• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERMAIN PURA-PURA PADA ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN USIA 912 TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BERMAIN PURA-PURA PADA ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN USIA 912 TAHUN"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

BERMAIN PURA-PURA PADA ANAK RETARDASI MENTAL

RINGANUSIA 912TAHUN

Oleh: Nina Anggraeni ( 04810178 ) Psychology

Dibuat: 2009-04-15 , dengan 7 file(s).

Keywords: Retardasi Mental Ringan Usia 9-12 tahun, Bermain Pura-pura.

ABSTRAK

Anak memang tidak bisa dilepaskan dari semua hal yang berkaitan dengan bermain. Bagi anak, bermain adalah suatu kebutuhan yang sudah ada dengan sendirinya dan sudah ada secara alamiah. Dari sekian banyak jenis permainan yang ada, aktivitas bermain pura-pura menjadi bentuk aktivitas bermain utama karena si anak dengan cepat mempelajari bahasa dan mencobakan penggunaan kata-kata dan simbol-simbolnya. Semua ini berhubungan langsung dengan manfaat yang didapat dari permainan pura-pura yaitu dapat membantu anak retardasi mental ringan dalam mengembangkan cara atau pola berpikir mereka serta mampu membuat mereka menjadi lebih kreatif ketika dirinya dewasa kelak. Dari hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana kegiatan bermain pura-pura pada anak penyandang retardasi mental ringan usia 9 hingga 12 tahun

Penelitian ini dilakukan di Lingkungan sekitar Tlogomas dan Tasikmadu pada tanggal 20 Januari s/d 1 Februari 2009 dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 3 orang dan memiliki karakteristik retardasi mental ringan. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi kepada subyek dan wawancara terpimpin pada orang tua subyek. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1). Semua subyek yang menjadi subjek penelitian memiliki variasi tema dan peran bermain pura-pura yang beragam. (2) Jika dilihat dari kecenderungan jenis permainan anak retardasi mental ringan usia 9-12 tahun mereka melakukan permainan pura-pura secara bersama dengan orang lain maupun sendiri dan permainan mereka bersifat kompleks. (3). Pada saat bermain pura-pura biasanya stimulus mereka berasal dari pengalaman dan apa yang subyek lihat sehari-hari. (4). Frekuensi kemunculan bermain pura-pura pada subyek dalam satu hari rata-rata 1 hingga 2 kali dalam sehari. Dari semua subyek yang ada mereka setiap harinya selalu memainkan permainan pura-pura meskipun ada pengulangan tema yang sama dalam setiap harinya.

ABSTRACT

The Children can’t be separated from the things that connected with playing. For the children,

playing is need that appear naturally.Pretend playing is one of example of playing activity because the children will try understand the languange and they will try speak in symbol languange. This game has the benefit for the children, it will help mild mentally. Retarded of the children in developing the way of thinking and it will help them be more creative when they be adult. From the things, so this research aimed to know and describe about activity of pretend playing toward mild mentally retarded children from 9 to 12 years old.

The research is done in around of Tlogomas and Tasikmadu environment at 20 January to 1 February 2009. It use qualitative descriptive research method. The total subject in this research is 3 person and it has mild mental retarded characteristic. Technique of data

collecting in this research is observation toward subject and interview toward their parent as subject. Analysis technique used is qualitative analysis.

(2)

Referensi

Dokumen terkait

MODEL PEMILIHAN BAHAN PEWARNA ALAM COKELAT BATIK TULIS YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP).. Desi Rahmawati,

 Kelumpuhan tubuh bagian kanan akan dirasakan lebih berat dibanding kiri karena otak kiri yang mendominasi kehidupan sehari-hari terganggu  Otak kanan dan otak kiri

Pelatihan tersebut meliputi kesadaran kualitas ( quality awareness ) bagi pimpinan dan anggota organisasi sehingga dapat memberikan pemahaman mengenai sejarah sistem manajemen

4.3. Menunjukkan contoh pelaksanaan Tri Kaya Parisudha dalam kehidupan

1) Budaya, merupakan faktor penentu utama dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya seseorang terbentuk melalui proses.. belajar dari lingkungannya. Manusia tumbuh

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa kegiatan di toko besi ini seperti mencari barang apa saja yang akan dijual, mencari supplier barang,

Kadar total volatile matter adalah jumlah bahan yang mudah menguap yang terkandung dalam ampas biji jarak pagar. Bahan mudah menguap ini berupa air, metanol dan heksan yang

Aktivitas komputer akuntansi perusahaan jasa mengarah pada data entri transaksi keuangan yang terjadi pada perusahaan jasa sejak awal periode sampai dengan proses penyiapan laporan