PT Ciputra Surya Tbk Dan Anak Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
30 September 2010 Dan 2009
NERACA KONSOLIDASI
30 September 2010 Dan 2009 (Dalam Rupiah) Catatan 2010 2009 ASETKas dan setara kas 2c,2m,3 229.211.216.153 172.534.162.615
Investasi 2d,4 - 37.632.623.986
Piutang
Usaha (Setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
sebesar Rp 4.427.039.985 pada tahun 2010 dan
Rp 1.647.342.545 pada tahun 2009) 2e,5 66.461.574.549 44.773.378.654 Lain-lain 3.483.523.664 4.872.891.574
Persediaan 2f,2l,6 957.797.139.112 917.627.673.311
Uang muka pembelian 7 55.597.017.348 33.904.090.823
Biaya dan pajak dibayar di muka 31.641.909.492 15.044.877.343
Aset pajak tangguhan 2n,12 146.540.608 178.012.630
Tanah untuk pengembangan 8 536.094.848.792 534.754.227.173
Aset tetap (Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 139.015.521.384 pada tahun 2010 dan
Rp 119.634.534.196 pada tahun 2009
2g,9 581.755.149.844 474.745.691.049
Aset lain-lain 10 36.565.023.139 29.758.508.537
JUMLAH ASET 2.498.753.942.701 2.265.826.137.695
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
PT CIPUTRA SURYA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan)
30 September 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
Catatan 2010 2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN
Hutang bank 11 210.469.703.579 109.017.789.218
Hutang usaha 3.355.304.659 5.988.558.341
Hutang lain-lain
Pihak ketiga 39.598.190.914 30.978.366.569 Biaya masih harus dibayar 475.761.464 7.714.908.466
Hutang pajak 2n,12 11.489.351.136 4.450.959.179
Uang muka pelanggan 2k,13 528.942.909.381 485.092.323.207
Hutang biaya pembangunan 26.165.887.617 22.494.217.488
Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja 2i,14 6.739.793.716 4.975.727.052
Jumlah Kewajiban 827.236.902.466 670.712.849.520 HAK MINORITAS
2b,15
143.812.012.745 138.853.681.489 EKUITAS
Modal saham – nilai nominal Rp 250 per saham Modal dasar – 7.912.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh
– 1.978.864.834 saham
16
494.716.208.500 494.716.208.500
Tambahan modal disetor 18.000.000.000 18.000.000.000
Saldo laba
Penyesuaian saldo awal 2a (2.767.385.290) -
Ditentukan penggunaannya 145.000.000 140.000.000
Belum ditentukan penggunaannya 1.017.611.204.280 943.403.398.186
Jumlah Ekuitas 1.527.705.027.490 1.456.259.606.686
JUMLAH KEWAJIBAN, HAK MINORITAS
DAN EKUITAS
2.498.753.942.701 2.265.826.137.695
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 Dan 2009 (Dalam Rupiah) Catatan 2010 2009 PENDAPATAN 2k,18 Penjualan bersih
394.197.040.411
220.028.876.907 Pendapatan usaha 35.433.346.986 38.791.318.560 Jumlah 429.630.387.397 258.820.195.467
BEBAN POKOK DAN BEBAN LANGSUNG 2k,19
Beban pokok penjualan 237.867.868.217 124.411.889.285
Beban langsung 24.188.954.420 22.815.599.038 Jumlah 262.056.822.637 147.227.488.323 LABA KOTOR 167.573.564.760 111.592.707.144 BEBAN USAHA 2k,20 Penjualan 21.688.247.747 15.586.241.089
Umum dan administrasi 56.274.813.342 53.436.696.683
Jumlah 77.963.061.089 69.022.937.772
LABA USAHA 89.610.503.671 42.569.769.372
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Laba (rugi) investasi - bersih - 11.718.144.523
Penghasilan bunga 7.078.156.352 8.901.404.274
Penghasilan denda dan pembatalan – bersih 2.671.497.273 2.139.077.350
Beban bunga (3.023.686.167) (3.160.045.746)
Lain-lain – bersih 3.074.082.462 9.114.338.328
Jumlah Penghasilan Lain-lain – Bersih 9.800.049.920 28.712.918.729
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 99.410.553.591 71.282.688.101
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2n,12
Kini - Final (19.982.217.531) (11.001.443.755)
Kini -Tidak Final (253.697.853) (3.513.334.000)
Tangguhan 3.926.741 22.630.554
Beban Pajak Penghasilan – Bersih (20.231.988.643) (14.492.147.201)
LABA SEBELUM HAK MINORITAS 79.178.564.948 56.790.540.900 HAK MINORITAS 2b,15 (7.173.416.944) (1.879.654.826)
LABA BERSIH 72.005.148.004 54.910.886.074
LABA BERSIH PER SAHAM 2o, 22 36 28
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
4
PT CIPUTRA SURYA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI
Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 Dan 2009 (Dalam Rupiah)
Saldo Laba
Tambahan Penyesuaian Ditentukan Belum ditentukan
Modal Saham Modal Disetor Saldo Awal Penggunaannya Pengunaannya Ekuitas
Saldo 1 Januari 2009 494.716.208.500 18.000.000.000 - 135.000.000 888.497.512.112 1.401.348.720.612
Pencadangan Saldo Laba - - - 5.000.000 (5.000.000) -
Laba bersih - - - - 54.910.886.074 54.910.886.074
Saldo 30 September 2009 494.716.208.500 18.000.000.000 - 140.000.000 943.403.398.186 1.456.259.606.686
Saldo 1 Januari 2010 494.716.208.500 18.000.000.000 - 140.000.000 945.611.056.276 1.458.467.264.776
Penyesuaian Saldo Awal - - (2.767.385.290) - - (2.767.385.290)
Pencadangan Saldo Laba - - - 5.000.000 (5.000.000) -
Laba bersih - - - 72.005.148.004 72.005.148.004
Saldo 30 September 2010 494.716.208.500 18.000.000.000 (2.767.385.290) 145.000.000 1.017.611.204.280 1.527.705.027.490
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 Dan 2009 (Dalam Rupiah)
2010 2009
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 445.796.881.620 323.148.394.394 Penerimaan dari (pembayaran untuk):
Bunga 7.370.563.321 9.196.017.198
Kontraktor, pemasok dan lainnya
(termasuk pembelian kaving tanah) (285.192.561.876) (211.140.199.682) Pajak penghasilan badan dan pajak lainnya (31.424.702.867) (32.191.560.513)
Gaji dan tunjangan karyawan ( 40.887.468.377) (36.302.949.276)
Bunga dan beban keuangan lainnya ( 575.501.987) (3.446.496.206)
Hutang kepada pihak yg mempunyai hub istimewa 7.049.998.000 - Beban usaha lainnya (27.303.758.375) (16.766.270.481)
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 74.833.449.459 32.496.935.434
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penurunan (kenaikan) investasi – bersih (8.842.127.113) 32.097.811.537 Penurunan (kenaikan) aset tetap – bersih (118.378.913.470) (60.646.373.273)
Kenaikan (penurunan) modal anak perusahaan (3.062.499.000) (2.006.250.000)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (130.283.539.583) (30.554.811.736) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan hutang bank 102.956.686.897 28.521.144.207
Pembayaran hutang bank (17.481.929.537) (37.589.963.930)
Kas Bersih Diperoleh (Digunakan) dari Aktivitas Pendanaan 85.474.757.360 (9.068.819.723)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS 30.024.667.236 (7.126.696.025) KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 199.186.548.917 179.660.858.640
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 229.211.216.153 172.534.162.615
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
PT CIPUTRA SURYA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 Dan 2009 (Dalam Rupiah)
1. U M U M
a. Pendirian Perusahaan
PT Ciputra Surya Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 1 Maret 1989, berdasarkan Akta Notaris Hobropoerwanto, SH No.1. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-546.HT.01.01.TH.90 tanggal 3 Februari 1990, dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 86, Tambahan No. 4424 tanggal 26 Oktober 1990. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, diantaranya adalah berdasarkan Akta No. 50 tanggal 30 Mei 2007 yang dibuat dihadapan notaris Fathiah Helmi, SH, mengenai peningkatan modal dasar perusahaan dari Rp 800 milyar yang terbagi atas 3,2 milyar saham menjadi Rp 1.978 milyar yang terbagi atas 7,912 milyar saham. Akta perubahan terakhir adalah Akta Pernyataan keputusan RUPSLB no. 141 tanggal 24 Juni 2008 dari notaris DR. Misahardi Wilamarta, SH , MH, MKn , LLM, dimana para pemegang saham menyetujui untuk mengubah dan menyusun Anggaran Dasar Perseroan antara lain dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan di bidang Pasar Modal.
Sesuai dengan Pasal 3 dari Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan mencakup, antara lain, perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan penjualan kawasan perumahan (real estat), perkantoran, pertokoan dan pusat niaga beserta fasilitas-fasilitasnya.
Perusahaan berkedudukan di Surabaya, Jawa Timur, dan proyeknya yaitu CitraRaya berlokasi di Lakarsantri, Surabaya. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tanggal 1 Maret 1993. b. Pendaftaran sebagai Perusahaan Terbuka Tanpa Penawaran Umum
Perusahaan telah mengajukan Pernyataan Pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), dahulu Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), dengan surat No. 118/HH/njs/X/98-CS tanggal 23 Oktober 1998, sehubungan dengan rencana Pendaftaran Perusahaan sebagai Perusahaan Publik Tanpa Penawaran Umum atas Seluruh Saham Biasa Atas Nama Perusahaan sejumlah 420.188.000 saham. Pernyataan Pendaftaran ini telah menjadi efektif berdasarkan surat Bapepam No. S-2739/PM/1998 tanggal 29 Desember 1998 dan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta.
c. Pemecahan Nilai Nominal Saham (Stock Split)
Perusahaan telah melakukan stock split nilai nominal saham dari Rp 500 menjadi Rp 250 per saham, yang berlaku efektif mulai tanggal 25 Juli 2005. Dengan demikian, jumlah modal disetor Perusahaan menjadi 1.978.864.834 saham, hasil stock split dari saham awal sejumlah 420.188.000 saham dan saham hasil konversi hutang obligasi sejumlah 569.244.417 saham. Harga nominal baru saham ini telah diperdagangkan di bursa efek pada tanggal 25 Juli 2005.
d. Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD)
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perusahaan yang diselenggarakan pada tanggal 25 Oktober 2007 dan dinyatakan dalam Akta No. 18 pada tanggal yang sama yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, para pemegang saham setuju untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dengan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 98.943.242 saham baru dari portepel atau 5% dari modal disetor Perusahaan. Akibat penerbitan saham baru ini, persentase kepemilikan masing-masing pemegang saham akan mengalami penurunan (dilusi) sebesar 4,76%. PMTHMETD dapat dilakukan dalam waktu satu tahun sejak RUPSLB tersebut dilaksanakan. Sampai saat penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, PMTHMETD belum dilaksanakan sehingga jumlah saham yang dikeluarkan Perusahaan belum mengalami perubahan. Keputusan RUPSLB ini sudah tidak dapat dilaksanakan karena masa berlaku satu tahunnya sudah kadaluarsa.
e. Struktur Anak Perusahaan
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak Perusahaan yang dimiliki secara mayoritas, baik langsung maupun tidak langsung, terdiri dari:
Persentase Pemilikan
Kegiatan Tahun
Jumlah Aset
Perusahaan Anak Pokok Operasi Komersial Kedudukan 2010 2009 30 September 2010
(dalam ribuan)
PT Bumiindah Permaiterang Real estat 1993 Surabaya 99,99 99,99 38.862
PT Citra Bahagia Elok Real estat 1996 Surabaya 99,99 99,99 108.303.323
PT Cahayahijau Tamanindah Real estat 1993 Surabaya 99,99 99,99 60.938
PT Aptacitra Surya Real estat 1993 Jakarta 99,80 99,80 267.408
PT Suburhijau Jayamakmur Real estat 1993 Surabaya 96,00 96,00 52.009
PT Tamancitra Suryahijau Real estat 1993 Surabaya 96,00 96,00 45.519
PT Ciputra Delta dan
anak perusahaan Real estat 1997 Surabaya 96,25 96,25 99.252.035
PT Saptamulia Hijaubangun Real estat 1993 Jakarta 73,00 73,00 1.583.870
PT Ciputra Surabaya Lapangan golf
Padang Golf ,dan club house 1995 Surabaya 98,99 98,99 49.461.960
PT Galaxy Alam Semesta dan
anak perusahaan Real estat 1996 Surabaya 99,99 99,99 300.606.629
PT Ciputra Graha Prima Real estat 2003 Surabaya 51,00 51,00 33.545.690
PT Adhiwira Persada Real estat - Surabaya 99,99 99,99 45.687
PT Asenda Bangun Persada Real estat 2004 Lampung 99,00 99,99 70.911.491
PT Cahaya Fajar Abaditama Real Estat 2005 Surabaya 60,00 60,00 62.975.713
PT Win Win Realty Centre Real Estat 2008 Surabaya 53,00 53,00 632.146.668
PT Ciputra Kirana Dewata Real Estat - Bali 99,00 - 21.887 PT Ciputra Abdi Persada Real Estat - Kendari 99,00 - 50.000
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Citra Bahagia Elok (CBE), anak perusahaan, yang diselenggarakan pada tanggal 11 Desember 2009 dan dinyatakan dalam Akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE,MH, Notaris di Jakarta, No. 112 tanggal 16 Desember 2009, diputuskan untuk meningkatkan modal dasar CBE dari Rp 50 milyar menjadi Rp 63,2 milyar dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 45 milyar menjadi Rp 63,2 milyar, dengan cara mengkonversi hutang CBE kepada Perusahaan sebesar Rp13,2 milyar. Setelah peningkatan modal tersebut, kepemilikan Perusahaan pada CBE tetap sebesar 99,99%. Peningkatan modal ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-02068 tanggal 26 Januari 2010.
Berdasarkan RUPSLB PT Galaxy Alamsemesta (GAS), anak perusahaan yang diselenggarakan pada tanggal 11 Desember 2009 dan dinyatakan dalam akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, Notaris di Jakarta, No. 111 tanggal 16 Desember 2009 diputuskan untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp125 milyar menjadi Rp140 milyar, kepemilikan Perusahaan pada GAS adalah tetap 99,99%. Perubahan modal ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai Surat Keputusan No. AHU.01.10-02741 tanggal 2 Pebruari 2010.
Berdasarkan RUPSLB PT Ciputra Delta (CDL), perusahaan anak, yang diselenggarakan pada tanggal 10 Maret 2009 dan dinyatakan dalam Akta No. 66 tanggal 13 Maret 2009, dihadapan notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, diputuskan untuk menurunkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 50 milyar menjadi Rp 40 milyar sehingga kepemilikan Perusahaan pada CDL menjadi 96.25%. Penurunan modal ini telah disetujui oleh Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No AHU-2165.AH.01.02 tanggal 19 Mei 2009.
Tahun 2009, PT Asendabangun Persada (ABP), Anak Perusahaan, telah beberapa kali mengubah anggaran dasarnya, terakhir berdasarkan akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, Notaris di Jakarta, No. 26 tanggal 4 Nopember 2009, diputuskan untuk menurunkan modal dasar dari Rp35 milyar menjadi Rp100 juta dan menurunkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp14 milyar menjadi Rp100 juta, sehingga kepemilikan Perusahaan pada ABP menjadi 99%. Perubahan modal ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai Surat Keputusan No. AHU-01983.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 14 Januari 2010.
Berdasarkan RUPSLB PT Karyaprima Hijauselaras (KPHS), perusahaan anak dari PT Ciputra Delta (CDL) dan PT Saptamulia Hijaubangun (SMHB), yang diselenggarakan pada tanggal 7 Agustus 2009 dan dinyatakan dalam Akta No. 92 tanggal 18 Agustus 2009 dihadapan notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, diputuskan untuk meningkatkan modal dasar menjadi sebesar Rp 50 juta dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi sebesar 12,5 juta. Setelah peningkatan modal tersebut, kepemilikan CDL dan SMHB pada KPHS tetap sebesar 99,99% dan 0,01%. Peningkatan modal ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-49526.AH.01.02. tahun 2009 tanggal 14 Oktober 2009.
PT CIPUTRA SURYA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 Dan 2009 (Dalam Rupiah)
Berdasarkan RUPSLB PT Cahayafajar Abaditama (CFA), perusahaan anak, yang diselenggarakan pada tanggal 27 Juni 2008 dan dinyatakan dalam Akta No. 269 dihadapan notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, diputuskan untuk melakukan penurunan modal ditempatkan dan disetor CFA sebesar Rp 7 milyar secara proporsional dari masing-masing pemegang saham,sehingga modal ditempatkan dan disetor menjadi Rp 18 milyar. Setelah penurunan modal tersebut, kepemilikan Perusahaan pada CFA tetap sebesar 60%. Penuruan modal tersebut juga tercantum dalam Akta No. 72 tanggal 9 Desember 2008, yang dibuat dihadapan Notaris Buntario Tigris Darmawan Ng, SH, SE, MH. Akta perubahan tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusannya No. AHU-00976.AH.01.02 tanggal 7 Januari 2009.
Berdasarkan RUPSLB PT Cahayafajar Abaditama (CFA), perusahaan anak, yang diselenggarakan pada tanggal 31 Agustus 2009 dan dinyatakan dalam Akta No. 188 tanggal 29 September 2009, dihadapan notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, diputuskan bahwa Perusahaan menurunkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 18 milyar menjadi Rp 13 milyar. Penurunan dilakukan secara proporsional dari masing – masing pemegang saham sehingga kepemilikan Perusahaan pada CFA tetap sebesar 60%. Penurunan modal ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No AHU-58411.AH.01.02 tanggal 1 Desember 2009.
Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No 45 tanggal 9 Agustus 2010 dari notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, Perusahaan dan Anak Perusahaan, PT Galaxy Alam Semesta, bersama-sama mendirikan PT Ciputra Kirana Dewata (CKD), Anak Perusahaan, dengan modal dasar yang telah ditempatkan sebesar Rp 50.000.000,-. Pendirian PT ini sedang diajukan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No 46 tanggal 9 Agustus 2010 dari notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, Perusahaan dan Anak Perusahaan, PT Galaxy Alam Semesta, bersama-sama mendirikan PT Ciputra Abdi Persada (CAP), Anak Perusahaan, dengan modal dasar yang telah ditempatkan sebesar Rp 50.000.000,-. Pendirian PT ini sedang diajukan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No 16 tanggal 6 Juli 2010 dari notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, Perusahaan dan Anak Perusahaan, PT Ciputra Delta, bersama-sama mendirikan PT. Harmoni Kelola Extention, Anak Perusahaan CDL, dengan modal dasar yang telah ditempatkan sebesar Rp 250.000.000,-. Hal ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan NO. AHU-36185.AH.01.01. Tahun 2010 tanggal 21 Juli 2010. Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No 17 tanggal 6 Juli 2010 dari notaris Buntario Tigris Darmawan Ng, SH, SE, MH, Perusahaan dan Anak Perusahaan, PT Ciputra Delta, bersama-sama mendirikan PT Harmoni Kelola Mandiri, Anak Perusahaan CDL, dengan modal dasar yang telah ditempatkan sebesar Rp 250.000.000,-. Hal ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan NO. AHU-36259.AH.01.01. Tahun 2010 tanggal 21 Juli 2010.
f. Komisaris, Direksi dan Karyawan Perusahaan
Susunan anggota Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
30 September 2010 30 September 2009
Komisaris Utama : DR Ir. Ciputra DR. Ir. Ciputra
Komisaris : Sandra Hendharto Sandra Hendharto
Komisaris Independen : DR. Cosmas Batubara DR. Cosmas Batubara
Lany Wihardjo Lany Wihardjo
Direktur Utama : Harun Hajadi Harun Hajadi
Direktur : Budiarsa Sastrawinata Budiarsa Sastrawinata
Rina Ciputra Sastrawinata Rina Ciputra Sastrawinata
Junita Ciputra Junita Ciputra
Candra Ciputra Candra Ciputra
Cakra Ciputra Cakra Ciputra
Nanik Joeliawati Santoso Nanik Joeliawati Santoso
Susunan Komite Audit pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
30 September 2010 30 September 2009
Ketua : DR. Cosmas Batubara DR. Cosmas Batubara
Anggota : Melina Indrawati Sutandi Melina Indrawati Sutandi
Lanny Bambang Lanny Bambang
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, jumlah karyawan Perusahaan dan anak perusahaan masing-masing adalah 477 orang dan 514 orang.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi ini disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang antara lain adalah Pernyataan Stándar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, Peraturan Bapepam No. VIII.G.7 (revisi 2000) tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Real Estat sesuai dengan Surat Edaran Ketua Bapepam No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002.
Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali investasi efek tertentu yang dicatat sebesar nilai wajarnya dan persediaan yang dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan metode akrual kecuali laporan arus kas konsolidasi.
Neraca konsolidasi disajikan berdasarkan metode tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar (unclassified basis) sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 44 mengenai “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat”.
Efektif mulai tanggal 1 Januari 2010, laporan keuangan konsolidasi telah menerapkan PSAK No. 26 (Revisi 2008), No. 50 (Revisi 2006), dan No. 55 (Revisi 2006).
PSAK No. 26 mengenai Bunga Pinjaman, berisi perlakuan akuntansi untuk biaya pinjaman. Pernyataan ini berisi penentuan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut dan untuk biaya pinjaman lainnya diakui sebagai biaya pada tahun berjalan. PSAK No. 50 mengenai Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan, berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. PSAK No. 55 mengenai Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan items non-keuangan.
Efek dari penerapan PSAK tersebut dicatat sebagai penyesuaian saldo laba awal pada neraca tahun 2010 akibat tidak diberlakukannya penerapan retrospektif atas PSAK tersebut.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi ini adalah Rupiah.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan sebagaimana disajikan dalam Catatan 1e.
Penyajian laporan keuangan konsolidasi dilakukan berdasarkan konsep satuan usaha (entity concept). Seluruh akun, transaksi dan laba/rugi yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha sebagai satu kesatuan.
PT CIPUTRA SURYA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 Dan 2009 (Dalam Rupiah)
Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan pada tanggal perolehan dialokasikan ke aset non-moneter berdasarkan nilai wajar pada tanggal perolehan. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan yang diakuisisi pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi diturunkan secara proposional, sampai seluruh selisih tersebut dialokasikan. c. Setara Kas
Setara kas meliputi deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dijadikan jaminan.
d. Investasi
Surat berharga dalam bentuk efek hutang dan ekuitas
Sesuai dengan PSAK No. 50 mengenai "Akuntansi Investasi Efek Tertentu", surat berharga diklasifikasikan dalam kategori sebagai berikut:
• Diperdagangkan
Termasuk dalam klasifikasi kelompok ini adalah efek yang dibeli untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya ditandai dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang tinggi. Efek-efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari kenaikan harga dalam jangka pendek. Investasi dalam efek yang termasuk dalam kelompok ini dicatat sebesar nilai wajar. Laba atau rugi yang belum terealisasi pada tanggal neraca dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.
• Dimiliki hingga jatuh tempo
Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo dicatat sebesar harga perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau diskonto hingga jatuh tempo.
• Tersedia untuk dijual
Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria diperdagangkan dan yang dimiliki hingga jatuh tempo akan dinyatakan sebagai tersedia untuk dijual yang dicatat sebesar nilai wajar. Laba (rugi) yang belum terealisasi pada tanggal neraca akan dicatat sebagai “Laba atau Rugi yang Belum Direalisasi dari Pemilikan Surat Berharga Tersedia untuk Dijual”, yang disajikan sebagai bagian dari Ekuitas dalam neraca konsolidasi.
PSAK No. 50 mengenai "Akuntansi Investasi Efek Tertentu" digantikan dengan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, deviden, kerugian dan keuntungan; dan keadaaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.
Penyertaan dalam saham
Investasi dalam saham dengan persentase kepemilikan perusahaan sedikitnya 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan metode ekuitas, dimana biaya perolehan investasi tersebut akan bertambah atau berkurang sesuai dengan bagian Perusahaan atau Anak Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi dan dikurangi dengan penerimaan dividen.
Berdasarkan PSAK No. 15 mengenai “Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi”, dalam menggunakan metode ekuitas, jika bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi, maka investasi dilaporkan nihil. Kerugian selanjutnya akan diakui dengan mengkreditkan kewajiban hanya apabila investor telah menjamin untuk membayar kewajiban perusahaan asosiasi. Jika perusahaan asosiasi selanjutnya melaporkan laba, investor akan mengakui penghasilan hanya setelah bagiannya atas laba melebihi bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui.
e. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Penyisihan piutang ragu-ragu ditentukan berdasarkan penelaahan yang mendalam terhadap kondisi masing-masing debitur pada akhir periode. Saldo piutang dihapuskan melalui penyisihan piutang ragu-ragu yang bersangkutan atau langsung dihapuskan dari piutang tersebut pada saat manajemen berkeyakinan penuh bahwa piutang tersebut tidak dapat ditagih.
f. Persediaan dan Tanah untuk Pengembangan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the
lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata.
Biaya perolehan tanah sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan, biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada kegiatan pengembangan real estat serta biaya-biaya pinjaman. Tanah yang sedang dikembangkan dipindahkan ke tanah yang tersedia untuk dijual pada saat pengembangan tanah telah selesai. Semua biaya dialokasikan secara proporsional ke tanah yang dapat dijual berdasarkan luas area masing-masing.
Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana atau area yang tidak dapat dijual lainnya, dialokasikan kepada luas area yang dapat dijual.
Biaya perolehan bangunan dalam penyelesaian dipindahkan ke rumah, rukan dan apartemen (strata title) tersedia untuk dijual pada saat pembangunan telah selesai.
Untuk proyek properti residential, akun ini dipindahkan ke persediaan pada saat dimulainya pengembangan dan pembangunan infrastruktur. Sedangkan untuk proyek properti komersial, pada saat selesainya pengembangan tanah dan pembangunan infrastruktur, akun ini akan dipindahkan ke persediaan atau aset tetap, mana yang lebih sesuai.
Persediaan lainnya seperti makanan, minuman dan persediaan lain-lain dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO).
Tanah yang belum dikembangkan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value).
Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan, yang terdiri dari biaya pra-perolehan dan perolehan tanah, dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pengembangan tanah akan dimulai. g. Aset Tetap
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”, dimana Perusahaan dan Anak Perusahaan telah memilih model biaya sebagai dasar pengukuran aset tetap. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan untuk kelangsungan dari pengoperasian suatu aset tetap, setiap biaya dari inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying
amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya
pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dibebankan ke operasi berjalan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana 20
Lapangan golf 20
Peralatan dan perabot 4
Kendaraan bermotor 4
PT CIPUTRA SURYA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 Dan 2009 (Dalam Rupiah)
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan aset dalam penyelesaian akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Sesuai dengan PSAK No. 47 mengenai “Akuntansi Tanah”, tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan (sebagai bagian dari Aset Lain-lain) dan diamortisasi sepanjang periode berlakunya hak atas tanah atau umur ekonomis hak atas tanah, periode mana yang lebih pendek.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
h. Penyisihan untuk Penggantian Peralatan Operasi Club House
Penyisihan untuk penggantian peralatan operasi club house ditetapkan sebesar 25% dari nilai peralatan berdasarkan taksiran nilai ganti dari peralatan operasi club house yang hilang atau rusak. Penggantian peralatan yang hilang atau rusak dicatat sebagai pengurangan akun penyisihan tersebut
i. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja
Perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetapnya dan telah mengakui kewajiban imbalan kerja karyawan yang tidak didanai berdasarkan Undang-undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (UU Tenaga Kerja No. 13) dan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”. Imbalan atas UU Tenaga Kerja No. 13 tersebut telah dihitung dengan membandingkan manfaat yang akan diterima oleh karyawan pada usia normal pensiun dari Dana Pensiun dengan manfaat yang diperoleh sesuai dengan UU tersebut setelah dikurangi akumulasi imbalan kerja karyawan dan hasil investasi yang terkait. Jika manfaat program pensiun iuran pasti kurang dari persyaratan yang ditetapkan Undang-undang, Perusahaan harus menyediakan kekurangannya.
Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja berdasarkan UU Tenaga Kerja No. 13 ditentukan dengan menggunakan metode perhitungan aktuarial projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi bersih keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui untuk setiap program pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut dan 10% dari nilai wajar aset pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata masa kerja karyawan dengan menggunakan metode garis lurus. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul akibat perubahan kewajiban imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.
j. Penurunan Nilai Aset
Perusahaan dan anak perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan adanya indikasi peristiwa atau perubahan kondisi yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat tidak dapat dipulihkan seluruhnya pada setiap tanggal pelaporan. Apabila kondisi tersebut terjadi, Perusahaan dan anak perusahaan diharuskan untuk menentukan taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) atas semua asetnya dan mengakui selisihnya sebagai kerugian dalam periode berjalan.
k. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Perusahaan dan anak perusahaan mengakui pendapatan dari penjualan real estat dengan menggunakan metode akrual penuh (full accrual method). Pendapatan dari penjualan real estat diakui secara penuh bila seluruh syarat berikut telah terpenuhi:
• Penjualan bangunan rumah, ruko dan bangunan sejenis lainnya beserta kavling tanahnya. Syarat-syarat yang harus dipenuhi terdiri dari:
a. Proses penjualan telah selesai; b. Harga jual akan tertagih;
c. Tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan
d. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.
• Penjualan kavling tanah tanpa bangunan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi terdiri dari:
a.
Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;b.
Harga jual akan tertagih;c.
Tagihan penjual tidak subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang;d.
Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kavling tanah atau kewajiban untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuan perundang-undangan; dane.
Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirianbangunan di atas kavling tanah tersebut.
•••• Pendapatan penjualan unit bangunan kondominium, apartemen, perkantoran, pusat belanja dan bangunan sejenis lainnya, serta unit dalam kepemilikan secara time sharing, diakui dengan metode persentase penyelesaian, (percentage-of-completion method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:
a. Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi;
b. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan
c. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal.
Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi kriteria pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh, pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode uang muka (deposit method) sampai seluruh kriteria penggunaan metode akrual penuh terpenuhi.
Beban pokok penjualan tanah ditentukan berdasarkan nilai perolehan tanah ditambah pengeluaran-pengeluaran lain untuk pengembangan tanah. Beban pokok penjualan rumah tinggal meliputi seluruh beban pembangunan.
Uang sewa ruang pusat niaga, kecuali dari penyewa utama (anchor tenant), dibayar di muka untuk 1 sampai 5 tahun dan dicatat dalam akun “Pendapatan Diterima di Muka”. Pendapatan sewa ruang pusat niaga ini diamortisasi dan diakui sebagai pendapatan secara bulanan. Uang sewa ruang pusat niaga penyewa utama dibayar secara bulanan dan pendapatan dari uang sewa tersebut juga diakui secara bulanan.
Penghasilan sewa unit villa golf diakui sebagai pendapatan berdasarkan masa sewa masing-masing unit villa golf tersebut.
Uang pendaftaran keanggotaan golf dan club house diakui sebagai pendapatan pada saat diterima. Iuran keanggotaan golf dan club house yang diterima di muka dicatat pada akun “Uang Muka Pelanggan” dan diamortisasi sebagai pendapatan berdasarkan masa manfaatnya.
PT CIPUTRA SURYA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 Dan 2009 (Dalam Rupiah)
l. Kapitalisasi Biaya Pinjaman
Bunga dan rugi selisih kurs atas pinjaman yang diperoleh untuk membiayai pembelian, pematangan dan pengembangan tanah dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan persediaan kavling tanah dan tanah yang belum dikembangkan bagi real estat, dan dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap dan aset dalam penyelesaian bagi proyek komersial. Pada saat selesainya semua kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan tanah atau pada saat aset dalam penyelesaian tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan, kapitalisasi bunga dan rugi selisih kurs juga akan dihentikan.
Sesuai dengan PSAK No. 26 (Revisi 1997) mengenai “Biaya Pinjaman”, biaya pinjaman dibebankan pada saat terjadinya. Biaya pinjaman dikapitalisasi apabila dapat secara langsung dikaitkan dengan perolehan, pembangunan atau produksi dari aset tertentu (qualifying assets). Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai ketika aktivitas untuk mempersiapkan pembangunan aset untuk dipergunakan atau dijual sesuai tujuannya sedang berlangsung dan pengeluaran serta biaya pinjaman sedang terjadi. Biaya pinjaman dikapitalisasi sampai dengan aset tersebut siap digunakan sesuai tujuannya. Apabila nilai tercatat dari aset tersebut melebihi jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan atau nilai realisasi bersih, maka diakui rugi penurunan nilai. PSAk No. 26 tersebut digantikan dengan PSAK No. 26 (Revisi 2008), “Biaya Pinjaman”, berisi perlakuan akuntansi untuk biaya pinjaman. Pernyataan ini berisi penentuan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan asset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan asset tersebut dan untuk biaya pinjaman lainnya diakui sebagai biaya pada tahun berjalan.
m. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dikonversi ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut (30 September 2010 : USD 1 = Rp 8.924 dan 30 September 2009 : USD 1 = Rp 9.681 )
n. Pajak Penghasilan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 5 tanggal 23 Maret 2002, penghasilan dari sewa pusat niaga dikenakan pajak final sebesar 10%, kecuali untuk kontrak sewa yang ditandatangani sebelum peraturan tersebut yang dikenakan pajak 6%.
Pajak penghasilan final
Perbedaan nilai tercatat antara aset dan kewajiban yang terkait pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan. Beban pajak periode berjalan sehubungan dengan pajak penghasilan final dihitung secara proporsional terhadap jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui selama periode berjalan. Perbedaan antara pajak penghasilan final yang dibayarkan dengan jumlah yang dibebankan sebagai beban pajak penghasilan final dalam laporan laba rugi diakui sebagai pajak dibayar di muka atau hutang pajak.
Pada tanggal 4 Nopember 2008, telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2008 mengenai Pajak Penghasilan dari Penghasilan Atas pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan. Peraturan ini menyatakan bahwa penghasilan atas kepemilikan tanah dan/atau bangunan dikenakan pajak bersifat final. Peraturan ini berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2009.
Atas pendapatan yang terkena pajak final, seperti pendapatan sewa unit villa golf tidak terdapat beda waktu antara pelaporan komersial dan fiskal. Apabila nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final untuk laporan komersial berbeda dengan nilai untuk pelaporan fiskal, maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan. Beban pajak diakui proporsional dengan jumlah pendapatan yang diakui pada laporan keuangan tahun berjalan.
Pajak penghasilan progresif
Beban pajak penghasilan tahun berjalan disajikan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui berdasarkan perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh terdapat cukup kemungkinan atas realisasi dari manfaat pajak tersebut.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset dipulihkan atau kewajiban diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat Surat Keputusan Pajak (SKP) diterima atau, jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mengajukan banding, pada saat hasil banding tersebut telah ditentukan.
o. Laba per Saham
Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam periode yang bersangkutan. Rata-rata tertimbang jumlah saham beredar selama tahun 2010 dan 2009 adalah sebanyak 1.978.864.834 saham.
p. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam penetapan estimasi, maka jumlah sesungguhnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi tersebut.
q. Informasi Segmen Usaha
Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2000) yang mensyaratkan penyajian informasi keuangan berdasarkan segmen usaha dan segmen geografis. Sesuai dengan struktur organisasi dan manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan serta sistem pelaporan internal, bentuk primer informasi keuangan atas pelaporan segmen disajikan berdasarkan segmen usaha dimana risiko dan imbalan terutama dipengaruhi oleh jenis kegiatan usaha yang berbeda.
Informasi keuangan atas segmen usaha yang disyaratkan PSAK No. 5 (Revisi 2000) disajikan dalam Catatan 24.
3. KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari:
2010 2009 Kas Rupiah 1.270.016.458 3.649.091.395 US Dolar (2009: USD 10,329.51) - 100.000.000 Jumlah Kas 1.270.016.458 3.749.091.395 Bank Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk 15.257.982.148 8.804.483.812
PT Bank Internasional Indonesia Tbk 8.932.101.079 11.412.799.019
PT Bank Mega Tbk 6.052.272.318 1.488.972.409
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 3.850.293.689 6.317.069.345 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 3.651.850.389 2.923.471.574
PT Bank Permata Tbk 1.153.628.729 4.026.778.444 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 2,5 miliar) 3.717.659.051 3.369.616.410
PT CIPUTRA SURYA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 Dan 2009 (Dalam Rupiah) 2010 2009 US Dolar EFG ( 2010: 100,005.93 ; 2009: USD 1,664,100.12 ) 892.452.919 16.110.153.262
Lain-lain (masing-masing dibawah USD 250.000) 1.205.000.119 180.187.988
Jumlah bank 44.713.240.441 54.633.532.263
Deposito Rupiah
PT Bank Internasional Indonesia Tbk 61.135.000.000 26.000.000.000
PT Bank Tabungan Negara Tbk 27.000.000.000 41.800.000.000 PT Bank Bukopin Tbk 15.000.000.000 12.500.000.000
PT Bank Panin Tbk 13.400.000.000 - PT Bank Mega Tbk 5.500.000.000 8.500.000.000 PT Bank CIMB Niaga Tbk 3.000.000.000 2.000.000.000 PT Bank Permata Tbk 2.000.000.000 12.700.000.000 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.000.000.000 3.000.000.000
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
-
1.500.000.000
PT Bank Bumiputera 2.000.000.000 - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - 6.000.000.000 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 2,5 miliar) 1.400.000.000 -
Sub-jumlah 132.435.000.000 114.000.000.000
US Dolar
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
(2010: USD 2,647,130.30 ; 2009:USD 9,875.39 ) 23.622.990.797 95.603.651
ICBC ( 2010 :USD 2,028,050,01 ) 18.098.318.289 - PT. Bank Sinarmas (2010:USD 1,010,923.90 ) 9.021.484.884 - Lain-lain (masing-masing dibawah USD250.000) 50.165.284 55.935.306
Sub-jumlah 50.792.959.254 151.538.957 Jumlah deposito 183.227.959.254 114.151.538.957
Jumlah 229.211.216.153 172.534.162.615 Tingkat Bunga: Deposito Rp 7,00 % - 8,75 % 8,00%-11,80% USD 1,75 % - 3,00 % 1,50% - 2,20% 4. INVESTASI Akun ini terdiri dari
2010 2009 Efek hutang - 37.632.623.986 Jumlah - 37.632.623.986
5. PIUTANG USAHA – BERSIH
Akun ini merupakan piutang usaha kepada pihak ketiga sebagai berikut:
2010 2009
Penjualan kavling, rumah dan ruko 68.794.781.430 44.724.296.424 Keanggotaan golf, restoran club house 2.093.833.104 1.696.424.775
dan sewa unit villa golf
Jumlah 70.888.614.534 46.420.721.199
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (4.427.039.985) (1.647.342.545)
Bersih 66.461.574.549 44.773.378.654
Manajemen Perusahaan dan anak perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut di atas cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.
6. PERSEDIAAN
Rincian persediaan adalah sebagai berikut:
2010 2009
Kavling tanah 821.196.461.967 761.967.936.731
Rumah, ruko, dan apartemen dalam pembangunan 135.577.552.635 154.795.036.632 Makanan, minuman dan persediaan lainnya 1.023.124.510 864.699.948
Jumlah 957.797.139.112 917.627.673.311
Persediaan kavling tanah merupakan tanah seluas sekitar 232 hadan 217 ha, masing-masing pada tanggal 30 September 2010 dan 2009. Bunga yang dikapitalisasi dalam akun persediaan adalah Rp 217.373.460 dan Rp 638.493.858 , masing-masing pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.
Pada tanggal 30 September 2010, pembangunan apartemen yang dimiliki Perusahaan sudah mencapai persentase penyelesaian 100%, sedangkan pembangunan apartemen yang dimiliki PT Win Win Realty Centre, Anak Perusahaan mencapai persentase penyelesaian sekitar 35%.
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, persediaan apartemen dalam pembangunan dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman PT Win Win Realty Centre, Anak Perusahaan, dari PT Bank Mega Tbk (Catatan 11). Persediaan rumah hunian, ruko dan apartemen telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 804.907.460.297 pada tahun 2010. Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutup kerugian atas risiko tersebut.
Berdasarkan evaluasi mengenai nilai yang dapat diperoleh kembali pada tanggal 30 September 2010, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan berpendapat bahwa tidak terdapat perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai persediaan.
7. UANG MUKA PEMBELIAN
Akun ini terdiri dari uang muka untuk:
2010 2009
Pembelian tanah dan lainnya 55.597.017.348 33.904.090.823 Uang muka pembelian tanah merupakan pembayaran di muka atas pembelian tanah yang berlokasi di Surabaya dan Sidoarjo.
PT CIPUTRA SURYA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 Dan 2009 (Dalam Rupiah)
8. TANAH UNTUK PENGEMBANGAN
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, akun ini merupakan tanah seluas masing-masing sekitar 406 ha dan 415ha yang dimiliki oleh anak perusahaan tertentu untuk dikembangkan pada masa mendatang. Pada saat dimulainya pengembangan dan pembangunan infrastruktur, nilai tanah tersebut akan dipindahkan ke akun persediaan kavling tanah atau ke akun aset tetap untuk bagian di mana akan dibangun pusat niaga dan hotel. Tidak ada beban bunga yang dikapitalisasi pada akun tanah untuk pengembangan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 tanah untuk pengembangan atas nama PT Win Win Realty Centre (WWR), Anak Perusahaan, senilai Rp 100.000.000.000 digunakan sebagai jaminan atas hutang dari PT Bank Mega Tbk (Catatan 11)
Berdasarkan evaluasi manajemen mengenai nilai yang dapat diperoleh kembali pada tanggal 30 September 2010, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai persediaan tanah yang belum dikembangkan.
9. ASET TETAP – BERSIH
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:
2010
Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Harga Perolehan
Hak atas tanah 107.645.581.832 - - 107.645.581.832 Bangunan 200.957.215.958 660.821.275 - 201.618.037.233 Lapangan golf 44.271.808.552 829.007.386 - 45.100.815.938 Peralatan dan perabot 43.969.610.195 7.782.502.080 189.727.865 51.562.384.410 Kendaraan bermotor 2.818.867.851 35.063.636 151.962.182 2.701.969.305
399.663.084.388 9.307.394.377 341.690.047 408.628.788.718
Aset dalam penyelesaian
Konstruksi dalam pengerjaan 216.234.421.206 112.461.323.440 16.553.862.136 312.141.882.510 Jumlah 615.897.505.594 121.768.717.817 16.895.552.183 720.770.671.228 Akumulasi Penyusutan Bangunan 59.066.366.285 8.755.682.611 - 67.822.048.896 Lapangan golf 29.715.301.882 1.668.623.615 - 31.383.925.497 Peralatan dan perabot 34.292.250.831 3.224.818.309 2.568.939 37.514.500.201 Kendaraan bermotor 2.312.160.827 121.880.124 138.994.161 2.295.046.790 Jumlah 125.386.079.825 13.771.004.659 141.563.100 139.015.521.384 Nilai Buku 490.511.425.769 581.755.149.844 2009
Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Harga Perolehan
Hak atas tanah 183.661.136.116 - - 183.661.136.116
Bangunan 122.664.824.184 630.505.884 - 123.295.330.068
Lapangan golf 44.142.108.552 129.700.000 - 44.271.808.552
Peralatan dan perabot 38.168.044.549 2.096.840.701 349.419.639 39.915.465.611
Kendaraan bermotor 2.852.846.032 93.850.000 71.196.363 2.875.499.669
391.488.959.433 2.950.896.585 420.616.002 394.019.240.016
Aset dalam penyelesaian
Konstruksi dalam pengerjaan 159.089.018.165 41.271.967.064 - 200.360.985.229
Jumlah 550.577.977.598 44.222.863.649 420.616.002 594.380.225.245
2009
Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Akumulasi Penyusutan
Bangunan 47.525.133.504 8.646.425.634 13.523.777 56.158.035.361
Lapangan golf 27.504.611.041 1.657.293.237 - 29.161.904.278 Peralatan dan perabot 29.138.758.543 2.810.327.270 1.432.334 31.947.653.479 Kendaraan bermotor 2.301.302.573 136.834.868 71.196.363 2.366.941.078 Jumlah 106.469.805.661 13.250.881.009 86.152.474 119.634.534.196 Nilai Buku 444.108.171.937 474.745.691.049
Tanah seluas sekitar 151,9 hektar adalah berupa Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama Perusahaan dan Anak Perusahaan yang akan berakhir pada berbagai tanggal antara tahun 2023 sampai dengan tahun 2038. HGB tersebut dapat diperpanjang pada saat berakhirnya hak tersebut.
Aset dalam penyelesaian merupakan akumulasi biaya pembangunan pusat perbelanjaan - proyek Ciputra World Surabaya di Jawa Timur yang dimiliki oleh PT Win Win Realty Centre (WWR), Anak Perusahaan dengan persentase penyelesaian 53%.
Pada 30 September 2010 dan 2009, aset tetap mall digunakan sebagai jaminan atas pinjaman PT Win Win Realty Centre, Anak Perusahaan, dari PT Bank Mega Tbk (Catatan 11).
Aset tetap, selain hak atas tanah dan lapangan golf, diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan beberapa paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sekitar Rp 101.835.860.209 dan US$ 165.500. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Berdasarkan evaluasi manajemen mengenai nilai yang dapat diperoleh kembali pada tanggal 30 September 2010, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap.
10. ASET LAIN-LAIN
Akun ini terutama merupakan saldo rekening yang dibatasi penggunaannya (escrow account) pada sejumlah bank sehubungan dengan pemberian dan pencairan kredit pemilikan rumah, masing-masing sebesar Rp 36.335.903.295 pada tanggal 30 September 2010 dan Rp 26.930.689.493 pada tanggal 30 September 2009.
11. HUTANG BANK
Rincian hutang bank adalah sebagai berikut:
Plafon Saldo Pinjaman 2010 2009 Rp Rp Rp
PT Bank Mega Tbk (Mega) 472.525.000.000 184.039.192.794 81.355.012.732 PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) 30.000.000.000 2.075.545.000 14.528.893.000 PT Bank Bukopin Tbk (Bukopin) 20.000.000.000 - 10.146.426.312
PT Bank Central Asia (BCA) 5.000.000.000 - 2.987.457.174
PT Bank ICBC Indonesia 30.000.000.000 - -
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 100.000.000.000 24.354.965.785 - EFG Bank USD 2.800.000
Jumlah 657.525.000.000 210.469.703.579 109.017.789.218
PT CIPUTRA SURYA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 Dan 2009 (Dalam Rupiah)
PT Bank Mega Tbk (Mega)
Pada tanggal 29 Februari 2008, PT Win Win Realty Centre (WWR), Anak Perusahaan, memperoleh fasilitas kredit berupa Fasilitas Term Loan (fasilitas TL) sebesar Rp 389,97 milyar dan Fasilitas Interest During
Construction (fasilitas IDC Loan) sebesar Rp 55,03 miliar yang masing-masing digunakan untuk pembangunan
project Ciputra World tahap I dan untuk membiayai interest during construction selama pembangunan Ciputra World tahap I.
Pada tanggal 28 Juli 2010, dilakukan Perubahan Persetujuan Kredit untuk Fasilitas Interest During Construction (fasilitas IDC Loan) menjadi sebesar Rp 82,555 miliar dan perubahan jatuh tempo pengembalian kedua Fasilitas tersebut berakhir pada tanggal 29 Desember 2020, dengan tingkat bunga sebesar 13,5% per tahun dan dijamin dengan tanah dan bangunan seluas sekitar 29.126 m2, bagian dari luas total 74.906 m2 serta piutang usaha atas nama WWR.
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII)
Pada tanggal 14 Desember 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank Internasional Indonesia Tbk sebesar Rp. 30.000.000.000 yang digunakan untuk pembiayaan tagihan/piutang yang timbul sehubungan proyek CitraRaya Surabaya. Pinjaman ini berlaku untuk jangka waktu 36 bulan dengan availability period sampai dengan 6 bulan dan dikenakan bunga sebesar suku bunga Sertifikat Bank Indonesia 1 bulanan ditambah 2,5% (9%) per tahun efektif menurun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang yang dimiliki Perusahaan dengan ratio piutang terhadap outstanding pinjaman tidak lebih rendah dari 125% outstanding pinjaman.
PT Bank Bukopin Tbk (Bank Bukopin)
Pada tanggal 21 Juni 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman investasi dari Bank Bukopin sebesar Rp 20 miliar yang digunakan untuk refinancing fasilitas proyek Ciputra Waterpark Surabaya. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 21 Juni 2011, dan dikenakan bunga sebesar 15,25% per tahun. Pembayaran kembali pokok dan bunga dilakukan secara bulanan mulai bulan Juli 2007. Pinjaman ini dijamin dengan beberapa bidang tanah seluas 37.734 m2 senilai Rp 22.250.000.000 (lihat Catatan 9). Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, Perusahaan, antara lain, tidak diperkenankan memberikan pinjaman kepada pihak lain yang berkaitan dengan bidang usaha kecuali kepada perusahaan anak, dan tidak diperkenankan melakukan pembayaran dan atau pelunasan atas pinjaman yang diperoleh dari pemegang saham. Dan pada tanggal 30 September 2010, Perusahaan sudah melunasi pinjaman dari Bank Bukopin.
PT Bank Central Asia (BCA)
Pada tanggal 5 November 2007, PT Asendabangun Persada (ABP), perusahaan anak, memperoleh pinjaman dari BCA sebesar Rp 5 miliar yang terdiri dari fasilitas cerukan sebesar Rp 1 miliar dan fasilitas kredit investasi sebesar Rp 4 miliar yang masing-masing digunakan untuk modal kerja dan pembangunan infrastuktur pembukaan blok baru di proyek perumahan Citra Garden Lampung. Fasilitas cerukan dan kredit investasi tersebut akan jatuh tempo masing-masing pada 5 November 2008 dan 5 Mei 2011, dengan bunga 11% per tahun. Kedua pinjaman ini dijamin dengan tanah seluas 46.753 m2 atas nama ABP senilai Rp 6,25 miliar (lihat Catatan 9). Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, ABP, antara lain, tidak diperbolehkan menggunakan fasilitas kredit untuk pembiayaan tanah kosong, mengikatkan diri sebagai penanggung/penjamin dalam bentuk dan dengan nama apapun, memberikan pinjaman kepada pihak lain, melakukan peleburan, penggabungan, pengambilalihan, pembubaran/likuidasi, dan mengubah status kelembagaan. Dan pada tanggal 30 September 2010, PT Asendabangun Persada (ABP), Anak Perusahaan, sudah melunasi pinjaman dari BCA.
PT Bank ICBC Indonesia
Pada tanggal 18 Januari 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank ICBC Indonesia sebesar Rp. 30.000.000.000 yang digunakan untuk pembiayaan modal kerja. Pinjaman ini akan jatuh tempo 18 Januari 2011 dan dikenakan bunga sebesar 11,5% per tahun, dengan ketentuan bank berhak untuk melakukan perubahan terhadap besarnya bunga setiap ada perubahan prime rate bunga bank. Pinjaman ini dijamin dengan piutang yang dimiliki Perusahaan dengan ratio piutang terhadap outstanding pinjaman tidak lebih rendah dari 125% outstanding pinjaman. Per tanggal 30 Juni 2010 CS telah melakukan pelunasan pinjaman tersebut.