• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding BPTP Karangploso No. 02

ISSN: 1410-9905

PROSIDING

SEMINAR HASIL

PENELITIAN/PENGKAJIAN

BPTP KARANGPLOSO

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KARANGPLOSO

2000

(2)

PENGKAJIAN EFEKTIVITAS MEDIA DISEMINASI

(The Assessment Of Media Dissemination Effectivity)

Hendri Arianto

Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Wonocolo

ABSTRAK

Pengkajian Efektivitas Media Diseminasi telah dilakukan di 10 kabupaten di Jawa Timur dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kegunaan dan bentuk media yang paling disenangi para pengguna, baik penyuluh pertanian maupun petani. Pengkajian dilakukan terhadap penyuluh yang ada di kabupaten-kabupaten Pamekasan, Sampang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Nganjuk, Gresik, Tuban, Probolinggo dan Banyuwangi., dengan menggunakan metoda wawancara yang dibantu dengan kuesioner yang telah dipersiapkan. Jumlah penyuluh responden di masing-masing kabupaten 15-20 orang, sedangkan jumlah petani di masing-masing kabupaten 20 orang. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penyuluh lebih menyenangi bentuk media tercetak (Liptan/Folder dan Brosur) daripada media elektronika (siaran RKIP Wonocolo), sedangkan petani lebih menyenangi siaran radio, walaupun tingkat penangkapan siaran di masing-masing kabupaten tidak sama.

Kata kunci : Media diseminasi, Penyuluh Pertanian, Petani

ABSTRACT

The Assessment of Media Dissemination Effectivity has been conducted in 10 districts in order to know the usefulness and attractiveness of media form by users, both field extension workers and farmers. The assessment sites are Pamekasan, Sampang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Nganjuk, Gresik, Tuban, Probolinggo and Banyuwangi. By using questionaire upon 10-20 field extension workers and 20 farmers in each districts as respondent. The assessment result field extension workers prefer printed media (Liptan/Leaflet and Brochure) to electronic media (broadcast by RKIP Wonocolo), but the farmers are on the contrary, although broadcast receipt in each district is different.

Key words : Dissemination media, Field Extension Worker, Farmer

PENDAHULUAN

Diseminasi atau penyebar luasan hasil-hasil penelitian dan pengkajian pertanian kepada pengguna, yang merupakan bagian integral dari kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian telah banyak dilakukan melalui berbagai kegiatan tergantung sasaran dan hasil penelitian yang didiseminasikan. Hasil penelitian dapat berupa komponen teknologi, paket teknologi, formula, data dan informasi serta alternatif rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian baik di tingkat pusat maupun di tingkat wilayah.

Teknologi yang dihasilkan dari berbagai unit penelitian hendaknya mampu mendorong pembangunan sektor pertanian di daerah sehingga menjadi sektor pembanguan yang tangguh dan menjadi leading sektor. Keberhasilan untuk mencapai tujuan tersebut tidak hanya tergantung daripada kebijakan pemerintah saja, dalam hal ini Departemen Pertanian, tetapi juga tergantung daripada kecepatan petani dalam menerima dan mengadosi teknologi baru yang ada.

Petani memperoleh informasi mengenai teknologi baru melalui beberapa sumber, baik itu petugas pemerintah (PPL), para pedagang swasta ataupun sesama petani. Tetapi yang sering dilakukan petani adalah melalui para penyuluh pertanian lapangan yang merupakan ujung tombak pembangunan pertanian di pedesaan. Walaupun sering terjadi, bahwa petani memeperoleh informasi teknologi baru lebih cepat daripada penyuluh pertanian.

Adanya media diseminasi yang diproduksi oleh BPTP Karangploso juga kurang dapat dimanfaatkan secara optimal oleh penyuluh yang ada dengan berbagai alasan. Dengan kata lain, media yang ada belum dapat memenuhi harapan penyuluh dalam menunjang kegiatan penyuluhan di lapangan.

Dengan adanya kegiatan pengkajian ini diharapkan dimasa yang akan datang materi penyuluhan yang diterima penyuluh di tingkat lapangan sesuai dengan keinginan dan harapan penyuluh, sehingga materi yang ada dapat dipergunakan sebagai pegangan dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian.

Kartasapoetra (1987) mengatakan, bahwa untuk menyebarkan informasi pertanian diperlukan keterlibatan berbagai pihak, yaitu peneliti, penyuluh dan petani. Peneliti sebagai sumber atau penghasil teknologi, penyuluh sebagai penyalur teknologi dan petani sebagai pengguna teknologi. Dan keterkaitan ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Adanya satu pihak yang tidak terlibat, mengakibatkan penyaluran informasi tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Sedangkan untuk menyampaikan produk yang dihasilkan, diperlukan suatu media yang dapat dijangkau oleh semua sasaran yang ada. Terbatasnya media yang ada, dapat mempengaruhi transfer teknologi yang dihasilkan

(3)

(Mardikanto dan Sri Sutarni, 1982). Hal ini sesuai dengan pendapat Legowo dan Surachman (1993), bahwa terbatasnya materi yang diproduksi oleh suatu penghasil teknologi (termasuk mutu yang ada), akan mengakibatkan tidak semua pengguna teknologi, terutama penyuluh di tingkat lapangan menerima materi yang ada secara lengkap. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mempercepat transfer teknologi kepada para pengguna. Media yang dapat dipergunakan sebagai transefer teknologi antara lain melalui bentuk Liptan, Brosur, Siaran Radio, TV, Pameran/Display dan Foto. Pemilihan yang tepat terhdap media yang ada akan merupakan salah satu faktor yang dapat memperlancar upaya penyampaian informasi kepada pengguna (Sudarmanto, 1988).

Dari berbagai media yang ada tersebut, media diseminasi dalam bentuk tercetak (Liptan dan Brosur) merupakan media yang paling penting, karena media yang ada ini dapat menjelaskan berbagai hal secara lengkap dan terinci (Sundari, 1996). Selanjutnya dikatakan, bahwa penyuluhan pertanian yang efektif adalah sesuai dengan kebutuhan pengguna, dapat dijamin kebenarannya, berkualitas dan efisien serta sesuai dengan rencana, strategi dan kebijaksanaan pemerintah setempat.

BAHAN DAN METODE

Untuk melakukan kegiatan ini telah dipersiapkan form kuesioner. Agar memudahkan dalam pengumpulan data, kuesioner dibedakan dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu kuesioner uji media cetak (Liptan), kuesioner media cetak (Brosur) dan kuesioner media cetak elektronika (siaran RKIP Wonocolo).

Sebelum dilakukan pengujian terhadap penyuluh pertanian dan petani , materi kuesioner telah diuji cobakan di tingkat lapangan (pre-test) . Dari hasil uji coba tersebut dilakukan penyempurnaan terhadap kuesioner yang ada. Hasil perbaikan kuesioner tersebut dipergunakan sebagai materi kuesioner bagi penyuluh pertanian dan petani di tingkat lapangan.

Pengkaijian dilakukan dengan cara membagikan materi kuesioner kepada penyuluh pertanian dan petani. Masing-masing penyuluh pertanian memperoleh 3 macam kuesioer, yaitu kuesioer uji media cetak Liptan , Brosur dan siaran RKIP Wonocolo. Dengan jumlah responden penyuluh pertanian 10-20 orang dimasing-masing kabupaten, sedangkan jumlah petani yang diwawancarai 20 orang di masing-masing kabupaten.

Hasil pengkajian yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan metoda deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengkajian yang dilakukan terhadap Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan petani-nelayan ini menunjukkan hasil yang berbeda, walaupun metoda yang dipergunakan dalam pengkajian sama, yaitu metoda wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan.

Materi wawancara dalam kuesioner untuk media cetak dan media elektronika meliputi penyampaian pesan, isi atau materi dan kegunaan dari media yang telah diterima oleh penyuluh dan petani-nelayan, baik itu media cetak maupun media elektronika. Wawancar penyajian pesan meliputi tata letak, jenis huruf, urutan penyajian,, penggunaan bahasa dan ilustrasi yang disajikan. Isi atau materi meliputi kesesuaian dengan kondisi lapangan dan tingkat penerimaan oleh petani-nelayan. Sedangkan wawancara kegunaan meliputi pemanfaatan informasi dalam membantu pemecahan masalah yang ada. Khusus bagi petani-nelayan, wawancara hanya terbatas pada kuesioner uji media elektronika (siaran RKIP Wonocolo), karena penyebaran media cetak tidak langsung kepada petani-nelayan. Mereka menerima informasi yang berasal dari media cetak melalui para penyuluh, yaitu pada waktu pertemuan kelompok.

A. Uji Media Cetak (Liptan) bagi Penyuluh. 1. Penyajian Pesan

Sebagian besar responden menyatakan, bahwa tata letak dan jenis huruf dalam Liptan sangat menarik (70%), hanya sebagian kecil yang menyatakan kurang menarik (30%). Semua responden menyatakan bahwa sistematika atau urutan penulisan urutan penulisan dalam media Liptan mudah dimengerti. Dalam hal penggunaan bahasa, hampir semua responden menyatakan bahwa bahasa yang dipergunakan mudah dimengerti (95%), sisanya menyatakan kurang dimengerti.

Pengunaan ilustrasi atau gambar dalam Liptan memberikan jawaban yang berbeda-beda. Sebagian responden menyatakan bahwa ilustrasi yang ada menarik (60%), sisanya menyatakan kurang menarik. Sebagian menyuluh menginginkan ilustrasi berupa foto-foto, sedangkan sebagian lagi menginginkan gambar berupa lukisan tangan.

(4)

2. Isi atau Materi.

Responden memberian jawaban yang bervariasi terhadap pertanyaan ini. Sebagian besar menyatakan bahwa isi dalam Liptan sesuai dengan kondisi lapangan (70%), sedangkan sisanya meyatakan kurang sesuai (20%) dan tidak sesuai (10%).

3. Kegunaan.

Liptan sangat berguna dalam menambah wawasan berusahatani. Hal ini sesuai dengan jawaban semua responden. Sedangkan kegunaan Liptan dapat membantu megatasi masalah , sebagian besar responden menyatakan berguna (80%), sedangkan sisanya menyatakan ragu-ragu untuk memanfaatkan Liptan dalam pemecahan masalah.

Hasil pengkajian yang telah diperoleh ditindak lanjuti dengan mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh wakil-wakil penyuluh pertanian yang berada di Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian (BIPP). Tujuan daripada pertemuan ini adalah untuk memperoleh masukan tentang hasil-hasil pengkajian yang telah dicapai.

Adanya anggapan dari responden bahwa tata letak dan jenis huruf yang dipergunakan dalam media cetak kurang menarik dapat dimengerti, karena setiap penyuluh mempunyai daya tangkap dan keinginan yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan pendapat Lunandi (1988), bahwa semakin bertambah usia seseorang, makin sukar pula orang tersebut untuk belajar, karena ada faktor-faktor fisiologik maupun psikologik yang mempengaruhinya.

Kenyataan ini sesuai dengan kondisi di lapangan, bahwa usia responden berkisar antara 22-50 tahun. Dengan demikian, makin tua umur seseorang akan makin kurang tertarik dengan sesuatu yang dipelajarinya. Adanya penggunaan bahasa dalam media yang kurang dimengerti responden menunjukkan bahwa “bahasa” yang dihasilkan oleh peneliti, seringkali belum bisa dipahami oleh penyuluh pertanian di tingkat lapangan.

Penglihatan seseorang cenderung akan berkurang dengan semakin tambahnya usia seseorang. Pada usia yang lebih tua, orang akan lebih menyenangi gambar yang asli (foto) dibandingkan dengan gambar tangan. Karena dengan adanya gambar yang asli, mereka lebih mudah mebayangkan. Salah satu faktor penghambat seseorang dalam proses belajar adalah penglihatan dan pendengarannya. (Anonimous, 1991)

Kelengkapan informasi dalam brosur merupakan salah satu hal yang disenangi oleh penyuluh pertanian. Walaupun demikian, mereka beranggapan bahwa materi yang ada dalam brosur kurang sesuai dengan kondisi setempat (lokal spesifik). Padahal, orang dewasa baru mau belajar apabila materi yang disajikan sesuai dengan kebutuhannya (Anonim, 1991). Bahkan Harsono (1990) dalam Anonimous (1991) menyatakan, bahwa adanya teknologi baru bukan merupakan jaminan suksesnya pembangunan pertanian, tetapi semua itu tergantung daripada orang-orang yang menggunakana teknologi tersebut. Walaupun demikian, informasi dalam Brosur merupakan pilihan kedua sumber informasi setelah informasi dalam Liptan.

B. Uji Media Cetak (Brosur) bagi Penyuluh 1. Penyajian Pesan

Semua responden menyatakan bahwa tata letak brosur cukup menarik, sedangkan jenis huruf yang dipergunakan dalam brosur sebagian besar responden (70%) menyatakan kurang menarik, dengan alasan bahwa huruf yang dipergunakan kurang besar.

Semua responden menyatakan bahwa gambar atau ilustrasi yang dipergunakan dalam brosur sebaiknya mempergunakan foto asli (95%), bukan merupakan gambar atau ilustrasi tangan.

2. Isi atau Materi.

Sebagian besar responden menyatakan bahwa isi atau materi dalam brosur sesuai dengan kondisi lapangan (90%), hanya sebagian kecil menyatakan bahwa isi kurang sesuai dengan kondisi lapangan (10%).

3. Kegunaan.

Brosur sangat berguna untuk menambah pengetahuan atau wawasan responden, dan brosur dapat dipergunakan dalam mencari ide atau gagasan dalam pemecahan masalah yang terjadi di lapangan. Hal ini dinyatakan sebagian besar responden (95%) mengenai kegunaan brosur dalam kegiatan penyuluhan sehari-hari.

(5)

C. Uji Media Elektronika (Siaran RKIP Wonocolo) bagi Penyuluh.

Walaupun media ini merupakan salah satu media yang sangat jauh jangkauannya, tetapi hampir semua responden menyatakan bahwa dalam 1 tahun terakhir tidak pernah atau jarang mendengarkan siaran RKIP Wonocolo. Kecuali beberapa responden di kabupaten Kediri, Nganjuk dan Lamongan pernah mendengarkan siaran RKIP Wonocolo., tetapi tidak untuk mendengarkan siaran tehnik pertanian, melainkan hanya untuk mencari hiburan.

D. Uji Media Elektronika (Siaran RKIP Wonocolo ) bagi Petani-Nelayan.

Hanya sebagian kecil responden di kabupaten Blitar, Tuban dan Lamongan pernah mendengarkan siaran RKIP Wonocolo. Sedangkan responden di kabupaten lainnya menyatakan tidak pernah mendengarkan siaran RKIP Wonocolo dengan berbagai alasan.

Bagi yang pernah mendengarkan menyatakan bahwa siaran RKIP Wonocolo masih cukup menarik (70%), urutan penyajiannya mudah dipahami (70%), penggunaan bahasa mudah dimengerti (70%) dan sisanya menyatakan sulit dimengerti (30%). Waktu penyajian 90% responden menyatakan kurang sesuai dan sisanya menyatakan sudah sesuai.

Hampir semua responden menyatakan bahwa materi siaran sesuai dengan dengan kondisi lapangan (95%), kegunaannya (70%) responden menyatakan sesuai dengan kebutuhan dan sisanya menyatakan kurang sesuai dan tidak sesuai.

Semua responden menyatakan bahwa materi siaran RKIP Wonocolo berguna untuk menambah wawasan dan sangat berguna untuk memecahkan permasalahan yang ada.

Seiring dengan munculnya teknologi baru melalui audio-visual (televisi), menyebabkan siaran radio mulai ditinggalkan penggemarnya. Walaupun siaran radio dapat melampaui hambatan yang ada, tetapi orang lebih mudah mengingat sesuatu yang telah dilihatnya dibandingkan dengan hanya mendengarkan saja.

Bagi petani yang tinggal di daerah pedesan, dimana siaran televisi tidak dapat dipantau denagan jelas, sebetulnya kehadiran siaran radio dapat merupakan pilihan yang terbaik. Siaran RKIP Wonocolo yang sudah dikenal masyarakat pedesaan merupakan salah satu sarana untuk menyalurkan informasi teknologi baru dibidang pertanian. Tetapi dengan terbatasnya daya yang ada, menyebakan siaran RKIP Wonocolo tidak dapat didengarkan secara merata di seluruh wilayah Jawa Timur.

KESIMPULAN

Dari pengkajian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Diseminasi media cetak (Liptan dan Brosur) telah diterima oleh penyuluh di tingkat lapangan, walaupun jumlah yang diterima di masing-masing Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian (BIPP) belum sesuai dengan jumlah penyuluh yang ada.

2. Materi yang ada dalam media cetak dapat dipergunakan sebagai pegangan dalam kegiatan penyuluhan pertanian, walaupun materi yang ada belum bersifat lokal spesifik.

3. Diseminasi informasi teknologi melalui siaran RKIP Wonocolo belum dapat dipantau secara merata di seluruh wilayah Jawa Timur, karena terbatasnya daya yang dimiliki oleh stasiun RKIP Wonocolo.

4. Media Liptan merupakan yang paling disenangi oleh penyuluh dibandingkan dengan Brosur, walaupun sering terjadi bahwa materi yang tertulis dalam Liptan kurang lengkap dibandingkan dengan Brosur.

Saran

1 Jumlah media tercetak yang disebarkan kepada pengguna disesuaikan dengan jumlah penyuluh yang ada.

2 Perlu adanya materi yang sesuai dengan spesifik lokasi

3 Jangkauan media elektronika perlu ditingkatkan, sehingga lebih banyak sasaran sasaran yang dapat

(6)

DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 1985. Bunga Rampai Informasi Pertanian. Departemen Pertanian

Anonimuus. 1991. Laporan Pengkajian Metodologi Penyuluhan Pertanian di Nusa Tenggara Timur dan Maluku. Pusat Pendidikan dan Penyuluhan Pertanian. Badan Pendidikan Latihan dan Penyuluhan Pertanian. Jakarta. Behren, J.H. and J.F. Evens. 1984. Using Mass Media for Extension Teaching. FAO, Rome.

Ginting, S. 1991. Keterkaitan Penyuluhan dan Penelitian : Suatu Pengalaman Mencari ,Mengolah danMenyebarkan Informasi Hasil Penelitian serta Umpan Baliknya. Prosiding Temu Tehnis Keterkaitan Penelitian dan Penyuluhan. Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komu- nikasi Penelitian.

Hernowo, A, Sutanto, J.T., Hendri A., dan Sumono.1966. Metode Penyaluran Informasi dan Teknologi dari Peneliti/Penyuluh kepada Petani-Nelayan. Dalam Risalah Hasil Penelitian Rakitan Teknologi Budidaya Tanaman Hias, Sayuran dan Palawija. Malang

Kartasapoetra, A.G. 1987. Teknologi Penyuluhan Pertanian. PT Bina Aksara, Bandung. Lunandi, A.G. 1988. Pendidikan Orang Dewasa. PT. Gramedia. Jakarta.

Legowo, Eko and Surachman. 1993. Information Requirement for Extension in Indonesia. Institute of Agricultural, Education and Training for Extension. Jakarta.

Mardikanto, T dan Sri Sutarni. 1982. Petunjuk Penyuluhan Pertanian. Usaha Nasional. Surabaya Mosher, A.T. 1985. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. C.V. Yasaguna .Jakarta.

Pasandaran, Effendi. 2000. Kebijakan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam rangka Otonomi Daerah. Lokakarya Prioritas Program dan Perencanaan Strategis Pembangunan Pertanian di Jawa Timur.

Samsudin, U. 1987. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Binacipta.Bandung. Sudarmanto. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Penerbit Universitas Indonesia.

Sundari, T.S. 1966. Analisis Kegunan Publikasi.sebagai Sumber Informasi Bagi Penyuluh Pertanian Propinsi Riau. Jurnal Perpus- takaan Pertanian Vol. V No. 1. Pusat Perpustakaan Perrtanian dan Komunikasi Penelitian. Bogor.

DISKUSI Ir. Budianto (APP Malang)

Apakah mungkin kelompencapir dihidupkan kembali untuk menggairahkan pendengar RKIP.

Ir. Hendri A,.Med

Kelompencapir dapat masuk kelompok tani yang sulit membentuk kelompok tani kelompok tani terbentuk kalau ada proyek saja.

Ir. Bambang Irianto, MS (IPPTP Mataram)

Perlu pengkajian lebih jauh gar sampai perubahan perilaku. Unsur hiburan lebih menonjol sehingga perlu kemasan untuk menarik pendengar RKIP.

Ir. Hendri A,.Med

Belum ada pengkajian lebih jauh hingga perubahan perilaku. Dalam waktu dekat ada yang mengkaji dampaknya.

Harti (BLPP Batu)

Apakah mungkin BIPP didanai untuk memperbanyak materi sesuai kebutuhan

Ir. Hendri A,.Med

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Seorang wanita cenderung akan mempunyai resiko yang semakin lebih besar ketika melahirkan, bahkan tidak jarang menimbulkan kematian pada ibu atau bayi yang

Pada fungsi ini, sistem akan menghasilkan rekomendasi koleksi-koleksi wallpaper yang belum pernah diunduh oleh pengguna, berdasarkan koleksi-koleski wallpaper yang telah

Dengan menggunakan analogi terhadap pembahasan tentang metode Euler dan metode Leap-Frog pada bab yang lalu, maka kita dapat menyimpulkan bahwa ketelitian untuk metode ini

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Untuk mengetahui seberapa besar minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Adiwerna, (2)

Dengan model rancangan arsitektur enterprise yang digunakan dalam makalah ini sepenuhnya mengadopsi pada penerapan TOGAF ADM sebagai salah satu metode yang bisa digunakan

Sedangkan yang menjadi isu permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1).Apakah yang menjadi faktor penyebab kekerasan dalam Rumah Tangga yang Dilakukan oleh suami

Pengalaman Sebagai Penyaji Seminar / Lokakarya / Diskusi Tingkat Nasional Mengenai Wawasan Manjemen Pemerintahan Umum dan Daerah. Pokok-Pokok pikiran strategis politik

Cash flow (aliran kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri