• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: FACHRURROZI RAMADAN J

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: FACHRURROZI RAMADAN J"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE DAN LATIHAN SHUTTLE RUN TERHADAP PENINGKATAN

AGILITY PEMAIN FUTSAL

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

FACHRURROZI RAMADAN J120151009

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE DAN LATIHAN SHUTTLE RUN TERHADAP PENINGKATAN

AGILITY PEMAIN FUTSAL

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

FACHRURROZI RAMADAN J120151009

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Agus Widodo, SSt.FT., M.Fis

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE DAN LATIHAN SHUTTLE RUN TERHADAP PENINGKATAN

AGILITY PEMAIN FUTSAL

Oleh:

Fachrurrozi Ramadan J120151009

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Selasa, 14 Maret 2017 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji,

Penguji Tanda Tangan

1. Agus Widodo, SSt.FT., M.Fis (Ketua Dewan Penguji)

2. Totok Budi Santoso, S.Fis., M.PH (Anggota I Dewan Penguji)

3. Wijianto, SSt.FT., M.Or (Anggota II Dewan Penguji)

( )

( )

( )

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dr. Suwaji, M.Kes NIP. 19531123 198303 1 00

NIDN 0023115301

(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggung jawabankan sepenuhnya.

Surakarta, 14 Maret 2017 Penulis,

Fachrurrozi Ramadan J120151009

(5)

1

PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE DAN LATIHAN SHUTTLE RUN TERHADAP PENINGKATAN

AGILITY PEMAIN FUTSAL

Abstrak

Latar Belakang: Permainan futsal merupakan permainan yang cepat dengan waktu yang pendek dan ruang gerak yang sempit. Sehingga di dalam permainan futsal dibutuhkan agility. Dalam upaya meningkatkan agility perlu dilaksanakan latihan yang cermat, sistematis dan teratur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan agility pemain futsal melalui latihan core stability exercise dan shuttle run.

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh core stability exercise dan

shuttle run terhadap peningkatan agility pemain futsal.

Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Pre and Post Test Two Group Design. Populasi pada penelitian ini adalah pemain futsal Tambusai FC yang berjumlah 16 orang.

Hasil Penelitian: Data berdistribusi normal dan variansi homogen, uji hipotesis pada core stability exercise menggunakan Paired Sample T-Test dengan thitung

sebesar 28,333 dengan Sig (p value) 0,000 lebih kecil dari taraf nilai signifikansi 0,05 (0,000<0,05) artinya ada pengaruh peningkatan agility pemain futsal. Dan pada shuttle run dengan thitung sebesar 36,425 dengan Sig (p value) 0,000 lebih

kecil dari taraf signifikansi 0,05 (0,000<0,05) artinya ada pengaruh peningkatan

agility. Untuk uji beda pengaruh menggunakan Independent Sample T-Test

dengan thitung sebesar -10,888 dengan Sig (p value) 0,000 lebih kecil dengan taraf

signifikansi 0,05 (0,000<0,05) artinya ada perbedaan pengaruh pemberian core stability exercise dan shuttle run terhadap peningkatan agility pemain futsal. Kesimpulan: Core stability exercise dan shuttle run dapat meningkatkan agility

pemain futsal. Akan tetapi pemberian shuttle run lebih efektif dalam meningkatkan agility dibandingkan core stability exercise.

Kata Kunci: core stability exercise, shuttle run, agility, pemain futsal.

Abstract

Background: Futsal is a fast game with a short time and the space is cramped. So that in a game of futsal required agility. In an effort to increase agility, exercise should out carefully, systematically and regulary. This study aims to determine the increase agility futsal players through core stability exercise and shuttle run training.

Research Objective: To determine the effect of core stability exercise and shuttle run to the improvement agility of futsal players.

(6)

2

Research Methods: This type of research is an experimental research design with Pre and Post Test Two Group Design. The population in this study is Tambusai FC futsal players who totaled 16 people.

Results: Normal distribution of data and homogeneous variance, hypothesis testing on core stability exercise using Paired Sample T-Test with tvalue of 28,333

Sig (p value) 0,000 is smaller than 0,05 (0,000 <0,05) means there agility increased influence of futsal players. And the shuttle run with tvalue of 36,425 with

Sig (p value) 0,000 is smaller than 0,05 (0,000 <0,05) means that there is the effect of an increase in agility. To test the effect of different uses Independent Sample T-Test with tvalue of -10.888 with Sig (p value) 0,000 smaller than the level

value of 0,05 (0,000 <0,05) means that there are differences in the effect of core stability exercise and shuttle run to increase agility futsal players.

Conclusion: Core stability exercise and shuttle run can improve agility futsal players. But the provision of shuttle run is more effective in improving agility than core stability exercise.

Keywords: core stability exercise, shuttle run, agility, futsal players.

1. PENDAHULUAN

Futsal merupakan cabang olahraga yang populer dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat terutama kaum laki–laki mulai dari anak-anak, remaja dan dewasa. Hal tersebut terbukti bahwa sebagian besar orang lebih menyukai permainan futsal dibandingkan permainan yang lain, baik dimasyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan (Noviada et al., 2014).

Permainan futsal merupakan permainan yang cepat dengan waktu yang pendek dan ruang gerak yang sempit. Sehingga di dalam permainan futsal dibutuhkan agility. Agility adalah kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dalam keadaan bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan.

Agility merupakan kombinasi dari kecepatan, kekuatan otot, kecepatan reaksi, keseimbangan, fleksibiltas, dan koordinasi neuromuscular (Ismaryati, 2008). Salah satu bentuk penanganan yang dilakukan oleh fisioterapi adalah dengan memberikan suatu latihan atau olahraga yang bersifat teratur dan terarah untuk meningkatkan kemampuan agility yaitu dengan Core stability Exercise.

Menurut Ahmed et al. (2014) mendefinisikan core stability exercise

sebagai kapasitas untuk mengontrol posisi dan gerakan dari bagian tengah tubuh. Dengan kata lain core stability dapat memberikan kontrol atas posisi dan gerakan yang terpusat pada bagian tengah tubuh yang dibutuhkan untuk

(7)

3

mengontrol perubahan posisi baik saat merubah arah dan gerakan yang berpindah-pindah pada waktu atlet melakukan kelincahan. Dalam melakukan core stability exercise terdapat beberapa macam latihan, diataranya adalah

plank position, oblique plank, the hip bridge exercise, lying spinal rotation

dan abdominal cycling.

Pada peningkatan agility diperlukan peningkatan faktor–faktor yang mempengaruhinya, yaitu kecepatan, kekuatan, kecepatan reaksi, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi neuromuscular. Core Stability Exercise bertujuan untuk meningkatkan stabilitas dan keseimbangan, meningkatkan fungsi sensorimotor, dan memudahkan tubuh untuk bergerak secara efektif dan efisien.

Di dalam permainan futsal latihan agility merupakan suatu bentuk latihan yang disesuaikan agar seseorang mampu untuk bergerak dengan cepat sambil merubah arah tanpa kehilangan keseimbangan tubuh. Shuttle run

adalah salah satu latihan agility yang dilakukan dengan cara lari bolak-balik dari satu titik yang satu ke titik yang lainnya dengan jarak tertentu dengan cepat (Restu, 2012). Pada saat melakukan shuttle run terjadi pergerakan persendian lengan dan terutama tungkai sehingga akan meningkatkan fleksibilitas. Kemudian, adanya kontraksi otot berulang akan menghasilkan kekuatan otot yang berguna untuk meningkatkan kecepatan gerak. Saat latihan berlangsung akan terjadi koordinasi fungsi otot yang berfungsi untuk meningkatkan kecepatan gerak dan memelihara keseimbangan. Fleksibilias, kekuatan, kecepatan dan koordinasi adalah hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kelincahan, sehingga jika semua komponen tersebut telah dilatih akan berpengaruh terhadap peningkatan agility.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan rancangan “two group pre-test and post-test design” dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh program pelatihan Core Stability Exercise dan Shuttle Run terhadap peningkatan agility pemain futsal di Lapangan Hattrick Futsal.

(8)

4

Penelitian ini dilakukan di Lapangan Hattrick Futsal pada tanggal 09 Januari 2017 sampai 03 Februari 2017. Teknik pengambilan sample ini menggunakan purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah pemain futsal Tambusai FC yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1Hasil

3.1.1 Karakteristik responden penelitian berdasarkan umur

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Umur Core Stability Exercise Shuttle Run Total

F % F % F %

20 tahun 5 62,50 4 50,00 9 56,25 21 tahun 2 25,00 3 37,50 5 31,25 22 tahun 1 12,50 1 12,50 2 12,50 Total 8 100,00 8 100,00 18 100,00

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden paling banyak berumur 20 tahun yaitu terdapat 5 orang (62,50%) pada pemain futsal yang diberikan core stability exercise dan terdapat 4 orang (50,00%) pada pemain futsal yang diberikan shuttle run.

3.1.2 Data Hasil Penelitian

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Penelitian

Core Stability Exercise Shuttle Run

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Pre Test 13,4 14,7 14,050 0,4629 13,3 14,6 13,938 0,4719

Post Test 11,4 12,6 11,925 0,4200 10,1 11,1 10,500 0,3505

Selisih 1,8 2,4 2,125 0,2121 3,0 3,8 3,437 0,2669

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan pada pemain fulsal sebelum diberikan latihan core stability exercise diperoleh nilai rerata dan SD sebesar 14,050 ± 0,4629, sesudah diberikan sebesar 11,925 ± 0,4299, selisih antara rerata dan SD sebelum dan sesudah sebesar 2,125 ± 0,2121. Pada pemain futsal sebelum diberikan shuttle run diperoleh nilai rerata dan SD sebesar

(9)

5

13,938 ± 0,4719, sesudah diberikan sebesar 10,500 ± 0,3505, selisih antara rerata dan SD sebelum dan sesudah sebesar 3,437 ± 0,2669.

3.1.3 Hasil Uji Statistik

Tabel 3.

Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Peningkatan Agility

Pemain Futsal

Core Stability Exercise N Mean SD t Sig.

Sebelum 8 14,050 0,4629

28,333 0,000 Sesudah 8 11,925 0,4200

Berdasarkan hasil uji Paired Sample T-Test diperoleh nilai thitung sebesar

28,333 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, nilai ini < 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh core stability exercise terhadap peningkatan

agility pemain futsal.

Tabel 4.

Pengaruh Shuttle Run Terhadap Peningkatan Agility

Pemain Futsal

Shuttle Run N Mean SD t Sig.

Sebelum 8 13,937 0,4719

36,425 0,000 Sesudah 8 10,500 0,3505

Berdasarkan hasil uji Paired Sample T-Test diperoleh nilai thitung sebesar

36,425 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 nilai ini < 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh shuttle run terhadap peningkatan agility

pemain futsal.

3.1.4 Uji beda pengaruh Core Stability Exercise dan Shuttle Run terhadap peningkatan Agility pemain futsal

Tabel 5.

Beda Pengaruh Core Stability Exercise dan Shuttle Run

terhadap Peningkatan Agility Pemain Futsal

Selisih N Mean SD t Sig.

Core Stability Exercise 8 2,12 0,212

-10,888 0,000

(10)

6

Berdasarkan hasil uji Independent Sample T-Test diperoleh nilai thitung

sebesar -10,888 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, nilai ini < 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat beda pengaruh Core Stability Exercise dan Shuttle Run terhadap peningkatan Agility pemain futsal pada Club Tambusai FC.

Nilai Mean Defference menunjukkan besarnya perbedaan pengaruh antara latihan Core Stability Exercise dibandingkan latihan Shuttle Run dalam meningkatkan Agility pemain futsal, nilai mean defference sebesar -1,313, sehingga dapat disimpulkan Shuttle Run memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan Core Stability Exercise dalam meningkatkan Agility para pemain futsal.

3.2Pembahasan 3.2.1 Umur

Berdasarkan hasil penelitian diketahui rata-rata usia terbanyak adalah 20 tahun dari 16 pemain futsal. Faktor usia merupakan faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kebugaran seseorang seperti peningkatan kematangan tulang, otot, saraf, organ-organ yang dapat mempengaruhi fisiologis tubuh dan kapasitas performance. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurhasan (2006) mengatakan bahwa tingkat kebugaran jasmani akan meningkat sampai maksimal pada usia 25-30 tahun kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh kira-kira 0,8-1% pertahun. Pada remaja menjelang usia 20 tahun mengalami pembentukan tulang yang pesat yang merupakan masa persiapan untuk mencapai puncak pertumbuhan masa tulang (Hardiansyah, 2008).

3.2.2 Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Peningkatan Agility Pemain Futsal

Hasil uji Paired Sample T-Test diperoleh nilai thitung sebesar

(11)

7

maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh core stability exercise

terhadap peningkatan agility pemain futsal.

Latihan core stability exercise yang dilakukan secara berulang akan menyebabkan terjadinya kontraksi otot dan gerakan yang berulang pada area spine, pelvis dan hip. Latihan core stability melibatkan otot

obliques internal, obliques eksternal, mulfidus, quadratus lumborum,

otot-otot pelvic floor, diafragma, rectus abdominis, erector spine, illopsoas dan glutealis (Clarck, 2012). Menurut Lesmana dkk. (2013) aktivitas core stability akan membantu memelihara postur yang baik dalam melakukan gerak serta menjadi awal semua gerakan pada lengan dan tungkai.

Saat latihan core stability berlangsung maka akan terjadi kombinasi fungsi otot-otot core, spine-pelvic-hip dan kontrol saraf yang berfungsi untuk meningkatkan kelenturan (flecibility), kekuatan (strength), kecepatan (speed), keseimbangan (balance), dan koordinasi (coordination). Sehingga jika semua komponen tersebut telah dilatih akan berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan.

3.2.3 Pengaruh Shuttle Run terhadap peningkatan Agility pemain futsal

Hasil uji Paired Sample T-Test diperoleh nilai thitung sebesar

36,425 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, karena nilai sig. < 0,05, maka disimpulkan terdapat pengaruh shuttle run terhadap peningkatan

agility pemain futsal.

Shuttle run yang dilakukan secara berulang dan menyebabkan terjadinya kontraksi otot dan gerakan yang berulang pada lengan dan tungkai. Gerakan yang terjadi pada lengan adalah fleksi elbow secara bergantian. Adapun gerakan yang terjadi pada tungkai secara bergantian antara kedua tungkai yaitu satu tungkai fleksi hip, semi fleksi knee, plantar ankle dan satu tungkai ekstensi hip, semi fleksi knee, dorsi fleksi

(12)

8

lengan dan terutama tungkai sehingga akan meningkatkan fleksibilitas, selain itu pada saat lari berbalik, tubuh akan berputar dengan sudut 180 derajat yang bila dilakukan dengan terus menerus maka akan membuat seseorang memiliki kemampuan belok yang tajam. Kemudian adanya kontraksi otot berulang akan menghasilkan kekuatan otot yang berguna untuk meningkatkan kecepatan gerak.

Saat latihan berlangsung akan terjadi koordinasi fungsi otot yang berfungsi untuk meningkatkan kecepatan gerak dan memelihara keseimbangan. Fleksibilitas, keseimbangan, kecepatan dan koordinasi adalah hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kelincahan, sehingga jika semua komponen tersebut telah dilatih akan berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan.

3.2.4 Beda pengaruh Core Stability Exercise dan Shuttle Run terhadap peningkatan Agility pemain Futsal

Hasil uji Independent Sample T-Test diperoleh nilai thitung sebesar

-10,888 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, karena nilai sig. < 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat beda pengaruh Core Stability Exercise

dan Shuttle Run terhadap peningkatan Agility para pemain futsal.

Nilai Mean Defference menunjukkan besarnya perbedaan pengaruh antara core stability exercise dibandingkan latihan shuttle run

dalam meningkatkan agility pemain futsal, nilai mean defference sebesar 1,313, sehingga dapat disimpulkan shuttle run memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan core stability exercise dalam meningkatkan

agility pada pemain futsal.

Menurut Guyton (2014) dalam Fitria (2014) Saat berlari otot akan mengalami kontraksi. Kontraksi tersebut dibagi ke dalam kontraksi isometrik dan kontraksi isotonis. Saat lari terjadi mekanisme kontraksi keduanya, kontraksi isometrik dalam usaha mempertahankan tungkai dan kontraksi isotonis yang menggerakkan tungkai kaki. Kemudian saat pemain mengurangi kecepatan sebelum mengubah arah 180 derajat untuk

(13)

9

berlari kembali titik mulai, memerlukan kontraksi secara bergantian pada otot tertentu. Untuk itu otot perentang otot pinggul (knee ekstensor dan

hip ekstensor) mengalami kontraksi eksentris (penguluran), saat otot ini memperlambat momentum tubuh yang bergerak kedepan, kemudian dengan cepat otot ini memacu tubuh ke arah posisi yang baru (Ruslan dalam Pratama 2014).

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh core stability exercise dan shuttle run terhadap peningkatan agility

pada pemain futsal. Hal ini menunjukkan bahwa latihan yang dilakukan secara rutin dan rajin akan berpengaruh terhadap tingkat agility seseorang.

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai manfaat adanya peningkatan agility, sehingga diharapkan para atlet futsal sebaiknya melakukan core stability exercise dan shuttle run secara rutin sehingga dapat meningkatkan performa selama bermain futsal.

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti berikutnya. Diharapkan peneliti lain dapat menambah jumlah responden, jenis penelitian, dan menambah variabel penelitian yang berhubungan dengan kelincahan sehingga diharapkan diperoleh hasil penelitian yang lebih mendalam dan variatif.

PERSANTUNAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, dan kesabaran untuk saya dalam mengerjakan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati skripsi ini dipersembahkan kepada kedua orang tua tercinta yaitu Ahmad Husin, S.Sos dan Ibu Heriati, S.Pd dan untuk saudara tercinta yaitu abang Mahadi, kakak Yessi Pratiwy dan Desnita Sari dan adik Maulana Hadi, terimakasih telah mendukung dan senantiasa mendoakan saya sehingga mampu menyelesaikan pendidikannya.

(14)

10

Untuk pembimbing saya Bapak Agus Widodo, SSt.FT., M.Fis yang telah sabar membimbing saya sampai selesai serta terimakasih kepada seluruh dosen dan staf program studi Fisioterapi. Tidak lupa, ucapan terima kasih juga saya haturkan untuk seluruh teman-teman mahasiswa fisioterapi dan Tim Futsal Tambusai FC atas kesediaannya telah membantu menjadi bagian dari penelitian skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, M. E., El Azeim, F., & El Raouf, E. (2014). The Problem Solving

Strategy of Poor Core Stability in Children with Cerebral Palsy. Journal of Pediatrics & Neonatal Care, 16-37.

Clark, M., Lucett, S., & Sutton, B. G. (2012). NASM Essentials Of Personal Fitness Training 4th Edition. Philadephia: Wolters Kluwer

Health/Lippincott Williams & Wilkins.

Ismayati. (2008). Peningkatan Kelincahan Atlet Melalui Penggunaan Metode Kombinasi Latihan Sirkuit Pliometrik dan Berat Badan. Surakarta: Universitas Negeri Surakarta.

Kibler, W., Press, J., & Sciascia, A. (2006). The Role of Core Stability in Athletic.

Sports Medicine, 189-198.

Lesmana, S. I. (2013). Modul Pratikum Mata Kuliah Terapi Latihan . Jakarta: Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul.

Mappaompo, M. A. (2012). Hubungan Koordinasi Mata-Kaki, Keseimbangan, dan Kelincahan dengan Keterampilan Menggiring Bola dalam Permainan Sepakbola Tim Gelora Kabupaten Sinjai. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Miller, S. (2006). Sport & Agility Phisycal Therapy. Michgan: North American Sport Medicine Institue.

Mukholik, A. (2007). Pengaruh Latihan Shuttle Run Terhadap Peningkatan Kelincahan Wasit pada Komunitas Futsal Kabupaten Barito. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Noviada, G. (2014). Metode Latihan Taktis Passing Berpasangan Statis dan Passing Sambil Bergerak Terhadap Keterampilan Tehnik Dasar Passing Control Bola Futsal. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Perdana, A. (2014). Perbedaan Latihan Wooble Board dan Latihan Core Stability Terhadap Peningkatan Keseimbangan pada Mahasiswa Esa Unggul.

(15)

11

Poccok. (2008). Clinical Trials A Practical Aproach. A Willey Medical Publication, 121-129.

Wonsiwor, D. (2011). Pelatihan Lari Dengan Sistem Sirkuit Haluan Kiri Lebih Baik Dari Pada Haluan Kanan Pada Pemain Sepakbola. Denpasar: Universitas Udayana.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur  Umur  Core Stability Exercise  Shuttle Run  Total

Referensi

Dokumen terkait

Program Studi Tata Niaga, Jurusan Ekonomi dan Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta yang telah meluangkan waktunya memberikan. bimbingan dan dukungan

Pada penelitian ini digunakan palong untuk pengonsentrasian bijih emas dan perak sehingga diperoleh konsentrat emas dan perak dengan kadar yang lebih

Selanjutnya, melihat kenyataan bahwa dari kelimpahan relatif dan sebaran 6 spesies yang ditemukan pada pertanaman lada di Way Kanan ini yang sebagian besar tidak berasosiasi

Dalam rangka memeriahkan HUT Paroki SanMaRe yang ke-3, akan diadakan bazar pada hari Minggu, 25 Agustus 2013, bazar terbuka bagi seluruh umat. Bagi yang berminat membuka

sektor industri pengolahan yang memiliki nilai LQ &gt; 1 merupakan sektor-sektor unggulan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sehingga perlu terus

Bahkan bagi Yesus yang membuat hatinya tergerak bukan semata-mata orang banyak yang telah berjuang untuk menemuinya, yang menyentuh hati Yesus adalah Bapa yang di Surga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan smartphone, serta melihat perbedaan kecanduan smartphone berdasarkan jenis kelamin

1) Pembangunan ekonomi wilayah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah bersama masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola