• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN HIBAH BERSAING

PERENCANAAN STRATEGIS SUMBER DAYA INFORMASI

MANAJEMEN ASET WAKAF (E-WAKAF)

BERBANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun

Ketua

Amiq Fahmi, S. Kom, M. Kom (NIDN 0628026601) Anggota

Edi Sugiarto, M. Kom (NIDN 0623038501)

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

NOPEMBER, 2015

(2)
(3)

iii

RINGKASAN

Harta wakaf adalah aset umat yang harus diselamatkan, dikelola dengan baik, serta dikembangkan untuk kepentingan yang bermanfaat. Manajemen aset (harta-harta) wakaf di Indonesia merupakan persoalan pelik sampai saat ini, kasus-kasus seperti hilang atau “menguap”-nya sejumlah aset wakaf di berbagai daerah di hampir seluruh wilayah Indonesia, membuktikan bahwa masih banyak masalah yang harus segera diperbaiki dan dipecahkan.

Tujuan penelitian ini adalah ingin memperbaiki manajemen aset wakaf dalam jangka panjang melalui perencanaan strategis sumber daya informasi manajemen aset wakaf berbasis komputer yang diharapkan mampu memberikan keuntungan dan keunggulan bagi organisasi dalam menentukan strtategi-strategi yang dapat menjamin bahwa pengelolaan dan pengendalian aset wakaf sebagai rangkaian sistem yang terpadu dalam kerangka pemecahan masalah untuk meminimalisir hilang atau “menguap”-nya sejumlah aset wakaf.

Dua metode digunakan dalam penelitian ini (1). Pendekatan SPIR (strategic planning for information resources) dan (2). pendekatan model development incremental dengan filosofi prototipe iteratif yang menggabungkan elemen-elemen model sekuensial linear (system development life cycle). Metode-metode tersebut diharapkan menjadi strategi yang mampu mentransformasikan rencana strategis ke dalam jasa informasi dan selanjutnya dapat dikembangkan sistem informasi manajemen aset wakaf (e-wakaf) berbantuan sistem informasi geografis (GIS).

Hasil penelitian ini berupa perangkat lunak (software) “e-Wakaf” yang dapat digunakan untuk mengendalikan, mengawasi dan memantau aset wakaf secara efektif dalam rangka penyelamatan aset sampai ke titik objek aset wakaf. Dengan adanya “e-Wakaf” diharapkan dapat memperbaiki manajemen aset wakaf, yaitu menghimpun, menyimpan, memproses, mengontrol dan mengendalikan aset wakaf sampai ke titik objek wakaf dan mampu menghasilkan informasi baik berupa laporan, dokumen, grafik, gambar peta dan keluaran lainnya yang relevan. Keluaran lain dari penelitian ini adalah 1). Publikasi ilmiah dalam bentuk prosiding yang disajikan pada seminar nasional 2). Publikasi ilmiah pada jurnal nasional dan 3). Pendaftaran hak cipta perangkat lunak e-wakaf.

(4)

iv PRAKATA

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan karunia rahmat dan nikmat, serta hidayah dan inayah-NYA sehingga laporan akhir penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan yang baik ini, ucapan terima kasih yang tiada terkira disampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan kemajuan penelitian ini :

1. Bapak Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

2. Bapak Dr. Drs. Abdul Syukur, MM, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

3. Bapak Prof. Vincent Didiek WA, MBA, Ph. D, selaku direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dan ibu Juli Ratnawati, S.E, M.Si selaku kepala Pusat Penelitian atas dukungan, arahan-arahan dan kerjasamanya sehingga laporan kemajuan ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Ibu Dra. Hj. Chuwaisoh, M. H, selaku penyelenggara syari’ah Kantor Kementerian Agama Kota Semarang atas ijinnya untuk melakukan kegiatan observasi, dan wawancara untuk mendapatkan data-data penelitian di lingkungan Kantor kementerian Agama Kota Semarang dan pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Gajahmungkur, Pedurungan, Genuk dan Tembalang serta pemberian referensi pendukung yang sangat berarti dalam penelitian ini.

5. Para pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung yang tak bisa disebut satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kemajuan ini masih banyak kekurangan yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan laporan penelitian ini. Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih besar kepada beliau-beliau, dan pada akhirnya penulis berharap bahwa penulisan laporan kemajuan ini dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana fungsinya.

Semarang, 2015

(5)

v

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN PENGESAHAN... ii RINGKASAN ... iii PRAKATA ... iv DAFTAR ISI ... v DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang dan Permasalahan ... 1

1.2 Perumusan ... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Wakaf, Harta Wakaf dan Landasan Hukum Wakaf ... 3

2.2 Syarat dan rukun Wakaf ... 3

2.3 Dasar Hukum Wakaf ... 4

2.4 Tahap-Tahap Ikrar Wakaf & Sertifikasi Tanah Wakaf... 5

2.5 Syarat-Syarat Pembuatan Sertifikat Tanah Wakaf di KUA... 6

2.6 Perlindungan Wakaf dan PPAIW... 7

2.7 State of the art ... ... 7

2.7.1 Sistem Informasi Wakaf... ... 7

2.7.2 Sistem Informasi Geografis ... ... 8

2.8 Studi Pendahuluan yang Sudah Dilaksanakan.... ... 10

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT... 11

3.1. Tujuan Penelitian ... 11

3.2. Manfaat Penelitian ... 11

BAB IV. METODE PENELITIAN ... 13

4.1. Bagan Alir Penelitian (Fishbone Diagram) ... 13

4.2. Perencanaan Strategis Sistem Informasi Manajemen Aset Wakaf ... 14

4.3. Rancang Bangun Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Aset Wakaf 14 4.4. Lokasi dan Objek Penelitian ... 16

4.5. Metode Pengumpulan Data ... 16

BAB V. HASIL YANG DICAPAI ... 18

5.1 Perencanaan Strategis Sumber Daya Informasi ... 18

5.2 Visi dan Misi Kantor Kementerian Agama Kota Semarang ... 19

5.2.1 Visi... 19

5.2.2 Misi ... 19

5.2.3 Tujuan ... 19

5.4. Strategi ... 19

5.5. Manajemen Sumber Daya Informasi ... 21

(6)

vi

5.7. Pengumpulan Data ... 21

5.8. Analisis Sistem ... ... 23

5.8.1 Identifikasi Data dan Sumber Data... 24

5.8.2 Alternatif Sistem yang Diusulkan ... 25

5.9. Perancangan Sistem ... 25

5.9.1. Use Case Diagram... 25

5.9.2. Relasi Antar Tabel ... 26

5.9.3. Desain Layout Peta... 26

5.9.4. Desain Prototype ... 27

5.9.4.1. Desain Menu Utama ... 27

5.9.4.2. Submenu Peta Wakaf ... 27

5.9.4.3. Submenu Pendataan ... 28

5.9.4.4. Submenu Input Aset Wakaf ... 28

5.9.4.5. Laporan ... 29

5.9.4.6. Jenis Wakaf ... 38

BAB VI. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA... 39

6.1. Rencana dan Jadual Selanjutnya ... 39

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

7.1. Kesimpulan ... 40

7.2. Saran ... 41

(7)

vii DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kebutuhan Data dan Sumber Data ... 24

Tabel 2. Sumber Data ... 24

Tabel 3. Kebutuhan Informasi ... 24

(8)

viii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Ilustrasi Proses Wakaf ... 6

Gambar 2.2. SIG dan Subsistem SIG... 9

Gambar 4.1. Fishbone Diagram ... 13

Gambar 4.2. Desain Model Incremental... 16

Gambar 5.1. Transformasi kumpulan strategi pendekatan SPIR... 18

Gambar 5.2. Perencanaan strategis sumber daya informasi... 20

Gambar 5.3. Kerangka dasar rencana strategis sumber daya informasi... 20

Gambar 5.4. Strategi Perancangan sistem informasi... 21

Gambar 5.5. Wawancara dengan bagian Penyelenggara Syari’ah ... 22

Gambar 5.6. Wawancara dengan bagian Tata Usaha KUA... 22

Gambar 5.7. Use Case Diagram e-Wakaf... 25

Gambar 5.8. Relasi antar tabel ... 26

Gambar 5.9. Lay out peta Wakaf... 26

Gambar 5.10. Menu Utama GIS e-Wakaf... 27

Gambar 5.11. Peta tematik Wakaf Kota Semarang... 27

Gambar 5.12. Submenu Pendataan Wakaf... 28

Gambar 5.13. Submenu Input aset Wakaf... 28

Gambar 5.14. Submnu Laporan aset wakaf... 29

Gambar 5.10. Menu Utama GIS e-Wakaf... 25

(9)

viii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Penggunaan Dana Penelitian ... 44 Lampiran 2. Paper Seminar ... 46 Lampiran 3. Prototype Aplikasi e-Wakaf ... 48

(10)

9 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Aset (harta-harta) wakaf khususnya harta benda wakaf tidak bergerak berupa tanah di Indonesia yang tersebar di 33 provinsi terbilang besar. Berdasarkan data dari Direktorat Pemberdayaan Wakaf Kementerian Agama RI tertanggal 14 Maret 2014, jumlah data tanah wakaf di Indonesia sebanyak 435,395 lokasi dengan luas total mencapai 4.142.464.287,906 m2, yang sudah bersertifikat wakaf sebanyak 288.429 (66,2%) dan belum bersertifikat wakaf sebanyak 146.966 (33,8%). Aset wakaf yang besar ini jika tidak dikelola dengan baik pasti akan banyak menimbulkan permasalahan-permasalahan yang pada akhirnya tanah wakaf tidak dapat digunakan untuk kepentingan umat.

Diterbitkannya Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf, sesungguhnya memberikan harapan yang cukup cerah dalam upaya penyelamatan, pengelolaan, pemberdayaan serta pengembangan wakaf untuk kesejahteraan masyarakat secara umum. Setiap harta wakaf harus didaftarkan kepada instansi yang berwenang, maksimal tujuh (7) hari setelah ikrar wakaf ditandatangani (psl. 32) dan bagi harta wakaf yang telah dilaksanakan berdasarkan ketentuan sebelum berlakunya undang-undang ini, seperti PP No. 28/1977, Inpres No. 1/1991, dan lainnya dianggap sah dan harus didaftarkan juga paling lambat lima (5) tahun setelah diundangkannya UU No. 41/2004. Pendaftaran tersebut juga kemudian harus diikuti pencatatan dan pengadministrasian, serta pengumuman kepada masyarakat oleh Menteri dan Badan Wakaf Indonesia (psl. 37 dan 38).

Meskipun dalam rangka pengamanan aset (harta-harta) wakaf perangkat peraturan undang-undang telah mencukupi dan menjanjikan, namun demikian, masalah pengelolaan aset (harta-harta) wakaf di Indonesia merupakan persoalan klasik yang sampai saat ini belum tuntas. Kasus-kasus menguapnya sejumlah harta wakaf di berbagai daerah di hampir seluruh Indonesia, membuktikan bahwa di sana masih banyak masalah yang harus segera dipecahkan. (Muhibbin, 2011). Disamping itu pasang surut tanah wakaf ditengah kemelut agraria (Abdullah ubaid, 2012) seperti konflik rebutan tanah masjid Raudlatul Islam di Medan Barat Kota Medan dan tanah Masjid Al-Ikhlas di Jalan Timor Medan, Sumatra Utara. Konflik tanah wakaf mbah priok pada tahun 2011 yang menelan banyak korban dan kerugian. Skandal penyalahgunaan kurang lebih

(11)

10

119,1270 ha tanah atau “bondo” wakaf Masjid Agung Semarang yang tidak jelas keberadaanya (Ismawati, 2007) dan kendala-kendala yang dihadapi dalam perwakafan tanah (Devi Kurnia Sari, 2006).

Dalam upaya memperbaiki manajemen aset wakaf yang lebih baik dalam jangka panjang agar peristiwa hilang atau “menguap”-nya sejumlah aset wakaf dapat diminimalisir dan dipecahakan, maka diperlukan perencanaan strategis sumber daya informasi manajemen aset wakaf yang mampu memberikan keuntungan dan keunggulan kompetitif bagi organisasi dalam menentukan strategi-strategi yang dapat menjamin bahwa pengelolaan dan pengendalian aset wakaf sebagai suatu rangkaian sistem yang terpadu dan mampu digunakan untuk mengelola, mengendalikan, dan memantau aset wakaf secara efektif melalui melalui pemodelan dan pengembangan aplikasi e-wakaf berbantuan sistem informasi geografis.

Strategi pengembangan sistem informasi manajemen aset wakaf (e-wakaf) menggunakan bantuan sistem informasi geografis (GIS) dengan tujuan bahwa GIS dapat merepresentasikan atau memodelkan dan menggambarkan informasi kebumian “Geo-informatika” atau “Geomatik” berujuk pada lokasi geografis di muka bumi. Teknologi Remote Sensing GIS sangat tepat digunakan untuk mengendalikan, mengawasi dan memantau aset wakaf secara efektif dalam rangka penyelamatan aset sampai ke titik objek aset wakaf. Dengan dukungan aplikasi e-wakaf berbantuan GIS diharapkan dapat digunakan untuk mengelola (menghimpun, menyimpan, memproses), mengontrol dan mengendalikan aset wakaf melalui penginderaan jauh keruangan, dan menghasilkan informasi baik berupa laporan, dokumen, grafik, gambar peta dan keluaran lainnya yang relevan. Dengan demikian pengelolaan dan pengendalian aset wakaf pada masa yang akan datang atau jangka panjang, dimana persoalan pelik masalah hilang atau “menguap”-nya aset wakaf dapat diminimalisir, dipecahkan, diperbaiki dan dikendalikan.

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah, perumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana memperbaiki manajemen aset wakaf dalam jangka panjang yang mampu memberikan keuntungan dan keunggulan bagi organisasi melalui perencanaan strategis sumber daya informasi yang dapat mengatasi masalah dan meminimalisir hilang atau “menguap”-nya sejumlah aset wakaf.

(12)

11

2. Dari perencanaan strategis sumber daya informasi, bagaimana mentranformasikan rencana strategis ke dalam jasa informasi melalui pengembangan sistem informasi manajemen aset wakaf (e-wakaf) berbantuan sistem informasi geografis (GIS).

(13)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wakaf, Harta Wakaf dan Landasan Hukum Wakaf

UU No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf, disebutkan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif (pihak yang mewakafkan harta benda miliknya) untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentinganya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah (pasal 1), wakaf bertujuan memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya (pasal 4) dan secara bahasa adalah menyerahkan harta dengan tujuan untuk memberikan manfaat atau faedah harta yang diwakafkan kepada orang yang berhak dan dipergunakan sesuai dengan ajaran syariah Islam (Durotun Nihayah, 2006). Hal ini sesuai dengan fungsi wakaf, dimana wakaf berfungsi untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum (pasal 5).

Harta benda wakaf ialah harta benda yang diwakafkan oleh wakif, yang memiliki daya tahan lama dan/atau manfaat jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariah. Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya melalui ikrar wakaf yaitu pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan dan/atau tulisan kepada Nadzir untuk mewakafkan harta benda miliknya. Wakif meliputi perseorangan, organisai maupun badan hukum. Nadzir adalah pihak penerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukanya. Dan Nadzir meliputi perseorangan, organisasi, atau badan hukum.

2.2 Syarat dan Rukun Wakaf

Rukun wakaf dalam hukum fiqh ada empat yaitu: (1) orang yang berwakaf (al-waqif). (2) benda yang diwakafkan (al-mauquf). (3) orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf ‘alaihi/nadzir). (4) lafadz atau ikrar wakaf (sighah). Sedangkan dalam UU Wakaf Pasal 6 yang merupakan fiqh Indonesia yang telah diundangkan, selain 4 rukun tersebut, wakaf dilaksanakan dengan memenuhi 6 unsur, yaitu 4 unsur tersebut ditambah dengan dua unsur lain yaitu: peruntukan harta benda wakaf dan jangka waktu wakaf.

(14)

13

Syarat-syarat harta yang diwakafkan (al-mauquf) harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: al-mauquf harus barang yang berharga, al-mauquf harus diketahui kadarnya, al-mauquf dimiliki oleh wakif secara sah, al-mauquf harus berdiri sendiri, tidak melekat kepada harta lain (mufarrazan). Harta benda wakaf bisa berbentuk benda tidak bergerak ataupun benda bergerak. Yang termasuk benda tidak bergerak antara lain: a. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar;

b. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a;

c. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;

d. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pada prinsipnya, dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf, harta benda wakaf hanya dapat diperuntukan bagi:

a. Sarana dan kegiatan ibadah;

b. Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan;

c. Bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa d. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan/atau

e. Kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-undangan.

2.3 Dasar Hukum 1. Fiqh Wakaf

2. Undang-Undang No 41 Tahun 2004 tentang WAKAF

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU No 41 Tentang WAKAF

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik

5. Instruksi Menteri Agama No. 15 Tahun 1989 tentang pembuatan Akta Ikrar Wakaf dan Persertifikatan tanah wakaf.

6. Instruksi Menteri Agama dan Kepala BPN No. 04 tahun 1990 – No. 24 Tahun 1990 tentang Sertifikat Tanah Wakaf.

(15)

14

7. Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Kepala BPN No. 422 dan No. 3/SKB/2004, tentang Sertifikat Tanah Wakaf

2.4 Tahap-Tahap Ikrar Wakaf & Sertipikasi Tanah Wakaf

1. Calon Wakif (orang yang ingin mewakafkan) melakukan musyawarah dengan keluarga untuk mohon persetujuan untuk mewakafkan sebagian tanah miliknya. 2. Syarat tanah yang diwakafkan adalah milik Wakif baik berupa pekarangan,

pertanian (sawah-tambak) atau sudah berdiri bangunan boleh berupa tanah dan bangunan produktif, atau bila tanah negara sudah dikuasai lama oleh nadzir/pengurus lembaga sosial-agama dan berdiri bangunan sosial-agama. 3. Calon Wakif memberitahukan kehendaknya kepada Nadzir (orang yang diserahi

mengelola harta benda wakaf) di Desa/Kelurahan atau tempat Nadzir yang ditunjuk.

4. Nadzir terdiri dari

a. Nadzir Perorangan biasa disebut Nadzir Desa/Kelurahan atau Nadzir yang ditunjuk (Minimal 3 orang maksimal 5 orang berdomisili KTP di kecamatan wilayah tempat Objek Wakaf)

b. Nadzir Organisasi contoh Pengurus NU atau Pengurus Muhammadiyah di tingkat kecamatan atau kabupaten.

c. Nadzir Badan Hukum (memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan yang berlaku)

5. Calon Wakif dan Nadzir memberitahukan kehendaknya kepada Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) yaitu Kepala KUA yang memwilayahi tempat objek wakaf guna merencanakan Ikrar Wakaf dengan membawa bukti asli dan foto copy kepemilikan (Sertipikat Hak Milik, HGB, Petok atau Keterangan Tanah Negara (yang sdh dikuasai Lembaga Sosial dan didirikan bangunan sosial) 6. Bila objek yang diwakafkan berasal dari sertipikat hak milik yg dipecah (tidak

diwakafkan keseluruhan) maka perlu dipecah dulu sesuai dengan luas yang diwakafkan (proses pemisahan/pemecahan sertipikat di BPN). Bila dari tanah yasan/bekas hak adat, atau dari tanah negara perkiraan luas yang diwakafkan mendekati luas riel,

7. Calon Wakif & Nadzir memenuhi persyaratan administrasi yang dibutuhkan dan persyaratan administrasi telah lengkap sebelum dilaksanakan Ikrar Wakaf

(16)

15

8. Setelah persyaratan diperiksa dan cukup memenuhi syarat, Ikrar Wakaf dilaksanakan di depan PPAIW dan diterbitkan Akta Ikrar Wakaf (untuk wakaf baru/wakifnya masih ada) atau Akta Ikrar Pengganti Ikrar Wakaf (untuk wakaf telah lama dilakukan oleh wakif dibawah tangan dan wakifnya telah meninggal dunia, ahli waris hanya mendaftarkan wakaf)

9. Nadzir atau orang yang ditunjuk mendaftarkan Tanah Wakaf ke Kantor BPN setempat untuk mendapatkan sertipikat Tanah Wakaf sesuai dengan persyaratan yang ada.

Gambar 2.1. Ilustrasi Proses Wakaf Sumber: Kantor Kementerian Agama

2.5 Syarat-Syarat Pembuatan Sertifikat Tanah Wakaf di KUA

Pemohon datang ke KUA untuk pembuatan AIW/APAIW dengan membawa dokumen sebagai berikut:

1. Sertifikat Hak Atas Tanah (bagi yang sudah sertifikat), atau surat-surat pemilikan tanah (termasuk surat pemindahan hak, surat keterangan warisan, girik dll) bagi tanah hak milik yang belum bersertifikat.

2. Surat Pernyataan Wakaf , asli dan Foto Copy rangkap 4.

3. Surat Keterangan dari Lurah setempat yang diketahui Camat bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa.

(17)

16

4. Susunan Pengurus Masjid/Mushalla atau lainnya yang ditanda tangani Ketua dan diketahui oleh Lurah setempat.

5. Mengisi Formulir Model WK dan WD.

6. Foto Copy KTP Wakif (yang berwakaf) apabila masih hidup.

7. Foto Copy KTP para Pengurus yang akan ditetapkan sebagai Nadzir Wakaf. 8. Foto Copy KTP para Saksi.

9. Menyerahkan Materai bernilai Rp. 6.000 (enam ribu rupiah) sebanyak 7 lembar. 10. Menanda tangani Ikrar Wakaf (W1) bagi Wakif yang masih hidup dan Akta Ikrar

Wakaf (AIW)/Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf (APAIW) setelah semua surat-surat lengkap dan diketik oleh petugas.

11. Membuat surat kuasa kepada PPAIW untuk proses pendaftaran ke BPN Kota Semarang (blanko ada di KUA).

2.6 PPAIW dan Perlindungan Wakaf

Peranan Departemen Agama dalam pembuatan akta wakaf sebagai badan hukum merupakan bagian integral dari upaya pemerintah dalam perlindungan wakaf, baik yang berwujud tanah maupun lainnya. Dalam peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1978 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik telah diatur bahwa Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Akta lkrar Wakaf (PPAIW), dan administrasi perwakafan diselenggarakan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan.

Tugas Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf adalah; 1. Meneliti kehendak wakaf;

2. Meneliti dan mengesahkan nadzir atau anggota nadzir yang baru; 3. Meneliti saksi ikrar wakaf;

4. Menyaksikan pelaksanaan ikrar wakaf; 5. Membuat Akta Ikrar Wakaf;

6. Menyampaikan Akta Ikrar Wakaf dan salinannya kepada pihak-pihak terkait; 7. Menyelenggarakan Daftar Akta Ikrar Wakaf,

8. Menyampaikan dan memelihara Akta dan Daftarnya; dan 9. Mengurus pendaftaran perwakafan.

(18)

17 2.7 State of the art

2.7.1Sistem informasi Wakaf

Dari penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti di UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Beringin, Kabupaten Semarang dengan judul “Pemodelan Profil Dinas Pendidikan Kecamatan Beringin Kabupaten Semarang dengan Sistem Informasi Geografis” memberikan dampak positif bagi UPTD dan dapat memberi masukan kepada kepala dinas selaku top Level manajemen dengan lengkap (Pujiono dan Amiq Fahmi, 2011). Terkait dengan wakaf, beberapa penelitian tentang wakaf dan aplikasinya, sejauh yang peneliti ketahui antara lain adalah penelitian dengan judul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Wakaf Berbasis Web Divisi Wakaf Departemen Agama RI berbasis Web” yang dilakukan oleh M. Qomarul Huda (2008) yang di publikasikan di JURNAL SISTEM INFORMASI Vol 1, No 1 2008. UIN Jakarta. Hasil penelitian membantu divisi wakaf berkaitan dengan grafik pertumbuhan tahunan aset wakaf di PPAIW. Penelitian atau produk yang lain adalah “Sistem Informasi Wakaf (Software SIWAK) berbasis desktop windows” yang dikembangkan oleh developer arieSSoftware (2012), Software tersebut sebagai inovasi di bidang Teknologi Informasi Kantor Urusan Agama dan sebagai Pelayanan Administrasi Tanah Wakaf Berbasis Komputer yang berisi tentang benda-benda yang diwakafkan (http://kua-tanahluas.blogspot.com). Namun demikian software yang telah dikembangkan belum mampu mengendalikan dan mengontrol aset wakaf dengan menjangkau objek aset wakaf keruangan, untuk itu dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan Sistem Informasi Geografis (GIS) yang diharapkan pengamanan aset wakaf menjadi lebih baik pada masa yang akan datang atau jangka panjang.

Dalam penelitian ini, penelitian di awali dari perencanaan strategis jangka panjang yang kemudian rencana tersebut di transformasikan sebagai kumpulan strategi (Strategy set information) berupa rencana strategis sumber daya informasi sebagai kumpulan strategi organisasi (organizational strategi set), yang kemudian diteruskan ke dalam rencana jasa informasi melaui kumpulan strategi SIM (MIS strtegy) yang terdiri dari sejumlah tujuan, kendala dan strategi. Strategis wakaf akan membawa pengaruh pada sumber daya informasi dan strategi IS. Rencana strategi IS dengan melakukan pemodelan dan rancang bangun aplikasi sistem manajemen aset wakaf (e-wakaf). Aplikasi e-wakaf menggunakan teknologi Remote Sensing Sistem Informasi Geografis (GIS) yang dapat diakses secara online menggunakan peta dasar dan digunakan untuk mengelola (menghimpun, menyimpan, memproses), mengontrol dan mengendalikan aset

(19)

18

wakaf melalui penginderaan jauh keruangan, dan menghasilkan informasi baik berupa laporan, dokumen, grafik, gambar peta dan keluaran lainnya yang relevan termasuk menghasilkan peta tematik aset wakaf.

2.7.2Sistem Informasi Geografis

BAKORSURTANAL menjabarkan GIS sebagai kumpulan yang terorganisir baik hardware, software, brainware dan data geogrfis yang di desain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi (Eko Budiyanto, 2002) dari suatu objek atau fenomena yang berkaitan dengan letak atau keberadaaanya dipermukaan bumi (Ekadinata A, Dkk., 2008) dan presentasi data spatial atau informasi geografis dalam bentuk peta dan sistem koordinat (Eddy Prahasta, 2002). GIS mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya (G. Manjela Eko Hartoyo dkk, 2010) yang disimpan dalam suatu basis data dan berhubungan dengan persoalan serta keadaan dunia nyata (real world) memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis (georeference).

Perkembangan sistem informasi geografis pada saat ini (baik perangkat keras, perangkat lunak, maupun aplikasi-aplikasinya) telah dikenal secara luas sebagai alat bantu untuk (proses) pengambilan keputusan. GIS menjadi acuan dan sebagai sarana untuk mengklasifikasikan dan memperbaharui setiap perubahan data berorientasi keruangan di suatu wilayah. Aplikasi GIS dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan (Indrawati, 2002).

Sistem Informasi Geografis, mempunyai subsitem-subsitem pembentuk GIS yang meliputi: 1. Data Input 2. Data Output 3. Data Management dan 4. Data Manipulation & Analysis. Berdasarkan uraian jenis masukan, proses, dan jenis keluaran yang ada di dalamnya akan terlihat seperti gambar 2.2

(20)

19 2.8 Google Maps API

Google Maps merupakan layanan peta online yang disediakan secara gratis dan interaktif oleh Google. Google Maps dapat disisipkan pada website pengguna dengan menambahkan script java melalui fitur yang terdiri dari interface, fungsi, kelas, struktur dan sebagainya atau data point melalui Google Maps API. API (Application Programming Interface) berfungsi sebagai penghubung suatu aplikasi dengan aplikasi lainnya yang memungkinkan pengembang aplikasi menggunakan fungsi sistem ini. Fungsi API menyediakan banyak fasilitas dan utilitas yang dapat digunakan untuk memanipulasi peta dan menambahkan konten ke peta melalui berbagai layanan yang disediakannya, seperti API key yang digunakan server Google Maps untuk mengenali, menampilkan peta, menampilkan marker dan pengaturan icon peta, informasi window word ballon pada titik tertentu peta, geocoding untuk mereferensikan sebuah titik geografis dan menentukan batas-batas sebuah obyek, dan fasilitas Google Direction API yang berguna sebagai tujuan dan waypoints untuk pengisian longitude / latitude (Svennerberg Gabriel, 2010).

2.9 Studi Pendahuluan yang Sudah Dilaksanakan

Usulan penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitan yang telah dilakukan oleh pengusul sebelumnya dengan judul “Pemodelan Aplikasi Manajemen Aset Wakaf (E-Wakaf) Berbantuan Sistem Informasi Geografis” dan dibiayai melalui

Gambar 2.2. SIG dan subsitem SIG Tabel

Laporan Pengukuran

Lapangan Data digital lain

Peta (tematik, topografi, dll.) Citra Satelit Foto udara Data lainya Input Storage (Database) Retrieval Processing Output Peta Tabel Laporan Informasi Digital (Softcopy) DATA MANAGEMENT &

MANIPULATION

OUTPUT DATA INPUT

(21)

20

LP2M Universitas Dian Nuswantoro dengan No. Kontrak 010/A.35-02/UDN.09/X/2013 Tahun 2013. Hasil penelitian berupa pemodelan dan desain sistem dan menghasilkan prototype aplikasi sistem informasi geografis e-Wakaf. Dan dipublikasikan dalam Journal Techno.Com dengan judul “Aplikasi Sistem Informasi Geografis E-Wakaf Sebagai Tool Pengelolaan Aset Wakaf Pada Kantor Kementerian Agama”. Aplikasi tersebut menunjukkan dengan sistem yang baru, menggunakan data geografis yang menyimpan data spatial dan atribut. Data spatial merepresentasikan posisi atau lokasi geografis dari suatu object permukaan bumi dimana aset wakaf berada, sedangkan data atribut memberikan deskripsi atau penjelasan dari suatu objek wakaf. Data spatial diperoleh dari berbagai sumber mencakup data grafis peta analog, foto udara, citra satelit, survey lapangan, pengukuran dengan Global Positioning System (GPS) dan lain. Sedangkan data atribut diperoleh berupa informasi numerik, data statistik dan lain-lain.

(22)

21 BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Memperbaiki manajemen aset wakaf dalam jangka panjang melalui perencanaan strategis sumber daya informasi manajemen aset wakaf yang mampu memberikan keuntungan dan keunggulan bagi organisasi dalam menentukan strtategi-strategi yang dapat menjamin bahwa pengelolaan dan pengendalian aset wakaf sebagai rangkaian sistem yang terpadu dalam kerangka pemecahan masalah dan meminimalisir hilang atau “menguap”-nya sejumlah aset wakaf.

2. Mengembangkan sistem informasi manajemen aset wakaf (e-wakaf) berbantuan sistem informasi geografis (GIS) yang dapat digunakan untuk mengelola (menghimpun, menyimpan, memproses), mengontrol dan mengendalikan aset wakaf melalui penginderaan jauh keruangan, dan menghasilkan informasi baik berupa laporan, dokumen, grafik, gambar peta dan keluaran lainnya yang relevan.

3.2 Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan sumbangan ke berbagai pihak sebagai berikut:

1. Memperoleh hasil konstruksi teoritis dan praktis mengenai manajemen aset wakaf yang lebih baik di Kota Semarang dengan mengidentifikasi sumber daya informasi yang dibutuhkan, cara mendapatkan sumber daya tersebut dan mengelolanya sebagai suatu sumber daya strategis yang diperlukan untuk memenuhi semua kebutuhan pemakai.

2. Secara umum hasil pengembangan atau rancang bangun aplikasi e-wakaf berbantuan sistem informasi geografis dapat membantu Kantor Kementerian Agama di seluruh Republik Indonesia di tingkat kota/kabupaten dalam pengelolaan dan pengendalian atau manajemen aset wakaf melalui perangkat lunak (software) aplikasi e-wakaf, aplikasi ini didesain berdasarkan aktivitas atau proses-proses dari sifat aplikasi, yang dapat digunakan secara administratif untuk

(23)

22

mengelola, mengendalikan dan melakukan pengawasan aset wakaf secara online melalui penginderaan jauh GIS menggunakan citra atau satelit ke titik aset wakaf.

3. Rekayasa teknologi informasi akan tersusunnya database wakaf, peta dasar dan tematik aset wakaf Kota Semarang, sehingga informasi terhadap aset wakaf semakin mudah untuk didapatkan dan diperoleh bagi pemangku kepentingan dan masyarakat banyak.

4. Untuk pengambilan keputusan bagi Kementerian Agama yang berhubungan dengan regulasi dibidang wakaf terutama penyelenggara syariah.

5. Startegi untuk mendorong dan mengelola end user computing, dimana rencana strategis sumber daya informasi tersedia bagi pemakai akhir dengan mempertahankan pengendalian atas sumber daya tersebut.

6. Untuk mengembangkan studi-studi selanjutnya yang berkaitan dengan perkembangan wakaf di Indonesia.

(24)

23 BAB IV

METODE PENELITIAN

Penelitian yang diusulkan adalah Perencanaan sumber daya informasi manajemen aset wakaf dengan menggunakan metode pendekatan SPIR (strategic planning for information resources) yaitu pendekatan yang akan mentransformasikan kumpulan strategi organisasi ke dalam rencana jasa sistem informasi (strategi SIM) seperti tujuan sistem, kendala sistem, dan strategi rancangan sistem. Dari pendekatan SPIR kemudian dikembangkangkan Sistem manajemen aset wakaf (e-wakaf) berbantuan sistem informasi geografis dengan metode dengan pendekatan model development incremental. Sistem informasi (GIS) dipilih dengan tujuan bahwa GIS dapat merepresentasikan atau memodelkan dan menggambarkan informasi kebumian “Geo-informatika” atau “Geomatik” berujuk pada lokasi geografis di muka bumi. Teknologi Remote Sensing GIS sangat tepat digunakan untuk mengendalikan, mengawasi dan memantau aset wakaf secara efektif dalam rangka penyelamatan aset sampai ke titik objek aset wakaf.

4.1. Bagan Alir Penelitian (Fishbone Diagram)

(25)

24

Dalam penelitian ini ada dua proses utama yang akan dilakukan selama 2 tahun, yaitu:

1. Membuat perencanaan strategis sumber daya informasi manajemen aset wakaf berbantuan GIS.

2. Merancang bangun dan mengembangkan sistem informasi manajemen aset wakaf (e-wakaf) berbantuan GIS

4.2. Perencanaan Strategis Sumber Daya Informasi Manajemen Aset Wakaf Perencanaan strategis sebagai perencanaan jangka panjang digunakan mengidentifikasi tujuan-tujuan yang akan memberikan organisasi pada posisi yang paling menguntungkan dalam lingkunganya, serta menentukan strategi-strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Pengembangan rencana-rencana strategis organisasi dan pengembangan strategis informasi dilakukan secara bersamaan dengan mentransformasikan kumpulan strategi (strategy set transformation) yang selanjutnya disebut pendekatan perencanaan sumber daya informasi (strategic planning for information resource (SPIR)) (Raymond Mc, 2002). Ttansformasi kumpulan strategi ini merupakan proses transformasi dari kumpulan strategi organisasi (organizational strategy sets) yang terdiri dari visi, misi, starategi dan elemen lain organisasi kedalam rencana jasa informasi (MIS strategy sets) melalui pendekatan transformasi kumpulan strategi (strategy set tranformation) yang terdiri dari tujuan sistem, kendala sistem dan strategi rancangan sistem.

SPIR adalah pendekatan rencana yang akan mengidentifikasi kebutuhan sumber daya informasi bagi Sistem Informasi Manajemen Aset Wakaf (e-wakaf) yang tercakup dalam jangka waktu perencanaan strategis.

4.3. Rancang Bangun Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Aset Wakaf Rancang bangun dan pengembangan sistem informasi manajemen aset wakaf (e-wakaf) dilakukan dengan pendekatan mendesain aktivitas atau proses-proses untuk merekayasa perangkat lunak berdasarkan sifat aplikasi, metode beserta alat-alat bantu yang dipakai, beserta kontrol dan penyampaian informasi yang dibutuhkan.

Strategi pengembangan dan perancangan sistem digunakan metode dengan pendekatan model development incremental dengan filosofi prototipe iteratif (Pressman, 2001) yang menggabungkan elemen-elemen model sekuensial linear (system

(26)

25

development life cycle) (Jogiyanto, 2005) yang terdiri atas kegiatan a). Analisa sistem b). Desain sistem, c). Implementasi sistem d). Evaluasi sistem.

Tahap-tahap pengembangan sistem secara utuh dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tahap Analisis

Tahapan ini meliputi kegiatan analisis permasalahan, analisis kebutuhan dan analisis kelayakan pengembangan perangkat lunak. Secara garis besar pada tahap ini merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian–bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan.

2. Tahap Desain

Kegiatan pada tahap ini meliputi mendesain konsep dan fitur-fitur perangkat lunak sistem, disertai dengan desain input-output berbasis kebutuhan user (user oriented). Dengan konsep desain yang demikian diharapkan media tersebut dapat direalisasikan sesuai kebutuhan pengguna. Disain perangkat lunak difokuskan pada spesifikasi detil dari solusi berbasis komputer.

3. Tahap Testing / Implementasi

Tahapan ini merupakan tahapan kegiatan programming untuk menerjemahkan desain lojik rinci menjadi konstruksi aktual dari program dan prosedur. Program adalah kumpulan perintah yang dimengerti oleh komputer sedangkan prosedur adalah perintah yang dibutuhkan oleh pengguna dalam memproses informasi (O’Brien, 1999). Setelah program dan prosedur didefinisikan, maka sistem perlu diimplementasi, yaitu tahapan meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan dan sekaligus merupakan tahap uji coba teknis program dan prosedur.

4. Tahap Evaluasi dan Pemeliharaan

Tahap ini ada tahap terakhir yang digunakan untuk mengevaluasi jalannya sistem meliputi perencanaan pengubahan, perencanaan pengujian, jadwal operasi dan perawatan.

(27)

26 4.4. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian dilakukan di bagian Penyelenggra Syari’ah pada Kantor Kementerian Urusan Agama Kota Semarang, Jl. Untung Suropati (Komplek Islamic Center Transit Haji) Manyaran - Semarang Telepon 024-7625715 dan pada 3 (tiga) Kantor Urusan Agama (KUA) Kota Semarang, yaitu: 1). KUA Kecamatan Genuk, Jl. Genuk Sari, 2). KUA Kecamatan Pedurungan, Jl. Sendangguwo Baru 10, dan 3). KUA Kecamatan Gajahmungkur Jl. Kelud Selatan II. Adapun objek penelitian adalah aset wakaf yang telah terdokumentasi pada Penyelenggara Syari’ah Kantor Kementerian Agama Kota Semarang dan pada Bagian Tata Usaha KUA Kec. Genuk, KUA Kec. Pedurungan dan KUA Kec. Gajahmungkur.

4.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan beberapa cara, antara lain:

1. Metode Wawancara

Dalam penelitian ini narasumber berasal dari Kantor Kementerian Agama Kota Semarang dan KUA Kec. Genuk, KUA Kec. Pedurungan dan KUA Kec. Gajahmungkur.

Rekayasa sistem

analisis desain kode tes Pengiriman increment ke-1

analisis desain kode tes Pengiriman

increment ke-2 increment 1

increment 2

analisis desain kode tes

Pengiriman increment ke-n increment n

Waktu Kalender

(28)

27 2. Studi Pustaka dan Dokumen

Dengan mempelajari buku-buku kepustakaan, jurnal ilmiah, informasi pendukung dari internet, serta referensi terkait mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan data penelitian ini termasuk pengambilan data melalui dokumen tertulis mamupun elektronik dari Penyelenggara Syari’ah Kantor Kementerian Agama Kota Semarang.

3. Observasi Lapangan

Observasi lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan titik-titik lokasi objek wakaf yang dicatatat dengan alat elektronik GPS berdasarkan data-data posisi, koordinat, ruang atau spasial yang digunakan untuk merepresentasikan aspek-aspek keruangan dari fenomena dan permasalahan objek dari aset wakaf dan data atribut atau non-spasial untuk merepresentasikan aspek-aspek deskriptif mencakup items atau properties dari objek yang dimodelkan.

(29)

28 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Perencanaan Strategis Sumber Daya Informasi

Pendekatan SPIR (strategic planning information resources) padigunakan sebagai rencana yang akan mengidentifikasi kebutuhan sumber daya informasi bagi Sistem Informasi Manajemen Aset Wakaf (e-wakaf). Sumber daya informasi ini mencakup perangkat keras, fasilitas, perangkat lunak, data dan para spesialis informasi dan para pemakai informasi.

Perencanaan strategis fungsional dipilih dalam penelitian ini, yaitu bidang fungsional Penyelenggara Syari’ah di Kantor Kementerian Agama Kota Semarang menetapkan rencananya sendiri dan terlepas dari fungsional yang lain. Penyelenggara Syari’ah merupakan salah satu bidang fungsional di Kementerian Agama Kota Semarang dengan tupoksi pengelolaan data dan Informasi dibidang pembinaan syari’ah serta pemberdayaan zakat dan wakaf.

Strategi pengembangan rencana-rencana strategis organisasi dan pengembangan strategis informasi dilakukan secara bersamaan dengan mentransformasikan kumpulan strategi organisasi (organizational strategy sets) yang terdiri dari visi, misi, starategi dan elemen lain organisasi kedalam rencana jasa informasi (MIS strategy sets) melalui pendekatan transformasi kumpulan strategi (strategy set tranformation) yang terdiri dari tujuan sistem, kendala sistem dan strategi rancangan sistem.

Gambar 5.1. Transformasi kumpulan strategi pendekatan SPIR Kelompok Strategi Organisasi Visi Misi Tujuan Strategi Elemen Lain Strategi

Organisasi Proses Perencanaan Strategi SIM Tujuan Sistem Kendala Sistem Strategi Perancangan Sistem Kelompok Strategi SIM

(30)

29

5.2. Visi dan Misi Kantor Kementerian Agama Kota Semarang 5.2.1Visi

“TERWUJUDNYA MASYARAKAT INDONESIA YANG TAAT BERAGAMA, MAJU, SEJAHTERA, DAN CERDAS SERTA SALING MENGHORMATI ANTAR SESAMA PEMELUK AGAMA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN

BERNEGARA DALAM WADAH NEGARA KESATUAN

REPUBLIK INDONESIA”

5.2.2Misi

 MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN, PEMAHAMAN,

PENGAMALAN DAN PELAYANAN KEHIDUPAN BERAGAMA

 MENINGKATKAN PENGHAYATAN MORAL DAN ETIKA

KEAGAMAAN

 MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN UMAT BERAGAMA  MENINGKATKAN KUALITAS PENYELENGGARAAN HAJI

 MEMBERDAYAKAN UMAT BERAGAMA DAN LEMBAGA

KEAGAMAAN

 MEMPERKOKOH KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DAN

MENGEMBANGKAN KESELARASAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN DENGAN WAWASAN KEBANGSAAAN INDONESIA.

5.3. Tujuan

Menerapkan sebuah Sistem Informasi Manajemen Aset Wakaf (e-wakaf) Berbantuan Sistem Informasi Geografis yang mampu menjangkau titik objek wakaf keruangan sebagai kontrol dan kendali manajemen aset wakaf dalam kerangka meminimalisir hilang atau “menguap”nya aset wakaf di Kota Semarang.

5.4. Strategi

Perencanaan strategis fungsional sebagai pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini, bahwa Penyelenggara Syari’ah akan mengembangkan suatu rencana strategis sumber daya informasi untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Rencana itu menjelaskan (1). Tujuan-tujuan yang akan dicapai oleh tiap sistem dan subsistem

(31)

30

berbasis sistem informasi komputer dalam waktu jangka perencanaan, dan (2). Susmber daya informasi yang dibutuhkan untuk mencapai rencana tersebut. Pernecanaan strategis fungsional dapat digambarkan sepeti berikut.

Gambar 5.2 Perencanaan strategis sumber daya informasi

Kerangka dasar dari sebuah rencana strategis untuk sumber daya informasi, dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 5.3. Kerangka dasar Rencana strategis sumber daya informasi Strategi

Manajemen Wakaf pada Penyelenggara

Syari’ah

Pengaruh pada sumber

daya informasi Sumber daya

informasi Dan Strategi Sistem Informasi Pengaruh pada strategi

manajemen aset wakaf

Rencana Strategis Sumber Daya Informasi Tujuan Sistem Informasi Manajemen Aset Wakaf Kebutuhan Sumber Daya Informasi Sumber Daya Manusia Perangkat Keras Perangkat Lunak Data dan Informasi

(32)

31 5.5. Manajemen Sumber Daya Informasi

Sumber daya informasi terdiri dari sumber daya manusia, perangkat keras komputer (Hardware), perangkat lunak komputer (software), data dan informasi. Manajemen sumber daya informasi adalah aktifitas yang dijalankan oleh level manajemen pada semua tingkatan dalam organisasi dengan tujuan mengidentifikasi, memperoleh, dan mengelola sumber daya informasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai. Manajemen sumber daya informasi diperlukan karena:

1. Kesadaran bahwa keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui sumberdaya informasi yang unggul.

2. Kesadaran bahwa jasa informasi adalah suatu area fungsional utama.

3. Perhatian pada sumberdaya informasi perusahaan saat membuat perencanaan strategis dan rencana strategis formal untuk sumberdaya informasi.

4. Strategi untuk mendorong dan mengelola end-user computing.

5.6. Strategi Perancangan Sistem Informasi

Strategi pengembangan sistem informasi manajemen aset wakaf akan dilaksanakan seperti tampak pada gambar 5.2. dibawah ini.

Gambar 5.4. Strategi pengembangan sistem informasi e-wakaf

5.7. Strategi Perancangan Arsitektur Sistem Informasi

Perancangan aplikasi sistem informasi geografis manajemen aset wakaf menggunakan platform client-server dan menggunakan web browser sebagai media

(33)

32

antarmukanya. Pemodelan arsitektur aplikasi dan pengguna aplikasi dapat disidentifikasi dan digambarkan seperti tampak pada gambar 2 dibawah ini.

Gambar 5.5. Arsitektur Sistem Informasi e-wakaf

5.8. Pengumpulan Data

Data-data penelitian yang dibutuhkan dikumpulkan dan diorganisasi dari Penyelenggra Syari’ah pada Kantor Kementerian Urusan Agama Kota Semarang dan data-data yang telah terdokumentasi pada Bagian Tata Usaha KUA Kec. Genuk, KUA Kec. Pedurungan dan KUA Kec. Gajahmungkur.

(34)

33

Gambar 5.7. Wawancara dengan bagian Tata Usaha KUA

Dari hasil wawancara dengan bagian Penyelenggara Syari’ah didapatkan informasi-informasi seperti kebiajakan, prosedur, kendala-kendala dan hambatan dalam pengelolaan wakaf dan data-data wakaf dalam bentuk resum harta wakaf. Sedangkan hasil survey dan wawancara dengan kepala KUA dan bagian tata usaha didapatkan 1). data-data wakaf seperti data direktori tanah wakaf perlokasi, data asosiasi Nadzir dan data-data wakaf rinci dari masing-masing KUA, dan 2). Formulir Formulir mulai dari Surat Keterangan Kepala/ Lurah Tentang Perwakafan Tanah Milik, Surat pernyataan Penguasaan Tanah, Surat Pernyataan Tidak Sengketa, Surat Kuasa, Surat pernyataan wakaf, Surat persetujuan wakaf, Surat Pengajuan Bantuan Sertifikat Wakaf, Formulir W.1 tentang Ikrar Wakaf, Formulir bentuk W.2. tentang Akta Ikrar Wakaf, Formulir W.2.a. tentang Salinan Akta Ikrar Wakaf, Formulir W.3. tentang Akta Pengganti Ikrar Wakaf, Formulir W.5. dan W.5.a tentang Surat Pengesahan Nadzir perorangan dan Kelompok, W7. Pendaftaran Tanah Wakaf ke Kantor Pertanahan.

5.9. Analisa Sistem

Analisis sistem meliputi kegiatan analisis permasalahan, analisis kebutuhan dan analisis kelayakan pengembangan perangkat lunak. Secara garis besar pada tahap ini merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian–bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan,

(35)

34

kesempatan-kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan. Tahapan ini juga domain masalah untuk merekomendasikan perbaikan dan menspesifikasikan persyaratan dan prioritas untuk solusi.

Dari hasil wawancara dan observasi, terdapa beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Kantor Kementerian Agama antara lain adalah:

1. Ketidakberesan, ketidakberesan sistem sehingga sistem dan prosedur tidak sesuai dengan yang diharapkan karena masih banyak tanah wakaf yang status hukumnya belum jelas, sedang tanah wakaf dimaksud sudah dimanfaatkan dan digunakan sesuai dengan fungsinya sebagai tanah wakaf. Di daerah daerah, masih banyak ditemukan masjid, mushalla, madrasah, panti asuhan dan bangunan keagamaan Islam lainnya yang dibangun di atas tanah yang belum jelas statusnya.

2. Perlu pencatatan dan mengusahakan bukti-bukti untuk memenuhi persyaratan bagi tanah yang diidentifikasi sebagai tanah wakaf, guna pembuatan Akta lkrar Wakaf/ Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf dan penerbitan sertifikat.

3. Kesalahan-kesalahan data dalam pelaporan yang tidak disengaja out of date sehingga menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin dan diragukan kevalidanya karena isi laporan yang sering salah.

4. Tidak efisienya sistem dan tidak ditaatinya kebijakan manajemen, seperti laporan yang tidak tepat waktunya, tanggung jawab yang kurang jelas, kegiatan yang tumpang tindih, file-file yang kurang teratur dan dalam bentuk yang berbeda-beda, pekerjaan yang terlalu teknis.

5. Pada kenyataannya Belum adanya sistem yang terintegrasi yang digunakan untuk mengelola aset wakaf baik secara administratif maupun yang mampu mengontrol objek wakaf sampai dengan titik objek wakaf.

Selanjutnya berdasarkan analisis sitem ini didapatkan domain data atau informasi sebagai berikut:

5.8.1Analisa Sistem Berjalan Tata Cara Perwakafan Tanah Milik

1 Perorangan atau badan hukum yang mewakafkan tanah hak miliknya (sebagai calon wakif) datang di hadapan PPAIW (Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf - pejabat berwenang yang ditetapkan oleh Menteri) untuk melaksanakan Ikrar Wakaf.

2 Calon wakif sebelum mengikrarkan wakaf, terlebih dahulu menyerahkan kepada PPAIW, surat-surat sebagai berikut :

(36)

35

2) Surat Keterangan Kepala Desa/Lurah diperkuat oleh Camat setempat mengenai kebenaran pemilikan tanah dan tidak dalam sengketa;

3) Surat Keterangan pendaftaran tanah;

4) Ijin Bupati/Walikotamadya c.q. Sub Direktorat Agraria setempat, hal ini terutama dalam rangka tata kota atau master plan city.

3 PPAIW meneliti surat-surat dan syarat-syarat, apakah sudah memenuhi untuk pelepasan hak atas tanah (untuk diwakafkan), meneliti saksi-saksi dan mengesahkan susunan nadzir.

4 Dihadapan PPAIW dan dua orang saksi, wakif mengikrarkan atau mengucapkan kehendak wakaf itu kepada nadzir yang telah disahkan dan dituangkan dalam bentuk tertulis (ikrar wakaf bentuk W.1).

5 PPAIW segera membuat Akta Ikrar Wakaf (bentuk W.2) rangkap empat dengan dibubuhi materi menurut ketentuan yang berlaku dan selanjutnya, selambat-lambatnya satu bulan dibuat ikrar wakaf, tiap-tiap lembar harus telah dikirim dengan pengaturan pendistribusiannya sebagai berikut:

a. Akta Ikrar Wakaf :

1) Lembar pertama disimpan PPAIW

2) Lembar kedua sebagai lampiran surat permohonan pendaftaran tanah wakaf ke kantor Subdit Agraria (W.7)

3) Lembar ketiga untuk Pengadilan Agama setempat b. Salinan Akta Ikrar Wakaf :

1) Lembar pertama untuk wakif 2) lembar kedua untuk nadzir

3) lembar ketiga untuk Kantor Kementerian Agama Kabupatan/Kotamadya 4) lembar keempat untuk Kepala Desa/Lurah setempat.

Disamping telah membuat Akta, PPAIW mencatat dalam Daftar Akta Ikrar Wakaf (bentuk W.4) dan menyimpannya bersama aktanya dengan baik.

1) Identifikasi Data dan Sumber Data

Tabel 1. Kebutuhan Data Tabel 2. Sumber Data

Kebutuhan Data Sumber Data

a) Data Wakif a). Wakif

(37)

36

c) Data Saksi c). Saksi

d) Data aset/harta Wakaf d). BPN

e) Sertifikat Objek Wakaf e). KUA Kecamatan

f) PPAIW f). Kantor Kemenag Semarang

g) Data Kelurahan h) Data Kecamatan i) Data KUA

5.8.1.1Identifikasi Informasi dan Tujuan Informasi

Tabel 3. Kebutuhan Informasi Tabel 4. Tujuan Informasi

Informasi Tujuan Informasi

a). Daftar aset/harta Wakaf a). KUA dan Kantor Kemenag Kota Semarang o Perkelurahan

o Perkecamatan o Perkabupaten/Kota b). Akta Ikrar Wakaf c). Daftar Nadzir d). Daftar Wakif

b). KUA dan Kantor Kemenag Kota Semarang

e). Pendaftaran Sertifikt aset Wakaf f). Rekapitulasi aset wakaf

c). BPN

d). Masyarakat

e). KUA dan Kantor Kemenag Kota Semarang

5.8.1.2Alternatif Sistem yang Diusulkan

Setelah analisis sistem dilakukan untuk pengembangan aplikasi sitem informasi geografis e-wakaf pada Kantor Kementrian Agama Kota Semarang, maka alternative sistem yang diusulkan meliputi tahapan identifikasi kebutuhan perangkat keras (hardware), identifikasi kebutuhan perangkat lunak (software) dan identifikasi kebutuhan sumber daya manusia (brainware). Teknologi jaringan internet dibutuhkan untuk pengelolaan sistem dengan menggunakan Script Goggle API sebagai sarana penampil peta (Goggle Earth) dan penghubung antara map Goggle Earth dengan lokasi tanah wakaf dan sebagai input masukan untuk longitude dan latitude untuk dihubungkan kedalam peta tematik yang telah diolah dan ditampilkan melalui webgis.

(38)

37 5.9 Perancangan Sistem

5.9.1. Use Case Diagram

Untuk mendukung sistem informasi geografis e-wakaf di Kantor Kementrian Agama Kota Semarang yang baik, maka langkah pertama dalam penyusunan model fungsi awal adalah dengan membuat diagram use case. Gambaran diagram sistem informasi e-wakaf dapat digambarkan sebagai berikut:

Sistem E-Wakaf

Opertor Kecamatan

Admin Login

Display Peta Wakaf

Olah Data Wakaf Setting Koordinat Setting Nadzir Setting Saksi «uses» «uses» «uses»

Olah Data Nadzir

Cetak Ikhrar Wakaf

Cetak Rekap Wakaf Olah Data KUA

Olah Data Kecamatan Nadzir

(39)

38 5.9.2. Relasi Antar Tabel

Gambar 5.9. Relasi Antar Tabel 5.9.3. Desain Role dan Menu Sistem e-Wakaf

Setelah dilakukan pemodelan dan perancangan sistem, maka tahap selanjutnya adalah mengkonversi fungsi-fungsi ke dalam pemrograman. Bahasa pemrograman opensource PHP dan Java script dengan back-end database MySql. Pada tahap ini juga sekaligus dilakukan pengujian dan evaluasi sistem. Pada tahap pengujian akan ditampilkan semua proses mulai dari masukan data, pemrosesan informasi sampai dengan menghasilkan bentuk berupa laporan, dokumen, grafik, gambar peta dan keluaran lainnya yang relevan.

Secara umum implementasi aplikasi sistem informasi geografis manajemen aset wakaf terdiri atas modul-modul dalam antar muka sebagai berikut:

Home/ Beranda

o Login

o Peta Tanah Wakaf o Data Tanah Wakaf

(40)

39  Tabel  Grafik  Musholla  Masjid  Sarana pendidikan/Sekolah  Pondok Pesantren  Rumah Sakit/Kesehatan  Sawah/Pekarangan  Sosial lainya  Informasi Terkini  Hubungi Kami  Role User o Administrator  Pengaturan User  PPAIW/KUA Kecamatan  Kecamatan  Kelurahan  Pengaturan Umum o PPAIW/KUA Kecamatan

 Input Data Wakaf  Input Nadzir  Pengaturan

 Jenis Aset Wakaf  User

 Cetak Ikrar Wakaf  Laporan

 Rekapitulasi aset wakaf per Kelurahan  Rekapitulasi Penggunaan Aset Wakaf  Rekapitulasi Sertifikat Aset Wakaf  Download

o Nadzir

 Input Lokasi Objek Aset Wakaf

o Masyarakat

(41)

40 5.9.4. Desain Layout Peta

Gambar 5.10. Layout Peta Wakaf 5.9.5. Desain Prototype

Berdasarkan perencanaan sistem, strategi pengembangan sistem, analisa sistem dan desain sistem selanjutkan dikembangkan prototype sistem GIS e-wakaf. seperti tampak pada use case diagram Role User tediri dari tiga kelompok, yaitu Nadzir, PPAIW/Tata Usaha KUA Kecamatan, dan Administrator dalam penelitian ini adalah Penyelenggara Syari’ah pada Kementerian Agama Kota Semarang.

5.10.Pra Implementasi

Setelah model-model diformulasikan, selanjutnya model akan diimplementasikan kedalam bentuk program komputer. Model yang telah terbentuk program aplikasinya kemudian diuji dengan data aktual untuk mengetahui apakah model telah valid dan layak untuk digunakan. Pada intinya tahapan ini merupakan tahapan kegiatan programming, uji coba teknis dan perbaikan software GIS e-Wakaf. Perancangan model ditekankan pada validitas dan kualitas kemudahan penerimaan dan penggunaan bagi pengguna.

(42)

41 5.9.5.1Home dan Menu Utama

Gambar 5.11. Home / Menu Utam GIS e-Wakaf 5.9.5.2Cari Lokasi Wakaf

Gambar 5.12. Cari Tanah Wakaf

Jika tombol pencarian di pilih, maka akan tampil peta wakaf beserta icon wakaf pada lokasi yang dipilih, seperti tampak pada gambar dibawah ini.

(43)

42 5.9.5.3Menu Data, Tanah Wakaf, Grafik

Gambar 5.14. Grafik Tanah Wakaf

5.9.5.4Menu Data, Tanah Wakaf, Table

Gambar 5.15. Tabel Tanah Wakaf

5.9.5.5Peta Wakaf

Pada menu ini akan tampak titik-titik objek wakaf di seluruh wialyah administratif Kota Semarang.

(44)

43

Gambar 5.16. Peta Tematik Wakaf Kota Semarang

5.9.5.6Submenu Pendataan

Terdiri dari empat subsistem input aset wakaf, input KUA, input Nadzir dan Seting (untuk Role User KUA Kecamatan: Pendataan Jenis Wakaf dan Data administratif Kelurahan, sedang untuk Role User Penyelenggara Syari’ah: Pendataan Jenis Wakaf dan Data administratif Kelurahan, dan Data Administratif Kecamatan).

(45)

44

Gambar 5.19. Browse daftar aset wakaf

5.9.5.7Input KUA

Gambar 5.20. Submenu Input aset wakaf dan koordinat objek wakaf

5.9.5.8Input Nadzir

(46)

45

Gambar 5.22. Browse Nadzir

5.9.5.9Setting, Jenis Wakaf

Gambar 5.23. Setting Jenis-jenis Wakaf

5.9.5.10 Laporan

Terdiri dari tiga subsistem cetak ikrar wakaf, Rekap per Kelurahan, Rekap Sertifikat, dan Rekap wakaf seluruh pengguna sistem Role Kecamatan.

(47)

46 Contoh Bentuk-bentuk Laporan

BENTUK W.1 I K R A R W A K A F

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Lengkap : H. MOCH. KATEDJO TJIPTO W.

Tempat/Tanggal Lahir : Wonogiri, 02 Januari 1950

Agama : Islam

Jabatan (bagi Wakif Badan Hukum) : -

Pekerjaan : Swasta

Tempat Tinggal : Jl. Kapas Tengah IV / F – 752 Gebangsari

Bertindak Untuk dan Atas Nama : Sendiri dan H. dr. Affandi Ichsan, Sp.PK(K),KKV,M.Ag.

Pada Hari ini : Rabu

Tanggal : 20 Februari 2013

Dengan ini mewakafkan sebidang tanah hak milik saya:

Berupa 1) : Tanah Pekarangan

Sertifikat/Persil 2 )Nomor : C desa No. 1911 persil 84

Kelas Desa : -

Ukuran Panjang : - m

Lebar : - m

Luas : 420 m2

Terletak di : Jl. Padi Utara Raya

Desa : Gebangsari

Kecamatan : Genuk

Kabupaten/Kota 2 ) : Kota Semarang

Provinsi : Jawa Tengah

Dengan batas – batas:

Sebelah Timur : Masjid Al Ikhlas

Sebelah Barat : H. Nur Hamid

Sebelah Utara : Jalan Padi Utara Raya

Sebelah Selatan : Sularman dan Drs. Djoko

Untuk keperluan 3) : Masjid Al Ikhlas ( perluasan )

Wakaf tanah tersebut diurus oleh Nadzir yang diwakili oleh:

Nama Lengkap : H. dr. AFFANDI IKHSAN, Sp.PK(K),KKV,M.Ag

Tempat / Tanggal Lahir : Semarang, 05 Agustus 1947

(48)

47

Pekerjaan : Dokter

Jabatan Dalam Nadzir : Ketua

Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jl. Padi Raya E / 619 Gebangsari

Ikrar Wakaf ini diucapkan/dibacakan di hadapan PPAIW Kecamatan -- Genuk --- --- Kabupaten / Kota--- Semarang ---

Provinsi --- Jawa Tengah --- dengan disaksikan oleh

saksi – saksi:

1. Nama Lengkap : H. SUKARDJO QAOLANY, SH.

Tempat / Tanggal Lahir : Demak, 19 Februari 1947

Agama : Islam

Pekerjaan : Pensiunan

Jabatan : -

Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jl. Padi Raya E / 624 Gebangsari

2. Nama : H. NURHADI MUSTOFA, SH., M.Si.

Tempat / Tanggal Lahir : Tegal, 19 Juni 1952

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

Jabatan : Ketua RW 04 Gebangsari

Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jl. Padi Tengah XV / 617 Gebangsari

Ikrar Wakaf ini dibuat dalam rangkap tiga: Lembar Pertama untuk Nadzir

Lembar Kedua untuk PPAIW Lembar Ketiga untuk Wakif

Demikian Ikrar Wakaf ini saya buat atas kehendak sendiri dan tanpa paksaan dari pihak lain.

Semarang,

(49)

48

H. dr. AFFANDI ICHSAN, S.Pk.(K).KKV, M.Ag. H. MOCH, KATEDJO TJIPTO

W.

Saksi – saksi:

1. H. SUKARDJO QAOLANY, SH. ( ... )

Mengetahui:

2. H. NURHADI MUSTOFA, SH., M.SI ( ... ) Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan/

Pejabat Pembuat Akta Ikrar wakaf

H. SUKIYATNO, S.Pd.I NIP. 19570205 198503 1 005

Keterangan:

1.). Diisi dengan salah satu dari sawah, pekarangan, kebun atau tambak 2.). Coret yang tidak perlu

3.). Diisi salah satu dari tujuan wakaf

a. Pembangunan tempat peribadatan, termasuk di dalamnya masjid, langgar dan musholla b. Keperluan umum, termasuk di dalamnya bidang pendidikan dari tingkat kanak-kanak, tingkat dasar

sampai tingkat tinggi serta tempat penyantunan anak yatim piatu, tuna netra, tuna wisma, atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran agama Islam

(50)

49

BENTUK W.2 AKTA IKRAR WAKAF

Nomor: ... / W.2 / 05 / 2013

Pada hari ini Rabu tanggal 09 Rabiul Akhir 1434 H atau tanggal 20 Februari 2013 M datang menghadap kepada kami, Nama: H. Sukiyatno, S.Pd.I., NIP. 19570205 198503 1 005 Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Genuk Kabupaten / Kota 1) Semarang yang oleh Menteri Agama dengan peraturannya Nomor 1 Tahun 1978 ayat (1) ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat akta Ikrar Wakaf (PPAIW) yang dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) Peraturan pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik, untuk wilayah Kecamatan Genuk dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang kami kenal / diperkenalkan kepada kami 1) dan Nadzir yang kami kenal / diperkenalkan kepada kami 1) dan akan disebutkan di dalam akta ini:

I. Nama Lengkap : H. MOCH. KATEDJO TJIPTO W.

Tempat / Tanggal Lahir : Wonogiri, 02 Januari 1950

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

Jabatan (bagi Wakif Badan Hukum) : -

Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jl. Kapas Tengah IV / F-752 Gebangsari

Selanjutnya disebut sebagai WAKIF

II. Nama Lengkap : H. dr. AFFANDI ICHSAN, Sp.PK(K),KKV,

M.Ag.

Tempat / Tanggal lahir : Semarang, 05 Agustus 1947

Agama : Islam

Pekerjaan : Dokter

Jabatan dalam Nadzir : Ketua

Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jl. Padi Raya E / 619 Gebangsari

Selanjutnya disebut sebagai NADZIR

Menerangkan bahwa Wakif telah mengikrarkan wakaf kepada Nadzir atas sebidang tanah miliknya:

Berupa 2) : Tanah Pekarangan

Sertifikat / Persil 1) : C desa nomor 1911 persil 84

Kelas Desa : -

Ukuran Panjang : - m

Lebar : - m

Luas : 420 m2

Terletak di : Jl. Padi Utara Raya

Desa : Gebangsari

(51)

50

Kabupaten / Kota 1) : Kota Semarang

Provinsi : Jawa Tengah

Dengan batas – batas :

Sebelah Timur : Masjid Al Ikhlas

Sebelah Barat : H. Nur Hasmid

Sebelah Utara : Jalan Padi Utara Raya

Sebelah Selatan : Sularman dan Drs. Djoko

Untuk keperluan : Masjid Al Ikhlas ( perluasan )

Dengan dihadiri dan disaksikan oleh:

1. Nama Lengkap : H. SUKARDJO QAOLANY, SH.

Tempat / Tanggal Lahir : Demak, 19 Februari 1947

Agama : Islam

Pekerjaan : Pensiunan PNS

Jabatan : -

Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jl. Padi Raya E / 624 Gebangsari

2. Nama Lengkap : H. NURHADI MUSTOFA, SH.M.Si.

Tempat / Tanggal Lahir : Tegal, 19 Juni 1952

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

Jabatan : Ketua RW 04 Gebangsari

Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jl. Padi Tengah XV / 617 Gebangsari

Akta Ikrar Wakaf ini dibuat rangkap tiga: Lembar pertama disimpan oleh PPAIW

Lembar kedua dilampirkan pada surat permohonan pendaftaran kepada Kantor Pertanahan Kabupaten / Kota

Lembar ketiga dikirim ke Pengadilan Agama yang mewilayahi tanah wakaf tersebut

Kepala Kantor Urusan Agama

Kecamatan/

WAKIF, Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf,

H. MOCH. KATEDJO TJIPTO W . H. SUKIYATNO, S.Pd.I

(52)

51 NADZIR,

H. dr. AFFANDI ICHSAN, Sp.PK(K),KKV,M.Ag.

SAKSI – SAKSI:

1. H. SUKARDJO QAOLANY, SH. ( ... )

2. H. NURHADI MUSTOFA, SH.M.Si ( ... )

Keterangan:

1). Coret yang tidak perlu

2). Diisi salah satu dari sawah, pekarangan, kebun atau tambak 3.). Diisi salah satu dari tujuan wakaf

a. Pembangunan tempat peribadatan, termasuk di dalamnya masjid, langgar dan musholla b. Keperluan umum, termasuk di dalamnya bidang pendidikan dari tingkat kanak-kanak, tingkat dasar

sampai tingkat tinggi serta tempat penyantunan anak yatim piatu, tuna netra, tuna wisma, atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran agama Islam

(53)

52

MODEL W.5 SURAT PENGESAHAN NADZIR

Nomor: ... /W5/05/2013

Pada hari ini --- Rabu --- tanggal ---09 Rabiul Akhir 1434 H---. Atau tanggal ---20 Februari 2013 M.--- Kami Kepala Kantor urusan Agama / Pejabat Pembuat Akta Ikrar wilayah Kecamatan Genuk Kota Semarang Propinsi Propinsi Jawa Tengah setelah mengadakan penelitian seperlunya mengesahkan:

1. Nama Lengkap : H. Dr. AFFANDI ICHSAN, Sp.PK(K),KKV,M.Ag. Tempat / Tanggal Lahir : Semarang, 05 Agustus 1947

A g a m a : Islam Pekerjaan : Dokter Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jl. Padi Raya E / 619 Gebangsari Jabatan : KETUA

2. Nama Lengkap : H. SUKARDJO QAOLANY, SH. Tempat / Tanggal Lahir : Demak, 19 Februari 1947

A g a m a : Islam

Pekerjaan : Pensiunan PNS Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jl. Padi Raya E / 624 Gebangsari Jabatan Dalam Nadzir : SEKRETARIS

3. Nama Lengkap : H. ISWANTO

Tempat / Tanggal Lahir : Klaten, 19 Agustus 1952 A g a m a : Islam

Pekerjaan : Karyawan Suara Merdeka Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jl. Padi Tengah X / E – 527 Gebangsari Jabatan Dalam Nadzir : ANGGOTA

4. Nama Lengkap : R. SOEHARTO

Tempat / Tanggal Lahir : Purwokerto, 15 Agustus 1940 A g a m a : Islam

Pekerjaan : Pensiunan Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jl. Padi Tengah XV / E – 565 Gebangsari Jabatan Dalam Nadzir : ANGGOTA

5. Nama Lengkap : H. NOERKASIJAN TJIPTOSETIAWAN Tempat / Tanggal Lahir : Semarang, 25 Nopember 1938

A g a m a : Islam

Pekerjaan : Pensiunan PNS Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jl. Padi Raya E / 630 Gebangsari Jabatan Dalam Nadzir : ANGGOTA

Sebagai Nadzir atas tanah wakaf terletak di desa --- Gebangsari --- Kecamatan Genuk Kota Semarang Propinsi Jawa Tengah.

Surat Pengesahan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Disahkan di : SEMARANG

Pada tanggal : 20 Februari 2013 Kepala Kantor Urusan Agama / Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf

H. Sukiyatno, S.Pd.I

Gambar

Gambar 2.1. Ilustrasi Proses Wakaf  Sumber: Kantor Kementerian Agama
Gambar 4.1 Fishbone Diagram - Bagan Alir Penelitian
Gambar 4.2 Desain Model Incremental
Gambar 5.1. Transformasi kumpulan strategi pendekatan SPIR Kelompok Strategi Organisasi Visi Misi Tujuan Strategi Elemen Lain Strategi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah kapasitor daya atau yang dikenal dengan kapasitor bank harus mempunyai daya Qc yang sama dengan daya reaktif dari sistem yang akan diperbaiki faktor

Salah satu subsektor unggulan yang ada adalah Perikanan Tangkap yang berada di Kawasan Prigi yang berada di .Kawasan pesisir prigi berpotensi untuk

Subbidang Analisis dan Pengembangan Pajak dan Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) huruf c mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang penetapan dan

Contohnya ada sebagian masyarakat kita meniru gaya hidup bangsa lain yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita, seperti mabuk-mabukan, suka berpesta pora,

Gambar 4.31 Penggalan notasi pola ritmis yang telah dibuat oleh Aris Mulyana 143 Gambar 4.32 Teknik memainkan perkakas tangan kunci pas dan kunci kombinasi 144 Gambar

Tanah kas desa (TKD) merupakan bagian terpenting dalam sebuah desa karena bisa dikelola langsung oleh perangkat desa maupun dengan cara disewakan ke pihak ketiga

Pendidikan tinggi itu mempunyai peran yang sangat strategis dalam membangun kemerdekaan manusia, karena di perguruan tinggi mahasiswa diberi kebebasan untuk

1) Mengetahui secara tepat cita-cita yang hendak dicapai, sekurang- kurangnya mengenai apa yang diinginkan atau dikehendaki dalam hidup dan kehidupan ini. 2) Mengetahui secara