STABILITAS DIMENSI HASIL CETAKAN DARI BAHAN CETAK
ALGINAT SETELAH DIRENDAM KE DALAM AIR OZON
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh :
Suci Frida Yanthi
NIM : 070600001
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Material dan Teknologi
Kedokteran Gigi
Tahun 2011
Suci Frida Yanthi
STABILITAS DIMENSI HASIL CETAKAN DARI BAHAN CETAK ALGINAT
SETELAH DIRENDAM KE DALAM AIR OZON
Xi + 32 halaman
Selama tindakan, dokter gigi dan teknisi laboratorium dental dapat berkontak dengan
mikroorganisme yang terdapat pada darah, saliva, dan rongga mulut pasien. Selama proses
pengambilan cetakan, membran mukosa dan gingiva pasien dapat rusak, yang menyebabkan
saliva, darah, bakteri dan virus dapat melekat pada bahan cetak dan model hasil cetakan. Hal
ini akan dapat menyebakan terjadinya infeksi silang dari pasien ke operator. Salah satu cara
untuk menghindari hal ini adalah dengan mendesinfeksi hasil cetakan sebelum pengisian.
Salah satu desinfektan yang dapat digunakan adalah larutan air ozon, yang efektif membunuh
mikrobial dalam 3 menit. Namun belum dijumpai literatur mengenai pengaruh perendaman
larutan air ozon terhadap stabilitas dimensi bahan cetak alginat. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui perubahan dimensi bahan cetak alginat setelah direndam dalam
larutan air ozon yang diukur dari pengisian hasil cetakan.
Penelitian ini memakai bahan cetak ireversibel hidrokoloid alginat yang dicetakkan
direndam kedalam larutan ozon selama 1, 3, 5, 7, dan 9 menit untuk kelomkpok perlakuan.
Setiap masing-masing kelompok control dan perlakuan dibuat 10 sampel. Perubahan dimensi
diamati melalui pengukuran die hasil pengisian cetakan. Analisa data dilakukan dengan
ANOVA satu arah (p≤0,05).
Pada penelitian ini didapatkan rata-rata perubahan dimensi hasil cetakan alginat, yaitu
10,534 ± 0,05103 mm pada perendaman selama 0 menit (kelompok kontrol), 10,539 ±
0,05109 mm (0,004%) pada perendaman selama 1 menit, 10,571 ± 0,05195 mm (0,03%)
pada perendaman selama 3 menit, 10,602 ± 0,069090 mm (0,06%) pada perendaman selama
5 menit, 10,665 ± 0,08290 mm (0,12%) pada perendaman selama 7 menit, dan 10,734 ±
0,09536 mm (0,18%) pada perendaman selama 9 menit.
Stabilitas dimensi die hasil pengisian cetakan tidak mengalami perubahan yang
signifikan antara kontrol dan perendaman hasil cetakan 1, 3, dan 5 menit (p>0,05).
Sedangkan pada perendaman hasil cetakan 7 menit dan 9 menit mengalami perubahan
dimensi die hasil pengisian cetakan yang signifikan (p<0,05) dimana jarak antara puncak die
ke alas die semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa setelah perendaman hasil cetakan
alginat ke dalam larutan desinfektan air ozon selama 7 dan 9 menit akan terjadi perubahan
stabilitas dimensi bahan cetak.
Dari hasil pengamatan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perendaman hasil
cetakan alginat dalam larutan desinfektan air ozon selama 1, 3, dan 5 menit tidak
mempengaruhi stabilitas dimensi bahan cetak tersebut, kecuali pada perendaman 7 dan 9
menit. Penggunaan air ozon sebagai desinfektan efektif jika perendaman dilakukan selama 3
menit, maka dapat ditegaskan bahwa desinfeksi dengan larutan ozon tidak menyebabkan
perubahan dimensi bahan cetak alginat.
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan
di hadapan tim penguji skripsi
Medan, 20 April 2011
Pembimbing : Tanda tangan
1. Rusfian, drg., M.Kes ………
NIP : 195209201982011001
2. Astrid Yudhit, drg., M.Si ………
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji
pada tanggal 20 April 2011
TIM PENGUJI
KETUA : Lasminda Syafiar, drg., M.Kes
ANGGOTA : 1. Sumadhi S, drg., Ph D
2. Rusfian, drg., Mkes
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat pengarahan serta
bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat disusun dengan baik, untuk itu
dengan kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Nazruddin, drg., Ph.D., C.Ort., Sp. Ort. Selaku Dekan Fakultas Kedokteran gigi
Universitas Sumatera Utara.
2. Lasminda Syafiar, drg., M.Kes selaku Ketua Departemen Ilmu Material dan Teknologi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
3. Rusfian, drg., M.Kes dan Astrid Yudhit, drg., M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, membantu dan memberikan arahan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh staf di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan masukan yang berharga
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Yati Roesnawi, drg selaku dosen wali yang selalu membimbing penulis selama penulis
6. Bapak dan Ibu tercinta, Firdaus dan Syafni, berkat kasih sayang dan doa yang tiada
putus-putusnya selama ini sehingga menghantarkan penulis ke jenjang sarjana. Semoga gelar
sarjana Kedokteran Gigi yang penulis peroleh bisa membahagiakan Bapak dan Ibu.
7. Adik penulis, Ade Septiawan yang telah memberikan dorongan, perhatian dan dukungan
penulis.
8. Sahabat-sahabat penulis Eska, Sulastri, Winny, Lola, Dewi, Siwi, Sarinah, Maya, Mey,
Shani, Riri dan Ika atas dorongan dan motivasi yang telah diberikan. Serta semua teman-
teman angkatan 2007 serta seluruh pegawai Departemen Ilmu Material dan Teknologi Gigi,
pegawai perpustakaan, pegawai ruang baca dan seluruh pihak yang membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki kekurangan, oleh karena itu penulis
mengharapkan segala kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan Ilmu Kedokteran Gigi.
Medan, 20 April 2011
Penulis
(SUCI FRIDA YANTHI)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………. i
HALAMAN PERSETUJUAN ………... ii
HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ……….. iii
KATA PENGANTAR ………... iv
DAFTAR ISI ………. vi
DAFTAR TABEL ………. ix
DAFTAR GAMBAR ………. x
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………. 1
1.2 Perumusan Masalah ………. 3
1.3 Tujuan Penelitian ………. 3
1.4 Manfaat Penelitian ………... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Cetak Alginat ………... 4
2.2 Gyps Stone ………... 5
2.3 Stabilitas Dimensi Hasil Cetakan dari Bahan Cetak ……… 6
2.4 Bahan Desinfekatan ………..………... 7
2.5 Air Ozon Sebagai Bahan Desinfektan ………. 8
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ……… 11
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian ………. 12
4.2 Desain Penelitian……….. 12
4.3 Tempat Penelitian ……… 12
4.4 Objek, Sampel dan Besar Sampel 4.4.1 Objek ……… 12
4.4.2 Sampel……… 12
4.4.3 Besar Sampel ………. 12
4.5 Variabel Penelitian 4.5.1 Variabel Bebas………... 13
4.5.2 Variabel Tergantung ……….. 13
4.5.3 Variabel Terkendali……… 13
4.5.4 Variabel Tidak Terkendali ………. 13
4.6 Alat dan Bahan Penelitian 4.6.1 Alat Penelitian……… 13
4.6.2 Bahan Penelitian ……… 14
4.7 Definisi Operasional……… 16
4.8 Prosedur Penelitian 4.8.1 Pembuatan Desinfektan Air Ozon ………. 15
4.8.2 Pembuatan Sampel………. 16
4.8.3 Perendaman Sampel ……… 16
4.8.4 Pengisian Gyps Stone ……… 17
4.8.5 Pengukuran Die ………. 17
4.9 Analisis Data ……… 17
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian ……… 18
5.2 Analisis Hasil Penelitian ……….. 18
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ………..……… 25
7.2 Saran ………. 25
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jenis-jenis produk gypsum……… 6
2. Hasil pengukuran jarak puncak die ke alas die ………... 18
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kontruksi generator air ozon……… 9
2. Pembentukan ozon (O3) ………. 9
3. Alat penelitian ……….…………..………….. 14
4. Bahan penelitian ……….. 15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Alur Penelitian ………. 28
2. Data hasil pengukuran dari puncak die ke alas die ……….. 29
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Material dan Teknologi
Kedokteran Gigi
Tahun 2011
Suci Frida Yanthi
STABILITAS DIMENSI HASIL CETAKAN DARI BAHAN CETAK ALGINAT
SETELAH DIRENDAM KE DALAM AIR OZON
Xi + 32 halaman
Selama tindakan, dokter gigi dan teknisi laboratorium dental dapat berkontak dengan
mikroorganisme yang terdapat pada darah, saliva, dan rongga mulut pasien. Selama proses
pengambilan cetakan, membran mukosa dan gingiva pasien dapat rusak, yang menyebabkan
saliva, darah, bakteri dan virus dapat melekat pada bahan cetak dan model hasil cetakan. Hal
ini akan dapat menyebakan terjadinya infeksi silang dari pasien ke operator. Salah satu cara
untuk menghindari hal ini adalah dengan mendesinfeksi hasil cetakan sebelum pengisian.
Salah satu desinfektan yang dapat digunakan adalah larutan air ozon, yang efektif membunuh
mikrobial dalam 3 menit. Namun belum dijumpai literatur mengenai pengaruh perendaman
larutan air ozon terhadap stabilitas dimensi bahan cetak alginat. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui perubahan dimensi bahan cetak alginat setelah direndam dalam
larutan air ozon yang diukur dari pengisian hasil cetakan.
Penelitian ini memakai bahan cetak ireversibel hidrokoloid alginat yang dicetakkan
direndam kedalam larutan ozon selama 1, 3, 5, 7, dan 9 menit untuk kelomkpok perlakuan.
Setiap masing-masing kelompok control dan perlakuan dibuat 10 sampel. Perubahan dimensi
diamati melalui pengukuran die hasil pengisian cetakan. Analisa data dilakukan dengan
ANOVA satu arah (p≤0,05).
Pada penelitian ini didapatkan rata-rata perubahan dimensi hasil cetakan alginat, yaitu
10,534 ± 0,05103 mm pada perendaman selama 0 menit (kelompok kontrol), 10,539 ±
0,05109 mm (0,004%) pada perendaman selama 1 menit, 10,571 ± 0,05195 mm (0,03%)
pada perendaman selama 3 menit, 10,602 ± 0,069090 mm (0,06%) pada perendaman selama
5 menit, 10,665 ± 0,08290 mm (0,12%) pada perendaman selama 7 menit, dan 10,734 ±
0,09536 mm (0,18%) pada perendaman selama 9 menit.
Stabilitas dimensi die hasil pengisian cetakan tidak mengalami perubahan yang
signifikan antara kontrol dan perendaman hasil cetakan 1, 3, dan 5 menit (p>0,05).
Sedangkan pada perendaman hasil cetakan 7 menit dan 9 menit mengalami perubahan
dimensi die hasil pengisian cetakan yang signifikan (p<0,05) dimana jarak antara puncak die
ke alas die semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa setelah perendaman hasil cetakan
alginat ke dalam larutan desinfektan air ozon selama 7 dan 9 menit akan terjadi perubahan
stabilitas dimensi bahan cetak.
Dari hasil pengamatan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perendaman hasil
cetakan alginat dalam larutan desinfektan air ozon selama 1, 3, dan 5 menit tidak
mempengaruhi stabilitas dimensi bahan cetak tersebut, kecuali pada perendaman 7 dan 9
menit. Penggunaan air ozon sebagai desinfektan efektif jika perendaman dilakukan selama 3
menit, maka dapat ditegaskan bahwa desinfeksi dengan larutan ozon tidak menyebabkan
perubahan dimensi bahan cetak alginat.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama tindakan, dokter gigi dan teknisi laboratorium dental dapat berkontak dengan
mikroorganisme yang terdapat pada darah, saliva, dan rongga mulut pasien. Selama proses
pengambilan cetakan, membran mukosa dan gingiva pasien dapat rusak, yang menyebabkan
saliva, darah, bakteri dan virus dapat dengan mudah melekat pada bahan cetak. Sehingga
mikroorganisme dapat ikut melekat pada model cetakan.1
Leung dan Schonfeld (1983) melakukan penelitian dan mendapatkan adanya
mikroorganisme pada cetakan yang berpindah ke model gips sehingga teknisi laboratorium
dental terkontaminasi. Oleh karena itu, penggunaan desinfeksi bahan cetak merupakan
prosedur pokok dalam praktik dokter gigi sehari-hari. Salah satu cara yang sering dilakukan
ialah pencucian hasil cetakan dengan air dilanjutkan dengan merendam hasil cetakan kedalam
cairan desinfektan. Hal ini dilakukan untuk mencegah perpindahan penyakit infeksi dari
pasien. 2
Hiraguchi, dkk (2005) menyatakan bahwa metode desinfeksi dan jenis bahan cetak
alginat yang digunakan memiliki efek yang berbeda terhadap kekasaran permukaan, detail
yang didapat, stabilitas dimensi, dan deformasi model hasil cetakan.3 Panza, dkk (2006)
dalam penelitiannya menyatakan bahwa perendaman alginat dalam larutan desinfektan
sodium hipoklorida selama 10 menit tidak mempengaruhi stabilitas dimensi bahan cetak
tersebut, tetapi terjadi perubahan dimensi bahan cetak tersebut setelah perendaman 15 menit.4
Namun Siswomiharjo W (1994) menyatakan adanya perubahan dimensi hasil cetakan bahan
Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan alat dan bahan
kedokteran gigi terus diteliti oleh para ilmuwan. Salah satunya pemanfaatan ozon dalam
bidang kedokteran gigi. Pionir penggunaan terapi ozon dalam bidang kedokteran gigi ialah A.
Fisch pada tahun 1933. Beliau merupakan seorang dokter gigi di Zurich yang menggunakan
terapi ozon dalam perawatan infeksi kavitas dan infeksi periodontal kronis. Aplikasi terapi
ozon seperti dalam bentuk air ozon dapat digunakan sebagai desinfektan (bahan antimikrobial
perawatan gingivitis dan periodontitis, desinfeksi dental unit, bahan irigasi saluran akar,
bahan membersihkan gigi tiruan, dan sebagainya), mengontrol pendarahan, membersihkan
luka pada tulang maupun jaringan lunak, meningkatkan suplai oksigen lokal ke area luka
sehingga dapat meningkatkan proses penyembuhan.6
Nagayoshi, dkk (2004) menyatakan ozon sebagai agen antimikrobial kuat melawan
bakteri, jamur, dan virus. Hasil penelitian mereka membuktikan air ozon (0.5-4 mg/l) efektif
dalam membunuh mikroorganisme oral positif dan gram negatif, dimana bakteri
gram-negatif seperti P. endodontalis dan P. gingivalis lebih sensitif terhadap air ozon daripada
gram-positif seperti streptococci dan C. albicans.7 Ibrahim dan Abdullah (2008) menyatakan
air ozon 0.1 ppm dapat menurunkan jumlah koloni bakteri tapi tidak mengeleminasi E.
faecalis secara total walaupun setelah 60 menit perendaman.8 Sedangkan Cardoso dkk (2008) menyatakan penggunaan air ozon sebagai bahan irigasi secara signifikan dapat menurunkan
jumlah C.albicans dan E. faecalis dalam saluran akar gigi manusia.9 Sylvani (2002) dalam
penelitiannya tentang air ozon membuktikan efektifitas air ozon sebagai antimikrobial,
dimana didapatkannya perendaman cetakan alginat dalam air ozon selama 3 menit efektif
dalam mengurangi pertumbuhan bakteri. 10
Sejauh ini belum ada penelitian yang meneliti stabilitas dimensi hasil cetakan setelah
meneliti stabilitas dimensi hasil cetakan dari bahan alginat setelah direndam ke dalam air
ozon.
1.2 Perumusan Masalah
Apakah ada perubahan dimensi hasil cetakan antara cetakan alginat yang direndam
dalam larutan desinfektan air ozon dengan cetakan alginat tanpa perendaman.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk melihat ada atau tidaknya perubahan dimensi hasil
cetakan antar cetakan alginat yang direndam dalam air ozon selama 1, 3, 5, 7 dan 9 menit dan
dengan tanpa perendaman.
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini bagi praktisi agar praktisi dapat mengetahui ada tidaknya
perubahan dimensi hasil cetakan yang diisi gips stone setelah hasil cetakan direndam dalam
air ozon. Sedangkan manfaat penelitian ini bagi ilmu material dan teknologi kedokteran gigi
agar penelitian ini dapat menjadi referensi untuk perkembangan ilmu material dan teknologi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pencetakan merupakan proses untuk mendapatkan suatu cetakan yang tepat dari gigi
dan jaringan mulut, sedangkan hasil cetakan merupakan negative reproduction dari jaringan
mulut tersebut. Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan cetak yang digunakan harus
memenuhi beberapa kriteria, seperti bahan harus memiliki kekentalan yang sesuai untuk
dapat beradaptasi dengan jaringan mulut dan tetap berada dalam sendok cetak, dapat
mengeras dalam waktu tertentu, tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan dari mulut, serta
dimensi bahan harus tetap stabil saat diisi gips. Karakteristik jaringan sering digunakan untuk
menentukan pemilihan bahan, kualitas cetakan, dan kualitas hasil pengisian, karena
masing-masing karakteristik bahan cetak akan mempengaruhi kualitas cetakan.11
2.1 Bahan Cetak Alginat
Salah satu bahan cetak ireversibel yang sering digunakan sejak lama ialah bahan cetak
alginat. Bahan cetak alginat ditemukan oleh seorang ahli kimia dari Skotlandia. Beliau
memperhatikan bahwa rumput laut tertentu yang berwarna coklat (algae) bisa menghasilkan
suatu ekstrak lendir yang bernama algin. Substansi alami ini diidentifikasi sebagai suatu
polimer linier dengan berbagai kelompok asam karboksil dan dinamakan asam alginik.
Alginat yang sering digunakan adalah dalam bentuk bubuk yang dicampur dengan air.
Alginat biasanya disediakan dengan indikator reaksi dimana akan terjadi perubahan warna
bahan cetak pada waktu yang telah ditentukan. Bahan cetak alginat ini dimanipulasikan
mengandung sodium alginat, kalsium sulfat, trisodium posfat, diatomaceous earth, zink
oksida, dan potasium titanium fluor.11-12
Bahan cetak alginat memiliki kualitas detail permukaan yang baik dan reaksi yang
cepat pada suhu yang lebih tinggi. Bahan ini bersifat nontoksik dan noniritan. Bahan cetak
alginat mempunyai kelebihan seperti mudah digunakan, murah, dan setting time yang cepat.
Setting time dapat dikontrol dengan suhu air yang digunakan. Sekarang ini diproduksi alginat yang mempunyai rasa. Namun, jika dibandingkan dengan bahan cetak hidrokoloid reversibel,
alginat memiliki kelemahan kurang akurat untuk mendapatkan detail dan kurang dapat
mempertahankan stabilitas dimensi. Umumnya alginat digunakan sebagai cetakan awal untuk
membuat sendok cetak individual, membuat model studi yang membantu dalam pembuatan
rencana perawatan dan diskusi dengan pasien, bahan cetak mahkota dan jembatan sementara,
untuk model ortodontik, mouth guard, dan sebagainya. Alginat bersifat hidrofilik, sehingga
jika bahan berkontak dengan cairan akan terjadi proses imbibisi.11
2.2 Gyps Stone
Produk gipsum digunakan dalam kedokteran gigi untuk membuat model studi dari
rongga mulut sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang
melibatkan pembuatan protesa gigi. Kriteria pemilihan produk gipsum bergantung pada
penggunaannya serta sifat fisik tertentu. Berbagai jenis produk gipsum yang terdaftar oleh
Tabel 1. Jenis-Jenis Produk Gipsum11
Ekspansi
Pengerasan Kekuatan Kompresi
Jenis
IV. Stone Kedokteran Gigi kekuatan tinggi
12 ± 4 98 90 0,00 0,10 350 5000 0,22-0,24
V. Stone Kedokteran Gigi kekuatan tinggi, ekspansi tinggi
12 ± 4 98 90 0,10 0,30 490 7000 0,18-0,22
Gyps stone (Stone tipe III) memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam sebesar 20,7 MPa (3000 psi), tetapi tidak melebihi 34,5 MPa (5000 psi). Bahan ini ditujukan untuk
pengisian gips dalam pembuatan model gigi tiruan penuh. Die stone merupakan reproduksi
gigi yang dipreparasi dimana protesa dibuat pada atau didalam model tersebut. Jenis gipsum
ini sering dipakai untuk pembuatan model yang digunakan pada konstruksi protesa, karena
gyps stone memiliki kekuatan yang cukup untuk tujuan itu serta protesa lebih mudah dikeluarkan setelah proses selesai.11
2.3 Stabilitas Dimensi Hasil Cetakan dari Bahan Cetak
Efek perendaman hasil cetakan dalam desinfektan pada stabilitas dimensi masih terus
diteliti. Bahan cetak yang telah dimanipulasi dapat mengalami perubahan dimensi oleh proses
sineresis, penguapan, dan imbibisi. Bila kandungan air dalam cetakan dikurangi, cetakan
dipertimbangkan dalam kedokteran gigi karena perubahan dimensi apapun yang terjadi
menyebabkan hasil cetakan tidak akurat.11
Motegi (1988) menyatakan bahwa dengan direndamnya hasil cetakan dalam larutan
desinfektan hanya akan terjadi perubahan dimensi sekitar 0 – 0,2%. Hal ini masih dalam
batas toleransi klinik.5
2.4 Bahan Desinfektan
Salah satu prosedur yang dilakukan dalam proses pencetakan ialah desinfeksi bahan
cetak dengan menggunakan bahan desinfektan. Kebutuhan desinfektan ini telah berkembang
luas karena meningkatnya kesadaran potensi jalur infeksi silang ketika mempergunakan
bahan cetak. Desinfektan adalah bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk
membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Selain
perendaman, desinfektan dapat diaplikasikan dengan mempergunakan spray. Durasi dan
mode pengaplikasian desinfektan bergantung pada potensi bahan cetak dalam mengabsorbsi
air dan waktu yang sudah berlalu sejak cetakan diambil.13
Kebanyakan pabrik menganjurkan desinfektan tertentu, dan harus dilakukan sesuai
dengan petunjuk pabrik. Distorsi minimal bila waktu perendaman seperti yang disarankan
diikuti dan bila cetakan diisi dengan cepat.11
Ada beberapa jenis cairan yang dapat dipakai sebagai bahan desinfektan, dalam
bentuk spray maupun cairan rendam, seperti:
a. Chlorine solution, cenderung berbahaya untuk kulit, mata dan lain sebagainya, dapat memutihkan pakaian, mempunyai bau yang kurang menyenangkan dan sangat korosif
b. Aldehyde solution, mempunyai bau yang mencekik dan iritasi terhadap kulit dan mata. Produk-produk komersial biasanya dibuat dari cairan berbasis glutaraldehyde daripada
cairan berbasis formaldehyde. Glutaraldehyde 2% merupakan desinfektan pilihan.
c. Iodine solution atau iodophor 1%
d. Phenols.13
2.5 Air Ozon sebagai Bahan Desinfektan
Salah satu bahan desinfektan yang dapat digunakan dalam perendaman hasil cetakan
adalah air ozon. Ozon merupakan gas kontroversial karena walaupun bersifat toksik tapi bila
digunakan dengan teknik yang benar maka dapat bermanfaat dalam dunia kedokteran sebagai
terapi ozon, seperti terapi eritrosit, leukosit, platelet, sel endothelial, sistem vascular, sel
parenkim, iskemik, infeksi akut dan kronik (oleh bakteri, virus atau jamur), penyakit
ortopedik, dermatologikal, dan bidang kedokteran gigi. Oleh karena itu ketika akan
menggunakan ozon untuk terapi maka harus mengenyampingkan sifat toksiknya yang dapat
dikontrol dengan cara menggunakan generator ozon yang tepat dimana memiliki standar
bagus dan volume gas yang tepat dengan konsentrasi ozon tertentu.14-16
Bachanek, dkk (2008) menyatakan penggunaan ozon di bidang kedokteran gigi
didapatkan sebagai hasil reaksi fisika-kimia (1) ozon meningkatkan metabolisme jaringan
yang terinflamasi dengan meningkatkan proses oksidasi reduksi; (2) ozon mengaktifkan
respon imun; (3) ozon mempengaruhi keseimbangan oksidasi organisme; (4) ozon bekerja
merusak bakteri, virus dan jamur; (5) ozon menambah konsentrasi sitokin dan monosit; (6)
ozon mengaktifkan angiogenesis; (7) ozon pada subtansi organik jaringan mineral gigi akan
Indikasi aplikasi ozon di bidang kedokteran gigi antara lain (1) pencegahan karies; (2)
terapi early carious caries; (3) terapi karies media dan karies profunda; (4) terapi karies akar;
(5) fraktur enamel; (6) terapi dentin hipersentif; (7) pemutihan gigi; (8) desinfeksi; (9) terapi
penyakit infeksi pada mukosa rongga mulut; (10) penyakit periodontal; (11) prostodontik,
bedah mulut dan implantologi.17
Air ozon merupakan campuran air dengan partikel ozon (O3) yang bisa didapatkan
dengan bantuan generator khusus. Ozon tersebut terbentuk dari O2 dengan cara pemisahan
air leding bersih menjadi oksigen dan hidrogen melalui suatu membran (lihat gambar 1 dan
2). Ozon yang di bentuk dengan bantuan generator elektrik mempunyai konsentrasi yang
tinggi dan sangat murni, dimana oksigen menggantikan 88.8% massa air murni. Generator
ozon elektrik tidak menyebabkan pembentukan substansi berbahaya ataupun produk
semacamnya.18
Gambar 1. Kontruksi generator air ozon18
Air merupakan carrier terbaik bagi molekul ozon karena air memiliki tingkat
penetrasi dan kemampuan permeabilitas yang tinggi. Air ozon harus diproduksi langsung
ketika diperlukan, karena konsentrasi ozon dalam air ozon akan berkurang setengahnya
setelah 30 menit dalam temperatur air 15o C, dan makin cepat berkurang konsentrasinya jika
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
3.2 Hipotesis Penelitian
Tidak ada perubahan dimensi hasil cetakan antara cetakan alginat yang direndam
dalam larutan desinfektan air ozon dengan cetakan alginat tanpa perendaman. Perendaman
dengan
Air Ozon
Selama 1, 3, 5, 7,
dan 9 Menit
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian : Eksperimental Laboratorium
4.2 Desain Penelitian : Posttest Only Control Group Design
4.3 Tempat penelitian : Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Material dan
Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi USU
Medan.
4.4 Objek, Sampel, dan Besar Sampel
4.4.1 Objek : Die yang merupakan hasil cetakan dari bahan cetak alginat.
4.4.2 Sampel : Die hasil cetakan dari bahan cetak alginat yang segera diisi
bahan gyps stone dan die hasil cetakan dari bahan cetak alginat
yang direndam dalam larutan desinfektan air ozon dengan
variasi waktu yang berbeda, lalu diisi dengan gyps stone.
4.4.3 Besar Sampel : Mempergunakan rumus Frederer:
(t-1) (r-1) ≥ 15
t = jumlah perlakuan
(6-1) (r-1) ≥ 15
r ≥ 4
Minimal besar sampel tiap perlakuan adalah 4 sampel, dalam
penelitian ini diambil besar sampel 10 buah untuk setiap
perlakuan.
4.5 Variabel Penelitian
4.5.1 Variabel Bebas : Lamanya perendaman dalam air ozon (1, 3, 5, 7 dan 9 menit)
4.5.2 Variabel Tergantung : Stabilitas dimensi sampel die
4.5.3 Variabel Terkendali
1. Ratio alginat dan air
2. Ratio gyps stone dan air
3. Kadar ozon dalam larutan air ozon
4.5.4 Variabel Tidak Terkendali
1. Besarnya tekanan selama pencetakan
2. Arah tekanan selama pencetakan
3. Melepaskan cetakan dari die
4.6 Alat dan Bahan Penelitian
1. Rubber bowl dan spatula
2. Master die logam
3. Kaliper digital (Digimatic Caliper, Mitutoyo, Japan)
4. Generator air ozon 2 mg/l (Ozone Electric Sterilizer; Resun; AOSN, Korea)
5. Gelas kimia
6. Pinset
4.6.2 Bahan Penelitian
1. Bahan cetak alginat (Alligat Chroma, Heraeus Kulzer GmbH, Germany)
2. Air leding
3. Gyps stone tipe III (Moldano, Heraeus Kulzer GmbH, Germany)
4. Air ozon (dibuat dengan menggunakan generator air ozon sesuai petunjuk pabrik)
Gambar 4. Bahan penelitian : Gyps stone (kiri) dan alginat (kanan)
4.7 Definisi Operasional
4.7.1 Stabilitas dimensi adalah kemampuan hasil cetakan untuk tetap bertahan pada ukuran
semulanya setelah cetakan direndam dalam larutan air ozon.
4.7.2 Air ozon adalah campuran air dengan ozon (O3) yang didapatkan dengan bantuan
generator air ozon.
4.7.3 Kelompok kontrol adalah kelompok tanpa perlakuan perendaman hasil cetakan dalam
larutan air ozon.
4.7.4 Hasil cetakan adalah hasil cetakan alginat pada master die logam yang didapatkan
dengan mencampurkan bubuk dan air alginat dengan rasio 1 : 1.
4.7.5 Lama perendaman adalah jangka waktu yang diperlukan dalam prosedur perendaman
cetakan alginat selama 1, 3, 5, 7 dan 9 menit.
4.8 Prosedur Penelitian
Cara kerja dilakukan sesuai dengan petunjuk pabrik, yaitu :
1. Atur alat generator air ozon 2mg/l merek Resun, sambungkan pipa dan pump gas
head ke generator dan sambungkan ke aliran listrik.
2. Sediakan 500 ml air leding dalam gelas kimia 500ml tanpa penutup, masukkan
pump gas head kedalam gelas.
3. Atur waktu selama 5 menit.
4. Didapat larutan air ozon dengan kadar 2 mg/l.
4.8.2 Pembuatan sampel
Dibuat 10 sampel setiap kelompok.
Cara kerja :
Bahan cetak alginat dengan P/W ratio yang sesuai dengan petunjuk pabrik
diaduk pada rubber bowl dengan menggunakan spatula sampai homogen. Kemudian
dilakukan pencetakan pada master die sebagai model. Setelah bahan mengeras,
cetakan dilepas dari model.
4.8.3 Perendaman sampel
1. Setelah dibuat 10 sampel seperti cara diatas, hasil cetakan langsung diisi dengan
gyps stone, untuk kelompok kontrol.
2. Setelah dibuat 10 sampel seperti cara diatas, hasil cetakan direndam selama 1
3. Setelah dibuat 10 sampel seperti cara diatas, hasil cetakan direndam selama 3
menit dalam larutan desinfektan air ozon sebelum diisi gips stone.
4. Setelah dibuat 10 sampel seperti cara diatas, hasil cetakan direndam selama 5
menit dalam larutan desinfektan air ozon sebelum diisi gips stone.
5. Setelah dibuat 10 sampel seperti cara diatas, hasil cetakan direndam selama 7
menit dalam larutan desinfektan air ozon sebelum diisi gips stone.
6. Setelah dibuat 10 sampel seperti cara diatas, hasil cetakan direndam selama 9
menit dalam larutan desinfektan air ozon sebelum diisi gips stone.
4.8.4 Pengisian gips stone
Setelah perendaman selama waktu yang telah ditentukan, cetakan dikeluarkan
dengan menggunakan pinset, lalu diisi dengan bahan pengisi gyps stone dengan P/W
ratio 1:1. Gyps stone dibiarkan mengeras sampai 4 menit, kemudian gips dikeluarkan.
4.8.5 Pengukuran die
Setelah diperoleh model, dilakukan pengukuran die dengan menggunakan
kaliper digital dari puncak die ke alas die.
4.9 Analisis Data
Untuk membedakan pengukuran model die hasil cetakan yang segera diisi dengan
hasil cetakan yang direndam dalam larutan desinfektan air ozon dengan variasi perendaman
1, 3, 5, 7 dan 9 menit, maka dilakukan uji data. Hasil data yang didapat terdistribusi normal,
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
5.1 Hasil Penelitian
Besar sampel pada penelitian ini 10 buah untuk setiap perlakuan. Hasil pengukuran
pada seluruh die dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 2. Hasil Pengukuran Jarak Puncak Die Ke Alas Die
NO Jarak Puncak Die Ke Alas Die (mm)
5.2 Analisis Hasil Penelitian
Dilakukan analisis data dengan menggunakan uji ANOVA satu arah dengan tingkat
Tabel 3. Nilai Kemaknaan Perbedaan Jarak Puncak Die Ke Alas Die
Keterangan : *terdapat perbedaan yang signifikan ANOVA satu arah (p<0,05)
Perbedaan rata-rata hasil pengukuran pada puncak die pada masing-masing waktu
yang berbeda dapat dilihat pada grafik 1.
Gambar 5. Hasil pengisian gyps stone setelah cetakan di rendam
BAB 6
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini digunakan bahan cetak hidrokoloid ireversibel, yaitu alginat
yang merupakan bahan cetak yang umumnya dipakai oleh dokter gigi. Bahan cetak ini lebih
hidroskopik dan kurang stabil dibandingkan bahan cetak jenis silikon. Sehingga perubahan
dimensi lebih mungkin terjadi apabila bahan ini direndam kedalam larutan desinfektan.
Berbagai penelitian telah dilakukan mengenai perubahan dimensi bahan cetak alginat yang
melibatkan desinfektan dengan jenis berbeda seperti sodium hipoklorida, glutaraldehida, dan
air daun sirih dengan konsentrasi yang bervariasi.2,4,5 Bahan air ozon merupakan salah satu
bahan desinfeksi yang efektif membunuh mikrobial dengan perendaman selama 3 menit.10
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap perubahan dimensi bahan cetak alginat
setelah direndam ke dalam larutan desinfektan air ozon dengan lama perendaman yang
bervariasi.
Berdasarkan data hasil penelitian ini (Tabel 1) didapatkan rata-rata perubahan
dimensi, yaitu 10,534 ± 0,05103 mm pada perendaman selama 0 menit (kelompok kontrol),
10,539 ± 0,05109 mm (0,004%) pada perendaman selama 1 menit, 10,571 ± 0,05195 mm
(0,03%) pada perendaman selama 3 menit, 10,602 ± 0,069090 mm (0,06%) pada perendaman
selama 5 menit, 10,665 ± 0,08290 mm (0,12%) pada perendaman selama 7 menit, dan 10,734
± 0,09536 mm (0,18%) pada perendaman selama 9 menit. Dari data tersebut didapatkan
rata-rata perubahan dimensi terbesar adalah hasil cetakan yang direndam kedalam air ozon selama
Hasil uji statistik ANOVA satu arah dengan post hoc Tukey HSD didapatkan
stabilitas dimensi die hasil pengisian cetakan tidak mengalami perubahan yang signifikan
antara kontrol dan perendaman hasil cetakan 1, 3, dan 5 menit (p>0,05). Sedangkan pada
perendaman hasil cetakan 7 menit dan 9 menit mengalami perubahan dimensi die hasil
pengisian cetakan yang signifikan (p<0,05) dimana jarak antara puncak die ke alas die
semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa setelah perendaman 7 dan 9 menit akan terjadi
perubahan stabilitas dimensi bahan cetak (Tabel 2).
Rata-rata perubahan dimensi antara die kontrol dengan die hasil perendaman selama 1
menit diperoleh signifikansi sebesar 1 (p>0,05) yang artinya terjadi perubahan stabilitas
dimensi pada gyps stone hasil pengisian cetakan dalam larutan desinfeksi yaitu sebesar
-0,005. Rata-rata perubahan dimensi antara die kontrol dengan die hasil perendaman selama 3
menit diperoleh signifikansi sebesar 0,836 (p>0,05) yang artinya terjadi perubahan stabilitas
dimensi pada gyps stone hasil pengisian cetakan dalam larutan desinfeksi yaitu sebesar
-0,037. Rata-rata perubahan dimensi antara die kontrol dengan die hasil perendaman selama 5
menit diperoleh signifikansi sebesar 0,255 (p>0,05) yang artinya terjadi perubahan stabilitas
dimensi pada gyps stone hasil pengisian cetakan dalam larutan desinfeksi yaitu sebesar
-0,068. Rata-rata perubahan dimensi antara die kontrol dengan die hasil perendaman selama 7
menit diperoleh signifikansi sebesar 0,001 (p<0,05) yang artinya terjadi perubahan stabilitas
dimensi pada gyps stone hasil pengisian cetakan dalam larutan desinfeksi yaitu sebesar
-0,13100. Rata-rata perubahan dimensi antara die kontrol dengan die hasil perendaman selama
9 menit diperoleh signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) yang artinya terjadi perubahan
stabilitas dimensi pada gyps stone hasil pengisian cetakan dalam larutan desinfeksi yaitu
sebesar -0,20000.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan rata-rata jarak puncak
imbibisi selama perendaman alginat dalam air ozon akibat sifat hidrofilik dari bahan cetak
alginat. Proses imbibisi bahan cetak ini akan mempengaruhi stabilitas dimensi hasil cetakan,
dalam hal ini dimensi hasil cetakan (die) meningkat.11
Namun, hasil penelitian mengenai pengaruh lama perendaman terhadap stabilitas
dimensi ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan desinfektan lain.
Siswomiharjo W (1994) menyatakan perubahan dimensi hasil cetakan bahan alginat yang
direndam dalam larutan desinfektan air sirih 25% pada perendaman 10 menit.5 Panza, dkk
(2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa perendaman alginat dalam larutan
desinfektan sodium hipoklorida 1% selama 10 menit dan glutaraldehida 2% selama 10 dan 15
menit tidak mempengaruhi stabilitas dimensi bahan cetak tersebut, tetapi terjadi perubahan
dimensi bahan cetak tersebut setelah perendaman sodium hipoklorida 1% selama 15 menit.4
Hasil penelitian Oderinu (2007) menyatakan tidak terjadi perubahan dimensi hasil cetakan
bahan cetak alginat dengan perendaman dalam sodium hipoklorida 1% selama 10 menit,
namun pada perendaman 20 dan 30 menit terlihat perubahan yang signifikan.13 Sedangkan
hasil penelitian ini mendapatkan bahwa tidak terjadi perubahan dimensi hasil cetakan bahan
cetak alginat setelah direndam ke dalam air ozon selama 1, 3 dan 5 menit, namun pada
perendaman 7 dan 9 menit terlihat adanya perubahan dimensi yang signifikan. Namun
perubahan dimensi yang terjadi pada penelitian ini masih dalam batas toleransi klinik (0 –
0,2%).5
Ada berbagai kemungkinan hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian
sebelumnya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan jenis dan konsentrasi larutan
desinfektan yang digunakan. Pada larutan yang memiliki kandungan oksigen dapat
menyebabkan terjadinya oksidasi. Oksidasi ini menyebabkan terjadinya fluktuasi yang dapat
menambah tekanan pada larutan perendam. Tekanan tersebut dapat menyebabkan proses
terjadi pada penelitian ini yaitu pada 7 menit, karena penelitian ini menggunakan larutan air
ozon yang memiliki kadar oksigen yang lebih tinggi dibandingkan penelitian-penelitian
sebelumnya menggunakan desinfektan lainnya (sodium hipoklorida, glutaraldehida, dan air
sirih) yang memiliki kadar oksigen lebih rendah.5
Metode pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pedoman
jarak alas die dan puncak die hasil pengisian cetakan. Metode ini dipilih karena lebih
sederhana jika dibandingkan dengan beberapa metode pengukuran lainnya, seperti metode
pengukuran yang dilakukan oleh Panza, dkk (2006) dan Silva, dkk (2004) dengan
menetapkan beberapa garis tertentu.2,4
Hasil penelitian Sylvani (2002) membuktikan perendaman cetakan alginat dalam air
ozon selama 3 menit efektif dalam mengurangi pertumbuhan bakteri.10 Sehingga penelitian
ini menegaskan bahwa penggunaan air ozon sebagai bahan desinfektan bahan cetak alginat
tidak akan mempengaruhi stabilitas dimensi hasil cetakan, dimana berdasarkan hasil
penelitian ini perendaman cetakan alginat kedalam air ozon selama 3 menit tidak
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Tidak terjadi perubahan dimensi hasil cetakan bahan cetak alginat setelah direndam
ke dalam air ozon selama 1, 3 dan 5 menit, namun pada perendaman 7 dan 9 menit terlihat
adanya perubahan dimensi yang signifikan.
7.2 Saran
1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data awal untuk penelitian
lebih lanjut.
2. Diharapkan penelitian lanjutan yang lebih jauh dan mendalam untuk mengetahui
lebih pasti penyebab perubahan stabilisasi bahan cetak pada saat perendaman
dalam larutan desinfektan.
3. Disarankan penggunaan larutan air ozon sebagai salah satu bahan desinfektan
DAFTAR PUSTAKA
1. Junevicius J, Pavilonis A, Surna A. Transmission of microorganisms from dentists to
dental laboratory technicians through contaminated dental impressions. Stomatologija, Baltic Dental and Maxillofacial Journal. 2004; 6: 20-3.
2. Silva S, Salvador M. Effect of the disinfection technique on the linear dimensional stability
of dental impression materials. J Appl Oral Sci. 2004; 12(3): 244-9.
3. Hiraguchi H, Nakagawa Hisami. Effects of disinfecting alginate impressions on the scratch
hardness of stone models. Dental Material Journal. 2006; 25(1): 172-6.
4. Panza L, Porto V, Salvador M, Silva R. Evaluation of dimentional stability of impression
materials immersed in disinfectant solutions using a metal cray. Revista Odonto. 2006; 21(53): 261-5.
5. Siswomihardjo W. Perubahan dimensi cetakan alginate setelah direndam dalam air sirih
25%. Jurnal Kedokteran Gigi Indonesia. 1994; 43(1):69-71.
6. Stubinger S, Sader R, Filippi A. The use of ozone in dentistry and maxillofacial surgery: a
review. Quintessence International. 2006; 37(5): 353-6.
7. Nagayoshi M, Fukuizumi T. Efficacy of ozone on survival and permeability of oral
microorganisms. Oral Microbiology Immunology. 2004; 19: 240-6.
8. Ibrahim N, Abdullah M. Antimicrobial evaluation of sodium hypochlorite and ozonated
water on E. Faecalis biofilm. Annals of Dentistry University of Malaya. 2008; 15(1): 20-6.
9. Lynch E, Edward J. Evidance-based efficacy of ozone for root canal irrigation. Journal
10.Sylvani, Ary. Efektivitas air ozon sebagai bahan disinfeksi cetakan alginate. Research
Report from JIPTUNAIR. 2002. (abstrak)
11.Anusavice K. Phillip’s Science of Dental materials. Ed 10. Alih bahasa. Johan AB,
Purwoko S. Jakarta : ECG, 2003: hal 103-14, 155-75.
12.Nandini V, Venkatesh K, Nair K. Alginate impression: a practical perspective. J Conserv
Dent. 2008; 11(1): 37-41.
13.Sumadhi S. Perubahan dimensi hasil cetakan gigi dan mulut. Medan: USU Press, 2010 :
hal 71-82.
14.Sunnen G. Ozone in medicine: overview and future directions. Journal of Advancement in
Medicine. 1988; 1(3): 159-74.
15.Bocci V. Scientific and medical aspects of ozone therapy – state of art. Medical research.
2006; 37: 425-35.
16.Bocci V. Ozone as janus: this controversial gas can be either toxic or medically useful.
Mediators of Inflammation. 2004; 13(1): 3-11.
17.Bachanek T, Wolanska E, Chalas R. Practical use of ozone in dentistry – comments.
Annales of Universitatis mariae Curie-Sklodowska. 2008; 113(1): 168-71.
Lampiran 1. Alur Penelitian
PENCETAKAN
HASIL CETAKAN
Hasil cetakan segera diisi gips stone tanpa perendaman kedalam air ozon
Hasil cetakan direndam dalam air ozon selama 1, 3, 5, 7 dan 9 menit
Pengisian hasil cetakan dengan gips stone setelah perendaman hasil cetakan dalam air ozon selama 1, 3, 5, 7 dan 9 menit
PENGUKURAN
DATA
Lampiran 3. Hasil uji statistik pengukuran jarak puncak die ke alas die gips stone hasil pengisian cetakan setelah perendaman hasil cetakan dalam larutan desinfektan air ozon dan tanpa perendaman
Descriptives
Jarak_puncak_die_ke_alas_die
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
0 menit 10 10.5340 .05103 .01614 10.4975 10.5705 10.46 10.61
Test of Homogeneity of Variances
Post Hoc Tests
Lower Bound Upper Bound
3 menit .16300* .03090 .000 .0717 .2543
5 menit .13200* .03090 .001 .0407 .2233
7 menit .06900 .03090 .240 -.0223 .1603
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.