KELANGKAAN TENAGA MENENGAH
DI BIDANG SURVAI
DAN
PEMETAAN
,t*)
Oleh : Sunar Rochmadi +)
bluluan
Dalam piramida
ketenagakerjaan, kebutuhan tenaga menengahlebih
banyak
flhr*ngkan
dengan kebutuhan tenaga sarjana.Dalam bidang survai
dan pemetaan,b[a
menengah yang dimaksud adalah surveyorteknisi. walaupun
bentuk piramida
bt
tidak
seruncingatau
setajamdahulu
ketika sifat
pekerjaanmasih,,padat
p--
dengan perkembangan pekerjaanyang
padatteknologi, tetapi
secara umum
Fn
ini
tetap berlaku. Berlainan dengan tenagaahli
(sarjana) yangdapat disuplai
-rlanjut
serta tenaga rendah (buruh lokal) yang pada umumnya seralu tersediadi
survai
manapun, tenaga menengah semakinhari
semakin
langka.
Sementarapenghasil tenaga sarjana
sudahjelas
dan dapat
diperkirakan
jumlahnya,tenaga menengah masih
kurang
begitujelas
hingga
saatini.
Memang adaSMK
(Sekolah Menengah Kejuruan) penyelenggara progmm studi Survai danakan tetapi keberadaan mereka belum begitu terasa
di
dunia kerja survai danHal
ini
mungkin
disebabkan belum memadainya kuantitas maupun kualitasin4'pengaj ar di Fakurtas pendidikan Terotorogi dan Kejuruan
IKIp
!,XIAKARTA.
4*alah
pada Kongres Ke-9 lkatan surveyor Indonesia ,,peransurveyor Terotik
e
Sumeyor Pertanehan yang Kian MeningkatBeban Tanggung Jawabnya dalam ?:iatsanaan Pembangunan Menyambut
Era
Globalisasi,,
l5_16Nopember
1996di
lcagadaan Surveyor
Teknisi
Upaya pengadaan tenaga surveyor
teknisi
mengalarni kesulitanakibat
suiitnyareaperkirakan
kebutuhan tenaga tersebut.Hal
ini
akibat belummapannya pekerlaan di a"iang Survai dan pemetaan.
oleh
karenaitu
banyak perusahaan Suruai dan pemetaan5rog mengandalkan tenaga lepas yang pada
umumnya
mengalami pendidikan langsung -:n-dre-job",walaupun kualitas mereka belum begitu memuaskan. Kendala yang terasa dalam pengembangan surveyor
tingkat
menengah antara
c-r
arlalafi sebagai berikut :-
l.ofesi
tenaga menengah (sebagian besar tenaga lepas), kurang,,aman,, bagir*rt
andangnya j ikadilihat
untuk nrasadepan (<libanding pegawai negeri misalnya).
I
\{Ereka merasa ',belum bekerja" kalau belum menjadi pegawai tetap (negeri ataur*asta).
i
lkngganan
atau kekurang-mampuan perusahaan mempekerjakan surveyor tetap.4
(engganan
surveyor menjadi pegawai ietap (swasta) karena dirasa gaiiterlalu
kecil
Jbandingkan surveyor lepas atau kontrak).i
'.'-'i'-r"
o"o.'jaan
yang terlalu bersifat ..musiman,,, sehingga seolah_olah sangat;q.r
ak kebutuhan akibat mengumpulnya pekerjaan pada bulan_bulan tertentu yangm1'esuaikan
dengan tersedianya anggaran. Sebaliknyaada waktu ,.menganggur,,
:da
bulan-bulan yang lain.\lengatasi
masarah tersebut denganmendidik,
termasuk memberi pengaraman
l*'"q
biasanya menghadapi kendala berupa repasnya mereka setelahmahir.
Hal
ini
qrnE
pula diarami perusahaan yang menyekolahkan atau mengkursuskan karyawannya.
{r'rl:
disglenggarakan pelatihan semacam kursus, besamya biaya yang diperlukandan
,'fr*-puan
membayardari
siswa (atau orangtua
siswa) biasanya ada kesenjangan.Fma
-nyelenggaraan
akan terasa besardibanding
kursus-kursuslainnya
(misalnya.Enrer)'
sementaracalon
siswa biasanya berasaldari
keruarga gol0ngan ekonomilL
.;r
Penyelenggaraan pelatihan
ro,r'-ian
formal
dan
dana dalambiasanya
menghadapi pendidikan non-formal_kendala
waktu
dalam',nhan,
jika
hasil
kurang
teliti
maka
pengukuranharus diuiang.
Bila
tidak:e:san
alasan waktu atau dana, maka siswa akan kurang menghayati pentingnyaOleh
karena
itu
alokasi waktu dan dana harus
diperhitungkan
untuklatihan
pengukuranyang kurang
memenuhi syaratyang
diminta
dalam.*a
era geoinformatika
ini
akan
lebih belum
memadailagi baik
kuantitashraiitas
surveyorteknisi.
Surveyor ataudraftman
(uru
gambar) yang tidakperkembangan
teknologi
akan makin tersisih. contohnyaantara
lain
dialamii@r-Zn
yang mengandalkan kemahiran menggunakan sablonuntuk menulis pada
Frz'
peta.Mereka
akan terdesak dengan beralihnya penulisanmenggunakan
r'':
lettering
set,yang akan tersisih
pula
dengan beralihnyapenggambaran
re
penggambaran dengankomputer misalnya
penggunaanAutocad.
Dalammrveyor
di
lapangan,
perkembangan
peralatan
swvai
akan
sangat:.:r terhadap kehandalan seorang surveyor.
Modal
kecermatan atau keakuatanbnang
silang
akan kehilanganarti
denganmakin
populemyapenggunaan :E ]'ang tentu saja tanpa perlu membaca benang silang lagi.
Survai
dan Pemetaandi
Sekolah MenengahSsiasarkan
Kurikulum
1994,
pengajaran
Ilmu
Ukw
Tanah
di
sekolah;
Kejuruan
Jurusan Bangunan,
pada program
studi
serain
survai
dan:enujuan
memberi dasar untuk mengikuti perkembanganilmu
pengetahuan'ril.'r'rr
-
dalam bidang
pengukurandan
pemetaan,di
sampingmemberi
mataq
r$uan untukpengukuran dan pemetaan guna perencanaan dan pelaksanaan :?:gunan (Depdikbud, 1 993).
h::
ProgramStudi
Bangunan Gedung,materi
pelajaranmeliputi alat
ukur eaierpas, pengukuranjarak,
sudut dan
bedatinggi,
penggambaran serta{.r.
dengan waktutotal l0g jam
pelajaran.Alokasi waktu
yang sama juga :::rruk
program-progr.m
studi
Gambar Bangunanqr*''Ekan
padaProga'''
studi
BangunanAir
ditambah
144 jamsehingga menjadi 252 @tLPada Program
Studi
Survaidal
pemetaan (yangjuga
termasuk dalam rumpun1r.rvn
Bangunan),profil
kemampuan yangingin
dihasilkanmeliputi
kemampuan Dirjen Dikdasmen, 1993) :
ftanJ<uran
sipat datar (kontrolvertikal)
kontrol horisontal
survai teknik
sipil
(termasuk fotogrametri sederhana)
u.r.iar
Sr,rvai dan Pemetaan padaprogram
studiini
berjumlah
1308jam
yang--tur
Tanah,108 jam.
posisi
vertikal,
144jam
posisi horisontal , 240 jam.
408 jam.
:ekdk
sipil,288
iam.dan Forogrametri. 120 jam.
S\{
yang menyelenggarakanprogram
studi
ini
dengan
jumlah
siswa
(yangrr.
Program Studi Survai dan pemetaan) padaTahun
Ajaran 1992/1993 dapat
:! l1r
iur
Tabel : STM dengan program Studi Survai clan pemetaan
STM
STM Lubuk Pakam
STM Balige
STV
3 MedanS - \4 Pekanbaru
Sr\,f1Padang
S
I\l
Bukittinggi
!-\1
2 PalembangS -
\l
Bengkuluil}{
Cianjur:
.'-a' I Garut!i,{
Karawang!
-l'
{ Kuningan:
---.1 3 Bandung
:
-1, { Purwokerto!
1.1 Samarindai,4.1Banjarmasin
!
1.1 Palangkaraya:
-.1
i
Ujung Pandang:
la.i
?alopoj "-'.1
]- Ianado :
-.l
-.,endarii-.1
\lpang
i
-.1
, :matepropinsi
Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Riau
Sumatera Barat
Sumatera Barat Sumatera Selatan Bengkulu
Jawa Barat Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat Jawa Tengah Kalimantan
Timur
Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah
Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Utara
Sulawesi Tenggara
Nusa Tenggara
Timur
Maluku
Jumlah Siswa
98 56 3B 70 61 117 58 60 70 61 200 108 230 57 +J 48 70 43 108 &7 107 60 1975
Jumlah
SiswaTotal
[image:5.595.46.529.92.815.2]',l:lihat
tabel tersebut' tampak adanya pengelompokan sekolahdi
Jawa Barat dengan.u:lah
sekolah penyelenggara ada5
dan siswa 565 orang (sekitar 2g,5% darijumlah
:u'::- siswa), dan penyebarannya hanyadi
15 propinsi.Dengan.iuml,h
siswa 1975 orang (kelas 1,2
dan3),
rnaka lulusan pada tahun'e-*-but
sekitar 658 0rang.Bila
asumsi perbandingnan tenaga kerja surveyor akademik:
arr'
:r'or ahli
: surveyor teknisi adalaht
: 6: 36, maka sarjana (surveyor akademik) yang
'ea:
citopang oleh lulusan STM programstudi
Survai dan pemetaan tersebut hanyalahI
i:jana
dalam setahun. Jelas secara kuantitas-iumlah lulusan tenaga
teknisi
tersebutr''.
apa-apa dibandingkan denganjumrah lulusan
Sarjana Geodesidalam
setahunal;-rpun
sudah dikatikan dengan 30%, asumsijumlah
sarjanayang terjun langsung di .un:.: sun'ai dan pemetaan).
Mungkin
karena kecilnyajumlah
tersebut, sehingga adanya
prrg-.:r
studi tersebut kurang terasa gaungnyadi
dunia survai dan pemetaan.
Di
samping kendaia kuantitas, kendala kualitas
juga
rak kalah
pentingnya. f,l::nga.-di
sekolah-sekolah tersebut pada umumnya lulusan Jurusanpendidikan Teknik
fu=an.
Fakultas pendidikan Teknologi dan KejuruaniKtp,
yang hanya mendapatkan
*i:x-'
-'rru ukur
Tanah dengan bobot sekitar 4 hingga 6sKS.
Memang telah dilakukanqN;,"r
-rrrk mengingkatkan kualitaspengajar, antara
lain
dengan adanyap3GT (pppG
,:;:rdi
Medan, Bandung dan Malang yang salah satuprogram studinya adalah
::n
Pemetaan.iiendara kualitas lulusan juga terasa akibat adanya perbedaan sistem
nilai
antarar.'--a
dengan dunia sekolah.Di
sekolah siswa terbiasa dengan sikap santai dan-.-ai
-v''ang toleran, sementara
di
dunia kerja dituntut kerja keras dan sistemnilai
ts=-
Di
sekolah hasil kerja bisa mendapatnilai
5, 6, 7 atau g, sementaradi
duniami
a
ada
dua altematif
nilai
yaitu diterima
atau
ditolak.
Selengkap apapun -r,:ng
dimiliki
sebuzrh sekolah yang ditunjang oleh guru yangahli,
tetapiapa
r.-'
di
sekolah
tetap baru
merupakan
simulasi
terhadap
dunia
kerja
yangj:
(Djojonegoro,
1994). peningkatankualitas pendidikan
antara
lain
telah dengan Program Sistem ganda(pSG)
yaitu
programpraktek
di
industri.i
te-..ahaan survai dan
pemetaanyang
pada
umumnyamengumpul
di
Jakarta dan*-:-'r'g
Kalaupundi
daerah ada perusahaan yangmenangani pekerjaan
survai
danke-ian'
biasanya pekerjaan pokoknya adarahkonstruksi
atauketeknik-sipilan,
dan lrr*-:- aan survai dan pemetaan biasanya diserahkan kepada surveyorlepas_
hurup
Dari hari ke hari
terasa adanya kekurangan tenaga surveyorteknisi,
walaupun
r+r:r-
;;i6
data
yang
akurat tentang
berapasebenarnya
yang
dibutuhkan.
Dengan ,rn'n ir-;a
pengadaannyasulit
tliprogramkan
dengan
mantap,
sehinggayang
terj adi=perti
yang selamaini
berjalan, yaitu surveyor teknisi direkrut sesuai kebutuhan :endek oleh para pemakai.--:ituk
dapat menyelenggarakan program pengadaan surveyor
teknisi
(misalnya'enis
pendidikan
tertentu),perlu
diprediksi
surveyoryang dibutuhkan
untuk=-:
akan datang, baik kuantitas maupun kualitasnva.=er
Pendidikan dan Kebudayaan,
1993. Kurikulum Sekolah Menengah!-.'uruqn
(SMK):
Garis-garis Besarprogram
pengajaran (GBpp) Jurusan:-.
gu n a ni',r,
o g,"
*
si, &
B;
;r;;;
r'
;; ;;;
;.
r::c -lenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat pendidikan
Menengah
J.:":ruan,
1993, Informasi Sekotah Teknologi Menengah.f::,;,Y*dtTi",
1 9 9 4. K-e b ij aks an aan dan p r o gr am p e ngemb an g an.^:':::y::!!rry.n
aj!(.iesia
Makalah seminar Nasionaldai
remu
Karya1l
Forum KomunikasiFpTK
se-indonesia, diFpTK
Iftp