PERUBAHAN BERAT HASIL CETAKAN BAHAN
CETAK ALGINAT TIPE NORMAL SETTING YANG
BERBEDA PADA MENIT-MENIT AWAL IMBIBISI
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh :
MAHARANI NASUTION NIM : 070600034
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Material dan Teknologi
Kedokteran Gigi
Tahun 2013
Maharani Nasution
PERUBAHAN BERAT HASIL CETAKAN BAHAN CETAK ALGINAT TIPE
NORMAL SETTING YANG BERBEDA PADA MENIT-MENIT AWAL
IMBIBISI
vi + 40 halaman
bermakna antar bahan cetak alginat merek Aroma Fine Plus dengan Cavex CA37 terhadap perubahan berat hasil cetakan bahan cetak alginat tipe Normal Setting yang berbeda pada menit-menit awal imbibisi.
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan
dihadapan tim penguji skripsi
Medan, 09 April 2013
Pembimbing : Tanda Tangan
Rusfian, drg., M.Kes ….………..
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji
Pada tanggal 09 April 2013
TIM PENGUJI
KETUA : Lasminda Syafiar, drg., M.Kes
ANGGOTA : 1. Sumadhi S, drg., Ph.D
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN ...
HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...
KATA PENGANTAR ...
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Hipotesis Penelitian ... 3
1.4 Tujuan penelitian ... 3
1.5 Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Cetak Alginat ... 4
2.1.1 Komposisi Bahan Cetak Alginat ... 5
2.1.2 Manipulasi Bahan Cetak Alginat ... 6
2.1.2.1 Perbandingan Bubuk Alginat dengan Air ... 6
2.1.2.2 Mixing Time ... 6
2.1.2.3 Setting Time ... 7
2.1.2.3.1 Tipe Fast Setting ... 7
2.1.2.3.2 Tipe Normal Setting ... 7
2.1.3 Reaksi Kimia Alginat... . 7
2.1.3.1 Struktur Gel ... 7
2.2 Imbibisi... ... 10
2.2.1 Pengertian Imbibisi ... ... 10
2.2.2 Reaksi kimia ... ... 10
2.2.3 Faktor Imbibisi ... ... 10
2.2.4 Stabilitas Dimensi ... ... 10
2.2.5 Pencegahan Terjadinya Imbibisi ... ... 11
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 12
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian ... 18
4.2 Analisi Hasil Penelitian ... 22
BAB 5 PEMBAHASAN ... 24
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 27
6.2 Saran ... 27
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Komposisi Bahan Cetak Alginat dan Fungsinya ... 5
2 Hasil rerata berat bahan cetak alginat Aroma Fine Plus dan Cavex CA37 tipe
normal setting pada menit-menit awal imbibisi ... 19
3 Hasil selisih berat sampel (gr) dari waktu 0 menit sampai 15 menit pada
kelompok Aroma Fine Plus ... . 20
4 Hasil selisih berat sampel (gr) dari waktu 0 menit sampai 15 menit pada
kelompok Cavex CA37 ... 21
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Rumus bangun struktur asam alginik ... 4
2 Efek temperatur air terhadap waktu pengerasan bahan cetak alginat ... 9
4 Persentase perubahan kandungan air per berat bahan cetak agar hidrokoloid dalam berbagai medium penyimpanan ... 11
5 Rubber Bowl dan Spatula ... 14
6 Pinset Crown-G Japan ... 14
7 Master Cast ukuran mold 3cm x 1,9cm ... 14
8 Timbangan Digital ... 14
9 Kaca ... 14
10 Spuit 10 ml ... 14
11 Wadah Sampel ... 14
12 Stopwatch 13 Alginat merek Aroma Fine Plus... 15
14 Alginat merek Cavex CA37 ... 15
15 Aquadest ... 15
16 Sampel setelah direndam dan ditimbang pada menit pertama sampai 15 menit... ... 18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Kerangka Konsep ... 30
2 Alur Penelitian ... 31
3 Hasil penimbangan berat sampel (gr) dari waktu 0 menit sampai 15 menit pada
kelompok Aroma Fine Plus ... 32
4 Hasil penimbangan berat sampel (gr) dari waktu 0 menit sampai 15 menit pada
kelompok Cavex CA37 ... 33
5 Tes Normalitas ... 34
6 Tes Kruskal-wallis ...
35
7 Hasil Analisis Deskriptif Perubahan Berat Bahan Cetak Alginat Tipe Normal
Setting Pada Menit-Menit Awal Imbibisi ... 37
8 Mann-Whitney Test ... 38
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Material dan Teknologi
Kedokteran Gigi
Tahun 2013
Maharani Nasution
PERUBAHAN BERAT HASIL CETAKAN BAHAN CETAK ALGINAT TIPE
NORMAL SETTING YANG BERBEDA PADA MENIT-MENIT AWAL
IMBIBISI
vi + 40 halaman
bermakna antar bahan cetak alginat merek Aroma Fine Plus dengan Cavex CA37 terhadap perubahan berat hasil cetakan bahan cetak alginat tipe Normal Setting yang berbeda pada menit-menit awal imbibisi.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Pada akhir abad ke-19, seorang ahli kimia bernama Stanford menemukan algin yang berasal dari ekstrak brown seaweed atau rumput laut cokelat.1 Algin disebut juga asam alginat yang tersusun oleh monomer asam D – mannuronic dan asam L – guluronic.2 Asam alginat memiliki struktur yang sangat kompleks. Beberapa molekul hidrogen dari grup karboksil diganti oleh sodium. 3
Bahan cetak alginat merupakan bahan cetak yang digunakan di klinik secara luas. Bahan ini mudah penggunaannya, dapat diterima pasien dan cukup murah. Alginat termasuk bahan koloid yang dapat bertahan dalam bentuk cairan dan gel.
Ada
2
dua jenis bahan cetak alginat yang ditunjuk dalam spesifikasi American Dental Association (ADA) No 18 yaitu II (Tipe 1 (Fast-Setting) dan Tipe Normal-Setting). Tipe I (Fast-Setting) dengan waktu pengerasan 1-2 menit, waktu pencampuran 30-45 detik, dan waktu kerja 15 detik. Sedangkan Tipe II ( Normal-Setting) dengan waktu pengerasan 2-4,5 menit, waktu pencampuran 45 detik, dan waktu kerja 2,5menit.
Philips (1996) menyebutkan bahwa bahan cetak hidrokoloid mengandung banyak air, hal ini akan mempengaruhi sifat sineresis dan imbibisi dari bahan. Untuk menghindari terjadinya pengkerutan, hasil cetakan direndam dalam air. Bila cetakan ditempatkan didalam air, maka air akan diabsorbsi dan cetakan menggembung (ekspansi) yang disebut dengan imbibisi.
4,5
1
Basker, dkk (1994) menyatakan bahwa merendam alginat dalam cairan yang mengandung air selama lebih dari 10 menit tidak disarankan karena menyebabkan perubahan dimensional di dalam cetakan akibat imbibisi.
Muzaffar, dkk (2011) telah meneliti pada bahan cetak alginat BluePrint 1,5 mm (tipe normal setting) direndam kedalam air selama 10 menit terjadi perubahan
sebesar 0,6% sedangkan pada bahan cetak Hydrogum 1,5 mm (tipe fast setting) terjadi perubahan sebesar – 0,5%. Mereka menyimpulkan bahwa adanya penyerapan pada bahan cetak alginat sehingga menyebabkan terjadinya ekspansi (pengembangan), dimana pada alginat terdapat ion-ion seperti Na, SO42-, PO4 3-sebagai potensial osmotik. Perendaman alginat dalam larutan desinfektan memiliki efek yang sama dengan perendaman dalam air suling yaitu 0,4-2,5% pada 10 menit.7 Dilaporkan juga bahwa bahan cetak alginat ketika direndam larutan desinfektan selama 10 menit menyebabkan perubahan dimensi.
Saito,dkk (1998) mengatakan bahwa tekanan osmotik antara gel aginat dan larutan perendaman ketika direndam menyebabkan alginat mengalami expansion (mengembang). Perubahan berat alginat terhadap konsentrasi osmotik dari larutan perendaman bervariasi, apapun jenis larutan perendamannya, kosentrasi osmotik dapat digunakan untuk memperkirakan tekanan osmotik.
8,9
10
Swartz, dkk (1957) mengatakan bahwa perubahan air pada hidrokoloid dikaitkan dengan media penyimpanan.11 Penyimpanan pada udara dengan relative humidity 100% menghasilkan perubahan dimensi yang terkecil.8 Alginat yang kestabilan dimensinya rendah harus diisi secepat mungkin untuk mencegah terjadinya perubahan fisik seperti penyusutan atau pengembungan bahan cetak.
Dari paparan diatas, terlihat bahwa adanya perubahan berat hasil cetakan bahan cetak alginat tipe normal setting ketika direndam kedalam air dan waktu juga mempengaruhi perubahan berat hasil cetakan bahan cetak alginat setelah cetakan direndam.
12
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
Untuk mengetahui apakah ada perubahan berat hasil cetakan bahan cetak alginat tipe normal setting yang berbeda pada menit-menit awal imbibisi.
1.4 Hipotesis Penelitian
Tidak ada perubahan berat hasil cetakan bahan cetak alginat tipe normal setting yang berbeda pada menit-menit awal imbibisi.
1.5 Manfaat Penelitian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan cetak dapat dikelompokkan sebagai reversible atau ireversible, berdasarkan pada cara bahan tersebut mengeras. Istilah ireversible menunjukkan bahwa reaksi kimia telah terjadi, sehingga bahan tidak dapat diubah kembali ke keadaan semula. Misalnya, hidrokoloid alginat, pasta cetak oksida seng eugenol dan plaster of paris mengeras dengan reaksi kimia, sedangkan bahan cetak elastomerik mengeras dengan polimerasi. Sebaliknya, reversible berarti bahan tersebut melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan, tanpa terjadi perubahan kimia.
2.1 Alginat 1
Alginat adalah material cetakan gigi yang paling banyak digunakan. Bahan utama alginat adalah salah satu soluble alginat. Alginat merupakan kopolimer linier
yang mengandung banyak asam uronat yaitu β-D asam mannuronat dan α-L asam guluronat. Asam anhydro-β-d mannuronic disebut juga asam alginik, yang rumus strukturnya terlihat dalam gambar 1.1 Alginat digunakan sebagai cetakan awal untuk membuat sendok cetak individual, model ortodontik, membuat studi model yang membantu dalam pembuatan rencana perawatan, serta sebagai bahan cetak mahkota dan jembatan sementara.13
2.1.1 Komposisi Alginat
Komponen aktif utama dari bahan cetak hidrokoloid ireversible adalah salah satu alginat yang larut air, seperti natrium, kalium atau alginat tritanolamin. Bila alginat larut air dicampur dengan air, bahan tersebut membentuk sol. Sol sangat kental meskipun dalam konsentrasi rendah. Berat molekul dari campuran alginat sangat bervariasi, tergantung pada buatan pabrik. Semakin besar berat molekul, semakin kental sol yang terjadi. Bubuk alginat yang diproduksi pabrik mengandung sejumlah komponen.1 Tabel 1 menunjukkan suatu formula untuk komponen bubuk bahan cetak alginat dengan fungsi dari masing-masing komponen.
Tabel 1. Komposisi Bahan Cetak Alginat dan Fungsinya
14
Potassium alginate 18 Untuk melarutkan powder dalam
air
Calcium sulfate dihydrate 14 Untuk bereaksi melarutkan powder
alginat dari bentuk tidak larut calcium alginat
Potassium sulfate atau potassium zinc fluoride
10 Untuk menetralkan efek
penghambat kekerasan selama pembuatan model gips atau die material.
Sodium phospate 2 Untuk bereaksi dengan calcium
sulfate dan sebagai perlambat Diatomaceous earth atau
silicate powder
56 Untuk kontrol konsistensi
pencampuran dan fleksibilitas bahan cetak
Organic glycol Kecil Untuk melapisi partikel-partikel
powder untuk meminimalkan debu selama pengadukkan
Untuk memberikan rasa yang enak
Untuk memberikan warna.
Quaternary ammonium compounds atau chlorhexidine
1-2 Untuk memberikan self
2.1.2 Manipulasi Alginat
Dalam pemanipulasiannya, bahan cetak alginat yang berupa bubuk dicampur dengan air akan membentuk gel. Komponen yang reaktif dari bahan cetak alginat adalah garam natrium atau kalium dari asam alginat dan kalsium sulfat yang ketika dicampur dengan air membentuk sebuah sol. Kalsium mengganti monovalen kation natrium dan kalium, membentuk rantai silang dari garam alginat sehingga menghasilkan gel.15
2.1.2.1 Perbandingan bubuk alginat dengan air
Setiap alginat mempunyai P/W rasio standar yang telah dibuat pabrik. Idealnya bubuk alginat harus ditimbang dan bukan diukur secara volumetrik dengan sendok penakar, seperti yang banyak dianjurkan oleh pabrik.
Namun bila petunjuk pabrik tidak dilakukan dengan baik, sifat manipulasi dari dari campuran alginat akan terpengaruh. Misalnya, variasi perbandingan bubuk alginat dan air sebesar 15% sudah dapat mempengaruhi waktu pengerasan dan konsistensi secara nyata.1
2.1.2.2Mixing Time
Waktu pengadukan sangatlah penting, misalnya kekuatan gel dapat berkurang sampai 50% bila pengadukan tidak sempurna. Waktu pengadukan 45 detik sampai 1 menit umumnya sudah cukup, tergantung pada merek dan jenis alginat. Hasilnya harus berupa campuran seperti krim yang halus serta tidak menetes dari spatula ketika diangkat dari rubber bowl.
Pengadukan bahan alginat yang tidak tepat dapat merusak kualitas hasil cetakan. Gerakan angka delapan dengan cepat adalah yang terbaik, dengan adukan dihentakkan dan ditekan pada dinding rubber bowl dengan putaran intermiten (180
1
o
2.1.2.3Setting Time
ANSI/ADA Spesifikasi No. 18 (ISO 1563) menyatakan bahwa waktu pengerasan telah ditentukan oleh pabrik dan sedikitnya 15 detik lebih lama dari waktu kerja. Waktu pengerasan berkisar dari 1 sampai 5 menit.14
2.1.2.3.1Tipe Fast Setting
Alginat Tipe I (Fast-Setting) dengan waktu pengerasan 1-2 menit, waktu pencampuran 30-45 detik, dan waktu kerja 15 detik.4,5 Alginat tipe fast setting
biasanya digunakan untuk mencetak rahang anak-anak atau penderita yang mudah mual.16
2.1.2.3.2Tipe Normal Setting
Alginat Tipe II (Normal-Setting) dengan waktu pengerasan 2-4,5 menit, waktu pencampuran 45 detik, dan waktu kerja 2,5 menit.4,5 Waktu pencampuran harus diperhatikan, baik undermixing dan overmixing karena apabila tidak diperhatikan akan mempengaruhi bahan cetak tersebut.1 Alginat tipe normal setting
biasanya digunakan untuk pemakaian rutin.16
2.1.3 Reaksi Kimia Alginat
2.1.3.1 Struktur Gel
Molekul-molekul dasar mewakili garam natrium dari asam alginik, dengan atom H dari kelompok karboksil digantikan oleh atom natrium. Dengan pengecualian kelompok polar, semua rantai samping dihilangkan untuk penyederhanaan. Beberapa ion natrium belum bereaksi, tetapi akan digantikan oleh ion kalsium seperti terlihat dalam kelompok polar lainnya. Jadi, molekul natrium alginat tunggal dapat diikat untuk membentuk molekul yang lebih besar atau secara teoritis disebut satu molekul besar. Reaksi ini bisa dikelompokkan sebagai bentuk polimerisasi karena terjadi ikatan silang.
Bila suatu garam larut air seperti kalsium klorida digunakan sebagai reaktor, ikatan akan selesai terbentuk dalam beberapa detik dan keseluruhan sol diubah
menjadi kalsium alginat tidak larut secara cepat, sehingga menghasilkan massa yang tidak berguna. Kalsium sulfat yang kurang larut dibandingkan kalsium klorida, memasok ion kalsium dengan waktu kerja yang lebih lama sehingga hanya sebagian dari molekul alginat yang menjadi saling terikat. Sol yang tertinggal akan terbungkus dalam suatu selubung kalsium alginat tidak larut. Akibatnya, reaksi tidak berlanjut sampai sempurna.
2.1.3.2 Proses Gelasi 1
Gelasi adalah perubahan cairan menjadi padat melalui pembentukan ikatan kimia atau fisik jaringan antar molekul-molekul cairan. Gelasi merupakan suatu kejadian dimana ketika larutan tiba-tiba kehilangan cairan dan berubah menjadi padat.
Reaksi khas sol-gel dapat digambarkan secara sederhana sebagai reaksi alginat larut air dengan kalsium sulfat dan pembentukan gel kalsium alginat yang tidak larut. Kalsium sulfat bereaksi dengan cepat untuk membentuk kalsium alginat tidak larut dari kalium atau natrium alginat dalam suatu larutan cair. Untuk mencegah waktu kerja kalsium alginat agar tidak begitu cepat terjadi maka ditambahkan trinatrium fosfat ditambahkan pada larutan untuk memperpanjang waktu kerja. Strateginya adalah kalsium sulfat akan lebih suka bereaksi dengan garam lain dibanding alginat larut air. Jadi, reaksi antara kalsium sulfat dan alginat larut air dapat dicegah asalkan ada trinatrium fosfat yang tidak bereaksi. Sebagai contoh, bila sejumlah kalsium sulfat dan kalium alginat dengan proporsi yang tepat, reaksi berikut terjadi pertama kali :
1,17
2Na3PO4 + 3 CaSO4 Ca3(PO)4 + 3 Na2SO
Bila pasokan trinatrium fosfat menipis, ion kalsium mulai bereaksi dengan kalium alginat untuk membuat kalsium alginat sebagai berikut :
4
K2nAlg + nCaSO4 nK2SO4 + Can
Garam yang ditambahkan dikenal sebagai bahan retarder. Ada sejumlah garam larut air yang dapat digunakan, seperti natrium atau kalium fosfat, kalsium
oksalat, atau kalium karbonat, trinatrium fosfat, natrium tripolifosfat dan trinatrium pirofosfat. Dua nama yang terakhir adalah yang paling sering digunakan sekarang. Jumlah bahan retarder (natrium fosfat) harus disesuaikan dengan hati-hati untuk mendapatkan waktu gelasi yang tepat. Umumnya, bila kira-kira 15 gr bubuk dicampur dengan 40 ml air, gelasi akan terjadi dalam waktu sekitar 3-4 menit pada temperatur ruangan.
Waktu gelasi lebih baik diatur oleh jumlah bahan retarder yang ditambahkan selama proses pembuatan di pabrik.
1
Efek temperatur air pada waktu gelasi bahan cetak alginat dapat dilihat pada grafik di gambar 2. Gambar 2 menunjukkan adanya penurunan waktu gelasi sebesar 1 menit untuk setiap kenaikan temperatur 10oC. Beberapa bahan yang dipasarkan menunjukkan perubahan waktu gelasi sebesar 20 detik untuk setiap derajat Celcius perubahan temperatur. Pada keadaan tersebut, temperatur air harus dikendalikan dengan hati-hati sekitar 1o atau 2o dari temperatur standar (biasanya 20oC), Sehingga dapat diperoleh waktu gelasi yang konstan dan dapat diandalkan.1
2.2 Imbibisi
Hidrokoloid sebagian besar terdiri atas air. Jika kandungan air pada gel berubah, volume akan mengkerut atau melebar, dan mempengaruhi kestabilan dimensi. Alginat biasanya mengandung 60-70 % air.2
2.2.1 Pengertian Imbibisi
Jika gel direndam dalam air maka gel akan menyerap air dan terjadi ekspansi, proses ini disebut proses imbibisi dimana dapat mempengaruhi distorsi bentuk hasil cetakan.1,2
2.2.2 Reaksi kimia
Rahman (1995) menyatakan bahwa air yang diserap berupa air yang terikat atau tidak terikat. Telah dihipotesa oleh Chinachoti (1993), bahwa hidrogel dengan proporsi air terikat lebih stabil walaupun mekanismenya belum diketahui. Air dapat terikat secara spesifik melalui ikatan hidrogen langsung atau air terletak pada molekul inter yang kosong. ( Citasi Nichols PV, Tahun 2006 )
2.2.3 Faktor Imbibisi
17
Anseth (1995) menyatakan bahwa kemampuan alginat dalam mengikat air tergantung pada beberapa faktor seperti pH (dibawah 3,5), berat molekul, kekuatan ion, dan sifat dasar ion. ( Citasi Nichols PV,Tahun 2006 )
2.2.4 Stabilitas Dimensi
17
2.2.5 Pencegahan terjadinya Imbibisi
Merendam cetakan dalam air untuk jangka waktu cukup lama akan menyebabkan imbibisi sehingga cetakan akan mengembang. Pada gambar 3, grafik menunjukkan bahwa kelembaban relatif 100% adalah lingkungan penyimpanan terbaik untuk mempertahankan kandungan air yang normal dari cetakan.21 Untuk mencapai keakuratan yang maksimal maka bahan cetak alginat harus secepat mungkin diisi.1
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Eksperimental laboraturium.
3.2. Desain Penelitian
Time Series Design
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
3.3.1 Tempat
Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
3.3.2 Waktu
Juni 2012.
3.4Populasi, Sampel dan Besar Sampel
3.4.1 Populasi
Hasil cetakan alginat sesuai ukuran master cast.
3.4.2 Sampel
Ada 2 kriteria sampel :
1. Inklusi : - Cetakan alginat pada tiap merek tidak poreus - dan cetakan sesuai dengan ukuran master cast. 2. Ekslusi : Cetakan robek/rusak
3.4.3 Besar Sampel
Dengan rumus Frederer berikut :
( t – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15
Keterangan :
Dalam rumus ini akan digunakan t = 15 karena menggunakan dua macam bahan cetak alginat yang berbeda, maka besar sampel untuk tiap bahan cetak alginat adalah :
(15 – 1) (r – 1) ≥ 15 14 (r – 1) ≥ 15
14r – 1 ≥ 15
14r ≥ 16
r ≥ 30
Berdasarkan hasil perhitungan sampel untuk tiap bahan cetak alginat adalah 30 buah, maka peneliti mengambil besar sampel 20 buah untuk tiap merek bahan cetak alginat.
3.5Variabel Penelitian
3.5.1 Variabel Bebas
Waktu perendaman 1 sampai 15 menit
3.5.2 Variabel Tergantung
Perubahan berat bahan cetak alginat
3.5.3 Variabel Terkendali
1. W/P rasio
2. Volume air perendaman
3.5.4 Variabel Tidak Terkendali
DAFTAR PUSTAKA
1. Anusavice KJ. Philips’ Science of Dental Materials. 10th
2. Harahap KI, Sumadhi. Pelepasan dan Penyerapan Air Pada Proses
Sineresis dan Imbibisi Bahan Cetak Alginate. Dentika Dent J 2009; 14: 366-69.
ed. Ahli Bahasa: Budiman JA, Purwoko S. Philadelphia : W.B. Saunders, 1996; 103-15.
3. Noort RV. Introduction to Dental Materials. 3th
4. Philips RW, Moore BK, Swartz M. Elements of Dental Material for Dental Hygienists and Dental Assistants. Philadelphia : W.B. Saunders, 1994; 68-73.
ed. St. Louis : Mosby Elseiver, 2007; 193-95.
5. Craig RG. Dental Material Properties and Manipulation. 9th
6. Basker RM. Perawatan Prostodontik Bagi Pasien Tak Bergigi. Edisi ke-3. Alih Bahasa: Soebekti TS, Arsil H. Jakarta: EGC; 1994: 131-2.
ed. St. Louis: Mosby Elsevier, 2003 : 176-77.
7. Muzaffar D, Ahsan SH, Afaq A. Dimensional Changes in Alginate
Impression During Immersion in a Disinfectant Solution. J Pak Med Assoc 2011; 61: 756-59.
8. Sumadhi S. Perubahan dimensi hasil cetakan gigi dan mulut. Medan: USU Press, 2010 : 34-81
9. Febriani M, Herda E
10.Saito S, Ichimaru T, Araki Y. Factors Affecting Dimensional Instability of Alginate Impression during Immersion in the Fixing and Disinfectant
Solutions. J Dent Material 1998; 4: 294-300.
, Pengaruh Pemakaian Desinfektan Terhadap Sifat-sifat Bahan Cetak Alginat. Majalah Ceril 2005.
3.6 Alat dan Bahan Penelitian
3.6.1 Alat Penelitian
1. Rubber bowl dan Spatula plastik 2. Pinset Crown-G japan
3. Master cast dengan ukuran mold 3cm x 1,9cm x 0,8cm 4. Timbangan digital (Table Balance HC-TP 12B-1) 5. Glass plate
6. Spuit 10 ml
7. Wadah penempatan sampel 8. Stop watch
9. Tissue
A B C
D E F
G H
Keterangan Gambar 4. (A. Rubber bowl dan spatula plastik, B. Pinset, C. Master cast,
3.6.2 Bahan Penelitian
1. Bahan cetak alginat tipe normal setting
A. Alginat merek Aroma Fine Plus Normal Set Made in GC CORPORATION Tokyo, Japan.
B. Alginat merek Cavex CA37 Normal Set Made in Cavex Hollad BV, The Netherland.
2. Aquadest
A B C
Keterangan gambar 5. ( A. Alginat merek Aroma Fine Plus Normal Set, B. Alginat merek Cavex CA37 Normal Set, C. Aquadest ).
3.6.2.1 Komposisi Bahan
A. Alginat merek Aroma Fine Plus
Komposisi Jumlah (%)
Diatomaceous earth 60-70 %
Calcium sulfate 15 %
Potassium alginates 9 %
Sodium alginates 3 %
Sodium pyrophosphate 2 %
Zinc oxide 1 %
B. Alginat merek Cavex CA37
Komposisi Jumlah (%)
Potassium Hexafluotitanate 1-3 %
3.7. Defenisi Operasional
1. Perubahan berat hasil cetakan bahan cetak adalah selisih berat bahan cetak alginat dari menit awal ke menit berikutnya yang diukur dengan alat timbang dan satuan gram.
2. Alginat tipe normal setting adalah bahan cetak alginat yang mengeras dalam waktu 3 menit.
3. Menit-menit awal imbibisi adalah waktu bahan cetak berkontak dengan air dimulai dari menit 0 sampai menit 15
3.8 Prosedur Penelitian (Merek Aroma Fine Plus dan Cavex CA37)
3.8.1 Pembuatan Sampel
1. Bubuk alginat ditimbang sesuai dengan P/W rasio petunjuk pabrik. Untuk alginat merek Aroma Fine Plus P/W rasio nya 12,5gr : 5ml, dan Cavex CA37 P/W rasio nya 12,5gr : 5ml.
2. Aquadest diambil dengan menggunakan spuit sesuai P/W rasio petunjuk pabrik kemudian dituangkan ke rubber bowl yang bersih.
3. Bubuk alginat ditaburkan ke dalam rubber bowl yang telah berisi air, dimana sebelumnya P/W rasio disesuaikan dengan petunjuk pabrik.
4. Bubuk alginat dan air diaduk dengan spatula. Perhatikan agar udara tidak terjebak dalam campuran.
5. Pengadukan dilakukan dengan bahan cetak ditekan pada dinding rubber bowl
dengan putaran intermitten (180o
6. Waktu pengadukan 45 detik sampai 1 menit umumnya sudah cukup, tergantung setting time nya.
) dari spatula untuk mengeluarkan gelembung udara.
7. Adonan alginat yang telah homogen dituangkan kedalam master cast.
8. Master cast ditekan dengan glass plate dan dipertahankan sehingga bahan cetak mengeras (lebih kurang 2-3 menit).
10. Membuat 20 sampel seperti di atas ( untuk alginat merek Aroma Fine Plus Normal Set ), kemudian direndam selama 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 dan 15 menit.
11. Membuat 20 sampel seperti di atas ( untuk alginat merek Cavex CA37 Normal Set ), kemudian direndam selama 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 dan 15 menit.
3.8.2 Penimbangan Sampel
1. Setelah bahan cetak mengeras, sampel dikeluarkan dari master cast dan ditimbang beratnya sebagai data waktu 0 menit yang merupakan berat awal ( kontrol ).
2. Sampel hasil cetakan direndam kedalam air pada wadah penempatan sampel.
3. Setelah 1 menit dari penimbangan awal sampel hasil cetakan tersebut diangkat dengan pinset dari wadahnya dan pada 2 permukaan sisi, sampel dikeringkan dengan menggunakan tissue untuk ditimbang sebagai data waktu 1 menit.
4. Sampel direndam kembali dan 2 menit ditimbang sebagai data waktu 2 menit. Begitu seterusnya pada 3, 4 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 dan 15 menit.
4. Analisa Data
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian diperoleh berdasarkan penimbangan yang dilakukan terhadap 40 sampel yaitu pada menit 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15 menit setelah direndam kedalam aquadest. Dapat dilihat pada Gambar 6.
Tabel 2. Hasil rerata berat bahan cetak alginat Aroma Fine Plus dan Cavex CA37 tipe
Normal Setting pada menit-menit awal imbibisi.
Waktu ( Menit )
Rerata perubahan berat bahan cetak (gr) ± SD
Sedangkan Cavex CA37 menunjukkan rerata ± standar devisiasi berat bahan cetak pada setiap menit yaitu Menit 0 (6,7455 ± 0,13256), Menit 1 (6,7635 ± 0,12646), Menit 2 (6,7620 ± 0,12259), Menit 3 (6,7660 ± 0,13052), Menit 4 (6,7685 ± 012918), Menit 5 (6,7695 ± 0,12972), Menit 6 (6,7730 ± 0,13291), Menit 7 (6,7760 ± 0,13531 gr), Menit 8 (6,7805 ± 0,13555 gr), Menit 9 (6,7805 ± 0,13245 gr), Menit 10 (6,7850 ± 0,13469 gr), Menit 11 (6,7850 ± 0,13613 gr), Menit 12 (6,7840 ±0,13674 gr), Menit 13 (6,7885 ± 0,13758 gr), Menit 14 (6,7885 ± 0,13758 gr), dan Menit 15 (6,7895 ± 0,13975 gr).
Perubahan berat pada menit-menit awal imbibisi dihitung dari selisih berat tiap menit ( 0 ke 1, 1 ke 2, 2 ke 3, 3 ke 4, 4 ke 5, 5 ke 6, 6 ke 7, 7 ke 8, 8 ke 9, 9 ke 10, 10 ke 11, 11 ke 12, 12 ke 13, 13 ke 14 dan 14 ke 15 ). Dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4.
Tabel 4. Hasil selisih berat sampel (gr) dari waktu 0 menit sampai 15 menit pada kelompok Cavex CA37
Perbandingan perubahan berat bahan cetak alginat pada beberapa bahan cetak alginat dapat dilihat pada grafik histrogram berikut.
Gambar 7. Perubahan berat hasil cetakan alginat dari menit 0 sampai menit ke 15.
6,68 6,7 6,72 6,74 6,76 6,78 6,8 6,82 6,84 6,86 6,88
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Aroma Fine Plus Cavex
Perubahan Berat Hasil Cetakan (gr)
Perubahan Berat Hasil Cetakan (gr)
B
e
ra
t (g
4.2 Analisis Hasil Penelitian
Data hasil penimbangan sampel yang telah dilakukan untuk menunjukkan adanya perubahan berat hasil cetakan antara bahan cetak alginat Aroma Fine Plus dan Cavex CA37 tipe Normal Setting yang berbeda pada menit-menit awal imbibisi dengan dilakukan uji normalitas (pada lampiran 5), didapat bahwa data tidak konstribusi normal. Oleh karena itu data diuji dengan menggunakan uji Mann– Whitney yang terlihat pada lampiran 8, dengan derajat kemaknaan (α = 0.05). Uji ini merupakan alternatif untuk Uji t Independent.
Hasil selisih uji statistik ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Perbedaan perubahan berat hasil cetakan pada menit-menit awal imbibisi antar kelompok. *Keterangan : Uji Mann-Whitney p<0.05
BAB 5
PEMBAHASAN
Hasil cetakan dapat dikatakan baik bila keakuratannya terjamin dan memiliki kestabilan dimensi sampai akan diisi oleh gips. Keakuratan adalah kemampuan untuk mereproduksi nilai hasil pengukuran yang sama. Stabilitas dimensi adalah kemampuan untuk mempertahankan keakuratan selama selang waktu tertentu. Namun demikian, cetakan alginat dapat mengalami ekspansi dengan terjadinya imbibisi, pengerutan atau sineresis.15
Dari hasil penelitian, diperoleh selisih rerata dan standar devisiasi berat bahan cetak alginat pada menit-menit awal imbibisi. Pada bahan cetak alginat merek Aroma Fine Plus menunjukkan selisih rerata ± standar devisiasi berat bahan cetak pada setiap menit yaitu Selisih 1 (0.0420 ± 0.02783 gr), Selisih 2 (0.0120 ± 0.01105 gr), Selisih 3 (0.0075 ± 0.01020 gr), Selisih 4 (0.0065 ± 0.00671 gr), Selisih 5 (0.0055 ± 0.00605 gr), Selisih 6 (0.0075 ± 0.00716 gr), Selisih 7 (0.0060 ± 0.00598 gr), Selisih 8 (0.0060 ± 0.00598 gr), Selisih 9 (0.0020 ± 0.00410 gr), Selisih 10 (0.0020 ± 0.00410 gr), Selisih 11 (0.0080 ± 0.00894 gr), Selisih 12 (0.0090 ± 0.00912 gr), Selisih 13 (0.0035 ± 0.00587 gr), Selisih 14 (0.0090 ± 0.00912 gr), Selisih 15 (0.0065 ± 0.00813 gr).
Sedangkan Cavex CA37 menunjukkan selisih rerata ± standar devisiasi berat bahan cetak pada setiap menit yaitu Selisih 1 (0.0200 ± 0.01717 gr), Selisih 2 (0.0135 ± 0.02084 gr), Selisih 3 (0.0110 ± 0.02292 gr), Selisih 4 (0.0085 ± 0.00587 gr), Selisih 5 (0.0070 ± 0.00657 gr), Selisih 6 (0.0065 ± 0.00587 gr), Selisih 7 (0.0100 ± 0.00918 gr), Selisih 8 (0.0075 ± 0.00639 gr), Selisih 9 (0.0020 ± 0.00410 gr), Selisih 10 (0.0075 ± 0.00716 gr), Selisih 11 (0.0050 ± 0.00607 gr), Selisih 12 (0.0100 ± 0.00918 gr), Selisih 13 (0.0065 ± 0.00671 gr), Selisih 14 (0.0050 ± 0.00513 gr), Selisih 15 (0.0060 ± 0.00821 gr).
(p<0.05) pada waktu menit 0 ke menit 15, Pada bahan cetak Cavex CA37 juga diperoleh tidak ada perbedaan yang bermakna sebesar 0.896 (p<0.05) pada waktu menit 0 ke menit 15, dengan kesimpulan bahwa Ho diterima. Berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antar bahan cetak alginat merek Aroma Fine Plus dengan Cavex CA37 terhadap perubahan berat hasil cetakan bahan cetak alginat tipe Normal Setting yang berbeda pada menit-menit awal imbibisi. Seperti terlihat pada lampiran 6.
Dari hasil selisih uji analisis statistik Mann-Whitney Test (p<0.05) pada bahan cetak Aroma Fine Plus dengan Cavex CA37 diperoleh adanya perbedaan yang bermakna sebesar 0.007 (p<0.05) pada waktu menit 1 ke menit 0 dengan kesimpulan bahwa Ho ditolak. Berarti ada perbedaan yang bermakna antara bahan cetak alginat merek Aroma Fine Plus dengan Cavex CA37 terhadap perubahan berat hasil cetakan bahan cetak alginat tipe Normal Setting yang berbeda pada menit-menit awal imbibisi. Seperti terlihat pada lampiran 8.
Sedangkan pada menit 2, menit 3, menit 4, menit 5, menit 6, menit 7, menit 8, menit 9, menit 10,menit 11, menit 12, menit 13, menit 14 dan menit 15 tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0.05) antara Aroma Fine Plus dengan Cavex CA37 dengan kesimpulan bahwa Ho diterima. Berarti tidak ada perbedaan yang bermakna pada bahan cetak alginat merek Aroma Fine Plus dengan cavex CA37 terhadap perubahan berat hasil cetakan bahan cetak alginat tipe Normal Setting yang berbeda pada menit-ment awal imbibisi.
Ketidakstabilan bahan cetak alginat ini disebabkan oleh struktur alginat yang berbentuk serat jaringan dengan air yang mengisi ruang kapiler dan kemungkinan adanya ekspansi awal karena adanya ion dalam alginat (seperti Na, SO42-, PO43-)..11,7 Kesalahan yang bersifat random juga dapat menjadi penyebab dan dapat berasal dari mana saja. Misalnya rasio bubuk dan air tidak tepat atau gerakan melepas alginat dari cetakan yang tidak tepat.16
Stabilitas dimensi alginat mulai berubah setelah direndam selama 10 menit, semakin lama waktu perendaman akan mengakibatkan cetakan alginat mengalami imbibisi sehingga kandungan air yang terkandung didalamnya meningkat yang
menyebabkan cetakan menjadi tidak akurat lagi. Ditambah lagi bahan cetak alginat mengandung banyak air yaitu sekitar 85% sehingga cenderung untuk terjadi distrosi yang disebabkan oleh ekspansi yang berhubungan dengan sifat imbibisi dari cetakan alginat.
Seperti yang dikemukakan Muzaffar, dkk (2011) bahwa perubahan bahan cetak alginat terjadi setelah bahan cetak direndam desinfektan. Mereka menyimpulkan bahwa adanya penyerapan pada bahan cetak alginat sehingga menyebabkan terjadinya ekspansi, dimana pada alginat terdapat ion-ion seperti Na, SO4
1,18
2-, PO43- sebagai potensial osmotik. Perendaman alginat dalam larutan desinfektan memiliki efek yang sama dengan perendaman dalam air suling yaitu 0,4-2,5% pada 10 menit.
Kholidina, dkk (2009) mengatakan bahwa alginat mengandung beberapa bahan kimia yang kemungkinan dapat mengikat molekul-molekul cairan. Mereka menyimpulkan bahwa pada proses imbibisi adanya penyerapan air yang kemungkinan disebabkan adanya interaksi antara air dan hidrokoloid melalui pembentukan ikatan hidrogen.
7
Saito, dkk (1998) juga mengatakan bahwa tekanan osmotik antara gel alginat dan larutan perendaman menyebabkan alginat mengalami ekspansi (mengembang) ketika direndam dengan larutan desinfektan.
2
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil uji data penelitian pada 20 sampel bahan cetak alginat tipe Normal Setting diperoleh tidak adanya perbedaan bermakna pada menit ke 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 dan menit ke 15, namun pada menit ke 1 ke menit 0 terdapat perbedaan yang bermakna sebesar 0.007 (p<0.05) antara bahan cetak Aroma Fine Plus dengan Cavex CA37.
6.2 Saran
1. Diharapkan hasil penelitian ini sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut
12.Jeddy. Pengaruh Empat Macam Perlakuan Pada Bahan Cetak Alginate Terhadap Perubahan Dimensi. Jurnal Kedokteran Gigi 2001; 6: 1-5. 13. O’Brien WJ. Dental Materials and Their Selection. 3th
14.Powers JM, Sakaguchi RL. Craig’s Restorative Dental Materials. 12 ed. Quintessence Publishing, 2002 : 96-9.
th
15.Imbery TA, Nehring J, Janus C, Moon PC. Accuracy an Dimensional Stability of Extended-pour and Conventional Alginate Impression
Material. J Am Dent Assoc, 2010; 141: 32-9.
ed. St. Louis : Mosby Elsevier, 2006 : 272-9.
16.Gunadi HA dkk. P jilid I. Jakarta: Hipokrates 1991; 63-78.
17.Nichols PV. An Investigation of the Dimensional Stability of Dental Alginates. Dissertation. Australia : University of Sydney, 2006 : 23-5. 18.Walker MP, Burckhard J, Mitts DA, Williams KB. Dimensional change
over time of extended-storage alginate impression material. Angle
Orthodontist [serial online]. 2010; 80: 1110-4. 19.Manappallil JJ, Shetty VS. Basic Dental Materials. 2th
20.Combe E.C. Sari Dental Material. Alih Bahasa: Tarigan S. Edisi ke-7. Jakarta: Balai Pustaka, 1992: 224-6.
ed. Jaypee Brothers: Medical Publishers. New Delhi, 2003 : 55-64.
Lampiran 1 atau silicate powder
Lampiran 2
Skema Alur Penelitian
PERUBAHAN BERAT HASIL CETAKAN BAHAN CETAK ALGINAT TIPE
NORMAL SETTING YANG BERBEDA PADA MENIT-MENIT AWAL
IMBIBISI
Bahan cetak alginat
Pembuatan adonan dengan P/W rasio ( 12,5gr : 5ml )
( tipe Normal Setting )
Adonan yang homogen dituang kedalam master cast
Tutup dengan glass plate, ditekan dan dipertahankan sehingga bahan cetak mengeras (lebih kurang 2-3 menit).
Hasil cetakan dikeluarkan dari master cast
Sampel direndam aquadest selama 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15 menit
Sampel ditimbang dalam 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15 menit
Lampiran 3. Hasil penimbangan berat sampel (gr) dari waktu 0 menit sampai
Lampiran 4. Hasil penimbangan berat sampel (gr) dari waktu 0 menit sampai
Lampiran 5. Tes Normalitas
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lampiran 6. Kruskal-Wallis Test
Kesimpulan :
- Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan pada waktu menit 0 ke menit 15 pada bahan cetak Aroma Fine Plus terhadap perubahan berat hasil cetakan pada (p<0.05) p=0.891
Lampiran 7. Hasil Analisis Deskriptif Perubahan Berat Hasil Cetakan Bahan
Cetak Alginat Tipe Normal Setting Yang Berbeda Pada Menit-Menit Awal
Imbibisi
1. Bahan Cetak Aroma Fine Plus
Descriptive Statistic
2. Bahan Cetak Cavex CA37
Lampiran 8. Mann-Whitney Test
Selisih 2 Aroma Fine Plus Cavex CA37
Selisih 3 Aroma Fine Plus Cavex CA37
Selisih 4 Aroma Fine Plus Cavex CA37
Selisih 5 Aroma Fine Plus Cavex CA37
Selisih 6 Aroma Fine Plus Cavex CA37
Selisih 7 Aroma Fine Plus Cavex CA37
Selisih 8 Aroma Fine Plus Cavex CA37
Selisih 9 Aroma Fine Plus Cavex CA37
Selisih 10 Aroma Fine Plus Cavex CA37 Mann-Whitney U 102.000 183.000 193.500 164.000 176.000 190.000 153.000 175.500 148.000 200.000 Wilcoxon W 312.000 393.000 403.500 374.000 386.000 400.000 363.000 385.500 358.000 410.000
Z -2.683 -.481 -.195 -1.095 -.725 -.311 -1.374 -.745 -1.724 .000
NPar Tests
Selisih 12 Aroma Fine Plus Cavex CA37
Selisih 13 Aroma Fine Plus Cavex CA37
Selisih 14 Aroma Fine Plus Cavex CA37
Selisih 15 Aroma Fine Plus Cavex CA37
Selisih 11 Selisih 12 Selisih 13 Selisih 14 Selisih 15
Mann-Whitney U 167.000 188.000 149.500 155.000 192.000
Wilcoxon W 377.000 398.000 359.500 365.000 402.000
Z -.985 -.347 -1.560 -1.362 -.243
Asymp. Sig. (2-tailed) .325 .729 .119 .173 .808
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .383a .758a .174a .231a .841a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Jenis
Lampiran 9. Anggaran Dana
Dana yang diperlukan oleh peneliti antara lain :
1. Alginat merek Aroma Fine Plus Normal Set Net WT : Rp 85.000,-
2. Alginat merek Cavex CA37 Normal Set Net WT : Rp 70.000,-
3. Aquadest 2 L : Rp 10.000,-
4. Stopwatch merek Leap High Point : Rp 45.000,-
5. Spuit 10 ml : Rp 1.500,-
6. Tisu (3 gulungan) : Rp 9.000,-