• Tidak ada hasil yang ditemukan

TB Paru Dengan DIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TB Paru Dengan DIH"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PRESENTASI KASUS

PRESENTASI KASUS

TB PARU BTA POSITIF LESI LUAS KASUS PUTUS OBAT TB PARU BTA POSITIF LESI LUAS KASUS PUTUS OBAT

COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA

ANEMIA ANEMIA

RIWAYAT DRUG INDUCED HEPATITIS (DIH) RIWAYAT DRUG INDUCED HEPATITIS (DIH)

Diajukan kepada : Diajukan kepada : dr. Indah Raha!a"#$ S%.P dr. Indah Raha!a"#$ S%.P Disusun oleh : Disusun oleh : F

Faa&&''##aah h RR##''# # II ((GGAA****++)) K

Khh,,##rr&&r r RR##--aa  AA ((GG//AA++//++00**))

SMF ILMU PENYAKIT DALAM SMF ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNI1ERSITAS 2ENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNI1ERSITAS 2ENDERAL SOEDIRMAN

RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKAR2O RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKAR2O

PURWOKERTO PURWOKERTO

*+/ *+/

(2)

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS PRESENTASI KASUS

TB PARU BTA POSITIF LESI LUAS KASUS PUTUS OBAT TB PARU BTA POSITIF LESI LUAS KASUS PUTUS OBAT

COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA

ANEMIA ANEMIA

RIWAYAT DRUG INDUCED HEPATITIS (DIH) RIWAYAT DRUG INDUCED HEPATITIS (DIH)

D#3&3&n ,4h 5 D#3&3&n ,4h 5 F

Faa&&''##aah h RR##''# # II ((GGAA****++)) K

Khh,,##rr&&r r RR##--aa  AA ((GG//AA++//++00**))

Te

Telah dipresentasikan lah dipresentasikan padapada Ta

Tanggal, nggal, September September 20142014

P46#6#n7$ P46#6#n7$

dr. Indah Raha!a"#$ S%.P dr. Indah Raha!a"#$ S%.P

(3)

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA

 Nama : Tn. H

sia : !" tahun #enis kelamin : $aki%laki Status : &enikah

'gama : (slam

)ekerjaan : )etani

'lamat : *edung +ingin +T 0" + 04 *e-amatan #atilaang. Tanggal masuk : 02 September 2014 pukul 22."0

Tanggal periksa : 0/ September 2014 pukul 0.00  No. & : /0/"

II. SUB2EKTIF

1 *eluhan tama 3atuk berdahak 

2 +iaat )enakit Sekarang

)asien datang dengan keluhan utama batuk berdahak ang dirasakan sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit dan keluhan semakin memberat 1 hari sebelum masuk rumah sakit. 3atuk dirasakan terus menerus sepanjang hari. Dalam satu hari batuk timbul sekitar %/ kali dan batuk mengeluarkan dahak kurang lebih 2 sendok makan. Dahak ang dikeluarkan pasien berarna putih kekuningan dan  ber-ampur dengan buih, namun tidak ber-ampur dengan darah. *eluhan  batuk bertambah terutama pada saat pasien berakti5itas atau berbi-ara  berlebihan. *eluhan batuk biasana akan sedikit berkurang setelah  pasien mengkonsumsi obat%obatan arung 6komik7.

Selain batuk berdahak, pasien juga mengeluhkan sesak na8as sejak  2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Sesak na8as dirasakan seperti sensasi terasa berat di dada. Sesak dirasakan pasien sepanjang hari, terutama jika malam hari. *eluhan sesak na8as akan bertambah terutama jika malam hari dan pada saat batuk mun-ul. *eluhan sesak  na8as akan berkurang jika pasien mengkonsumsi obat ang dibeli di arung 6komik7.

)asien tidak mengeluh dada terasa sakit. )asien mengakui sering  berkeringat pada malam hari, na8su makan berkurang, berat badan  pasien menurun sebanak 9 kg dan sering merasa lemas.

(4)

" +iaat )enakit Dahulu

a +iaat keluhan serupa : diakui pasien sekitar 4 tahun ang lalu dengan hasil pemeriksaan dahak 67.

 b +iaat mondok : 1 kali di )uskesmas #atilaang dengan keluhan ang serupa.

- +iaat ;'T : diakui pada tahun 2010 dari )uskesmas #atilaang, namun hana 2 bulan saja kemudian  berhenti karena setiap kali meminum ;'T tersebut pasien merasa

mual dan perut bagian kanan atas terasa neri. d +iaat hipertensi : disangkal e +iaat ken-ing manis : disangkal

8 +iaat asma : disangkal

g +iaat alergi : disangkal

4 +iaat )enakit *eluarga

a +iaat keluhan serupa : diakui pada orang tua dari istri Tn. H ang tinggal satu rumah.

 b +iaat mondok : disangkal

- +iaat hipertensi : disangkal d +iaat ken-ing manis : disangkal

e +iaat asma : disangkal

8 +iaat alergi : disangkal

9 +iaat Sosial <konomi

a ommunit

)asien tinggal di lingkungan ang -ukup padat penduduk. +umah satu dengan ang lain berjarak sekitar 90 meter. Hubungan antara  pasien dengan tetangga dan keluarga dekat baik. Di lingkungan rumah pasien tidak ada ang memiliki keluhan ang sama dengan  pasien.

 b Home

)asien tinggal di rumah dengan ukuran  = / meter dengan lantai menggunakan tegel dengan 4 kamar. )asien tinggal bertujuh  bersama istri, kedua orang tua istri, dan ketiga anakna *amar   pasien berukuran " = " meter. )asien tidur berdua dengan istri  pasien. Tembok rumah pasien terbuat dari batu bata dan sering

(5)

dibersihkan. #endela pada rumah pasien -ukup banak dan tidak  selalu dibuka setiap pagi hari. )en-ahaaan rumah pasien -ukup. - ;--upational

)asien adalah seorang petani dengan penghasilan ang  berke-ukupan. )embiaaan rumah sakit selama diraat pasien menggunakan #amkesda. )embiaaan kebutuhan sehari%hari dibiaai oleh pasien sendiri.

d )ersonal habit

)asien mengaku makan sehari 2%" kali sehari, dengan nasi sebagai sumber karbohidrat utama, saur dan lauk daging, ikan, atau telur  sesekali. Sebelum sakit pasien memiliki kebiasaan merokok sejak  usia 20 tahun dan berhenti kurang lebih berhenti sejak ! tahun ang lalu. Dalam sehari pasien menghabiskan "%4 batang rokok. (ndeks 3rinkman " = "%4 > 111 % 14/, perokok ringan. )asien terkadang membuang dahak sembarangan baik saat di saah maupun di sekitar rumah.

III. OB2EKTIF

1. )emeriksaan ?isik 

a. *eadaan mum : sedang

 b. *esadaran : -ompos mentis, @S > <4&!A9

-. 33 : 41 kg d. T3 : 1!0 -m e. Aital sign % Tekanan Darah : 100B!0 mmHg % Nadi : // =Bmenit % ++ : 2/ =Bmenit % Suhu : "!,4 o d. Status @eneralis 17 *epala

% 3entuk : meso-hepal, simetris

% +ambut : arna hitam, tidak mudah di-abut, distribusi merata, tidak rontok  27 &ata

% )alpebra : edema 6%B%7 ptosis 6%B%7

(6)

% Sklera : ikterik 6%B%7

% )upil : re8lek -ahaa 6B7, isokor,

diameter 2 mmB 2mm % <=opthalmus : 6%B%7

% $apang pandang : tidak ada kelainan

% $ensa : keruh 6%B%7

% @erak mata : normal

% Tekanan bola mata : nomal

% Nistagmus : 6%B%7 "7 Telinga % otore 6%B%7 % de8ormitas 6%B%7 % neri tekan 6%B%7 47 Hidung

% na8as -uping hidung 6%B%7 % de8ormitas 6%B%7 % dis-harge 6%B%7 97 &ulut % bibir sianosis 6%7 % bibir kering 6%7 % lidah kotor 6%7 !7 $eher

% Trakhea : de5iasi trakhea 6%B%7

% *elenjar lmphoid : tidak membesar, neri 6%7 % *elenjar throid : tidak membesar 

% #A) : nampak, tidak kuat angkat

7 Dada a7 )aru

% (nspeksi : bentuk dada simetris, ketinggalan gerak 6%7, retraksi 6%7, jejas 6%7

% )alpasi : 5o-al 8remitus kanan > kiri

(7)

% 'uskultasi : suara dasar 5esikuler sama kanan dan kiri dan didapatkan ronkhi basah halus dan kasar terutama di  paru sebelah kiri dan suara am8orik di paru sebelah kiri.  b7 #antung

% (nspeksi : i-tus -ordis nampak pada S( A $& sinistra % )alpasi : i-tus -ordis teraba di S( A $& sinistra,

tidak kuat angkat

% )erkusi : batas jantung kanan atas : S( (( $)SD 3atas jantung kiri atas : S( (( $)SS 3atas jantung kanan baah :S( (A $)SD 3atas jantung kiri baah : S( A $&S % 'uskultasi : S1CS2, reguler, murmur 6%7, gallops 6%7

/7 'bdomen

% (nspeksi : datar 

% 'uskultasi : bising usus 67 normal

% )erkusi : timpani,tes pekak sisi 6%7, pekak beralih 6%7 % )alpasi : hepar teraba 4 jari dibaah ar-us -ostae

de=tra, NT 67 pada region hipo-hondria-a de=tra, dan lien tidak teraba.

7 <kstrimitas

% Superior : de8ormitas 6%7, jari tubuh 6%B%7, edema 6%B%7 % (n8erior : de8ormitas 6%7, jari tubuh 6%B%7, edema 6%B%7 2. )emeriksaan penunjang

(8)

Hasil rontgen thoraks :

Tampak ber-ak in8iltrat pada kedua lapang paru de=tra dan paru sinistra.

(9)

Tampak multiple -a5itas pada kedua lapang paru de=tra dan paru sinistra.

orakan bronkho5askuler pada kedua lapang paru de=tra dan paru sinistra tampak meningkat.

Sinus -osto8reni-us de=tra dan sinistra lan-ip.

Dia8ragma terletak di S( ( dan  , li-in , dan tidak mendatar. or : T+ 0,9!.

Sistema tulang inta-t, tidak didapatkan lesi litik maupun sklerotik   pada pasien ini.

 b. $aboratorium Darah L4n7a% Tan77a +8 S4%"464r *+/ Hemoglobin : 10, ! gBdl $ $eukosit : 1210 Bu$ H Hematokrit : "2 E $ <ritrosit : 4,9 F!B u$ $ Trombosit : 4"1.000Bl &A : 1.0 ?l $ &H : 2",/! pg $ &H : "",9E +D : 1,1E H &)A : ,2 8$ H#"&n724n#3 3aso8il : 0.E <osino8il : 0.E $ 3atang : 0.9E $ Segmen : 1 E H $im8osit : 2,9E $ &onosit : 4,4 E Tan77a +* S4%"464r *+/ Hemoglobin : , gBdl $

(10)

$eukosit : 120 Bu$ H Hematokrit : 22 E $ <ritrosit : "," F!B u$ $ Trombosit : 422.000Bl &A : !.0 ?l $ &H : 2",! pg $ &H : "9,E +D : 1,0E H &)A : /,0 8$ H#"&n724n#3 3aso8il : 0."E <osino8il : 0,1 E $ 3atang : 0.9E $ Segmen : 9, E H $im8osit : 1,!E $ &onosit : 1,0 E K##a K#n#  S@;T : 2/ B$ S@)T :  B$ $ reum Darah : 4/, mgBd$ H *reatinin Darah: 1, mgBd$ H @DS : 9! mgBd$ M#r,6#,,7# ( +8 S4%"464r *+/) )earnaan GN 1= 3T' ( : " B positi8 tiga $eukosit : positi8  <pitel : positi8  )earnaan GN 2= 3T' ( : 1 B positi8 satu $eukosit : positi8 

(11)

<pitel : positi8  )earnaan GN "= 3T' ( : 2 B positi8 dua $eukosit : positi8  <pitel : positi8  I1. DIAGNOSIS

1. ') 6Community Acquired Pneumonia7 2. T3 paru 3T' 67 lesi luas kasus putus obat ". 'nemia

4. +iaat Drug Induced Hepatitis 6D(H7

1. PLANNING 1. Terapi a. ?armakologi 17 ;ksigen 4 literBmenit 27 (A?D +$ 20 tpm "7 (nj. +anitidin 2=1 amp 47 )o. -e8i=ime 2=100 mg 97 )o. -ur-uma "=1 tab

!7 ).o +H$e5o<S : 400 mgB"00 mgB900 mgB1000 mgB90 mg

7 +ujuk ke +umah Sakit agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai riaat D(H pada pasien.

 b. Non ?armakologi

17 <dukasi pasien dan keluarga pasien mengenai penakit T3,  penebab, penularan, pengobatan, e8ek samping obat dan

komplikasina.

27 <dukasi mengenai kebersihan lingkungan rumah, seperti buka 5entilasi setiap hari agar sinar matahari dan udara masuk juga edukasi untuk selalu membersihkan rumahna dan edukasi agar   pasien tidak mambuang dahak di sembarang tempat.

(12)

"7 &akan makanan ang bergii

47 Screening  pada anggota keluarga ang lain apabila ada ang mengalami gejala ang sama dan untuk tindakan pen-egahan  juga pengobatan lebih aal jika keluarga lain sudah tertular. 2. &onitoring

a. *eadaan umum dan kesadaran  b. Tanda 5ital

-. <5aluasi klinis

% )asien die5aluasi setiap 2 minggu sampai akhir bulan kedua  pengobatan, selanjutna tiap 1 bulan mulai bulan ketiga.

% <5aluasi respon pengobatan dan ada tidakna e8ek samping obat serta ada tidakna komplikasi

% <5aluasi klinis meliputi keluhan, berat badan, pemeriksaan 8isik  d. <5aluasi bakteriologis

% Sebelum pengobatan dimulai

% Satu minggu pada akhir bulan ke 2 pengobatan 6setelah 8ase intensi87

% 'khir bulan kelima pengobatan % )ada akhir pengobatan

e. <5aluasi radiologi

% Sebelum pengobatan % )ada akhir pengobatan 8. <5aluasi e8ek samping

% )eriksa 8ungsi hati 6S@;T, S@)T, bilirubin7 % )eriksa 8ungsi ginjal 6 ureum, kreatinin7 % )eriksa @DS, @2)), asam urat

% )emeriksaan 5isus

% )emeriksaan keseimbangan dan pendengaran g. <5aluasi keteraturan obat

". )rognosis

*eberhasilan kesembuhan penakit tuberkulosis tergantung pada: a. *epatuhan minum obat

(13)

 b. *omunikasi dan edukasi serta pengaasan minum obat -. mur penderita

d. )enakit ang menertai e. +esistensi obat

'd 5itam : dubia ad bonam

'd 8ungsionam : dubia ad bonam 'd sanationam : dubia ad malam

BAB II PEMBAHASAN

. P4n47aan D#a7n,3#3

CAP (Community Acquired Pneumonia) a. 'namnesis

)asien laki%laki !" tahun datang dengan keluhan batuk berdahak sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Dahak ang dikeluarkan berarna  putih kekuningan ber-ampur dengan buih, namun tidak ber-ampur dengan

darah.

@ejala lain : sesak na8as seperti terasa berat di dada.  b. )emeriksaan ?isik 

Tanda 5ital : ++ : 2/ kali per menit 6sesak na8as7. )emeriksaan )ulmo

% (nspeksi : bentuk dada simetris, ketinggalan gerak 6%7, retraksi 6%7,  jejas 6%7

% )alpasi : 5o-al 8remitus kanan > kiri

% )erkusi : sonor pada lapang paru kiri dan kanan

% 'uskultasi : suara dasar 5esikuler sama kanan dan kiri dan didapatkan ronkhi basah halus dan kasar terutama di paru sebelah kiri dan suara am8orik di paru sebelah kiri.

9. )emeriksaan )enunjang

Hasil laboratorium tanggal 02 September 2014 : $eukosit : 120Bu$ 6H7

(14)

$eukosit : 1210Bu$ 6H7

TB %ar& BTA (:) 43# &a3 a3&3 %&"&3 ,6a" a. 'namnesis

17 )asien laki%laki berusia !" tahun datang dengan keluhan utama batuk  sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.

27 @ejala penerta : sesak na8as, keringat pada malam hari, na8su makan  berkurang, dan berat badan menurun.

"7 )asien sebelumna pernah memiliki keluhan serupa dan pasien hana  berobat selama 2 bulan kemudian berhenti.

47 *eluarga pasien 6orang tua dari istri pasien7 ang tinggal serumah memiliki keluhan serupa dan tidak berobat se-ara teratur.

97 )asien tinggal di daerah ang -ukup padat penduduk, jendela rumah tidak selalu dibuka, dan pasien memiliki pola makan ang tidak terlalu  baik 6nutrisi kurang7.

6. )emeriksaan ?isik  17 'ntropometri 33 : 41 *g T3 : 1!0 -m 3&( : 1!,01 kgBm2 6ndereight7. 27 Aital Sign Tekanan Darah : 100B!0 mmHg  Nadi : //=Bmenit ++ : 2/=Bmenit Suhu : "!,4 o "7 )emeriksaan )ulmo

% (nspeksi : bentuk dada simetris, ketinggalan gerak 6%7, retraksi 6%7, jejas 6%7

% )alpasi : 5o-al 8remitus kanan > kiri

% )erkusi : sonor pada lapang paru kiri dan kanan

% 'uskultasi : suara dasar 5esikuler sama kanan dan kiri dan didapatkan ronkhi basah halus dan kasar terutama di paru sebelah kiri dan suara am8orik di paru sebelah kiri.

(15)

-. )emeriksaaan )enunjang

)emeriksaan mikrobiologi tanggal 09 September 2014 63T'7 " kali didapatkan hasil "B1B2.

?oto Thoraks ') tanggal 02 September 2014

)ulmo: -orakan 5askuler meningkat, tampak ber-ak in8iltrat pada lapang  paru kanan dan paru kiri, tampak multiple -a5itas pada paru kanan dan  paru kiri menunjukkan gambaran T3 paru.

An4#a

a. 'namnesis

)asien mengeluh sering merasakan lemas dan mudah merasa -apai setiap kali berakti5itas sehari%hari.

+iaat konsumsi nutrisi terutama saur sauran hijau dan daging merah ang kurang.

 b. )emeriksaan ?isik 

&ata : -onjungti5a anemis B 9. )emeriksaan )enunjang

Hasil laboratorium pada tanggal 02 September 2014 : Hemoglobin : , gBd$ 6$7

&A : !,0 ?l 6$7 &H : 2",! pg 6$7 &H : "9, E

Hasil laboratorium pada tanggal 09 September 2014 : Hemoglobin : 10,! gBd$ 6$7

&A : 1,0 ?l 6$7 &H : 2",/! pg 6$7 &H : "",9 E

Dari hasil pemeriksaan laboratorium dapat disimpulkan jenis anemia mikrositik 6karena nilai &A kurang dari normal7 hipokromik 6karena nilai &H kurang dari normal7. 'nemia mikrositik hipokromik biasana didapatkan pada kondisi kekurangan at besi, kera-unan timbal atau talasemia.

(16)

a. 'namnesis

)asien pernah memiliki keluhan serupa sekitar tahun 2010 dan pernah mengkonsumsi ;'T kategori 1 selama 2 bulan. Selama mengkonsumsi ;'T pasien sering merasakan mual, muntah, dan neri pada perut bagian kanan atas.

 b. )emeriksaan ?isik  )emeriksaan abdomen : % (nspeksi : datar 

% 'uskultasi : bising usus 67 normal

% )erkusi : timpani,tes pekak sisi 6%7, pekak beralih 6%7

% )alpasi : hepar teraba 4 jari dibaah ar-us -ostae de=tra, NT 67  pada region hipo-hondria-a de=tra, dan lien tidak teraba.

3eberapa 8aktor ang mempengaruhi D(H antara lain dosis, kadar obat dalam darah, dan durasi konsumsi obat hepatotoksik. Selain itu 8aktor lain ang mempengaruhi aitu usia, jenis kelamin, dan 8aktor keturunan. +eaksi obat hepatotoksik lebih sering terjadi pada orang tua dibandingkan anak. Hepatotoksik lebih sering terjadi pada anita dibandingkan dengan laki%laki.

*. T#nda Lan-&" P4nan7anan Pa3#4n

)asien seharusna mendapat terapi ;'T kategori (( 6 2+HG<SB+HG<B 9+"H"<"7 karena pasien termasuk dalam tipe 3T' 67 kasus putus obat. )asien sudah pernah mendapatkan pengobatan ;'T sebelumna selama 2  bulan namun kemudian berhenti, pemeriksaan 3T' 6"B1B27 serta gambaran 8oto thora= menunjukan gambaran tuberkulosis akti8. Namun karena pasien memiliki riaat D(H sehingga pemberian ;'T diberikan terpisah dengan tidak menggunakan pirainamid dan menggantina dengan golongan Iuinolon aitu le5o8loksasin.

)engobatan T3 bertujuan untuk menembuhkan pasien, men-egah kematian, men-egah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan men-egah terjadina resistensi kuman terhadap ;'T. )rinsip dari pengobatan

(17)

;'T adalah harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam jumlah -ukup dan dosis sesuai dengan kategori pengobatan.

)asien dan keluarga harus diedukasi dan diaasi mengenai e8ek  samping obat selama pasien menjalani pengobatan. )emeriksaan darah lengkap, pemeriksaan 8ungsi hati, pemeriksaan 8ungsi ginjal sejak aal  pengobatan harus diperhatikan untuk digunakan sebagai data dasar melihat  penakit penerta dan e8ek samping obat.

<8ek samping dari isoniaid ang sering terjadi seperti kesemutan, rasa terbakar di kaki dan neri otot akibat sehingga biasana dapat berkurang dengan pemberian piridoksin dengan dosis 100 mg perhari atau dengan 5itamin 3 kompleks. <8ek samping dari ri8ampisin aitu dapat terjadi sindrom 8lu berupa demam, menggigil dan neri tulang, gatal%gatal pada kulit dan sindrom perut serta dapat menebabkan arna merah pada air seni, keringat, air mata dan air liur. arna merah tersebut terjadi karena proses metabolisme obat dan tidak berbahaa. Hal ini harus diberitahukan kepada  pasien dan keluarga agar mereka mengerti dan tidak perlu khaatir. <8ek 

samping lain seperti penurunan 8ungsi hati diakibatkan pirainamid,  penurunan 5isus diakibatkan etambutol, serta kerusakan sara8 kedelapan ang

diakibatkan oleh streptomisin.

<5aluasi dan monitoring harus dilakukan. <5aluasi klinis ang perlu dilakukan meliputi keluhan, berat badan, dan pemeriksaan 8isik. <5aluasi  bakteriologis sputum 63T'7 bertujuan untuk mendeteksi ada tidakna kon5ersi dahak. )emeriksaan 3T' dilakukan selama " kali, aitu pada akhir   bulan ke tiga, pada satu bulan sebelum pengobatan berakhir dan pada akhir   pengobatan. *arena pasien ini mendapatkan terapi ;'T pada tanggal 0/

September 2014 maka dilakukan pemeriksaan 3T' kembali pada tanggal 0/ Desember 2014 6akhir bulan ke tiga7, kemudian satu bulan sebelum  pengobatan terakhir aitu pada tanggal 0/ 'pril 2019 dan pada akhir   pengobatan 0/ &ei 2019.

Selain itu, riaat pasien ang susah ketika diminta untuk minum ;'T maka harus dilakukan e5aluasi keteraturan berobat dan diminumBtidakna obat tersebut, karena ketidakteraturan dalam pengobatan

(18)

akan menebabkan timbulna resistensi. ;leh sebab itu, sangat penting dilakukanna penuluhan atau pendidikan ang diberikan kepada pasien, keluarga dan lingkungana mengenai penakit dan keteraturan obat.

Dalam menjamin keteraturan pengobatan diperlukan seorang )engaas &inum ;bat 6)&;7 mengingat pasien ini sebelumna pernah mengalami putus obat. Sarat%sarat )&;, aitu:

a Seseorang ang dikenal, diper-aa dan disetujui, baik oleh petugas kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh  pasien.

 b 3ersedia dilatih dan atau mendapat penuluhan bersama%sama dengan  pasien. Sebaikna )&; ang diutamakan adalah petugas kesehatan, misalna 3idan di Desa, )eraat, )ekara, Sanitarian, #uru (munisasi, dan lain lain. 3ila tidak ada petugas kesehatan ang memungkinkan, )&; dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota ))T(, )**, atau tokoh masarakat lainna.

)&; merupakan kun-i dari keberhasilan D;TS tersebut. )&; memiliki beberapa tugas penting aitu:

a &engaasi pasien T3 agar menelan obat se-ara teratur sampai selesai  pengobatan 6!% bulan7

 b &emberi dorongan dan semangat kepada pasien

- &engingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada aktu ang telah ditentukan ataupun bila terdapat indikasi lain

d &emberi penuluhan kepada pasien J keluarga pasien mengenai penakit T3 dan mengaasi keluarga pasien ang mempunai gejala%gejala men-urigakan T3 agar melakukan pemeriksaan.

(n8ormasi penting ang perlu dipahami )&; untuk disampaikan kepada pasien dan keluargana:

a T3 dapat disembuhkan dengan berobat teratur. 6 T3 bukan penakit keturunan atau kutukan.

9 ara penularan T3, gejala%gejala ang men-urigakan dan -ara  pen-egahanna.

d ara pemberian pengobatan pasien 6tahap intensi8 dan lanjutan7. 4 )entingna pengaasan supaa pasien berobat se-ara teratur.

(19)

<  *emungkinan terjadina e8ek samping obat dan perluna segera meminta  pertolongan ke pelaanan kesehatan.

Deteksi dini melalui s-reening terhadap orang ang beresiko tertular   juga penting dilakukan. *emungkinan penularan bakteri tuberkulosis lebih

-epat dengan keadaan rumah ang mendukung seperti lembab, matahari tidak  masuk, 5entilasi ang tidak memadai. *emungkinan penularan pada keluarga  pasien sangat besar sehingga perlu dilakukan skrining T3 paru terhadap

(20)

BAB III KESIMPULAN

1 Tuberkulosis merupakan penakit ang disebabkan oleh in8eksi  Mycobacterium tuberculosis.

2 )enegakan diagnosis penakit T3 berdasarkan anamnesis, pemeriksaan 8isik, dan pemeriksaan penunjang.

" *lasi8ikasi penakit T3 berdasarkan hasil pemeriksaan dahak terbagi menjadi 3T' 67 dan 6%7, sedangkan berdasarkan tipe pasien dibedakan menjadi kasus baru, kambuh, drop out, gagal, kronik, dan bekas T3. )ada  pasien ini, 3T' 67 kasus putus obat 6drop out 7.

4 )engobatan T3 menggunakan obat anti tuberkulosis ang terbagi menjadi dua 8ase aitu 8ase intensi8 dan 8ase lanjutan, selain itu dapat diberikan kombinasiB?D atau se-ara tunggal dengan dosis dan aktu minum ang  berbeda.

9 &onitoring dan e5aluasi selama pengobatan T3 aitu dari keadaan klinis, sputum bakteriologis, 8oto radiologis, e8ek samping obat dan keteraturan  pengobatan

! <8ek samping dari obat%obatan T3 harus die5aluasi serta diedukasikan kepada pasien dan keluarga agar mengerti dan tidak khaatir.

 *eberhasilan pengobatan T3 tergantung pada kepatuhan minum obat dan  penakit ang menertai.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hussain, G.,*ar, )., Hussain, S.'. 200". 'ntituber-ulosis drug indu-ed hepatitis : risk 8a-tor, pre5ention, and management.  Indian Journal of !perimental   "iology. Aol 41 :122! % 12"2

2. )D)(. 200!. #uber$ulosis% Pedoman Diagnosis dan Penatala$sanaan di  Indonesia. #akarta: (ndah ;88set itra @ra8ika

". )edoman Nasional. 200!.  Penanggulangan #uber$ulosis.  #akarta: Departemen *esehatan +epublik (ndonesia

Referensi

Dokumen terkait

Setiap jenis spons yang digunakan dalam penelitian mempunyai rendemen ekstrak yang berbeda-beda berkisar antara 0.04% sampai dengan 7.34% dari berat basahnya. Semua

Ini kerana, pada anggapan mereka mata pelajaran Pendidikan Islam adalah satu mata pelajaran yang kurang penting kerana mata pelajaran ini tidak termasuk di dalam senarai mata

4.9 Mengajukan gagasan Mengajukan gagasan penyelesaian masalah penyelesaian masalah gerak dalam ke gerak dalam kehidupan sehari-hari dengan hidupan sehari-hari dengan

Berdasarkan rules yang telah di dapat dari input 1, input 2, input 3, dan input 4 maka dapat dianalisa bahwa apabila lokasi tidak strategis, luas tanah sempit, tipe

Metode Double Exponential Smoothing (DES) merupakan metode yang digunakan untuk prediksi jumlah penduduk miskin berdasarkan data pada tahun sebelumnya, sedangkan metode

Dengan adanya program keterampilan mengolah sumber daya manusia yang ada di desa yaitu dengan memanfaatkan sumber daya manusia menyangkut kegiatan keagamaan sehingga

Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan mahsiswa praktikan mengkonsultasikan kegiatan pembelajaran yang akan diajarkan kepada anak terlebih dahulu.Setelah mendapat

Berdasarkan rumusan masalah yang telah peneliti paparkan pada BAB sebelumnya, Maka pada BAB IV peneliti membahas Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Mengurangi