• Tidak ada hasil yang ditemukan

PR-10 Clearence Ijin Keluar Pelabuhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PR-10 Clearence Ijin Keluar Pelabuhan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PUSAT PENELITIAN LAUT DALAM

ID : P2LD-PR-BSP-10 Rev : 00

PROSEDUR Tgl. Berlaku : 2 Agustus 2016 CLEARENCE OUT (PERIZINAN

KAPAL KELUAR PELABUHAN) Halaman : 1 dari 2

1. Ruang Lingkup

Proses kegiatan mulai dari permintaan kebutuhan kapal untuk keluar pelabuhan, pengurusan administrasi dan teknis, sampai kapal lepas tali, angkat jangkar dan kapal-kapal sudah meninggalkan areal pelabuhan.

2. Tujuan

Ketersediaan/terpenuhinya persyaratan kelaik lautan kapal baik administrasi maupun teknis, ruang olah gerak kapal di areal pelabuhan yang menjamin keselamatan dan keamanan kapal dan awak kapal serta penumpang, sehingga kapal dapat keluar dan selanjutnya melakukan kegiatan pelayaran dengan baik dan aman.

3. Definisi

 Clearence Out adalah proses kegiatan perizinan mengeluarkan kapal dari dermaga pelabuhan untuk berlayar dari pelabuhan ke pelabuhan atau dari pelabuhan ke laut/lokasi survey dimana persyaratan administrasi dan teknis telah terpenuhi.

4. Penanggungjawab

 Kepala Bidang Sarana Penelitian

 Kepala Sub Bidang Sarana Teknis

 Nakhoda

5. Pelaksana

 Penyiagaan Operasional Sub Bidang Sarana Teknis

 Nakhoda dan Awak Kapal

6. Waktu

Ketika ada penjadwalan/permintaan kebutuhan kapal untuk berlayar keluar pelabuhan, setelah terpenuhinya persyaratan kelaik lautan baik secara administrasi maupun secara teknis, mendapat izin dari pihak Administrator Pelabuhan ( Kesyahbandaran ) untuk keberangkatan serta izin gerak dari pihak kepanduan (untuk Pelabuhan wajib pandu), dimana kondisi alur masuk/keluar dan ruang olah gerak serta dermaga telah aman.

7. Tempat

Dermaga Pusat Penelitian Laut Dalam-LIPI Ambon dan Dermaga Pelabuhan singgah dimana kapal tersebut sandar/berlabuh.

8. Acuan

 Undang-Undang No.17 tahun 2008, tentang pelayaran

 Undang-Undang No.21 tahun 1992, tentang pelayaran

 PP No.51 tahun 2002, tentang perkapalan

 SOLAS 1974 9. Langkah

1) Penyiagaan Operasional Sub Bidang Sarana Teknis selanjutnya membuat susunan Crew List dan Peneliti.

2) Penyiagaan Operasional Sub Bidang Sarana Teknis selanjutnya membuat Surat permohonan perihal Pemberitahuan/Keberangkatan Kapal yang ditanda tangani oleh Kepala Bidang Sarana Penelitian/Kepala Sub Bidang Sarana Teknis.

(2)

PUSAT PENELITIAN LAUT DALAM

ID : P2LD-PR-BSP-10 Rev : 00

PROSEDUR Tgl. Berlaku : 2 Agustus 2016 CLEARENCE OUT (PERIZINAN

KAPAL KELUAR PELABUHAN) Halaman : 2 dari 2

3) Penyiagaan Operasional Sub Bidang Sarana Teknis selanjutnya membuat Surat permohonan perihal Pemberitahuan Kapal keluar yang ditanda tangani oleh Kepala Bidang Sarana Penelitian/Kepala Sub Bidang Sarana Teknis. Setelah Surat tersebut ditandatangani kemudian distempel dan digandakan sesuai kebutuhan.

4) Penyiagaan Operasional menyampaikan surat kepada Kepala PT. Pelabuhan Indonesia dan tembusannya di sampaikan kepada Admininistrator Pelabuhan ( Syahbandar ) dan Instansi terkait, selambat-lambatnya sehari sebelum keberangkatan kapal, melakukan penyelesaian kewajiban pembayaran biaya – biaya yang dikenakan selama kapal berada di areal pelabuhan ( tambat labuh, biaya perambuan, biaya kepanduan serta biaya kebersihan ) hingga mendapat bukti Nota Pembayaran dan Bukti Clearence.

5) Penyiagaan Operasional Sub Bidang Sarana Teknis mengambil Dokumen Kapal yang tersimpan di Syahbandar, selanjutnya melakukan pengurusan Surat Izin Berlayar (SIB) di kantor kesehatan diperoleh hasil berupa SIB kesehatan dan pengesahan di Buku Kesehatan dan Crew List.

6) Penyiagaan Operasional Sub Bidang Sarana Teknis selanjutnya melakukan pengurusan SIB di Syahbandar, jika diperlukan akan dilakukan cek fisik terhadap kapal berdasarkan kesesuaian Dokumen Kapal, form cek fisik dan Dokumen selanjutnya ditanda tangani, diperoleh hasil berupa SIB Syahbandar, Surat Tanda Bukti Lapor Kapal Keluar (STBLKK) serta pengesahan di Buku Kesehatan dan Crew List

7) Proses Administrasi di Pelabuhan Umum akan diperoleh bukti Permintaan Pelayanan Kapal Dan Barang (PPKB), dan Nota Permintaan Pemanduan yang dikenakan pembiayaan dan selanjutnya dilakukan pembayaran melalui Bank dan diperoleh bukti pelunasan pembayaran, dilakukan selambat-lambatnya satu hari sebelum kapal direncanakan keluar dari Pelabuhan.

8) Penyiagaan Operasional Sub Bidang Sarana Teknis mengurus kebutuhan Pemanduan ke PT. Pelabuhan Indonesia dimana Kapal akan keluar pelabuhan/sandar.

9) Selama dan sesudah proses administrasi Penyiagaan Operasional Sub Bidang Sarana Teknis melakukan koordinasi lapangan dengan pihak kesyahbandaran bidang Penjagaan dan Keselamatan (Gamat), Kepanduan Pelabuhan (jika Kapal berada di Pelabuhan Umum), dengan Kasi/Staf Kesyahbandaran Perikanan (jika kapal berada di Pelabuhan Perikanan), untuk memastikan bahwa kondisi dermaga dan lingkungan sekitarnya aman sehingga kapal dapat berolah gerak di kolam pelabuhan untuk lepas tali dari dermaga/kapal lain. 10) Selesai.

Referensi

Dokumen terkait

Sekalipun level penggunaan jerami padi fermentasi dengan probiotik Starbio dari keempat perlakuan berbeda tetapi tetap saja memberikan hasil yang sama terhadap konsumsi pakan domba,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk K berpengaruh nyata terhadap 3-5 MST panjang tanaman sedangkan perlakuan kompos sampah kota tidak berpengaruh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Keterlibatan dalam penyediaan faktor produksi: (a) Bahan baku: hanya memesan dan membayar Rp 8.500,00 per pok kepada

62 senang mengerjakan LKSbersama kelompok yang membuat mereka dapat bekerja sama dan mendapat bimbingan dari guru saat menyelesaikan LKS. Aktifitas guru dalam pembelajaran

HBr mempunyai pKa = -9 sedangkan EtOH = 16, maka Ka reaksi adalah 10 -25. Kecendrungan ionisasi dari etil bromida untuk menghasilkan karbonium ion tidak disukai dan juga

Maksud dan tujuan tulisan ini adalah menyusun suatu analisis sistem struktur yang merupakan sistem portal yang ireguler, atau sistem struktur yang tidak merupakan

Pada penelitian ini dibuat rectifier antenna dengan menggunakan antena mikrostrip rectangular patch yang dapat digunakan untuk menanen energi RF dengan frekuensi

Belum dikuasainya teknologi penanganan pascapanen biji kakao kering atau pengolahan pascapanen yang kurang tepat dan tidak layak seperti pada saat pemanenan,