BAB II PEMBAHASAN
Di dalam suatu usaha seorang pemilik harus memiliki data usaha yang meliputi nama pemilik, struktur organisasi, bentuk kepemilikan bisnis, alamat usaha, nomor telepon, serta perizinan perusahaan yang mana dalam data perusahaan ini akan mencerminkan bergerak dalam bidang apa dan produk atau jasa apa yang diproduksi oleh suatu perusahaan tersebut. Berikut adalah data dari usaha yang penulis rencanakan.
2.1Data Usaha
1. Nama Perusahaan 2. Bidang Usaha 3. Jenis Produk / Jasa
4. Alamat Perusahaan
5. Nomor Telepon/HP 6. Alamat Email
Ayam Penyet surya Rumah Makan
Ayam Penyet
Jalan Djamin Ginting No 766, Pasar I Padang Bulan Medan
081375040756
hardinasuryasilaban@yahoo.com
7. Situs Web 8. Mulai Berdiri 9. Bank Perusahaan 2.2 Data Pemilik 1. Nama 2. Jabatan
3. Tempat dan tanggal Lahir 4. Alamat Rumah 5. Nomor Telepon 6. Alamat Email 7. Pendidikan Terakhir Januari 2012 Bank BNI
Hardina Surya Silaban
Pimpinan/pemasak
Sibolga, 07 Januari 1990
Jalan Djamin Ginting, Pasar I Padang Bulan , Medan
081375040756
hardinasuryasilaban@yahoo.com
2.3 Struktur Organisasi
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Usaha Ayam Penyet 2.4 Aspek Pasar dan Pemasaran
2.4.1 Produk yang dihasilkan a. Ayam Penyet
Yaitu makanan tradisional ayam yang di penyetkan/dilumetkan yang diatasnya berlumur sambal yang disajikan dengan daun kemangi, kol,tempe/tahu dan timun sebagai pelengkap.
Karyawan 1 Martin Karyawan 4 Simon Karyawan 2 Jhosua Karyawan 3 Gabriel Pimpinan
Gambar 2.2 Gambar Ayam Penyet 1. Resep Bahan Ayam Penyet :
a. 1 ekor ayam berukuran kecil, potong menjadi empat bagian b. 300 ml air
c. 2 lembar daun salam
d. minyak goreng secukupnya untuk menggoreng
2. Resep Bumbu Ayam Penyet (haluskan) :
a. 4 siung bawang putih b. 1/2 sendok tek ketumbar c. 1 cm kunyit
d. 3 cm jahe e. 3 cm lengkuas
f. 1 1/2 sendok teh garam
3. Resep Bahan Sambal Ayam Penyet :
b. 1 siung bawang putih c. 6 buah cabai merah keriting d. 5 buah cabai rawit merah e. 1/2 buah tomat
f. 1 sendok makan terasi goreng g. 1/2 sendok teh garam
h. 1 sendok makan irisan gula merah i. 1 ikat kemangi, ambil daunnya j. 2 buah jeruk limau, belah dua
4. Cara Memasak Ayam Penyet :
a. Lumuri ayam dengan bumbu yang dihaluskan. Tambahkan daun salam dan air. Masak hingga daging ayam empuk. Angkat dan sisihkan.
b. Goreng daging ayam hingga matang. Angkat dan tiriskan.
c. Sambal : Tumis bawang merah, bawang putih, cabai, dan tomat hingga layu. Haluskan bersama terasi, garam, dan gula. Tambahkan air jeruk limau dan daun kemangi. Aduk rata.
d. Letakkan ayam goreng di atas sambal. Penyet-penyet hingga sambal menempel pada daging ayam.
Menyajikan minuman jus buah segar dan minuman-minuman ringan lainnya seperti :
1. Jus Melon 2. Jus Sirsak 3. Jus Semangka 4. Jus Terong Belanda 5. Jus Pokat
6. Teh Manis Dingin 7. Teh Manis Panas
8. Teh Botol Sosro
Gambar 2.3 Gambar Aneka Minum 2. 4.2 Keunggulan Produk
Adapun produk yang ditonjolkan pada Rumah Makan Ayam Penyet ini ialah Ayam Penyetnya karena Ayam Penyetnya menghasilkan cita rasa yang berbeda dari yang lain yaitu terdapat pada rasa sambalnya. Ayam Penyet disajikan dengan tiga pilihan sambal dengan tingkat kepedasan yang berbeda. Tujuannya, agar bisa membuat pelanggan ketagihan saat menyantapnya walaupun tidak tahan pedas.
Sedangkan produk makanan yang lain seperti nasi goreng ayam penyet disajikan untuk melengkapi produk utamanya agar lebih banyak pilihan menu
makanan karena selera konsumen yang berbeda beda. Selain itu di Rumah makan ini juga menyediakan aneka minuman seperti jus buah segar yang terbuat dari 100% buah asli tanpa pemanis buatan sehingga jus-jus buah segar tersebut baik untuk dikonsumsi karena banyak mengandung vitamin,serta harganya juga terjangkau.
2.4.3 Gambaran Pasar
Ditinjau dari jumlah penduduk, daya beli, dan minat konsumen terhadap tingkat konsumsinya, khususnya pada menu makanan yang sehat,bergizi,dan terjangkau harganya maka saya optimis bisnis makanan yang dipasarkan akan berkembang pesat. Apalagi pada saat ini kebutuhan akan makanan sangat meningkat karena tingkat konsumsi masyarakat yang semakin tinggi.
Adapun jenis makanan yang ditawarkan sebagai berikut 1. Ayam Penyet Biasa Rp. 9.000
2. Ayam Penyet+ Nasi Putih Rp. 12.000 3. Nasi Goreng Ayam Penyet Rp. 15.000 4. Aneka Jus Buah Segar Rp. 7.000 5. Teh Manis Panas/Dingin Rp. 3.000 6. Teh botol Sosro Rp. 3.000
Misalnya diasumsikan permintaan perhari sebesar 50 porsi,berarti dalam sebulan dapat dijual 1500 porsi ( 50 porsi x 30 hari ), jadi dalam setahun permintaan konsumen sebesar 18000 porsi ( yaitu 1500 porsi x 12 bulan). Maka peningkatan permintaan tiap tahun menjadi 18000 x 20% = 3600 porsi, sehingga untuk tahun berikutnya dapat dihasilkan 21600 porsi yaitu berasal dari 18000 + 3600, demikian akumulasi tahun berikutnya. Berikut ini disajikan table proyeksi permintaan konsumen dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016
Tabel 2.1 Proyeksi Permintaan Konsumen Tahun PerkiraanPermintaan (dalam porsi) 2012 18000 2013 21600 2014 25920 2015 31104 2016 37325
a. Kegiatan promosi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Membuat selebaran atau brosur yang kemudian menyebarkannya disekitar kampus, kos-kosan,kantor atau tempat tempat umum lainnya agar bisnis yang kita buat diketahui orang banyak.
2. Melalui advertising yaitu pemasangan iklan di media massa khususnya dikoran berita seperti waspada,analisa,medan bisnis maupun sumut pos. 3. Memberitahukan kepada kawan-kawan , relasi tentang usaha yang baru
4. Menyebarkan kartu nama yang memuat informasi tentang bisnis yang baru dibuka.
5. Memberikan garatis soft drink pada setiap pembelian makanan diatas Rp.50.000
6. Membuat akun Facebook dan Twitter sehingga lebih mudah dikenal oleh banyak orang.
2.4.4 Target atau Segmen Pasar yang Dituju
Target pasar adalah sekelompok pembeli yang mempunyai sifat-sifat yang sama yang membuat pasar itu berdiri sendiri. Adanya sekelompok orang dengan ciri-ciri yang sama belumlah berarti mereka membentuk pasara sasaran. Hanya bila mereka mempunyai ciri-ciri yang sama sebagai pembeli, maka barulah mereka membentuk suatu apasar sasaran.
Mengingat pentingnya pemasaran tersebut, maka usaha ayam penyet inipun harus menentukan segmen pasarnya. Selanjutnya sesuai dengan pengertian pasar ialah sekelompok orang yang mempunyai uang untuk dibelanjakan, mempunyai kemauan, dan kewenangan untuk melakukan pembelian, maka segmentasi pasar Ayam Penyet ini terdiri beberapa faktor:
Faktor Geografis : Jl.Djamin Ginting No 766 Pasar I Padang Bulan Medan Faktor Demografis : a. Usia : Segala Usia
b. Jenis Kelamin : pria dan wanita c. Agama : Semua agama
Bidikan pasar di sekitar kampus tersebut telah direncanakan secara cermat dan matang karena menurut analisa pasar yang ada, sekitar kampus merupakan ladang yang sangat subur untuk membuka bisnis baru khususnya dibidang makanan.
Daerah kampus tidak hanya didominasi oleh masyarakat asli Medan tetapi juga terdapat kaum pendatang yang biasanya kos ataupun mengontrak di daerah sekitar kampus. Kaum pendatang tersebut kebanyakan adalah kaum muda. Peluang ini dapat kita manfaatkan karena rata-rata anak kos biasanya lebih munyukai hal-hal yang berbau cepat dalam penyajian (cepat saji) serta dapat pula sebagai alternatif makanan lain jika bosan terhadap menu sehari-hari.
Usaha ayam penyet ini merupakan usaha yang menjanjikan, karena peminatnya yang hampir merata di setiap kalangan masyarakat atau siapa saja bisa menikmatinya. Usaha Segmen pasar yang dipilih dalam usaha ini adalah masyarakat menengah ke bawah. Produk Ayam Penyet disesuaikan dengan target pasarnya, oleh karena itu harga produk dapat terjangkau.
2.4.5 Trend Perkembangan Pasar
Saat ini pertumbuhan ekonomi sangatlah berdampak pada hasil penjual barang maupun jasa yang ditawarkan. Apabila pertumbuhan ekonomi suatu Negara sedang membaik maka permintaan akan barang/ jasa masyarakat terhadap barang dan jasa akan lebih tinggi.
Ini berarti trend penjualan akan membaik pula maka suatu bisnis ataupun perusahaan yang menjual barang/ jasa penerimaannya akan lebih tinggi. Apabila dibandingkan ketika ekonomi Indonesia terkena krisis, maka daya beli masyarakat menjadi menurun, trend penjualan akan menurun akibatnya suatu bisnis atau perusahaan banyak yang mengalami kebangkrutan.
Diperkirakan untuk kawasan Pasar I padang Bulan ini terdapat 120.000 orang penduduk. Dan untuk di area sekitar kampus jumlah terbanyak adalah mahasiswa/anak kos. Jika rata-rata didominasi oleh kaum muda maka permintaan akan produk akan selalu ada, bahkan dapat cenderung meningkat untuk hari-hari tertentu misalnya hari-hari besar,pada saat bulan ramadhan,dan malam minggu.
Dan untuk peningkatan usaha Ayam Penyet ini dipengaruhi oleh tingkat suku bunga sebesar 8% pertahun yaitu sekitar 10 % per bulan. Maka dari itu naik turunnya suatu tingkat suku bunga tmempengaruhi biaya pendanaan bisnis ini. Namun, dapat dilihat bahwa tingkat bunga mempengaruhi ketika usaha yang dijalankan mendapat pinjaman dari pihak ketiga yakni bank. Dalam usaha ini, untuk langkah awal modal untuk pendirian usaha ini merupakan usaha dari modal sendiri dan pinjaman dari bank yaitu sebesar Rp. 15.000.000 dengan bunga 8%, maka cicilan perbulan sebesar Rp. 1.250.000 dengan bunga Rp. 100.000
Dari segi inflasi, faktor ini mempengaruhi dalam perkembangan usaha ini. Adanya inflasi cukup mempengaruhi biaya operasional dari suatu usaha yang diakibatkan naiknya biaya pasokan dan bahan baku serta gaji para karyawan. Tingkat inflasi yang terus menaik akan berdampak bagi suatu usaha tersebut yang
akan menaikkan harga pokok penjualan. Ini akan menyebabkan turunnya akan permintaan dari produk yang ditawarkan.
2.4.6 Proyeksi Penjualan
Tabel 2.2 Proyeksi Penjualan Ayam Penyet Per Hari
No Nama Menu Banyak (Unit) @ Jumlah Harga (Rp)
1 Ayam Penyet Biasa 5 9.000 45.000 2 Ayam Penyet + Nasi 20 12.000 240.000 3 Ayam Penyet + Nasi Goreng 10 15.000 150.000 4 Aneka Jus 10 7.000 70.000 5 Aneka Minuman 5 3.000 15.000 Total 50 520.000
TABEL 2.3 PROYEKSI PENJUALAN AYAM PENYET
(SELAMA SATU TAHUN)
No Bulan Penjualan (Porsi)
1 Januari 1500 2 February 1524 3 Maret 1548 4 April 1530 5 Mei 1542 6 Juni 1600 7 Juli 1620 8 Agustus 1655
9 September 1704
10 Oktober 1695
11 November 1758
12 Desember 1786
Keterangan Tabel : Peningkatan proyeksi penjualan diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 10% per bulan tetapi sewaktu waktu penjualan dapat mengalami penurunan yang disebabkan oleh selera dari masyarakat yang berbeda-beda.
Dari gambar table 2.3 di atas memperlihatkan peningkatan permintaan setiap bulannya dari penjualan Ayam Penyet ini. Pada bulan Januari permintaan sebanyak 1500 porsi yang tiap harinya diharapkan terjual sebanyak 50 porsi dan akan terus naik tiap bulannya. Ini dapat disebabkan hadirnya ayam penyet dengan tampilan dan konsep yang berbeda dapat menembus pasar kuliner dan dapat bersaing dengan produk yang sejenis maupun yang berbeda.
Untuk perencanaan strategis, proyeksi kapasitas penjualan dilakukan dalam jangka minimal 5 tahun ke depan, sesuai dengan rencana produksinya.
Tabel 2.4 Proyeksi penjualan 5 tahun kedepan Tahun Perkiraan Penjualan
( dalam porsi ) 2012 18000 2013 21600 2014 25920
Berikut hasil dari peningkatan permintaan selama satu tahundalam bentuk grafik :
Gambar 2.4 Grafik Proyeksi Penjualan Selama Setahun
Selain itu penulis juga menyajikan hasil peningkatan penjualan Selama lima tahun mendatang dalam bentuk diagram :
2015 31104 2016 37325
Gambar 2.5 Diagram Proyeksi Penjualan Selama Lima Tahun 2.4.7 Analisis Pesaing
Pesaing merupakan faktor yang penting dalam menyusun keberhasilan pemasaran. Menurut pakar manajemen strategi mengidentifikasi 5 ( lima ) kekuatan persaingan yakni masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pemasok, serta persaingan konvensional di antara para pesaing yang ada. Kelima kekuatan persaingan tersebut secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan dan kemampuan laba dalam industri, dan kekuatan yang paling besar akan sangat menentukan serta menjadi sesuatu yang sangat penting dari sudut pandang perumusan strategi.
1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Pendatang baru dalam industri dapat mengancam pesaing yang ada. Untuk usaha Ayam Penyet ini ancaman akan masuknya pendatang baru dapat merebut
pangsa pasar dari produk usaha ini. Misalnya masuknya produk yang sejenis maupun yang berbeda seperti Ayam Bakar,Ayam Kremes,maupun Ayam Presto. Masuknya menu-menu seperti ini dapat mengancam penjualan ayam Penyet ini. 2. Tingkat Rivalitas Diantara Para Pesaing yang Ada
Persaingan ada yang berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan strategi-strategi seperti persaingan harga, promosi dan sebagainya. Untuk usaha Ayam Penyet ini tingkat rivalitas yang ada di sekitar area kampus sangat tinggi, adanya pesaing yang berbeda-beda dapat menyebabkan turunnya permintaan akan produk ini.
3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Dalam usaha Ayam Penyet ini yang menentukan harga berada di tangan usaha Ayam Penyet, ini disebabkan usaha ini hadir untuk pertama kalinya di Medan dengan ciri khas sambalnya yang menyajikan tiga pilihan sambal dan belum ada pesaing yang memiliki ciri-ciri dan konsep yang sama dengan yang ditawarkan oleh Ayam Penyet ini.
4. Saluran Distribusi
Penggunaan saluran distribusi yang tepat akan memberikan manfaat seperti tersedianya produk (Ayam Penyet) pada moment yang tepat bagi konsumen, dan juga akan tersedianya produk (Ayam Penyet) di lokasi yang menyenangkan bagi pelanggan potensial.
Makanan seperti Ayam Penyet ini adalah salah satu makanan ringan, alangkah baiknya jika lebih dekat dengan masyarakat, agar terpenuhi permintaan dan memaksimalkan keuntungan, maka dalam pemasaran dan penjualan Ayam Penyet inihanya menggunakan 1 ( satu )saluran distribusi.
Tabel 2.5 Keunggulan dan Kelemahan Pesaing
Pesaing Keunggulan Kelemahan
Ayam Penyet KQ5 Jalan Djamin Ginting
1. Pilihan menu makanannya beraneka ragam. 2. Tempatnya lebih strategis 1. Pelayanan yang kurang memuaskan. 2. Kebersihan kurang menjamin 3. Rasa sambalnya kurang memuasakan
Ayam Penyet Pas’ya Jalan Harmonika No2, Medan 1. Harganya terjangkau 2. Tempatnya strategis 1. Kuranh higienis karena lokasi langsung berhadapan dengan pasar besar 2. Kebersihan kurang terjamin. ADS (Asli DAging Sapi)
Jalan jamin ginting,PadangBulan 1. Banyak menu makanan ynag disajikan 2. Letaknya strategis. 1. Harganya lebih mahal 2. Pelayanan kurang memuaskan dan
tempat kurang nyaman. 2.5 Aspek Produksi
1. Bahan Baku dan Bahan Penolong
Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian utama untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suplier, kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian, ketersediaan, dan persediaan. Bahan baku yang digunakan adalah (dihitung berdasarkan kebutuhan per bulan):
Tabel 2.6 Bahan Baku dan Bahan Penolong
No. Uraian Banyak @ JumlahHarga
1 Ayam 150 kg 18.000 2.700.000 2 Beras 180 kg 9.000 1.620.000 3 Minyak Goreng 120 kg 10.000 1.200.000 4 Telur 1500 700 1.050.000 5 Bumbu Masakan 100.000 3.000.000 6 Perlengkapan 430.000 430.000 7 Bahan Lain-lain 1.350.000 1.350.000 8 Tabung gas12 kg 2 tabung 80.000 160.000 JUMLAH 11.510.000
2. Proses Produksi
Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud. Bentuk proses biasa digambarkan dalam lembaran skema atau diagram alur yang disertai dengan keterangan deskriptif.
PRODUK
Gambar 2.6 Alur proses produksi 3. Peralatan yang Dibutuhkan
Baik untuk skenario pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan juga harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan.
Tabel 2.7 Peralatan Produksi
Nama Peralatan Jumlah
Harga 1. Stelling Stainless 1.500.000 2. Peralatan Masak a. tungku 500.000 -Ayam Penyet
-Nasi Goreng Ayam Penyet
-Aneka Jus Buah segar
Pemasakan Bahan Baku Produk Makanan & Minuman Penyajian kepada Konsumen Pengolahan Bahan Baku
b. penggorengan 1 unit 100.000 c. alat tiris 1 unit
30.000 d. penjepit 2 unit
40.000 e. sudip
30.000 f. talam & gilingan
50.000 g. peralatan makan
(sendok, piring, pisau, garp dan gelas)
1.500.000 h. botol saus dan kecap
25.000 i. penyaring khusus
450.000 j. rak piring 150.000
k. dandang 75.000
3.Meja dan Kursi
2.000.000
Total 6.450.000
4. Sarana Penunjang
Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik, air, telepon dan lain-lain
Tabel 2.8 Sarana Penunjang
Jenis Biaya Jumlah Biaya 1. Air /Lisrtik Rp 60.000,-
2. Telepon Rp 30.000,-
Total Biaya Sarana Penunjang : Rp 90.000,-
2.6 Analisis SDM
Perencanaan tenaga kerja langsung (TKL), juga perlu memperhatikan hal-hal mengenai kualifikasi, tarif upah, jumlah tenaga yang dibutuhkan, dan persyaratan kerja. Karena dalam usaha ini pemilik juga merupakan investor aktif yang berarti pemilik juga menjalankan pekerjaan operasional, maka sistem penggajian tidak dihitung secara spesifik melainkan menerima pembagian dari laba yang didapatkan. Sehingga untuk saat ini usaha pemilik belum memerlukan tenaga kerja tambahan karena masih dapat mengelola sendiri usaha ini.
Untuk tahap awal pemilik membutuhkan empat orang tenaga kerja dan jika bisnis/usaha ini telah berkembang maka pemilik akan menambah tenaga kerjanya.Untuk mendapatkan karyawan yang berkompeten maka pemilik melihat dari tiga sisi yaitu sisi pertumbuhan, efisiensi, dan stabilitas. Di sisi pertumbuhan , kita akan memantau durasi bekerjanya,tingkat pendidikan dan biaya pelatihan karyawan. Selain itu, tingkat turnover karyawan dan kemampuan meraih
pelanggan juga bisa termonitor. Sementara itu dari sisi efisiensi harus dilihat karyawan dengan keahlian tertentu.
2.6.1 Rencana Pengembangan Usaha. 1. Strategi Produksi
Dalam strategi produksi, pemilik akan meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk yang dihasilkan. Namun, akan tetap menstabilkan harga dari produksi tersebut. Hal ini direncanakan untuk lebih mengembangkan dan mengekspansi usaha ini untuk lebih berkembang
2. Strategi Organisasi dan SDM
Dalam penerapan strategi organisasi dan SDM juga sangat diperhatikan karena organisasi dan SDM mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Strategi yang diterapkan adalah dengan memberikan motivasi dan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.
3. Strategi Marketing
Marketing juga mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Strategi yang marketing yang akan dilakukan adalah dengan lebih memasarkan usaha ini dengan membuat brosur, poster dan flyer yang akan lebih dipasarkan kepada masyarakat umum.
Dalam mengembangkan usaha, pemilik akan menambah armada untuk mengembangkan usaha dengan modal sendiri yang telah didapat dari keuntungan yang selama ini didapat.
2.7. Proyeksi Keuangan
Aspek finansial dari proposal bisnis dapat memperlihatkan potensi dana yang dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha, termasuk di dalamnya 3 performa laporan keuangan: neraca, rugi-laba, dan cash flow. Secara ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan usaha secara finansial sebagai berikut :
A. Tabel 2.9 Sumber Pendanaan
Uraian Persentase (%) Jumlah
(a) (b) (c) (d) (e) (a + b + c + d+e) 1. Modal Sendiri 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 35.000.000 2.Pinjaman 15.000.000 0 0 0 15.000.000 Jumlah (1+2) 50.000.000
B. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi Awal Tabel 2.10 Tabel Kebutuhan Pembiayaan
Uraian Jumlah
a. Sewa Tempat 6.000.000
c.Peralatan Masak 1.300.000 d. Peralatan Makan 1.500.000 e. Peralatan Lain lain 1.650.000
f. Meja Kursi 2.000.000
g. Biaya Operasional (Pembeliam Bahan
Baku,Bahan penolong dan perlengkapan)
11.510.000
h. pembiayaan lain lain 2.940.000
JUMLAH 27.200.000
C. Tabel 2.11 Tabel Bahan Baku dan Bhan Penolong kebutuhan selama 1 bulan
No. Uraian Banyak @ JumlahHarga
1 Ayam 150 kg 18.000 2.700.000 2 Beras 180 kg 9.000 1.620.000 3 Minyak Goreng 120 kg 10.000 1.200.000 4 Telur 1500 700 1.050.000 5 Bumbu Masakan 100.000 3.000.000 6 Perlengkapan 430.000 430.000 7 Bahan Lain-lain 1.350.000 1.350.000 8 Tabung gas12 kg 2 tabung 80.000 160.000 JUMLAH 11.510.000
No .
Jenis Biaya Kebutuhan Per Hari
Kebutuhan Per Bulan
Biaya Satuan Jumlah
Variable Cost
Bahan Baku dan Penolong
1. Ayam 5 kg 150 kg 18.000 2.700.000 2. Beras 6 kg 180 kg 9.000 1.620.000 3. Minyak Goreng 4 kg 120 kg 10.000 1.200.000 4. Telur 50 butir 1500 700 1.050.000 5. Bumbu Masakan 100.000 3.000.000 6. Perlengkapan 430.000 430.000 7. Bahan Lain-lain 1.350.000 1.350.000
8. Tabung gas12 kg 2 tabung 80.000 160.000
Total Variable Cost 11.510.000 Fixed Cost 10. Stelling Stainless 1.500.000 11. Peralatan Dapur l. tungku 500.000 m. penggorengan 1 unit 100.000
n. alat tiris 1 unit 30.000 o. penjepit 2 unit 40.000 p. sudip 30.000 q. talam & gilingan 50.000 r. sendok,piring,pisau,
garpu dan gelas
s. botol saus dan kecap 25.000 t. penyaring khusus 450.000 u. rak piring 200.000
v. dandang 75.000
12. Meja dan Kursi 2.000.000 13. Gaji 4 Karyawan
@700.000
2800.000
14. Biaya air dan Listrik 90.000 15. Sewa Tempat 6.000.000 16. Promosi/iklan/spanduk 300.000
Total Fixed Cost 15.690.000
2.8. Rencana Arus Kas
RENCANA ARUS KAS (dalam ribuan rupiah) AYAM PENYET
UNTUK TAHUN 2012
Bln0 Bln I Bln II Bln III Bln IV Bln V Bln VI Bln VII Bln VIII Bln IX Bln X Bln XI Bln XII
A. PENERIMAAN
Penerimaan Penjualan 0 15.600 17.160 17.845 18.876 20.763 22.839 25.123 27.636 30.399 33.439 36.783 40.462
Penerimaan Pinjaman 15000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Penerimaan lain-lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B. PENGELUARAN
Sewa Tempat 6000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pembelian Bahan Baku 0 9570 10.048 10.550 11.077 11.630 12.211 12.821 13.462 14.135 14.841 15.583 16.362
Pembelian Bahan Pembantu 0 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350
Promosi (iklan.spanduk) 300 0 300 0 300 0 300 0 300 0 300 0 300
Meja & Kursi 2000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Peralatan Masak 1300 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Peralatan Makan 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Peralatan Lain Lain 1650 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Perlengkapan 0 430 430 430 430 430 430 430 430 430 430 430 430
Alat Tulis Kantor 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 30
Transportasi 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Listrik, Air, Telepon 0 90 100 90 95 95 95 90 100 95 95 100 95
Gaji Pegawai 4orang 0 2800 2800 2800 2800 2800 2800 2800 2800 2800 2800 2800 2800
Angsuran Pokok 0 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250
Biaya Bunga 0 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sub Total Pengeluaran 12380 15850 16.668 16.830 17.692 17.915 18.826 19.101 20.082 19.145 21.456 21.873 22.977
C. SELISIH KAS 2620 (250) 492 1015 1184 2848 4013 6022 7554 11.254 11.983 14910 17.485
D. SALDO KAS AWAL 35000 37620 37370 37862 38877 40061 42909 46922 52944 60498 71752 83735 98645
2.8. BEP (Break Even Point/Titik Pulang Impas) BEP (Unit)
Analisis Break Even Point
Total Biaya Tetap = 15.690.000
Total Biaya Variabel = 11.510.000
Quantitas = 1500 (50 x 30 hari)
Variable Cost Per Unit = 11.510.000/1.500 pcs
= 7.673 = 7.700
Sales Price = Rp 9.000
Penjualan = Quantitas x Harga
= 1500 x 9.000 = Rp. 13.500.000
Estimasi BEP = Total fix Cost
Penjualan −Total Variabel Cost
= 15.690.000 13.500.000 – 11.510.000
=
15.690.000 19.90.000 = 7,8 Bulan Maka modal akan kembali pada bulan ke tujuh.2.8.2 Laporan Keuangan
TABEL 2.13 PROYEKSI LAPORAN ARUS KAS 5 TAHUN KE DEPAN AYAM PENYET
Proyeksi Aliran Kas Usaha (Berdasarkan proyeksi peningkatan proyek penjualan sebesar 20% per tahun dan pengeluaran sebesar 10%)
Uraian
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
a. Sumber dana (in flow) 40.462.000 48.554.400 58.265.280 69.918.336 83.902.003 b. Penggunaan dana (out flow) 22.977.000 25.274.700 27.802.170 30.582.387 33.640.625
c. Arus kas bersih (net flow = a – b) 17.485.000 23.279.700 30.463.110 39.335.949 50.261.378
d. Keadaan kas awal 0 17.485.000 40.764.700 71.227.810 110.563.759 e. Keadaan kas akhir (c + d) 17.485.000 40.764.700 71.227.810 110.563.759 160.825.137
2.9 Analisis Resiko
Resiko timbul karena adanya ketidakpastian. Biasanya ketidakpastian diakibatkan karena adanya keraguan terhadap sesuatu hal dimasa depan atau kelemahan seseorang/ perusahaan atau institusi dalam memprediksi masa depan perusahaannya. Ketidakpastian dapat diklasifikasikan dalam 3 hal yaitu :
1. Ketidakpastian ekonomi yaitu ketidakpastian yang deisebabkan oleh kejadian-kejadisn yang timbul akibat gejolak ekonomi disuatu negara, misalnya krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti kenaikan harga BBM, dan perubahan perilaku konsumen.
2. Ketidakpastian politik yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kejadian-kejadian politik yang timbul disuatu negara yang menyebabkan kerusuhan, perang atau kudeta militer.
3. Ketidakpastian alam yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kejadian-kejadian alam seperti bencana alam.
2.9.1 Analisis Resiko Usaha
1. Resiko yang dihadapi ketika perekonomian tidah stabil adalah akan terganggunya produktivitas yang akan dihasilkan.
2. Dari segi keamanan, masih banyaknya ancaman-ancaman dari pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari usaha ini.
3. Ketidakpastian alam yang tidak kita ketahui akan datangnya suatu bencana alam seperti gempa dan banjir.
4. Perubahan selera pasar yang kemungkinan akan terjadi. 5. Kebijakan pemerintah yang sewaktu-waktu akan berubah. 2.9.2 Antisipasi Resiko Usaha
1. Dengan modal dan cadangan modal yang besar akan dapat mengatasi ketika perekonomian tidak stabil.
2. Dengan antipasi dalam menghadapi ketidakpastiaan alam dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
3. Untuk mengantisipasi perubahan selera pasar, produsen akan mencari inovasi dalam mempertahankan usaha dengan menjadi perusahaan yang inovatif.
4. Dalam mengantisipasi kebijakan pemerintah, kita dapat mentaati peraturan yang telah ditetapkan pemerintah.