• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-13/BC/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-13/BC/2012"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-13/BC/2012

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGUJIAN LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI BARANG DI BALAI PENGUJIAN DAN IDENTIFIKASI BARANG

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

Menimbang : a. bahwa terhadap barang berisiko tinggi, yaitu barang yang menimbulkan risiko perbedaan pembebanan tarif bea masuk, cukai dan barang yang diduga sebagai barang larangan dan/atau pembatasan perlu dilakukan pengujian laboratoris dan identifikasi barang di Balai Pengujian dan Identifikasi Barang;

b. bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan pengujian laboratoris, perlu mengatur kembali ketentuan mengenai petunjuk pelaksanaan pengujian laboratoris dan identifikasi barang di Balai Pengujian dan Identifikasi Barang;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengujian Laboratoris dan Identifikasi Barang di Balai Pengujian dan Identifikasi Barang;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612), sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661);

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 39 tahun 2007 (Lembaran Negara tahun 2007 nomor 105, Tambahan Lembaran negara nomor 4755);

3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2003 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 95 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4313);

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.04/2007 tentang Pengawasan Terhadap Impor Atau Ekspor Barang Larangan Dan/Atau Pembatasan;

(2)

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.01/2009;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011;

8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 449/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengujian dan Identifikasi Barang;

9. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 112/KMK.04/2003;

10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 118/KMK.04/2004 tentang Tata Laksana Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

11. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-42/BC/2008;

12. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-27/BC/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran dan Penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGUJIAN LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI BARANG DI BALAI PENGUJIAN DAN IDENTIFIKASI BARANG

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan: 1. Undang-Undang Kepabeanan adalah Undang-Undang Nomor

10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Pengujian dan Identifikasi adalah pengujian laboratoris dan identifikasi barang di Balai Pengujian dan Identifikasi Barang. 3. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang yang selanjutnya

disingkat dengan BPIB adalah Balai Pengujian dan Identifikasi Barang Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

4. Contoh Barang adalah barang yang mewakili keseluruhan barang yang akan dimintakan pengujian dan identifikasi.

5. Pengguna Jasa adalah pengguna jasa pengujian dan identifikasi barang pada BPIB.

6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai. 7. Kantor Pusat adalah kantor pusat Direktorat Jenderal Bea dan

(3)

Cukai.

8. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

9. Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai yang selanjutnya disingkat dengan KPUBC adalah kantor pelayanan utama pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

10. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai yang selanjutnya disingkat dengan KPPBC adalah kantor pengawasan dan pelayanan pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

11. Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan.

12. Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat dengan PNBP adalah penerimaan Negara bukan pajak atas jasa pengujian laboratorium pada BPIB.

Pasal 2

Pengujian dan identifikasi dilakukan atas contoh barang yang dikirim dari:

a. Pengguna Jasa internal yang meliputi Kantor Pusat, Kantor Wilayah, KPUBC dan KPPBC; dan

b. Pengguna Jasa eksternal, berasal dari pengguna jasa di luar Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang tidak terkait secara langsung dengan pelayanan kepabeanan dan cukai.

Pasal 3

(1) Pejabat Bea dan Cukai di Kantor Pusat dapat mengirim contoh barang kepada BPIB untuk dilakukan pengujian dan identifikasi.

(2) Contoh barang yang dapat dikirim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. barang yang diajukan untuk proses keberatan dan banding;

b. barang yang diajukan untuk Pre Entry Classification; c. barang yang diajukan untuk keperluan pentarifan cukai; d. barang yang diajukan untuk keperluan pengawasan; atau e. barang yang diajukan untuk keperluan lain yang oleh

Pejabat di lingkungan Kantor Pusat dianggap perlu. Pasal 4

(1) Kepala Kantor Wilayah atau Pejabat Bea dan Cukai di Kantor Wilayah dapat mengirim contoh barang kepada BPIB untuk dilakukan pengujian dan identifikasi.

(2) Contoh barang yang dapat dikirim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah barang yang diajukan dalam rangka:

a. audit;

b. kepabeanan dan cukai;

c. penindakan dan penyidikan; atau

d. keperluan lain yang oleh Kepala Kantor Wilayah dianggap perlu.

Pasal 5

(4)

mengirim contoh barang kepada BPIB untuk dilakukan pengujian dan identifikasi.

(2) Contoh barang yang dapat dikirim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah barang yang diajukan dalam rangka:

a. perbendaharaan dan keberatan; b. pelayanan pabean dan cukai; c. penindakan dan penyidikan; d. audit; atau

e. keperluan lain yang oleh Kepala KPUBC dianggap perlu. Pasal 6

(1) Kepala KPPBC atau Pejabat Bea dan Cukai dapat mengirim contoh barang kepada BPIB untuk dilakukan pengujian dan identifikasi.

(2) Contoh barang yang dapat dikirim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah barang yang diajukan dalam rangka:

a. penindakan dan penyidikan; b. pelayanan pabean dan cukai; atau

c. keperluan lain yang oleh Kepala Kantor dianggap perlu. Pasal 7

(1) Barang yang dapat dikirim dari KPUBC dan KPPBC untuk dilakukan pengujian dan identifikasi adalah barang yang memenuhi kriteria:

a. berisiko tinggi; dan

b. diimpor oleh Importir berisiko tinggi.

(2) Barang berisiko tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah:

a. barang yang dapat menimbulkan risiko perbedaan pembebanan tarif Bea Masuk dan Cukai sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini, dan/atau

b. barang yang diduga termasuk sebagai barang larangan dan/atau pembatasan.

(3) Terhadap barang selain yang dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan pengujian dan identifikasi berdasarkan professional judgement Pejabat Pemeriksa Dokumen, Pejabat yang ditunjuk atau berdasarkan rekomendasi dari BPIB.

Pasal 8

(1) Para pengguna jasa eksternal dapat mengirim contoh barang kepada BPIB untuk dilakukan pengujian dan identifikasi.

(2) Contoh barang yang dapat dikirim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah barang yang tidak terkait secara langsung dengan pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai.

Pasal 9

(1) Pengiriman contoh barang dapat dilakukan melalui: a. Petugas Bea dan Cukai;

b. PT. Pos Indonesia;

(5)

d. menyerahkan secara langsung ke kantor BPIB.

(2) Pengajuan dan pengiriman contoh barang untuk dilakukan pengujian dan identifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6 dilakukan dengan menyerahkan Surat Pengajuan Contoh Barang dengan dilampiri dokumen pelengkap pabean sesuai contoh format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

(3) Tata cara pengajuan pengujian dan identifikasi serta jangka waktu penyelesaian pengujian dan identifikasi sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

(4) Pengiriman contoh barang untuk dilakukan pengujian dan identifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dilakukan dengan mengisi Formulir Permohonan Pengujian dengan dilampiri dokumen pelengkap sesuai format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 10

(1) Hasil pengujian dan identifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6 dituangkan dalam Surat Hasil Pengujian dan Identifikasi Barang (SHPIB) sesuai contoh sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran V yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

(2) Hasil pengujian dan identifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dituangkan dalam Sertifikat Hasil Analisa (SHA) sesuai contoh sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VI yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 11

(1) Terhadap pelayanan pengujian dan identifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b dan c, Pasal 5 ayat (2) huruf b, Pasal 6 ayat (2) huruf b dan Pasal 8 dikenakan pungutan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak dengan tarif sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Penerimaan Negara Bukan Pajak.

(2) Besarnya tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijabarkan berdasarkan parameter pengujian dan identifikasi barang sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VII yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

(3) Pelayanan pengujian dan identifikasi serta besarnya tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk satu jenis barang merupakan satu paket pengujian untuk setiap permohonan Pengujian dan Identifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 5 dan Pasal 6.

(4) Pelayanan pengujian dan identifikasi serta besarnya tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibebankan kepada wajib bayar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Penerimaan Negara Bukan Pajak.

(6)

Pasal 12

Terhadap pengujian dan identifikasi yang disubkontrakkan antar BPIB, Penerimaan Negara Bukan Pajak dipungut oleh BPIB yang mengirimkan contoh barang.

Pasal 13

Tata cara pembayaran dan penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak atas jasa Pengujian dan Identifikasi dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 118/KMK.04/2004 tentang Tata Laksana Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Pasal 14

Pada saat Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini mulai berlaku, Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-37/BC/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengujian Laboratoris dan Identifikasi Barang di Balai Pengujian dan Identifikasi Barang, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 15

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 13 Maret 2012 DIREKTUR JENDERAL,

ttd.

AGUNG KUSWANDONO NIP 19670329 199103 1 001

(7)

DAFTAR BARANG DAN PRODUK KIMIA YANG BERPOTENSI UNTUK DILAKUKAN PENGUJIAN LABORATORIS

No. Jenis Barang dan Produk Kimia Dasar Pertimbangan Analisa Laboratoris 1. Pelumas (Lubricant) /

Bahan Baku Pelumas (Base Oil)

- Berdasarkan ketentuan larangan atau pembatasan ada yang dipersyaratkan untuk mempunyai Nomor Pelumas Terdaftar (NPT). - Perbedaan pembebanan

tarif BM berdasarkan jenis dan komposisi bahan penyusunnya.

Identifikasi dan uji kadar Base Oil dan zat aditif

2. Polipropilena - Berdasarkan ketentuan larangan atau pembatasan ada yang dipersyaratkan hanya untuk Importir Produsen (IP)

- Perbedaan pembebanan tarif BM antara kopolimer dengan homopolimer

Uji jenis dan komposisi campurannya

3. Kopolimer Etilena Perbedaan pembebanan tarif BM antara kopolimer dengan homopolimer

Uji jenis dan komposisi campurannya 4. Aroma/ Pewangi/

Bau-bauan Perbedaan pembebanan tarif BM antara campuran bau-bauan yang mengandung alkohol dan yang tidak mengandung alkohol

Uji kadar etil alkohol

5. Pestisida dan Produk

Sejenisnya - Berdasarkan jenis dan komposisinya ada yang terkait ketentuan larangan atau pembatasan

dinyatakan dilarang atau harus mendapat ijin dari Komisi Pestisida

- Perbedaan pembebanan tarif BM berdasarkan jenis dan komposisi bahan baku pestisida dan produk pestisida

Uji jenis dan komposisi bahan penyusun pestisida

6. Cat, Coating Agent dan

Varnish Perbedaan pembebanan tarif BM berdasarkan jenis dan komposisi bahan

penyusunnya.

Uji jenis dan komposisi bahan penyusun Cat, Coating Agent dan Varnish 7. Minuman Mengandung

Etil Alkohol Perbedaan pembebanan tarif cukai berdasarkan kadar etil alkohol

Uji kadar etil alkohol

LAMPIRAN I

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-13/BC/2012

TENTANG

(8)

8. Bahan Aktif Permukaan Perbedaan pembebanan tarif BM berdasarkan jenis dan komposisi bahan

penyusunnya.

Uji jenis dan komposisi bahan penyusun Surfactant.

9. Produk Farmasi, Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif

Berdasarkan ketentuan larangan atau pembatasan dinyatakan dilarang atau harus mendapat ijin dari Badan POM

Uji jenis dan komposisi bahan penyusun

10. Pewarna (Pigmen dan

Dyestuff) - Berdasarkan jenis dan komposisinya ada yang terkait ketentuan larangan atau pembatasan

dipersyaratkan untuk Importir Produsen (IP) atau Importir Terdaftar (IT) - Perbedaan pembebanan

tarif BM berdasarkan jenis dan komposisi bahan penyusunnya.

- Uji jenis pigmen organik atau pigmen anorganik - Uji jenis dyestuff

11. Garam - Berdasarkan jenis dan komposisinya ada yang terkait ketentuan larangan atau pembatasan

dipersyaratkan untuk Importir Produsen (IP) - Perbedaan pembebanan

tarif BM berdasarkan jenis dan komposisi bahan penyusunnya.

Uji kadar NaCl dan Iodium DIREKTUR JENDERAL, ttd. AGUNG KUSWANDONO NIP 19670329 199103 1 001

Salinan sesuai dengan aslinya, Sekretaris Direktorat Jenderal

u.b

Kepala Bagian Umum

Imik Eko Putro

(9)

(KOP SURAT)

SURAT PENGAJUAN CONTOH BARANG No: S-

Yth.

Kepala Balai PIB... Jl... di...

Sehubungan dengan keperluan pengujian laboratoris di Laboratorium Balai Pengujian dan Identiflkasi Barang, dengan ini kami ajukan contoh barang dimaksud dengan data sebagai berikut:

Dokumen : PIB/PEB/………..

No/ tanggal : ……….. Pengguna jasa : Importir/ eksportir/ ………….

NPWP : ………..

I. Identitas Contoh Barang

No (diberitahukan) Nama (diberitahukan) HS Jumlah/Jenis Kemasan N/A Bentuk/Warna/ Bau

II. Alasan Pengujian yang Diinginkan III. Data Pengujian yang Diinginkan IV. Dokumen yang Dilampirkan

PIB/PEB/….. Invoice / Packing List

Berita Acara Pengambilan Contoh Barang Lembar Hasil Pemeriksaan

Certificate of Analysis / Material Safety Data Sheet Data-data lain yang dipandang perlu

V. Catatan:

…………,...………

Kepala Kantor

atau

Kepala Bidang Terkait

atau

Kepala Sub-Direktorat Terkait

DIREKTUR JENDERAL,

ttd.

AGUNG KUSWANDONO NIP 19670329 199103 1 001

LAMPIRAN II

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-13/BC/2012

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGUJIAN LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI BARANG DI BALAI PENGUJIAN DAN IDENTIFIKASI BARANG

(10)

TATA CARA PENGAJUAN DAN PENGIRIMAN CONTOH BARANG SERTA JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PENGUJIAN LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI I. Kantor Pusat, Kantor Wilayah, KPUBC, dan KPPBC Direktorat Jenderal Bea

dan Cukai

a. Kepala Kantor Wilayah, Kepala Kantor Pelayanan, Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan, Kepala Sub Direktorat, Kepala Bidang, Pejabat Pemeriksa Dokumen, Kepala Seksi Pabean atau pejabat lain yang ditunjuk membuat Surat Pengajuan Contoh Barang yang dibuat rangkap 3 (tiga); b. Menyerahkan lembar pertama Surat Pengajuan Contoh Barang (SPCB) dan

dokumen pelengkap pabean berupa : dokumen dasar, invoice, packing list, Berita Acara Pengambilan Contoh Barang, Lembar Hasil Pemeriksaan,

Certificate of Analysis/Material Safety Data Sheet dan data-data lain yang dipandang perlu kepada Balai Pengujian dan Identifikasi Barang di wilayah kerjanya;

c. Menyerahkan lembar kedua SPCB kepada pemilik barang atau yang dikuasakan dan lembar ketiga untuk arsip;

d. Menyegel contoh barang dan membuatkan berita acara penyegelan dan membukukan nomor, tanggal dan keterangan lainnya dalam catatan tersendiri;

e. Membuat catatan khusus pada SPCB apabila menginginkan contoh barang yang akan diujikan atau diidentifikasikan dikembalikan;

f. Pegawai Kantor Pusat, Kantor Wilayah, KPUBC atau KPPBC, mengirimkan contoh barang beserta surat dan meminta tanda bukti penerimaan dari petugas penerimaan contoh barang di BPIB;

g. Pengiriman contoh barang yang dilakukan melalui Kantor Pos atau perusahaan jasa pengiriman barang harus terlebih dahulu dimintakan tanda terima yang menyatakan bahwa contoh barang dalam keadaan tersegel pada waktu diterima oleh petugas pos atau perusahaan jasa pengiriman barang yang bersangkutan;

h.Menerima pemberitahuan dari BPIB tentang kekurangan data atau contoh barang yang akan dilakukan pengujian dan identifikasi;

i. Melengkapi data atau contoh barang dan mengirimkannya kembali ke BPIB dengan menggunakan SPCB sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan menambahkan keterangan pengiriman kembali tersebut pada baris catatan; j. Menerima lembar pertama Surat Hasil Pengujian dan Identifikasi Barang

(SHPIB) dari BPIB dan contoh barang dalam hal diperlukan.

II. Importir/Eksportir/Wajib bayar yang terkait secara langsung dengan pelayanan kepabeanan dan cukai

a. Menerima lembar kedua SPCB dari Kepala Kantor atau Pejabat lainnya yang berwenang;

b. Menerima SHPIB lembar kedua dari BPIB.

III. Pengguna jasa eksternal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang tidak terkait secara langsung dengan pelayanan kepabeanan dan cukai :

a. Pengguna jasa eksternal mengisi Formulir Permohonan Pengujian (FPP) yang disediakan di BPIB.

LAMPIRAN III

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 13/BC/2012

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGUJIAN LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI BARANG DI BALAI PENGUJIAN DAN IDENTIFIKASI BARANG

(11)

b. Membuat catatan khusus pada FPP apabila yang bersangkutan menginginkan contoh barang yang diujikan atau diidentifikasikan untuk dikembalikan;

c. Pengguna jasa eksternal mengirimkan contoh barang beserta FPP dan menerima tanda bukti penerimaan dari petugas penerima contoh barang di BPIB;

d. Menerima pemberitahuan dari BPIB tentang kekurangan data atau contoh barang yang dilakukan pengujian atau identifikasi;

e. Melengkapi data atau contoh barang dan mengirimkannya kembali ke BPIB; f. Menerima Lembar pertama Surat Hasil Analisa (SHA) dari BPIB beserta

contoh barang dalam hal diperlukan. IV. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang

a. Menerima Surat pengajuan dan berkas lainnya serta contoh barang dari pengguna jasa internal atau pengguna jasa eksternal;

b. Memeriksa kelengkapan surat pengajuan dan berkas yang dilampirkannya serta memeriksa segel contoh barang;

c. Mengembalikan secara tertulis berkas dan atau contoh barang apabila dari hasil pemeriksaan kedapatan kurang lengkap atau segel dalam keadaan rusak;

d. Memberikan tanda bukti penerimaan yang berisi tanggal penerimaan yang merujuk kepada nomor dan tanggal surat pengajuan;

e. Melakukan pengujian dan identifikasi dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja per contoh barang (kecuali untuk pelumas dan produknya) sejak surat permohonan pengujian diterima, dengan syarat surat permohonan pengujian telah dilengkapi dengan dokumen pendukung, metode pengujian tersedia, alat/instrumen dalam keadaan baik/stand by, dan bahan/pereaksi tersedia;

f. Dalam hal diperlukan pengujian mendalam atau diperlukan keterangan tambahan oleh BPIB atau tambahan contoh barang, Kepala Seksi Pelayanan Teknis BPIB memberitahukan secara tertulis dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja kepada pejabat atau pengguna jasa tentang kekurangan tersebut; g. Menerbitkan, mengadministrasikan, dan mengirimkan SHPIB. SHPIB lembar

pertama kepada pemohon, SHPIB lembar ke dua kepada importir melalui layanan tercepat atau PT. Pos Indonesia, dan SHPIB lembar ketiga beserta berkas pengujian untuk arsip;

h. Menerbitkan, mengadministrasikan dan mengirimkan SHA serta surat pengantar. SHA dan surat pengantar lembar I kepada pengguna jasa sebagaimana dimaksud dalam angka III, SHA dan surat pengantar lembar II beserta berkas pengujian untuk arsip.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd.

AGUNG KUSWANDONO NIP 19670329 199103 1 001

(12)

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI BALAI PENGUJIAN DAN IDENTIFIKASI BARANG

FORMULIR PERMOHONAN PENGUJIAN

Nomor : ……../………….. Nama Pemohon : ……….. Alamat : ……….. ……….. No. Telp./Fax : ……….. Jenis Contoh : ……….. Jumlah Contoh : ………..

No Nama Contoh Parameter Uji

……….…,………

Diterima Oleh Pemohon,

……… ……….. NIP.

Lembar 1 untuk Proses pengujian Lembar 2 untuk Arsip

Lembar 3 untuk Pemohon

Ket: Apabila Sertifikat Hasil Analisa (SHA) tidak diambil dalam jangka waktu 1 (satu) bulan, maka sudah tidak menjadi tanggung jawab kami

DIREKTUR JENDERAL,

ttd.

AGUNG KUSWANDONO NIP 19670329 199103 1 001

LAMPIRAN IV

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 13/BC/2012

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGUJIAN LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI BARANG DI BALAI PENGUJIAN DAN IDENTIFIKASI BARANG

(13)

Nomor : S- / /BPIB/ (tanggal, bulan tahun)….. Sifat :

Lampiran : -

Hal : Hasil Pengujian dan Identifikasi Barang Yth………

………..

Sehubungan dengan surat aju laboratorium Saudara Nomor ….tanggal…., yang diterima pada tanggal… perihal tersebut pada pokok surat, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Identitas contoh aju berdasarkan surat aju/ nomor pendaftaran ... tanggal ..., (Importir/Eksportir):

No. Uraian Barang Merek Tipe Bentuk Fisik No. HS 2. Identitas contoh aju yang diterima oleh laboratorium :

No. Uraian Barang Merek Tipe Bentuk Fisik 3. Informasi yang dibutuhkan:

... 4. Deskripsi hasil Pengujian dan Identifikasi:

... ...……… 5. Kesimpulan dan Pendapat:

... ... 6. Hasil pengujian dan identifikasi sebagaimana tersebut di atas hanya berlaku untuk

contoh yang diuji.

Demikian disampaikan agar Saudara maklum.

Kepala Balai ……….. NIP Tembusan: Halaman ….dari …. DIREKTUR JENDERAL, ttd. AGUNG KUSWANDONO NIP 19670329 199103 1 001 KOP SURAT LAMPIRAN V

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-13/BC/2012

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGUJIAN LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI BARANG DI BALAI PENGUJIAN DAN IDENTIFIKASI BARANG

(14)

SERTIFIKAT HASIL ANALISA

Nomor : S-…….-SHA/……../………/…..

Nama Contoh Uji : ……….

Merk Contoh Uji : ……….

Tipe Contoh Uji : ……….

Pengirim : ……….

Alamat Pengirim : ……….

No. Telp./Fax : ……….

No./Tgl Surat Pengajuan : ………. Tanggal Diterima : ……….

Tanggal Selesai : ……….

I. Uji Pendahuluan : ………. II. Hasil Analisa :

No. Parameter Uji Metode / IK / inst

Dikeluarkan di : Tanggal : Manajer Teknis/KSPT, ... NIP

NB : Hasil pemeriksaan hanya berlaku

untuk contoh yang diperiksa

Halaman 1 dari 1 DIREKTUR JENDERAL, ttd. AGUNG KUSWANDONO NIP 19670329 199103 1 001 KOP SURAT LAMPIRAN VI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-13/BC/2012

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGUJIAN LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI BARANG DI BALAI PENGUJIAN DAN IDENTIFIKASI BARANG

(15)

DAFTAR PARAMETER PENGUJIAN LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI BARANG BPIB

No. Kelompok Jenis

Barang Pengujian

Tarif (Rp) 1. Pelumas (Lubricant) / A. Metode instrumentasi Analisa Kimia Lain:

Bahan Baku

-

Penentuan Base oil ( FTIR ) 100.000,00

(Base Oil)

-

Penentuan Base oil ( GC ) 100.000,00 B. Metode Uji Lain :

-

Preliminary Test 75.000,00

-

Viscosity Index Test 75.000,00

-

Flash Point Test 75.000,00

Total 425.000,00

2. Polipropilena A. Metode instrumentasi Analisa Kimia Lain:

-

FTIR 50.000,00

B. Metode Uji Lain :

-

Preliminary Test 35.000,00

-

Elemental Test 35.000,00

Total 120.000,00

3. Kopolimer Etilena A. Metode instrumentasi Analisa Kimia Lain:

-

FTIR 50.000,00

B. Metode Uji Lain :

-

Preliminary Test 35.000,00

-

Elemental Test 35.000,00

Total 120.000,00

4. Aroma / Pewangi A. Metode Instrumentasi Analisa Kimia Lain:

Bau-bauan

-

FTIR 50.000,00

-

GC / GCMS 50.000,00

B. Metode Uji Lain :

-

Preliminary Test 35.000,00

-

Elemental Test 35.000,00

Total 170.000,00

5. Pestisida dan Produk B. Metode Instrumentasi Analisa Kimia Lain:

sejenisnya

-

GC 50.000,00

-

FTIR 50.000,00

C. Metode Uji Lain :

-

Preliminary Test 35.000,00

-

Elemental Test 35.000,00

Total 170.000,00

6. Cat. Coating Agent A. Metode Instrumentasi Analisa Kimia Lain:

dan Varnish

-

FTIR 50.000,00

B. Metode Uji Lain :

-

Preliminary Test 35.000,00

-

Elemental Test 35.000,00

-

Film Test . 35.000,00

Total 155.000,00

LAMPIRAN VII

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 13/BC/2012

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGUJIAN LABORATORIS DAN IDENTIFIKASI BARANG DI BALAI PENGUJIAN DAN IDENTIFIKASI BARANG

(16)

7. Minuman A. Metode Instrumentasi Analisa Kimia Lain :

-

GC / GCMS 50.000,00

B. Metode Uji Lain :

-

Preliminary Test 35.000,00

-

Distillation 35.000,00

-

Elemental Test 35.000,00

Total 155.000,00

8. Bahan Aktif A. Metode Instrumentasi Analisa Kimia Lain :

-

FTIR 50.000,00

B. Metode Uji Lain :

-

Preliminary Test 35.000,00

-

Elemental Test 35.000,00

-

Surface Tension Test 35.000,00

Total 155,000,00

9. Produk Farmasi, A. Metode High Performance Liquid Chromatography :

-

HPLC 200.000,00

B. Metode Instrumentasi Analisa Kimia Lain :

-

FTIR 50.000,00

-

GCMS 50.000,00

C. Metode Uji Lain :

-

Preliminary Test 35.000,00

-

Elemental Test 35.000,00

Total 370.000,00

10. Pewarna (Pigmen A. Metode Instrumentasi Analisa Kimia Lain :

-

FTIR 50.000,00

B. Metode Uji Lain :

-

Preliminary Test 35.000,00

-

Elemental Test 35.000,00

-

Solvent Content 35.000,00

-

Ash Content 35.000,00

Total 190.000,00

11. Garam A. Metode Uji Lain :

-

Preliminary Test 35.000,00

-

Water Content 35.000,00

-

NaCl Content 35.000,00

-

Iodium Content 35.000,00

Total 140.000,00

12. Lain- lain A. Metode Instrumentasi Analisa Kimia Lain :

-

FTIR 50.000,00

-

GC 50.000,00

B. Metode Uji Lain:

-

Preliminary Test 35.000,00

-

Elemental Test 35.000,00 Total 170.000,00 DIREKTUR JENDERAL, ttd. AGUNG KUSWANDONO NIP 19670329 199103 1 001

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan pembangkit listrik tenaga bayu ini bertujuan untuk mengetahui keluaran arus dan tegangan yang dihasilkan dari pemanfaatan turbin angin horisontal dengan

Dalam hal Perusahaan belum mengajukan perubahan data NIPER Pengembalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dalam jangka waktu paling lambat 12 (dua belas) bulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali persepsi masyarakat petani yang tinggal di wilayah banjir di pantura Jawa Tengah terhadap bahaya banjir dan adaptasi

Sekitar tahun 3500 SM mereka telah menghasilkan peradaban yang maju, dengan perkembangan kota-kota, sistem organisasi politik, etika religius dan pemerintahan

Menurut penulis, greedy graph matching tidak efektif digunakan untuk menghitung graph edit distance similarity karena dalam prosesnya, setiap iterasi greedy hanya

Selain terkenal akan cuacanya yang dingin, Bandung juga terkenal karena kulinernya yang beraneka ragam. Mulai dari jajanan tradisional sampai ke menu luar negeri.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 sebelum pendidikan kesehatan dapat diketahui sebagian besar atau sebanyak 14 siswi (70%) memiliki tingkat pengetahuan

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 6 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143/PMK.04/2007 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pembetulan Surat