• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV SIKAP BAHASA MAHASISWA TERHADAP BAHASA ARAB FUSCHA> DAN BAHASA ARAB A>MIYAH. keberpihakan mereka terhadap bahasa Arab A>miyah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV SIKAP BAHASA MAHASISWA TERHADAP BAHASA ARAB FUSCHA> DAN BAHASA ARAB A>MIYAH. keberpihakan mereka terhadap bahasa Arab A>miyah."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

64 BAB IV

SIKAP BAHASA MAHASISWA

TERHADAP BAHASA ARAB FUSCHA> DAN BAHASA ARAB ‘A>MIYAH

Sikap bahasa mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir dapat terlihat pada pemilihan dan penggunaan bahasa Arab mereka pada berbagai ranah. Sikap bahasa mahasiswa juga dapat terlihat dari pola pikir mereka dan keberpihakan mereka terhadap bahasa Arab A>miyah.

Secara umum, dari 15 butir pernyataan mengenai sikap bahasa mahasiswa terhadap bahasa Arab yang disebarkan kepada 24 mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir dengan skor dan nilai masing-masing jawaban yang telah ditentukan.

Tabel 16. Skor Sikap Bahasa Berdasarkan Responden

No. Responden Jumlah Skor Nilai

1. Responden 1 46 76,7 2. Responden 2 40 66,7 3. Responden 3 39 65 4. Responden 4 43 71, 7 5. Responden 5 46 76,7 6. Responden 6 44 73,3 7. Responden 7 37 61,7 8. Responden 8 41 68,3 9. Responden 9 39 65 10. Responden 10 41 68,3 11. Responden 11 46 76,7 12. Responden 12 41 68,3 13. Responden 13 40 66,7 14. Responden 14 51 85 15. Responden 15 47 78,3 16. Responden 16 38 63,3

(2)

No. Responden Jumlah Skor Nilai 17. Responden 17 48 80 18. Responden 18 46 76,7 19. Responden 19 40 66,7 20. Responden 20 45 75 21. Responden 21 34 56,7 22. Responden 22 27 45 23. Responden 23 38 63,3 24. Responden 24 38 63,3 JUMLAH 995 1658,4 RATA-RATA 41.46 69,1

Dari tabel di atas, diketahui bahwa rata-rata skor adalah 41.46. Kriteria sikap positif dan negatif mahasiswa terhadap bahasa Arab ini berdasarkan rata ideal yang telah ditentukan yakni ≥ 60.00. Hal ini berarti secara rata-rata mahasiswa dikategorikan memiliki sikap negatif terhadap BAF. Pengkategorian ini juga melihat dari pemilihan dan penggunaan BAF pada ranah akademik, interaksi sosial, dan media. Sebaliknya, hasil tersebut mengindikasikan bahwa sikap bahasa terhadap BAA berdasarkan rata-rata adalah positif karena penggunaan BAA lebih intensif dibandingkan penggunaan BAF.

Kemudian dari tabel tersebut diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 85, sedangkan nilai terendah yang diperoleh adalah 45. Kedua nilai tersebut didapat dari dua responden. Kedua responden tersebut merupakan mahasiswa laki-laki. Hal tersebut berarti menunjukkan bahwa sikap perempuan terhadap bahasa Arab cenderung lebih stabil dibandingkan laki-laki.

(3)

Penilaian sikap tersebut diambil berdasarkan rata-rata skor yang diperoleh mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir yang menjadi responden. Maka dari itu, lebih rinci lagi, perlu dilihat pula penentuan sikap bahasa berdasarkan tiga komponen sikap yakni kognitif, afektif, dan konatif.

Seperti yang disebutkan oleh Lambert (1967), sebuah sikap ditentukan oleh tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Pada penelitian ini, tiga komponen tersebut diwujudkan dalam 15 pernyataan yang disajikan dalam kuesioner yakni 6 pernyataan kognitif, 5 pernyataan afektif, dan 4 pernyataan konatif.

Berdasarkan hasil kuesioner, ketiga komponen tersebut dinilai dengan menggunakan empat jawaban respon yang telah ditentukan yakni SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Setiap respon memiliki indikator masing-masing yang mengacu atau kembali kepada tiga komponen tersebut.

A. Pernyataan Kognitif

Seperti yang telah disebutkan dalam landasan teori bahwa komponen kognitif merupakan sesuatu yang menyangkut pengetahuan mengenai alam sekitar dan gagasan yang biasanya merupakan kategori yang dipakai dalam proses berpikir (Lambert, 1967: 91). Jadi, pernyataan kognitif berarti pernyataan yang menyangkut akal atau proses berfikir dan keyakinan. Terdapat 6 (enam) pernyataan kognitif dalam kuesioner.

(4)

Tabel 17. Pernyataan Kognitif

Mean STS TS S SS Pernyataan No.

01.7 00.0 25.0 20.8 54.2 1 03.4 08.4 00.0 33.3 58.3 2 02.0 00.0 08.4 70.8 20.8 3 03.3 00.0 29.2 12.5 58.3 4 03.0 04.2 16.7 58.3 20.8 5 03.7 00.0 08.3 29.2 62.5 6

Pernyataan nomor 1 yakni “ˈara> bi anna fahma fi> lughati al-‘arabiyyati al-fuscha> ashʻabu min al-lughati al-‘arabiyyati al-‘a>miyati” yang bermakna /Saya menganggap bahwa memahami BAF itu lebih sulit dibandingkan memahami BAA/ pada tabel 4 merupakan pernyataan kognitif negatif. Jika dilihat dari hasil jawaban responden, respon SS pada pernyataan tersebut merupakan respon terbanyak dari keempat respon yang disediakan. Respon Sangat Setuju (SS) pada pernyataan ini mencapai 54.2 % dari seluruh responden pada penelitian ini. Begitu pula dengan respon Setuju (S), pada pernyataan 1 jumlah responden yang

(5)

memilih respon tersebut sebanyak 20.8 %. Hal itu berarti respon positif terhadap pernyataan kognitif negatif adalah tinggi yakni 75 %. Respon tersebut berarti juga menunjukkan bahwa mahasiswa Canal Suez Mesir memiliki pandangan bahwa BAF masih sulit dipahami dibandingkan BAA. Ada pula respon Tidak Setuju (TS) yang mencapai 25 %. Ini berarti meskipun banyak mahasiswa Canal Suez Mesir yang menganggap BAF itu sulit dipahami dibandingkan BAA, namun sedikit mahasiswa yang lain menganggap bahwa BAF masih mudah dipahami.

Pernyataan nomor 2 yakni “aʻtaqidu anna al-maha>rata fi al-lughati al-‘arabiyyati al-fuscha> hiya muhimmatun jiddan” yang bermakna /Saya percaya bahwa menguasai BAF itu sangat penting/ pada tabel 4 merupakan pernyataan kognitif positif. Karena berisi pernyataan yang menyatakan bahwa BAF itu sangat penting bagi mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir. Jika dilihat dari hasil jawaban responden, respon Sangat Setuju (SS) pada pernyataan tersebut merupakan respon terbanyak dari keempat respon yang disediakan. Respon Sangat Setuju (SS) pada pernyataan ini mencapai 58.3 %. Kemudian respon Setuju (S) mencapai 33.3 %. Respon positif terhadap pernyataan kognitif positif berarti tinggi yakni 91.6 %. Adapun 08.4 % merupakan respon Sangat Tidak Setuju, sedangkan respon Tidak Setuju itu 0 %. Hal ini menarik karena terdapat respon Sangat Setuju juga Sangat Tidak Setuju yang dipilih oleh responden. Ini berarti secara kognitif ada mahasiswa yang menganggap bahwa BAF itu sangat penting, ada pula yang menganggap atau berfikir

(6)

bahwa BAF sama sekali tidak penting, dilihat dari respon Sangat Tidak Setuju (STS) yang dipilih oleh responden.

Pernyataan nomor 3 yakni “ʻinda raˈyi>, al-lughatu al-‘arabiyyatu al-‘amiyyatu hiya fa>ʻiliyyatun” yang bermakna /Menurutku, BAA itu efisien/ pada tabel 4 merupakan pernyataan kognitif negatif. Karena berisi pernyataan yang menyatakan bahwa BAA itu efisien bagi mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir. Hal ini berarti, mahasiswa menganggap bahwa BAA lebih efisien digunakan untuk berkomunikasi dengan masyarakat terutama sesama mahasiswa dibandingkan BAF. Jika dilihat dari hasil jawaban responden, respon Setuju (S) pada pernyataan tersebut merupakan respon terbanyak dari keempat respon yang disediakan. Respon Setuju (S) pada pernyataan ini mencapai 70.8 %. Kemudian respon Sangat Setuju (SS) mencapai 20.8 %. Adapun 08.4 % merupakan respon Tidak Setuju (TS), dan respon Sangat Tidak Setuju itu 00.0 %. Hasil persentase tersebut sangat signifikan perbedaannya antara respon positif dan respon negatif. Respon positif terhadap pernyataan kognitif negatif ini ternyata sangat besar, sehingga ini berarti sikap mahasiswa terhadap BAF itu negatif.

Pernyataan nomor 4 yakni “’inda raˈyi>, maha>>ratu lughati al-‘arabiyyati al-fuscha> tadullu ‘ala dzaka>ˈin syakhshin” yang bermakna /Menurutku mampu berbahasa Arab Fuscha> itu mencerminkan intelektualitas/ pada tabel 4 merupakan pernyataan kognitif positif. Karena berisi pernyataan yang menyatakan bahwa BAF mencerminkan intelektualitas seseorang. Jika dilihat dari hasil jawaban responden, respon

(7)

Sangat Setuju (SS) pada pernyataan tersebut merupakan respon terbanyak dari keempat respon yang disediakan. Respon Sangat Setuju (SS) pada pernyataan ini mencapai 58.3 %. Kemudian respon Setuju (S) mencapai 12.5 %. Respon positif terhadap pernyataan kognitif positif berarti tinggi yakni 70.8 %. Adapun 29.2 % merupakan respon Tidak Setuju (TS), dan respon Sangat Tidak Setuju itu 0 %. Hasil responden ini berarti terdapat mahasiswa yang Sangat Setuju, Setuju, dan Tidak Setuju terhadap pernyataan ini. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat mahasiswa yang menganggap mampu berbahasa Arab Fuscha itu mencerminkan intelektualitas dan terdapat pula yang menganggap bahwa bukan BAF yang mencerminkan intelektualitas mahasiswa, melainkan kecerdasan mahasiswa di Universitas lah yang mencerminkan intelektualitas mahasiswa.

Pernyataan nomor 5 yakni “katsi>ran ma> al-lughatu al-‘arabiyyatu al-‘a>miyyatu tusabbibu su>ˈa al-fahmi” yang bermakna /BAA sering menimbulkan kesalahpahaman/ pada tabel 4 merupakan pernyataan kognitif positif. Karena pernyataan tersebut menyatakan bahwa BAA yang tidak memiliki kaidah yang jelas dan sulit dipahami menimbulkan kesalahpahaman dan sering menimbulkan kebingungan. Jika dilihat dari hasil jawaban responden, Sangat Setuju (SS) dan Setuju (S) merupakan respon dengan persentase terbanyak yakni Sangat Setuju (SS) 20.8 % dan Setuju (S) 58.3 %. Ini berarti mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir sepakat dengan pernyataan tersebut. Adapun mahasiswa yang Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan persentase 16.7 %

(8)

untuk Tidak Setuju (TS) dan 04.2 % untuk Sangat Tidak Setuju (STS) menunjukkan bahwa terdapat pula respon yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Mahasiswa yang tidak setuju menganggap bahwa BAA tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Pernyataan nomor 6 yakni “kullu ath-thula>bi la>budda ˈan yutqina fi al-lughati al-‘arabiyyati al-fuscha>>” yang bermakna /Setiap mahasiswa harus menguasai BAF/ pada tabel 4 merupakan pernyataan kognitif positif. Karena pernyataan tersebut menyatakan bahwa BAF harus dikuasai oleh setiap mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir. Hal ini didukung oleh mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir yang ditunjukkan dengan besarnya persentase respon positif yakni 62.5 % untuk respon Sangat Setuju (SS) dan 29.2 % untuk respon Setuju (S). Adapun responden yang Tidak Setuju (TS) dengan pernyataan ini, persentasenya kecil yakni 08.3 %.

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada setiap pernyataan kognitif, dapat disimpulkan bahwa sikap mahasiswa Univesitas Canal Suez Mesir terhadap bahasa Arab adalah positif (dari segi kognitif). Hal ini dilihat dari anggapan mahasiswa yang menganggap BAF itu penting, mencerminkan intelektualitas, tidak menimbulkan kesalahpahaman seperti BAA dan setiap mahasiswa diharuskan menguasai BAF. Namun, di sisi lain, mereka juga menganggap BAF itu lebih sulit dibandingkan BAA.

Mereka menganggap BAA lebih efisien sehingga mereka menganggap lebih mudah dan praktis menggunakan BAA.

(9)

B. Pernyataan Afektif

Komponen afektif adalah komponen sikap yang menyangkut masalah penilaian baik, suka atau tidak suka, terhadap sesuatu atau suatu keadaan (Lambert, 1967: 96). Beban emosional inilah yang memberikan watak tertentu terhadap sikap yaitu watak mantap, tergerak, dan termotivasi (Widyastuti, 2014: 60).

Dari segi afektif, pernyataan yang dimunculkan dalam kuesioner ada 5 (lima) butir pernyataan. Berikut pernyataan yang termasuk pernyataan afektif.

Tabel 18. Pernyataan Afektif

Mean STS TS S SS Pernyataan No.

03.0 04.2 08.3 66.7 20.8 1

02.7 04.2 29.2 54.1 12.5 2

01.4 00.0 12.5 16.7 70.8 3

03.2 00.0 12.5 58.3 29.2 4

03.1 00.0 20.8 50.0 29.2 5

Pernyataan nomor 1 yakni “uchibbu an atakallama bi lughati al-‘arabiyyati al-fuscha>” yang bermakna /Saya suka berbicara dengan BAF/

(10)

pada tabel 5 merupakan pernyataan afektif positif. Karena pernyataan tersebut menyatakan bahwa mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir menyukai berbicara dengan BAF. Pernyataan ini didukung oleh mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir dengan besarnya persentase respon positif yakni 66.7 % untuk respon Setuju (S) dan 20.8 % untuk respon Sangat Setuju (SS). Hal ini berarti tingkat kesukaan mahasiswa untuk berbicara dengan BAF sangat tinggi. Adapun responden yang Tidak Setuju (TS) dengan pernyataan ini adalah 08.3 % untuk respon Tidak Setuju (TS) dan 04.2 %. Ini berarti terdapat pula mahasiswa yang tidak suka berbicara dengan BAF.

Pernyataan nomor 2 yakni “istikhda>mu kalima>ti fi> lughati ‘arabiyyati fuscha> achabbu ilayya min an astakhdima kalima>ti fi al-lughati al-‘arabiyyati al-‘a>miyyati” yang bermakna /Saya lebih senang menggunakan istilah-istilah dalam BAF dibandingkan dalam BAA/ pada tabel 5 merupakan pernyataan afektif positif. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa BAF lebih disukai dibandingkan BAA. Dari hasil kuesioner, mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir yang menjadi responden pada penelitian ini mendukung pernyataan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan besarnya persentase respon positif yakni 54.1 % untuk respon Setuju (S) dan 12.5 % untuk respon Sangat Setuju (SS). Adapun respon negatif pada pernyataan ini juga cukup besar yakni 29.2 % untuk respon Tidak Setuju (TS) dan 04.2 % untuk respon Sangat Tidak Setuju (STS). Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Universitas Canal Suez

(11)

Mesir sepakat bahwa mereka lebih menyukai menggunakan istilah-istilah dalam BAF dibandingkan BAA.

Pernyataan nomor 3 yakni “asyʻuru bi anna lughata al-‘arabiyyata al-fuscha> ashʻabu min al-lughati alʻarabiyyati al-ʻa>miyyati” yang bermakna /Saya merasa bahwa BAF lebih sukar daripada BAA/ pada tabel 5 merupakan pernyataan afektif negatif. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa BAF lebih sukar dibandingkan BAA. Pernyataan afektif negatif ini ternyata didukung oleh mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir. Hal ini ditandai dengan besarnya respon positif terhadap pernyataan ini, yakni 70.8 % untuk respon Sangat Setuju (SS) dan 16.5 % untuk respon Setuju (S). Ini berarti sebagian besar mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir merasa BAF itu sulit, dan mereka lebih memilih BAA. Adapun persentase respon negatif pada pernyataan ini yakni 12.5 % untuk respon Tidak Setuju (TS).

Pernyataan nomor 4 yakni “achabbu ilayya au ufadhdhilu ‘ala> al-mudarrisi al-ladzi> yudarrisu bi al-lughati al-‘arabiyyati al-fuscha>” yang bermakna /Saya lebih suka ketika dosen menyampaikan materi dengan BAF/ pada tabel 5 merupakan pernyataan afektif positif. Persentase terbesar pada respon pernyataan ini adalah respon Setuju sebanyak 58.3 %. Kemudian 29.2 % untuk respon Sangat Setuju (SS), dan 12.5 %. Berdasarkan persentase tersebut, dapat dilihat bahwa mayoritas mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir menyukai penyampaian materi dosen menggunakan BAF. Mereka berarti lebih memilih BAF dalam situasi formal seperti ketika kegiatan belajar mengajar.

(12)

Pernyataan nomor 5 yakni “uchibbu an aktuba bi lughah al-‘arabiyyah al-fuscha” yang bermakna /Saya suka menulis dengan bahasa BAF/ pada tabel 5 merupakan pernyataan afektif positif. Persentase terbanyak pada pernyataan ini adalah persentase respon Setuju (S) sebanyak 50 %. Kemudian respon Sangat Setuju (SS) sebanyak 29.2 % dan respon Tidak Setuju 20.8 %. Secara garis besar, mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir setuju bahwa mereka menyukai untuk menulis dengan BAF. Ini berarti, dalam kegiatan yang bersifat tertulis terutama tulisan yang bersifat ilmiah, mahasiswa lebih menyukai menggunakan BAF dibandingkan BAA. Adapun yang tidak setuju dengan pernyataan ini berarti mereka lebih menyukai menulis menggunakan BAA. Ini juga dapat mengacu kepada kemahiran berbahasa mereka pada aspek menulis, bisa saja mereka yang tidak setuju dengan pernyataan ini karena mereka masih merasa kesulitan menggunakan BAF dalam kegiatan tulis menulis.

Berdasarkan setiap penjabaran yang telah dihadirkan di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap bahasa mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir terhadap bahasa Arab adalah positif (dari segi afektif). Respon ini dikatakan positif karena mahasiswa lebih suka menggunakan istilah-istilah, berbicara, dan menulis dalam BAF dibandingkan BAA. Mereka juga lebih setuju ketika dosen menggunakan BAF dalam menyampaikan materi kuliah dibandingkan menggunakan BAA.

Namun, meskipun mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir cenderung menyukai BAF dalam kegiatan berbicara, menulis, dan

(13)

kegiatan belajar mengajar, mayoritas mahasiswa masih merasa bahwa BAF itu lebih sulit/sukar dibandingkan BAA. Hal ini dipengaruhi dengan intensitas penggunaan BAA yang cenderung lebih tinggi dibandingkan BAF. Mereka merasa perlu menggunakan BAF ketika dalam situasi formal saja. Bahkan ketika berbicara dengan dosen mereka lebih memilih menggunakan BAA dibandingkan menggunakan BAF meskipun mereka lebih menyukai ketika dosen mengajar menggunakan BAF.

C. Pernyataan Konatif

Komponen konatif adalah komponen sikap yang menyangkut perilaku atau perbuatan sebagai “putusan akhir” kesiapan reaktif terhadap suatu keadaan. Komponen konatif lebih cenderung pada tindakan atau sikap nyata dari mahasiswa dalam menggunakan kedua varian bahasa yang ada di Mesir. Berikut pernyataan yang termasuk dalam pernyataan konatif. Tabel 19. Pernyataan Konatif

Mean STS TS S SS Pernyataan No.

03.3 04.1 08.3 58.3 33.3 1

03.2 04.2 20.8 50.0 25.0 2

02.3 16.6 25.0 29.2 29.2 3

(14)

Pernyataan nomor 1 yakni “asyʻuru bi aktsari tsiqatin bi an-nafsi bistikhda>mi al-lughati al-‘arabiyyati al-fuscha>” yang bermakna /Saya lebih percaya diri menggunakan BAF/ pada tabel 6 merupakan pernyataan konatif positif. Persentase respon terbesar pada pernyataan ini adalah respon Setuju (S) sebesar 58.3 %. Kemudian 33.3 % untuk respon Sangat Setuju (SS), 08.3 % untuk respon Tidak Setuju (TS), dan 04.1 % untuk respon Sangat Tidak Setuju (STS). Hasil ini sangat jelas bahwa secara praktik mereka lebih percaya diri menggunakan BAF. Namun, hal ini berbanding terbalik dengan hasil yang ditunjukkan dalam penggunaan BAF dalam kehidupan mereka. Mereka cenderung lebih memilih menggunakan BAA untuk berbicara dibandingkan BAF. Fenomena ini berarti mahasiswa lebih percaya diri menggunakan BAF dibandingkan BAA pada situasi tertentu, misalnya pada proses belajar-mengajar di dalam kelas, presentasi, dan lain sebagainya. Begitu pula ketika berbicara dengan dosen, ada sebagian mahasiswa yang memilih menggunakan BAF meskipun persentasenya lebih sedikit dibandingkan mahasiswa yang lebih memilih menggunakan BAA kepada dosen dibandingkan BAF.

Pernyataan nomor 2 yakni “ana>> asʻa> an astakhdima au atachaddatsa bi al-lughati al-‘arabiyyati al-fuscha> fi> al-fashli wa ‘inda ‘amaliyyati ad-dira>sati>” yang bermakna /Saya berusaha menggunakan BAF ketika berada di kelas dan kegiatan belajar-mengajar/ pada tabel 6 merupakan pernyataan konatif positif. Respon positif pada pernyataan ini sangat besar yakni 50 % untuk respon Setuju (S), dan 25 % untuk respon Sangat Setuju (SS). Persentase respon Setuju (S) merupakan persentase

(15)

terbesar pada pernyataan ini. Mahasiswa setuju menggunakan bahasa Arab

Fuscha pada proses belajar-mengajar dan ketika berada di kelas. Namun, usaha mereka menggunakan BAF mungkin lebih sedikit dibandingkan mahasiswa yang sangat setuju pada pernyataan ini. Begitu pula pada mahasiswa yang tidak setuju dengan pernyataan ini, mereka enggan menggunakan BAF terutama ketika berinteraksi dengan teman sebayanya meskipun itu berada di dalam kelas.

Pernyataan nomor 3 yakni “’indama> atakallamu bi lughati al-‘arabiyyati al-fuscha>, achya>nan astaʻmilu baʻdha kalima>ti al-‘a>miyyati” yang bermakna /Ketika saya berbicara BAF, terkadang saya menyisipkan istilah BAA/ pada tabel 6 merupakan pernyataan konatif negatif. Pernyataan ini dikatakan demikian karena mahasiswa dalam menggunakan BAF tidak konsisten, dan juga mengindikasikan kemahiran mereka terhadap bahasa Arab. Mahasiswa yang sangat setuju dengan pernyataan ini berarti mereka benar-benar tidak konsisten dalam menggunakan BAF. Adapun persentase respon Sangat Setuju (SS) pada pernyataan ini adalah 29.2 %. Begitu pula dengan persentase respon Setuju (S) sebanyak 29.2 %. Respon Tidak Setuju (TS) pernyataan ini juga tidak sedikit, yakni 25 % dan 16.6 % untuk respon Sangat Tidak Setuju (STS). Berdasarkan persentase tersebut berarti terdapat mahasiswa pula yang tidak ingin mencampur-adukkan antara BAF dan BAA. Mereka mengerti bahwa BAF dan BAA memiliki fungsinya masing-masing, sehingga mereka tidak ingin mencampur-adukkan BAF dengan BAA.

(16)

Pernyataan nomor 4 yakni “atakallamu bi al-lughati al-‘arabiyyati al-fuscha> maʻa syakhshin la> aʻrifuhu min qabli au syakhshin ghari>bin” yang bermakna /Saya berbicara menggunakan BAF kepada orang yang tidak dikenal/ pada tabel 6 merupakan pernyataan konatif positif. Dikatakan demikian karena seseorang yang baru dikenal tidak memiliki hubungan sebelumnya dengan mahasiswa, sehingga seharusnya mahasiswa menggunakan BAF. Banyak mahasiswa yang tidak setuju dengan pernyataan ini. Persentase respon Tidak Setuju (TS) adalah 45.8 %. Kemudian respon Sangat Tidak Setuju (STS) persentasinya sebesar 12.5 %. Adapun respon Sangat Setuju pada pernyataan ini sebesar 29.2 % dan respon Setuju sebesar 12.5 %. Pada pernyataan ini berarti banyak mahasiswa yang tidak setuju jika menggunakan BAF kepada orang yang belum dikenal. Mereka lebih cenderung menggunakan BAA dibandingkan BAF. Berbeda dengan itu, mahasiswa yang setuju menggunakan BAF ketika berbicara dengan orang yang belum dikenal/ asing berarti kesadaran mereka akan menghormati orang yang belum dikenal lebih tinggi, terlebih lagi mahasiswa yang memilih respon Sangat Setuju (SS) pada pernyataan ini. Mahasiswa sangat sadar bahwa mereka harus menghormati orang yang baru dikenal dengan menggunakan BAF.

Berdasarkan keempat pernyataan komponen konatif ini, sikap bahasa mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir terhadap bahasa Arab adalah negatif. Hal ini dilihat dari respon yang dipilih mahasiswa dalam menjawab pernyataan-pernyataan di atas. Mahasiswa memilih menggunakan BAF ketika berada pada situasi formal saja. Hal ini terlihat

(17)

pada pernyataan yang menyatakan mahasiswa berusaha menggunakan BAF ketika berada di kelas dan kegiatan belajar-mengajar saja. Mereka lebih percaya diri menggunakan BAF dibandingkan BAA. Namun, penggunaan bahasa Arab mereka dalam kehidupan sehari-hari cenderung lebih banyak menggunakan BAA dibandingkan BAF, atau mereka dalam menggunakan BAF terkadang menyisipkan istilah-istilah dalam BAA. Hal ini dibuktikan dengan besarnya persentase respon positif pada pernyataan yang diajukan. Kemudian, mahasiswa juga memilih menggunakan BAA kepada orang yang belum dikenal. Dalam situasi tersebut berarti mahasiswa merasa lebih nyaman menggunakan BAA dibandingkan BAF, dan menganggap BAA itu lebih mudah dibandingkan BAF. Kesadaran akan penggunaan BAF perlu ditingkatkan dan diperhatikan terutama bagi orang yang berilmu atau intelektual seperti mahasiswa.

Ketiga komponen di atas memang saling memengaruhi, meskipun terkadang tidak dapat sejalan atau sama diantara ketiganya. Seperti yang terlihat pada penelitian ini, hasil sikap bahasa mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir terhadap bahasa Arab berdasarkan ketiga komponen tersebut berbeda. Perbedaan tersebut terlihat pada komponen yang ketiga yakni komponen konatif. Hasil sikap bahasa mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir terhadap bahasa Arab pada komponen kognitif dan afektif adalah positif, sedangkan hasil dari komponen konatif adalah negatif. Hal ini memang bisa saja terjadi seperti yang disebutkan oleh Sears (dalam Widyastuti, 2014: 61) bahwa komponen konatif dari sebuah sikap tidak selalu sesuai dengan komponen kognitif dan afektifnya.

(18)

Berdasarkan hasil dan analisis yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir secara komponen konatif (kecenderungan tindakan) adalah negatif. Jika dilihat dari hasil respon pernyataan pada aspek kognitif dan afektif, mahasiswa masih menganggap dan merasa bahwa BAF itu lebih sulit daripada BAA. Faktor lebih seringnya penggunaan BAA dibandingkan BAF juga memengaruhi mahasiswa dalam bersikap terhadap bahasa Arab secara konatif.

Upaya untuk mengubah sikap mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir guna pemertahanan bahasa Arab dapat dilakukan apabila mahasiswa dapat membiasakan menggunakan BAF dalam kehidupan mereka dimulai dari lingkungan universitas hingga lingkungan keluarga. Maka dari itu, perlu adanya dukungan dari Universitas Canal Suez Mesir dalam menggerakkan upaya tersebut khususnya di lingkungan universitas, sehingga dapat terwujud sikap bahasa mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir yang positif terhadap bahasa Arab.

Jika upaya tersebut dapat berhasil terhadap mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir, seperti yang disebutkan oleh Garvin dan Mathiot (dalam Chaer dan Agustina, 2008: 152) maka hal tersebut dapat menguatkan kesetiaan, kebanggaan, dan kesadaran mereka terhadap bahasa Arab sehingga sikap bahasa mahasiswa dapat dikatakan positif.

(19)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Sikap Bahasa Mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir yang telah dilakukan, simpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Kemahiran berbahasa Arab mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir adalah sangat baik. Kemahiran tersebut ditampakkan dengan banyaknya mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir yang memiliki nilai pada tingkatan mumta>z hingga jayyid pada keempat aspek kemahiran berbahasa yakni memahami, berbicara, membaca, dan menulis. Selain itu, mahasiswa yang memiliki nilai pada tingkatan maqbu>l hingga dha’i>f jiddan adalah sangat sedikit.

2. Pemilihan dan penggunaan BAF dan BAA pada ranah akademik, interaksi sosial, dan media oleh mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir menunjukkan hasil sebagai berikut.

a. Pada ranah akademik, mahasiswa cenderung memilih dan menggunakan BAF dibandingkan BAA. Alasan mahasiswa memilih dan menggunakan BAF karena BAF adalah bahasa al-Qur’an yang terjaga keasliannya, dan juga bahasa yang bagus (ra>i’ah). Oleh karena itu, mahasiswa lebih memilih dan menggunakan BAF dibandingkan BAA. Mahasiswa memilih dan menggunakan BAF ketika berada di dalam kelas baik kelas sosial maupun eksak, dan ketika membaca buku atau artikel. Adapun alasan pemilihan dan penggunaan BAA pada ranah akademik karena BAA dianggap lebih mudah dipahami dibandingkan BAF.

(20)

b. Pada ranah interaksi sosial, mahasiswa cenderung memilih BAA dibandingkan BAF. Alasan mahasiswa memilih dan menggunakan BAA pada ranah interaksi sosial karena BAA adalah bahasa yang mudah digunakan, simpel, dan biasa digunakan. Mahasiswa memilih dan menggunakan BAA ketika berbincang-bicang dengan keluarga, teman-teman, tetangga. Mahasiswa juga memilih dan menggunakan BAA ketika berada di pasar. Adapun, ketika berada di masjid dan universitas, mahasiswa lebih memilih dan menggunakan BAF dibandingkan BAA. Begitu pula, ketika membacakan cerita maupun syair, mahasiswa memilih dan menggunakan BAF.

c. Pada ranah media, rata-rata pemilihan dan penggunaan BAF lebih besar dibandingkan BAA. Mahasiswa lebih memilih dan menggunakan BAF ketika pada situasi serius, seperti pada tayangan debat politik, berita, dan program edukasi. Pemilihan dan penggunaan BAF pada situasi tersebut dikarenakan mahasiswa merasa lebih serius dan fokus ketika penyampaian tayangan tersebut menggunakan BAF. Kemudian, pada tayangan yang bersifat menghibur seperti komedi dan musik (lagu), mahasiswa lebih memilih dan menggunakan BAA karena mereka menganggap BAA itu mudah dan pesan yang disampaikan lebih mengena kepada penonton. d. Pada ranah akademik, program studi memiliki pengaruh terhadap

pemilihan dan penggunaan bahasa Arab. Program studi yang memiliki persentase tertinggi pada pemilihan dan penggunaan BAF pada ranah akademik adalah program studi Matematika, Kimia, Perhotelan, Bahasa Arab, dan Sejarah.

(21)

e. Pada ranah interaksi sosial, gender memiliki pengaruh terhadap pemilihan dan penggunaan bahasa Arab oleh mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir. Mahasiswa laki-laki memiliki persentase yang lebih tinggi dalam pemilihan dan penggunaan BAA dibandingkan mahasiswa perempuan. Pada pemilihan bahasa Arab, mahasiswa perempuan lebih memilih menggunakan BAF sedangkan pada penggunaan bahasa Arab, mahasiswa perempuan lebih memilih menggunakan BAA dibandingkan BAF dengan persentase yang lebih kecil dibandingkan persentase penggunaan BAA mahasiswa laki-laki.

3. Sikap bahasa mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir berdasarkan tiga komponen sikap dikatakan positif pada komponen kognitif dan afektif. Namun, pada komponen konatif mahasiswa memiliki sikap yang negatif. Mahasiswa menganggap bahwa BAF itu lebih sulit dibandingkan BAA. Anggapan ini memengaruhi mahasiswa dalam bersikap secara konatif. Oleh karena itu, upaya peningkatan penggunaan BAF terutama di lingkungan akademik dan sosial perlu dilakukan.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Kajian mengenai sikap bahasa ini dapat dilakukan lebih lanjut di negara-negara Arab selain Mesir. Hal ini mengingat bahwa negara-negara-negara-negara Arab memiliki dua varian bahasa yang saling berdampingan atau sering disebut

(22)

dengan diglosia. Oleh karena itu, sikap bahasa yang terjadi pada negara-negara Arab tersebut dapat dilihat lebih lanjut.

2. Penelitian yang sejenis perlu dilakukan lebih lanjut dengan menggunakan pendekatan sosiolinguistik dan psikolinguistik, sehingga kajian mengenai sikap bahasa terutama terhadap bahasa Arab akan lebih berkembang dan lebih terperinci.

3. Kajian dialek murni juga perlu dilakukan melihat bahwa ternyata di setiap negara Arab memiliki dialek yang bermacam-macam, dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga hal tersebut menarik bila dikaji lebih mendalam.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Marani, Yahya Mohammed Ali dan Azimah Binti Sazalle. 2010. Polite Request Strategies by Male Speakers of Yemeni Arabic in Male-Male Interction and Male-Female Interaction. The International Journal of Language Society and Culture. Universiti Sains Malaysia

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Azhar, Iqbal Nurul., dkk. 2011. Sosiolinguistik Teori dan Praktik. Surabaya: Lima-lima Jaya

Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Biro Administrasi Kemahasiswaan Universitas Sebelas Maret. 2012. Informasi Bidang Kemahasiswaan Universitas Sebelas Maret Solo Tahun Akademik 2012/ 2013. Surakarta: UNS

Blum-Kulka, S. 1982. Learning how to say what you mean in second language: a study of speech Act performance of learners of hebrew as a second language. Applied Linguistics, 3

Budiawan. 2008. “Pengaruh Sikap Bahasa dan Motivasi Belajar Bahasa

terhadap Prestasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Siswa SMA se-Bandar Lampung”. Tesis. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2008. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ciscel, dkk. 2000. Language Attitude and Identity in the European Republics of the Former Soviet Union. Texas Linguistic Forum 44: 49

Dingding, Haerudin. 2003. Peranan Sikap Berbahasa Mahasiswa terhadap Kemampuan Menulis. Jurnal. Bandung: FPBS UPI. Vol. 3 No. 5

Fasold, Ralph. 1984. The Sociolinguistics of Society. Oxford: Basil Blackwell Fasold, Ralph. 2001. The Sociolinguistics of Society. New York: Basil Blackwell Gerungan, W. A. 2010. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama

Husaini, Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2014. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara

(24)

Isnendes, Retty. 2015. Pengembangan Pembelajaran Kemahiran Berbahasa: Menulis Karya Sastra Berdasarkan pada Empat Aspek Berbahasa. Jurnal. Bandung: FPBS UPI

Karsana, Deni. 2009. Kesetiaan Berbahasa Sunda di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis . Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Carasvatibooks

Lambert, W.E. 1967. A Social Psychology of Bilingualism. Journal of Social Issues 23: 91-109

Mizher, Rabab A. dan Fawwaz Al-Abed Al-Haq. 2014. Attitudes towards Using Standard Arabic among Academic Staff at Balqa Applied University/Center in Jordan: A Sociolinguistic Study. Jordan: International Journal of English Linguistics. Vol. 4 No. 1

Monks, dkk. 1992. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Murad, Mohammed Kamil. 2007. Language Attitudes of Iraqi Native Speakers of Arabic : A Sosiolinguistic Investigation. Faculty of Graduate School of the University of Kansas

Pateda, Mansoer. 1990. Sosiolingustik. Bandung: Angkasa

Rahayu, Yayuk Eny dan Ari Listyorini. 2009. Sikap Bahasa Wanita Karir dan Implikasinya pada Pemertahanan Bahasa Jawa di Wilayah Yogyakarta. Laporan Penelitian Kajian Wanita. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Rokhman, Fathur. 2013. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sastromiharjo, Andoyo. 2012. Model Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Berbasis ICT. Jurnal. Bandung: FPBS UPI

Subana dan Sudrajat. 2001. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Suhardi, Basuki. 1996. Sikap Bahasa: Suatu Telaah Eksploratif atas Sekelompok Sarjana dan Mahasiswa di Jakarta . Jakarta: FSUI

Tohe, Achmad. 2005. Bahasa Arab Fuscha dan Amiyah serta Problematikanya. Malang: Jurnal Bahasa dan Seni, Tahun 33, Nomor 2, Agustus 2005

(25)

Wardani, dkk. 2013. Sikap Bahasa Siswa terhadap Bahasa Indonesia: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Singaraja. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha

Widyastuti, Yeni. 2014. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Graha Ilmu

Wulandari, Atik. 2012. Sikap Bahasa Siswa Kelas VII SMPN 9 Yogyakarta terhadap Bahasa Indonesia. Skripsi. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Wulandari, Dwi dan Wiwiek Sundari. 2012. Sikap Bahasa Santri pada Konteks Pemertahanan Bahasa Jawa dalam Proses Pengajaran di Pesantren. Laporan Akhir Hibah Penelitian Pembinaan. Universitas Diponegoro Semarang

Sumber dari Internet

Suez Canal University. 2012. Historical View of Suez Canal University. (http://scuegypt.edu.eg/en/?page_id=16) (diakses tanggal 14 Februari 2016 pukul 11.45)

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2015. Sertifikat UKBI.

(http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/ukbi/) (diakses tanggal 17 Maret 2016 pukul 15.21)

Gambar

Tabel 16. Skor Sikap Bahasa Berdasarkan Responden
Tabel 17. Pernyataan Kognitif
Tabel 18. Pernyataan Afektif
Tabel 19. Pernyataan Konatif

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan metode Naive Bayes dan Logika Fuzzy dapat dihasilkan parameter pembentuk ekspresi wajah yang dipengaruhi oleh lebih dari satu

Hasil analisis secara simultan variabel bebas (dana bank, penghasilan nasabah dan suku bunga) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (pemberian

Matematika dengan Angka dan Operator yang sudah diacak dengan menekan tombol button yang sudah tertera pada halaman jawab pertanyaan tersebut, apabila pengguna salah

Prinsip pencabutan gigi sulung tidak berbeda dengan gigi permanen, tidak  Prinsip pencabutan gigi sulung tidak berbeda dengan gigi permanen, tidak  memerlukan tenaga besar, tetapi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa; jamur endofit yang ditemukan pada sampel tanaman padi yang diambil di Desa Karang Tunggal dan

Rasa malu mendorong seseorang untuk menjauhkan diri dari perbuatan yang buruk dan sangat bermanfaat dalam mengendalikan hawa nafsu hal ini sesuai dengan pandangan dalam

Ternyata panjang bayangan terpendek sama dengan panjang bagian dayung yang berada diatas tanah dan keadaan bayangan terpendek itu terjadi pada pukul