• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR HK.2010/48/XII/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR HK.2010/48/XII/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

TENTANG

KECELAKAAN KAPAL TUBRUKAN ANTARA MV. VISHVA PRERNA

DENGAN TK. SAHABAT KAPUAS MANDIRI XXXII DITUNDA KT. MEGA PRIMA II DI PERAIRAN LAUT JAWA SEKITAR PULAU MASALEMBU

Pada tanggal 26 Maret 2013, pukul 06.00 WIB, KT. Mega Prima II GT. 40, Awak

Kapal 4 (empat) orang, menunda TK. Sahabat Kapuas XXXII GT. 820, Awak 4 (empat) orang, muatan Palm Kernel Oil (PKO) 2.283 MT, bertolak dari Sungai

Danau Satui menuju Pelabuhan Gresik, dalam pelayarannya tanggal 28 Maret 2013 pukul 04.50 WIB telah bertubrukan dengan MV. Vishva Prerna GT.33185 dalam pelayarannya dari Singapura menuju Australia di perairan Laut Jawa sekitar Pulau Masalembu.

Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa atau luka, namun TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII mengalami kerusakan lambung kanan tanki nomor

1 dan 2, mengakibatkan muatan PKO lebih kurang 312 MT tumpah ke laut, dan MV. Vishva Prerna mengalami kerusakan pada bulbous bow captured panjang 200 cm dan tinggi 80 cm.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan Suratnya Nomor KL.205/5/5/DN-13, tanggal 26 Agustus 20KL.205/5/5/DN-13, telah melimpahkan berkas kecelakaan kapal tersebut kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : I. MV. VISHVA PRERNA.

1. Laporan Kecelakaan Kapal, Nomor KL.209/01/09/SYB.Tpr-13, tanggal 04 April 2013, dibuat oleh Nakhoda;

2. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dibuat oleh Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak terhadap :

(2)

a. Nakhoda, Mathews Saji Baby; b. Mualim II, Dhanesh Kumar Misra; c. KKM, Shantosh Keshav Phadtare d. Masinis III, Ramgiri Naveen.

3. Berita Acara Pendapat (Resume), tanggal 15 April 2013, dibuat oleh Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya;

4. Dokumen MV. Vishva Prerna terdiri dari :

a. International Tonnage Certificate (1969), Nomor 22/2012, diterbitkan di Mumbai oleh Registrar of Indian Ships Mercantile Marine Departement Mumbai, tanggal 05 Maret 2012;

b. International Load Line Certificate, Nomor 12012, diterbitkan di Mumbai oleh Indian Register of Shipping, tanggal 10 Januari 2012, dan berlaku sampai dengan 31 Oktober 2016;

c. Certificate Of Indian Registration, Official Number3745, Registrar of Indian Ships Mumbai, tanggal 25 Oktober 2011;

d. Cargo Ship Safety Construction Certificate, Nomor 114/2011, diterbitkan di Mumbai oleh Principal Officer-Cum-Joint DG(Tech) Mercantile Marine Departement Mumbai District, tanggal 20 Februari 2012, dan berlaku sampai dengan 31 Oktober 2016;

e. Cargo Ship Safety Equipment Certificate, Nomor 116/2011, diterbitkan di Mumbai oleh Principal Officer-Cum-Joint DG(Tech) Mercantile Marine Departement Mumbai District, tanggal 01 Desember 2011, dan berlaku sampai dengan 01 November 2016;

f. Cargo Ship Safety Radio Certificate, Nomor 172/2011, diterbitkan di Mumbai oleh Principal Officer-Cum-Joint DG(Tech) Mercantile Marine Departement Mumbai District, tanggal 25 November 2011, dan berlaku sampai dengan 01 November 2016;

g. Minimum Safe Manning Document, Nomor MMD/MUMBAI/2011/217, diterbitkan di Mumbai oleh Principal Officer-Cum-Joint DG(Tech) Mercantile Marine Departement Mumbai District, tanggal 31 Oktober 2011; h. International Oil Pollution Prevention Certificate, Nomor 2012/1256,

diterbitkan di Mumbai oleh Principal Officer-Cum-Joint DG(Tech) Mercantile Marine Departement Mumbai District, tanggal 01 Maret 2012, dan berlaku sampai dengan 31 Oktober 2016;

(3)

i. International Air Pollution Prevention Certificate, Nomor 358/2012, diterbitkan di Mumbai oleh Principal Officer-Cum-Joint DG(Tech) Mercantile Marine Departement Mumbai District, tanggal 08 November 2012, dan berlaku sampai dengan 31 Oktober 2016;

j. International Sewage Pollution Prevention Certificate, Nomor 04/2012, diterbitkan di Mumbai oleh Principal Officer Mercantile Marine Departement Mumbai, tanggal 08 November 2012, dan berlaku sampai dengan 31 Oktober 2016;

k. Indian Register of Shipping Certificate Of Classification, Nomor 12016,

diterbitkan di Mumbai oleh Chief Operating Officer, tanggal 10 Januari 2012, dan berlaku sampai dengan tanggal 31 Oktober 2016;

l. Document Of Compliance, Nomor 0000215, diterbitkan di Mumbai oleh Engineer and Ship Surveyor for Surveyor with the Goverment of India, tanggal 15 November 2012, dan dan berlaku sampai dengan tanggal 18 November 2017;

m. Safety Management Certificate Nomor IMO 9464766, dikeluarkan tanggal 30 Agustus 2012 2011, oleh Directorat General of Shipping Mumbai, tanggal 30 Agustus 2012, dan berlaku sampai dengan tanggal 09 April 2017;

n. International Ship Security Certificate, Nomor DGS/ISSC/934, dikeluarkan di Mumbai oleh Directorate General of Shipping Ministry of Shipping Goverment od India, tanggal 24 Agustus 2012, dan berlaku sampai dengan tanggal 11 April 2017;

o. Certificate of Re-Inspection Inflatable Liferaft, Nomor 2010976, 2010968, 2010973, 2010975, 2010970 oleh Survitec Korea Service Station Head Office, tanggal 07 September 2012;

p. Surat Pemberitahuan Keagenan Kapal Asing (PKKA), Nomor AT.562/429/16/139/13, oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktur Jenderal Perhubungan Laut, tanggal 01 April 2013;

q. Inward Manifes, oleh PT. Bumi Laut Shipping, tanggal 01 April 2013; r. Crew List, oleh Nakhoda MV. Vishva Prerna, tanggal 29 Maret 2013; s. Port Clearance Certificate, Nomor E43374, tanggal 25 Maret 2013, oleh

Maritime and Port Authority of Singapore Republic of Singapore;

t. Surat Persetujuan Berlayar, Nomor N.1/AP.U/1255/IV/2013, tanggal 30 April 2013, diterbitkan di Surabaya oleh Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya.

(4)

II. KT. MEGA PRIMA II / TK. SAHABAT KAPUAS XXXII. 1. Berita Acara, tanggal 06 April 2013, dibuat oleh Nakhoda;

2. Laporan Kecelakaan Kapal, Nomor KL.209/01/08/SYB.Tpr-13, tanggal 08 April 2013, dibuat oleh Nakhoda;

3. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dibuat oleh Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak terhadap :

a. Nakhoda, Bayu, tanggal 13 April 2013; b. KKM, Ibnu Rosyid, tanggal 13 April 2013; c. Juru Mudi, Renus, tanggal 15 April 2013;

d. Surveyor, Muhammad Agus Sabirin, 15 April 2013; e. Surveyor, Herry Purwoko Tides P., 15 April 2013.

4. Berita Acara Pendapat (Resume), tanggal 15 April 2013, dibuat oleh Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya;

5. Dokumen KT. Mega Prima II terdiri dari :

a. Pas Tahunan Sementara, Nomor PK.204/08/07/KSOP.KTP-2013, diberikan di Ketapang, oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Ketapang, tanggal 15 Februari 2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 14 Mei 2013;

b. Surat Ukur Cara Pengukuran Dalam Negeri, Nomor 409/HHa, diterbitkan di Pontianak oleh Adminsitrator Pelabuhan Pontianak, tanggal 17 Juli 2009; c. Sertifikat Garis Muat Kapal Pelayaran Dalam Negeri, Nomor

PK.103/09/13/KSOP.KTP-2013, diterbitkan oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Ketapang, tanggal 15 Februari 2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 14 Mei 2013;

d. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, Nomor PK.001/13/04/KSOP.KTP-2013, diterbitkan oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Ketapang, tanggal 15 Februari 2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 14 Mei 2013;

e. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang, Nomor PK.001/13/05/KSOP.KTP-2013, diterbitkan oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Ketapang, tanggal 15 Februari 2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 14 Mei 2013;

f. Sertifikat Perangkat Radio Telekomunikasi Kapal Berukuran Tonase Kotor 35 s/d 300, Nomor PK.002/06/16/KSOP.KTP-2013, diterbitkan oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Ketapang, tanggal 15 Februari 2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 14 Mei 2013;

(5)

g. Sertifikat Nasional Pencegahan Pencemaran oleh Minyak, Nomor PK.403/08/18/KSOP.KTP-2013, diterbitkan oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Ketapang, tanggal 15 Februari 2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 14 Mei 2013;

h. Surat Pengoperasian Kapal Tramper di Dalam Negeri, Nomor AT.551/774/15/121/12, diterbitkan oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan

Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut di Jakarta, tanggal 13 Desember 2012 dan berlaku sampai dengan tanggal 25 April 2013;

i. Surat Keterangan Susunan Perwira, Nomor PK.304/22/16/UPP.SD-13, diterbitkan oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Sungai Danau Satui, tanggal 25 Maret 2013;

j. Surat Persetujuan Berlayar, Nomor S.1-UPP.III/747/III/2013, diterbitkan oleh oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Sungai Danau Satui, tanggal 25 Maret 2013, pukul 15.45 WIB.

6. Dokumen TK. Sahabat Kapuas terdiri dari :

a. Surat Ijin Pengganti Surat Laut, Nomor PK.205/08/13/KSOP.KTP-13, diberikan di Ketapang, oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Ketapang, tanggal 15 Februari 2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 14 Mei 2013;

b. Surat Ukur International (1969) Sementara, Nomor 3941/HHa, diterbitkan

oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak, tanggal 28 September 2012, dan berlaku sampai dengan tanggal 27 November

2012;

c. Perpanjangan Surat Ukur, Nomor PK.201/09/07/KSOP.KTP-2013, diterbitkan oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Ketapang, tanggal 15 Februari 2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 14 Mei 2013 d. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, Nomor

PK.001/12/12/KSOP.KTP-2013, diterbitkan oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Ketapang, tanggal 15 Februari 2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 14 Mei 2013;

e. Sertifikat Garis Muat Kapal Pelayaran Dalam Negeri, Nomor PK.103/12/04/KSOP.KTP-2013, diterbitkan oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Ketapang, tanggal 15 Februari 2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 14 Mei 2013;

f. Surat Pengoperasian Kapal Tramper di Dalam Negeri, Nomor AT.551/89/8/45/13, diterbitkan oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut di Jakarta, tanggal 11 Februari 2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 17 Junil 2013;

(6)

g. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran oleh Bahan Cair Beracun, Nomor PK.402/09/10/KSOP.KTP-2013, diterbitkan oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Ketapang, tanggal 15 Februari 2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 14 Mei 2013

h. Cargo Manifest, dibuat oleh PT. Karya Indah Alam Sejahtera, tanggal 25 Maret 2013;

i. Surat Persetujuan Berlayar, Nomor S.1.UPP.III/748/III/2013, diterbitkan oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Sungai Danau Satui, tanggal 25 Maret 2013, pukul 15.45 WIB.

7. Sertifikat Keahlian Pelaut KT. Mega Prima II :

a. ANT V, Nomor 6200491114N50511, atas nama Bayu, diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut di Jakarta, tahun 2011;

b. ATT V, Nomor 620103834T50508, atas nama Ibnu Rosyid, diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut di Jakarta, tahun 2008.

Dari berkas dan Keterangan yang diberikan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan dan keterangan yang diberikan dalam pemeriksaan lanjutan dihadapan Sidang Mahkamah Pelayaran tanggal 16 Januari 2014 di Kantor Kesyahbandaran Tanjung Perak Surabaya, tanggal 03 dan 25 Februari 2014, serta 11 Maret 2014 di Kantor Mahkamah Pelayaran, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

A. Berkas dan Keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal.

MV. VISHVA PRERNA.

Nama : Vishva Prerna

Jenis/Konstruksi : Kapal Barang/Baja

Bendera : India

Call Sign : AVHO

Pembuatan : tahun 2011 di Cina

Isi kotor : GT. 33185

Isi bersih : NT. 18769

Tenaga Penggerak Utama : MAN B&W 6S50MC-C MK VIII (TIER II)

Panjang : 183,28 M

Lebar : 32,26 M

Dalam : 18,50 M

Pemilik : Shipping Corporation of India LTD

Nakhoda : Mathews Saji Baby

Awak Kapal : 25 (Dua puluh lima) orang

(7)

KT. MEGA PRIMA II.

Nama : Mega Prima II

Jenis/Konstruksi : Kapal Tunda/Baja

Bendera : Indonesia

Pembuatan : tahun 2008 di Pontianak

Isi kotor : GT 40

Isi bersih : NT 12

Tanda Selar : GT.40 No. 3409/HHa Tenaga Penggerak Utama : Mesin Diesel Nissan 420 PK

Panjang : 17, 27 M

Lebar : 5, 00 M

Dalam : 1, 65 M

Pemilik : PT. Megah Mandiri Sukses Sejati

Nakhoda : Bayu

Awak Kapal : 4 (empat) orang TK. SAHABAT KAPUAS XXXII.

Nama : Sahabat Kapuas XXXII

Jenis/Konstruksi : Tongkang / Baja

Bendera : Indonesia

Pembuatan : Tahun 2012 di Batam

Isi kotor : GT 866

Isi bersih : NT 726

Tanda Selar : GT.866 No.3941/HHa

Panjang : 52,67 M

Lebar : 17,68 M

Dalam : 3,66 M

Pemilik : PT. Pelayaran Sahabat Kapuas 2. Jalannya Peristiwa.

MV. VISHVA PRERNA.

a. Tanggal 28 Maret 2013 waktu dini hari MV. Vishva Prerna dalam pelayarannya dari Singapura menuju Australia melintasi Perairan Laut Jawa sekitar Pulau Masalembu dengan Mualim II sebagai Perwira Jaga tanpa didampingi oleh Juru Mudi Jaga, cuaca cerah, angin sepoi-sepoi, laut tenang, dan jarak pandang baik;

b. MV. Vishva Prerna GT.33.185 berbendera India, diawaki 25 (dua puluh lima) orang dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai, Mualim II berdinas jaga dari pukul 00.00 – 05.00, mengoperasikan 2 (dua) unit Radar, pada radar sebelah kiri dengan Range 6 mil, dan Radar kanan range 12 mil, kecepatan kapal 13,5 knot menggunakan kemudi otomatis;

(8)

c. Mualim II sebagai Perwira Jaga melaksanakan pengamatan keliling (look out) dan mengoperasikan semua peralatan navigasi serta ploting di peta dilakukan sendirian, sebelum pukul 04.00 WIB terlihat 1 (satu) lampu putih disebelah kiri haluan, selanjutnya merubah haluan dari 102° menjadi 107° untuk memastikan lampu bebas dari haluan, pada pukul 04.00 memanggil Kadet senior yang bertugas jaga, yang kemudian datang beberapa menit kemudian, dan Kadet yang kedua tiba di anjungan pukul 04.25 WIB;

d. Dalam melakukan pengamatan Mualim II juga memonitor 1 (satu) kapal yang memotong dari kanan ke kiri haluan pada jarak 4 mil laut di depan haluan, ketika itu pengamatan sudah dibantu 2 (dua) orang Kadet, selanjutnya Mualim II memerintahkan 2 (dua) orang Kadet untuk melakukan pengamatan dan Mualim II di kamar peta mengganti kertas Navtex;

e. Dalam melakukan pengamatan keliling Kadet melaporkan bahwa ada 1 (satu) lampu disebelah kiri haluan, Mualim II menanyakan apakah bebas,

dijawab oleh Kadet Ya Pak (yes Sir) dan ketika Kadet Junior datang ke ruang peta untuk membantu diperintahkan oleh Mualim II agar melakukan pengamatan, beberapa saat kemudian Mualim II keluar dari ruang peta mengetahui bahwa kapal dengan 1 (satu) lampu yang berada di sebelah kiri sedang memotong haluan ke sebelah kanan, ketika Mualim II ke sebelah kanan luar anjungan diketahui 1 (satu) kapal tunda telah bebas di sebelah kanan haluan namun beberapa saat kemudian terjadi getaran dan Mualim II lari ke sebelah kiri anjungan, dan diketahui telah bertubrukan dengan tongkang yang sarat muatan dan menyalakan semua lampu deck yang sebelumnya tidak terlihat adanya lampu deck, dan hanya kelihatan 1 (satu) lampu putih yang telah melewati haluan dari kiri ke kanan;

f. Setelah terjadi tubrukan Nakhoda yang terbangun segera menuju anjungan dan mengurangi kecepatan kapal dari maju penuh menjadi maju setengah (half a head) dan merubah haluan ke kiri dengan kemudi 10° kiri, selanjutnya Nakhoda memanggil Mualim I untuk membunyikan General Alarm, dan Nakhoda mengolah gerak kapal untuk mendekati tongkang; g. Tidak lama kemudian KT. Mega Prima II datang merapat ke MV. Vishva

Prerna, Nakhoda KT. Mega Prima II naik ke anjungan MV. Vishva Prerna bertemu dengan Nakhoda, Mualim I, Mualim II, Nakhoda KT. Mega Prima II menyampaikan bahwa telah terjadi kerusakan tongkang pada lambung sebelah kanan dan muatan Crude Palm Oil tumpah ke laut, dan tongkang miring ke kanan, selanjutnya dibuat Berita Acara yang ditandatangani oleh kedua Nakhoda dan Nakhoda KT. Mega Prima II meninggalkan MV. Vishva Prerna, sebelum meninggalkan MV. Vishva Prerna Nakhoda KT. Mega Prima II menyampaikan akan menarik tongkang ke tepi pantai terdekat untuk menunggu tongkang yang akan membantu;

(9)

h. Selanjutnya MV. Vishva Prerna memonitor KT. Mega Prima II menunda TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII ke arah pantai terdekat untuk penyelamatan dan menunggu Kapal Tunda dan Tongkang yang akan membantu, sambil melakukan pemeriksaan kerusakan pada haluan;

i. Dalam kecelakaan ini tidak terdapat korban jiwa namun ada kerusakan captured lebih kurang 200 cm panjang dan 80 cm tinggi pada bulbous bow sebelah kiri dan ada kebocoran pada tangki depan (fore peak tank) terjadi

penurunan permukaan air ballast di tanki, dari 10,2 meter menjadi 5,9 meter.

KT. MEGA PRIMA II / TK. SAHABAT KAPUAS XXXII.

a. Tanggal 26 Maret 2013 sekitar pukul 06.00 WIB, KT. Mega Prima II, GT. 40 dengan Awak Kapal 4 ( empat ) orang menunda TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII berbendera Indonesia, GT. 866 dengan awak tongkang 4 (empat) orang, bertolak dari pelabuhan Sungai Danau (Satui) Kalimantan Selatan menuju ke Pelabuhan Gresik Jawa Timur, tongkang bermuatan Palm Kernel Oil (PKO) sebanyak 2.283 MT;

b. Tanggal 28 Maret 2013 pada jaga dini hari, ketika melintasi laut jawa di perairan sekitar Pulau Masalembo haluan di kemudikan pada 221°, dengan kemudi manual dipegang oleh Juru Mudi, kecepatan kapal 2,9 Knots dan Nakhoda sebagai Perwira Jaga, cuaca cerah, jarak pandang baik, angin sepoi-sepoi, ombak kecil, ketika Juru Mudi melihat lampu merah kapal disebelah kanan Juru Mudi membangunkan Nakhoda yang tertidur di kursi anjungan dan memberitahukan bahwa di sebelah kanan ada kapal kelihatan lampu merah;

c. Setelah Nakhoda bangun memperhatikan ke sebelah kanan melintang terlihat kapal dengan lampu merah, kapal semakin dekat dan lampu berubah menjadi merah dan hijau yang kelihatan, selanjutnya Nakhoda mencoba memanggil kapal tersebut dengan Radio VHF channel 16 sebanyak 5 kali tetapi tidak ada jawaban, Nakhoda memerintahkan Juru Mudi agar menghidupkan lampu sorot dan di arahkan ke kapal yang berada di sebelah kanan, dan Nakhoda memanggil KKM agar menambah kecepatan dari 2,9 Knot menjadi 3,0 Knots;

d. Ketika kapal lain semakin dekat dan tidak berubah arah, Nakhoda memerintahkan KKM untuk memegang kemudi, kemudian Nakhoda dan Juru Mudi melepas tali tunda TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII dan jarak kapal yang datang dengan Tongkang sekitar 10 meter dan terjadi tubrukan antara kapal besar dan TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII pada pukul 04.50 WIB pada posisi 05° – 17´,5 S / 114° – 16´,1 T;

(10)

e. Paska tubrukan KT. Mega Prima II menuju ke TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII, untuk memeriksa awak tongkang dan kondisi tongkang, Nakhoda naik ke tongkang dan mendapati ke 4 (empat) awak tongkang berada ditengah dalam keadaan selamat, dan di instruksikan agar bersiap – siap bila tongkang tidak dapat diselamatkan, kemudian Nakhoda memeriksa tongkang dan diketahui Tanki 1 dan 2 kanan robek dan plat menggulung ke dalam masuk ke tanki dan minyak PKO tumpah ke laut, tongkang miring ke kanan sekitar 10°;

f. Selanjutnya KT. Mega Prima II menuju ke kapal yang di ketahui bernama MV. Vishva Prerna, Nakhoda naik ke kapal dan di anjungan bertemu dengan Nakhoda, Mualim I, Mualim II dan Mualim III MV. Vishva Prerna, setelah berkomunikasi membuat berita acara, Nakhoda Vishva Prerna menanyakan apakah lampu Navigasi KT. Mega Prima II dan TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII hidup atau tidak dan di jawab oleh Nakhoda KT. Mega Prima II semua lampu Navigasi hidup dan dinyalakan, selanjutnya Nakhoda KT. Mega Prima II kembali ke Kapal dan melaporkan ke kantor tentang kejadian dan meminta di kirim Tongkang untuk memindahkan muatannya karena TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII mengalami kebocoran;

g. KT. Mega Prima II menunda TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII ke tempat berlindung yang aman, berlabuh jangkar dekat dengan pantai untuk menunggu tongkang yang akan membantu memindahkan muatan;

h. Tanggal 02 April 2013 pukul 05.30 WIB KT. Mitra Pulau menunda TK. Putra Desa tiba di lokasi KT. Mega Prima II berlabuh Jangkar,kemudian pada pukul 08.00 WIB dilaksanakan pemindahan muatan dari TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII ke TK. Putra Desa;

i. Tanggal 04 April 2013 pukul 05.00 WIB, pemindahan muatan selesai dilakukan, dan pukul 19.00 WIB KT. Mega Prima II menunda TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII melanjutkan pelayaran ke Gresik tanpa muatan dan tanggal 06 April pukul 02.45 WIB kapal tiba di Gresik, kemudian berlabuh jangkar di Rede pelabuhan Gresik pada posisi 07°-10´,9 S / 112° – 40´,8 T; j. Dalam kecelakaan kapal ini tidak terdapat korban jiwa maupun luka, namun tongkang mengalami kerusakan pada lambung kanan haluan dan sebagian muatan tumpah ke laut.

3. Dalam peristiwa Tubrukan antara MV. Vishva Prerna dengan TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII ditunda KT. Mega Prima II tersebut, Majelis Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut :

a. MV. VISHVA PRERNA.

Tersangkut : 1) Nakhoda, Mathews Saji Baby; 2) Mualim II, Dhanesh Kumar Misra.

(11)

Saksi-saksi : 1) Juru Mudi Jaga;

2) Masinis III, Ramgiri Naveen.

b. KT. MEGA PRIMA II / TK. SAHABAT KAPUAS XXXVI. Tersangkut : Nakhoda, Bayu.

Saksi-saksi : 1) Juru Mudi, Renus; 2) KKM, Ibnu Rosyid. c. PIHAK LAIN.

Saksi : 1) Surveyor PT. Proteknika Jasa Pratama, Muhammad Agus Sabirin;

2) Kepala Bidang Penjagaan, Patroli dan Penyidikan, Muhammad Yusuf, S. Sos

B. Dalam Pemeriksaan Lanjutan kecelakaan kapal tubrukan antara MV. Vishva Prerna dengan TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII ditunda KT. Mega Prima II, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan para Saksi guna didengar keterangannya dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, di Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, pada tanggal 16 Januari 2014 dan di Kantor Mahkamah Pelayaran, tanggal 03 dan 25 Februari 2014 dan 11 Maret 2014. Keterangan yang diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan yang diberikan dihadapan Sidang Majelis Mahkamah Pelayaran adalah sebagai berikut :

MV. VISHVA PRERNA.

1. Tersangkut Nakhoda, Saudara Mathews Saji Baby, tidak hadir dalam persidangan dan, keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut:

a. Lahir di : Pathanamthitta Tanggal : 20 September 1968 Agama : Kristen

Alamat : Nelumottil House, Mundu Kottackal, Pathanamthitta, Kerala-689649, India

Pengalaman Berlayar :

1) Chief Officer, Pax Nancowry 1200 Pax, 02 November 2000 s/d 07 Desember 2001;

2) Master, MV. Devprayag, 15 April 2002 s/d 13 April 2003; 3) Master, Hardwar BC, 02 Oktober 2003 s/d 13 Juli 2004; 4) Master, Akbar 1600 Pax, 19 April 2005 s/d 10 Oktober 2005; 5) Master, Rani Padmini BC, 05 Januari 2006 s/d 07 Agustus 2006; 6) Master, Swaraj Dweep 1200 Pax, 08 Maret 2007 s/d 23 November

2007;

7) Master, MV. Kanpur BC, 15 Oktober 2008 s/d 19 Desember 2008; 8. Master …

(12)

8) Master, Lal Bahadur Shastri Cont, 14 Februari 2009 s/d 18 Mei 2010; 9) Master, Lal Bahadur Shastri Cont, 15 Januari 2011 s/d 19 April 2012; 10) Master, MV. Vishva Prerna, 31 Agustus 2012 s/d kejadian.

b. Tanggal 28 Maret 2013 waktu dini hari MV. Vishva Prerna dalam pelayarannya dari SIngapura menuju Australia tanpa muatan, ketika melintasi perairan Laut Jawa dengan Mualim II sebagai Perwira Jaga tanpa didampingi Jur Mudi, kapal dilengkapi peralatan navigasi yang memadai, berlayar dengan kecepatan 13,5 knots;

c. Ketika terjadi tubrukan Nakhoda sedang tidur di kamarnya, Nakhoda mengetahui terjadinya tubrukan dari adanya getaran sehingga terbangun, kemudian melihat keluar melalui candela sebelah kiri, diketahui ada kapal berpapasan di lambung kiri dengan semua lampu deck menyala, Nakhoda segera naik ke anjungan;

d. Sesampai di anjungan diketahui Mualim II sedang berdiri di anjungan sebelah kiri dalam keadaan shock, selanjutnya Nakhoda menurunkan kecepatan kapal menjadi maju setengah (half a head) dan segera merubah kemudi ke kiri 10°, memanggil Mualim I dan memerintahkan untuk membunyikan tanda bahaya (general alarm), selanjutnya Nakhoda berolah gerak mendekati tongkang yang selanjutnya diketahui bernama TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII;

e. Tidak lama kemudian kapal tunda datang merapat ke MV. Visva Prerna, yang selanjutnya diketahui bernama KT. Mega Prima II, Nakhoda KT. Mega Prima II naik ke kapal dan di anjungan bertemu dengan Nakhoda, Mualim I dan Mualim II, dalam berdiskusi diketahui bahwa KT. Mega Prima II menunda TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII bermuatan Palm Kernel Oil (PKO), akibat tubrukan terjadi kerusakan tongkang pada lambung kanan dan sebagian muatan tumpah ke laut;

f. Selanjutnya dibuat berita acara yang ditandatangani oleh kedua Nakhoda, dan Nakhoda KT. Mega Prima II menyampaikan bahwa tongkang akan dibawa ke tempat yang dangkal dekat Pulau terdekat untuk menunggu tongkang yang dikirim dari perusahaan, pada pukul 11.50 WIB Nakhoda KT. Mega Prima II meninggalkan MV. Vishva Prerna, dan setelah mengetahui tongkang dibawa ke tepi pantai dan akan dikirim tongkang lain, MV. Vishva Prerna meninggalkan lokasi menuju Surabaya;

g. Saat terjadi tubrukan yang melaksanakan dinas jaga deck adalah Mualim II dibantu oleh 2 (dua) orang Kadet, mereka melaporkan bahwa hanya melihat 1 (satu) lampu putih yang bergerak dari kiri ke kanan haluan, yang diamsusikan perahu kecil, mereka tidak tahu kalau ternyata tongkang tanpa lampu;

(13)

h. Alat bantu navigasi Radar dioperasikan yang kiri dengan range 6 mil dan yang kanan 12 mil, akan tetapi untuk alarm pencegah tubrukan apakah dioperasikan Nakhoda tidak yakin;

2. Tersangkut Mualim II, Saudara Dhanesh Kumar Misra, tidak hadir dalam persidangan dan, keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut:

a. Lahir di : Gorakhpur

Tanggal : 10 November 1989 Agama : Hindu

Alamat : 2/3 Irrigation Collony, Indiranagar, Gorakhpur

Pengalaman berlayar :

1) Kadet, MV. Gangasagar, 12 bulan; 2) Kadet, MT. R. R. Rane (PVC), 6 bulan; 3) Mualim III, MT. Swarna Sindhu, 6 bulan; 4) Mualim II, MV. Vishva Prerna, 2 bulan.

b. Mualim II melaksanakan dinas jaga pukul 00.00-05.00 dan 13.00-17.00 dan tugas lain meliputi koreksi peta dari publikasi notice to marine (NTM) dan perawatan peralatan komunikasi, menyiapkan rencana pelayaran, juga sebagai Perwira Kesehatan, dalam pelayaran bekerja di anjungan dan saat di pelabuhan jaga muatan;

c. Tanggal 28 Maret 2013, MV. Vishva Prerna dalam pelayarannya dari Singapura menuju Australia, ketika melintasi perairan Laut Jawa, kapal berlayar dengan kecepatan 13,5 knots menggunakan kemudi autopilot, MUalim II melaksanakan dinas jaga dari pukul 00.00-05.00 tanpa didampingi seorang Juru Mudi, cuaca saat jaga cerah, angin sepoi-sepoi dan laut tenang, Mualim II mengoperasikan radar kiri dengan range 6 mil dan radar kanan dengan range 12 mil;

d. Saat mulai dinas jaga Mualim II melakukan pengamatan dan mengoperasikan semua peralatan navigasi sendirian dengan tenang, sebelum pukul 04.00 WIB dilihat lampu putih disebelah kiri haluan, kemudian merubah haluan dari 102° menjadi 107° agar lampu bebas dari haluan, dan pada jarak 4 mil di depan haluan ada 1 (satu) kapal memotong dari kanan ke kiri;

e. Pukul 04.00 WIB Mualim II memanggil kadet untuk membantu dinas jaga, kadet naik ke anjungan pukul 04.00 lewat dan kadet yang kedua naik ke anjungan pukul 04.25 WIB, kedua kadet diperintahkan untuk melakukan pengamatan sementara Mualim II berada di ruang peta mengganti kertas Navtex, seorang Kadet melaporkan ada 1 (satu) lampu putih di kiri haluan, apakah bebas dari haluan, dijawab oleh Kadet ya pak (yes sir);

(14)

f. Ketika Mualim II keluar dari ruang peta, lampu putih yang berada disebelah kiri telah memotong haluan dari kiri ke kanan, Mualim II menuju ke sebelah kanan anjungan dan terlihat kapal tunda telah berada di sebelah kanan haluan, namun beberapa saat kemudian terjadi getaran yang keras, Mualim II tidak tahu apa yang terjadi, kemudian kelihatan lampu disebelah kiri anjungan ternyata tongkang yang menyalakan lampu deck, penuh muatan yang decknya hamper rata dengan air (free board yang kecil), Mualim II baru menyadari telah terjadi tubrukan dengan tongkang pada pukul 04.50 WIB;

g. Sebelum terjadi tubrukan hanya kelihatan 1 (satu) lampu putih, tidak kelihatan lampu tunda dan lampu tongkang, dan pengamatan dengan radar hanya termonitor adanya 1(satu) target (echo);

h. Setelah terjadi tubrukan Mualim II tidak melaporkan kepada Nakhoda, karena Nakhoda sudah berada di anjungan sebelum Mualim II membangunkan, lebih kurang 2 menit setelah tubrukan;

i. Alarm tanda adanya bahaya navigasi yang mendekat telah di setting didalam radar, hal itu akan berfungsi bila target yang mendekat juga menggunakan atau dilengkapi dengan alat Automatic Information System (AIS), dengan Close Point Approach (CPA) adalah 1 mil dan Time Close Point Approach (TCPA) adalah 10 menit.

3. Saksi Masinis III, Saudara Ramgiri Naveen, tidak hadir dalam persidangan dan, keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut:

a. Lahir di : Bejjora Tanggal : 11 Juli 1987

b. Saat kejadian Saksi sedang berada di kamar mesin melaksanakan dinas jaga dengan kondisi mesin dalam putaran maksimal 103 Rpm, saat melaksanakan jaga Saksi merasakan adanya getaran yang hebat, kemudian menelepon ke anjungan menanyakan apa yang terjadi, dijawab oleh Mualim II tidak tahu apa yang terjadi nanti akan diberitahu;

c. setelah terjadi tubrukan Saksi mendapat telegrap dari anjungan untuk menurunkan putaran mesin dari maju penuh menjadi maju setengah (half a head);

d. Setelah mendengar alarm darurat, Masinis II hadir di kamar mesin dan Saksi menyerahkan tugas manuver kepada Masinis II, Saksi kemudian melaksanakan perintah dari KKM untuk memeriksa keseluruhan mesin kapal dan kondisi tangki, setelah bermanuver mesin dihentikan oleh Masinis II.

(15)

KT. MEGA PRIMA II / TK. SAHABAT KAPUAS XXXVI.

1. Tersangkut Nakhoda, Saudara Bayu, tidak hadir dalam persidangan, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut:

a. Lahir di : Pontianak Tanggal : 14 Maret 1986 Agama : Islam

Alamat : Jl. KY Sudarso Gg. Bunga No. 11 RT. 004 / RW. 017 Desa Sungai Jawi Luar, Pontianak Barat

Pendidikan

Umum : SMP, ijasah tahun 2006 Teknis : ANT V, tahun 2011, di Surabaya

Pengalaman Berlayar :

1) Juru Mudi, MT. Elpindo, tahun 2008; 2) Juru Mudi, KT. Toko Maju, tahun 2009; 3) Mualim II, KT. Royal Palnia, tahun 2012

4) Mualim I, KT. Tiga Berlian, KT. Sumber Saran, KT. MKM 1805, KT. Daya 10, tahun 2012;

5) Nakhoda, KT. Mega Prima II, Desember 2012.

b. Tanggal 26 Maret 2013, KT. Mega Prima II dengan Awak Kapal 4 (empat) orang, menunda TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII, dengan awak tongkang 4 (empat) orang, muatan Palm Kernel Oil (PKO) 2283 MT, bertolak dari Sungai Danau menuju Pelabuhan Gresik, peralatan navigasi di kapal adalah GPS, VHF, kompas dan peta;

c. Tanggal 28 Maret 2013, waktu dini hari ketika melintasi perairan Laut Jawa sekitar Pulau Masalembo haluan kapal dikemudikan 221° dengan kecepatan 2,9 knots;

d. Lebih kurang 15 menit sebelum tubrukan Tersangkut Nakhoda dibangunkan (tertidur di anjunan) oleh Juru Mudi Jaga, Tersangkut melihat kapal lain pada posisi melintang kanan 90° dari Kapal Tunda dan lampu yang terlihat berwarna merah, cuaca pada saat itu langit terang tidak ada awan, dan jarak pandang lebih kurang 6 mil;

e. Pada jarak lebih kurang 3 mil, Tersangkut melihat lampu merah dan hijau kapal, Tersangkut memperkirakan kapal lain tersebut akan cikar kiri, maka Nakhoda mengambil keputusan untuk tetap pada haluan dan kecepatan kapal;

(16)

f. Tersangkut berusaha berkomunikasi via Radio UHF di chanel 16, namun tidak ada jawaban, Tersangkut memerintahkan Juru Mudi Jaga untuk menghidupkan lampu sorot dan menyorotkan lampu dengan isyarat ke kapal tersebut, setelah sekitar 2 menit Tersangkut memanggil KKM ke anjungan;

g. Selanjutnya Tersangkut memerintahkan KKM menambah kecepatan dari 2,9 knot menjadi 3,0 knot, saat kondisi kritis, Tersangkut bersama Juru Mudi Jaga melepas tali towing, sementara kemudi dipegang oleh KKM, ketika jarak kapal dengan tongkang lebih kurang 10 meter, selanjutnya terjadi tubrukan antara TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII dengan kapal yang selanjutnya diketahui bernama MV. Vishva Prerna pada pukul 04.50 WIB;

h. Setelah terjadi tubrukan Tersangkut Nakhoda memeriksa kondisi tongkang, diketahui Awak Kapal tongkang yang semuanya selamat dan terjadi kerusakan pada lambung kanan tongkang, tangki 1 dan 2 kanan plat lambung robek menggulung ke atas dan sebagian muatan tumpah ke laut, kondisi tongkang miring ke kanan;

i. Tersangkut Nakhoda melaporkan kejadian ini ke perusahaan dan meminta dikirim tongkang untuk memindahkan muatan karena telah terjadi kebocoran pada TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII, dari perusahaan menyanggupi akan segera mengirim tongkang pengganti;

j. Selanjutnya Tersangkut Nakhoda menuju ke kapal besar yang diketahui bernama MV. Vishva Prerna, di anjungan bertemu dengan Nakhoda, Mualim I, Mualim II, dan Mualim III, dalam berdiskusi Tersangkut Nakhoda menyampaikan terjadi kerusakan pada lambung kanan tongkang dan sebagian muatan tumpah ke laut, Tersangkut Nakhoda menyampaikan bahwa tongkang akan ditunda ke pantai terdekat untuk menunggu tongkang pengganti yang dikirim dari perusahaan;

k. Tersangkut Nakhoda menyampaikan kepada Nakhoda MV. Vishva Prerna bahwa sebelum tubrukan semua lampu navigasi kapal dan lampu tongkang dinyalakan, setelah kedua Nakhoda menandatangani Berita Acara yang dibuat, Tersangkut Nakhoda meninggalkan MV. Vishva Prerna dan menunda TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII menuju ke pantai Pulau Masalembo untuk menunggu tongkang pengganti;

l. Tanggal 02 April 2013,pukul 05.30 WIB, KT. Mitra Pulau dan TK. Putra Desa tiba di lokasi, pukul 08.00 WIB langsung diadakan pemindahan muatan dari TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII ke TK. Putra Desa;

(17)

m. Tanggal 04 April 2013, pukul 19.00 WIB, kapal tunda dan tongkang melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Gresik, dan tanggal 06 April 2013, pukul 02.45 WIB, kapal tiba dengan selamat dan berlabuh di Rede Pelabuhan Umum Gresik;

2. Saksi KKM, Saudara Ibnu Rosyid, tidak hadir dalam persidangan, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut:

a. Lahir di : Blitar

Tanggal : 20 Mei 1969 Agama : Islam

Alamat : Jl. Yos Sudarso No. 28, Gresik, Jawa Timur Pendidikan

Umum : SMP, ijazah tahun 1985, di Pontianak Teknis : ATT V, ijazah tahun 2008, di Pontianak

Pengalaman berlayar :

1) Masinis II, KT. Mega Prima II, tahun 2008; 2) KKM, KT. Mega Prima II, tahun 2010.

b. KT. Mega Prima II mempunyai mesin utama merk Nissan 450 PK 1 (satu) Unit dengan putaran full speed 1600 Rpm, half 800 Rpm, slow 200 Rpm, dan dead slow 100 Rpm, sedangkan untuk mesin bantu adalah merk Dongfeng 132 PK/220 KV A, 50 Hz 2 (dua) unit, kecepatan pada saat kejadian adalah 2,9 knot;

c. Tanggal 28 Maret 2013, pukul 04.45 WIB, Saksi menerima perintah dari Nakhoda untuk stop mesin, 5 menit kemudian Nakhoda memanggil Saksi ke anjungan dan memberitahu bahwa ada kapal lain di arah menuju tongkang, selanjutnya Nakhoda memerintahkan untuk membuka tali tunda, setelah tali terlepas, tongkang bertubrukan dengan kapal besar yang selanjutnya diketahui bernama MV. Vishva Prerna;

d. Saat di anjungan Saksi melihat lampu merah dan haluan kanan kapal lain mendekati tongkang dengan jarak sekitar 200 meter, saat tiba di anjungan Saksi melihat Juru Mudi Jaga memberikan peringatan lampu

sorot secara terus menerus sampai tubrukan terjadi, sedangkan MV. Vishva Prerna tidak memberikan peringatan;

e. Setelah tubrukan, KT. Mega Prima II mengejar tongkang, 15 menit kemudian kapal tunda berhasil merapat ke tongkang dan kemudian mengevakuasi 4 (empat) orang Awak Tongkang yang berada di tongkang, selanjutnya bersama Nakhoda memeriksa kondisi tongkang;

(18)

f. Tubrukan mengakibatkan tongkang bocor, muatan pada tangki kanan 1 dan 2 tumpah ke laut, dan tongkang miring ke kanan 10°, setelah memastikan tongkang masih relatif aman maka Nakhoda KT. Mega Prima II menuju ke MV. Vishva Prerna untuk membuat Berita Acara, lebih kurang 1 (satu) jam kemudian KT. Mega Prima II kembali merapat ke tongkang, memasang tali dan menunda tongkang.

3. Saksi Juru Mudi, Saudara Renus, tidak hadir dalam persidangan, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut:

a. Lahir di : Kampet Tanggal : 24 Juni 1993 Agama : Kristen

Alamat : Dusun Mulia, RT.06/RW.07 Seburing, Semparuk, Sambas

b. Tanggal 26 Maret 2013, KT. Mega Prima II menunda TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII, muatan minyak PKO sebanyak 2.283 MT, bertolak dari Sungai Danau (Satui) dengan tujuan Pelabuhan Gresik, saat berangkat cuaca baik, semua penerangan dalam keadaan hidup dan normal;

c. Tanggal 28 Maret 2013 Saksi bertugas jaga mulai 00.00, saat dini hari kondisi gelap, cuaca berawan, angin dan arus normal, jarak pandang baik, dan kecepatan 2,9 knots, semua penerangan dalam keadaan hidup dan normal, Saksi bertugas di anjungan bersama Nakhoda yang sedang beristirahat di anjungan;

d. Sebelum kejadian, saat MV. Vishva Prerna mendekat Saksi membangunkan Nakhoda, kemudian Saksi diperintahkan Nakhoda menghidupkan lampu sorot dan mengarahkan kepada MV. Vishva Prerna pada jarak 1 mil dan melepas tali tunda dibantu Nakhoda, Saksi juga mendengar Nakhoda mencoba melakukan komunikasi dengan MV. Vishva Prerna tetapi tidak ada jawaban;

e. Pukul 04.50 WIB, TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII tubrukan dengan MV. Vishva Prerna didaerah perairan Pulau Masalembu di Laut Jawa, saat itu haluan 221°, MV. Vishva Prerna tubrukan dengan lambung sebelah kanan TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII, setelah tubrukan Nakhoda mengambil alih kemudi, Saksi bersama awak kapal lain melihat kondisi TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII;

f. Tubrukan tersebut mengakibatkan kerusakan pada lambung sebelah kanan tangki 1 dan 2, sehingga TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII mengalami kebocoran dan sebagian muatan tumpah ke laut sehingga muatan harus dipindahkan;

(19)

g. Tanggal 02 April 2013,pukul 05.30 WIB, KT. Mitra Pulau dan TK. Putra Desa tiba di lokasi, pukul 08.00 WIB langsung diadakan pemindahan muatan dari TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII ke TK. Putra Desa;

h. Tanggal 04 April 2013, pukul 19.00 WIB, kapal tunda dan tongkang melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Gresik, dan tanggal 06 April 2013, pukul 02.45 WIB, kapal tiba dengan selamat dan berlabuh di Rede Pelabuhan Umum Gresik.

4. Saksi Surveyor, Saudara M. Agus Sabirin, tidak hadir dalam persidangan, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut:

a. Lahir di : Pontianak

Tanggal : 12 Agustus 1987 Agama : Islam

Alamat : Jl. Pemda RT.05/RW.01 Tambelan Sampit, Pontianak Timur, Pontianak

Pendidikan

Umum : SMA, ijazah tahun 2008

b. Saksi adalah Surveyor PT. Proteknika Jasa Pratama, menerima perintah dari pemilik tongkang untuk bertanggung jawab menjaga muatan, menjaga segel, mengawasi pemuatan dan pembongkaran;

c. Tanggal 26 Maret 2013, pukul 06.00 WITA, kapal bertolak dari Pelabuhan Sungai Danau (Satui) menuju pelabuhan Gresik dengan memuat 2.283 MT Palm Kernel Oil yang dimuat di tangki 1 kiri hingga 6 kanan, total ada 12 tangki, draf depan 2,9 meter dan belakang 3.0 meter;

d. Tanggal 28 Maret 2013, pukul 04.00 WIB saat Saksi yang sedang istirahat di kamar terbangun karena mendengar suara tubrukan, Saksi keluar dan melihat tongkang dalam kondisi tertubruk, cuaca pada saat itu angin sedang dan ombak 0,5 meter;

e. Setelah tubrukan KT. Mega Prima II datang, dan selanjutnya bersama Awak Kapal melihat kerusakan yang terjadi, Saksi melihat tangki kanan 1 dan 2 tergulung dan minyak tumpah ke laut, selanjutnya tali tongkang dipasang kembali ke kapal tunda dan tongkang ditarik mendekat ke Pulau Masalembu;

f. Tanggal 02 April 2013 pukul 15.30 WIB TK. Putra Desa sandar dan kemudian dilakukan aktifitas pemindahan muatan hingga 04 April 2013 pukul 05.00 WIB, setelah dilakukan pemindahan muatan baru diketahui bahwa jumlah muatan yang tumpah dari tangki kanan 1dan 2 sebanyak 326 MT;

(20)

g. Dalam upaya pencegahan minyak yang tumpah, muatan tangki kanan 3 dipindahkan ke tangki kiri 5 dan 6, sedangkan terhadap minyak yang tumpah di laut tidak ada pengendalian, selanjutnya tongkang ditarik ke Gresik dengan kondisi tongkang miring ke kanan 10°.

5. Saksi Kepala Bidang Patroli, Penjagaan dan Penyidikan Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, Saudara M. Yusuf, S. Sos, dalam keadaan sehat, di bawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut : a. Lahir di : Makassar

Tanggal : 01 April 1958 Agama : Islam

Alamat : Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Pendidikan

Umum : 1) SD, ijazah tahun 1970, di Ujung Pandang; 2) SMP, ijazah tahun 1973, di Ujung Pandang; 3) SMA, ijazah tahun 1978, di Ujung Pandang; 4) S.1, ijazah tahun 2004, di Denpasar.

Teknis : AMK B, ijasah tahun 1987, di Jakarta

Pengalaman Bekerja :

1) Staf, Direktorat Kapal dan Kepelautan, tahun 1990; 2) Kepala Seksi Kelaikan, Adpel Benoa, tahun 2001; 3) Kepala Seksi Keselamatan, Adpel Benoa, tahun 2004;

4) Kepala Bidang Kelaiklautan Kapal, Adpel Benoa, tahun 2010;

5) Kepala Bidang Patroli, penjagaan dan Penyidikan, Kesyahbadanran Utama Tanjung PErak Surabaya, Januari 2011

b. KT. Mega Prima II dan TK. Sahabat Kapuas bertolak dari Kalimantan menuju Gresik, tubrukan terjadi di perairan sekitar Pulau Masalembu, sedangkan MV. Vishva Prerna bertolak dari Singapura menuju Australia, terkait kejadian tersebut Kesyahbandaran Tanjung Perak Surabaya dimintai bantuan untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan;

c. Ada penunjukan agen dari kapal asing untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, dan antara kedua belah pihak pernah koordinasi di Surabaya dan di Jakarta, pada prinsipnya Syahbandar akan memberikan SPB apabila kedua belah pihak tidak ada permasalahan dikemudian hari;

d. Tanggal 30 April 2013, Surat Persetujuan Berlayar MV. Vishva Prerna, diterbitkan oleh Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya.

(21)

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, serta keterangan-keterangan yang diberikan Tersangkut dan Para Saksi dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan di Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, tanggal 16 Januari 2014 dan sidang pemeriksan lanjutan ke dua di Kantor Mahkamah Pelayaran, pada tanggal 03 dan 25 Februari 2014 serta tanggal 11 Maret 2014 sehubungan Kecelakaan Tubrukan KT. Mega Prima II / TK. Sahabat Kapuas XXXII dengan MV. Vishva Prerna, di perairan Laut Jawa sekitar Pulau Masalembu pada tanggal 28 Maret 2013, pukul 04.50 WIB, telah sampai pada pendapat sebagai berikut :

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap para Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan Awak Kapal dapat disimpulkan sebagai berikut :

MV. VISHVA PRERNA. a. KAPAL.

MV. Vishva Prerna adalah jenis kapal barang, konstruksi baja, berbendera India dengan ukuran P x L x D = 183,28 m x 32,26 m x 18,50 m, GT 33185 dan NT 18769, terdaftar di Mumbai dan dibangun di Cina tahun 2011. Kapal ini digerakkan dengan mesin penggerak utama buatan Cina dengan mesin kualifikasi MCR 9480 KW dengan kekuatan 14 knots. b. SURAT KAPAL.

MV. Vishva Prerna telah memiliki surat-surat kapal yang telah dipersyaratkan ketentuan Internasional /SOLAS dan ketentuan-ketentuan lainnya yang telah ditetapkan IMO.

c. AWAK KAPAL.

MV. Vishva Prerna diawaki 25 (dua puluh lima) orang, dengan Susunan Perwira Perwira Dek dan Mesin sesuai dengan Crew List, adalah sebagai berikut :

Bagian Dek :

Nakhoda : Mathews Saji Baby Mualim I : Singh Paurush Kumar Mualim II : Sasrpreet Singh

Mualim III : Vijay Kundu

(22)

Bagian Mesin :

KKM : Phadtare S. Keshav Masinis II : Rakinder Singh Masinis III : Ramgiri Naveen

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa MV. Vishva Prerna pada saat bertubrukan dengan KT. Mega Prima II dan TK. Sahabat Kapuas dengan kondisi kapal dan perlengkapan baik, sertifikat kapal lengkap dan masih berlaku, serta diawaki oleh awak kapal yang memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

KT. MEGA PRIMA II. a. KAPAL.

KT. Mega Prima II adalah Kapal Motor Tunda (Tug Boat), konstruksi baja, berbendera Indonesia, kapal dibangun tahun 2008,dengan ukuran P x L x D = 17,27 m x 5,0 m x 1,65 m GT. 40 dan NT. 12, kapal digerakkan oleh penggerak utama mesin diesel merk Nissan 420 PK, berbaling baling 1 (tunggal), geladak 1 (tunggal).

b. SURAT KAPAL.

KT. Mega Prima II yang menunda TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII telah memiliki surat – surat kapal yang telah dipersyaratkan peraturan perundang-undangan yang berlaku walaupun sebagian surat-surat kapal tersebut masih bersifat sementara.

c. AWAK KAPAL.

KT. Mega Prima II diawaki oleh 4 (empat) orang, dengan Susunan Perwira Perwira Dek dan Mesin sesuai dengan Surat Keterangan Susunan Perwira No. PK.304/22/16/UPP.SD-13, dikeluarkan oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Sungai Danau Satui tanggal 25 Maret 2013, sebagai berikut :

Bagian Dek :

Nakhoda : Bayu ijazah ANT V tahun 2011. Bagian Mesin :

KKM : Ibnu Rosyid ijazah ATT V tahun 2008.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KT. Mega Prima II pada saat bertubrukan dengan MV. Vishva Prerna dengan kondisi kapal dan perlengkapan baik, sertifikat kapal lengkap dan masih berlaku, namun diawaki oleh awak kapal yang belum memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(23)

TK. SAHABAT KAPUAS MANDIRI XXXII. a. KAPAL.

TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII adalah kapal tongkang dengan konstruksi baja berbendera Indonesia, pendaftaran di Batam tahun 2012, dengan ukuran P x L x D = 52,67 m x 17,68 m x 3,66 m, GT 866 dan NT 726.

b. SURAT KAPAL.

TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII saat ditunda KT. Mega Prima II telah memiliki surat – surat kapal yang telah dipersyaratkan peraturan perundang-undangan yang berlaku walaupun sebagian surat-surat kapal tersebut masih bersifat sementara.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII pada saat bertubrukan dengan MV. Vishva Prerna dengan kondisi kapal dan perlengkapan baik, sertifikat kapal lengkap dan masih berlaku.

2. Tentang Cuaca.

Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, dan berdasarkan keterangan para Tersangkut dan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat kejadian kecelakaan kapal di lokasi kejadian adalah sebagai berikut :

a. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 10 Januari 2014, bahwa keadaan cuaca pada tanggal 28 Maret 2013 di wilayah tersebut, adalah sebagai berikut :

Arah dan Kecepatan Angin : Barat Daya - Barat, 3.4 – 5.6 knots Arah dan Kecepatan Arus : Barat Laut - Utara, 0.7 – 1.3 Cm/det

Cuaca : Berawan – Berawan Banyak dan

Hujan Ringan Jarak Penglihatan : 4.0 – 6.0 Mil

Tinggi Gelombang : Selatan, 0.3 – 0.5 m

b. Menurut keterangan Para Tersangkut dan para Saksi keadaan cuaca langit cerah, jarak pandang baik, angin sedang dan laut tenang.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan Tersangkut dan para Saksi tentang keadaan cuaca pada saat kejadian dapat diterima.

(24)

3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal.

Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

MV. VISHVA PRERNA. a. Keadaan Muatan.

Sesuai dengan International Tonnage Certificate (1969) yang diterbitkan oleh Register of Indian Ship Merchant Marine Departement Mumbai, MV. Vishva Prerna memiliki ukuran-ukuran pokok sebagai berikut :

Panjang (L) : 183,28 meter Lebar (B) : 32,26 meter Tinggi (H) : 18,50 meter Tonase Kotor : 33185 GT Tonase Bersih : 18769 NT

Berdasarkan Indian Register of Shipping, International Load Line Certificate MV. Vishva Prerna memiliki lambung timbul tropik sebesar 5248 mm (T), sehingga sarat maksimal adalah 18,5 – 5,248 = 13,252 meter.

Pada waktu tubrukan MV. Vishva Prerna dalam keadaan tanpa muatan. b. Keadaan Stabilitas.

Setelah terjadi tubrukan MV. Vishva Prerna mengalami kebocoran pada lambung kanan di atas garis air, dan tidak ada air laut yang masuk ke dalam badan kapal, sehingga kondisi tersebut tidak merubah keadaan stabilitas sebelumnya.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan muatan dan stabilitas kapal, baik sebelum dan sesudah terjadinya tubrukan dapat diterima.

TK. SAHABAT KAPUAS MANDIRI XXXII. a. Keadaan Muatan.

Sesuai dengan Surat Ukur Internasional (1969) Sementara yang diterbitkan oleh Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak tanggal 28 September 2012, TK. Sahabat Kapuas XXXII memiliki ukuran-ukuran pokok sebagai berikut :

Panjang (L) : 52,67 meter Lebar (B) : 17,68 meter Tinggi (H) : 3,66 meter

(25)

Tonase Kotor : 866 GT Tonase Bersih : 726 NT

Sesuai dengan Sertifikat Garis Muat Kapal Pelayaran Dalam Negeri yang diterbitkan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Ketapang, tanggal 15 Februari 2013, ukuran lambung timbul garis geladak Musim Panas adalah 0,609 meter, sehingga sarat maksimal tongkang adalah 3,66 – 0,609 = 3,051 meter.

Displacement tongkang (Δ) = L x B x T x x 1,025 x 1,006 = 52,67x17,68x1x1,025x1,006 = 2929,6088 Ton

Dengan berat tongkang kosong

(LWT) = 0,40 x Displacement (Δ)

= 0,40 x 2929,6088 = 1171,8435 Ton Maka kapasitas angkut tongkang

(DWT) = Δ – LWT

= 2929,6088– 1171,8435 = 1751,7653 Ton

Sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) Nakhoda, Tongkang memuat PKO sebanyak 2283 MT, terjadi kelebihan muatan sebanyak 2283 - 1751,7653 = 531, 2347 MT.

b. Keadaan Stabilitas.

Setelah mengalami tubrukan dengan MV. Vishva Prerna, lambung tanki kanan 1 dan 2 tongkang robek, muatan tumpah ke laut dan miring ke kanan 10º, kemudian tongkang ditarik ke tempat yang aman untuk memindahkan muatan

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa TK. Sahabat Kapuas XXXII memuat melebihi muatan maksimal yang diperbolehkan, sedangkan stabilitas tongkang setelah terjadinya tubrukan cukup rawan sehingga pemindahan muatan dapat membantu daya apung dan mengembalikan titik berat ke arah normal (stabil).

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut :

(26)

MV. VISHVA PRERNA. a. Tentang Navigasi.

1) Kapal telah diawaki dengan Petugas Dinas Jaga yang kurang memadai (tidak ada Juru Mudi Jaga) walaupun pada situasi kritis dibantu oleh 2 (dua) orang Cadet Deck, namun secara de jure tidak dapat dipertanggung jawabkan, sehingga tidak terdapat seorang Pengawas yang mandiri dalam bernavigasi dan dinilai belum sepenuhnya melaksanakan amanah aturan 5 Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (Colreg) tahun 1972 sehubungan dengan tata cara pengamatan keliling;

2) Dalam bernavigasi melayari Perairan Laut Jawa Kapal telah dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai, 2 (dua) unit Radar dioperasikan namun tidak digunakan untuk memonitor keberadaan target dan memperhitungkan adanya resiko tubrukan sehingga dinilai belum melaksanakan amanah aturan 5 Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (Colreg) tahun 1972 sehubungan dengan pemanfaatan alat bantu navigasi dalam pengamatan keliling.

b. Tentang Olah Gerak.

1) MV. Vishva Prerna bergerak dengan kecepatan penuh 13,5 knots, menggunakan kemudi otomatis, tanpa Juru Mudi Jaga selaku operator kemudi, dan tidak sempat untuk melakukan olah gerak untuk menghindari objek (lampu) yang berada pada haluan kapal dengan resiko terjadinya tubrukan kapal;

2) Mualim II selaku Navigator dalam dinas jaga sedang berada di kamar peta dan mendapat laporan dari Cadet Deck tentang adanya bahaya tubrukan, namun tidak sempat untuk melakukan olah gerak untuk menghindari terjadinya tubrukan, sehingga dinilai tidak melaksankan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship).

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara bernavigasi dan cara berolah gerak Tersangkut Mualim II (2nd Officer Who Involved ) MV.Vishva Prerna tidak dapat diterima.

KT. MEGA PRIMA II / TK. SAHABAT KAPUAS MANDIRI XXXII. a. Tentang Navigasi.

1) Dalam bernavigasi melayari Perairan Laut Jawa kapal telah dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai, dan dalam usaha untuk mencegah terjadinya tubrukan telah digunakan Radio VHF chanel 16 dan lampu sorot yang diarahkan ke kapal besar yang berada disebelah kanannya;

(27)

2) Kapal telah diawaki dengan Perwira Dinas Jaga yang kurang memadai, sehingga dinilai belum memenuhi peraturan dinas jaga serta belum melaksanakan kebiasaan pelaut yang baik.

b. Tentang Olah Gerak.

1) KT. Mega Prima II yang menunda TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII berolah gerak dengan kecepatan 2,9 knots, menggunakan kemudi manual yang dipegang oleh Juru Mudi dan Nakhoda sebagai Perwira Jaga;

2) KT. Mega Prima II sedang menunda TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII, merupakan kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya, sehingga kapal tenaga lain yang sedang berlayar harus menyimpangi sesuai Aturan 18.a (ii) Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (Colreg) tahun 1972;

3) Ketika Juru Mudi melihat lampu merah disebelah kanan, Juru Mudi membangunkan Nakhoda yang tertidur di anjungan, selanjutnya Nakhoda melakukan pengamatan, setelah memastikan bahwa lampu disebelah kanan merupakan kapal besar, Nakhoda memanggil kapal tersebut dengan radio VHF chanel 16 sampai 5 kali namun tidak ada jawaban;

4) Selanjutnya Nakhoda memerintahkan Juru Mudi untuk menghidupkan lampu sorot dan mengarahkan ke kapal tersebut, sekitar 2 menit kemudian Nakhoda memerintahkan kepada KKM untuk menambah kecepatan, kecepatan kapal bertambah dari 2,9 knots menjadi 3,0 knots, melihat kapal besar tidak merubah arah, Nakhoda dan Juru Mudi melepas tali tunda dan KKM memegan kemudi di anjungan, tidak lama kemudian terjadi tubrukan antara TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII dengan MV. Vishva Prerna.

Dengan demikian Mahkamah pelayaran berpendapat bahwa, cara bernavigasi kurang dapat diterima dan cara berolah gerak Tersangkut Nakhoda KT. Mega Prima II dapat diterima.

5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan.

Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia, dan faktor organisasi mengenai kecelakaan kapal tubrukan antara MV. Vishva Prerna dengan TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII ditunda KT. Mega Prima II tersebut, maka penyebab terjadinya adalah sebagai berikut :

(28)

MV.VISHVA PRERNA.

a. MV. Vishva Prerna ketika melintasi perairan Laut Jawa, tanggal 28 Maret 2013 waktu dini hari, kecepatan kapal 13,5 knots, menggunakan kemudi otomatis, mengoperasikan 2 radar, radar yang kiri disetting 6 mil dan radar yang kanan disetting range 12 mil, Mualim II sebagai Perwira Jaga menilai bahwa perairan luas, jarak pandang baik, dan lalu lintas tidak terlalu ramai;

b. Dalam melakukan pengamatan Mualim II melihat ada 1 (satu) kapal yang memotong dari kanan ke kiri di depan haluan pada jarak 4 mil dan ada satu lampu putih di sebelah kiri haluan, Mualim II merubah haluan dari 102° menjadi 107° untuk mengdindari, tetapi Mualim II tidak melakukan pengamatan lebih lanjut dengan menggunakan Radar dan menghitung pergerakan relative lampu tersebut serta memastikan kapal apa dan ada resiko tubrukan atau tidak, sebagaimana diamanahkan aturan 7 a dan b Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (Colreg) tahun 1972;

c. Selanjutnya Mualim II memanggil Kadet untuk membantu, setelah 2 orang Kadet datang di anjungan diperintahkan untuk melakukan pengamatan, sementara Mualim II berada di ruang peta untuk mengganti kertas Navtex, Kadet melaporkan bahwa disebelah kiri haluan ada satu lampu putih, Mualim II menayakan apakah bebas, dijawab oleh Kadet bebas pak, dan Muaim II tetap di ruang peta;

d. Setelah Mualim II keluar dari ruang peta diketahui lampu putih yang tadinya disebelah kiri, sudah memotong haluan dari kiri ke kanan, Mualim II menuju ke sebelah kanan anjungan, diketahui bahwa lampu putih tersebut ternyata kapal tunda, sesaat kemudian terjadi tubrukan antara MV. Vishva Prerna dengan tongkang yang kemudian diketahui bernama TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII yang ditunda KT. Mega Prima II.

KT. MEGA PRIMA II / TK. SAHABAT KAPUAS MANDIRI XXXII. a. KT. Mega Prima II menunda TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII dalam

pelayarannya dari Sei Danau menuju Pelabuhan Gresik, tanggal 28 Maret 2013 waktu dini hari berlayar di perairan Laut Jawa di sekitar Pulau Masalembo, dengan haluan 221° dan kecepatan 2,9 knots, Nakhoda sebagai Perwira Jaga bersama Juru Mudi yang memegang kemudi;

(29)

b. Ketika Juru Mudi melihat lampu merah kapal pada lambung kanan kapalnya segera membangunkan Nakhoda yang sedang tertidur di anjungan, setelah melakukan pengamatan Nakhoda memannggil kapal tersebut dengan Radio VHF chanel 16 sebanyak 5 kali, tetapi tidak ada jawaban, selanjutnya memanggil KKM yang sedang dinas jaga di kamar mesin, diperintahkan untuk menambah kecepatan kapal, kecepatan bertambah dari 2,9 knots menjadi 3,0 knots dan memerintahkan Juru Mudi agar menghidupkan lampu sorot dan diarahkan ke kapal yang berada di sebelah kanannya;

c. Nakhoda sambil memegang kemudi mengamati kapal yang disebelah kanannya yang semakin dekat ternyata tidakn ada perubahan, selanjutnya Nakhoda memerintahkan kepada KKM untuk memegang kemudi, dan Nakhoda bersama Juru Mudi melepas tali tunda tongkang, setelah tali tunda terlepas terjadi tubrukan antara tongkang dengan kapal yang kemudian diketahui bernama MV. Vishva Prerna.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa :

1) Sebab terjadinya tubrukan MV. Vishva Prerna dengan TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII adalah karena MV. Vishva Prerna yang mengetahui secara visual disebelah kiri haluan ada lampu putih, tetapi tidak diamati lebih teliti untuk memastikan kapal apa dan dengan menggunakan Radar untuk mengetahui berapa jaraknya dan memperhitungkan dengan ARPA ada atau tidak resiko tubrukan pada kondisi tersebut, sebagaimana diamanahkan Aturan 7 Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (Colreg) tahun 1972, karena tidak diketahui adanya suatu resiko maka terjadi tubrukan;

2) Menurut aturan 15 status KT. Mega Prima II/TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII merupakan kapal yang berkewajiban menyimpangi kapal MV. Vishva Prerna, akan tetapi karena KT. Mega Prima II/TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII merupakan kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya, maka sesuai Aturan 18 butir a (ii) MV. Vishva Prerna yang harus menyimpangi KT. Mega Prima II/TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII

6. Tentang Upaya Penyelamatan.

Berdasarkan pemeriksaan data dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

MV. VISHVA PRERNA.

a. Setelah terjadi tubrukan Tersangkut Nakhoda berkomunikasi dan membuat laporan kecelakaan kapal bersama dengan Tersangkut Nakhoda KT. Mega Prima II yang memberitahukan bahwa telah terjadi tumpahan minyak;

(30)

b. Atas terjadinya tumpahan minyak tersebut Tersangkut Nakhoda kemudian melapor kepada instasi yang berwenang dan ke perwakilan perusahaan menyampaikan nota protes;

c. Akibat dari tubrukan tersebut tidak ada korban jiwa namun boulbows mengalami deformasi, lambung depan robek seluar 3 meter x 0,6 meter pada posisi 5,5 meter diatas garis air, air ballast berkurang ketinggiannya dari 10,2 meter menjadi 5,9 meter;

d. MV. Vishva Prerna kemudian deviasi menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya untuk melakukan perbaikan, tanggal 30 April 2013 MV. Vishva Prerna melanjutkan pelayarannya menuju Australia.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda MV. Vishva Prerna dapat diterima.

KT. MEGA PRIMA II / TK. SAHABAT KAPUAS MANDIRI XXXII.

a. Setelah terjadi tubrukan KT. Mega Prima II menuju ke TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII, untuk memeriksa Awak tongkang dan kondisi tongkang, Tersangkut Nakhoda memerintahkan kepada 4 (empat) orang awak tongkang agar bersiap-siap bila tongkang dalam keadaan bahaya, selanjutnya memeriksa tongkang diketahui tangki 1 dan 2 kanan robek dan plat menggulung kedalam, tongkang miring ke kanan sekitar 10° dan minyak PKO tumpah ke laut;

b. Setelah memastikan tongkang dalam kondisi relatif aman maka Nakhoda Selanjutnya KT. Mega Prima II menuju MV. Vishva Prerna dengan untuk membuat berita acara kecelakaan;

c. Karena tongkang mengalami kebocoran maka muatan harus dipindahkan, selanjutnya menghubungi kantor pusat dan meminta mengirim tongkang kosong untuk pemindahan muatan, sementara menunggu tongkang, kapal berlindung ditempat yang aman;

d. Tanggal 02 April 2013, pukul 05.30 WIB, KT. Mitra Pulau menunda TK. Putra Desa tiba di lokasi KT. Mega Prima II berlabuh jangkar dan selanjutnya dilakukan pemindahan muatan sampai dengan tanggal 04 April 2013 pukul 05.00 WIB, setelah dilakukan pemindahan muatan baru diketahui bahwa jumlah muatan yang tumpah ke laut dari tangki 1 dan 2 kanan sebanyak 326 MT;

e. Selesai pemindahan, KT. Mega Prima II menunda TK. Sahabat Kapuas XXXII melanjutkan pelayaran ke Pelabuhan Gresik, tanggal 06 April 2013 pukul 02.45 WIB, kapal tiba dengan selamat dan berlabuh jangkar di rede Pelabuhan Gresik.

(31)

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda KT. Mega Prima II dapat diterima.

7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, dalam kasus kecelakaan kapal tubrukan antara MV. Vishva Prerna dengan TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII ditunda KT. Mega Prima II, pada tanggal 28 Maret 2013 pukul 04.50 WIB, di perairan Laut Jawa sekitar Pulau Masalembu, maka beban tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut :

MV.VISHVA PRERNA.

Tersangkut Mualim II (2nd Officer Who Involved).

Tersangkut Mualim II dalam bernavigasi tidak melaksanakan pengamatan keliling secara maksimal, ketika melihat lampu putih di sebelah kiri haluan, Tersangkut Mualim II menyerahkan pengamatan kepada Kadet dan bekerja di ruang peta, seharusnya melakukan pengamatan dengan sarana bantu navigasi Radar dan ARPA untuk mengetahui kapal apa dan ada resiko tubrukan atau tidak, karena tidak mengetahui adanya resiko tubrukan maka kapal terjadi tubrukan.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa Tersangkut Mualim II (2nd Officer Who Involved) MV. Vishva Prerna dipersalahkan karena lalai tidak melaksanakan aturan-aturan dan kode etik profesi dalam :

1) Melaksanakan aturan 7 huruf a dan b juncto aturan 18 huruf a (ii) dari Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (Colreg) tahun 1972, mengenai tindakan untuk mengetahui adanya resiko tubrukan dan kewajiban kapal untuk menyimpang;

2) Melaksanakan kewajiban-kewajibannya sesuai kecakapan pelaut yang baik (good seamanship).

Tersangkut Nakhoda (Master Who Involve).

a. Tersangkut Nakhoda (Master Who Involve) MV. Vishva Prerna adalah sebagai penanggung jawab umum terhadap keselamatan kapal, dalam peristiwa terjadinya tubrukan kapal merupakan tanggung jawab Tersangkut Nakhoda, namun kapal dalam keadaan berlayar maka tugas dan tanggung jawabnya merupakan beban Tersangkut Mualim II (2nd Officer Who Involved) selaku Perwira Jaga;

(32)

b. Setelah terjadi tubrukan Tersangkut Nakhoda berolah gerak mendekati tongkang yang lampu decknya menyala semua dan menyiapkan team serta sokoci penyelamat untuk melakukan pertolongan, namun sebelum sekoci penyelamat diturunkan KT. Mega Prima II telah merapat ke kapal MV. Vishva Prerna.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa Tersangkut Nakhoda (Master Who Involved) MV. Vishva Prerna dinilai telah melaksanakan kewajibannya sesuai dengan kecakapan pelaut yang baik (good seamanship) dan dinilai telah memenuhi kewajibannya sesuai amanah Pasal 98 huruf e United Nation Convention on Law of the Sea (UNCLOS) tahun 1982, mengenai kewajiban untuk member bantuan.

KT. MEGA PRIMA II / TK.SAHABAT KAPUAS MANDIRI XXXII.

Tersangkut Nakhoda (Master Who Involved) KT. Mega Prima II adalah sebagai penanggung jawab umum terhadap keselamatan kapal, dalam peristiwa terjadinya tubrukan kapal Nakhoda selaku Perwira Jaga yang kapalnya merupakan kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas telah melaksanakan usaha untuk menghindari terjadinya tubrukan dengan menambah kecepatan, memanggil kapal MV vishva Prerna dengan Radio VHF sebanyak 5 (lima) kali namun tidak ada jawaban, menyalakan lampu sorot dan mengarahkan ke kapal MV Vishva Prerna, serta usaha terakhir dengan melepas tali tunda tongkang untuk mengurangi terjadinya resiko pada kapal tunda.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa Tersangkut

Nakhoda (Master Who Involved) KT. Mega Prima II yang menunda TK. Sahabat Kapuas Mandiri XXXII dinilai telah melaksanakan kewajibannya

sesuai dengan kecakapan pelaut yang baik (good seamanship ) dan dinilai telah memenuhi kewajibannya sesuai amanah Pasal 342 Kitab Undang – Undang Hukum Dagang (KUHD) mengenai kecakapan Nakhoda.

8. Tentang Hal-Hal Yang Meringankan dan Memberatkan.

Berdasarkan proses persidangan terhadap Tersangkut, dan hal-hal pribadi yang disampaikan oleh Tersangkut, maka dipandang perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

MV. VISHVA PRERNA. 1) Hal yang meringankan.

Tidak ada.

2) Hal yang memberatkan. Tidak ada.

Referensi

Dokumen terkait

Karya lain yang juga bisa dikatakan sebagai kajian dari sudut sastra yang berupaya menelusuri karya-karya Chairil Anwar juga ditulis oleh Arif Budiman,

Selain itu masih kuatnya stereotype masyarakat bahwa perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan yang tinggi karena pada akhirnya akan bekerja di dapur sesuai dengan

Penelitian ini telah dilakukan dengan ruang lingkup atau batasan kajian yang telah ditentukan, dimana pihak responden yang memberikan pendapat atau pandangan terhadap

Analisis severity index (SI) dilakukan untuk mengukur tingkat dampak kejadian dari faktor risiko yang nantinya nilai severity index (SI) ini akan digunakan untuk

Karena nilai P-value 0,037 > 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara tahap perencanaan dengan kegagalan kontruksi dan bangunan dan nilai OR = 5,444

Untuk membuat label produk dari Klinik Dr.Titi Moertolo akan digunakan metode brand extension yang disesuaikan dengan identitas brand-nya yang baru dan lebih konsisten,

Berdasarkan pelbagai cabaran yang dinyatakan di atas, antara strategi yang boleh dan telah dirancang oleh pihak kerajaan untuk mengatasi permasalahan yang timbul ialah

Saran Dalam Tugas Akhir ini, saya ingin menyarankan agar di kemudian hari kelak, saya dapat menerapkan konsep-konsep yang berhubungan dengan topik pemilihan desain