BAB II TINJAUAN UMUM
2.1. GAMBARAN UMUM PROYEK
v Judul : Gelanggang Olahraga dan Fasilitas Perbelanjaan
v Tema : Integrasi fungsi
v Lokasi : Ragunan, Pasar Minggu
v Luas Lahan : + 50.000 m2
v Sifat Proyek : Fiktif
v Radius pelayanan : Berskala Regional, terutama Jakarta Selatan
v Fungsi : Menampung, kegiatan olahraga
didalam Gelanggang Olahraga dan adanya sarana perbelanjaan sebagai sarana pendukung.
1. Fasilitas yang direncanakan
Sarana Olahraga Utama : - Area Bola Basket - Area Bola Volley - Area Bulu Tangkis - Sepak Bola (Indoor) Sarana Olahraga Rekreasi : - Kolam Renang
- Billyard - Fitness
- Tennis - Squash - Mini Golf
Fasilitas Penunjang OR. : - Ruang Multifungsi - Ruang Ganti - Ruang Latihan
- Ruang Sauna / Massage - Ruang Pengelola
- Ruang Informasi dan Reception - Ruang P3K - Toilet - Kantin - M/E - Musholla - Gudang Fasilitas Perbelanjaan OR. : - Pertokoan
- Supermarket - R. Terbuka / Plaza - Food Court
- ATM & Telepon - Pos & Giro
2.2 TINJAUAN GELANGGANG OLAHRAGA 2.2.1 Pengertian
Judul dari proyek yang direncanakan mengandung pengertian sebagai berikut:
Gelaggang adalah:
• Ruang/lapangan tempat berolahraga, bertinju, menyabung ayam, berpacu kuda, tempat pertandingan, dsb1.
• Mengandung makna ruang atau lapangan tempat olahraga atau lingkungan yang mengelilingi kegiatan olahraga.
Olahraga adalah:
• Olahraga, terdiri dari kata olah dapat diartikan mengolah meraju, mengurus, memasak, membina bakat atau potensi yang ada didalam diri seseorang. Sedangkan raga artinya badan termasuk jiwa/roh yang meliputi didalam tubuh2.
• Kegiatan jasmani dan rohani yang dilaksanakan secara teratur mengenai waktu, alat dan tempat, secara spontan dan swadaya serta mencakup segala aktivitas manusia untuk memperkuat daya tahan tubuh3.
• Suatu gerakan yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang sehat jasmani, mental, dan rohani, juga ditujukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang disiplin dan sportifitas yang tinggi, serta membina dan meningkatkan prestasi sebagai kebanggaan nasional4.
• Kegiatan atau melatih gerak badan untuk melenturkan otot-otot yang tegang dan menguatkan otot yang lemah, agar tubuh tetap sehat jasmani maupun rohani.
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta
2
Aip, Drs, Buku Pengetahuan Olahraga Untuk SLTA, Jakarta, 1973
3
Dinas Olahraga DKI Jakarta, 1995
4
Jadi pengertian Gelanggang Olahraga adalah:
Merupakan suatu wadah yang menampung kegiatan olahraga Sedangkan pengertian fasilitas perbelanjaan adalah :
Fasilitas adalah segala yang memudahkan (untuk bertempat tinggal, berpergian, dan sebagainya)5
Perbelanjaan adalah berasal dari kata ‘belanja’ yang artinya uang yang dipakai untuk keperluan sehari-hari, uang yang dipakai untuk suatu ongkos, biaya dan juga berarti biaya-biaya yang dikeluarkan.6
Jadi pengertian Fasilitas Perbelanjaan adalah :
Tempat yang digunakan untuk orang berbelanjaan / mengeluarkan biaya / uang untuk keperluan sehari-hari.
2.2.2. Klasifikasi Kegiatan Olahraga
Agak sulit untuk membagi-bagi dalam golongan-golongan tertentu, karena dalam olahraga, sangat banyak kegiatan-kegiatan dan gerakan-gerakan yang dilakukan di masyarakat. Untuk itu coba diadakan pendekatan-pendekatan dengan menggolongkannya berdasarkan beberapa sudut pandang.7
A. Ditinjau dari tujuan khusus serta jangkauan utamanya, dibagi atas: a. Olahraga Pendidikan
Olahraga pendidikan, bersifat permasalahan terutama dikalangan pelajar dan mahasiswa dan bertujuan untuk mendidik melalui pemeliharaan kesegaraan jasmani, pemupuk sifat olahragawan dan apresiasi terhadap olahraga sebagai kehidupan sehari-hari.
b. Olahraga Prestasi
Olahraga prestasi adalah olahraga yang bertujuan membina kegiatan olahraga jenis-jenis tertentu secara itensif dan tekan untuk memperoleh tingkat kemahiran dan prestasi yang tinggi.
5
Poerwardarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, PN Balai Pustaka 1976
6
Ibid, Hal. 111
7
c. Olahraga Rekreasi
Olahraga rekreasi adalah olahraga bertujuan mengajak berbagai kalangan masyarakat untuk melakukan olahraga kegemarannya masing-masing agar memperoleh rasa senang dan sehat jasmani dan rohani, kepuasan sosial serta memulihkan kesegaran jasmani.
d. Olahraga Massal
Olahraga massal adalah olahraga yang bertujuan menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisional dan olahraga lain untuk membina ketahanan nasional dan memupuk kemampuan fungsional manusiawi.
e. Olahraga Khusus
Olahraga khusus adalah olahraga yang mencakup olahraga jenis tertentu yang sesuai bagi seorang cacat jasmani yang bertujuan penguasaan dan kemahiran jenis-jenis olahraga tertentu serta mencakup pula kegiatan olahraga yang betujuan penyembuhan dalam arti pemulihan kesehatan dan kesegaran dan ketahanan sebagian atau seluruh jasmani seseorang yang melakukannya sebagai terapi olahraga atau seluruh jenis-jenis tertentu.
B. Berdasarkan “Big Muscle Activity”, dibagi atas:
Atletik dan Non atletik (lari, lompat, lempar, renang dan senam). C. Berdasarkan ruang, out door (luar ruangan) dan indoor (dalam ruangan) D. Berdasarkan arena atau lapangannya:
- Lapangan rumput/ tidak diperkeras, seperti sepak bola, dsb. - Lapangan diperkeras, seperti basket, dsb.
- Es, seperti ski.
- Udara seperti gliding, parachuting, dsb. - Air/perairan seperti dayung, layer, dsb.
2.2.3. Prasarana Olahraga
A. Prasarana olahraga ruang terbuka, cabang olahraga yang mencakup didalamnya antara lain:
- Atletik - Renang - Sepak Bola - Olahraga Air - Panahan - Olahraga Dirgantara - Baseball - Balap Sepeda
B. Prasarana olahraga ruang terbuka/tertutup, cabang olahraga yang tercakup didalamnya antara lain:
- Bulutangkis - Sepak Takraw
- Volley - Menembak
- Basket - Tennis
C. Prasarana olahraga ruang tertutup, cabang olahraga yang tercakup didalamnya antara lain:
- Anggar - Billiard - Angkat Besi - Tennis Meja
- Senam - Catur
2.2.4. Pengguna Gelanggang Olahraga Pengguna Fasilitas Olahraga (umum)
Gelanggang Olahraga sebagai fasilitas umum yang direncanakan ini akan melayani masyarakat yang secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe berdasarkan sifat kegiatan olahraga yang berlangsung, yaitu :
- Umum (non-prestasi)
Masyarakat yang menggunakan fasilitas olahraga untuk rekreasi (dilakukan pada waktu umum).
- Khusus (prestasi)
Orang tertentu yang menggunakan fasilitas ketika diadakannya suatu kegiatan olahraga tertentu.
Panitia Penyelenggara
Panitia penyelenggara adalah sekelompok orang yang menjadi anggota panitia dalam suatu kegiatan olahraga tertentu. Mereka bertugas untuk
menyelenggarakan, mengatur, menata dan bertanggung-jawab atas kelancaran dan keamanan jalannya kegiatan olahraga.
Pengelola
Mengingat biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan dan perawatan bangunan ini cukup besar, maka diperlukan pengelola bangunan/ gedung, dimana mereka bertugas merawat dan mengelola gedung, baik secara fisik maupun administrasi (pendaftaran pemakai, manajemen keuangan, pengurus izin).
2.2.5. Waktu Kegiatan Olahraga dan Rekreasi
Pemanfaatan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat dibedakan : - Existence Time
Waktu yang diperlukan manusia bagi dirinya untuk pemuasan kebutuhan hidup primer seperti sandang, pangan dan papan.
- Subitence Time
Waktu yang diperlukan manusia bagi dirinya untuk tahap tetap hidup dan berkarya serta berkreasi seperti bekerja, belajar, dan lain-lain. - Leisure Time
Waktu yang diperlukan manusia bagi dirinya untuk melepaskan diri dari kegiatan rutinitasnya menurut apa yang disukainya guna menyembuhkan kesegaran dan kebugaran tubuhnya.
Dari ketiga pemanfaatan waktu diatas, pada umumnya olahraga dan rekreasi termasuk ke dalam pemanfaatan waktu, Leisure time. Karena sering dilakukan pada waktu senggang.
2.2.6 Klasifikasi Sarana Olahraga Tertutup
2.2.6.1. Klasifikasi Sarana Olahraga Berdasarkan Skala Pelayanan Fasilitas olahraga skala pelayanan, terbagi atas:
A. Skala Nasional, fasilitas olahraga ini menampung atau melayani kegiatan-kegiatan diantaranya kompetisi utama, pertandingan, latihan dan mengajar dengan standard internasional seperti PON, Sea Games dan sejenisnya.
Contoh: - Gedung Istora Senayan, Jakarta
- Stadion Tennis Indoor Senayan, Jakarta
B. Skala Regional, fasilitas olahraga yang melayani satu atau beberapa daerah dengan populasi 200.000 – 350.000 penduduk dan merupakan fasilitas pelengkap disuatu daerah atau wilayah.
Cotoh: - Gedung Olahraga Penjaringan - Gedung Olahraga Bulungan - Gedung Olahraga Grogol
C. Skala Lingkungan, fasilitas olahraga yang melayani satu lingkungan, dalam hal ini lingkungan pemukiman dengan populasi 2000 – 10.000 penduduk, dan biasanya disediakan dalam satu kompleks perumahan sebagai salah satu sarana pelengkap.
Contoh: - Sport Club Mega Kebon Jeruk di perumahan Mega Kebon Jeruk
- Sunter Sport Club di perumahan Sunter.
D. Skala Sekolah, fasilitas olahraga yang melayani kegiatan olahraga disuatu sekolah, biasanya berbentuk aula serbaguna dan dapat berbentuk lapangan terbuka serta digunakan hanya untuk latihan olahraga standard saja.
E. Skala Khusus, fasilitas olahraga yang menangani jenis olahraga yang bersifat komersil atau diperuntukan penyandang cacat, biasanya dibentuk oleh pihak swasta.
2.2.6.2. Klasifikasi Sarana Olahraga Berdasarkan Skala Pelayanan. Dikaitkan Dengan Tipe Bangunan Olahraga8
1. Gedung Olahraga Tipe A
Gedung olahraga yang dalam penggunaannya melayani wilayah Propinsi/ Daerah Tingkat I.
8
2. Gedung Olahraga Tipe B
Gedung olahraga yang dalam penggunaannya melayani wilayah Kabupaten/ Kotamadya.
3. Gedung Olahraga Tipe C
Gedung olahraga yang dalam penggunaannya melayani wilayah Kecamatan.
2.2.6.3. Klasifikasi Sarana Olahraga Berdasarkan Type Bangunan Fasilitas olahraga berdasarkan type bangunan, terdiri dari9: A. Type A, untuk Pemda (U.P.T)
Menyediakan Cabang
Olahraga Ukuran Minimal Hall
Kapasitas Penonton - 1 lapangan basket - 1 lapangan volley - 1 lapangan tennis - 4 lapangan bulutangkis 50 m x 30 m (belum termasuk daerah bebas) dengan ketinggian langit-langit 12,5 m.
3.000 – 5.000 org
B. Type B, untuk Walikota (Gelanggang Olahraga) Menyediakan Cabang
Olahraga Ukuran Minimal Hall
Kapasitas Penonton - 1 lapangan basket - 1 lapangan volley - 3 lapangan bulutangkis 32 m x 22 m (sudah termasuk daerah bebas) dengan ketinggian langit-langit 12,5 m.
1.000 – 3.000 org
C. Type C, untuk Kecamatan (Balai Rakyat) Menyediakan Cabang
Olahraga Ukuran Minimal Hall
Kapasitas Penonton - 1 lapangan volley - 1 lapangan bulutangkis 24 m x 16 m dengan ketinggian langit-langit 9 m. Max. 1.000 org 9
D. Type D, Kelurahan (Sarana Krida Karang Taruna) Menyediakan Cabang
Olahraga Ukuran Minimal Hall
Kapasitas Penonton
- 1 lapangan bulutangkis 24 m x 16 m dengan ketinggian langit-langit 9 m.
< 1.000 org
2.2.6.4. Klasifikasi Sarana Olahraga Berdasarkan Standard Wilayah
Klasifikasi dan jenis sarana olahraga yang dapat dipergunakan sesuai standard wilayah, prestasi nasional maupun internasional, oleh KONI PUSAT diberikan saran mengenai Pembangunan Fasilitas Olahraga secara garis besar:
a. Untuk tingkat Wilayah ;
Terdiri ; - Gelanggang olahraga/ stadion - Lapangan olahraga
- Kolam renang - Gedung serbaguna
- Fasilitas penunjang lainnya
Pengawas : Langsung ditangani oleh Walikota wilayah setempat Pelayanan : Mulai dari masyarakat sampai atlet
b. Untuk tingkat Wilayah ;
Terdiri ; - Gelanggang olahraga
- Stadion (minimal lapangan hijau) - Kolam renang
- Gedung konferensi Pengawas : Dinas olahraga wilayah
Pelayanan : Terutama para pelajar dan mahasiswa disamping masyarakat umum
c. Untuk tujuan fasilitas olahraga
Dimaksudkan ; - Melayani kebutuhan mayarakat
- Memberikan pembinaan/ pemassalan olahraga,
2.2.7. Bangunan Olahraga Sebagai Bangunan Yang Multifungsi10
Suatu arena harus merupakan suatu bangunan yang multi-fungsi, dapat menampung berbagai macam alternatif kegiatan dan bersifat fleksibel. Proses ganti antar kegiatan, sebagai permisalan, diusahakan suatu penggunaan biaya pada level yang minimum untuk membantu menciptakan viabilitas ekonomi; set-up dan break-down adalah suatu hal yang merugikan, baik waktu maupun ruang. Keputusan terhadap rancangan mempunyai implikasi yang patut dipertimbangkan untuk manajemen arena yang berkelanjutan, dan manajemen yang berkemampuan serta pengaruh harus disertakan pada tahap desain.11
Pada tahap perencanaan sudah sehausnya termasuk didalamnya suatu analisa terhadap keinginan dan kelayakan serta viabilitas finansial dari fasilitas olahraga yang direncanakan. Ini dapat dihasilkan melalui penelitian terhadap pasar secara kompeten. Kegiatan olahraga hanya merupakan salah satu bagian dari program suatu bangunan olahraga dan saran diperlukan terhadap kemungkinan bangunan olahraga sebagai bangunan multi-fungsi atas dasar keuntungan yang dihasilkan. Alternatif-alternatif kegiatan pada bangunan olahraga yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
- Entertainment (including contest) - Exshibitions
- Conferences and conventions - Community recreation programmers - Social event
2.2.8. Karakteristik Bangunan dan Lingkungan Fasilitas Olahraga
Menurut Lewis Keeble ada beberapa prinsip utama untuk menentukan suatu lokasi perencanaan fasilitas olahraga, yaitu:
10
Sport Council, Arenas, A planning, design and Management Guide, 1989, Hal.13
11
- Berada pada lokasi yang mudah dicapai.
- Suatu lokasi yang berada didalam wilayah kota. Hal ini disebabkan kegiatan olahraga merupakan bagian penting dalam kehiupan sehari-hari. - Memanfaatkan efek topografi lahan yang kurang diminati oleh kegiatan
kota lain.
- Dengan kehadiran lokasi fasilitas olahraga tersebut menambah keindahan dan daya tarik suatu kota.
- Fasilitas olahraga tersebut, bukan sebagai penggangu melainkan bersifat komplementer atau sebagai nilai tambah dalam suatu kota.
- Mengupayakan agar fasilitas olahraga didalam kota tersebut dapat menunjang ekonomi kota atau minimal lokasi disekitar tapak.
- Perlu memperhatikan dampak negatif dan banyaknya jumlah penonton terhadap kemacetan lalu lintas dan mungkin adanya perusakan terhadap lingkungan sekitarnya.
2.3. PERKEMBANGAN OLAHRAGA DI INDONESIA
Di Indonesia olahraga sudah dikenal sejak jaman nenek moyang yaitu yang dikenal dengan sebutan olahraga tradisional. Olahraga tradisional ini biasanya dilakukan dan dipertandingkan pada waktu perayaan-perayaan adat dan merupakan salah satu mata acara dalam perayaan tersebut. Olahraga modern dikenal di Indonesia sejak jaman penjajahan, dapat diterima oleh masyarakat dan berkembang pada saat ini. Perkembangan olahraga modern di Indonesia:
o Jaman penjajahan, pada masa penjajahan Belanda, sedangkan bangsa Indonesia tidak diperbolehkan memakai fasilitas-fasilitas tersebut. Sedangkan pada masa penjajahan Jepang kegiatan olahraga mulai ditingkatkan mulai dari pelajar, mahasiswa dan pegawai diharuskan melakukan gerak badan setiap pagi, dan diajarkan bela diri dan atletik (untuk kepentingan bangsa Jepang dalam memenangkan peperangan). Pada bulan Oktober 1942 sempat diadakan pekan olahraga ISI (Ikatan Sport Indonesia).
o Jaman Kemerdekaan, setelah merdeka Indonesia berusaha membangun bidang olahraga dan memajukannya serta menyelenggarakan pertandingan-pertandingan. Sehingga berkembang pada saat ini, dan Indonesia mengikuti kegiatan-kegiatan olahraga seperti: Olympiade, Asian Games, SEA Games, dll.
Dimana perkembangan olahraga merupakan bagian dari keseluruhan pembangunan nasional. Yang bertujuan menjadikan manusia Indonesia yang utuh dan membangun fisik yang sehat dan dapat membentuk sumber daya manusia yang memahami pentingnya sportifitas, disiplin, kualitas, kompentitif dan berjiwa nasionalis.
2.4. RENCANA DAN KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH
2.4.1 Rencana dan Kebijaksanaan Pengadaan Fasilitas Umum di DKI Jakarta
Ø Tujuan dan Sasaran
Tujuan pengembangan fasilitas umum adalah terwujudnya pelayanan kebutuhan masyarakat baik fisik, sosial, mental maupun spiritual yang memadai dan terjangkau oleh kemampuan masyarakat. Sasarannya adalah pemenuhan fasilitas umum secara bertahap baik dari segi jumlah maupun kuantitas.
Ø Kebutuhan Fasilitas Umum
Perkiraan fasilitas umum di DKI Jakarta 2005 tersaji pada tabel di halaman berikut:
Kekurangan
No Jenis Fasilitas Jml sekarang Kebutuhan
Unit Luas Ha 1 Pendidikan 4.101 8.763 4.662 1.400 2 Kesehatan 1.165 1.603 438 170 3 Olahraga/ Rekreasi Seni Budaya 682 2.072 1.390 355 4 Kesejahteraan Sosial 112 664 552 20 5 Perkantoran/ Adm. Pemerintahan 188 994 806 110 6 Pasar 312 664 352 155
Total Fasilitas Umum 6.560 14.760 8.200 2.210
Ø Kebijaksanaan Pengembangan Fasilitas Umum
Kebijaksanaan pokok pengembangan fasilitas umum adalah sebagai berikut:
1. Penyediaan fasilitas umum akan disebarkan pada sentra-sentra primer, sekunder, tersier dan lokal serta pada lingkungan pemukiman, sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya.
2. Standar luas lahan dan konstruksi bangunan fasilitas umum untuk setiap Wilayah Pengembangan berbeda, sesuai dengan kepadatan penduduk dan kondisi fisik lingkungannya.
3. Pengadaan lahan dan pembiayaan pembangunan fasilitas umum dapat dilakukan dari berbagai sumber masyarakat, pemerintah pusat, pemerintah daerah atau campuran antara ketiganya.
Ø Langkah-langkah
Langkah-langkah utama yang perlu dilakukan dalam rangka pengembangan fasilitas umum adalah sebagai berikut :
1. Menyusun pedoman lebih terperinci pembangunan fasilitas umum untuk setiap wilayah pengembangan dan pedoman umum untuk setiap jenis sentra.
2. Menetapkan standard luas lahan, struktur dan konstruksi bangunan umum.
Tabel statika kebutuhan fasilitas umum pada masing-masing Wilayah Pengembangan
Kekurangan/ Kebutuahan Wilayah pengembangan (WP) Unit Luas Ha Barat Laut Timur Laut Utara Pusat Timur Barat Selatan Tanjung Priok 180 508 1.002 1.241 2.106 2.007 942 344 41 131 219 329 573 562 264 91 Total 8.200 2.210
3. Menyediakan lahan untuk fasilitas umum bagi daerah-daerah yang akan dikembangkan secara pesat, khususnya di WP Barat dan WP Timur.
2.4.2. Kebijaksanaan Prasarana dan sarana olahraga DKI Jakarta § Pembangunan prasarana dan sarana olahraga berpedoman pada azas
manfaat dan prioritas, serta mengikut-sertakan partisipasi masyarakat. Dalam membangun prasarana olahraga berpedoman pada pemanfaatan lahan sesuai RUTR.
§ Pembangunan prasarana dan sarana olahraga tidak lepas dari pola pembinaan olahraga, yang terdiri dari permasalahan, pembibitan, peningkatan prestasi dan tenaga pembinanya.
§ Untuk permasalahan dan pembibitan, kebijaksanaan pengadaan prasarana dan sarana dengan ciri standar (termasuk laboratorium olahraga serta prasarana dan sarana sekolah).
§ Untuk upaya penyediaan tenaga pembina, maka kebijaksanaan yang berkaiatan dengan prasarana dan sarana adalah diupayakan dengan ciri standard.
2.5. KONDISI KOTA JAKARTA
2.5.1. Potensi Strategis Fasilitas Olahraga di Jakarta
Jakarta adalah salah satu kota dengan laju pertumbuhan penduduk paling menakjubkan di dunia. Bila pada awal 1940-an penduduknya baru 540.000 jiwa, Mei lalu dalam pencatatan penduduk menjelang pemilu jumlah warga Jakarta telah mencapai 9.851.000 jiwa.
Data dari Dinas Kependudukan DKI menyebutkan penduduk Jakarta bertambah dengan 1.000 jiwa setiap harinya, atau sekitar empat persen setahun. Jika diasumsikan tingkat laju pertumbuhan ini terus bertahan hingga tahun 2020, pada saat ini Jakarta akan berpenduduk di atas 20 juata jiwa.
Pertumbuhan dan arah perkembangan fisik kota Jakarta selama hampir 20 tahun tidak sepenuhnya mengikuti pola pertahapan
perkembangan fisik sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Induk 1965 – 1985, melainkan banyak ditentukan oleh pola kemudahan-kemudahan prasarana yang ada.
Pertumbuhan jumlah penduduk yang belum diimbangi dengan peningkatan sosial ekonominya, mengakibatkan tumbuhnya konsentrasi-konsentrasi pemukiman yang padat tanpa didukung oleh prasaran dan sarana memadai.
Fasilitas umum yang terbangun di Jakarta belum menunjukkan pola penyebaran yang merata dan berjenjang (hirarkis) serta belum menggambarkan suatu kesatuan yang mencerminkan pusat-pusat pelayanan, terutama di daerah-daerah pemukiman yang telah berkembang.
Tabel statitik jumlah fasilitas umum pada masing-masing Wilayah Pengembangan Wilayah
Pengembangan Pendidikan Kesehatan
Sosial/ Olahraga Kesejahteraan Rakyat Rata-rata Perwilayahan pengembangan WP – BL WP – TL WP – U WP – T WP – B WP – P WP – S 55,0 71,6 62,4 80,9 77,3 82,0 -35,5 43,0 62,4 74,1 58,3 60,3 98,0 58,0 65,1 67,0 51,8 51,4 79,7 51,7 11,0 21,0 37,9 34,8 26,5 32,7 87,3 39,9 46,9 57,4 63,7 53,4 63,7
-RATA-RATA DKI JAKARTA 75,3 55,0 65,8
Sumber: Dinas Tata Kota Jakarta 1980
Jumlah penduduk dalam angka yang besar dan berpartisipasi masyarakat yang aktif dalam ke-olahraga-an, merupakan faktor yang sangat potensial bagi perkembangan olahraga di Jakarta, jika ini dapat dimanfaatkan secara baik bagi pemerintah dan pihak-pihak yang berkaitan.
2.6 PERUNTUKAN WILAYAH KOTA JAKARTA
Berdasarkan rencana induk DKI Jakarta, secara garis besar wilayah Jakarta dibagi dalam sembilan wilayah pengembangan:
1. Barat Laut (WP-BL)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Utara, sebagian wilayah Jakarta Pusat. Pembangunan prasarana dan air minum di wilayah ini sangat mahal.
2. Tanjung Priok (WP-TP)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Utara, cenderung berkembang pesat sebagai daerah hunian. Kondisi lingkungan masih kurang memuaskan. 3. Barat (WP-B)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Barat, sebagian wilayah Jakarta Selatan. Merupakan wilayah strategis pengembangan jangka panjang. 4. Timur (WP-T)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Timur, dengan kondisi tanah yang baik untuk pengembangan kota.
5. Selatan (WP-S)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Selatan dan sebagian Jakarta Timur. Merupakan daerah resapan air dan telah dilakukan pengendalian terhadap penggunaan ruang terbuka hijau.
6. Utara (WP-U)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Utara, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Sebagian besar merupakan wilayah pusat perdagangan dan jasa yang semakin meningkat. Memiliki jaringan lalu-lintas yang padat. 7. Timur Laut (WP-TL)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur, serta relatif kurang berkembang.
8. Pusat (WP-P)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Pusat, sebagian Jakarta Selatan. Lingkungannya baik, memiliki potensi pengembangan cukup besar. 9. Pulau Seribu (WP-PS)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Utara, dimana merupakan daerah taman nasional laut yang perlu dijaga dan dilestarikan.