayani, konsentrasi dan debit air limbah di outlet IPAL

(40)
(41)

Lembar Kerja 8: Rumah tangga yang tidak dilayani

IPAL

• Tabel rumah tangga yang tidak dilayani IPAL • Data: Administrasi, jumlah penduduk

• Beban Pencemar dihitung berdasarkan data jumlah penduduk dan faktor emisi jumlah penduduk

• Rasio ekuivalen kota: 0,8 • Runoff rasio: 0,5

(42)
(43)

Lembar Kerja 9: Peternakan yang tidak memiliki IPAL

• Tabel Peternakan yang tidak memiliki IPAL • Data: Administrasi, Jumlah dan jenis ternak

• Beban pencemar dihitung berdasarkan jumlah ternak, jenis ternak dan faktor emisi ternak

• Runoff rasio: 0,2 (20%)

(44)
(45)

Lembar Kerja 10: Pertanian

• Tabel Beban Pencemar Air Pertanian

• Data: Administrasi, Jenis dan luas pertanian

• Beban pencemar dihitung berdasarkan luas lahan pertanian, jenis pertanian dan faktor jenis emisi pertanian

• Runoff rasio: 0,1 (10%) untuk sawah, 0,01 (1%) untuk palawija dan perkebunan lain

• Jumlah panen dalam setahun:1 kali (365 hari) dan 2 kali (182,5 hari)

(46)
(47)
(48)

Lembar Kerja 11: Perikanan

• Tabel Beban Pencemar Air Perikanan

• Data: Administrasi, Jenis dan hasil (produksi) ikan per tahun luas

• Beban pencemar dihitung berdasarkan jumlah hasil produksi ikan selama setahun dan faktor jenis emisi ikan

(49)
(50)
(51)

Lembar Kerja 12: Usaha Skala Kecil (USK) yang

memiliki IPAL

• Tabel USK yang memiliki IPAL dan memiliki data konsentrasi dan debit di oulet

• Beban Pencemar dihitung berdasarkan data

konsentrasi air limbah dan debit air limbah di outlet IPAL

• Data: Administrasi, dokumen lingkungan, produksi, debit dan

(52)
(53)

Lembar Kerja 13: Usaha Skala Kecil (USK) yang tidak

memiliki IPAL

• Tabel USK yang tidak memiliki IPAL

• Data: Administrasi, jumlah dan jenis USK, kapasitas produksi

• Beban Pencemar dihitung berdasarkan data jumlah USK, kapasitas produksi dan faktor emisi air limbah USK

(54)
(55)

Lembar Kerja 14: Kawasan Industri

• Tabel Kawasan Industri yang memiliki IPAL dan memiliki data konsentrasi dan debit di oulet

• Beban Pencemar dihitung berdasarkan data

konsentrasi air limbah dan debit air limbah di outlet IPAL

• Data: Administrasi, dokumen lingkungan, produksi, fasilitas IPAL, debit dan konsentrasi air limbah di outlet IPAL

(56)
(57)

Lembar Kerja 15: Sampah yang tidak tertangani

• Tabel sampah yang tidak tertangani • Data: Administrasi, jumlah penduduk

• Beban Pencemar dihitung berdasarkan data jumlah

penduduk, estimasi sampah yang dihasilkan per orang per hari, persentase sampah yang tidak tertangani, persentase kandungan organik dalam sampah dan faktor emisi sampah • Rata-rata sampah yang dihasilkan per orang per hari:

1 kg

• persentase sampah yang tidak tertangani: 50%

• persentase kandungan organik dalam sampah: 60% • Rasio ekuivalen kota: 0,8

(58)
(59)

Lembar Kerja 16: Rekapitulasi se Kabupaten/kota

• Tabel Rekapitulasi beban pencemar air di Kabupaten/kota

• Tampilan: Administrasi, jumlah total beban pencemar menurut sumber pencemar di Kab/kota

• Grafik kontribusi sumber pencemar menurut paremeter BOD, COD dan TSS

(60)
(61)

Lembar Kerja 17: Rekapitulasi se Provinsi

• Tabel Rekapitulasi Provinsi

• Tampilan: Administrasi, jumlah total beban pencemar menurut sumber pencemar di Kab/kota se Provinsi

• Pengisian manual menggunakan hasil inventarisasi dan identifikasi tingkat kabupaten/kota

(62)

Referensi

Dokumen terkait

Potensi Pasar dari sepatu merek “Exe Ferre” ini merupakan perusahaan home industry yang tergolong tidak besar, maka perusahaan ini belum memiliki citra yang kuat di

Dari hasil perhitungan sesuai dengan peruntukan kapal-kapal yang ada sekarang, luas lantai lelang yang dibutuhkan adalah sebesar 378,23 m², sedangkan dari hasil pengukuran di

Pada pembebanan minimal dengan variasi delay diperoleh respon sistem dapat mengikuti set point dalam waktu yang bervariasi sebanding dengan. diperbesarnya nilai

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Kinerja Pegawai Universitas Pendidikan Ganesha di Singaraja secara total menggambarkan bahwa dari delapan

Setelah dua kali berganti nama menjadi PT Asuransi Jiwa Eka Life pada tahun 1989 dan PT Asuransi Jiwa Sinarmas pada 2007, PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG (juga dikenal sebagai

Karena Raja Dushmanta tetap diam, tak menanggapi, bahkan membuang muka, Syakuntala melanjutkan kata-.. “Seorang suami yang merasuk ke dalam tubuh istrinya akan keluar dalam

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Jawa Timur tentang Pemberian Penghargaan Bagi Pegawai Aparatur

Data kapasitas produksi ini mencakup data jumlah tenaga kerja langsung, jumlah mesin dan data kapasitas bahan baku, dimana data kapasitas bahan baku merupakan jumlah rata-rata bahan