• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Obat tradisional Indonesia yang dikenal sebagai Jamu yang telah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Obat tradisional Indonesia yang dikenal sebagai Jamu yang telah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Obat tradisional Indonesia yang dikenal sebagai Jamu yang telah digunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia, meskipun banyak bahan baku standar yang belum memiliki persyaratan resmi. Pengembangan dan pemanfaatan obat bahan alam/obat herbal di Indonesia ini perlu mendapatkan substansi ilmiah yang lebih kuat, terutama melalui penelitian dan standarisasi sehingga obat herbal Indonesia dapat diintegrasikan dalam sistem pelayanan kesehatan nasional (WHO, 2002).

Obat tradisional pada umumnya menggunakan bahan-bahan alam. Produksi dan penggunaan obat tradisional di Indonesia terus meningkat, baik jenis maupun volumenya. Perkembangan usaha di bidang obat tradisional yaitu usaha budidaya tanaman obat, usaha industri obat tradisional, penjaja dan penyeduh obat tradisional atau jamu (Depkes RI, 1999).

Jamu merupakan obat tradisional karena berasal dari bahan-bahan alami yang berkhasiat khusus untuk penyakit tertentu tergantung dari bahan alami atau tumbuhan yang digunakan. Kebutuhan masyarakat akan jamu sangat tinggi, sehingga kebanyakan industri jamu ingin memberikan kualitas produk yang terbaik.

(2)

B. Tujuan

1. Mengetahui manfaat mengonsumsi jamu. 2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan jamu. 3. Mengetahui macam-macam jamu tradisional.

C. Manfaat

1. Sebagai sumber referensi agar kita dapat mengetahui berbagai macam jamu dari tanaman bahan alam.

2. Sebagai sumber informasi tentang batasan-batasan dalam mengonsumsi jamu.

BAB II TINJAUAN TEORI

(3)

A. Pengertian Jamu

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Permenkes, 2010).

Jamu adalah obat tradisional yang diracik dengan menggunakan bahan tanaman sebagai penyusun jamu tersebut. Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk serbuk seduhan, pil, atau cairan. Satu jenis jamu yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya antara 5 – 10 macam, bahkan bisa lebih. Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris dan harus memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu. Jamu tradisional banyak dikonsumsi dikarenakan minimnya efek samping dan harganya cenderung murah dibandingkan obat kimia (Winata, 2013).

Jamu hanya dapat dikonsumsi sebagai mencegah, mengurangi atau mengatasi keluhan yang dialami seseorang, sehingga bukan untuk menyembuhkan suatu diagnosa penyakit. Secara umum, jamu dibedakan menjadi dua yaitu yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan yang dimanfaatkan untuk mengobati keluhan penyakit. Sebagian besar masyarakat mengkonsumsi jamu karena dipercaya memberikan andil yang cukup besar terhadap kesehatan baik untuk pencegahan dan pengobatan

(4)

terhadap suatu penyakit maupun dalam hal menjaga kebugaran, kecantikan dan meningkatkan stamina tubuh (Winata, 2013).

B. Manfaat dan Bahaya Jamu

Jamu memiliki berbagai macam manfaat yang sangat menguntungkan kesehatan tubuh. Adapun manfaat dari jamu antara lain :

1. Menjaga kebugaran tubuh 2. Menjaga kecantikan 3. Mencegah penyakit 4. Mengobati penyakit

Jamu dapat dikatakan berbahaya bagi kesehatan yang besifat akumulatif. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Mengonsumsi jamu secara terus menerus tanpa mengetahui batas

konsumsinya

2. Digunakan dalam jumlah yang berlebihan/dosis terlebih

3. Salah mengonsumsi jamu atau mengonsumsi jamu palsu (bercampur dengan obat sintetik)

Kebanyakan jamu yang memiliki khasiat yang spontan dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi kesehatan diri. Hal ini terjadi karena sebagian besar jamu yang beredar dimasyarakat belum teruji khasiat dan keamanannya. Dalam suatu jenis bahan makanan termasuk bahan obat tradisional sebagian besar mengandung dua macam zat. Di satu sisi bahan tersebut mengandung racun dan tidak semua bahan yang terdapat di alam dapat langsung kita konsumsi, sehingga bahaya yang ditimbulkan oleh jamu sangat memungkinkan dan jamu-jamu yang dicampur dengan obat-obatan. C. Kelebihan dan Kekurangan Jamu

Jamu memiliki kelebihan dibandingkan obat-obatan kimia. Adapun beberapa kelebihan jamu diantaranya adalah :

1. Harga relatif murah;

(5)

3. Tanaman-tanaman yang dapat diolah untuk jamu tersebut tersedia di alam kita;

4. Kandungan kimia di dalam jamu formulasinya lebih ringan dibandingkan obat sintetis;

5. Dapat dikonsumsi sehari-hari karena kandungannya mengandung bahan kimia alami (Winata, 2013).

Jamu juga memiliki kekurangan selain kelebihan di atas diantaranya, yaitu :

1. Efek yang dirasakan tidak dapat secara spontan;

2. Belum ada standarisasi yang baku terhadap jamu dalam segi keamanan terhadap produk jamu;

3. Penelitian tentang jamu yang belum banyak dilakukan maka dosis tepat suatu sediaan jamu belum dapat dipastikan dengan jelas (Winata, 2013). D. Macam-macam jamu

1) Jamu Cabe Puyang

Jamu cabe puyang sering disebut dengan jamu pegal linu terutama pegal-pegal dibagian pinggang. Selain sebagai jamu pegel linu, jamu puyang mempunyai efek menghambat kontraksi otot pada binatang percobaan. Kesulitan melahirkan pada ibu-ibu yang mengkonsumsi cabe puyang mendekati masa persalinan karena kontraksi otot uterus dihambat terus menerus sehingga memperkokoh otot tersebut dalam menjaga janin di dalamnya. Bagi wanita hamil minum jamu cabe puyang di awal kehamilan antara 1-5 bulan untuk menghindari resiko keguguran (Firdaus, 2013).

Kinerja ilmiah

Bahan dasar utama jamu puyang yaitu cabe jamu dan lempuyang. Bahan lain yang ditambahkan adalah temu ireng, temulawak, jahe,

(6)

kudu, adas, pulosari, kunir, merica, kedawung, keningar, buah asam dan kunci. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih. Zat aktif utama yang terkandung adalah piperine, minyak atsiri, gingerol dan terpenoid (Sudarmin & Asyhar, 2012).

Piperin mempunyai daya aktivitas diantaranya seperti analgesik, antipiretik, antiinflamasi serta memperlancar proses pencernaan. Kandungan minyak atsiri memiliki efek menenangkan. Senyawa minyak atsri yang masuk ke dalam tubuh dapat mempengaruhi sistem limbik pengatur emosi. Minyak atsiri yang tercium akan berikatan dengan reseptor penangkap aroma. Selain memiliki aroma menenangkan, minyak atsiri juga memiliki manfaat kesehatan seperti anti-inflamasi dan anti-histamin. Gingerol mempunyai aktifitas antioksidan yang mampu menghambat laju oksidasi molekuler target, dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif (Hargono, et.al., 2013; Elyana, 2014).

2) Jamu Kudu Laos

Jamu kudu laos dimanfaatkan untuk menurunkan tekanan darah, melancarkan peredaran darah, menghangatkan badan, menambah nafsu makan, dan melancarkan haid. Pembuatan jamu menggunakan mengkudu ditambahkan rimpang laos dan biasanya ditambahkan buah asam masak. Bahan tambahan lain biasanya adalah merica, bawang putih, kedawung, dan jeruk nipis. Sebagai pemanis digunakan gula merah dan gula putih, ditambahkan sedikit garam (Firdaus, 2013).

(7)

Bahan baku jamu kudu laos adalah buah mengkudu dan rimpang laos atau rimpang lengkuas. Mengkudu yang mempunyai komponen skopoletin yang dipilih sebagai senyawa marker yang memiliki aktivitas anti-hipertensi, anti-inflamasi dan antihistamin. Skopoletin pada tubuh berfungsi melebarkan pembuluh darah yang mengalami penyempitan.

Berdasarkan hasil uji in vivo, skpoletin dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan normal menjadi rendah (hipotensi abnormal). Namun, skopoletin yang terdapat dalam buah mengkudu dapat berinteraksi secara sinergis dengan nutraceutical (makanan yang berfungsi untuk pengobatan) untuk menurunkan tekanan darah yang tinggi menjadi normal dan tidak menurunkan tekanan darah yang normal. Rimpang laos atau lengkuas memiliki khasiat stomachikum atau mengeluarkan angin dari perut dan menghilangkan rasa sakit (analgetikum) (Sholehah, 2010; Sutrisno, 2012). 3) Jamu Kunir Asam

Jamu kunir asem bermanfaat untuk mencegah panas dalam atau sariawan dan membuat perut menjadi dingin. Seorang penjual jamu mengatakan bahwa jamu jenis ini tidak baik dikonsumsi oleh ibu hamil muda karena dapat meningkatkan resiko keguguran. Jamu ini biasa diminum saat haid. Pembuatan kunir asam/kunyit asam yaitu dengan bahan utamanya buah asam jawa masak dan kunir/kunyit. Adapula yang mencampurkan dengan sinom (daun asam muda), temulawak, biji kedawaung, dan air perasan buah jeruk nipis. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula pasir, serta dibubuhkan sedikit garam.

Kinerja Ilmiah

Bahan utama jamu kunir asam adalah kunyit dan asam jawa. Kunyit mempunyai peranan sebagai antioksidan, antitumor, antikanker,

(8)

antimikroba, antipikun dan antiracun. Asam jawa berkhasiat sebagai diueretik, kholagogik atau penghancur batu empedu, konstipasi, hemoroid dan diabetes. Zat aktif utama yang terkandung adalah Minyak Atsiri, Curcumin, Saponin, Flavonoid dan Tanin (Firdaus, 2013).

Kurkumin adalah senyawa yang berasal dari tanaman kunyit dan sejenisnya. Kurkumin dapat dimanfaatkan sebagai senyawa antioksidan. Tubuh memerlukan antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatif. Senyawa saponin dapat bersifat antibakteri dengan merusak membran sel. Rusaknya membran menyebabkan substansi penting keluar sel dan juga dapat mencegah masuknya bahan-bahan ke dalamt sel. Tanin ditandai oleh sifatnya yang dapat menciutkan dan mengendapkan protein dari larutan dengan membentuk senyawa yang tidak larut. Flavonoid mempunyai daya aktivitas antibakteri juga yaitu dengan menggumpalkan protein, senyawa flavonoid juga bersifat lipofilik, sehingga dapat merusak lapisan lipid pada membrane sel bakteri (Purba et.al., 2009)

4) Jamu Pahitan

Jamu pahitan dimanfaatkan untuk berbagai masalah kesehatan, misalnya untuk mengobati gatal-gatal, menambah nafsu makan, mengatasi diabetes, menghilangkan bau badan, menurunkan kolesterol, perut kembung/sebah, jerawat, pegal, dan pusing. Baku utama jamu pahitan adalah sambiloto dan brotowali (Firdaus, 2013).

(9)

Sambiloto mempunyai kandungan bahan aktif utama yaitu androgafolida yang memberikan rasa pahit pada sambiloto. Berbagai aktivitas farmakologi, sambiloto digunakan sebagai antiradang, antikanker, serta menurunkan tekanan darah. Tanaman brotowali mengandung berbagai senyawa kimia, antara lain alkaloid, pikroretin zat pahit yang terdapat pada batang, barberin, palmatin, glikosida dan harsa. Zat pahit pikroretin berfungsi sebagai perangsang kinerja urat saraf pada saluran pernafasan, sehingga keadaan suhu tubuh yang panas akan menurun seiring berjalan pertukaran kinerja zat di dalam tubuh. Kandungan alkaloid berberin sebagai antibakteri pada luka dan bermanfaat sebagai obat diare. Kandungan lain berguna sebagai penambah nafsu makan dan menurunkan kadar gula darah (Malik, 2015).

5) Jamu Kunci Suru

Biasanya jamu daun sirih dimanfaatkan oleh wanita, terutama para ibu, untuk mengobati keputihan (flour albus). Manfaat lain untuk menghilangkan bau badan, mengecilkan perut, serta menguatkan gigi. Bahan bakunya adalah rimpang kunci dan daun sirih (Firdaus, 2013). Kinerja Ilmiah

Rimpang temu kunci memiliki kandungan kimia terutama flavonoid, panduratin A. dan kamfer yang berkhasiat sebagai analgetik, anti-bakteri, anti-tumor, anti-diare, anti-kembung serta menjaga kesehatan tubuh. Temu kunci juga berguna untuk mengobati radang indung telur. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa rimpang temu kunci dapat digunakan sebagai obat anti-kanker. Aktivitas antioksidan dari panduratin

(10)

A mampu meredam radikal-radikal bebas, termasuk radikal oksida nitrit yang merupakan pemicu tumorigenesis. (Utami, 2012; Handoko et.al., 2011). Daun sirih memilki daya antibakteri terhadap beberapa bakteri patogen. Minyak esensial daun sirih mengandung komponen fenolik seperti kavikol dan eugenol. Komponen tersebut mampu mencegah adanya bakteri patogen dalam makanan dan sebagai pengawet alami (Putri et.al., 2012)

Rimpang temu kunci dan daun sirih biasanya selalu ditambahkan buah asam yang masak. Ada juga yang menambahkan bahan lain seperti kulit buah delima, buah pinang, kunci pepet, dan majakan. Sebagai pemanis digunakan gula pasir, gula merah, dan bubuhi garam sedikit. (Firdaus, 2013).

6) Jamu Uyup-uyup/Gepyokan

Jamu uyup-uyup digunakan untuk meningkatkan produksi air susu ibu pada ibu yang sedang menyusui. Komposisi alaminya terbuat dari kencur, jahe dan daun katuk. Kencur memiliki kandungan saponin, flavonoid polifenol dan minyak atsiri. Masing-masing komponen tersebut memiliki khasiat anti-radang, anti-inflamasi, anti-toksin, anti-jamur, anti-bakteri, menambah daya tahan tubuh dan menghilangkan masuk angin. Pembuatan jamu uyup-uyup menggunakan kencur, jahe dan daun katuk. Bahan tambahan lainnya yang digunakan adalah bangle, laos, kunir, temulawak, puyang, dan temugiring (Gholib, 2009; Firdaus, 2013).

Kinerja Ilmiah

Jahe memiliki efek farmakologis yang berkhasiat sebagai obat dan mampu memperkuat khasiat bahan yang dicampurkannya. Zat aktif jahe (gingerol) mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Jahe mempunyai

(11)

potensi anti-oksidan dan anti-inflamasi. Daun katuk memiliki kandungan minyak atsiri, sterol, saponin, flavonoid, asam-asam organik, asam-asam amino, alkaloid dan tanin. Kandungan sterol dalam tanaman daun katuk mempunyai peranan dalam meningkatkan produksi air susu secara hormonal karena beberapa tanaman yang mengandung sterol diketahui mempunyai sifat estrogenik (Wresdiyati, 2003; Subekti, 2008).

7) Jamu Purwoceng

Jamu ini merupakan herba yang dapat meringankan kadar hormon testosterone, melancarkan peredaran darah, mengobati impotensi dan diabetes. Purwoceng adalah tanaman obat yang dapat digunakan sebagai afrodiasik, diuretik dan tonik Komposisi alaminya adalah Pasak Bumi, Adas Pulosari dan Lada Hitam.

Kinerja ilmiah

Purwoceng sebagai aprodisiak mengandung komponen kimia kelompok steroid, atsiri, furanokumarin dan vitamin. Steroid merupakan komponen kimia berkhasiat dalam sintesis hormone testoteron pada manusia. Komponen kimia tersebut yang menjadikan purwoceng sebagai obat tradisional untuk meningkatkan vitalitas dan kesuburan pria. Pada bagian akar mengandung germacrene dan β-besabolene. Xanthotoxin hanya ditemukan di tajuk tanaman yang tumbuh di Dieng. Vitamin E ditemukan di tajuk tanaman tetapi tidak ditemukan pada akar tanaman (Depta, 2008).

Pasak bumi mengandung β-sitosterol, kampesterol, stigmasterol. Kegunaan kandungan kimia tersebut sebagai, anti-malaria, anti-inflamasi,

(12)

anti-radang, anti-pireutik, anti-mikroba, anti-hipertensi. Adas pulosari mengandung minyak atsiri, anetol, dipenin, filandren dan minyak lemak. Adas pulosari berkhasiat untuk mengatasi karminativa atau obat untuk masuk angin. Lada hitam mengandung saponin, flavonoid, minyak atsiri, felandren, dipenten, kariopilen, limonene, alkaloid, piperina, kavisin, karvakrol, kalamin dan minyak lemak. Bau khas aromatik, rasa pedas, hangat dan sedikit pahit sebagai penghangat badan dan penambah stamina (Sumarny, 2013; Zulaikhah, 2005; Siburian, 2009). 8) Jamu Temulawak

Temulawak adalah salah satu tumbuhan obat keluarga yang banyak tumbuh dan digunakan sebagai bahan baku obat tradisional di Indonesia. Tumbuhan temulawak secara empiris banyak digunakan sebagai obat tunggal maupun campuran. Produk jamu atau obat tradisional dari temulawak baik tunggal maupun campuran yang beredar di pasaran dalam bentuk kapsul, minuman instan, maupun minuman yang dikemas dalam botol (Sidik et.al., 1992).

Rimpang temulawak merupakan bahan pembuatan obat tradisional yang paling utama. Khasiat temulawak sebagai upaya pemelihara kesehatan, disamping sebagai upaya peningkatan kesehatan atau pengobatan penyakit. Temulawak sebagai obat atau bahan obat tradisional akan menjadi tumpuan harapan bagi pengembangan obat tradisional Indonesia sebagai sediaan fitoterapi yang kegunaan dan keamanan dapat dipertanggungjawabkan (Sidik et.al., 1992).

(13)

Jamu ini mampu memelihara fungsi hati, menambah nafsu makan melalui fungsinya sebagai karminativum (antiflatulen), memperbaiki fungsi pencernaan, mengurangi radang sendi, menurunkan lemak darah dan sebagai antioksidan mencegah radikal bebas. Temulawak juga memiliki potensi anti-radang yang dapat mengurangi nyeri dan radang pada sendi, dapat menurunkan kadar HDL, kolestrol, anti-hepatotoksik, anti-tumor, mempunyai efek diuretik, efek hipotermik dan anti-bakteri. Pada penelitian lain, temualawak sebagai anti-kanker. Zat aktif yang terkandung adalah Fraksi Curcuminoid dan Minyak Atsiri (Tetan-el, 2014).

BAB III KESIMPULAN

1. Jamu memiliki khasiat atau manfaat yang sama dengan obat modern. Jamu lebih aman dikonsumsi karena mengandung bahan herbal dan jarang

(14)

menggunakan bahan kimia tambahan dalam pembuatan maupun proses pembuatannya.

2. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada jamu. Kelebihannya adalah relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat, sedangkan kekurangannya adalah efek yang diinginkan tidak berlangsung secara cepat dan perlu proses lama karena bahan yang digunakan merupakan bahan alami dari tanaman-tanaman herbal.

3. Ada beberapa macam jamu tradisional, yaitu jamu cabe puyang, jamu kudu laos, jamu kunir asam, jamu pahitan, jamu kunci suru, jamu uyup-uyup/gepyokan, jamu perwoceng dan jamu temulawak.

Referensi

Dokumen terkait

kanalis semisirkularis horizontal (lateral) >< kanalis semisirkularis posterior (inferior)..

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola jajan kariogenik dan kebiasaan menggosok gigi terhadap kejadian karies gigi molar pertama permanen pada anak

Pembahasan dalam penelitian ini Dibatasi hanya pada perkembangan bentuk dan tata ruang rumah Kampung Margasari dari sudut pandang pengembangan bentuk pada lingkungan sekitar

Hal ini dimaksudkan agar kegiatan pengelol (sirkulasi kendaraan) tidak mengganggu kegiatan pengunjung museum. · Zona museum pada site tidak dilalui oleh kendaraan,

Kurang lebih, demikian proses mengurus surat nikah secara umum. Di beberapa tempat mungkin ada beberapa aturan yang berbeda sedikit. Setelah proses mengurus

The robust hydro-thermal power system controller design with the ECS is proposed in order to improve system stability under wind power disturbance with 5% variation of

Secara operasional peneliti ini mene liti “Pengaruh Terapi Musik Islami untuk Menurunkan Kecenderungan Burnout pada Pekerja Praktik Dokter di Sobontoro-

(c) dalam menjalankan rencana, subjek yang satu tidak menggunakan metode pembuktian yang telah direncanakan pada langkah merencanakan pemecahan masalah sedangkan