• Tidak ada hasil yang ditemukan

cnirec, lyi..:.iir'2". PHRATURAN DAERAH KAEUPATEN SUBANG NCIMOR 2 TAHUN 2CI04 TEhITANG RENC,ANA TA A RUANG WILAYAI.I KABUPATEI{ SUBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "cnirec, lyi..:.iir'2". PHRATURAN DAERAH KAEUPATEN SUBANG NCIMOR 2 TAHUN 2CI04 TEhITANG RENC,ANA TA A RUANG WILAYAI.I KABUPATEI{ SUBANG"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

I

PHRATURAN DAERAH KAEUPATEN SUBANG NCIMOR 2 TAHUN 2CI04

TEhITANG

RENC,ANA TA A RUANG WILAYAI.I KABUPATEI{ SUBANG DFhIGAN ItAI,{MA']' TUI-IA[\I YAT{G MA}"IA ESA

lMenitnbatng :

f t I ; . r r n i r r n : r f ' 1

b .

BUI3ATI $UilATSG

bahwa untul( mengarahkan penrbangunan di Kabupaten Subang dengan mernanfaatkan ruang wilayah secara berdaya gLtna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang clan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan Itesejahteraan nlasyarakat dan pertahanan keamanan, perlu disusun Rencana Tata Ruang Wilayah;

bahwa dalam rangka rirevlujudkan keterpaduan pembangunan antar selctor, daerah, dan masyarakat, maka Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan arahan lol<asi investasi pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah, masyaral<at, dan/atau dunia usaha;

bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tirrgkat ll S u b a n g N o m o r 2 8 T a h u n 1 9 9 6 t e n t a n g R e n c a n a T a t a Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingl<at ll Subang perlu disesuaikan dengan visi dan misi Kabupaten $ u b a n g s a m p a i d e n g a n t a t i u n 2 0 1 3 ;

b a t r w a s c h u b u n g ; a n d e r l g a n . h a l t o r s e b u t p a d a h u r t t f a , l i u r u f b d a n l r u r L t f c s c r t a s o b a g ; i i p o l a l c s a n a a n U n d a n g -rurrclang No. 24 'fahun 1992 tentang Penataan Ruang, clipandarrg perlu nrenetapkan Rencana Tata Ruang W i l a y a h K a b u p a t e n S u b a n g d e n g a n P e r a t u r a n D a e r a h '

l J n c l a n g ' u n d a n g N o . ,1 T a h u n 1 9 6 8 te n t a n g P e m b e n t u k a n Kabupaten Purvrai<arta clati $rrbang (t-l!Rl Nomor 3 l - a h u n 1 9 6 8 , T L N R I l r l o i n o r 2 8 5 1 ) ;

Unclang-unrdartg I'Jornor i 1 T'ahun 1974 tentang Pengairan ( t - N R l . N o r n o r B 5 T a h i r n 1 9 7 4 , T L N R N o m o r 3 0 4 6 ) ;

LJndang-unclang I'lotnor 5 Tahun 1984 tentang PerincJustrian (Ll'JRl f{ornor 22 Tahun 1984, Tt-NRl 3274); Unclang-undang I'Jornor 25 Tal'run 1985 tentang Jalan ( L N R I N o r n o r 8 3 T a h u i n i 9 8 5 , T L N R I N o m o r 3 1 8 ) ;

Urrclang-irndatrg Nontor 5 'Iahun 1990 tentang Konseruasi Sumber Daya Alarn Can l-layati dan El<osistemnya (LNRI N o r n o r 4 9 l - a h u n 1 9 9 0 , ' f L N R | 3 a 1 9 ) ;

Unclang-r-rndatrg No. g Tahutt 1990 tentang l(epariwisartaan (L.NRl Nomor 49 Tahun 1990, TLNRI 3437);

Unclang-undang dan Perrnukiman

Nomor 3469);

No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan (LI{RI Talrun 1992 Nomor 23, TLNRI

D O K U M E N T A S I & A R S I P

BAPPENAS

.lcc. Xo. : ( Class :

cnirec, lYi..:.iir'2".

.a- . J . {+. -7

(2)

8 .

9 .

Undang-undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (LNRI Tahun 1992 Nomor 115, TLNRI Nomor 3504;

Undang-undang Nonror 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (LNRI Tahun 1997 Nomor 68, TLNRI Nomor 3699);

Undang-undang Nomor 22 Taliun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (LNRI Tahun 1999 Nomor 60, TLNRI Nomor 3839);

Undang-undang Nornor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah (LNRI Tahun 1999 Nomor 72, TLNRI Nomor 3848);

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (LNRI Nomor 1982, TLNRI Nomor 3225);

Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (LNRI Tahun 1991 Nomor 44, TLNRI Nomor 3445);

Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (LNRI Tal^run 1996 Nomor 104, TLNRI Nomor 3721); Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (LNRI Tahun 1997 Nomor 96, TLNRI Nomor 3721):

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;

Peraturan Pemerintah Nornor 25 Tahun 2000 tentang Kewenarrgan Penrerintah dan Kewenangan Propinsi

S e b a g a i D a e r a h O t o n o m ,

Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1gg7 tentang Penyidik Pegawai Nogeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Daerah;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun l gg8 tentang Fenyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah; Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1gg3 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan;

Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat ll Subang Nomor 32 Tahun 1996 tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Zona Industri Kabupaten Subang;

Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 12 Tahun 2001 tentang Kawasan Lindung.

1 0 . 1 1 . 1 2 . 1 3 . 1 4 . 1 5 . 1 6 . 1 7 . 1 R 1 9 . 20

2 1 ,

2 2 .

23.

(3)

DENGAN PERSETUJUAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUBANG

Menetapkan :

MEMUTUSKAN :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUBANG

BAB I

KETENTUAN UMUIVI Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah iniyang dimaksr.rd dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Subang.

2' Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah Kabupaten subang.

3. Bupati adalah Bupati Subang.

4- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten 6ubang.

-5. Peraturan Daerah adarah peraturan Daerah Kabupaten subang.

6. Rencana Tata. Ruang wilayah Kabupaten yang selanjutnya disingkat RTRWK adalah rencana struktur tata ruang kabupaten-yung mengatur struktur dan pola tata ruang wilayah kabupaten.

7 ' Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiitan serta memelihara kelangsungan hidupnya.

B' J-ata ruang adalah wujud strul(ural dan pola pemanfaatan ruang, baik

direncanakan malrpun tidak.

L Penataan ruang adatah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

10. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

11. wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemn a ditentukan berdasarkan aspek administrasi dan atau aspek fungsional,

12. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung atau budi daya. 13' Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan,

14' Kawasan budi daya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi-dan potensi uu,ib"r dJya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

15. Kawasan perdesaan adarah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber-day-a alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, perayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosiat, dan kegiatan ekonomi.

(4)

1 6 . 1 7 . 1 8 , 1 9 .

24.

23.

2 4 . 25, 2 1 . 2 2 .

Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanarr sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kawasan Pertahanan Keamanan adalah kav'rasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk kepentingan kegiatan pertahanan keamanan; yang terdiri dari kawasan latihan militer, kawasan pangkalan TNI Angkatan Udara dan kawasan militer lainnya,

Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk lridup termasuk rnanusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup rainnya. Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.

Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh, menyeluruh dan saling mempongaruhi dalam membentuk kcsoimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

Daerah Pengaliran sungai yang selanjutnya disingkat DpS adalah suatu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk secara alami dimana air meresap dan atau mengalir melalui sungai dan anak sungaiyang bersangkutan. Garis sempadan adalah garis batas luar dari wilayah pengamanan jalan, sungai, danau, situ, pantai dan mata air.

wilayah Pengembangan adalah satuan wirayah yang mempunyai kesamaan fungsi utama terdiri atas beberapa kecamatan yang dilayani oleh satu pusat wilayah pengembangan.

Pusat wilayah Pengembangan adalah pusat kegiatan yang mempunyai potensi sebagai pusat jasa, pusat pengolahan, dan simpul transportasi yang melayani beberapa kecamatan.

tl4asyarakat adalah orang perorangan, kelompok orang termasuk nrasyarakat hukum adat atau badan hukum.

29. Peran serta masyarakat adalah berbagai kegiatan masyarakat, yang timbul atas kehendak dan prakarsa masyarakat, untuk berminat dan bLrgerak dalam penyelenggaraan penataan ruang.

30. Pembangunan berkelanjutan yang bennrawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, iermasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

26.

2 7 .

(5)

BAB II

ASAS, TUJUAN, FUNGSI DAN KEDUDUKAN Bagian Pertama

Asas dan Tujuan Pasal 2

Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten ini disusun berasaskan:

a. pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan;

b' keterbukaan, persamaan, keadilan, partisipasi masyarakat dan perlindungan h u k u m .

Pasal 3

Tujuan pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf a yaitu :

a. terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan benrawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan oiya dukunj dan daya tampung lingkungan hidup serta kebijaksanaan.pembangunan njsional dan daerah;

b. terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan rindung dan kawasan budi daya di kawasan perkotaan, kawasan perdesaan, dan kawasan tertentu yang ada di daerah;

c' terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia;

d terwujudnya visi dan misi Kabupaten Subang;

e, terjaminnya ketersediaan pangan dengan mengoptimalkan dan mempertahankan lahan irigasi teknis,

t. terwujudnya kehidupan masyarakat yang sejahtera; dan

g' mengatur struktur dan pola tata ruang yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Bagian Kedua Fungsi dan Kedudukan

Pasal 4

(1) RTRWK Subang berfungsi sebagai penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional, Propinsi, Kabupaten, dan aniar wilayah serta sebagai acuan

kebijakan pembangunan daerah. -

----e-(2) Kedudukan RTRWK Subang sebagai:

a' Dasar pertimbangan dafam penyusunan tata ruang propinsi;

b' Penyelaras bagi kebijakan penataan ruang antar wilayah se kabupaten; c. Pedoman. bagi pelaksanaan perencanaan, pemanfaatan ruang, dan

pengendalian pemanfaatan ruang di kabupaten;

d. Dasar pertimbangan dalam penyelarasan penataan ruang Kaoupaten lain yang berbatasan.

(6)

BAB III

WILAYAH, SUBSTANSI, DAN JANGKA WAKTU RENCANA Bagian Pertama

Wilayah Rencana Pasal 5

(1) Lingkup wilayah RTRWK adalah daerah dengan batas yang ditentukan berdasarkan aspek administratif mencakui wilayah daratan seluas 205.176,95 lla, wilayah pesisir dan laut sejauh sepertiga dari batas laut Daerah Propinsi, serta wilayah udara.

(2) Batas-batas daerah adalah sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sumedang dan Indramayu, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Punrvakarta dan Karawang.

Bagian Kedua Substansi Rencana

Pasal 6

Substansi RTRWK mencakup kebijakan penataan ruang, rencana tata ruang wilayah, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Kebijakan Penataan Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini meliputi:

a. Kebijakan Perencanaan Tata Ruang; b. Kebijakan Pemanfaatan Ruang;

c. Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini meliputi:

a. Rencana struktur tata ruang meliputi rencana pengembangan sistem kota-kota, rencana pengembangan infrastrulctur wilayah, rencana pengembangan Wilayah Pengembangan WP), dan kawasan pertahanan keamanan.

b. Rencana pola tata ruang meliputi rencana pola tata ruang kawasan lindung, rencana pola tata ruang kawasan budidaya, serta rencana daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini meliputi program, kegiatan, tahapan, dan pembiayaarr pemanfaatan ruang yang didasarkan atas rencana tata ruang.

( 1 ) (2)

(3)

(7)

(5) Pengendalian Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini meliputi kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap

p e m a n f a a t a n r u a n g .

Bagian Ketiga Jangka Waktu Rencena

Pasal 7

J a n g k a w a k t u R T R W K a d a l a f r s a m p a i d e n g a n T a h u n 2 0 1 3 ,

BAB IV

K E B I J A K A N P E N A T A A N R U A N G Bagian Pertama

Kebijakan Perencanaan Tata Ruang Pasal 8

K e b i j a k a n p e r e n c a n a a n t a t a ru a n g s e b a g a i m a n a d i m a k s u d d a l a m a y a t ( 2 ) Pasal 6 a d a l a h :

a. penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang dilakukan melalui pendekata n partisipatif;

b. RTRWK dapat ditinjau kembali dan atau disempurnakan bilamana RTRWK t i d a k m a m p u l a g i mongakomodasikan d i n a m i k a p o r k o m b a n g a n y a n g disebabkan oleh faktor eksternal dan atau internal;

c, RTRWK perlu ditindaklanjuti ke dalam rencana rinci tata ruang;

d. RTRWK agar ditindaklanjuti dengan penyusunan petunjuk operasional RTRWK yang ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 9

(1) Pendekatan partisipatif gebagaimana dimaksud dalam huruf a Pasal 8 Peraturan Daerah ini dilakukan melalui penyelenggaraan forum dialog, p,enyebaran angket, dan kesepakatan yang melibatkan unsur pemerintah dfler?h, DPRD, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat dan dunia usaha.

(2) Peninjauan kembali dan atau penyempurnaan RTRWK sebagaimana dimaksud dalam huruf b Pasal 8 Peraturan Daerah ini dilakukan secara berkala menurut peraturan perundang-undangan yang berraku.

(3) Roncana torporinci sobagaimana dirnalisud dalam huruf c Pasal B Peraturan Daerah irii adaiah rencana detail tata ruang kawasan perkotaan, rencana detail kawasan fungsional, rencana detail tata ruanE kota, dan rencana teknis ruang kota.

(8)

(4) Petunjuk operasional sebagaimana dimaksud dalam huruf d Pasal I peraturan Daerah ini meliputi kriteria dan standar teknis yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan penataan ruang.

Bagian Kedua

Kebijakan Pemanfaatan Ruang Paragraf 1

U m u m Pasal 10

(1) Kebijakan pemanfaatan ruang diwujudkan berdasarkan kebijakan struktur tata ruang dan pola tata ruang.

(2) Kebijakan struktur tata ruang wilayah diwujudkan untuk mencapai keseimbangan lingkungan dan ketefsediaan sumber daya daerah.

(3) Kebijakan pola tata ruang diwujudkan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

(4) Kebijakan struktur tatra ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini meliputi pengembangan sistem kota-kota, infrastruktur wilayah, Wilayah Pengembangan (WP) dan kawasan pertahanan keamanan.

(5) Kebijakan poia tata ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini meliputi kebijakan pola tata ruang kawasan lindung, kawasan budidaya, serta daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

(6) Pelaksanaan pemanfaatan ruang dijabarkan dalam program dan kegiatan pembangunan yang memanfaatkan ruang menurut jangka waktu yang ditetapkan di dalam RTRWK.

(7) Kegiatan pemanfaatan ruang perlu didukung oleh pembiayaannya meliputi sumber, prioritas, dan alokasi pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan.

Paragrat 2 ' Sistem Kota-kota

Pasal 11

Untuk mewujudkan struldur tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal 10 Peraturan Daerah ini, maka kebijakan pengembangan sistem kota-kota adalah mengembangkan sistem kota-kota yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup serta fungsi kegiatan dominarrnya.

Paragraf 3

!nfrastruktur Wilayah Pasal 12

Untuk mewujudkan struictur tata ruang wilayah'sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal 10 Peraturan Daerah ini, maka kebijakan pengembangan infrastruktur wilayah adalah:

(9)

a .

b .

mempertahankan dan meningkatkan tingkat pelayanan infrastruktur transportasi yang ada untuk mendukung tumbuhnya pusat-pusat wilayah pengembangan dan hinterland-nya;

monyediokqn infrastruktur yang borfungsi sebagai penyedia dan penampung alf bakU Untuk fflewujudktiit keseirnbangan ketersediaan air pada musim

hujan dan kemarau;

mempertahankan dan meningkatkan jaringan irigasi yang ada dalam rangka ketahanan pangan;

menitrgkatkan ketersediaan energ i ;

meningkatkan ketersediaan infrastruktur permukiman yaitu air bersih' drainase, dan jalan lingkungan;

meningkatkan ketersediaan saranatelekomunikasi di Perkotaan dan

perdesaan;

meningkatkan ketersediaan infrastruktur yang berfu.ngsi sebagai penyedia, pen"t ipung dan pengolah hasil tangkapan dan budidaya perikanan'

Paragraf 5

Kawasan Pertahanan Keamanan

c . d . e . f . g . Paragrat 4 Wilayah Pengembangan Pasal 13

Untuk mewujudkan struktur tata ruang sebagaimana dimaksud cjalam ayat (2) Pasal 10 Peraturan Daerah ini, mata t<eoilat<an pengembangan wilayah Pengembangan adalah:

a. witayafr kabupaten Subang terbagi atas 4 (empat) Wilayah-Pengembangan yaitu WR Subang, WP Parfanukan, WP Jalancagak, dan WP Pabuaran' WP bubang denganlusat Kota Subang meliputi Kecamatan Subang, Pagaden, Cibogo-, Kalifati, Cipunagara, dan Cikaum, WP Pamanukan dongan pusat Kota Pamanukan rneliputi Kocamatan Pamanukan, Legonkulon, Pusakanagara, Ciasem, Blanakan, Binong, dan Compreng. WP Jalancagak dengan pusat Kota Jalancagak meliputi .Kecamatan Jalancagak, Sagilaherang, Cisalak, Tanjungsiang, dan Cijambe. WP Pabuaran dengan puJat Kota Cipeundeuy meliputi Kecamatan Pabuaran, Cipeundeuy, Purwadadi, dan Patokbeusi.

b. memperkuat fungsi wP subang sebagai pusat permukiman perkotaan, pusat pelayanan pem6rintahan, puiat perdagangan, pusat pendidikan, pusat pelayanan kesehatan; WP Pamanukan sebagai pusat pengembangan bertinian lahan basah, pusat produksi hasil laut dan tambak, wisata pantai dan laut, perdagangan skala regional; WP Pabuaran sebagai pusat pengembangan Indulstri, produksi buah-buahan; dan WP Jalancagak sebagai puslt pengembangan wisata, perkebunan, perikanan air tawar, dan produksi buah-buahan.

c. menciptakan sinergi keselarasan pengembangan pusat-pusat wilayah pengembangan dengan hinterland-nya'

Untuk mewujudkan struktur tata ayat (2) Pasal 10 Peraturan

P a s a l 1 4

r u a n g w i l a y a h s e b a g a i m a n a d i m a k s u d d a l a m D a e r a h i n i , m a k a k e b i j a k a n p e n g e m b a n g a n

(10)

kawasan pertahanan keamanan adalah mengamankan kepentingan pertahanan dan keamanen di beberapa kawasan yang disesuaikan dengan rencana tata ruang peftahanan keamanan'

paragraf 6 Kawasen Linslung

-

Fisal

is

untuk lngwujudkan_pola tata ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) Pasal 10 Peraturan Daerah ini, maka kebijakan pola tata ruang kawbsan linOui6 adalah meningkatkan luas kawasan yang berfungsi lindung dan menjagi kuaf itas kawasan lindung.

Paragraf 7

Kawasan Budidaya Pasal 16

Untuk mewujudkan pola tata ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) Pasal 10 Peraturan Daarah ini, maka keuiiat<an pola tata ruang kawasan budidaya adalah mempertahankan lahan - irigasi teknis, p"ngemoangan permukiman perkotaan, pengembangan permukiman' -perdesaan, pengembangan industri, pengembangan peianiap tirran kering, pengembangan budidaya perikanan, pengembangan' peternakan, dan peniembanlun pariwisata.

paragraf g

Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup

p a s a l 1 7

untuk lgwujudkan-pola.t?t? ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (s) Pasal 10 Peraturarr Daerah ini, maka kebija[an daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup adalah meningkatkan daya duliung lingliungan jamiah dan buatan serta menjaga.koseimbangan daya iampung ingk-ungu-n ,nirk menjaga proses pembangunan barkelanjutan.

Bagian Ketiga

Kebijakan pengendalian pemanfaatan Ruang Pasal 18

(1) Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui pengawasan, penertiban, dan pemberian ijin yang didasaikin kepada RTRWK.

-(2) Qongendalian pemanfaatan ruang merupakan kewenangan Kabupaten dengan memperhatikan dan mempertimbangkan RTRWK.

(11)

p a s a l 1g Koordlnasi pongondnllan pomsnfaatan

ruang dilakukan oleh Tim Koordinasi

r"anataan

Ruang

Daerah

Kabupaten

yang

ditetapr<an

oreh

Bupati.

BAB V

RENCANA TATA RUANG WILAYAH Bagian pertama

Rencana Struktur Tata Ruang paragraf 1

U m u m pasal 20 Rencana struktur pemanfaatan ruang

. wirayah sebagaimana dimaksud dalam pasal o uy?l (3) aiwujuoian- berdisarkan sistem permukimanperdesaan, permukiman p"tkoiuun, serta prasarana transportasi, telekomunikasi' energi, pungiiiun,

A^ prasarana perumahan permukiman. I'encana strurctur pemanfaatan

ruang wirayah sebagaimana dimaksud drlam pasal 6 a1lt (s) *.riplti permukiman perdesaan, permukiman Pekotaan, dan prasarana sebagaimana dimaksud

pada ayat (1).

( )

(2)

Paragraf 2

Sistenr permukiman perdesaan Pasal 21

i

rengembangan

kawasan

perdesaan

didasarkan

pada:

(a) Pengembangan

pusat permukiman

perdesaan

dikaitkan

secara

serasi,

selaras

dan-seim,b;d

jJ;ai

sistem

p"rr," uun, prasarana

wirayah

dan

pengembangan

kawaian

prGt produksi.

(b) Fasilitas

yu:g,,__gjlembangkan

adarah fasiritas perayanan

ekonomi,

fl??i"t

llli |:[Hj:,:'

Ju

i iu.. p.r,vanu

n'lui

n,".r. i olngan

kJbutu

ha

n

(c) Fasifitas p.n-gro]:h11

hasil pertanian rahan basah, pertanian

rahan kering, peternakan,

9on perikanan uisediafan ;;;;; dengan jenis komoditi

pe.'a

n ia

n dom

in

a n ya

ns oinl riiri n ;; i;.;;i }?ru"r, u n.

(cl) Pefqyanan

;,.,ffi:#?:f:1:#iirJ,.,fl

i##'ouno5fl,,.iff

,:u,fr

T3i.otiix,.Jf,:l

(:)

i;ilililT

prasaran€

dasar

disediakan

daram

bentuk

prasarana

dasar

(12)

Paragraf 3

Sistem Permukiman Perkotaan Pasal 22

(1) Pengembangan kota diarahkan untuk meningkatkan fungsi pelayanan perkotaan secara hirarkis.

(2) Permukiman perkotaan di kawasan irigasi teknis dikembangkan pada simpul yang tolah berkombang sosuai. dongan kobutuhan polayanan perkotaan dan kegiatan penduduknya. Bentuk permukiman kota di sekitar kawasan irigasi teknis dilrembanrgkan secara terpusat untuk meningkatkan efisiensi pelayanan prasarana dasar dan fasilitas perkotaan.

(3) Rencana pengembangan perkotaan utama terdiri atas 3 (tiga) kota hirarki I yaitu Kota subang, Kota Pamanukan dan Kota Jalancagak; 4 (ompat) kota hirarki ll yaitu Kota Pagaden, Kota Kalijati, Kota cipeundeuy dan Kota Ciasem yang mampu mendorong perkembangan ekonomi.

(4) Pengembangan kota sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini terdiri atas :

a. Kota subang dengan kegiatan pusat pemerintahan kabupaten, pusat perdagangan skala kabupaten, pusat jasa perekonomian, pusat pelayanan kesehatan, pusat pendidikan menengah dan tinggi, dan permukiman perkotaan,

b. Kota Pamanukan dengan kegiatan pusat perdagangan skala kabupaten, pusat jasa perekonomian, pusat perayanan kosehatan, dan permukiman perkotaan,

c. Kota Jalancagak dengan kegiatan pusat pariwisata, pusat pelayanan kesehatan, pusat jasa perekonomian, pusat pendidil<an menengah dan tinggi, dan permukiman perkotaan.

d. Kota Cipeundeuy dengan kegiatan pusat pengembangan industri dan permukiman perkotaan.

e. Kota Pagaden dengan kegiatan pusat perdagangan koleksi dan distribusi kebutuhan domestik dan pertanian serta perumahan dan permukiman perkotaan.

f. Kota Kalijati dengan kegiatan pusat kegiatan militer, pusat perdagangan koleksi dan distribusi kebutuhan domestik dan pertanian, dan perumahan dan permukiman perkotaan.

g, Kota cipeundeuy dengan kegiatan pusat perdagangan koleksi dan distribusi kebutuhan domestik, pusat pelayanan kesehatan, dan perumahan dan permukiman perkotaan.

h. Kota Ciasem dengan kegiatan pusat perdagangan koleksi dan distribusi kebutuhan domestik dan pertanian dan perumahan dan permukiman perkotaan.

i. Kota-kota Kecamatan dengan kegiatan pusat pelayanan pemerintahan, pusat perdagangan l<olcl<si dan distribusi kebcrtuharr domestik skala

l < o c a m a t a n s c r t a p c r u m a h a n d a n p o r m u k i m a n k o t a .

(13)

Pasal 23

Pengaturan mengenai Penataan Perkotaan ditindaklanjuti dengan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Fungsional. Adapun untuk kota pusat wilayah pengembangan dan kota hirarki ll ditindaklanjuti dengan Rencana Teknis Ruang Kota (RTRK) dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Paragral 4

Rencana Pengembangan Infrastruktur Pasal24

Rencana pengembangan infrastruktur terdiri atas infrastruktur transpodasi darat, transportasi laut, transportasi udara, prasarana sumber daya air dan irigasi, energi, telekomunikasi, seda prasarana perumahan dan permukiman.

Pasal 25

Rencana pengembangan infrastruktur transportasi darat, laut dan udara meliputi:

a. pengembangan sistem jaringan jalan kabupaten dalam rangka memperkuat simpul-simpul pusat wilayah Pengembangan (wP), sistem kota-kota, zona industri, pusat produksi pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan, dan satuan kalasan wisata;

b. pengembangan jalan poros desa dalam rangka memperkuat interaksi antara desa dengan pusat pelayanan sosial dan ekonomi lingkup kecamatan dan desa pusat pertumbuhan;

c. pengembangan infrastruktur transportasi laut untuk mendukung pusat-pusat kegiatan ekonomi di pesisir dalam skala pelayanan regional;

d, pengembangan infrastrulctur transportasi udara menjadi lapangan udara komersial.

Pasal 26

R e n c a n a p e n g c m b a n g a n s l n n b o r d a y a a i r d a n i r i g a s i m o l i p u t i :

a' pengembangan situ dan embung dalam rangka penyediaan air baku serta konservasi sumber daya air;

b. ponataan sumbcr-surnl>cr mata air:

(14)

c. pengembangan prasarana pengendali banjir;

d. pengembangan jaringan irigasi yang diprioritaskan di wilayah dengan sumber pengairan setempat;

d. pengembangan jaringan saluran tambak di wilayah utara;

e. pengembangan sumur-sumur resapan di kawasan permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, kawasan wisata, zona industri, kawasan industri dan kegiatan industri non zonalkawasan.

Pasal 27

Rencana pengembangan prasarana energi dan telekomunikasi meliputi: a. pengembangan instalasi listrik pedesaan;

b. pengembangan sumber energi dalam rangka mendukung penyediaan sumber energi;

c. pengembangan fasilitas telekomunikasi perdesaan;

Pasal 28

Rencana pengembangan prasarana perumahan dan permukiman meliputi:

a . p e n g e m b a n g a n k u a n t i t a s d a n k u a l i t a s p e r u m a h a n d a n p e r m u k i m a n perdesaan dan perkotaan.

b. pengembangan akses infrastruktur lingkungan perumahan dan pemukiman ke infrastruktur regional.

Paragraf 5

Rencana Kawasan Pertahanan Keamanan P a s a l 2 9

Rencana pengamanan kawasan pertahanan keamanan dilakukan melalui penetapan lokasi yang digunakan untuk kepentingan pertahanan keamanan yang meliputi:

a. Kawasan Batalyon 312 Kala Hitam Kota Subang;

b. Kawasan pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) suryadarma Kalijati.

(15)

Pasal 30

Fungsi kawasan polatihan militer di daerah pesisir, daerah tengah dan pegun ungan dipertahankan.

Paragraf 6

Peta Rencana Struktur Tata Ruang Pasal 31

Peta struktur tata ruang sebagaimana dimaksud pada Pasal 20 sampai dengan Pasal 30 Peraturan Daerah ini tercantum pada Lampiran Peraturan Daerah yang merupakan bagian yang tak terpisahkan, dalam skala peta 1 : 50.000.

Bagian 2

Rencana Pola Tata Ruang Paragraf 1

Rencana Pola Tata Ruang Kawasan Lindung Pasaf 32

Rencana pola tata ruang kawasan lindung adalah :

a. menetapkan kawasan lindung sebesar 27,26o/s' dari luas soluruh wilayah Kabupaten Subang yang meliputi kawasan yang berfungsi lindung di dalam kawasan hutan dan di luar kawasan hutan;

b. mempertahankan kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrorologis untuk menjamin ketersediaan sumber air; dan

c mengendalikan pemanfaatan ruang di luar kawasan hutan sehingga tetap berfungsi lindung.

Pasal 33

(1) Kawasan yang berfungsi lindung di dalam kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam huruf a Pasal 32 Peraturan Daerah ini terdiri dari hutan konservasi dan hutan findung.

(2\ Kawasan yang berfungsi lindung di luar kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam huruf b Pasal 32 Peraturan Daerah ini terdiri dari kawasan lainnya di luar hutan yang menunjang fungsi lindung baik di wilayah darat m lupun laut.

(16)

Pasal 34

Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 Peraturan Daerah ini terdiri dari:

a. kawasan yang memberikan perlindungan kawasan sekitar dan bawahannya, terdiri atas:

(a) hutan lindung; (b) kawasan resapan air

(c) kawasan berfungsi lindung di luar kawasan hutan tl. Kawasan suaka alam, tcrdiri atas:

(a) cagar alam;

(b) suaka margasatwa;

(c) kawasan pantai berhutan mangrove. (d) daerah perlindungan plasma nutfah. (e) kawasan perlindungan terumbu karang.

c. Kawasan pelestarian alam, terdiri atas taman wisata alam. d. Kawasan perlindungan setempat, terdiri atas:

(a) sempadan sungai; (b) sempadan pantai;

(c) kawasan sekitar waduk/rawa/situ dan mata air. e. Kawasan rawan bencana, terdiri atas:

(a) kawasan rawan gerakan tanah; (b) kawasan rawan gempa,

(c) kawasan rawan bencana letusan gunung berapi. (d) kawasan rawan banjir.

f. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan,

Pasal 35

Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, sebagaimana dimaksud dalam huruf a Pasal 34 Peraturan Daerah ini meliputi:

a. Kawasan hutan yang berfungsi lindung yang terletak di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) :

1 . K P H B a n d u n g U t a r a ; 2. KPH Punuakarta.

b. Kawasan resapan air tersebar di :

a) Kecamatan sagalaherang: Desa cikujang, sukamandi, cicadas, Ponggang, Talagasari, dan Kawasan Perkebunan Teh.

(17)

Kecamatan Jalancagak: Desa Ciater, Palasari, Cibitung, Cisaat, Curugrendeng, Jalancagak, Sanca, Bunihayu, dan Tambakmekar.

Kecamatan Cisalak: Desa Cupunagara, Mayang, Gardusayang, Cimanggu, Sukal<eili, Pasanggrahan, Bojongloa, Panembong, dan Tenjolaya.

d) Kecamatan Tanjungsiang: Desa Cimeuhmal, Kawungluwuk, Pakuhaji, Cikawung, Rancamanggung, Tanjungsiang, Gandasoli, Buniara dan Sindanglaya.

e) Kecamatan Cijambe: Desa C'rjambe, Gunungtua, Cimenteng, Cikadu, Sukahurip, Bantarsari, Tanjungwangi, dan Cirangkong,

D Kecamatan Subang: Kelurahan Parung dan Pasirkareumbi.

g) Kecamatan Cipeundeuy: Desa Cimayasari, Banggalamulya, dan Jalupang.

h) Kecamatan Kalijati: Desa Jambelaer dan Cisampih. c. Kawasan yang berfungsi lindung di luar hutan tersebar di :

a) Kecamatan Sagalaherang: Desa Cipancar, Cikujang dan SUkamandi. b) Kecamatan Jalancagak: Desa Ciater, Nagrak Cibitung dan Cibeusi. c) Kecanratan Cisalak: Desa Cupunagara, Mayang dan Sukakerti.

d) Kecamatan Tanjungsiang: Desa Buniara, Tanjungsiang, Pakuhaji dan Cimeuhmal.

e) Kecamatan Cijambe: Desa Tambakmekar, Cijambe, Cirangkong, Bantarsari, dan Cimenteng.

0 Kecamatan Blanakan: Desa Cilamaya Girang, Rawameneng, Jayamukti, Blanakan, Langensari, Muara, dan Tanjungtiga.

g) Kecamatan Pamanukan: Desa Sukamaju.

h) Kecamatan Legonkulon: Desa Anggasari, Tegalurung, Logonwetan, Pangarengan dan Mayangan

i) Kecamatan Pusakanagara: Desa Patimban.

asal 36

Kawasan suaka alam sebagaimana dimaksud dalam huruf b Pasal 34 Peraturan Daerah ini meliputi:

a. cagar alam, terletak di Kecamatan Sagalaherang yaitu di Desa Cipancar, Cicadas dan Sukamandi.

b. suaka margasatwa terletak di :

a) Kecamatan Blanakan: Desa Blanakan. b) Kecamatan Sagalaherang: Desa Cicadas. c. kavrasan pantai berhutan mangrove terletak di :

a) Kecamatan Blanakan: Desa Cilamaya Girang, Rawameneng, Jayamukti, Blanakan, Langensari, Muara dan Tanjungtiga.

b) Kecamatan Pamanukan: Desa Sukamaju.

c) Kecamatan Legonkulon: Desa Anggasari, Tegalurung, Legonwetan, Pangarengan, dan Mayangan.

d) Kecamatan Pusakanagara: Desa Patimban.

1 1 b) c) \ i at., . qd a: 'ql

(18)

d kawasan perlindungan plasma nutfah terlctak di Blok Paseh (Dangdeur) Kecamatan Subang.

Pasal 37

Kawasan pelestarian alam sebagaimana dimaksud dalam huruf c Pasal 34 Peraturan Daerah ini meliputitaman wisata alam yang terletak di:

a) Kecamatan Sagalaherang: Kawasan Perkebunan Teh Arjasari, Serangsari, Desa Cipancar, Curug Agung, Sukamandi dan Cicadas.

b) Kecamatan Jalancagak: Kawasan Perkebunan Teh Ciater dan Tambaksari, c) Kecamatan cisalak; Kawasan Perkebunan Teh cupunagara Desa

Cupunagara.

Pasal 38

(1) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam huruf d Pasal 34 Peraturan Daerah ini meliputi :

a. sempadan sungai terletak di Kecamatan Sagalaherang, Jalancagak, cisalak, Tanjungsiang, cijambe, subang, pibogo, cipeundouy, Karijati, Pabuaran, Purwadadi, Cikaum, Pagaden, Cipunagara, Binong, Compreng, Patokbeusi, Ciasem, Blanakan, pamanukan, Legonkulon, dan Pusakanagara.

b. kawasan sekitar waduk, rawa dan situ terletak di :

a) Kecamatan Sagalaherang: Desa Cicadas dan Talagasari.

b) Kecamatan Jalancagak: Desa Tambakan, Kumpay, Tambakmekar, dan Kasomalang Wetan.

c) Kecamatan Cijambe: Desa Gunung Tua.

d) Kecamatan subang: Kelurahan sukamerang, Desa Berendung dan Jabong.

e) Kecamatan Cibogo: Desa Cinangsi dan Cibogo. 0 Kecamatan Cipeundeuy: Desa Sawangan.

g) Kecamatan Kalijati: Desa Situsari, Sukasari, Manyeti, Kalijati Timur, Kalijati Barat, dan Marengmang.

h) Kecamatan Pabuaran: Desa Karangmukti, Kedawung, dan Pabuaran.

i) Kecamatan Purwadadi: Desa Curuluk, Prapatan, Purwadadi Barat, Punvadadi Timur, Pasirbungur, dan Belendung.

i) Kecamatan cikaum: Desa sindangsari, cikaum Timur, dan Tanjungsari.

k) Kecamatan Pagaden: Desa Gembor, Gunung sembung, Sukamulya, Jati, Pangsor, Balingbing, Margahayu, Munjul,

Bendunga n, Ramarung, dan Gambarsari.

l) Kecamatan cipunagara: Desa sidajaya, Manyingsal, padamulya, dan Jati.

m) Kecamatan Binong: Desa cicadas, Binong, Karungwangi dan Wanajaya.

(19)

c. kawasan sekitar mata air terletak di : a) Kecamatan Sagalaherang: Desa

Cisaat, Cijengkol, Curug Agung, Sukamandi.

Cipancar, Cikujang, Cicadas, Talagasari, Dayeuhkolot dan b) Kecamatan Jalancagak: Desa palasari, ciater, cisaat,

curugrendeng, sanca, Bunihayu, cimanglid, Kasomalang wetan, Nagrak, Cibeusi, Cibitung, Jalancagak, dan Sarireja.

c) Kecamatan cisalak: Desa pasanggrahan, cisalak, Bojongloa, Tenjolaya, cigadog, sukamelang, sukakerti, cimanggu, ruaying, Darmaga, Sindangsari, Gardusayang dan Cupunagura.

-d) Kecamatan Tanjungsiang: Desa Rancamanggung, Gandasoli, Tanjungsiang,

_ciburuh, Buniara, cimeuhmar, -

bikawung, sirap, Kawungluwuk, Pakuhaji dan Sindanglaya.

e) Kocamatan cijambe: Desa Bantarsari, cikadu, cimenteng, Gunungtua dan Tanjungwangi.

0 Kecamatan subang: Kelurahan parung, pasirkareumbi dan Dangdeur.

g) Kecamatan Cibogo: Desa Sumurbarang.

h) Kecamatan cipeundeuy: Desa cimayasari, Banggalamulya, Jalupang, Lengkong, Wantilan, Cipeundeuy, dan Sawangan.

i) Kecamatan Kalijati: Desa Jambelaer, cisampih, Margasari, Rawalele, Dawuan Kidul, Manyeti, Kaliangsana, Kalijati -barat, Marengmang, dan Tanggulun Barat.

i) Kecamatan Pabuaran: Desa Karangmukti, cihambulu, dan Salamjaya

k) Kecamatan Purwadadi: Desa prapatan.

l) Kecamatan cikaum: Desa sindangsari dan pasirmuncang m) Kecamatan Cipunagara: Desa Sidamulya.

d. sempadan pantaiterletak di :

a) Kecamatan Blanakan: Desa cilamaya Girang, Rawameneng, Jayamukti, Branakan, Langensari, Muara dan Tanjlngtiga.

b) Kecamatan pamanukan: Desa Sukamaju.

c) Kecamatan Legonkulon: Desa Anggasari, Tegalurung, Legonwetarr, Pangarengan, dan Mayangan.

d) Kecamatan pusakanagara: Desa patimban,

(2) Penetapan kawasan perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal 38 Peraturan Daerah ini adalah sebagai berikut :

a' Untuk kawasan di luar perkolaan, garis sempadan sungai besar (sungai cipunagara, ciasem, dan cilamaya) adala'h 100 (serltus) meter dan sungai kecil 50 (lima puluh) meter;

b. untuk kawasan perf<otaan, garis sempadan sungai besar (sungai cipunagara, ciasem, dan cilamaya) adalah 20 (dua puluh) meter untuk sungai tidak bortanggul atau 5 (lima) meter untuk sungai bortanggul dan sungai kecil adalah 10 (sepuluh) meter untuk sungai tidak bertanggul atau 3 (tiga) meter untuk sungai bertanggul ;

1 n L J

(20)

)'!"

c. Garis

sempadan

sungai

yang

terpengaruh

pasang

surut

sekurang-kurangnya

100 (seratus)

meter

dari

tepi

sungai

sebagaijalur

hijau;

! t

-Garis sempadan darrau, situ atau rawa adalah sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat;

Garis sempadan mata air adalah sekurang-kurangnya 200 (dua ratus) meter dari mata air;

Garis sempadan pantai adarah sekurang-kurangnya 200 (dua ratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

Pasal 39

Kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud dalam huruf e pasal 34 Peraturan Daerah ini meliputi :

a. kawasan rawan gerakan tanah terletak di:

a) Kecamatan Tanjungsiang: Dosa Gandasoli, Rancamanggung, cibuluh, Pakuhaji, dan Sindanglaya.

b) Kecamatan cisalak: Desa sukakerti, pasanggrahan, Bojongloa, Panembong, dan Tenjofaya.

c) Kecamatan cijambe: Desa sukahurip, Bantarsari, cirangl(ong, cikadu, Cimenteng, Gunung Tua, dan Cijambe.

d) Kecamatan Jalancagak: Desa palasari, ciater, Nagrak, cibitung, sanca, cimanglid, Kumpay, Kasomarang wetan, Bunihayu dan Tambakmekar. e) Kecamatan subang: Kerurahan parung, pasirkareumbi, dan Dangdeur. b. kawasan rawan gempa terletak di:

a) Kecamatan Tanjungsiang: Desa cimeuhmal, cikawung, Tanjungsiang, Sirap, Buniara, Sindanglaya.

c. kawasan rawan bencana letusan gunung berapiterletak di:

a) Kecamatan sagalaherang: Desa cipancar, sagalaherang Kaler, Dayeuhkolot, Mekarsari, cicadas, curug Agung, sukamandi, Leles, dan Sagalaherang.

b) Kecamatan Jalancagak: Desa ciater, Nagrak, cisaat, palasari, curugrendeng, sarireja, Bunihayu, cibeusi, cibitung, Jalancagak dan Tambakan.

Pasal 40

K a w a s a n c a g a r b u d a y a d a n i l m u p e n g e t a h u a n h u r u f f P a s a l 3 4 P e r a t u r a n D a e r a h i n i m e l i p u t i :

air laut adalah

dan berfungsi

d .

e .

2 0

(21)

" . . . " , ' l l . l

1 a) Kecamatan sagaraherang: situs Nangkabeurit (Makam Rd. Aria wangsa

Goparana dan Makam Amapuradiiedja), siius sagalaheiang, situs Dayeuhkolot, situs Batukapur curugagung, sit* patung Maitreya,

situs sindangsari, situs perunggu cilen!t6t, Sitru Eyang depufr uan situs Karapyak.

b) Kecamatan Jalancagak: Situs Makam Embah Ngabei Aria Wangsa Sudira

(sanca),

situs

Makam

Embah

Abdul

Kadir

(sarirejl),

situs

rvrar<aniAri

Leutik

(Sarireja), dan Situs Makarn Embah Raksabaya. ' c) Kec;amatan cisalak: situs Bukanagara/Eyang

Emas/Eyang cibadak (cuplnagara), situs Gundukan dan par-it

cCri*"gara), Arca Batu (cisalak), dari Situs Gunung Canggah (Mayang).

d) Kecamatan Tanjungsiang: Monumen perjuangan'45 ciseupan (cibuluh) e) Kecamatan Cijambe: Makam berinskripsi-Cisalak (Cimenteng); Situs Gunung

Tua (Gun!1s

lul); Batu_Telapak Kaki Manusia ian Binatang serta patung Tipe Megalitik polinesia (Bantarsari).

Kecamatan subang.: Gedung wisma K?ry1,Big House (Gedong Gede), Mesjid Agung, Makam Embah

!o1Oqo'q;;g; nyar), Makam Eyang Rangga (Jabong) dan Makam Embah olatem Cintrn-JtFasiikareu*ou.-Kecamatan cibogo: situs pasir Benteng dan pasir cabe (wanareja).

Kecamatan Kalijati: Museum Naskah Kalijati dan situs perunggu Patenggeng.

Kecamatan Purwadadi: Makam Embah sajiem dan situs Batu Berturis (Purwadadi Barat), dan Makam Karang Turi (prapatanl.

Kecamatan Cikaum: Situs Kawunganten.

Kecamatan Pagaden: situs sumur Berengker/Terapak Kaki (Negrasari). Kecamatan cipunagara: situs Gelok (Kosambi) dan situs Gedong pasir Tanjung).

s)

h) i)

i)

i)

k)

l) Kecamatan Binong: Makam Embah Buyut, Makam syech Jamaludin, dan Makam Embah Masi (Cicaclas).

m) Kecamatan Blanakan: Situs Kibuyut pera.

n) Kecamatan Pamanukan: situs Batu Berturis saragebang. o) Kecamatan Legonkulon: Situs Nagara Damai.

Pasal 41

Kawasan rawan banjir sebagaimana dimaksud dalam huruf g pasal 34 Peraturan Daerah ini meliputi:

a) Kecamatan pamanukan: Desa pamanukan Kota, Mulyasari, pamanukan Sebrang, Lengkong Jaya, pamanukan Hilir, dan Batangsari.

b) Kecamatan Legonkuron: Desa Tegarurung,

Anggasari, Mayangan, Bobos, dan Pangarengan.

c) Kecamatan Pusakanagara: Desa Rancadaka, patimban

dan pusakanagara.

d) Kecamatan

Branakan:

Desa

Tanjungtiga,

Branakan,

Langensari

dan Muara.

e) Kecamatan

Patokbeusi:

Desa

Rancaasih

dan

Rancabango.

(22)

0 Ciasem: Desa Ciasem Tengah, Ciasem Hilir, Dukuh, Mandalawangi, Jatibaru, dan Ciasem Baru.

Paragraf 2

Rencana Pola Tata Ruang Kawasan Budidaya Pasal 42

( 1 ) Kawasan b u d i d a y a t o r d i r i d a r i k a w a s a n b u d i d a y a d i d a l a m k a w a s a n h u t a n d a n d i l u a r k a w a s a n h u t a n .

(2) Kawasan buciidaya di dalam kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini adalah hutan produksi,

(3) Kawasan budidaya di luar kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini terdiri dari kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan, industri, perkebunan, pertanian tianaman pangan, peternakan, perikanan, pertambangan, pariwisata, dan kawasan lainnya d' luar kawasan hutan.

Pasal 43

Rencana tata ruang kawasan budidaya adalah:

a. mempertahankan fungsi lahan di kawasan pertanian lahan basah, terutama lahan beririgasi teknis.

b. meningkatkan produktivitas lahan perkebunan, pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan dan lahan l<awasan budidaya lainnya melalui upaya intensifikasi; dan

c. pengembangan infrastrulctur sumberdaya air untuk menjamin ketersediaan a i r d a n ja r i n g a n i r i g a s i .

Paragraf 3

Rencana Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Pasal 44

Rencana daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup adalah: a. mengendalikan pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam; b. mengendalikan laju pertumbuhan penduduk;

c. mewujudkan distribusi penduduk sesuai dengan daya tampungnya;

d. mengendalikan pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi penduduk sesuai dengan daya dukungnya;

e. mengendalikan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut.

\

i

(23)

BAB VI

PEMAI{FAATAN RUANG Bagian Pertama Struktur Tata Ruang

Paragral 1 Sistem Kota-kota

Pasal 45

(1) Penataan sistem kota-kota melalui pengembangan kota-kota secara hirarkis yaitu hirarki l, hirarki ll, dan hir,arki lll.

(2) Kota hirarki I yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah kota dengan fungsi sebagai pusat peftumbuhan utama dan sebagai pintu gerbang perdagangan ke luar wilayah kabupaten yaitu Kota subang, Pamanukan, dan Jalancagak.

(3) Kota hirarki ll yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah kota dengan fungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa, permukiman perkotaan, koleksi dan distribusi dengan skala pelayanan beberapa kecamatan yaitu Kota Kalijati, Pagaden, Cipeundeuy, dan Kota Ciasem,

(4) Kota hirarki lll yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah kota dengan fungsi sebagai pusat-pusat produksi portanian dengan skala pelayanan lokal serta nrenunjang kota dengan hirarki di atasnya yaitu Kota Pusakanagara, Purwadadi, Cisalak, Cipunagara, Cijambe, Cikaum, Sagalaherang, Binong, Patokbeusi, Pabuaran Compreng, Blanakan, Tanjungsiang, Cibogo, dan Legonkulon.

Pasal 46

(1) Untuk mewujudkan keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antarwilayah, maka setiap kota yang dikembangkan perlu didukung oleh ketersediaan serta kualitas sarana dan prasarana yang sesuai dengan . skafa pelayanannya.

(2) Sarana dan prasarana minirnum yang harus dimiliki setiap kota hirarki I adalah pusat perdagangan regional, rumah sakit umum, perguruan tinggi, terminal angkutan umum regional, serta prasarana perumahan dan permukiman lainnya yang meliputijaringan air bersih, tempat pembuangan sampah sementara, instalasi pengolahan air limbah (IPAL), dan instalasi pengolahan limbah tinja (tPLT).

(3) Sarana dan prasarana minimum yang harus dimiliki setiap kota hirarki ll adalah pusat perdagangan antar kecamatan, puskesmas, serta prasarana perumahan dan permukiman lainnya yang meliputi jaringan air bersih, dan tempat pembuangan sampah sementara.

(4) Sarana dan prasarana minimum yang harus dimiliki setiap kota hirarki lll adalah pusat perdagangan lingkup kecamatan, puskesmas, serta prasarana perumahan dan permukiman lainnya yang meliputi jaringan air bersih dan tempat pembuangan sampah sementara.

Pasal 47

(1) Penataan Kota Subang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal 45 Peraturan Daerah ini, dilakukan melalui kegiatan:

a. peningkatan kapasitas air bersih ke seluruh kawasan kota.

_ . 1

(24)

b. pembangunan instaiasi pengolahan air rimbah (rpAL) dan insta pengolahan limbah tinja (IPLT).

c. penyediaan taman-taman kota. d. pengembangan perguruan tinggi.

e. pengembangan pusat perdagangan regional.

(2) Penataan Kota Pamanukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal 45 Peraturan Daerah ini, dilakukan melalui kegiatan:

a. peningkatan kapasitas air bersih ke seluruh kawasan kota.

b. pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan instalasi pengolahan limbah tinja (IPLT).

c. penyediaan taman-taman kota.

d. pembangunan TPA regional skala pelayanan Pantai Utara Kabupaten Subang.

e. pembangunan pusat perdagangan dan pertokoan skala pelayanan regional antar kabupaten.

f. pembangunanterminal agribisnis. g. pembangunan rumah sakit tipe C.

h. pembangunan terminal regional kabupaten.

(3) Penataan Kota Jalancagak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal 45 Peraturan Daerah ini, dilakukan melalui kegiatan:

a. peningkatan kapasitas air bersih ke seluruh kawasan kota.

b. pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan instalasi pengolahan limbah tinja (lpLT).

c. penyediaan taman-taman kota.

d. pembangunan TPA regional skara pelayanan Kawasan wisata Kabupaten Subang.

e. pembangunan pusat belanja wisata terpadu. t. pembangunan rumah sakit tipe C.

g. pembangunan terminal regional antar kabupaten.

(4) Penataan Kota Cipeundeuy sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal 45 Peraturan Daerah ini, dilakukan melalui kegiatan:

a. peningkatan kapasitas air bersih ke seluruh kawasan kota.

b. pembanguna.n instafasi pengolahan air limbah (IPAL) dan instalasi pengolahan limbah tinja (tpLT).

c. pembangunan tempat pembuangan sampah sementara, d. penyediaan taman-taman kota.

e. pembangunan rumah sakit tipe C. f, pembangunanterminal.

g. pembangunan pusat perdaganngan skala pelayanan regional.

(25)

(5) Penataan kota-kota hirarki ll sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal 45 Peraturan Daerah irri, dilakukan melalui kegiatan:

a. peningkatan kapasitas air bersih ke seluruh kawasan kota. b. pembangunan tempat pembuangan sampah sementara. c. penyediaan taman-taman kota.

d. pengembangan pusat perdagangan dan jasa skala pelayanan beberapa kecamatan

e. pembangunan terminaf .

(6) Penataan kota-kota hirarki lll sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal 45 Peraturan Daerah ini, dirakukan mefafui kegiatan:

a. peningkatan kapasitas air bersih ke seluruh kawasan kota. b. pembangunan tempat pembuangan sampah sementara.

c. pengembangan pusat perdagangan dan jasa skala pelayanan

lingkup kecamatan paragrat 2 Infrastruktur Wilayah Pasal 48 Untuk meningkatkan

lul mempertahankan tingkat petayanan infrastruktur transportasi guna,mendukung tumbuhnya pusai-Fr"ut pertumbuhan, program pengembangan infrastruktur transportasi daiat, laui dan udara

adalah: a. peningkatan kualitas prasarana dan sarana transportasi darat. b. pengembangan prasarana transportasi udara.

c. pengembangan prasarana dan sarana angkutan laut. d. pembangunan jalan tol.

Pasal 49

Program

pengembangan

infrastruktur

sebagaimana

dimaksud

dalam

pasal

4g

kegiatan:

a. peningkatan

ruas jalan ciasem-M

uara, pusakanagara-pagaden,

Kalijati-sukamandi, Kamarung-Tanjung,

ciiengkor-ciLriung

(s.g;i;herang),

Tambakmekar-Kasomalang,

Dawuan-curug

ngung,'

pJrund-c,irrg

Agung,

cijambe-cimenterrg,

_ Dangdgur-Gambirruii,

-

pabuiran-pinrvadadi,

Pabuaran-Cipeundeuy,

Ciberei-Sutar'a1i,

Cibogo-Cipunagara,

Ciasem

Hilir-fanjlng Tiga, Gempor-Rancadaka,

rinjung--compreng,

cikaum-ciasem,

dan Cikaum-Subang

b' pengembangan jalan alternatif jalur Pantai Utara Btanakan-Ciasem-Paman ukan-Leg on kulon-pusakan agara.

c' pengembangan jalan alternatif Cisatak-Mayang-Cupunagara-Cikawari dan Mar;dalawangi-Jatiba ru-Tanju ng raya-wanalaya-ilr ari uk.

d' pembangunan jalan tol bagian ruas Cikampek-Palimanan di wilayah

Subang. e. pembangunan terminal Cipeundeuy dan Jalancagak.

f. pembangunan "rest area" dijalan nasional pantai Utara. g. pembangunan pelabuhan pendaratan ikan

skala regional di Blanakan.

transportasi

darat, laut dan udara

Peraturan

Daerah

ini,

dilakukan

melalui

(26)

h. penyediaan

sarana

dan

prasarana

Pelabuhan

Udara

Suryadarma

Kalijati.

Pasal 50

Untuk mewujudkan keseimbangan ketersediaan air pada musim hujan dan kemarau serta meningkatkan dan mempertahankan jaringan irigasi yang ada dalam rangka ketahanan pangan, program pengembangan prasarana sumber daya air dan irigasi meliputi:

a. pembangunan waduk. b. revitalisasi situ/danau.

c, perbaikan dan pemeliharaan jaringan irigasi. d. pembangunan sumur-sumur resapan.

e. pembangunan prasarana pengendali banjir.

Pasal 51

floSram pengembangan prasarana sumber daya air dan irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 Peraturan Daerah ini, dilakukan melalui kegiatan: a. pengembangan waduk sadawarna di Kecamatan cijambe dan cibogo. b. perbaikan dan pemeliharaan Daerah lrigasi Tarum Timur, Daerah lrigasi

Curug Agung, Daerah lrigasi Leuwi Naigka, Daerah lrigasi Macan serta dacrah irigasi scderhana setempat.

c. peningakatan pongelolaan situ-situ meliputi situ sukamelang, Nagrog, Peundeuy, citapen, sindangsari, cibogo, bibatu, cikalong, lrjai, cinangj, cikadongdong, Kaliwadas, Jati, Malangbong, aolongierut,'Kalijamle, cipicung, cibugang, sedayu, Kukuru, cisuwir,, iiga--yonggong, Ranca lynjung, fumpay, Ranca Teja, Ranca Bogo, Ranca o6teg, FI..I'Bungur, Cicadas, Cibandung, Jembfung, dan panyalran.

d. peningkatan pengelolaan embung-embung.

e. pembangunan prasarana pengendati banjir di sungai cipunagara, sungai Ciasem, dan Sungai Citamaya.

f . perbaikan dan pemeliharaan saluran tarnbak di Kecamatan Blanakan, Legonkr"rlcln, Pamanukan dan pusakanagara.

g. pembangunan sumur-sumur resapan di Kota subang, Kota pamanukan, Kota Jalancagak, Kota cipeundeuy, ibukota kecamatan, pusat permukiman, dan zona dan kawasan industri.

Untuk meningkatkan ketersediaan pengembangan sarana energi dan a. peningkatan jaringan distribusi b. pembangunan sistem jaringan

dan desa.

Pasal 52

energi dan jaringan telekomunikasi, program tefekomunikasi melalui kegiatan;

l i s t r i k k e s e l u r u h w i l a y a h .

telekomunikasi di seluruh ibukota kecamatan

(27)

c' menciptakan keanekaragarnan model tefekomunikasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

Pasal 53

Untuk meningkatkan ketersecliaan infrastruktur perumahan dan permukiman, pengembangan prasarana perumahan dan permukiman dilakdkan melalui pembangunan prasarana yang memiliki skaia lingkungan perumahan dan permukiman.

Pasal 54

Program pengembangan prasarana perumahan dan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 Peraturan Daerah ini dilakukan melalui kegiatan: a. pembangunan Tempat pembuangan Akhir (TpA) sampah di Kecamatan

Purwadadi, Pamanukan dan Jalaniagak.

b. penyediaan jaringan air bersih di seluruh ibukota kecamatan. c. penyediaan jaringan air bersih perdesaan di seluruh wilayah desa.

d' pengembangan..lflq$i_Pengolahan Air Limbah/lnstatasi pengolahan Limbah {inja (IPAL/IPLT; di: Kota subang, Kota pamanukan, Kota Jalancagak, dan Kota Cipeundeuy.

Pasal 55

(1) Pengembangan prasarana dasar porkotaan cJilaksanakan pada tahun pertama perencanaan hingga akhir. tahun perencanaan dengan urutan iaringan air bersih, jaringan jaran, jar!1gan drainase, sarana persampahan,

jaringan

listrik,

jaringan

telepon,

Ujn tpAUlpLT.

@ P.engembangan

sarana prasarana transportasi

laut dan udara

dikembangkan pada lima tahun kedua perencanaan.

(3) Penyediaan jaringan air bersih perdesaan dilaksanakan bertahap

dengan prioritas berurut di desa dengan dukungan sumber mata air, tersedia air permukaan dan desa rawan air.

Pasal 56

(1) Pembiayaan pembangunan infrastruktur wilayah dialokasikan dari sumber dana anggaran Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Pemerintatr KaOupaten serta . masyarakat dan .dunia usaha atau daram bentuk kerjasama pembiayaan.

(2) Bentuk-bentuk kerjasama pembiayaan diatur lebih lanjut sesuai dengan peraturan perundang-unclangan yahg berlaku.

(28)

,\

Paragraf 3

Kawasan Pertahanan Keamanan pasal 57

Untuk menjaga kepentingan l<awasan pertahanan lreamanan maka tidak diperkenankan kegiatan budidaya yang dapat mengganggu fungsi kawasan pertahanan keamanan.

Bagian 2 Pola Tata Ruang

Paragraf 1 K a w a s a n L i n d u n g

Pasal 58

( 1 ) Pada kawasan lindung di dalam kawasan hutan hanya diperbolehkan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu.

(2) Kegiatan budidaya yang berada pada kawasan lindung di luar kawasan hutan yang mengganggu fungsi lindung, rnaka fungsinya dikembalikan s e c a r a bertahap sesuai dongan peraturan perundang-undangan y a n g b e r l a k u , s o d a n g k a n u n t u k k e g i a t a n - k e g i a t a n b a r u y a n g d a p a t m"iggunggu f u n g s i l i n d u n g p e r l u d i b a t a s i .

Pasal 59

untuk mewujudkan proporsi kawasan lindung sebesar 27,26 oh program pengembangan kawasan lindung di Kabupaten Subang adalah

sebagai berikut: a. pengukuhan kawasan linclung seluas 27,260/o dari seluruh luas wilayah

Kabupaten Subang;

b. pemlrlihan fungsi dan kualitas kawasan lindung;

c. pengendalian perkembangan kawasan budidaya pada kawasan lindung; d' pengembangan partisipasi masyarakat dalam pengelofaan kawasan lindung; e. pemantapan kawasan lindung pesisir;

f . peningkatan pemanfaatan potensi sumber daya hutan; g. penegakan dan sosialisasi peraturan kawasan lindung.

pasal 60

(1) Pengukuhan.kawasan lindung seluas 27,26oh dari seluruh luas wilayah Kabupaten subang sebagaimana dimaksud dalam huruf a pasal 59 Peraturan Daerah ini, dilakukan melalui kegiatan:

(29)

a. penunjukan kawasan lindung baik yang merupakan hutan maupun non hutan;

b. penataan batas l<awasan lindung; c. pemetaan kawasan lindung;

d. penetapan kawasan lindung dafam hutan.

e. penetapan kawasan lindung di luar kawasan hutan.

(2) Pemulihan fungsi dan kualitas kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam huruf b Pasal 59 Peraturan Daerah ini, dilikuxan irJtaluilegiutun a. mempertahankan hutan lindung dan konversi kawasan hutan produksi

menjadi h.utal.lindung seluas 10,7go/s di Kecamatan Sagalaherang, Jalancagak,

^cisalak, cijambe, Tanjungsiang, cisalak, -

Blanakan, Legonkulon, pamanukan dan pusakana gaia.

b. reboisasi dan rehabilitasi kawasan lindung di luar kawasan hutan seluas

16,460./0.

(3) Pengendalian p.erkembangan kawasan budidaya pada kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam huruf c Pasaf 59 Peraturan Daerah ini, dilakukan melalui. kegiatan pengencialian dan pernbatasan kegiatan budidaya yang tidak seiuai pacia kJwasan lindung.

(4) Pengembangal partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam huruf d Pasal 59 peraturan Daerah ini' dilakukan melalui kegiatan pengelolaan hutan bersama masyaiakat sotompat dan ponyodiaan sumur-sumur rosapan di kawasan pormukirrran perkotaan dan perdesaan l

(5) Pemantapan kawasan lindung pesisir sebagaimana dimaksud dalam huruf e Pasal 59 Peraturan Daerah ini, dilakukan irelalui kegiatan:

a. mengelola sumber dampak di bagian hulu (upland) yang menimbulkan kerusakan kawasan pesisir dan lcefautan;

b. mengefola dan menangani dampak pembangunan di kawasan pesisir; c' penentuan batas pengembangan aktivitas di kawasan lindung dan

pengaturan bentuk-bentuk pemanfaatan pada habitat dan bioti yang diperbolehkan;

meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ekosistem pesisir terutama hutan mangrove;

mengikutsedakan masyarakat dalam kegiatan perlindungan dan konservasi ekosistem pesisir.

f . penanganan abrasi pantai.

(6) Peningkatan. pemanfaatan potensi sumber daya hutan sebagaimana dimaksud dalam huruf f Pasal 59 Peraturan Daerah ini, dilakukan melalui kegiatan wanafarma, ekowisata, dan agroforestry.

(7) Penegakan dan sosialisasi peraturan kawasan lindung sebagaimana dimaksud k c g i a t a ndalam huruf g Pasal 59 Peraturan Daerah ini, dilakukan melalui

a' penjelasan furrgsi dan peranan habitat hutan mangrove terlradap sistem ekof ogis; b ' l a r a n g a n p e n e b a n g a n p o h o n d i d a r a m h u t a n l i n d u n g ; d . e . 2 9

(30)

c. pengaturan mengenai bentuk-bentuk pemanfaatan pada habitat di kawasan lindung.

Paragraf 2 Kawasan Budidaya

Pasal 61

Pengembangan kawasan budidaya diarahkan sesuai dengan daya tampung dan daya dukung lingkungan yang terbagi atas permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, industri, pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata, dan pertambangan.

Permukiman perkotaan Dasal 62

Permukiman perkotaan dikembangkan di kawasan pusat-pusat pelayanan yaitu ibukota. kabupaten dan ibukota kecamatan. progiam'pengembaigan permukiman perlcotaan adalah sebagai berikut:

a. Penetapan batas wilayah perkotaan darifiap kota;

b. Pengembangan prasarana dasar, fasilitas umum dan fasilitas sosial. Pasal 63

(1) Penetapan batas wifayah perkotaan dari tiap kota sebagaimana dimaksud dalam huruf a Pasal 62 Peraturan Daerah ini ditetapkan dalam Peraturan Daerah yang didasarkan pada daya dukung clan d'aya tampung masing-masing kota.

(2) Pengembangan prasarana dasar, fasilitas umum dan fasilitas sosial sebagaimana dimaksud dalam huruf b Pasal 62 Peraturan Daerah ini menyangkut prasarana air bersih, drainase, limbah, persampahan, listrik, telekomunikasi, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas perekonomian, dan fasilitas peribadatan.

Permukiman perdesaan Pasal 64

Permukiman perdesaan dikenrbangkan menyebar di sekitar kawasan pertanian. Program pengembangan permukiman perdesaan adalah sebagai berikut:

a. Menghubungkan kegiatan perdesaan dengan kegiatan perkotaan; b. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;

c. Perrgembangan prasarana dasar, fasilitas umum dan fasilitas sosial.

(31)

Pasal 65

(1) Menghubungkan kegiatan perdesaan dengan kegiatan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a Pasal 64 Peraturan Daerah ini diprioritaskan pada penyediaan jaringan jalan antara permukiman perdesaan dengan permukiman perkotaan.

(2) Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam huruf b Pasal 64 Peratut'an Daerah ini adalah diprioritaskan pemanfaatan sumber daya lokal dalam pengembangan perekonomian perdesaan.

(3) Pengembangan prasarana dasar, fasilitas umum dan fasilitas sosial sebagaimana dimaksud dalam huruf c Pasal 64 Peraturan Daerah ini diprioritaskan pada pengembangan prasarana air bersih dan jalan lingkungan.

Pengembangan industri Pasal 66

Lokasi pengembangan industri 11 ,250 helctar, kawasan industri

terdiri atas 3 jenis yaitu zona industri seluas 100 hektar, dan industri nort zonalkawasan.

Pasal 67

Pengembangan zona industri, kawasan industri dan industri non zonalkawasan sebagaimana dimaksud Pasal 66 Peraturan Daerah ini adalah sebagai berikut: a. zona industri dikembangkan di Kecamatan Pabuaran, Cipeundeuy, Kalijati,

Purwadadi, Cibogo, Pagaden, dan Cipunagara;

b. kegiatan industri yang dikembangkan pada zona dan kawasan diprioritaskan pada industri tanpa polusi dengan nilai tambah tinggi, padat karya, dan mempunyai keterkaitan dengan bidang pertanian;

c. kawasan industri dikembangkan terbatas di Kecamatan Pabuaran untuk perusahaan-perusah aan yang terkait dalam satu kawasan;

d. kegiatan industri non zona/kawasan dikembangkan di Kecamatan Blanakan, Legonkulon, ciasem, Binong, compreng, sagalaherang, Jalancagak, cijambe, cisalak dan Tanjungsiang dengan luas maksimal ying dikembangkan di satu kecamatan tidak melebihi 70 hektar untuk inciustri menengah dan 20 hektar untuk industri kecil;

e' kegiatan yang dikembangkan di industri non zona/kawasan adalah industri penigolahan hasil pertanian setompat, industri teknologi informasi, industri pengolahan hasiltangkapan laut, dan industri pengemasan hasil bumi;

f. kegiatan industri non zonalkawasan yang menghasilkan limbah cair dan padat dikelola .secara setempat dengan penyediaan instalasi pengolah limbah setempat.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tersebut dilakukan oleh Sulistyawati (2002) dengan judul skripsinya adalah “Analisis Morfo-Semantis Nama-nama Permainan Tradisional di Kecamatan

dapat memilih nilai-nilai positif dari berbagai lingkungan. Melalui proses difusi,juga dikembangkan suatu proses pendidikan karakter yaitu kepribadian yang kokoh yang

Sama halnya dengan pelaksanaan Good Corporate Governance, pengungkapan Good Corporate Governance Bank Umum Syariah ini mengacu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor

Jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh warga negara termasuk warga negara yang tinggal di luar negeri, tapi tidak termasuk hasil-hasil warga negara asing yang

Sedangkan jika dibandingkan dengan tamu hotel bulan November 2015 yang mencapai 49.499 orang, mengalami peningkatan sebesar 41,02 persen... 4 Berita Resmi Statistik Provinsi NTB

Peningkatan Langkah sumber daya manusia untuk meningkatkan kinerja budaya resmi dan manajemen pariwisata melalui industri kreatif di atas dapat digambarkan bahwa

Kemudian berdasarkan hasil hitung pada sumbangan efektifitas regresi linier yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh terapi kognitif berbasis

KATA PENGANTAR Puji syukur patut kita haturkan kehadirat Allah SWT, sebagai penguasa yang akbar bagi seluruh alam semesta karena atas rahmat dan berkat-Nyalah sehingga penelitian