TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X DAN XI SMA MUHAMMADIYAH 1 PALANGKARAYA TERHADAP PENGGUNAAN
KOSMETIK KRIM PEMUTIH WAJAH YANG AMAN (BEBAS DARI MERKURI, HIDROQUINON DAN ASAM RETINOAT)
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi Program Studi DIII Farmasi
OLEH : HIDAYAH 11.71.13097
PROGRAM STUDI DIII FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2014
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jangan menyalahkan siapa pun atas keinginan kamu yang tak
terwujud, dari pada menunggu lebih baik kamu berusaha
mewujudkannya, karena hidup tak selalu seperti yang kamu mau hal
baik dan buruk akan selalu terjadi, namun semua itu telah diatur oleh
Allah SWT dan akan indah pada waktunya.
Ku Persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini kepada :Abi danUmmi
(H. Juhrani & Hj. Kamsidah)
Yang tercinta yang selalu memberikan kasih sayang yang tiada terbatas dan senantiasa memberikan semangat serta doa untuk kesuksesan anak-anaknya.
Kakak dan adikku
(A. Muhajir, & M. Sya’bani, Rahmadi)
Yang tersayang yang telah membantu dan memberi semangat. Seseorang yang spesial dalam hidupku, terima kasih telah menemani dan
memberi nasehat untukku.
IbuDewi Sari Mulia, S.Farm.,M.Si., Apt dan Ibu Wahyu Puspita Dewi, S.Farm., Apt.
Yang selalu memberikan bimbingan yang bermanfaat dan selalu meluangkan waktunya untuk memberikan arahan yang berharga.
Orang yang kusayang yang selalu memberikan semangat untuk mencapai kesuksesan dan menjadi motivator untuk bangun dari kegagalan
Sahabat-sahabatku Iluna Analisa Vuspa, Dwi Kusumawaty, Marhamah, Rahmi yang selalu setia mendukung dan menemani disaat senang maupun sedih. Teman-teman Farmasi angkatan 2011 yang sama-sama berjuang selama 3 (tiga) tahun ini mengisi hari-hari yang tidak pernah terlupakan.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikanrahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X Dan XI SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya Terhadap Penggunaan Kosmetik Krim Pemutih Wajah Yang Aman (Bebas Dari Merkuri, Hidroquinon, Dan Asam Retinoat)”. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi di Program Studi DIII Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. H. Bulkani, M.Pd., Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
2. Bapak dr. H. Fery Iriawan, M.P.H, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
3. Ibu Rabiatul Adawiyah, S.Farm., Apt., selaku Ketua Program Studi D III Farmasi Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, dan Selaku dosen pembimbing akademik.
4. Dewi Sari Mulia, S.Farm., M.Si., Apt Selaku pembimbing I yang sudah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Wahyu Puspita Dewi, S.Farm., Apt Selaku pembimbing II yang sudah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Semua dosen Program Studi DIII farmasi.
7. Kedua orang tua, kaka dan adik yang saya cintai, dan terima kasih atas doa dan semangat yang telah diberikan.
8. Teman-teman seperjuangan Farmasi angkatan 2011.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna, tetapi penulis yakin Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat. Penulis juga mengharapkan masukan, kritik dan saran yang dapat membangun untuk penelitian selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Palangka Raya, Juli 2014
Penulis,
RINGKASAN
Hidayah (11.71.13097), 2014. “Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X Dan XI SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya Terhadap Penggunaan Kosmetik Krim Pemutih yang Aman (Bebas dari merkuri, hidroquinon, dan asam retinoat)”. Program Studi DIII Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Konsep cantik bagi siswi tidak terlepas dari pengaruh media elektronik, yang mencitrakan bahwa cantik itu putih. Kosmetik yang banyak diminati para wanita saat ini adalah produk kosmetik krim pemutih wajah. produk ini sangat diminati karena menjanjikan dapat memutihkan dan menghaluskan wajah. Tetapi tidak semua krim pemutih tersebut aman untuk digunakan karena masih banyak ditemukan krim pemutih yang mengandung bahan berbahaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan siswi kelas X dan XI SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya terhadap penggunaan kosmetik krim pemutih yang aman (bebas dari merkuri, hidroquinon, dan asam retinoat)”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 125 siswi responden, sampel yang digunakan adalah 94 siswi dari populasi 125 siswi. Teknik pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik simple random sampling dengan menggunakan teknik undian (lottery teachnique). Teknik pengumpulan data menggunakan angket kombinasi yang terdiri dari 15 pertanyaan. Teknis analisis data menggunakan rumus persentase.
Hasil penelitian menunjukan bahwa siswi kelas X dan XI SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya memiliki kategori tingkat pengetahuan yang sedang dengan persentase 61,58% tentang Penggunaan Kosmetik Krim Pemutih yang Aman (Bebas dari merkuri, hidroquinon, dan asam retinoat).
Kata Kunci : Pengetahuan, Kosmetik, Siswi, Aman.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PEGESAHAN ... iii
LEMBAR PENGUJIAN ... iv
LEMBAR PESEMBAHAN ... v
PERNYATAAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
RINGKASAN ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 3 C. Batasan Masalah ... 3 D. Rumusan Masalah ... 3 E. Tujuan Penelitian ... 4 F. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengetahuan ... 6
B. Deskriptif Tempat Penelitian ... 6
C. Kulit... 7
D. Kosmetik ... 8
E. Kosmetik Krim Pemutih ... 11
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... 20
B. Metode Penelitian... 20
C. Populasi dan Sampel ... 20
1. Populasi ... 20
2. Sampel ... 20
D. Teknik Pengambilan Sampel... 21
E. Teknik Analisis Data ... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 24
B. Pembahasan ... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 39 B. Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT PENYUSUN LAMPIRAN xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Instrumen Angket ... 22
Tabel 2. Hasil Respondensi Pertanyaan Nomor 1 ... 24
Tabel 3. Hasil Respondensi Pertanyaan Nomor 2 ... 24
Tabel 4. Hasil Respondensi Pertanyaan Nomor 3 ... 25
Tabel 5. Hasil Respondensi Pertanyaan Nomor 4 ... 25
Tabel 6. Hasil Respondensi Pertanyaan Nomor 5 ... 26
Tabel 7. Hasil Respondensi Pertanyaan Nomor 6 ... 26
Tabel 8. Hasil Respondensi Pertanyaan Nomor 7 ... 27
Tabel 9. Hasil Respondensi Pertanyaan Nomor 8 ... 27
Tabel 10. Hasil Respondensi Pertanyaan Nomor 9 ... 28
Tabel 11. Hasil Respondensi Pertanyaan Nomor 10 ... 29
Tabel 12. Hasil Respondensi Pertanyaan Nomor 11 ... 30
Tabel 13. Hasil Respondensi Pertanyaan Nomor 12 ... 30
Tabel 14. Hasil Respondensi Pertanyaan Nomor 13 ... 31
Tabel 15. Hasil Respondensi Pertanyaan Nomor 14 ... 32
Tabel 16. Hasil Respondensi Pertanyaan Nomor 15 ... 32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian ... 42
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian ... 43
Lampiran 3. Surat balasan dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya untuk memberikan ijin penelitian ... 44
Lampiran 4. Tabel Isaac Michael ... 45
Lampiran 5. Kosmetik yang ditarik dari BPOM RI ... 46
Lampiran 6. Daftar Hadir Siswa SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya... 59
Lampiran 7. Data Populasi ... 79
Lampiran 8. Hasil Uji Validitas Isi Angket ... 84
Lampiran 9. Angket ... 90
Lampiran 10. Daftar Nama Responden ... 93
Lampiran 11. Perhitungan Persentase Angket ... 97
Lampiran 12. Saat Melakukan Penelitian Kepada Responden ... 100
Lampiran 13. Gambar Produk Kosmetik yang mengandung merkuri ... 101
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit adalah suatu sel yang fleksibel, mudah melentur, dan protektif yang melindungi sistem hidup manusia. (Anief, 2002). Kulit merupakan bagian tubuh yang bersentuhan langsung dengan kosmetik, khususnya kulit muka menjadi fokus perhatian utama. Kulit juga merupakan lapisan terluar dari tubuh manusia. Ia menjadi bagian tubuh yang bersentuhan langsung dengan lingkungan, sehingga fungsi utama kulit tidak lain adalah sebagai perlindungan (Tranggono, Retno Iswari dan Latifah Fatma, 2014).
Masalah kosmetik bukanlah sesuatu yang baru. Kosmetik telah dikenal sejak zaman dahulu kala dan merupakan unsur kebudayaan masyarakat sepanjang masa perkembangan umat manusia, sebab kecantikan dan kesehatan lahir batin merupakan fasilitas hidup yang harus memiliki oleh setiap orang, baik wanita maupun pria (Rostamailis. 2005).
Efek samping kosmetik pada kulit sudah sejak lama ditemukan. Menurut Tranggono, Retno Iswari dan Latifah Fatma, 2014. Beberapa penelitian telah melakukan berbagai penelitian mengenai hal tersebut. Menurut Tzank (1955) sebanyak 7% dari semua kasus kerusakan kulit di sebuah klinik di Paris adalah akibat kosmetik. Sidi (1956) memperkirakan bahwa untuk seluruh Perancis angka ini mencapai 20%. Schulz (1954) menemukan bahwa di Hamburg, Jerman sekitar 10% dari semua kontak dermatitis disebabkan oleh preparat kosmetik. Di Indonesia, penelitian yang dilakukan Dr. Retno Tranggono (1978) terhadap 244 pasien RSCM yang menderita noda-noda hitam 18,3% disebabkan oleh kosmetik.
Kosmetik tidak lagi merupakan kebutuhan sekunder, tetapi sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap orang. Karena di zaman yang sudah maju ini, tidak mungkin lagi seseorang untuk tidak memakai kosmetik baik kosmetik untuk merawat atau merias dirinya (Rostamailis. 2005).
Tidak dapat dihindari lagi bahwa produk kosmetik sangat diperlukan oleh manusia, terutama perempuan. Produk-produk kosmetik tersebut dipakai secara berulang setiap hari dan di seluruh tubuh, mulai dari rambut sampai ujung kaki. Kecantikan paras seorang perempuan sering dihubungkan dengan kulit wajah yang putih, sehingga berbagai macam produk krim pemutih harus memenuhi persyaratan aman untuk dipakai (Tranggono, Retno Iswari dan Latifah Fatma, 2014).
Persyaratan produk kosmetik krim pemutih yang aman adalah memiliki kode registrasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, mencantumkan semua komposisi, mencantumkan tanggal kadaluwarsa dan tidak mengandung bahan yang berbahaya seperti merkuri, hidrokinon dan asam retinoat (BPOM RI, 2007).
Perempuan remaja sering tergiur dengan iklan-iklan kosmetik terutama krim pemutih kulit yg dikatakan dapat memutihkan kulit dalam waktu yang singkat. Jika tidak waspada, karena ingin memilik wajah cantik dan kulit mulus, yang didapat malah wajah yang memerah, bengkak atau mengelupas karena kulit terpapar oleh bahan berbahaya dalam kosmetik yang mengandung bahan-bahan yang dilarang.
Syahrida, 2010 menyebutkan bahwa Pakar kecantikan kulit dan kesehatan kulit di Banjarmasin, dr. Lilik Liana, mengakui pengalamannya selama menjadi konsultan kecantikan, sekitar 90% perempuan ingin memiliki wajah yang putih. Ironisnya jumlah itu setara dengan mereka yang mengalami permasalahan ketika berupaya memutihkan wajah dengan cara atau pola pemilihan kosmetik krim pemutih wajah yang salah.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap siswi di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya bahwa masih ada sebagian siswi yang menggunakan kosmetik krim pemutih wajah dengan merk Natural 99 yang mengandung bahan berbahaya yang telah ditarik oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa public warning yang disampaikan oleh Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia belum menyentuh kesadaran siswi.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X Dan XI SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya Terhadap Penggunaan Kosmetik Krim Pemutih yang Aman (Bebas dari merkuri, hidroquinon, dan asam retinoat)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah
1. masih ada sebagian siswi yang menggunakan kosmetik krim pemutih wajah yang mengandung bahan berbahaya.
2. Kurangnya kesadaran siswi dalam menerapkan penggunaan kosmetik krim pemutih wajah yang aman.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan siswi yang aktif pada tahun pelajaran 2013/2014 (kelas X dan XI) terhadap penggunaan kosmetik krim pemutih wajah yang aman (bebas dari merkuri, hidroquinon dan asam retinoat).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas maka perumusan masalah yang akan diangkat oleh penulis diarahkan pada pokok pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimanakah tingkat pengetahuan siswi kelas X dan XI SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya terhadap penggunaan kosmetik krim pemutih wajah yang aman (bebas dari merkuri, hidroquinon dan asam retinoat) ?
b. Berapa persentase siswi SMA kelas X dan XI Muhammadiyah 1 Palangka Raya yang menggunakan kosmetik krim pemutih wajah yang aman (bebas dari merkuri, hidroquinon dan asam retinoat)?
c. Berapa persentase siswi kelas X dan XI SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya yang menggunakan kosmetik krim pemutih wajah yang mengandung zat merkuri, hidroquinon, dan asam retinoat?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
a. Pengetahuan siswi kelas X dan XI SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya terhadap penggunaan kosmetik krim pemutih wajah yang aman (bebas dari merkuri, hidroquinon dan asam retinoat).
b. Presentase siswi kelas X dan XI SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya yang menggunakan kosmetik krim pemutih wajah yang aman (bebas dari merkuri, hidroquinon dan asam retinoat) ?
c. Persentase siswi kelas X dan XI SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya
yang menggunakan kosmetik krim pemutih wajah yang mengandung zat merkuri, hidroquinon dan asam retinoat.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dan penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti
Sebagai media belajar untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah serta menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan di Program Studi DIII Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
2. Bagi pihak sekolah
Diharapkan dapat dijadikan acuan untuk memberikan himbauan, bimbingan dan arahan kepada semua siswi yang ada di sekolah agar meningkatkan pengetahuan dan informasi kepada siswa tentang kosmetik krim pemutih wajah.
3. Bagi Siswi
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan siswi SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya terhadap penggunaan kosmetik krim
pemutih wajah yang aman (bebas dari merkuri, hidrokinon, dan asam retinoat) sehingga siswi dapat berhati-hati dalam menggunakan kosmetik krim pemutih.
4. Bagi BPOM
Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan penyebaran informasi terhadap public warning mengenai kosmetik krim pemutih wajah yang berbahaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia pengetahuan berasal dari kata tahu yaitu mengerti sesudah melihat, memahami, kenal, mengenal, mengerti, pernah, pandai dan cakap. Jadi pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui kepandaian.
B. Deskripsi Tempat Penelitian
SMA Muhammadiyah Palangka Raya merupakan lembaga pendidikan formal yang didirikan oleh persyarekatan Muhammadiyah pada tanggal 12 Desember 1977.
Tujuan utama didirikannya SMA Muhammadiyah Palangka Raya terwujudnya manusia muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri, cinta tanah air, dan berguna bagi agama nusa dan bangsa, beramal menuju terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
Selama 30 tahun SMA Muhammadiyah Palangka Raya berdiri dengan segala pasang surutnya, sehingga mulai tahun 1989 status SMA Muhammadiyah Palangka Raya sudah disamakan berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah tanggal 1 Februari 1989 No:001/c/Kep/1989. Dengan status disamakan ini peran SMA Muhammadiyah Palangka Raya sebagai Mitra pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, terlebih lagi dengan adanya usaha pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia di era teknologi sekarang ini. Sejak tahun 2005 SMA Muhammadiyah mendapat akreditasi A dari TIM Penilai Badan Akreditasi SMA/MA Propinsi Kalimantan Tengah.
C. Kulit
1. Definisi Kulit
Kulit adalah suatu sel yang fleksibel, mudah melentur, dan protektif yang melindungi sistem hidup manusia. (Anief, 2002). Kulit merupakan bagian tubuh yang bersentuhan langsung dengan kosmetik, khususnya kulit muka menjadi fokus perhatian utama. Kulit juga merupakan lapisan terluar dari tubuh manusia. Ia menjadi bagian tubuh yang bersentuhan langsung dengan lingkungan, sehingga fungsi utama kulit tidak lain adalah sebagai perlindungan (Tranggono, Retno Iswari dan Latifah Fatma, 2014).
2. Jaringan Penyusun Kulit
Kulit tersusun oleh berbagai macam jaringan, termasuk pembuluh darah, kelenjar lemak, kelenjar keringat, organ pembuluh perasa dan urat saraf, jaringan pengikat, otot polos dan lemak (Anief, 2002). Kulit terdiri dan tiga lapis yaitu epidermis, dermis, lapisan subkutan berlemak.
a. Epidermis
Lapisan pada kulit yang paling luar, terdiri atas berbagai lapisan yaitu stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum germinativum. Berbagai lapisan ini mempunyai ketebalan yang bervariasi mulai sekitar 0,006 mm pada kelopak mata. (Anief, 2002).
b. Dermis
Dermis adalah lapisan kulit yang berada dibawah epidermis. Lapisan ini bertanggung jawab terhadap elastisitas dan kehalusan kulit. Selain itu, lapisan dermis juga berperan menyuplai nutrisi bagi epidermis (Tranggono, Retno Iswari dan Latifah Fatma, 2014).
c. Jaringan Subkutis
Lemak subkutis (hypodermis) berfungsi sebagai bantalan mekanis dengan sawar termal dapat mensintesis dan menyimpan senyawa kimia yang berenergi tinggi dan siap digunakan (Anief, 2002).
3. Fungsi Kulit
Kulit memiliki berbagai fungsi bagi tubuh, di antaranya adalah : a. Proteksi (perlindungan)
Kulit berfungsi untuk melindungi organ-organ tubuh dari pengaruh lingkungan luar.
b. Thermoregulasi (menjaga keseimbangan temperature tubuh)
Kulit akan menjaga suhu tubuh agar tetap optimal. Keringat yang keluar saat suhu udara panas berfungsi untuk mendinginkan tubuh. Keluarnya keringat adalah salah satu mekanisme tubuh untuk menjaga stabilitas temperatur.
c. Organ sekresi
Kulit juga berfungsi sebagai organ untuk melepaskan kelebihan air dan zat-zat lainnya, seperti NaCL, ammonia, dan lain-lain.
d. Presepsi sensoris (menerima ransangan)
Sebagai alat perasa, kulit akan bereaksi pada perbedaan suhu, sentuhan, rasa sakit, dan tekanan.
e. Absorpsi (penyerapan)
Beberapa zat tertentu bisa diserap masuk kedalam tubuh melalui kulit.
f. Hal yang lainnya
Seperti menggambarkan status emosional seseorang yaitu memerah ketika marah, memucat ketika takut, dan merona ketika bahagia.
Penyakit kulit yang dapat menyerang wajah yaitu jerawat, komedo, papula, dan nodus, dermatitis, utikaria dan kanker kulit (Anief, 2002).
D. Kosmetika
1. Definisi Kosmetik
Kosmetik menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1176/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Notifikasi
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksud untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Istilah kosmetik berasal dan kata Yunani yakni kosmetikos yang berarti keahlian dalam menghias (Rostamailis, 2005). Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokan, diletakkan, diruangkan, dipercikkan atau disemprotkan, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan pada manusia dengan maksud membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa dan tidak termasuk golongan obat (Rostamailis, 2005).
2. Tujuan Penggunaan Kosmetik
Secara umum baik teori maupun praktek tujuan penggunaan kosmetik adalah untuk memelihara dan merawat kecantikan kulit dengan kontinu/teratur. Tujuan dan penggunaan kosmetik dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Melindungi kulit dan pengaruh-pengaruh luar yang merusak b. Mencegah lapisan terluar kulit dan kekeringan.
c. Mencegah kulit cepat kering dan berkeriput
d. Melekat di atas permukaan kulit untuk mengubah warna atau rona daerah kulit tertentu.
e. Memperbaiki kondisi kulit.
f. Menjaga kulit tetap remaja (kencang).
g. Mengubah rupa/penampilan. (Rostamailis, 2005).
3. Efek Kosmetik Terhadap Kulit
Ada berbagai reaksi negatif yang disebabkan oleh kosmetik yang tidak aman pada kulit maupun sistem tubuh, antara lain:
a. Iritasi
Reaksi iritasi langsung timbul pada pemakaian pertama kosmetik karena salah satu atau lebih bahan yang dikandungnya bersifat iritan. b. Alergi
Reaksi negatif pada kulit muncul setelah dipakai beberapa kali, kadang-kadang setelah bertahun-tahun, karena kosmetik itu mengandung bahan yang bersifat alergenik bagi seseorang yang menggunakannya.
c. Fotosensitisasi
Reaksi negatif muncul setelah kulit yang ditempeli kosmetik terkena sinar matahari karena salah satu atau lebih dari bahan, zat pewarna atau zat pewangi yang dikandung oleh zat kosmetik itu bersifat photosensitizer.
d. Jerawat (acne)
Beberapa kosmetik pelembap kulit yang sangat beminyak dan lengket pada kulit, seperti yang diperuntukkan bagi kulit kering di iklim dingin, dapat menimbulkan jerawat bila digunakan pada kulit yang berminyak. Terutama di negara-negara tropis seperti di Indonesia karena kosmetik demikian cenderung menyumbat pori-pori kulit bersama kotoran dan bakteri.
e. Intoksidasi
Keracunan dapat terjadi secara lokal maupun sistemik melalui penghirupan lewat melalui hidung, atau penyerapan lewat kulit, terutama jika salah satu atau lebih bahan-bahan yang dikandung kosmetik itu bersifat toksik, misalnya merkuri didalam kosmetik impor pemutih kulit pearl cream yang sudah dilarang peredarannya di indonesia oleh pemerintah.
f. Penyumbatan fisik
Penyumbatan oleh bahan-bahan berminyak dan lengket yang ada dalam kosmetik tertentu, seperti pelembab atau dasar bedak terhadap pori-pori kulit atau pori-pori kecil pada bagian-bagian tubuh
yang lain. Ada dua efek atau pengaruh kosmetik terhadap kulit, yaitu efek positif dan efek negatif. Tentu saja yang diharapkan adalah efek positifnya, sedangkan efek negatifnya tidak diinginkan karena dapat menyebabkan kelainan-kelainan kulit (Tranggono, Retno Iswari dan Latifah Fatma, 2007).
E. Kosmetik Krim Pemutih
1. Definisi Koesmetik Krim Pemutih Wajah a. Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai, mengandung air tidak kurang dan 60%. Krim ada 2 (dua) tipe yakni krim tipe W/O (water in oil) dan tipe O/W (oil in water) (Syamsuni, 2006).
b. Krim Pemutih
Kosmetik krim pemutih merupakan campuran bahan kimia atau bahan lainnya yang ber khasiat mampu memucatkan noda hitam atau coklat pada kulit. Pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat melanin yang sudah terbentuk sehingga akan memberikan warna kulit yang lebih putih (Tranggono, Retno Iswari dan Latifah Fatma, 1992).
2. Zat Aktif dalam Krim Pemutih
Berikut ini adalah zat aktif yang biasanya terkandung dalam kosmetik krim pemutih :
a. Vitamin A.
Vitamin A (retinoid atau retinol) memiliki kemampuan biologis yang sangat penting dan bermanfaat bagi kulit, terutama untuk mengatasi masalah jerawat, penuaan, kelainan kulit Iainnya seperti psoriasis. Beberapa keunggulan vitamin A dalam produk kosmetik diantaranya adalah dapat dengan mudah diserap oleh kulit dan mampu
meningkatkan kandungan air kulit (Tranggono, Retno Iswari dan Latifah Fatma, 2014).
b. Vitamin C
Vitamin C sangat penting bagi kesehatan tubuh, oleh karenanya mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran yang kaya akan vitamin C sangat dianjurkan karena tubuh tidak bisa mensintesanya sendiri. Salah satu manfaat vitamin C yang utama adalah sebagai antioksidan. Berdasarkan penelitian, vitamin C sebagai kosmetik yang dipakaikan secara topikal dapat diserap 20 kali lebih banyak ke dalam kulit dibandingkan secara oral (Tranggono, Retno Iswari dan Latifah Fatma, 2014).
c. Vitamin E
Sejak tahun 1920, vitamin E sudah banyak digunakan di dalam kosmetik perawatan kulit (mis. minyak kecambah gandum yang sudah diproses secara dingin). Vitamin E dapat ditemukan dalam beberapa jenis sayuran, minyak jagung, kedelai, tepung gandum, kacang-kacangan dan margarin (Tranggono, Retno Iswari dan Latifah Fatma, 2014).
d. Peptida dan Protein
Gerhard (1957) dalam Tranggono, Retno Iswari dan Latifah Fatma 2014. Melaporkan hasil penelitiannya yang menggunakan bahan-bahan tersebut di dalam kosmetik. Molekul-molekul protein yang besar (misalnya casein) tidak bisa diserap oleh kulit. Protein-protein dapat digunakan sebagai bahan pembuat lapisan filamin diatas kulit (mis. Casein di dalam krim pelindung kulit), bahan pengental larutan (misalnya: gelatin) untuk masker wajah dan penyamar keriput, atau pembawa bahan aktif di dalam sediaan bubuk, tetapi tidak dapat sebagai bahan aktif biologis.
Asam amino dapat diserap oleh kulit, meskipun umumnya dimasukkan ke dalam tubuh secara oral lewat protein hewani dan protein nabati. Sistein dan sistin adalah asam amino pembangun
jembatan sulfur yang sebagian bertanggung jawab bagi sifat-sifat protein kulit dan rambut. Tyrosin adalah asam amino yang darinya dibentuk pigmen melanin kulit.
Asam-asam amino diperoleh melalui hidrolisa total protein. Jika hidrolisa ini dijalankan dengan hati-hati dan terkontrol, dalam campuran hasil akhirnya selain asam-asam amino, juga terdapat pepton-pepton dan peptida-peptida (seperti protein, keduanya terbuat dari asam-asam amino juga, tetapi molekulnya lebih kecil). Peptida berisi 2-10 asam amino, pepton berisi 40-50 asam amino. Degradasi partial molekul protein dapat terjadi di bawah pengaruh asam atau basa encer hangat, atau pada suhu tubuh, olah kerja dari enzim pemecah protein (trypsin, papain, dll.). Untuk produk kosmetik, hanya metoda yang terakhir yang digunakan. Efek kosmetiknya tergantung pada jenis protein yang dipilih dan besarnya fragmen hasil pemecahannya.
Lodi dan Rovesti (1957) dalam Tranggono, Retno Iswari dan Latifah Fatma 2014. Melaporkan hasil pemakaian eksperimental berbagai hidrolisat protein di dalam kosmetik dan sampai pada kesimpulan bahwa kebanyakan memberikan efek terapeutik yang balk terhadap kulit yang atrofi.
Fassbender (1958) dalam Tranggono, Retno Iswari dan Latifah Fatma 2014. Melaporkan bahwa efek dari hidrolisat protein adalah karena sifat iritannya : epidermis bereaksi, terjadi revitalisasi.
Suatu produk yang berasal dari degredasi secara enzimatik protein susu ("Labilin", Deutsche Milchwerke, Jerman), telah digunakan secara sukses selama bertahun-tahun di dalam powder dan krim-krim (Tranggono, Retno Iswari dan Latifah Fatma, 2014).
e. Plasenta dan Ekstrak Organ Hewan Lainnya.
Penggunaan plasenta sebagai stimulan biologis konon sudah dikenal di Cina pada abad ke-3. Di dalam industri kosmetik, plasenta dan ekstrak organ lainnya mulai digunakan sejak semua itu bisa
dikonversikan ke dalam bentuk yang stabil tanpa kehilangan efektifitasnya.
Di dalam plasenta terkandung vitamin A, C, E, berbagai vitamin kelompok B, vitamin B2, B12, folic acid, biotin, sejumlah asam-asam amino, enzim-enzim dan senyawa-senyawa logam langka (magnesium, silisium, mangan, dll.) (Tranggono, Retno Iswari dan Latifah Fatma, 2014).
f. Alpha Hydroxy Acid (AHA)
Alpha Hydroxy Acid merupakan zat aktif yang digunakan untuk mengurangi keriput serta memperbaiki tekstur kulit. Dermis menjadi lebih kenyal dengan mekanisme kerja sebagai berikut:
1. Merenggangkan kohesi korneosit
2. Mempermudah penyerapan air diantara sel-sel
3. Merubah jenis lemak dan sintesa enzimatik dari lamellar odlan 4. Mengurangi hyperkeratosis stratum korneum
5. Mengaktifkan biosintesa dermal glikosaminoglikan dan ground substance
Mekanisme ini dapat meningkatkan kapasitas penumpukan air kulit, meningkatkan kelembaban kulit, meningkatkan suplai metabolit ke lapisan dermis dan mempercepat pergantian sel (Tranggono, Retno Iswari dan Latifah Fatma, 2014).
3. Zat Berbahaya Yang Dilarang Dalam Kosmetika Krim Pemutih Wajah.
Pada tanggal 11 juni 2009 yang lalu, BPOM RI mengeluarkan public warning (badan POM Nomor : KH.00.01.43.2503 tanggal:11 Juni 2009) terhadap beberapa produk kosmetik yang ditemukan mengandung bahan berbahaya. Beberapa bahan yang sudah di warning dan dilarang penggunaannya pada produk kosmetik, diantaranya yaitu merkuri, hidroquinon, asam retinoat, Bahan-bahan ini dilaporkan menimbulkan berbagai reaksi negatif terhadap kulit dan membahayakan kesehatan dalam jangka panjang. Pada tahun 2009, BPOM mengeluarkan daftar 70 jenis
produk kosmetik yang dinyatakan mengandung bahan berbahaya. Beberapa di antaranya adalah produk-produk kosmetik dengan merek terkenal (Muliyawan, D dan Suriana, N. 2013).
Reaksi negatif yang ditimbulkan oleh bahan berbahaya yang terkandung dalam kosmetik beragam, mulai dari iritasi ringan hingga berat, alergi, penyumbatan fisik di pori-pori, keracunan lokal atau sistemik. Reaksi negatif ini ternyata tidak hanya berdampak pada jaringan kulit, akan tetapi dampaknya bisa lebih luas lagi. Bahkan berpengaruh pada sistem jaringan dan organ-organ penting lainnya. Bahan berbahaya merupakan racun atau toxin. Racun yang dioleskan pada kulit melalui produk kosmetik akan diserap oleh kulit dan masuk kedalam tubuh melalui aliran darah dan akhirnya tersimpan dalam sel-sel diseluruh tubuh. Jika racun-racun tersebut sudah terakumulasi dalam sel-sel diseluruh tubuh, bisa dibayangkan apa yang terjadi. Racun tersebut bisa saja menyebabkan berbagai macam efek negatif, seperti mutasi DNA, kanker, menyebabkan kemandulan, kerusakan pada sistem saraf, dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Mengingat besarnya bahaya yang ditimbulkan oleh bahan-bahan ini, maka kita dituntut untuk menjadi konsumen yang cerdas. Jangan mudah tergoda dengan promosi-promosi bombastis yang ditawarkan oleh produsen. Akan tetapi cermati label, formulasi bahan, dan ada tidaknya legalitas dari BPOM RI.
Bahan Berbahaya yang Dilarang Penggunaannya dalam Kosmetik oleh BPOM RI
a. Merkuri b. Hidroquinon
c. Asam retinoat (Muliyawan, D dan Suriana, N. 2013).
4. Efek Samping Penggunaan Kosmetika Yang Mengandung Zat Berbahaya
Beberapa efek penggunaan bahan-bahan yang berbahaya pada kosmetik antara lain (Muliyawan, D dan Suriana, N. 2013) :
a. Merkuri (Hg)/air raksa
Merkuri pernah direkomendasikan sebagai salah satu bahan pemutih kulit, karena merkuri diketahui berpotensi sebagai bahan pereduksi (pemucat) warna kulit. Daya putihnya terhadap kulit sangat kuat dan berlangsung cepat. Biasanya kosmetik ini digunakan sebagai foundation dan night cream. Kemudian ditemukan fakta bahwa merkuri bersifat toksik (racun). Pengaruh kosmetik berbahan merkuri yang di oleskan pada kulit, bahkan bisa meracuni ginjal dan merusak jaringan saraf. Sehingga pemerintah Indonesia melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia melarang peredaran kosmetik pemutih yang menggunakan merkuri.
Adapun reaksi negatif yang terlihat pada penggunaan merkuri adalah: 1. Iritasi (kemerahan dan pembengkakan kulit).
2. Alergi, gejalanya tampak berupa perubahan warna kulit menjadi keabu-abuan hingga kehitam-hitaman setempat dan tidak merata. 3. Kulit menjadi sangat sensitif terhadap sinar matahari, kosmetik
berwarna, dan bau parfum.
4. Terkadang bisa juga memicu tumbuhnya jerawat.
5. Menyebabkan kerusakan permanen pada otak, kulit, susunan saraf, ginjal, serta gangguan perkembangan janin dalam rahim pada pemakaian jangka panjang.
6. Penggunaan merkuri dalam dosis tinggi pada jangka pendek dapat menyebabkan penggunanya mengalami kerusakan ginjal, diare, dan muntah-muntah.
b. Hidroquinon
Nama lain dari Hidroquinon adalah alpa-hydrquinon, hidrokuinol, quinol, dan bensoquinon. Senyawa ini berupa bubuk berwarna putih atau kristal putih seperti jarum. Umumnya, hidroquinon banyak digunakan dalam kosmetik pemutih kulit karena memiliki khasiat ampuh melunturkan pigmen kulit dan menghilangkan warna yang tidak merata pada kulit. Namun, dibalik khasiatnya
tersebut, pemakaian hidroquinon sekecil apapun sangat merugikan kesehatan pemakainya. Hidroquinon dalam kulit menghambat kerja enzim tirosinose dalam memproduksi melanin. Melanin adalah pigmen penentu warna kulit (putih atau tidaknya). Semakin gelap pigmen kulit seseorang, maka kadar melanin dalam kulitnya semakin tinggi. Efek yang ditimbulkan oleh hidroquinon adalah efek yang bersifat akumulasi. Artinya berapa pun kadar penggunaan hidroquinon saat ini, ia akan terus menumpuk. Dampak buruknya akan terasa setelah sekian bulan atau tahun pemakaiannya. Reaksi negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan hidroquinon di atas ambang toleransi, antara lain:
1. Iritasi kulit,
2. Kulit menjadi merah dan terasa pana seperti terbakar. 3. Black spot (bercak-bercak hitam)
4. Pada penggunaan jangka panjang, hidroquinon dapat menyebabkan kelainan pada ginjal, kanker darah dan kanker sel hati.
c. Asam retinoat/tretinoin/retinoic acid
Asam retinoat adalah bentuk aktif dari vitamin A. asam retinoat banyak ditemukan pada produk kosmetik terutama produk anti-acne dan produk pemutih wajah. Seperti bahan pemutih lain, asam retinoat bekerja menghambat pembentukan melanin pada kulit. Berkurangnya produksi melanin dalam kulit menyebabkan pigmen kulit menjadi lebih terang. Reaksi negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan asam retinoat:
1. Kulit menjadi kering 2. Rasa terbakar
3. Teratogenik (cacat pada janin).
5. Kosmetik Yang Aman Dan Yang Tidak Aman
Kosmetik yang aman adalah kosmetik yang telah terbukti terdaftar karena melalui serangkaian tes laboratorium yang telah disyaratkan pemerintah, menggunakan bahan yang memenuhi standar mutu serta persyaratan lain yang ditetapkan yakni diproduksi dengan menggunakan
cara pembuatan kosmetik yang baik. Di kemasan kosmetik harus dicantumkan informasi atau keterangan mengenai nama produk, nama dan alamat produsen atau importer, komposisi, kode kosmetik dalam negeri (CD) atau kode kosmetik luar negeri (CL, CC, CA, CE), tanggal dan tahun kadarluwarsa. Namun kosmetik yang telah memperoleh yang aman dapat dilakukan penilaian kembali apabila ada data atau informasi baru berkenaan dengan pengaruh terhadap mutu, keamanan, dan kemanfaatan terhadap kesehatan masayarakat. Izin edar kosmetik dapat dibatalkan apabila hasil penilaian kembali menunjukkan tidak terpenuhinya persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan yang dapat merugikan masyarakat (Info POM).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1176/MENKES/PER/VIII/2010 tentang notifikasi kosmetik menyatakan bahwa Kode CD (code dalam negeri) dan CL (code luar negeri) telah dirubah menjadi Notifikasi. Notifikasi memiliki kode misalnya NA (Notification Asia) untuk kode di asia yang terdiri dari 13 digit yaitu 2 digit huruf dan 11 digit angka yang telah dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Sedangkan kosmetik yang tidak aman adalah kosmetik yang tidak diketahui mutu, keamanan dan manfaatnya, mengandung bahan berbahaya seperti merkuri, hidroquinon, dan asam retinoat (Info POM).
6. Kosmetik Yang Telah Ditarik Oleh Badan POM Dari Pasaran
Contoh-contoh krim pemutih wajah yang telah diketahui mengandung zat berbahaya, antara lain:
a. Krim pemutih yang ditarik pada Tanggal 1 agustus 2007 adalah
1. Bang gan jing qu ban no. 1&2 cream pat plastic 20 gr diproduksi oleh Shenzhen jiachuntang kosmetika co LTD. bldg c.shawaei industrial zone futian distric.shenzhen, mengandung merkuri. 2. Chin chun su facial cream; pot plastic diproduksi oleh Shun yih
3. Caike anti acarus pearl whitening sel-a pot plastic tidak diketahui sumber produksinya, dan mengandung merkuri.
4. Ling zhi vitamin e putih; jingga pot plastic tidak diketahui sumber produksinya, dan mengandung merkuri.
5. Mei yang tang cream pot plastic tidak diketahui sumber produksinya, dan mengandung merkuri.
6. Natural 99 krim malam putih pot plastic tidak diketahui sumber produksinya, dan mengandung merkuri.
7. Natural 99 (putih); jingga pot plastic tidak diketahui sumber produksinya, dan mengandung merkuri.
8. Cream Mutiara (pagi) Dan Cream Kuning (malam) diproduksi oleh Hongkong, mengandung merkuri.
9. Ql jing ban su super day cream & night cream di produksi oleh Qian li cosmetic institute, mengandung merkuri.
10. Ql super 7-day whiten & frecle dispel day cream & night cream diproduksi oleh Qian li cosmetic institute, mengandung merkuri. 11. Rou yi xue fu- a. & b pol plastic 20 gr tidak diketahui sumber
produksinya, dan mengandung merkuri.
12. Sjm & sjs special whitening crean.pol plastic tidak diketahui sumber produksinya, dan mengandung merkuri.
13. Sheen a whitening cream. Pot plastic 12 gr diproduksi oleh Atlie cosmetic chen chiao co.ltd.kaoshiung city Taiwan, mengandung merkuri.
14. Xian li cream putih & (kuning) pot plastic tidak diketahui sumber produksinya, dan mengandung merkuri (BPOM RI, 2007).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya, dengan pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 4 - 11 Juni 2014.
B. Metode Penelitian
Metode atau pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan siswi yang aktif pada tahun pelajaran 2013/2014 kelas X, dan XI SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. (Soekidjo Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X dan XI SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 125 siswi.
2. Sampel
Menurut Notoatmodjo (2010) “Populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian, sedangkan sampel merupakan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi.”
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 94 siswi kelas X dan XI SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya yang dianggap mewakili jumlah populasi yang ada. Teknik mengukur sampel dalam penelitian ini adalah berdasarkan metode Isaac dan Michael dengan rumus penentuan sampel sebagai berikut :
1 8
S =
Q P N d Q P N . . ) 1 ( . . . 2 2 2
Keterangan :s = Ukuran sampel yang ingin di tentukan
2
= Nilai Chi Kuadrat yang harganya tergantung derajat kebebasan dan tingkat kesalahan. Untuk derajat kebebasan 1 dan kesalahan 5% harga Chi Kuadrad = 3,841.N = Ukuran atau jumlah populasi P = peluang benar (0,5)
Q = peluang salah (0,5)
d = Derajat akurasi yang diperoleh dengan menetapkan tingkat kesalahan yang ditolerir, perbedaan antara sampel yang diharapkan dengan yang terjadi, perbedaan bisa 1%, 5%, dan 10%. (Sugiyono, 2012)
Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengambilan sampel secara acak sederhana (Simple Random Sampling) adalah bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Dan pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak sederhana dengan menggunakan (lottery teachnique) atau teknik undian. (Notoadmodjo, 2010 ).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah berupa angket (quesioner). Angket adalah suatu cara pengumpulan data dan atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak) (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Arikunto (2003), angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan cara tertulis. Angket penelitian yang digunakan peneliti ini adalah berupa angket kombinasi yaitu
gabungan antara angket tertutup dan angket semi terbuka. Angket tertutup adalah angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda pada tempat atau kolom yang sesuai atau dengan kata lain responden tinggal memilih jawaban yang telah dipersiapkan”.
Angket semi terbuka adalah angket dimana dalam daftar pertanyaan, selain menentukan atau memberikan alternatif jawaban juga memberi keleluasan kepada responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. Pembuatan angket ini misalnya dimulai dengan membuat angket tertutup dengan mengemukakan sejumlah alternatif jawaban, setelah itu masih diberi kebebasan untuk memberi jawaban tambahan.
Dalam penelitian ini menggunakan angket yang terdiri dari 15 pertanyaan yang merupakan gabungan dari angket berbentuk isian, dimana responden diberi kebebasan untuk mengisi dengan jawaban yang sesuai menurut responden dan angket berbentuk pilihan, dimana jawaban telah tersedia.
Tabel 1. Instrumen Angket Tertutup Dan Angket Semi Terbuka
NO INDIKATOR BANYAK ITEM NOMER
ITEM
1 pengetahuan kosmetik 6 1, 2, 3, 12, 13,
14
2 zat kandungan dalam krim pemutih 1 9
3 efek terhadap kesehatan 2 10, 11
4 penggunaan krim pemutih 6 4, 5, 6, 7, 8, 15
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus persentase. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel untuk menggambarkan hasil dan penelitian. Rumus Persentase:
Keterangan : P = Persentase
F = Frekuensi Jawaban N = Jumlah sampel
100% = Pengali tetap (Sibagariang, 2010)
Pengukuran pengetahuan responden didasarkan pada jawaban responden dan semua pertanyaan yang diberikan (Sitorus,2007).
1. Kategori baik, apabila responden mendapat nilai > 75% 2. Kategori cukup, apabila responden mendapat nilai 40-75%
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang peneliti peroleh dari hasil penelitian mengenai Pengetahuan siswi kelas X dan XI SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya Terhadap Penggunaan Kosmetik Krim Pemutih yang Aman (Bebas dari merkuri, hidroquinon, dan asam retinoat) adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Pada pertanyaan nomor 1. Apakah anda mengetahui kosmetik krim pemutih wajah
No Item Jawaban F %
1. Ya 75 79,79%
2. Tidak 19 20,21%
Jumlah 94 100 %
Berdasarkan data pada tabel tersebut sebanyak 79,79% atau 75 responden yang mengetahui kosmetika krim pemutih wajah dan 20,21% atau 19 responden tidak mengetahui kosmetika krim pemutih wajah.
Tabel 3. Pada pertanyaan nomor 2. Apakah anda mengerti tentang kosmetik krim pemutih wajah yang aman.
No Item Jawaban F %
1. Ya 50 53,19%
2. Tidak 44 46,81%
Jumlah 94 100%
Berdasarkan data pada tabel tersebut sebanyak 53,19% atau 50 responden yang mengerti tentang kosmetika krim pemutih wajah yang aman dan 46,81% atau 44 responden tidak mengerti tentang kosmetika krim pemutih wajah yang aman.
Tabel 4. Pada pertanyaan nomor 3. Apakah anda mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan kosmetik krim pemutih wajah yang tidak aman.
No Item Jawaban F %
1. Ya 66 70,21%
2. Tidak 28 29,79%
Jumlah 94 100%
Berdasarkan data pada tabel tersebut sebanyak 70,21% atau 66 responden mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan kosmetik krim pemutih wajah yang tidak aman dan 29,79% atau 28 responden tidak mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan kosmetik krim pemutih wajah yang tidak aman.
Tabel 5. Pada pertanyaan nomor 4. Apakah anda menggunakan kosmetik krim pemutih wajah dalam kehidupan sehari-hari.
No Item Jawaban F %
1. Ya 89 94,70%
2. Tidak 5 5,30%
Jumlah 94 100%
Berdasarkan data pada tabel tersebut sebanyak 94,70% atau 89 responden menggunakan kosmetik krim pemutih wajah dalam kehidupan sehari-hari dan 5,30% atau 5 responden tidak menggunakan kosmetik krim pemutih wajah dalam kehidupan sehari-hari.
Tabel 6. Pada pertanyaan nomor 5. Apakah krim pemutih wajah yang anda gunakan sudah terdaftar misalnya memiliki kode CD (kode dalam negeri) atau CL (kode luar negeri).
No Item Jawaban F %
1. Ya 40 42,55%
2. Tidak 54 57,45%
Jumlah 94 100%
Berdasarkan data pada tabel tersebut sebanyak 42,55% atau 40 responden menggunakan kosmetik krim pemutih wajah yang sudah terdaftar misalnya memiliki kode CD (kode dalam negeri) atau CL (kode luar negeri) dan 57,45% atau 54 responden tidak menggunakan kosmetik krim pemutih wajah yang sudah terdaftar misalnya memiliki kode CD (kode dalam negeri) atau CL (kode luar negeri).
Tabel 7. Pada pertanyaan nomor 6. Apakah alasan anda menggunakan krim pemutih wajah.
No Alasan menggunakan F %
1. Untuk Mempercantik Diri 20 21,28% 2. Untuk Memutihkan Kulit 42 44,68% 4. Untuk Melindungi Kulit 27 28,72%
5. Tidak Menggunakan 5 5,32%
Jumlah 94 100%
Berdasarkan data pada tabel tersebut responden yang menggunakan kosmetik krim pemutih wajah untuk mempercantik diri ada 21,28% atau 20 responden, menggunakan kosmetik krim pemutih wajah untuk memutihkan kulit ada 44,68% atau 42 responden, menggunakan kosmetik krim pemutih
wajah untuk melindungi kulit ada 28,72% atau 27 responden dan yang tidak menggunakan ada 5,32% atau 5 responden.
Tabel 8. Pada pertanyaan nomor 7. Apa merek krim pemutih wajah yang anda gunakan.
No Merek Kosmetik F %
1. Natural 99 15 15,96%
2. Mutiara 32 34,04%
3. Krim Dokter White 4 4,26%
4 Pond’s 14 14,89%
5 Pear and Lovely 7 7,45%
7 Wardah 11 11,70%
8 Garnier 6 6,38%
9 Tidak Menggunakan 5 5,32%
Jumlah 94 100%
Berdasarkan data pada tabel tersebut ada 15,96% atau 15 responden memilih menggunakan krim pemutih wajah dengan merek Natural 99, sebanyak 34,04% atau 32 responden memilih menggunakan krim pemutih wajah dengan merek Mutiara, sebanyak 4,26% atau 4 responden memilih menggunakan krim pemutih wajah dengan merek Krim Dokter White, sebanyak 14,89% atau 14 responden memilih menggunakan krim pemutih wajah dengan merek Pond’s, sebanyak 7,45% atau 7 responden memilih menggunakan krim pemutih wajah dengan merek Pear and Lovely, sebanyak 11,70% atau 11 responden memilih menggunakan krim pemutih wajah dengan merek Wardah, sebanyak 6,38% atau 6 responden memilih menggunakan krim pemutih wajah dengan merek Garnier dan yang tidak menggunakan kosmetik krim pemutih wajah sebanyak 5,32% atau 5 responden.
Tabel 9. Pada pertanyaan nomor 8. Dimana anda membeli kosmetik krim pemutih wajah yang anda gunakan.
No Tempat Memperoleh F %
1. Pedagang Kaki Lima Yang Tidak Menetap 24 25,54%
2. Toko Kosmetik 37 39,36%
3. Online 11 11,70%
4 Supermarket 17 18,09%
5 Tidak Menggunakan 5 5,32%
Jumlah 94 100%
Berdasarkan data pada tabel tersebut ada 25,54% atau 24 responden memilih membeli kosmetik di pedagang kaki lima yang tidak menetap, sebanyak 39,36% atau 37 responden memilih membeli kosmetik di toko kosmetik, sebanyak 11,70% atau 11 responden memilih membeli kosmetik di online, sebanyak 18,09% atau 17 responden memilih membeli kosmetik di supermarket dan yang tidak menggunakan sebanyak 5,32% atau 5 responden.
Tabel 10. Pada pertanyaan nomor 9. Apakah anda mengetahui bahwa kosmetik krim pemutih wajah yang tidak terdaftar mengandung merkuri (raksa), hidroquinon dan asam retinoat.
No Item Jawaban F %
1. Ya 45 47,87%
2. Tidak 49 52,13%
Jumlah 94 100%
Berdasarkan data pada tabel tersebut sebanyak 47,87% atau 45 responden mengetahui bahwa kosmetik krim pemutih wajah yang tidak terdaftar mengandung merkuri (raksa), hidroquinon dan asam retinoat dan 52,13% atau 49 responden tidak mengetahui bahwa kosmetik krim pemutih
wajah yang tidak terdaftar mengandung merkuri (raksa), hidroquinon dan asam retinoat.
Tabel 11. Pada pertanyaan nomor 10. Apakah anda mengetahui bahwa kosmetik yang mengandung merkuri (raksa), hidroquinon dan asam retinoat dapat menyebabkan iritasi dan reaksi alergi pada kulit.
No Item Jawaban F %
1. Ya 46 48,94%
2. Tidak 48 51,06%
Jumlah 94 100%
Berdasarkan data pada tabel tersebut sebanyak 48,94% atau 46 responden mengetahui bahwa kosmetik yang mengandung merkuri (raksa), hidroquinon dan asam retinoat dapat menyebabkan iritasi kulit, reaksi alergi, kemerahan pada kulit, dan kulit terasa panas pada kulit yang sensitif, serta akan menimbulkan bintik-bintik hitam pada kulit, dan akan menjadi lebih hitam dari sebelumnya apabila dilakukan penghentian penggunaan kosmetik krim pemutih wajah dan sebanyak 51,06% atau 48 responden tidak mengetahui bahwa kosmetik yang mengandung merkuri (raksa), hidroquinon dan asam retinoat dapat menyebabkan iritasi kulit, reaksi alergi, kemerahan pada kulit, dan kulit terasa panas pada kulit yang sensitif, serta akan menimbulkan bintik-bintik hitam pada kulit, dan akan menjadi lebih hitam dari sebelumnya apabila dilakukan penghentian penggunaan kosmetik krim pemutih wajah.
Tabel 12. Pada pertanyaan nomor 11. Apakah anda mengetahui bahwa bahaya yang ditimbulkan pada penggunaan dalam jangka panjang kosmetik krim pemutih wajah yang mengandung merkuri (raksa), hidroquinon, dan asam retinoat dapat menyebabkan gagal ginjal, kanker darah, kanker sel hati dan teratogenik (cacat pada janin).
No Item Jawaban F %
1. Ya 43 45,74%
2. Tidak 51 54,26%
Jumlah 94 100%
Berdasarkan data pada tabel tersebut sebanyak 45,74% atau 43 responden mengetahui bahwa bahaya yang ditimbulkan pada penggunaan dalam jangka panjang kosmetik krim pemutih wajah yang mengandung merkuri (raksa), hidroquinon, dan asam retinoat dapat menyebabkan gagal ginjal, kanker darah, kanker sel hati dan teratogenik (cacat pada janin) dan sebanyak 54,26% atau 51 responden tidak mengetahui bahwa bahaya yang ditimbulkan pada penggunaan dalam jangka panjang kosmetik krim pemutih wajah yang mengandung merkuri (raksa), hidroquinon, dan asam retinoat dapat menyebabkan gagal ginjal, kanker darah, kanker sel hati dan teratogenik (cacat pada janin).
Tabel 13. Pada pertanyaan nomor 12. Apakah anda pernah mendapat berita atau info dari media elektronik/cetak/kecanggihan teknologi (Short Message Service, Email, Facebook, dll) tentang larangan penggunaan merkuri, hidroquinon dan asam retinoat pada kosmetik krim pemutih wajah karena berbahaya bagi kesehatan.
No Item Jawaban F %
1. Ya 59 62,77%
2. Tidak 35 37,23%
Berdasarkan data pada tabel tersebut sebanyak 62,77% atau 59 responden pernah mendapat berita atau info dari media elektronik/cetak/kecanggihan teknologi (Short Message Service, Email, Facebook, dll) tentang larangan penggunaan merkuri, hidroquinon dan asam retinoat pada kosmetik krim pemutih wajah karena berbahaya bagi kesehatan dan sebanyak 37,23% atau 35 responden tidak pernah mendapat berita atau info dari media elektronik/cetak/kecanggihan teknologi (Short Message Service, Email, Facebook, dll) tentang larangan penggunaan merkuri, hidroquinon dan asam retinoat pada kosmetik krim pemutih wajah karena berbahaya bagi kesehatan.
Tabel 14. Pada pertanyaan nomor 13. Apakah anda mengetahui kosmetik krim pemutih yang aman memiliki kode daftar seperti CD (kode dalam negeri) atau CL (kode luar negeri), mencantumkan semua komposisi, mencantumkan tanggal kadaluwarsa, dan apabila digunakan tidak membuat kulit terkelupas.
No Item Jawaban F %
1. Ya 45 47,87%
2. Tidak 49 52,13%
Jumlah 94 100%
Berdasarkan data pada tabel tersebut sebanyak 47,87% atau 45 responden mengetahui kosmetik krim pemutih yang aman memiliki kode daftar seperti CD (kode dalam negeri) atau CL (kode luar negeri), mencantumkan semua komposisi, mencantumkan tanggal kadaluarsa, dan apabila digunakan tidak membuat kulit terkelupas dan sebanyak 52,13% atau 49 responden tidak mengetahui kosmetik krim pemutih yang aman memiliki kode daftar seperti CD (kode dalam negeri) atau CL (kode luar negeri), mencantumkan semua komposisi, mencantumkan tanggal kadaluarsa, dan apabila digunakan tidak membuat kulit terkelupas.
Tabel 15. Pertanyaan nomor 14. Apakah faktor yang mempengaruhi anda untuk menggunakan kosmetik krim pemutih wajah tersebut.
No Saran F %
1. Saran Dari Teman 37 39,36%
2. Melihat dari media elektronik (Short Message Service,
Email, Facebook, Blackberry Masenger dll) 17 18,09%
3. Kemauan sendiri 35 37,23%
4 Tidak Menggunakan 5 5,32%
Jumlah 94 100%
Berdasarkan data pada tabel tersebut sebanyak 39,36% atau 37 responden faktor yang mempengaruhi untuk menggunakan kosmetik krim pemutih wajah adalah saran dari teman, sebanyak 18,09% atau 17 responden faktor yang mempengaruhi untuk menggunakan kosmetik krim pemutih wajah adalah melihat dari media elektronik (Short Message Service, Email, Facebook, Blackberry Masenger dll) dan sebanyak 37,23% atau 35 responden faktor yang mempengaruhi untuk menggunakan kosmetik krim pemutih wajah adalah dirinya sendiri dan yang tidak menggunakan sebanyak 5,32% atau 5 responden.
Tabel 16. Pada pertanyaan nomor 15. Jika anda telah mengetahui bahaya penggunaan kosmetik krim pemutih wajah yang tidak aman, apakah anda akan berhenti menggunakannya.
No Item Jawaban F %
1. Ya 92 97,87%
2. Tidak 2 2,13%
Jumlah 94 100%
Berdasarkan data pada tabel tersebut sebanyak 97,87% atau 92 responden Jika telah mengetahui bahaya penggunaan kosmetik krim pemutih wajah yang tidak aman akan berhenti menggunakannya dan sebanyak 2,13%
atau 2 responden tidak akan berhenti menggunakannya walaupun telah mengetahui bahaya dari kosmetik krim pemutih wajah yang tidak aman.
B. Pembahasan
Pada bagian sebelumnya, peneliti telah memaparkan data hasil penelitian yang sudah berhasil direkapitulasi dari 94 siswi (responden). Pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang penyajian dan pengolahan data yang telah diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui angket. Data dari hasil tersebut akan dibahas atau dideskripsikan agar didapat makna sesuai dengan tujuan penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian untuk pertanyaan nomor 1 terlihat bahwa 75 responden menjawab ya dengan persentase sebesar 79,79% dikarenakan kosmetik krim pemutih wajah merupakan produk yang sudah dikenal secara luas dan 19 responden menjawab tidak dengan persentase 20,21% dikarenakan kurangnya kesadaran untuk mengetahui tentang kosmetik krim pemutih wajah.
Berdasarkan hasil penelitian untuk pertanyaan nomor 2 terlihat bahwa 50 responden menjawab ya dengan persentase 53,19% dikarenakan sebagian siswi telah mengetahui lebih dalam tentang informasi kosmetik krim pemutih wajah yang aman dan 44 responden menjawab tidak dengan persentase 46,81% dikarenakan kurangnya pencarian informasi lebih kosmetik krim pemutih wajah yang aman.
Berdasarkan hasil penelitian untuk pertanyaan nomor 3 terlihat bahwa 66 responden menjawab ya dengan persentase 70,21% dikarenakan sebagian siswi telah mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan dari penggunaan kosmetik krim pemutih wajah yang tidak aman dan 28 responden menjawab tidak dengan persentase 29,79% dikarenakan kurangnya kesadaran untuk mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan dari penggunaan kosmetik krim pemutih wajah yang tidak aman.
Berdasarkan hasil penelitian untuk pertanyaan nomor 4 terlihat bahwa 89 responden menjawab ya dengan persentase 94,70% menggunakan kosmetik
krim pemutih wajah dan 5 responden menjawab tidak menggunakan kosmetik krim pemutih wajah dalam kehidupan sehari-hari dengan persentase 5,30%.
Berdasarkan hasil penelitian untuk pertanyaan nomor 5 terlihat bahwa 40 responden menjawab ya dengan persentase 42,55% menggunakan kosmetik krim pemutih wajah yang memiliki kode CD (code dalam negeri) atau CL (code luar negeri) dan 54 responden menjawab tidak dengan persentase 57,45% menggunakan kosmetik krim pemutih wajah yang tidak memiliki kode CD (code dalam negeri) atau CL (code luar negeri). Kode regestrasi CD (code dalam negeri) digunakan untuk produk kosmetik dalam negeri beserta 10 digit angka dan Kode CL (code luar negeri) digunakan untuk produk kosmetik luar negeri (impor) beserta sepuluh digit angka, Namun untuk sekarang Kode CD (code dalam negeri) dan CL (code luar negeri) telah dirubah menjadi Notifikasi. Notifikasi memiliki kode misalnya NA (Notification Asia) untuk kode di asia yang terdiri dari 13 digit yaitu 2 digit huruf dan 11 digit angka yang telah dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian untuk pertanyaan nomor 6 yaitu tentang alasan penggunaan kosmetik krim pemutih wajah terlihat bahwa 20 responden menjawab untuk mempercantik diri dengan persentase 21,28%, kemudian 42 responden menjawab untuk memutihkan kulit dengan persentase 44,68%, kemudian 27 responden menjawab untuk melindungi kulit dengan persentase 28,72%. Dan 5,32% atau 5 responden menjawab tidak menggunakan kosmetik krim pemutih wajah karena mereka lebih memilih menghindari dampak negatif dari menggunakan kosmetik krim pemutih wajah.
Berdasarkan hasil penelitian untuk pertanyaan nomor 7 terlihat bahwa 15 responden menjawab menggunakan kosmetik krim pemutih wajah merk Natural 99 dengan persentase 15,96%, 32 responden menjawab menggunakan kosmetik krim pemutih wajah merk Mutiara dengan persentase 34,04%, 4 responden menjawab menggunakan kosmetik krim pemutih wajah merk Krim Dokter White dengan persentase 4,26%, 14 responden menjawab menggunakan kosmetik krim pemutih wajah merk Pond’s dengan persentase
14,89%, 7 responden menggunakan kosmetik krim pemutih wajah merk Pear and Lovely dengan persentase 7,45%, 11 responden menggunakan kosmetik krim pemutih wajah merk Wardah dengan persentase 11,70%, 6 responden menggunakan kosmetik krim pemutih wajah merk Garnier dengan persentase 6,38%. Kosmetik krim pemutih wajah dengan merk Natural 99, Mutiara dan Krim Dokter White merupakan krim pemutih wajah yang dilarang peredarannya dan penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia karena merupakan kosmetik krim pemutih wajah yang mengandung bahan berbahaya seperti merkuri, sedangkan kosmetik krim pemutih wajah dengan merk Pond’s, Pear and Lovely, Wardah dan Garnier merupakan kosmetik krim pemutih wajah yang telah terbukti aman digunakan untuk membersihkan kulit. Kemudian 5 responden atau 5,32% tidak memilih atau memberikan keterangan merk kosmetik krim pemutih wajah, karena responden tidak menggunakan kosmetik krim pemutih wajah.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap tempat membeli kosmetik krim pemutih wajah yang digunakan, yaitu pada pertanyaan nomor 8 terlihat bahwa 24 responden membeli di pedagang kaki lima yang tidak menetap dengan persentase 25,54%, 37 responden membeli di toko kosmetik dengan persentase 39,36%, 11 responden membeli secara online dengan persentase 11,70%, 17 responden membeli di supermarket dengan persentase 18,09%. Dan 5 responden atau 5,32% tidak menjawab dikarenakan mereka tidak menggunakan kosmetik krim pemutih wajah.
Berdasarkan hasil penelitian untuk pertanyaan nomor 9 terlihat bahwa 45 responden menjawab ya dengan persentase 47,87% dikarenakan sebagian siswi mengetahui bahwa kosmetik krim pemutih wajah yang tidak terdaftar tidak memiliki kode CD (code dalam negeri) dan CL (code luar negeri). Kemudian pada pertanyaan nomor 9 terlihat bahwa 49 responden menjawab tidak dengan persentase 52,13% dikarenakan ada sebagian siswi yang tidak mengetahui bahwa kosmetik krim pemutih wajah yang tidak terdaftar tidak memiliki kode CD (code dalam negeri) dan CL (code luar negeri).
Berdasarkan hasil penelitian untuk pertanyaan nomor 10 terlihat bahwa 46 responden menjawab ya dengan persentase 48,94% dikarenakan sebagian siswi mengetahui efek yang dapat ditimbulkan dari penggunaan kosmetik krim pemutih wajah yang mengandung merkuri (raksa), hidroquinon, dan asam retinoat dan 48 responden menjawab tidak dengan persentase 51,06% dikarenakan ada sebagian siswi yang tidak mengetahui efek yang dapat ditimbulkan dari penggunaan kosmetik krim pemutih wajah yang mengandung merkuri (raksa), hidroquinon, dan asam retinoat.
Berdasarkan hasil penelitian untuk pertanyaan nomor 11 terlihat bahwa 43 responden menjawab ya dengan persentase 45,74% dikarenakan sebagian siswi mengetahui efek negatif dari penggunaan jangka panjang kosmetik krim pemutih wajah yang mengandung merkuri (raksa), hidroquinon, dan asam retinoat dan 51 responden menjawab tidak dengan persentase 54,26% dikarenakan ada sebagian siswi yang tidak mengetahui efek negatif dari penggunaan jangka panjang kosmetik krim pemutih wajah yang mengandung merkuri (raksa), hidroquinon, dan asam retinoat.
Berdasarkan hasil penelitian untuk pertanyaan nomor 12 terlihat bahwa 59 responden menjawab ya bahwa pernah mendapat berita atau info dari media elektronik atau cetak atau kecanggihan teknologi (Short Message Service, Email, Facebook, dll) tentang larangan penggunaan merkuri, hidroquinon dan asam retinoat pada kosmetik krim pemutih wajah karena berbahaya bagi kesehatan dengan persentase 62,77% dan 35 responden menjawab tidak dengan persentase 37,23% dikarenakan ada sebagian siswi yang tidak pernah mendapat berita atau info dari media elektronik atau cetak atau kecanggihan teknologi (Short Message Service, Email, Facebook, dll) tentang larangan penggunaan merkuri, hidroquinon dan asam retinoat pada kosmetik krim pemutih wajah karena berbahaya bagi kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian untuk pertanyaan nomor 13 terlihat bahwa 45 responden menjawab ya mengetahui kosmetik krim pemutih wajah yang aman memiliki kode daftar seperti CD (code dalam negeri) atau CL (code luar negeri), mencantumkan semua komposisi, mencantumkan tanggal