• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemicu 1 Blok 11

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemicu 1 Blok 11"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMICU 1 BLOK 11

PEMICU 1 BLOK 11

1.

1. Jelaskan klasifikasi bahan cetak !Jelaskan klasifikasi bahan cetak ! Jawab :

Jawab :

American National Standart Institute (ANSI-ADA)

American National Standart Institute (ANSI-ADA) mengklasifikasikmengklasifikasikan bahwa an bahwa bahan cetakbahan cetak harus memiliki kekuatan kompresi setidaknya 3570 gm/cm

harus memiliki kekuatan kompresi setidaknya 3570 gm/cm ketika material dilepaskanketika material dilepaskan dari dalam mulut, aman (tidak

dari dalam mulut, aman (tidak toksik atau mengiritasi jaringan mulut), tidak adatoksik atau mengiritasi jaringan mulut), tidak ada degradasi desinfeksi secara signifikan, kompatibel dengan seluruh bahan cetak, degradasi desinfeksi secara signifikan, kompatibel dengan seluruh bahan cetak, kualitasnya terjaga dengan baik serta tidak mudah rusak oleh

kualitasnya terjaga dengan baik serta tidak mudah rusak oleh pengaruh lingkungan,pengaruh lingkungan, dimensi akurasi baik. Penguapan air pada

dimensi akurasi baik. Penguapan air pada hasil cetakan akan mengkerutkan dimensi,hasil cetakan akan mengkerutkan dimensi, sehingga nantinya akan terjadi perubahan akurasi pada cetakan positifnya (Mc.Cabe and sehingga nantinya akan terjadi perubahan akurasi pada cetakan positifnya (Mc.Cabe and Walls, 2008). ADA

Walls, 2008). ADA menetapkan bahawa standar akurasi bahan cetak adalah 0,75 mmmenetapkan bahawa standar akurasi bahan cetak adalah 0,75 mm (Craig et al., 2004).

(Craig et al., 2004). Klasifikasi Bahan Cetak Klasifikasi Bahan Cetak

Bahan cetak dapat dikelompokkan menjadi : Bahan cetak dapat dikelompokkan menjadi : 1.

1. ReversibelReversibel 2.

2. IrreversibelIrreversibel

Berdasarkan cara bahan tersebut mengeras. Istilah reversibel

Berdasarkan cara bahan tersebut mengeras. Istilah reversibel menunjukkan bahwamenunjukkan bahwa terjadi reaksi kimia selama proses setting time

terjadi reaksi kimia selama proses setting time berlangsung. Bahan tidak dapat diubahberlangsung. Bahan tidak dapat diubah dan kembali ke

dan kembali ke keadaan semula pada klinik dokter gigi. Misalnya hidrokoloid alginat,keadaan semula pada klinik dokter gigi. Misalnya hidrokoloid alginat, pasta cetak oksida seng eugenol

pasta cetak oksida seng eugenol (OSE), plaster of Paris,mengeras dengan reaksi kimia,(OSE), plaster of Paris,mengeras dengan reaksi kimia, sedang bahan cetak elastomerik mengeras dengan polimerisasi. Sebaliknya, reversibel sedang bahan cetak elastomerik mengeras dengan polimerisasi. Sebaliknya, reversibel berartibahan tersebut melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan, berartibahan tersebut melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan, tanpa terjadi perubahan kimia. Hidrokoloid reversibel dan

tanpa terjadi perubahan kimia. Hidrokoloid reversibel dan kompoun cetak termasukkompoun cetak termasuk dalam kategori ini (Anusavice, 2004)

dalam kategori ini (Anusavice, 2004) Gladwin & Bagby (2009) Gladwin & Bagby (2009) menggolongkan tipe bahanmenggolongkan tipe bahan cetak sebagai berikut :

cetak sebagai berikut : 1)

1) Inelastic impression material :Inelastic impression material : a. Plaster of Paris a. Plaster of Paris b.Wax b.Wax c. Compound c. Compound

d. Zinc oxide - eugenol

d. Zinc oxide - eugenol (OSE)(OSE) 2)

2) Nonaqueous elastomeric impression material :Nonaqueous elastomeric impression material : a. Polisulfid a. Polisulfid b. Silikon terkondensasi b. Silikon terkondensasi c. Poliester c. Poliester 3)

3) Aqueous elastomeric impression material (hidrokoloid) Hidrokoloid terdiri atas 2,Aqueous elastomeric impression material (hidrokoloid) Hidrokoloid terdiri atas 2, yaitu :

yaitu : a.

(2)

Hidrokolid reversibel (agar) adalah polimer karbohidrat. Agar merupakan bahan yang sama yang digunakan dalam bidang mikrobiologi sebagai media pembiakan.

Hidrokolid reversibel bekerja dengan baik pada lingkungan yang basah (Gladwyn & Bagby, 2004). Fase cair agar berada pada suhu 710 C dan 1000C dan mejadi gel kembali pada suhu antara 300 C dan 500 C. Manipulasi ke mulut pasien adalah

dengan memanaskan agar di waterbath, hingga bentuknya menjadi cair. S etelah cair, agar dimasukkan ke dalam sendok cetak plastik khusus yang memungkinkan air akan melewati sendok cetak dan membentuk gigi dan jaringan lunak rongga mulut pasien. Setelah mengalami setting time agar cair akan kembali ke bentuk gel dan mencetak bentuk anatomis gigi dan jaringan lunak rongga mulut (Van Noort, 2006).

b. Hidrokolid ireversibel (alginat)

Hidrokolid ireversibel (alginat) adalah bahan cetak elastis. Komponen aktif utama dari bahan cetak hidrokoloid irreversible adalah salah satu alginat yang larut air, seperti natrium, kalium atau alginat trietanolamin. Bila alginat larut air dicampur dengan air, bahan tersebut dapat membentuk sol. Sol sangat kental meskipun dalam konsentrasi rendah, alginat yang dapat larut membentuk sol d engan cepat bila

bubuk alginat dan air dicampur dengan kuat. Berat melekul dari campuran alginat amat bervariasi, bergantung pada buatan pabrik. Semakin besar berat molekul, semakin kental sol yang terjadi (Anusavice, 2003).

2. Jelaskan bahan cetak yang dapat dipergunakan untuk melakukan pengambilan cetakan anatomis dan alasannya!

Jawab :

Pencetakan anatomis adalah pencetakan untuk mendapatkan suatu bentuk negatif dari suatu permukaan objek yang menghasilkan bentuk struktur gigi dan jaringan gigi disekitarnya (The Glossary of Prostodontics terms).

Bahan Cetak untuk Pencetakan Anatomis Bahan cetak yang dipergunakan untuk menghasilkan replika yang akurat dari jaringan intraoral dan ekstraoral harus memenuhi kriteria untuk mendapatkan cetakan yang akurat sebagai berikut :

1. Harus cukup cair untuk beradaptasi dengan jaringan mulut dan cukup kental untuk diisikan pada sendok cetak agar dapat ditempatkan di dalam mulut.

2. Di dalam mulut harus mengeras dalam waktu yang layak ,idealnya total waktu pengerasan harus kurang dari tujuh menit.

3. Cetakan yang telah mengeras tidak boleh berubah bentuk atau rusak sewaktu dikeluarkan dari mulut pasien.

4. Cetakan yang didapat dari bahan cetak harus stabil dime nsinya sampai cetakan diisi untuk mendapatkan model dan harus dapat mempertahankan kestabilan

dimensinya setelah pelepasan model sehingga model kedua atau ketiga dapat diperoleh dari cetakan yang sama.

5. Bahan cetak harus biokompatibel dengan jaringan. Bahan cetak yang akan

(3)

kemis dan mekanis yang ada padanya dan memerlukan perhatian dalam hal efeknya pada perubahan dimensi hasil cetakan. Kekentalan bahan, sifat flow (rheology), elastisitas, fleksibilitas mempunyai pengaruh pada keakuratan hasil cetakan.Salah satu bahan cetak yang mempunyai katakteristik diatas adalah bahan cetak alginat, yang telah dipergunakan secara luas baik untuk membuat model studi maupun model kerja (Haralur SB dkk.,2012)

Alginat Alginat adalah polisakarida alam yang banyak terdapat pada dinding sel dari spesies ganggang coklat. Alginat yang terdapat diganggang coklat ini kebanyakan dalam bentuk asam karboksilat yang disebut asam alginik dan garam anorganik yang tidak larut dalam air (Gambar 2.1), sehingga sering digunakan untuk keperluan industri yaitu garam natrium maupun kalium alginat (Situngkir J, 2008). D i bidang kedokteran gigi alginat

digunakan sebagai bahan cetak untuk pencetakan anatomis atau pencetakan awal, bahan cetak yang dapat dipergunakan untuk pengambilan cetakan anatomis selain alginat adalah : Wax, Gips, Compound, namun alginat adalah bahan cetak y ang paling sering digunakan pada saat pencetakan awal di bidang prostodonsia, penggunaan bahan cetak ini jauh melampaui bahan cetak yang lain karena beberapa faktor, yaitu: manipulasi mudah, nyaman bagi pasien, relatif tidak mahal, tidak memerlukan banyak peralatan, fleksibel, akurat dan murah (Annusavice KJ, 2004).

3. Jelaskan bahan cetak yang dapat dipergunakan untuk melakukan pengambilan cetakan fisiologis!

Jawab :

Soelarko dan Herman (1980), membagi dua macam cetakan, yaitu:

1. Cetakan anatomis (dalam keadaan tidak berfungsi), yaitu pencetakan tidak menghiraukan tertekan atau tidaknya mukosa. Cetakan dilakukan dengan sendok cetak biasa (stock tray), bahan yang dipakai adalah compound, alginat.

2. Cetakan fisiologis (dalam keadaan berfungsi), yaitu dalam pencetakan ini memperhatikan jaringan bergerak dan tidak bergerak juga memperhatikan tertekannya mukosa. Digunakan sendok cetak individual yang dibuat dari bahan shellac atau self curing acrilic resin. Hasil cetakannya digunakan sebagai work model.

Kedua jenis cetakan tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil cetakan seakurat mungkin, dikenal sebagai double impression.

4. Jelaskan prosedur pengambilan cetakan rahang atas dan rahang bawah pada kasus! 5. Jelaskan bahan desinfeksi yang dapat digunakan pada cetakan!

Jawab : Tambahan :

(4)

Prosedur kontrol infeksi dibidang kedokteran gigi meliputi (Sunoto, 2011; Kohli, 2007; Samaranayake, 2006): a) Evaluasi pasien b) Perlindungan diri c) Sterilisasi d) Pembuangan sampah bekas praktek e) Desinfeksi.

- Desinfeksi adalah suatu upaya kontrol infeksi dengan mengeliminasi semua mikroorganisme patogen dari tiap benda/substansi yang bertujuan untuk menyingkirkan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi. Desinfeksi terhadap pencetakan harus dilakukan dengan berbagai alasan yang sudah dijelaskan (Kumar dkk., 2010; Solichati, 2013; Rahayu, 2009). Desinfeksi

bertujuan untuk membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadinya

infeksi. Dibidang kedokteran gigi diantaranya alkohol, aldehid, biguanid, senyawa halogen, fenol dan klorosilenol (Sastrodihardjo S, 2010). FDI

(Federation Dentaire International) menyatakan semua hasil cetakan dan gigi tiruan pasien harus dibersihkan dan didesinfeksi sebelum dikirim ke

laboratorium. Bila hasil cetakan dan gigi tiruan terinfeksi dikirim langsung ke laboratorium tanpa proses desinfeksi maka siklus infeksi silang akan terjadi (Munagapati dkk, 2011)

- Metode Desinfeksi Metode dan lamanya perendaman atau penyemprotan cairan desinfektan pada hasil cetakan tergantung kepada kadar penyerapan air hasil cetakan tersebut dan waktu setelah dibuat. Lama perendaman hasil

cetakan dengan larutan desinfektan dianjurkan tidak lebih dari 10 menit (Haralur, 2012, Malone, 2005). Berbagai penelitian tentang waktu desinfeksi hasil cetakan alginat dengan metode perendaman selama 10 menit dengan desinfektan yang berbeda-beda yaitu: Kaplan dkk (1994) dengan glutaraldehyde 2%, Jhonson et al ( 1998) menggunakan iodophor dan phenol glutaraldehyde, Taylor dkk (2002) dengan NaOCl 1%. Namun ada juga beberapa petunjuk pabrik yang merekomendasikan antara 5 dan10 menit

a. Desinfektan berasal dari kata desinfektansia yaitu zat-zat kimia yang digunakan untuk menghilangkan mikroorganisme dipelbagai macam permukaan jaringan hidup atau benda mati dengan jalan mematikan atau menghentikan pertumbuhan

mikroorganisme patogen yang terdapat padanya. Desinfektan sering disebut

antiseptik, sebelumnya sering digunakan pengertian desinfektan untuk benda mati sedangkan antiseptik untuk jaringan hidup tetapi dewasa ini kedua istilah tersebut dapat digunakan tanpa perbedaan lagi jadi cukup dengan sebutan desinfektan (Tjay TH, Rahardja K, 2010). Sifat

 –

 sifat desinfektan yang ideal.

b. Berdasarkan spektrum aktivitasnya desinfektan diklasifikasikan atas 3 tingkatan yaitu (A Guide to Selection and Use of Disinfectants, 2003) :

1. Desinfektan tingkat rendah (Low level disinfectant) Desinfektan ini mengeliminasi hampir semua mikroorganisme patogen tetapitidak dapat mengeliminasi spora. Contohnya golongan Alkohol,Quaternary ammonium compounds, dan lain-lain.

(5)

2. Desinfektan tingkat sedang (Intermediate level disinfectant) Universitas Sumatera Utara Desinfektan ini mengeliminasi semua mikrooganisme patogen tetapi tidak dapat mengeliminasi spora. Contohnya golongan fenol yaitu halogen fenol, dan lain-lain.

3. Desinfektan tingkat tinggi (High level disinfectant) Desinfektan ini mengeliminasi semua mikrooganisme patogen dan mengurangi spora tetapi untuk j umlah yang besar tidak dapat mengeliminasi sempurna. Contohnya golongan Ethylene

Oxoide,Gluteraldehyde,Formaldehyde dan lain- lain.

Banyak penelitian telah memaparkan tentang penggunaan bahan desinfektan yang dapat digunakan sebagai desinfeksi hasil cetakan dalam bentuk spray maupun cairan rendam seperti (Sastrodihardjo S, 2010) : a. Chlorine solution,. b. Aldehyde solution c. Iodine solution atau iodophors 1% d. Phenols.

Beberapa kekurangan dari bahan tersebut cenderung berbahaya untuk kulit,mata dan lain sebagainya,mempunyai bau yang kurang sedap dan sangat korosif

terhadap logam, bersifat karsinogenik,toksisitas yang tinggi tetapi memiliki banyak kerugian ditinjau dari berbagai aspek seperti toksis, bau yang menyengat, bersifat karsinogenik, iritatif dan lain-lain.

c. Bahan Desinfektan

Desinfektan chloroxylenol merupakan golongan fenol yaitu senyawa halogen fenol, sehingga masuk dalam desinfektan tingkat sedang, senyawa ini mengandung halogen terutama chlor dengan nama lain p-klor-xilenol (4-klor-3,5- dimetil-fenol), senyawa ini bekerja terutama terhadap bakteri gram positif (Mahmood dkk., 2008; Schunack

dkk.,1990). Choloroxylenol dengan rumus molekul (4-kloro-3,5dimethylphenol) adalah senyawa kimia antimikroba yang digunakan untuk membunuh bakteri, alga dan jamur. Hal ini juga umum digunakan dalam bentuk sabun antibakteri. Chloroxylenol adalah senyawa modifikasi xilena diklorinasi dengan rumus struktur C8H9ClO adalah antiseptik kuat yang memiliki spektrum yang sangat luas dan rentan,terhadap bakteri dan jamur. Chloroxylenol telah digunakan di Amerika Serikat sejak awal 1950-an, dan pertama kali terdaftar sebagai fungisida pada tahun 1959 (US EPA 2009). Chloroxylenol adalah bahan aktif dalam dettol yang digunakan sebagai desinfektan rumah tangga, banyak diguna kan di Inggris dan di sejumlah negara persemakmuran. Kemampuan chloroxylenol sebagai antimikroba sama seperti turunan fenol lainnya yaitu merusak membran sel

(cytoplasmic) bakteri dan jamur, sedangkan aktifitasnya sebagai antivirus masih belum diketahui (Goddard dan McCue 2001). Namun chloroxylenol dapat menonaktifkan virus telah dilaporkan (Butcher dan Ulaeto, 2005; Maes dkk, 2007).

Rekomendasi ACI (American Cleaning Institute) tahun 2014 , menyatakan bahwa:

 Chloroxylenol tidak bersifat karsinogenik, tidak menimbulkan efek hormonal pada

manusia baik sistemik maupun topikal.

 Chloroxylenol (C8H9ClO) dapat membunuh bakteri dengan mengganggu membran sel

bakteri yang akan menurunkan kemampuan membran sel untuk memproduksi ATP sebagai sumber energi.

(6)

 Chloroxylenol telah terbukti efektif dalam mengurangi jumlah bakteri patogen di

lingkungan rumah sakit (Messager dkk, 2001;Messager dkk, 2004)

Menurut Agung (Haffandi , 2011), Chloroxylenol mempunyai spektrum antimikroba yang luas, sehingga efektif digunakan untuk bakteri gram positif dan gram negatif,  jamur, ragi dan lumut, Chloroxylenol memiliki keunggulan dalam hal toksisitas dan sifat

korosif yang rendah.

Salah satu contoh cairan yang mengandung desinfektan chloroxylenol (C8H9ClO) yang mudah di dapatkan dipasaran adalah cairan dettol yang biasanya berwarna kuning muda, cairan dettol terdiri dari 4,8% chloroxylenol sedangkan sisanya: minyak pinus, iso propanol, minyak jarak, sabun, caramel dan air. Chloroxylenol yang terkandung didalam cairan dettol memiliki sifat antimikroba dengan spektrum luas baik secara in vitro

maupun in vivo terhadap sejumlah bakteri Gram positif dan Bakteri Gram negatif, jamur dan virus , meskipun aktivitas spesifik tergantung konsentrasinya. Menurut Rutala

(1996) dettol digunakan secara meluas di rumah, fasilitas kesehatan untuk desinfeksi dengan tujuan mengurangi jumlah mikroorganisme baik pada kulit, peralatan maupun sanitasi lingkungan. Penelitian ElKholy dan Sedky (2012 ) menunjukkan bahwa

desinfektan dettol, lysoformin 3000 dan sodium hipoklorit memiliki efektifitas yang sama dalam mendesinfeksi hasil cetakan dengan teknik penyemprotan dan berhasil menghilangkan 100 % mikroorganisme dari permukaan cetakan. Penelitian Chimezie dkk (2013) melaporkan desinfeksi cairan dettol pada permukaan keyboard dan mouse computer sangat efektif dan menyarankan penggunaan secara rutin setiap hari.

6. Jelaskan metode desinfeksi cetakan dan metode apa yang dianjurkan pda kasus di atas!

Jawab :

Metode desinfeksi secara kimia ada dua yaitu: (Power JM, 2006; Collins FM, 2013, Palenik C, 2004; Sousa CJ, 2013):

a) Perendaman

Metode perendaman dapat dilakukan dengan cara merendam hasil cetakan alginat pada cairan desinfektan yang disediakan dengan konsentrasi dan waktu tertentu, perendaman merupakan metode yang efektif dan paling banyak dipilih oleh karena :

 Memungkinkan cairan desinfektan dapat mencakup seluruh permukaan terutama

daerah undercut pada hasil cetakan alginat.

 Mengurangi resiko terhirupnya partikel-partikel larutan desinfektan Sedangkan

kerugiannya dapat menyebabkan distorsi pada hasil cetakan jika desinfektan

dilakukan terlalu lama (Ahila S dkk., 2012; Badrian dkk., 2012; Hiraguchi dkk., 2012) b) Penyemprotan

Metode penyemprotan dapat dilakukan dengan cara menyemprot cairan

(7)

kedalam tempat yang tertutup dan dibiarkan dalam waktu yang tertentu. Keuntungannya :

 Lebih sederhana dan cepat

 Kemungkinan terjadinya distorsi lebih rendah terutama pada bahan cetak alginat

dan polyeter Kerugiannya :

 Tidak semua permukaan hasil cetakan tercakup dengan sempurna

 Partikel-partikel dari cairan desinfektan yang ada diudara d apat terhirup oleh

operator maupun pasien Lamanya perendaman maupun penyemprotan tergantung pada jenis desinfektan yang digunakan. Waktu dan metode penggunaan desinfektan tergantung kepada potensi bahan cetak dalam mengabsorbsi air (Hiraguchi dkk, 2012; Amin dkk., 2009).

Keefektifan dari perendaman dan penyemprotan tergantung pada beberapa faktor (Cottone dkk., 2010):

 Konsentrasi dan sifat mikroorganisme yang m enyebabkan kontaminasi  Konsentrasi larutan kimia

 Lamanya waktu perendaman

 Jumlah eksudat yang terkontaminasi Seluruh operator kedokteran gigi harus

meningkatkan kesadaran tentang adanya potensi jalur infeksi silang yang berasal dari darah, saliva daneksudat lainnya yang menempel pada alat-alat kedokteran gigi tak terkecuali pada pencetakan. Semua hasil cetakan harus dicuci dengan air mengalir setelah dikeluarkan dari mulut untuk membersihkan hasil cetakan dari sisa saliva dan darah pasien dan untuk mencegahnya harus dilakukan suatu kontrol infeksi yaitu dibersihkan dengan menggunakan air mengalir dan didesinfeksi. Sampai saat ini menurut beberapa literatur solusi untuk pencegahan infeksi silang pada pencetakan alginat yang masih memungkinkan adalah desinfeksi kimia dengan cairan

desinfektan (Kumar dkk., 2010). 7. Jelaskan Klasifikasi dental wax!

8. Jelaskan jenis dental wax yang diguakan untuk pembuatan bite rim! Jawab :

Yang perlu diperhatikan dalam membuat bite rim :

a. Bite rim anterior atas harus sejajar dengan garis pupil (garis yang menghubungkan kedua pupil dan jalannya sejajar dengan garis incisal).

Bite rim posterior sejajar dengan garis Chamfer, yaitu garis yang berjalan dari ala nasi sampai tragus

b. Bite rim atas harus kelihatan kira-kira 2 mm dibawah garis bibir pada saat rest position. c. Median line pasien diambil sebagai terusan dari tengah lekuk bibir atas (philtrum) untuk

menentukan garis tengah yang memisahkan incisivus kanan dan kiri. d. Garis caninus, tepat pada sudut mulut dalam keadaan res t position

(8)

e. Garis ketawa, yaitu pada saat tertawa  gusi tidak terlihat. 9. Jelaskan sifat-sifat dental wax!

Referensi

Dokumen terkait

Dari setiap proses yang masih dapat ditingkatkan diberikan dua alternatif penyelesaian masalah yaitu dengan penambahan pekerja dan pemberlakuan jam lembur, dari dua

Kejadian diare pada bayi/balita dipengaruhi oleh banyak faktor,dimana salah satu diantaranya adalah perilaku penyapihan yang buruk meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan

Ini terbukti dengan adanya peningkatan dari indikator keaktifan siswa yang dapat dicapai pada siklus 2 sebesar 30,26masuk dalam kategori aktif.Penerapan model Blended

Teori kredibilitas adalah suatu teknik untuk memprediksi besarnya tarif premi di masa depan berdasarkan data pengalaman di masa lalu.Faktor kredibilitas dapat

Hasil penelitian mengenai efektivitas penambahan sukrosa terhadap karakteristik yoghurt mangga (Mangifera indica L.) dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar berupa

Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan yang diadopsi dari Borg dan Gall (1987). Ada tiga jenis instrumen yang digunakan yaitu angket kebutuhan, uji ahli dan

Seluruh kegiatan mahasiswa praktik industri yang dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2....

Paradigma digunakan dalam perawatan spiritual pasien adalah psikotepi religius yaitu dengan al-Qur’an, shalat, do’a, dzikir (wawancara, Sanur, 10 November 2014). Metode