• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas V Sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas V Sekolah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 8 Tilong KabilaKabupaten Bone Bolango dengan jumlah siswa 30 orang. Sementara yang menjadi tim peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan yang menjadi mitra kerja adalah guru yang ada di sekolah lokasi penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan masing-masing siklus dua kali perlakuan atau tindakan.Untuk memperoleh data–data yang akurat tentang penelitian tindakan kelas ini maka peneliti mengadakan observasi awal terhadap subyek penelitian sebagai data awal kriteria dasar untuk penilaian dalam penelitian ini, disamping itu selama ini peneliti hanya melihat gejala rendahnya gerak dasar tolak pelurupada sebagian besar siswa, untuk lebih jelasnya hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dideskripsikan sebagai berikut :

4.1.1 Observasi awal

Dari kegiatan pembelajaran atletik khususnya gerak dasar tolak peluru siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 8 Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango diperoleh data sebagai berikut:

(2)

Tabel 1

Hasil Observasi Awal Gerak Dasar Tolak Peluru

NO INDIKATOR YG DIAMATI NILAI RATA-RATA

KETUNTASAN KETERANGAN

1 Cara Memegang Peluru 69.23 % Cukup

2 Cara Meletakkan Peluru Di Atas Bahu Di Bawah Telinga Dekat Leher

60.6 % Cukup

3 Cara Mengambil Awalan

Dengan Gaya Menyamping 55.57 % Kurang

4 Cara Menolak Peluru Dan

Sikap Akhir Menolak 53.17% Kurang

TOTAL 51.28 % Kurang

Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut.

Gambar 8: Diagram Hasil observasi awal Gerak Dasar Tolak Peluru 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% Cara Memegang Peluru Cara Meletakkan Peluru Di Atas Bahu Di Bawah Telinga Dekat Leher Cara Mengambil Awalan Dengan Gaya Menyamping Cara Menolak Peluru Dan Sikap

Akhir Menolak 69.23%

60.60%

(3)

Dari tabel 1dan diagram di atas nampak bahwa gerak siswa dalam dalam melakukan tolak peluru belum seperti yang diharapkan, karena itu perlu untuk diberikan tindakan, tindakan yang akan dilakukan yaitu dengan cara memilih dan menetapkan metode pembelajaran yang relevan, hal ini dapat diperhatikan pada indikator yang diharapkan, di mana siswa diupayakan untuk dapat melakukan beberapa komponen indikator penilaian, akan tetapi belum sepenuhnya siswa yang mampu melakukanya, hal ini dapat diamati pada komponen indiator yang dinilai yaitu (1) cara memegang pelururata-rata keterampilan gerak dasar siswa 69.23%, selanjutnya (2) cara meletakkan peluru di atas bahu di bawah telinga dekat leherrata-rata 60.60%, (3) cara mengambil awalan dengan gaya menyamping55.57%, dan (4) sikap akhir setelah menolakketerampilan siswa hanya berkisar 53.17% dari indikator yang di harapkan sebesar 75%.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gerak dasar siswa dalam melakukan keseluruhan indikator penilaian di atas dirata-ratakan sebesar 51,28% dengan kondisi ini maka gerak dasar siswa perlu ditingkatkan minimal sebesar 23.72% dari 75% indikator kinerja yang diharapkan atau jika dirinci satu-persatu indikator penilaiannya maka akan diperoleh hasilnya sebagai berikut:

a. Cara memegang peluru dengan rata-rata 69.23% maka perlu ditingkatkan minimal 5.77% dari indikator kinerja 75%.

b. Cara meletakkan peluru di atas bahu di bawah telinga dekat leher rata-rata sebesar 60.60%, dengan kondisi seperti ini maka keterampilan siswa perlu diberi tindakan agar mengalami peningkatan minimal 14.4% dari indikator kinerja 75%.

(4)

c. Cara mengambil awalan dengan gaya menyamping 55.57 %, peningkatan yang diharapkan minimal 19.43% dari indikator konerja 75%, dan

d. Sikap akhir setelah menolak gerak dasarnya juga masih dalam keadaan yang perlu untuk diberikan tindakan, hal ini penting, mengingat karena gerak dasar siswa dalam hal dimaksud rata-rata sebesar 53.17%, dengan kondisi seperti ini maka perlu adanya tindakan minimal meningkat sebesar 21.83% dari indikator kinerja75%.

Melihat hasil di atas maka dapat diasumsikan bahwa gerak dasar siswa dalam melakukan tolak peluru perlu untuk diberi tindakan minimal mencapai standar penilaian indiokatrot kinerja yaitu yaitu 75%.

4.1.2 Hasil Pengamatan Siklus I

Berdasarkan penjelasan pada observasi awal maka dalam bagian ini akan dijabarkan hasil dari pada pelaksanaan siklus 1.

Pada observasi awal dijelaskan bahwa rata-rata gerak dasar siswa dalam melakukan tolak peluru yaitu 51.28%, hal ini berarti rata-rata gerak dasar siswa dalam melakukan gerak dasar tolak peluru masih kurang atau di bawah rata-rata, karena itu maka perlu untuk ditingkatkan.

Adapun hasil dari pada pengamatan pada siklus 1 dapat diperhatikan pada tabel berikut ini.

(5)

Tabel 2 Hasil Siklus 1

Gerak Dasar Tolak Peluru

NO INDIKATOR YG DIAMATI NILAI RATA-RATA

KETUNTASAN KETERANGAN

1 Cara Memegang Peluru 75,43% Mampu

2 Cara Meletakkan Peluru Di Atas Bahu Di Bawah Telinga Dekat Leher

72,56% Cukup

3 Cara Mengambil Awalan

Dengan Gaya Menyamping 71,06% Cukup

4 Cara Menolak Peluru Dan

Sikap Akhir Menolak 73,4% Cukup

TOTAL 73.5 % Cukup

Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut.

Gambar 9: Diagram Hasil Siklus 1 Gerak Dasar Tolak Peluru 68.00% 69.00% 70.00% 71.00% 72.00% 73.00% 74.00% 75.00% 76.00% Cara Memegang Peluru Cara Meletakkan Peluru Di Atas Bahu Di Bawah Telinga Dekat Leher Cara Mengambil Awalan Dengan Gaya Menyamping Cara Menolak Peluru Dan Sikap

Akhir Menolak 75.43%

72.56%

71.06%

(6)

Dari tabel II dan diagram di atas nampak bahwa gerak dasar siswa dalam melakukan tolak peluru masih perlu untuk ditingkatkan. Hal ini dapat diperhatikan pada indikator kinerja yang diharapkan, di mana siswa diupayakan untuk dapat melakukan beberapa komponen indikator kinerja, akan tetapi belum sepenuhnya siswa yang mampu melakukanya, hal ini dapat diamati pada komponen indiator yang dinilai yaitu (1) cara memegang peluru rata-rata gerak dasar siswa 75.43%, selanjutnya (2) cara meletakkan peluru di atas bahu di bawah telinga dekat leher rata-rata 72.56%, (3) cara mengambil awalan dengan gaya menyamping71.06%, dan (4) sikap akhir setelah menolak gerak dasar siswa hanya berkisar 73.04% dari indikator yang di harapkan sebesar 75%.

4.1.3 Refleksi Siklus 1

Refleksi dilaksanakan peneliti setelah pengambilan pada siklus satu, tujuan dari pada refleksi pada siklu ini sebagai landasan untuk bisa menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan pada siklus berikutnya. Dari hasil refleksi yang dilakukan disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan empat indikator dimaksud belum meningkat sepenuhnya atau jika dirata-ratakan sebesar 73.05% dengan kondisi ini maka keterampilan siswa perlu ditingkatkan dengan presentase minimal sebesar 1.95% dari 75% indikator kinerja yang diharapkan atau jika dirinci satu-persatu indikator penilaiannya maka akan diperoleh hasilnya sebagai berikut:

a.

Cara memegang peluru dengan rata-rata 75.43%. indikator ini rata-rata siswa telah memnuhi standar, atau dengan kata lain pada indikator ini rata-rata keseluruhan siswa telah terampil.

(7)

b. Cara meletakkan peluru di atas bahu di bawah telinga dekat leher rata-rata sebesar 72.56%, pada komponen gerak dasar tersebut siswa sudah dikategorikan cukup, akan tetapi sebagai pemenuhan standar penilaian penelitian tersebut maka perlu untuk diberi tindakan agar gerak dasar siswa lebih meningkat minimal 2.44% dari indikator kinerja 75%.

c. Cara mengambil awalan dengan gaya menyamping71.26%, kategori cukup tapi untuk memenuhi standar penelitian maka perlu untuk ditingkatkan minimal 3.74 % dari indikator konerja 75%, dan

d. Sikap akhir setelah menolak73.04%. Perlu untuk ditingkatkan minimal 1.6% dari indikator kinerja 75%.

Melihat hasil di atas maka dapat diasumsikan bahwa gerak dasar siswa siswa dalam melakukan tolak peluru masih perlu untuk diberi tindakan minimal mencapai standar penilaian indiokatrot kinerja yaitu yaitu 75%. Dengan demikian maka perlu adanya tindakan lebih lanjut pada siklus berikutnya yaitu pada siklus ke II dengan memodifikasi alat pembelajaran.

4.1.4 Hasil Pengamatan Siklus II

Pada hasil pengamatan siklus ke dua ini rata-rata siswa telah terampil dalam melakukan gerak dasar tolak peluru sesuai harapan, dengan kata lain bahwa rata-rata gberak dasar siswa telah meningkat.

(8)

Hasil pengamatan pada observasi awal rata-rata kemampuan siswa 51.28%, dan pada siklus ke dua gerak dasar tolak peluru siswa meningkat hingga 81.19%, hal ini jelas bahwa siswa mengalami peningkatan gerak dasar tolak peluru sebesar 21.91% dari hasil siklus dua, dan 23.72% dari indikator kinerja yang diharapkan, atau jika dirinci peningkatan pada siklus kedua tersebut hasilnya seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3 Hasil Siklus 2

Gerak Dasar Tolak Peluru

NO INDIKATOR YG DIAMATI NILAI RATA-RATA

KETUNTASAN KETERANGAN

1 Cara Memegang Peluru 82,5% Mampu

2 Cara Meletakkan Peluru Di Atas Bahu Di Bawah Telinga Dekat Leher

81,03% Mampu

3 Cara Mengambil Awalan

Dengan Gaya Menyamping 81,13% Mampu

4 Cara Menolak Peluru Dan Sikap Akhir Menolak

80,13%

Mampu

TOTAL 81.19% Mampu

Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut.

(9)

Gambar 10: Diagram Hasil Siklus 2 Gerak Dasar Tolak Peluru

Dari tabel 3 dan diagram di atas nampak bahwa gerak dasar siswa dalam menolak peluru dirata-ratakan meningkat secara keseluruhan. Hal ini dapat diperhatikan pada indikator kinerja yang diharapkan, seluruh siswa telah terampil dalam melakukan seluruh komponen pada indikator kinerja, hal ini dapat diamati pada komponen indiator yang dinilai yaitu (1) gerak dasar siswa untuk cara memegang peluru rata-rata meningkat hingga 82.5%. (2) cara meletakkan peluru di atas bahu di bawah telinga dekat leherrata-rata peningkatannya 81.03%.(3) cara mengambil awalan dengan gaya menyamping peningkatannya rata-rata 81.13%, dan (4) dan sikap akhir setelah menolak meningkat dengan rata-rata hasil peningkatan sebesar 80.13%, dengan kata lain rata-rata peningkatan secara keseluruhan yaitu 81.19%. 78.50% 79.00% 79.50% 80.00% 80.50% 81.00% 81.50% 82.00% 82.50% 83.00% Cara Memegang Peluru Cara Meletakkan Peluru Di Atas Bahu Di Bawah Telinga Dekat Leher Cara Mengambil Awalan Dengan Gaya Menyamping Cara Menolak Peluru Dan Sikap

Akhir Menolak 82.50%

81.03% 81.13%

(10)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa gerak dasar siswa dalam menolak peluru meningkat secara signifikan dengan rata-rata peningkatan sebesar 81.19%, hal ini berarti bahwa siswa telah meiliki gerak dasar dalam menolak peluru sesuai yang diharapkan, dan bahkan melebihi standar indiktor capaian. Melihat keberhasilan peningkatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan memodifikasi alat pembelajaran atletik dapat meningkatkan gerak dasar siswa dalam melakukan tolak peluru.

4.1.5 Refleksi Siklus 2

Pada refleksi siklus 2 ini peneliti melakukan refleksi setelah pengambilan siklus 2, refleksi pada siklus kedua ini menyimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam melakukan empat indikator dimaksud telah meningkat secara signifikan, peningkatan ini jika di rata-ratakan sebesar 81,19% dengan kondisi ini maka gerak dasar siswa telah memenuhi standar intikator hingga 29,91% dari observasi awal dan 7,69% dari siklus satu. Berikut ini adalah perincian dari masing-masing indikator penilaian

a. Cara memegang peluru dengan rata-rata 75.43%. indikator ini rata-rata siswa telah memnuhi standar, atau dengan kata lain pada indikator ini rata-rata keseluruhan siswa telah terampil.

b. Cara meletakkan peluru di atas bahu di bawah telinga dekat leher rata-rata sebesar 72.56%, pada komponen gerak dasar tersebut siswa sudah dikategorikan cukup, akan tetapi sebagai pemenuhan standar penilaian

(11)

penelitian tersebut maka perlu untuk diberi tindakan agar gerak dasar siswa lebih meningkat minimal 2.44% dari indikator kinerja 75%.

c. Cara mengambil awalan dengan gaya menyamping 71.26%, kategori cukup tapi untuk memenuhi standar penelitian maka perlu untuk ditingkatkan minimal 3.74 % dari indikator konerja 75%, dan

d. Sikap akhir setelah menolak 73.04%. Perlu untuk ditingkatkan minimal 1.6% dari indikator kinerja 75%.

Melihat hasil di atas maka dapat Berdasarkan hasil pada siklus ke dua tersebut maka dapat diasumsikan bahwa modifikasi alat pembelajaran dapat meningkatkan gerak dasar tolak peluru siswa kelas V sekolah dasar.

4.2 Pembahasan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan gerak dasar tolak peluru siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 8 Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango, dengan penelitian ini diharapkan siswa terampil dalam melakukan gerak dasar tolak peluru yang benar. Salah satu upaya untuk meningkatkan gerak dasar dimaksud yaitu melalui modifikasi alat pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan maka diperoleh data siklus pertama yaitu untuk cara memegang pelurudi mana gerak dasar siswa sebesar 75.43% dengan kata lain pada indikator ini seluruh siswa telah mampu dalam melakukannya, selanjuntya pada siklus ke dua gerak dasar siswa meningkat menjadi 82.5% artinya bahwa dalam komponen tersebut siswa mengalami peningkatan kemampuan sebesar 7.07%. Selanjutnya untuk cara meletakkan peluru di atas bahu di bawah telinga dekat leher rata-rata sebesar 72.96%, lebih

(12)

lanjut pada siklus ke dua secara keseluruhan kemampuan siswa dalam komponen gerak dasar dimaksud meningkat sebesar 81.03% ini berarti bahwa gerak dasar siswa meningkat sebesar 8.07%. Di samping itu pada hasil pengamatan cara mengambil awalan dengan gaya menyamping khususnya pada siklus pertama rata-rata gerak dasar siswa sebesar 71.06%,pada siklus ke dua secara keseluruhan gerak dasar siswa meningkat sebesar 81.13% ini berarti bahwa kemampuan siwa meningkat sebesar 10.7% dari gerak dasar pada siklus pertama, dan yang terakhir yaitu sikap akhir setelah menolak, pada siklus satu gerak dasar siswa hanya berkisar 73.04%, dan pada siklus dua meningkat secara signifikan hingga mencapai 80.13%. Untuk lebih jelasnya mengenai peningkatan gerak dasar tolak peluru siswa yang telah diuraikan di atas dapat diperhatikan pada tabel dan diagram berikut ini.

TABEL 4

Selisih Hasil Peningkatan Siklus 1 dan 2 Gerak Dasar Tolak Peluru

Siklus I Siklus II

Cara Memegang Peluru 75.43% 82.5%

Cara Meletakkan Peluru Di Atas Bahu Di Bawah Telinga Dekat

Leher

72.56% 81.03%

Cara Mengambil Awalan Dengan Gaya Menyamping

71.06% 81.13%

Cara Menolak Peluru Dan Sikap

(13)

Gambar 11: Diagram Selisih Hasil Pengamatan Siklus 1 dan 2 Gerak Dasar Toak Peluru

Dari tabel dan diagram di atas jelas bahwa peningkatan gerak dasar tolak peluru siswa sangat signifikan, dimana masing-masing komponen gerak dasar pada setiap siklus sangat jelas selisih peningkatannya. Dengan demikian maka hipotesis penelitian tindakan kelas yang menyatakan bahwa: “melalui penggunaan modifikasi alat pembelajaran maka gerak dasar tolak peluru siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 8 Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango Meningkat” dan dapat di terima. 64.00% 66.00% 68.00% 70.00% 72.00% 74.00% 76.00% 78.00% 80.00% 82.00% 84.00% Cara Memegang Peluru Cara Meletakkan Peluru Di Atas Bahu Di Bawah Telinga Dekat Leher Cara Mengambil Awalan Dengan Gaya Menyamping Cara Menolak Peluru Dan Sikap

Akhir Menolak 75.43% 72.56% 71.06% 73.40% 82.50% 81.03% 81.13% 80.13% Siklus I Siklus II

(14)

Gambar

Gambar 8:   Diagram Hasil observasi awal Gerak Dasar Tolak Peluru
Gambar 9:   Diagram Hasil Siklus 1 Gerak Dasar Tolak Peluru
Tabel 3  Hasil Siklus 2
Gambar 10:   Diagram Hasil Siklus 2 Gerak Dasar Tolak Peluru
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tinggi Hilal yang ditampilkan pada kedua gambar di atas dinyatakan sebagai ketinggian pusat piringan Bulan dari horizon-teramati dengan elevasi pengamat dianggap 0 meter

Semakin Anda sering berlatih, Anda akan terbiasa mengerjakan silogisme dengan cepat. Beberapa dosen bergabung dalam tim karawitan. Tim karawitan tidak ada yang

Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk melakukan pengukuran atau tidak menggunakan prosedur-prosedur statistik dalam menjelaskan hasil penelitian. Penelitian

Selanjutnya adalah membentuk portofolio optimal yang diasumsikan dibentuk dengan kombinasi yang terdiri dari 3 saham. Portofolio adalah kombinasi lebih dari satu saham

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik dengan ANAVA tentang pengaruh kosentrasi garam terhadap daya kecambah, diperoleh data yang menunjukan bahwa

Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas, jurnal belajar dilakukan setelah pelaksanaan siklus I dan siklus II, sedangkan teknik

Kuswanto (1996) menjelaskan pada kategori pertama benih harus disebarkan di atas permukaan lahan untuk mengecambahkan, kategori kedua be- nih tersebut dibenamkan di

Sedangkan Road Map Reformasi Birokrasi adalah bentuk operasional Grand design reformasi Birokrasi yang disusun 5 (lima) tahun sekali dan merupakan rinci reformasi dari satu tahapan