• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pembebasan Tanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Pembebasan Tanah"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Pembangunan Nasional yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat Pembangunan Nasional yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat Pembukaan UUD 45, dari tahun ke tahun terus meningkat. Bersamaan dengan itu Pembukaan UUD 45, dari tahun ke tahun terus meningkat. Bersamaan dengan itu   jumlah penduduk terus bertambah, dan sejalan dengan semakin meningkatnya   jumlah penduduk terus bertambah, dan sejalan dengan semakin meningkatnya   pembangunan dan hasil-hasilnya, maka semakin meningkat dan beragam pula   pembangunan dan hasil-hasilnya, maka semakin meningkat dan beragam pula

kebutuhan penduduk itu. kebutuhan penduduk itu.

Termasuk dalam kegiatan pembangunan nasional yaitu dengan melaksanakan Termasuk dalam kegiatan pembangunan nasional yaitu dengan melaksanakan   pembangunan untuk kepentingan umum. Pembangunan untuk kepentingan umum ini   pembangunan untuk kepentingan umum. Pembangunan untuk kepentingan umum ini harus terus diupayakan pelaksanaannya seiring dengan semakin bertambahnya jumlah harus terus diupayakan pelaksanaannya seiring dengan semakin bertambahnya jumlah  penduduk yang disertai dengan semakin meningkatnya kemakmurannya.

 penduduk yang disertai dengan semakin meningkatnya kemakmurannya.

Penduduk semakin bertambah dengan tingkat kemakmuran yang semakin baik,tentunya Penduduk semakin bertambah dengan tingkat kemakmuran yang semakin baik,tentunya membutuhkan berbagai fasilitas umum seperti : jaringan/transportasi, fasilitas membutuhkan berbagai fasilitas umum seperti : jaringan/transportasi, fasilitas   pendidikan, peribadatan, sarana olah raga, fasilitas komunikasi, fasilitas keselamatan   pendidikan, peribadatan, sarana olah raga, fasilitas komunikasi, fasilitas keselamatan

umum dan sebagainya. umum dan sebagainya.

Pembangunan fasilitas-fasilitas umum seperti tersebut di atas tentunya memerlukan Pembangunan fasilitas-fasilitas umum seperti tersebut di atas tentunya memerlukan tanah sebagai wadahnya. Dalam hal persediaan tanah masih luas, pembangunan tanah sebagai wadahnya. Dalam hal persediaan tanah masih luas, pembangunan fasilitas umum tersebut tidak menemui masalah. Tetapi persoalannya tanah merupakan fasilitas umum tersebut tidak menemui masalah. Tetapi persoalannya tanah merupakan sumber daya alam yang sifatnya terbatas, dan tidak pernah bertambah luasnya. Tanah sumber daya alam yang sifatnya terbatas, dan tidak pernah bertambah luasnya. Tanah yang tersedia sudah banyak yang dilekati dengan hak (tanah hak), dan tanah negara yang tersedia sudah banyak yang dilekati dengan hak (tanah hak), dan tanah negara sudah sangat terbatas persediaannya.

(2)
(3)

Pada masa sekarang ini sangat sulit melakukan pembangunan untuk kepetingan umum di Pada masa sekarang ini sangat sulit melakukan pembangunan untuk kepetingan umum di atas tanah negara, dan sebagai jalan keluar yang ditempuh adalah dengan mengambil atas tanah negara, dan sebagai jalan keluar yang ditempuh adalah dengan mengambil tanah-tanah hak. Kegiatan untuk mendapatkan tanah-tanahy dengan cara memberikan ganti rugi kepada tanah hak. Kegiatan untuk mendapatkan tanahy dengan cara memberikan ganti rugi kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang   berkaitan dengan tanah atau dengan pencabutan hak atas tanah yang kemudian disebut   berkaitan dengan tanah atau dengan pencabutan hak atas tanah yang kemudian disebut dengan pengadaan tanah (pasal 1 Keppres No. 36 Tahun 2005 tentang pengadaan tanah dengan pengadaan tanah (pasal 1 Keppres No. 36 Tahun 2005 tentang pengadaan tanah  bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum).

 bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum).

Kegiatan pengadaan tanah ini sudah sejak lama dilakukan, bahkan sudah dikenal sejak  Kegiatan pengadaan tanah ini sudah sejak lama dilakukan, bahkan sudah dikenal sejak  zaman Hindia Belanda dahulu melalui Onteigenings Ordonnatie (Staatsblad 1920 zaman Hindia Belanda dahulu melalui Onteigenings Ordonnatie (Staatsblad 1920 nomor 574).

nomor 574).

Undang-Undang Pokok Agraria sendiri melalui Pasal 16, memberikan landasan hukum Undang-Undang Pokok Agraria sendiri melalui Pasal 16, memberikan landasan hukum   bagi pengambilan tanah hak ini dengan menentukan : Untuk kepentingan umum,   bagi pengambilan tanah hak ini dengan menentukan : Untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama dari rakyat, termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah dapat dicabut, dengan memberi ganti kerugian yang layak menurut cara hak atas tanah dapat dicabut, dengan memberi ganti kerugian yang layak menurut cara yang diatur dengan Undang-Undang.

yang diatur dengan Undang-Undang.

Kemudian dikeluarkan Undang-Undang nomor 20 tahun 1961. Undang-Undang ini Kemudian dikeluarkan Undang-Undang nomor 20 tahun 1961. Undang-Undang ini mengartikan kepentingan umum secara luas yaitu : kepentingan bangsa dan negara, mengartikan kepentingan umum secara luas yaitu : kepentingan bangsa dan negara, kepentingan bersama dari rakyat, dan kepentingan pembangunan.

kepentingan bersama dari rakyat, dan kepentingan pembangunan.

Selanjutnya menurut Undang-Undang ini kegiatan kepentingan Umum tidak hanya Selanjutnya menurut Undang-Undang ini kegiatan kepentingan Umum tidak hanya terbatas pada kegiatan yang dilakukan Pemerintah tapi juga oleh swasta, asal usaha itu terbatas pada kegiatan yang dilakukan Pemerintah tapi juga oleh swasta, asal usaha itu  benar-benar untuk kepentingan umum (lihat penjelasan angka (4) huruf b).

 benar-benar untuk kepentingan umum (lihat penjelasan angka (4) huruf b).

  Namun timbul masalah ketika, pembebasan tanah tidak hanya mendapatkan respon   Namun timbul masalah ketika, pembebasan tanah tidak hanya mendapatkan respon  positif dari masyarakat, respon negatif pula ikut menyertai kebijakan tersebut. Mereka  positif dari masyarakat, respon negatif pula ikut menyertai kebijakan tersebut. Mereka   berpendapat bahwa peraturan ini(Keppres No.55/1993) memilki banyak kesalahan   berpendapat bahwa peraturan ini(Keppres No.55/1993) memilki banyak kesalahan

(4)
(5)

dalam hal pencapaian kemakmuran rakyat sebagai suatu tujuan utama dibuatnya suatu dalam hal pencapaian kemakmuran rakyat sebagai suatu tujuan utama dibuatnya suatu  peraturan.

 peraturan.

B.

B. Rumusan MasalahRumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis dapat merumuskan Bertolak dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis dapat merumuskan  permasalahan sebagai berikut :

 permasalahan sebagai berikut :

³Bagaimanakah keadilan hukum dan keadilan sosialnya, jika melihat dari kebijakan yang ³Bagaimanakah keadilan hukum dan keadilan sosialnya, jika melihat dari kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah yang telah dituangkan dalam Keppres 36 tahun 2005 tentang telah dikeluarkan pemerintah yang telah dituangkan dalam Keppres 36 tahun 2005 tentang  pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum.´

 pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum.´

C

C..TTujuan Penulisanujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah mengetahui lebih jelas mengenai keadilan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah mengetahui lebih jelas mengenai keadilan hukum dan keadilan sosial yang tergantung dalam Keppres 36 tahun 2005 tentang hukum dan keadilan sosial yang tergantung dalam Keppres 36 tahun 2005 tentang  pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum.

(6)
(7)

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN

A.

A. Hukum dan KeadilanHukum dan Keadilan

Menurut Prof. Dr. Ahmad Ali, S.H., M.H. hukum adalah sperangkat kaidah atau ukuran Menurut Prof. Dr. Ahmad Ali, S.H., M.H. hukum adalah sperangkat kaidah atau ukuran yang tersusun dalam suatu sistem yang menentukan apa yang boleh dan tidak boleh yang tersusun dalam suatu sistem yang menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh manusia sebagai warga dalam kehidupan bermasyarakatnya.

dilakukan oleh manusia sebagai warga dalam kehidupan bermasyarakatnya.

Keadilan merupakan suatu hal yang abstrak, karena keadilan menyangkut mengenai nilai Keadilan merupakan suatu hal yang abstrak, karena keadilan menyangkut mengenai nilai etis yang dianut oleh seseorang. Hal tersebut dibuktikan pula dengan munculnya berbagai etis yang dianut oleh seseorang. Hal tersebut dibuktikan pula dengan munculnya berbagai  pendapat pakar yang berbeda mengenai definisi keadilan itu sendiri. Ada yang mengaitkan  pendapat pakar yang berbeda mengenai definisi keadilan itu sendiri. Ada yang mengaitkan keadilan dengan peraturan politik negara, ada pula yang melihat keadilan itu berwujud keadilan dengan peraturan politik negara, ada pula yang melihat keadilan itu berwujud kemauan yang sifatnya tetap

kemauan yang sifatnya tetap dan terus menerus.dan terus menerus.

Sepaham dengan Prof. Dr. Ahmad Ali, S.H., M.H. yang meganut paham keadilan menurut Sepaham dengan Prof. Dr. Ahmad Ali, S.H., M.H. yang meganut paham keadilan menurut   N. E. Algra, dimana menyatakan bahwa sesuatu adil (

  N. E. Algra, dimana menyatakan bahwa sesuatu adil (rechtvaarding rechtvaarding ) lebih banyak ) lebih banyak  tergantung pada

tergantung pada rechtmatigheid rechtmatigheid (kesesuaian dengan hukum) pandangan pribadi seorang(kesesuaian dengan hukum) pandangan pribadi seorang  penilai.

 penilai.

Hukum tidak hanyalah semata-mata untuk mewujudkan keadilan, karena bagaimana pun Hukum tidak hanyalah semata-mata untuk mewujudkan keadilan, karena bagaimana pun nilai keadilan terlalu subjektif dan abstrak. Tujuan hukum secara prioritas tidak hanya nilai keadilan terlalu subjektif dan abstrak. Tujuan hukum secara prioritas tidak hanya cenderung pada keadilan saja tapi juga bersama-sama dengan kemanfaatan dan kepastian cenderung pada keadilan saja tapi juga bersama-sama dengan kemanfaatan dan kepastian dari hukum tersebut.

dari hukum tersebut.

B.

B. Keadilan Hukum dan Sosial yangKeadilan Hukum dan Sosial yang TTerkandung dalam Keppres 36 tahun 2005erkandung dalam Keppres 36 tahun 2005

Tanah merupakan modal dasar pembangunan. Hampir tak ada kegiatan pembangunan Tanah merupakan modal dasar pembangunan. Hampir tak ada kegiatan pembangunan (sektoral) yang tidak memerlukan tanah. Oleh karena itu, tanah memegang peranan yang (sektoral) yang tidak memerlukan tanah. Oleh karena itu, tanah memegang peranan yang

(8)
(9)

sangat penting, bahkan menentukan berhasil tidaknya suatu pembangunan. Kegiatan sangat penting, bahkan menentukan berhasil tidaknya suatu pembangunan. Kegiatan   poembangunan yang dilaksanakan di segala bidang kehidupan baik untuk kepentingan   poembangunan yang dilaksanakan di segala bidang kehidupan baik untuk kepentingan umum maupun kepentingan swasta selalu membutuhkan tanah sebagai wadah untuk  umum maupun kepentingan swasta selalu membutuhkan tanah sebagai wadah untuk  diletakkan pembangunan itu. Keadaan seperti ini dapat menimbulkan konflik karena diletakkan pembangunan itu. Keadaan seperti ini dapat menimbulkan konflik karena kepentingan umum dan kepentingan perorangan saling berbenturan.

kepentingan umum dan kepentingan perorangan saling berbenturan.

Kondisi seperti ini diperlukan upaya dan pengaturan yang bijaksana guna menghindari Kondisi seperti ini diperlukan upaya dan pengaturan yang bijaksana guna menghindari konflik-konflik yang lebih meresahkan masyarakat banyak. Agar kepentingan umum tidak  konflik-konflik yang lebih meresahkan masyarakat banyak. Agar kepentingan umum tidak  terhambat dalam arti dapat dilaksanakan dan kepentingan perorangan pun tidak diabaikan terhambat dalam arti dapat dilaksanakan dan kepentingan perorangan pun tidak diabaikan maka diperlukan adanya musyawarah antara masing-masing pihak untuk melaksanakan maka diperlukan adanya musyawarah antara masing-masing pihak untuk melaksanakan kepentingan umum. Untuk itu perlu melakukan pengadaan tanah (pemngambilan) tanah kepentingan umum. Untuk itu perlu melakukan pengadaan tanah (pemngambilan) tanah hak masyarakat.

hak masyarakat.

Untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan Untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan   bersama dari rakyat demikian pula kepentingan pembangunan, maka pemerintah telah   bersama dari rakyat demikian pula kepentingan pembangunan, maka pemerintah telah

memberlakukan berbagai aturan dalam pengadaan benda milik negara berupa tanah. memberlakukan berbagai aturan dalam pengadaan benda milik negara berupa tanah.

Ada dua cara pemerintah untuk mendapatkan Hak Atas Tanah jika pemerintah Ada dua cara pemerintah untuk mendapatkan Hak Atas Tanah jika pemerintah membutuhkan tanah untuk kepentingannya yaitu dengan cara pencabutan berdasarkan UU membutuhkan tanah untuk kepentingannya yaitu dengan cara pencabutan berdasarkan UU  No. 20 tahun 1961 dan dengan cara pembebasan berdasarkan Keppres No. 36 tahun 2005.  No. 20 tahun 1961 dan dengan cara pembebasan berdasarkan Keppres No. 36 tahun 2005.

Jika negara membutuhkan tanah untuk kepentingannya, sedangkan tanah sudah dimiliki Jika negara membutuhkan tanah untuk kepentingannya, sedangkan tanah sudah dimiliki oleh perseorangan maka dapat dilakukan pencabutan. Pencabutan Hak Atas Tanah oleh perseorangan maka dapat dilakukan pencabutan. Pencabutan Hak Atas Tanah merupakan pelepasan Hak Atas Tanah kepada pemerintah untuk kepentingan umum dengan merupakan pelepasan Hak Atas Tanah kepada pemerintah untuk kepentingan umum dengan ganti rugi yang layak. Pemerintah biasanya melakukan pencabutan Hak Atas Tanah apabila ganti rugi yang layak. Pemerintah biasanya melakukan pencabutan Hak Atas Tanah apabila usaha pembebasan Hak Atas Tanah tidak berhasil. Macam-macam pencabutan ada dua usaha pembebasan Hak Atas Tanah tidak berhasil. Macam-macam pencabutan ada dua   jenis yaitu prosedur cepat dan prosedur biasa, sepanjang sejarah pencabutan Hak Atas   jenis yaitu prosedur cepat dan prosedur biasa, sepanjang sejarah pencabutan Hak Atas Tanah baru terjadi satu kali. Untuk pencabutan Hak Atas tanah seseorang harus mendapat Tanah baru terjadi satu kali. Untuk pencabutan Hak Atas tanah seseorang harus mendapat SK pencabutan. SK ini dapat digugat di Pengadilan Negeri, tetapi hanya untuk masalah SK pencabutan. SK ini dapat digugat di Pengadilan Negeri, tetapi hanya untuk masalah

(10)
(11)

ganti ruginya saja. Sedangkan pembebasan ditekankan dengan adanya musyawarah untuk  ganti ruginya saja. Sedangkan pembebasan ditekankan dengan adanya musyawarah untuk  mufakat antara pemilik tanah dengan panitia pelepasan tanah. Tanpa mufakat, tidak ada mufakat antara pemilik tanah dengan panitia pelepasan tanah. Tanpa mufakat, tidak ada  pelepasan hak.

 pelepasan hak.

Prosedur pembebasan tanah melalui pembentukan panitia pembebasan tanah disetiap Prosedur pembebasan tanah melalui pembentukan panitia pembebasan tanah disetiap kabupaten/kota, yang dipimpin oleh bupati/walikota dan wakilnya adalah Kepala Kantor  kabupaten/kota, yang dipimpin oleh bupati/walikota dan wakilnya adalah Kepala Kantor  Pertanahan. Setelah instansi yang memerlukan tanah mengajukan permohonan kepada Pertanahan. Setelah instansi yang memerlukan tanah mengajukan permohonan kepada Bupati melalui Dinas Pertanahan, selanjutnya akan dipelajari oleh bupati dan diserahkan Bupati melalui Dinas Pertanahan, selanjutnya akan dipelajari oleh bupati dan diserahkan kepada Panitia pembebasan Tanah. Investarisasi dan penentuan/penaksiran harga nyata kepada Panitia pembebasan Tanah. Investarisasi dan penentuan/penaksiran harga nyata yang tercantum dalam PBB. Setelah itu musyawarah antara pemilik tanah, panitia yang tercantum dalam PBB. Setelah itu musyawarah antara pemilik tanah, panitia  pembebasan tanah, dan instansi yang membutuhkan tanah. Ganti rugi yang bisa didapatkan  pembebasan tanah, dan instansi yang membutuhkan tanah. Ganti rugi yang bisa didapatkan dari pembebasan tanah adalah ganti rugi dan ganti rugi sekaligus penempatan kembali dari pembebasan tanah adalah ganti rugi dan ganti rugi sekaligus penempatan kembali ditempat lain.

ditempat lain.

Pembebasan tanah yang dianut dalam Keppres No. 36 tahun 2005 memiliki berbagai Pembebasan tanah yang dianut dalam Keppres No. 36 tahun 2005 memiliki berbagai substansi yang meresahkan masyarakat. Awalnya Keppres No. 55 tahun 1993 yang substansi yang meresahkan masyarakat. Awalnya Keppres No. 55 tahun 1993 yang digantikan oleh Keppres No. 36 tahun 2005 menjelaskan mengenai pembangunan untuk  digantikan oleh Keppres No. 36 tahun 2005 menjelaskan mengenai pembangunan untuk  kepentingan umum dibatasi untuk kegiatan pembangunan dan dimiliki pemerintah serta kepentingan umum dibatasi untuk kegiatan pembangunan dan dimiliki pemerintah serta tidak digunakan mencari keuntungan, tidak lagi dicantumkan dalam Keppres No. 36 tahun tidak digunakan mencari keuntungan, tidak lagi dicantumkan dalam Keppres No. 36 tahun 2005 hal ini tentunya menimbulkan keresahan terhadap masyarakat akan disalahgunakan 2005 hal ini tentunya menimbulkan keresahan terhadap masyarakat akan disalahgunakan yang hanya berdampak positif pada segelintir orang saja. Apalagi dalam Keppres 36/2005, yang hanya berdampak positif pada segelintir orang saja. Apalagi dalam Keppres 36/2005, definisi kepentingan umum adalah kepentingan sebagaian besar lapisan masyarakat berbeda definisi kepentingan umum adalah kepentingan sebagaian besar lapisan masyarakat berbeda dengan Keppres sebelumnya yang menganut paham bahwa Keppres ini ditujukan pada dengan Keppres sebelumnya yang menganut paham bahwa Keppres ini ditujukan pada seluruh lapisan masyarakat.

seluruh lapisan masyarakat.

Dengan tidak disyaratkannya pembangunan harus dilakukan tidak untuk mencari Dengan tidak disyaratkannya pembangunan harus dilakukan tidak untuk mencari keuntungan, kuat dugaan akan terjadi sebaliknya. Dalam bahasa hukumnya, selama tidak  keuntungan, kuat dugaan akan terjadi sebaliknya. Dalam bahasa hukumnya, selama tidak  disebutkan demikian, maka pembangunan dapat juga berorientasi mengeruk keuntungan disebutkan demikian, maka pembangunan dapat juga berorientasi mengeruk keuntungan

(12)
(13)

karena tidak ada pelarangan. Artinya, sah-sah saja jika pembangunan dilakukan untuk  karena tidak ada pelarangan. Artinya, sah-sah saja jika pembangunan dilakukan untuk  mengeruk keuntungan dengan dalih µkepentingan umum¶.

mengeruk keuntungan dengan dalih µkepentingan umum¶.

Selain itu Keppres 36/2005 yang salah satu isinya menjelaskan mengenai besarnya ganti Selain itu Keppres 36/2005 yang salah satu isinya menjelaskan mengenai besarnya ganti rugi dan penitipan ganti rugi pada Pengadilan Negeri sangat tidak adil. Penitipan ganti rugi rugi dan penitipan ganti rugi pada Pengadilan Negeri sangat tidak adil. Penitipan ganti rugi dilakukan apabila musyawarah dalam kurun waktu sembilan puluh hari tidak ada kata dilakukan apabila musyawarah dalam kurun waktu sembilan puluh hari tidak ada kata sepakat, seperti yang dilakukan Pemkab Tangerang yang akan menitipkan uang ganti rugi sepakat, seperti yang dilakukan Pemkab Tangerang yang akan menitipkan uang ganti rugi   pembebasan lahan

  pembebasan lahan  fly o  fly over ver  CCiputat kepada PN Tangerang melalui surat penetapaniputat kepada PN Tangerang melalui surat penetapan

konsinyasi No.02/pen.tdp.consig/2005/PN Tangerang bertanggal 6 September 2005. konsinyasi No.02/pen.tdp.consig/2005/PN Tangerang bertanggal 6 September 2005.

Padahal, yang namanya ganti rugi terlebih dulu ada kesepakatan, termasuk dalam hal Padahal, yang namanya ganti rugi terlebih dulu ada kesepakatan, termasuk dalam hal melepaskan hak atas tanah. Lebih lanjut, dalam Judical Review SPHP (Serikat Pekerja melepaskan hak atas tanah. Lebih lanjut, dalam Judical Review SPHP (Serikat Pekerja Hukum Progresif) disebutkan, hal ini sangat bertentangan dengan pengaturan konsinyasi Hukum Progresif) disebutkan, hal ini sangat bertentangan dengan pengaturan konsinyasi dalam Pasal 1404 sampai Pasal 1412 KUHPerdata. Konsinyasi merupakan salah satu dalam Pasal 1404 sampai Pasal 1412 KUHPerdata. Konsinyasi merupakan salah satu   bentuk hapusnya perikatan. Dengan demikian setiap konsinyasi harus didahului adanya   bentuk hapusnya perikatan. Dengan demikian setiap konsinyasi harus didahului adanya   perikatan. Padahal disini tidak ada perikatan antara pihak yang akan melepaskan dengan   perikatan. Padahal disini tidak ada perikatan antara pihak yang akan melepaskan dengan  pihak yang akan dilepaskan haknya. Dan konsinyasi hanya dapat dikatakan sah apabila ada  pihak yang akan dilepaskan haknya. Dan konsinyasi hanya dapat dikatakan sah apabila ada  penetapan dari PN. Konsinyasi ala Perpres 36/2005 merupakan konsinyasi model baru yang  penetapan dari PN. Konsinyasi ala Perpres 36/2005 merupakan konsinyasi model baru yang tidak memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat karena mengandung unsur  tidak memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat karena mengandung unsur   pemaksaan.

 pemaksaan.

Banyaknya substansi dalam Keppres 36/2005 yang lebih melemahkan masyarakat Banyaknya substansi dalam Keppres 36/2005 yang lebih melemahkan masyarakat merupakan bukti bahwa pemerintah bersikap lebih bersahabat terhadap para investor  merupakan bukti bahwa pemerintah bersikap lebih bersahabat terhadap para investor 

( invest invest oor r f f riend riend ly)ly) ketimbang memperhatikan masyarakat. Sedangkan keberadaan Perpresketimbang memperhatikan masyarakat. Sedangkan keberadaan Perpres tersebut tampak sekali keberpihakannya kepada pemodal besar dimana pemerintah nyaris tersebut tampak sekali keberpihakannya kepada pemodal besar dimana pemerintah nyaris tak berdaya. Oleh sejumlah kiai NU yang menggelar pertemuan di ponpes Pandanaran, tak berdaya. Oleh sejumlah kiai NU yang menggelar pertemuan di ponpes Pandanaran, Sleman, Jogjakarta (10/07) secara tegas menyatakan Perpres 36/2005 adalah haram Sleman, Jogjakarta (10/07) secara tegas menyatakan Perpres 36/2005 adalah haram hukumnya.

(14)
(15)

Selain itu pembebasan tanah oleh negara untuk kepentingan umum, seperti pembangunan Selain itu pembebasan tanah oleh negara untuk kepentingan umum, seperti pembangunan   bandar udara, jalan nasional, RSU, kantor instansi pemerintah dan militer harus   bandar udara, jalan nasional, RSU, kantor instansi pemerintah dan militer harus   berdasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 dengan merujuk pada   berdasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 dengan merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006. Secara sistematika hukum, Peraturan Presiden Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006. Secara sistematika hukum, Peraturan Presiden   Nomor 36 tahun 2005 tentang pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk    Nomor 36 tahun 2005 tentang pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk 

kepentingan umum, sehingga kedua peraturan hukum tersebut harus digunakan dalam kepentingan umum, sehingga kedua peraturan hukum tersebut harus digunakan dalam melakukan pembebasan tanah untuk kepentingan umum.

melakukan pembebasan tanah untuk kepentingan umum. Pembebasan tanah oleh

Pembebasan tanah oleh pemerintah untuk kepentingan pemerintah untuk kepentingan umum umum juga harus mjuga harus melalui proses-elalui proses-  proses pembayaran ganti rugi bagi warga dengan mengacu pada patokan harga tanah di   proses pembayaran ganti rugi bagi warga dengan mengacu pada patokan harga tanah di daerah tersebut untuk menjamin keadilan bagi masyarakat karena masyarakat juga daerah tersebut untuk menjamin keadilan bagi masyarakat karena masyarakat juga mempunyai hak atas tanah negara dan hak pengelolaan yang tepat di konversikan menjadi mempunyai hak atas tanah negara dan hak pengelolaan yang tepat di konversikan menjadi hak atas tanah negara dan hak pengelolaan yang dapat di konversikan menjadikan hak  hak atas tanah negara dan hak pengelolaan yang dapat di konversikan menjadikan hak  milik, hal ini di atur secara tegas dalam Permeneg Agraria/Kepala BPN 9/1999 tentang tata milik, hal ini di atur secara tegas dalam Permeneg Agraria/Kepala BPN 9/1999 tentang tata cara dan pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak pengelolaan, disebutkan bahwa hak  cara dan pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak pengelolaan, disebutkan bahwa hak    pengelolaan dapat di konversi menjadi hak milik dalam jangka waktu tertentu dengan   pengelolaan dapat di konversi menjadi hak milik dalam jangka waktu tertentu dengan

menyerahkan persyaratan tertentu. menyerahkan persyaratan tertentu.

Hanya saja hal semacam ini tidak pernah tersosialisasikan ke masyarakat sehingga mereka Hanya saja hal semacam ini tidak pernah tersosialisasikan ke masyarakat sehingga mereka tidak pernah tahu bahwa tanah pengelolaan mereka telah bisa di konversi menjadi hak  tidak pernah tahu bahwa tanah pengelolaan mereka telah bisa di konversi menjadi hak  milik. Selain itu juga berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 tentang milik. Selain itu juga berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 tentang   penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar dapat mengajukan hak milik dengan   penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar dapat mengajukan hak milik dengan   persyaratan melampirkan bukti dasar atau izin penggunaan tanah, disertai bukti   persyaratan melampirkan bukti dasar atau izin penggunaan tanah, disertai bukti   pembayaran pajak atas

  pembayaran pajak atas nama yang bersnama yang bersangkutan atau dokumen lain angkutan atau dokumen lain seperti girik, seperti girik, IPEDA,IPEDA, atau PBB. Apabila itu juga tidak ada maka dapat di ajukan dengan didasrkan pada atau PBB. Apabila itu juga tidak ada maka dapat di ajukan dengan didasrkan pada kenyataan penguasaan fisik bidang tanah yang bersangkutan selama beberapa tahun lebih kenyataan penguasaan fisik bidang tanah yang bersangkutan selama beberapa tahun lebih secara berturut-turut, dengan syarat penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara berturut-turut, dengan syarat penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara terbuka oleh orang yang bersangkutan serta diperkuat oleh kesaksian orang yang secara terbuka oleh orang yang bersangkutan serta diperkuat oleh kesaksian orang yang dapat dipercaya.

(16)
(17)

Paling tidak, ini membuktikan kebenaran dari thesisnya John Perkins dalam

Paling tidak, ini membuktikan kebenaran dari thesisnya John Perkins dalamC C oonn f  f essiessioonn of of   A

 Ann E E ccoonnoomicmic H H it it  M M anan (2004) yang mengatakan jaringan pemodal besar senantiasa(2004) yang mengatakan jaringan pemodal besar senantiasa menekan pemerintah negara berkembang untuk menuruti kemauannya termasuk dalam menekan pemerintah negara berkembang untuk menuruti kemauannya termasuk dalam kebijakan pengelolaan sumber daya alam. Di harapkan Perpres 36/2005 lebih kebijakan pengelolaan sumber daya alam. Di harapkan Perpres 36/2005 lebih mempertimbangkan aspek yuridis-sosiologisnya dan jangan sampai mengabaikan rasa mempertimbangkan aspek yuridis-sosiologisnya dan jangan sampai mengabaikan rasa keadilan dimasyarakat. Sebagaimana pameo dari SPHP dengan menggunakan bahasa latin, keadilan dimasyarakat. Sebagaimana pameo dari SPHP dengan menggunakan bahasa latin, Qu

Quid id IuIu s sS S ineineJuJu stitia, stitia, Apalah artinya hukum apabila tanpa keadApalah artinya hukum apabila tanpa kead ilan.ilan.

Fenomena gaya pikir hukum legal formal dan positivistik ditambah dengan praktik  Fenomena gaya pikir hukum legal formal dan positivistik ditambah dengan praktik   penegakan hukum yang korup menjadi masalah penting yang menghambat pemenuhan hak   penegakan hukum yang korup menjadi masalah penting yang menghambat pemenuhan hak  keadilan sebagai bagian dari hak asasi manusia (HAM) yang telah diakui dalam keadilan sebagai bagian dari hak asasi manusia (HAM) yang telah diakui dalam amandemen UUD 1945 dan secara khusus dirumuskan dalam UU No. 39 Tahun 1999 amandemen UUD 1945 dan secara khusus dirumuskan dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM. Dalam keadaan seperti itulah advokasi menjadi sebuah kebutuhan bagi tentang HAM. Dalam keadaan seperti itulah advokasi menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi dan intelektual. Tanpa ada upaya-upaya masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi dan intelektual. Tanpa ada upaya-upaya   pembelaan kepada masyarakat lemah yang ditindas oleh oligarki kekuasaan   pembelaan kepada masyarakat lemah yang ditindas oleh oligarki kekuasaan

politik-ekonomi maka hak keadilan hanya masih menjadi utopia. ekonomi maka hak keadilan hanya masih menjadi utopia.

Dalam konstruksi pemikiran hukum yang sejati, hukum adalah untuk keadilan. Para Dalam konstruksi pemikiran hukum yang sejati, hukum adalah untuk keadilan. Para intelektual hukum yang membiarkan adanya penindasan adalah para intelektual yang tidak  intelektual hukum yang membiarkan adanya penindasan adalah para intelektual yang tidak    bertanggung jawab, sebagaimana pendidikan hukum mengamanatkan tegakknya hukum   bertanggung jawab, sebagaimana pendidikan hukum mengamanatkan tegakknya hukum dan keadilan yang dalam pengertian lebih rasional adalah adanya upaya-upaya dan dan keadilan yang dalam pengertian lebih rasional adalah adanya upaya-upaya dan  pekerjaan yang bersifat sosial, nonkomersial, untuk membantu masyarakat lemah ekonomi  pekerjaan yang bersifat sosial, nonkomersial, untuk membantu masyarakat lemah ekonomi

dan intelektual agar dapat

(18)
(19)

BAB III BAB III PENU PENUTTUPUP A. A. KesimpulanKesimpulan

Menyikapi banyaknya permasalahan yang mencuat kepermukaan mengenai prosedural Menyikapi banyaknya permasalahan yang mencuat kepermukaan mengenai prosedural   pembebasan tanah untuk kepentingan umum yang dituangkan dalam Keppres 36 tahun   pembebasan tanah untuk kepentingan umum yang dituangkan dalam Keppres 36 tahun 2005 dapat kita mengangkat kesimpulan bahwa keadilan sosial dan keadilan hukum yang 2005 dapat kita mengangkat kesimpulan bahwa keadilan sosial dan keadilan hukum yang semestinya terkandung dalam setiap peraturan belum dikatakan baik. Mendominasinya semestinya terkandung dalam setiap peraturan belum dikatakan baik. Mendominasinya kepentingan segelintir individu dan kelompok yang menegyampingkan kepentingan umum kepentingan segelintir individu dan kelompok yang menegyampingkan kepentingan umum menyebabkan pincangnya peraturan ini (keadilan sosial). Keadilan, kemanfaatan, dan menyebabkan pincangnya peraturan ini (keadilan sosial). Keadilan, kemanfaatan, dan kepastian yang dijadikan sebagai prioritas tujuan hukum belum pula tercapai (keadilan kepastian yang dijadikan sebagai prioritas tujuan hukum belum pula tercapai (keadilan hukum).

hukum).

B.

B. SaranSaran 1.

1. Meminta Meminta Pemerintah Pemerintah dan dan Militer Militer harus harus bersikap bersikap arif arif dan dan bijaksanabijaksana dalam menyikapi setiap permasalahan atau keberatan dari warga terkait dalam menyikapi setiap permasalahan atau keberatan dari warga terkait dengan pembebasan tanah untuk kepentingan umum.

dengan pembebasan tanah untuk kepentingan umum. 2.

2. Meminta Meminta Pemerintah Pemerintah Provinsi Provinsi dalam dalam hal hal ini ini Gubernur Gubernur untuk untuk  terlibat aktif dalam penyelesaian sengketa pertanahan dan lebih memihak terhadap terlibat aktif dalam penyelesaian sengketa pertanahan dan lebih memihak terhadap kepentingan umum.

kepentingan umum. 3.

3. Meminta Meminta negara negara dalam dalam hal hal ini ini Pemerintah Pemerintah Provinsi Provinsi dandan Kabupaten/Kota untuk menjamin semua hak-hak masyarakat agar roda Kabupaten/Kota untuk menjamin semua hak-hak masyarakat agar roda demokrasi di negara ini berjalan, dan negara wajib memfasilitasi akses demokrasi di negara ini berjalan, dan negara wajib memfasilitasi akses warga negaranya terhadap hak±hak EKOSOB dan wajib menjamin setiap warga warga negaranya terhadap hak±hak EKOSOB dan wajib menjamin setiap warga negara tidak terhalang akses atas hak EKOSOB serta negara wajib negara tidak terhalang akses atas hak EKOSOB serta negara wajib

(20)
(21)

menyediakan fasilitas tentang hak ± hak EKOSOB kepada warga negara yang menyediakan fasilitas tentang hak ± hak EKOSOB kepada warga negara yang tidak mampu mengupayakan sendiri pemenuhan hak EKOSOB.

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Unsur – unsur semangat kerja dapat dijelaskan sebagai berikut:.. 1) Presensi, merupakan kehadiran pegawai yang berkenaan dengan tugas dan kewajibannya. Pada umumnya instansi

Penyebaran industri mutiara ini semakin meluas hampir keseluruh wilayah Indonesia, tidak hanya terbatas pada daerah yang merupakan habitat asli kerang mutiara tersebut, tetapi

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan baik pada mekanik maupun pada elektronik yang telah dibuat serta melihat tujuan dari penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai

Hal yang terjadi pada kebanyakan pengguna komputer dalam membuat dan mengedit dokumen serta berinteraksi dengan komputer lebih cepat dan nyaman dengan menggunakan

Penggunaan sumber daya tenaga honorer di dinas kependudukan dan catatan sipil kota makassar dengan dilakukan penyebaran kebeberapa kantor kecamatan yang ada di kota makassar

Jarak antar kata harus tetap sama (satu-dua ketukan) dan tidak boleh ada jarak yang terlalu longgar. 4) Tidak boleh memberi tanda apa pun sebagai tanda berakhirnya

Implementasi Sistem Informasi E-Learning Pada SMA Negeri 1 Mayong Jepara Berbasis Web, beserta perangkat yang diperlukan (apabila ada).. Dengan Hak Bebas Royalti

Perpustakan sebagai sebuah unit kerja, baik yang berdiri sendiri maupun yang tergabung kepada unit organisasi yang membawahinya, sebaiknya perlu menetapkan visi dan misi, tugas