• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV_RKPD Batang 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB IV_RKPD Batang 2015"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV-

1

BAB IV

PRIORITAS DAN SASARAN

PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015

Prioritas Pembangunan Daerah yaitu agenda pembangunan pemerintah daerah tahunan yang menjadi benang merah/ tonggak capaian antara (milestones) menuju sasaran 5 (lima) tahunan dalam RPJMD melalui rencana program pembangunan daerah tahunan. Suatu prioritas pembangunan merupakan jawaban atas sasaran pembangunan daerah dalam suatu pernyataan yang mengandung komponen program prioritas atau gabungan program prioritas.

Suatu prioritas pembangunan daerah pada dasarnya (berisi) program-program unggulan SKPD (terpilih) yang paling tinggi relasinya (leading

indicators) bagi tercapainya target sasaran pembangunan daerah tahun rencana.

Dalam menentukan prioritas pembangunan, terlebih dahulu dilakukan identifikasi permasalahan pembangunan daerah yang bersifat internal maupun eksternal. Setelah diketahui faktor penyebab atau pemicu secara internal maupun eksternal kemudian dapat disusun prioritas dan sasaran pembangunan beserta program prioritas.

Dengan demikian, suatu program pembangunan daerah merupakan program atau sekumpulan program unggulan kepala daerah yang berhubungan dengan janji politik kepala daerah pada saat pilkada dan hasil perumusan teknokratis terkait.

(2)

BAB IV-

2

Penyusunan prioritas pembangunan adalah merupakan hal yang penting untuk dilakukan mengingat keterbatasan sumber daya yang dimiliki daerah untuk melakukan pembangunan. Penyusunan prioritas pembangunan daerah didasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut: (1) Kesesuaian dengan dokumen perencanaan, (2) Urgensi penanganan isu, (3) Kemanfaatan pada hajat hidup masyarakat, (4) Kelayakan teknis, dan (5) Kesiapan bagi pelaksana kegiatan/usulan.

4.1. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

Visi Kabupaten Batang tahun 2012-2017 adalah: “Terwujudnya Pemerintahan Yang Bersih, Efektif, Efisien Dan Profesional Untuk

Penguatan Ekonomi Daerah Dan Pencapaian Kesejahteraan Masyarakat

Batang”. Perwujudan visi tersebut mengandung filosofis bahwa Batang sebagai suatu daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, harus mampu mengoptimalkan segala potensi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya melalui pemerintahan yang efektif dan bersih dan bertumpu pada kekuatan perekonomian daerah.

Secara khusus makna dari penjabaran visi tersebut adalah sebagai berikut:

Pemerintahan Yang Bersih, Efektif, Efisien Dan Profesional. Pemerintahan Yang Bersih, Efektif, Efisien Dan Profesional Yang Efektif dan Bersih mengandung pengertian bahwa pemerintahan harus bersih dari praktek-praktek yang dapat merugikan masyarakat, memiliki rancang bangun organisasi dan sistem kinerja yang efektif dalam mencapai tujuan, efisien dalam menggunakan anggaran, serta professional dan ramah dalam melayani masyarakat.

(3)

BAB IV-

3

daerah/rumah tangganya sendiri menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat. Termasuk dalam hal ini adalah upaya yang sungguh-sungguh untuk mengembangkan potensi perekonomian daerah dan menarik investasi untuk menciptakan lapangan kerja sebanyak mungkin bagi para putra daerah.

Dari pemahaman tersebut, karakteristik Kabupaten Batang yang mendukung dalam rangka penguatan perekonomian, diantaranya adalah:

1. Posisi Geografis. Sesuai dengan letak geografisnya, Kabupaten Batang merupakan jalur distribusi barang dan jasa untuk wilayah utara Jawa Tengah pada khususnya dan pulau Jawa pada umumnya. Disamping itu Kabupaten Batang juga memiliki garis pantai yang dapat dikembangkan sebagai wahana perdagangan antar pulau. Oleh karena itu pengembangan infrastruktur dan pelayanan yang memadai kepada seluruh pemangku kepentingan akan mampu menopang penguatan perekonomian daerah.

2. Pengembangan Jejaring (Networking) dan Potensi Ekonomi Lokal. Dalam rangka penguatan perekonomian daerah dapat dilakukan dengan membangun jejaring dengan daerah-daerah lain dengan memanfaatkan potensi ekonomi lokal di Kabupaten Batang. Jejaring yang dilakukan terutama dengan daerah yang memiliki potensi perekonomian /perdagangan akan tetapi memiliki keterbatasan dalam penyediaan sumber daya baik manusia maupun alam/lahan. Adanya potensi ekonomi lokal yang dimiliki baik berupa sumber daya alam dan SDM, maka sangat terbuka peluang investasi dari daerah sekitar Batang sehingga diharapkan memiliki nilai tambah ekonomi.

(4)

BAB IV-

4

yang sifatnya non fisik, seperti ketersediaan tenaga kerja dan regulasi/ kebijakan.

4. Masyarakat Yang Sejahtera. Masyarakat Yang Sejahtera mengandung arti suatu keadaan dimana masyarakat memiliki kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat, tercukupi kebutuhan dasar pokok, seperti pangan, papan, sandang, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja, yang didukung oleh infrastruktur fisik, sosial budaya ekonomi yang memadai. Usaha akan lebih difokuskan pada upaya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan pengusaha lokal untuk berusaha dan berkegiatan ekonomi yang sehat untuk menarik kelompok-kelompok masyarakat lainnya. Harus diingat bahwa kemajuan-kemajuan yang ingin diraih tidak hanya berkaitan dengan kemajuan di bidang fisik dan ekonomi saja, melainkan juga kemajuan dengan dimensi batin, mental, dan spiritual. Masyarakat diarahkan supaya memiliki dan mempraktekkan sikap keimanan dan ketaqwaan yang tinggi. Usaha juga diarahkan untuk budaya dan peradaban masyarakat agar bisa meningkatkan keteraturan mengikuti perkembangan zaman namun tetap menjunjung tinggi kebudayaan asli dan budaya-budaya positif yang telah ada sehingga identitas Kabupaten Batang tetap terjaga.

Melalui penjabaran secara sistematis dan komprehensif visi Kabupaten Batang dapat dijabarkan dalam wujud 4 (empat) butir misi berikut :

1. Mengembangkan penataan dan pembinaan birokrasi di semua tingkatan demi terciptanya pemerintahan yang baik, bersih dan berpelayanan publik yang prima.

2. Menciptakan iklim investasi yang baik dan mendukung usaha pengembangan ekonomi yang berorientasi pada peningakatan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat dan peningkatan pendapatan daerah. 3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk menunjang peningkatan

(5)

BAB IV-

5

4. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat supaya dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan.

Hubungan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Batang terlihat pada tabel 4.1. di bawah ini.

Tabel 4.1.

Hubungan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan

Misi Tujuan Sasaran

Visi Mewujudkan Pemerintahan Yang Bersih, Efektif Dan Profesional

1.Mengembangkan penataan dan pembinaan di semua tingkatan demi tercipta pemerintahan yang baik, bersih dan berpelayanan publik yang prima

1.Reformasi Birokrasi 1.Terciptanya pemerintahan yang baik, bersih, transparan dan adil; 2.Peningkatan kepercayaan

dan partisipasi masyarakat 2.Reformasi administrasi dan

organisasi pemerintahan

3.Transparansi informasi pembangunan

4.SOTK yang efektif dan efisien

3.Terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat.

5.Terwujudnya masyarakat Batang yang rukun, bersatu, damai dan sejahtera

4.Membangun manajemen yang efektif dan efisien

Visi Mewujudkan Perekonomian Yang Kuat

2.Menciptakan iklim investasi yang baik dan mendukung usaha pengembangan ekonomi yang berorientasi pada peningkatan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat dan

peningkatan pendapatan daerah

1.Peningkatan investasi daerah dan perluasan lapangan kerja

1.Perekonomian daerah dan meningkatnya pendapatan

berbahan baku lokal dan padat karya;

5. Pengelolaan produksi bahan baku lokal menjadi barang jadi

6. Ketersediaan dan

(6)

BAB IV-

6

Misi Tujuan Sasaran

3.Meningkatkan perekonomian daerah berbasis koperasi, usaha kecil mengah dan IKM

7. Meningkatnya kuantitas dan kualitas koperasi, usaha kecil dan menengah 8. Meningkatnya dan konsumsi pangan; 13.Meningkatnya ketahanan

15.Meningkatnya kualitas dan kuantitas objek wisata 7. Meningkatkan usaha perikanan

darat dan laut

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dan pengelolaan irigasi, drainase, dan gorong gorong

2. Pengembangan Pembangunan Berkelanjutan

5. Pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup 6. Penggunaan lahan sesuai

(7)

BAB IV-

7

Misi Tujuan Sasaran

7. Perlindungan lahan pertanian abadi 3. Pengembangan pemukiman

dan perumahan layak huni

8. pemenuhan kebutuhan

Visi Mewujudkan Masyarakat Yang Sejahtera

4.Meningkatkan kualitas keluarga pra sejahtera dan sejahtera I; pemuda di bidang olah raga secara kuantitatif dan kualitatis; dan peran perempuan dam setiap aspek kehidupan masyarakat;

8. Penyediaan sarana prasarana olahraga. 3. Meningkatkan derajat kualitas

(8)

BAB IV-

8

masyarakat untuk hidup sehat; dan terbebas dari konflik SARA, baik horisontal

(9)

BAB IV-

9

Misi Tujuan Sasaran

23.Mewujudkan dukungan sustainabilitas

(keberlanjutan) lulusan anak didik sekolah menengah pertama ke sekolah menengah atas dengan mengembangkan dukungan nyata

pembangunan fasilitas pendidikan baru yang variatif dan kreatif; 24.Mewujudkan pendidikan

kecakapan hidup (life skill) yang mencakup kecakapan personal, sosial, akademik dan vocasional dalam meningkatkan sumber daya manusia yang cerdas, produktif, berkarakter dan berwawasan lingkungan serta memahami nilai-nilai luhur;

4.2. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2015

Selain berpedoman pada Visi dan Misi Kabupaten Batang Tahun 2012-2017, prioritas pembangunan daerah ditetapkan berdasarkan isu strategis pembangunan daerah yang telah diidentifikasi berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Selain itu, penentuan prioritas pembangunan daerah juga mempertimbangkan beberapa hal lain seperti kebijakan pembangunan provinsi dan nasional serta perkembangan ekonomi regional.

(10)

BAB IV-

10

Pemerintah daerah dalam menyusun program dan kegiatan prioritas dalam RKPD Tahun 2015 agar memperhatikan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Tahun 2011-2025 yang memuat: 1. Peningkatan potensi ekonomi wilayah melalui pengembangan 6 (enam)

koridor ekonomi, yaitu: koridor Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku-Papua, Bali dan Nusa Tenggara;

2. Penguatan konektivitas nasional; 3. Penguatan kemampuan SDM dan Iptek.

Sementara merujuk pada Surat Edaran Mendagri Nomor 050/691/SJ tentang Pedoman Penyusunan Rancangan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015 dijelaskan untuk memperhatikan hal hal sebagai berikut:

1. Perumusan kebijakan penyusunan RKPD Tahun 2015 mempertimbangkan dan memperhatikan pencapaian tujuan serta sasarn pembangunan milenium (MDG’s) dalam tahun 2015 dan menghadapi tantangan persaingan untuk meraih peluang memasuki bentuk integrasi ekonomi ASEA yang dikenal dengan Asean Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dimulai tahun 2015.

2. Perlu memperhatikan pemecahan permasalahan pembangunan daerah yang mendesak sesuai dengan kondisi dan potensi serta kewenangan masing masing terkait Penanggulangan bencana dalam tahapan prabencana mencakup dalam situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat potensi terjadinya bencana; Penanggulangan bencana dalam tahapan saat tanggap darurat dan 3) Penanggulangan pascabencana. 3. Mendukung optimalisasi penerapan kurikulum baru tahun 2013 sesuai

(11)

BAB IV-

11

4. Pemenuhan obat-obatan, pengadaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana serta penyuluhan dan pelayanan kesehatan masyarakat pada posyandu, puskesmas dan jaringannya, pencegahan penyakit menular (demam berdarah, flu burung, HIV/AIDS), mendukung program pelayanan jaminan kesehatan masyarakat, imunisasi, mengurangi prevalency gizi buruk, penurunan angka kematian bayi dan ibu melahirkan;

5. Penyediaan dana layanan air bersih setiap rumah tangga, penataan MCK. Lingkungan kumuh, sanitasi, persampahan, polusi dan pencemaran air, udara dan tanah diperdesaan dan perkotaan.

6. Penyediaan dan peningkatan kualitas infrastruktur, jaringan irigasi, waduk dan situ, pengendalian banjir, penataan bantaran sungai dan kali bersih, jaringan jalan dan jembatan yang menghubungkan kantong kantong produksi serta membuka keterisolasian untuk kelancaran arus barang dan orang dalam upaya menekan ekonomi biaya tinggi, pembangunan dan penataan pasar tradisional.

7. Penataan ruang dan lingkungan hidup dalam upaya pemenuhan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH), pencegahan alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan RTRW, optimalisasi pemanfaatan kawasan budidaya dan pengamanan kawasan lindung, sosialisasi/ penyuluhan pemanfaatan struktur ruang dan penegakan hukum terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang.

(12)

BAB IV-

12

yang melakukan pembangunan rumah swadaya sesuai dengan kewenangan masing-masing;

9. Pengembangan kepemimpinan pemuda, peningkatan potensi keteladanan, keberpengaruhan serta menggerakkan pemuda sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan yang berwawasan kebangsaan, pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana kepemudaan dan keolahragaan, pembinaan dan pengembangan kepemudaan dan keolahragaan serta peningkatan kebugaran jasmani masyarakat.

10. Mendorong, melaksanakan dan memfasilitasi kerjasama dunia usaha di bidang penanaman modal, optimalisasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dibidang perijinan secar tepat, mudah dan murah.

11. Pengembangan usaha ekonomi masyarakat berupa kemudahan akses permodalan, pembinaan manajemen usaha serta pemasaran, pemberdayaan koperasi melalui penciptaan usaha simpan pinjam, pemberdayaan UKM dalam menumbuhkan iklim usaha bagi usaha kecil menengah, fasilitasi akses penjaminan dalam penyediaan pembiayaan UKM.

12. Mendorong peningkatan kegiatan pemerintahan daerah, masyarakat dan dunia usaha yang bersifat padat karya untuk mengurangi angka pengangguran dalam rangka pengentasan kemiskinan, pembinaan dan penyelenggaraan pelatihan kerja, pengawasan pelaksanaan perizinan/pendaftaran lembaga pelatihan kerja, serta penerbitan rekomendasi perijinan magang ke luar negeri, pengawasan pelaksanaan sertifikasi kompetensi dan pelatihan kerja;

(13)

BAB IV-

13

14. Mendorong peningkatan peranan perempuan berpartisipasi dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dalam upaya mencapai 30% keterwakilan perempuan, perlindungan terhadap perempuan yang responsif gender berupa pemberdayaan, pelayanan kesehatan, mental spiritual, pendidikan, pencegahan kekerasan dalam rumah tangga, eksploitasi dan jual beli anak dan remaja (trafficking),kekerasan seksual; 15. Dukungan operasional jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana,

penyediaan sarana, alat, obat dan cara penggunaan kontrasepsi, penyuluhan keluarga sejahtera, pemberian dukungan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), pencegahan HIV/AIDS, Infeksi Menular Seksual (IMS) dan bahaya Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Aditiktif (NAPZA);

16. Pengendalian pemberian ijin trayek angkutan mempertimbangkan aspek kelayakan, daya dukung, kemampuan, sarana prasarana perhubungan, keamanan, kenyamanan dan keselamatan, pemasangan dan pemeliharaan rambu lalu lintas, kemudahan akses antar moda angkutan umum, pembangunan dan pemeliharaan terminal, shelter, angkutan sungai danau dan penyeberangan;

17. Penyebarluasan dan penyuluhan informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan kepada masyarakat, pengembangan kemitraan media, pengendalian pemberian ijin menara telekomunikasi agar tidak mengganggu kepentingan umum, mendorong pengembangkan e-business pada pelaku usaha kecil dan menengah, pembentukan dan pengembangan media center dalam rangka pengendalian keseimbangan dan pertukaran informasi pemerintahan dan publik, pengendalian dan pengawasan pasca penataan/pembangunan jaringan telekomunikasi agar tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat;

(14)

BAB IV-

14

pencegahan terorisme, konflik sosial, penyebaran idiologi yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, pengembangan kerjasama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan pemahaman terhadap 4 (empat) pilar kebangsaan, peningkatan pembinaan organisasi sosial, kepemudaan dan kemasyarakatan;

19. Peningkatan pemberdayaan masyarakat desa di bidang usaha ekonomi masyarakat desa, peningkatan Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam bidang pertanian dalam arti luas (peternakan, perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, perikanan), pembangunan dan peningkatan serta pemeliharaan infrastruktur pedesaan (air bersih, jalan desa, pasar desa, MCK, listrik desa, telekomunikasi perdesaan), pengembangan dan pelestarian nilai-nilai budaya, adat istiadat dan semangat gotong royong; 20. Penanganan masalah sosial seperti pemberdayaan fakir miskin, anak

terlantar, PSK, gelandangan dan pengemis, peningkatan penyediaan fasilitas dan pemberian jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik, mental dan lanjut usia, serta menyelenggarakan pelatihan kerja bagi pengangguran dan fasilitasi penempatan pada berbagai bidang usaha sesuai dengan keahlian;

21. Perlindungan terhadap cagar budaya, perawatan dan pengamanan aset/benda kesenian, perlindungan, pemeliharaan dan pengamanan benda cagar budaya, pengembangan pemanfaatan kesenian tradisional, penyelenggaraan dan pengelolaan museum daerah, peningkatan kemitraan dengan berbagai pihak terkait lembaga adat, seni dan budaya daerah. 22. Selain memperhatikan kegiatan tersebut diatas, dalam penyusunan

(15)

BAB IV-

15

Negeri Nomor 100/1023/SJ tanggal 26 Maret 2012 tentang Percepatan Pelaksanaan Penerapan dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal di Daerah dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk provinsi sejumlah 9 (sembilan) SPM mencakup pelayanan dasar bidang urusan Perumahan Rakyat, Perhubungan, Lingkungan Hidup, Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan Anak, Sosial, Ketenagakerjaan, Penanaman Modal, Kesenian, dan Ketahanan Pangan;

b. Untuk kabupaten/kota sejumlah 15 (limabelas) SPM mencakup pelayanan dasar bidang urusan Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan, Perhubungan, Lingkungan Hidup, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Keluarga Berencana, Sosial, Ketenagakerjaan, Penanaman Modal, Kesenian, Pemerintahan Dalam Negeri, Kominfo, Ketahanan Pangan.

23. Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, percepatan pembangunan daerah, iklim investasi yang kondusif, keseimbangan pembangunan antar daerah/wilayah dan negara serta pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, maka kegiatan prioritas lainnya yang perlu dirumuskan dalam penyusunan RKPD Tahun 2015 adalah kegiatan pencegahan dan pemberantasan korupsi, penanganan gangguan keamanan dalam negeri, pembangunan perbatasan antar negara, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah, pengembangan wilayah, pengembangan ekonomi daerah, penataan perkotaan, pengelolaan Iingkungan hidup dan penataan ruang, pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan.

(16)

BAB IV-

16

Tengah Tahun 2015 seperti termuat dalam RKPD Jawa Tengah Tahun 2015 adalah,

1. Pengurangan Kemiskinan. Isu kemiskinan hingga saat ini masih tetap menjadi isu yang belum terataso hingga tuntas. Fenomena empiris secara historis mengemuka bahwa akar kemiskinan terletak dalam hubungan kekuasaan yang terbentuk dari cara produksi konsumsi manusia terhadap sumber daya strategis, antara lain berupa tanah, air, udara, akses pembangunan seperti keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan publik. Selain itu, kemiskinan merupakan masalah pembangunan yang bersifat multi dimensi dan sangat penting untuk ditangani melalui pelibatan atau dukungan seluruh pemangku kepentingan. 2. Pengurangan pengangguran. Isu pengangguran Jawa Tengah hingga saat

ini juga perlu mendapat perhatian mengingat pengangguran berkaitan dengan kemiskinan. Memperhatikan kondisi ketenagakerjaan di Jawa Tengah saat ini, terjadi fenomena pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian ke non pertanian seperti sektor industri dan perdagangan.

3. Pembangunan Infrastruktur. Belum optimalnya kondisi infrastruktur di Jawa Tengah dalam mengimbangi dinamika kebutuhan dan tuntutan masyarakat serta wilayah, berimplikasi pada beban masyarakat dalam penyediaan produksi dan mobilisasi sumberdaya baik dilingkup regional Jawa Tengah maupun nasional.

(17)

BAB IV-

17

5. Kedaulatan Energi. Gambaran kebutuhan energi di Jawa Tengah juga memilki kecenderungan dan pola yang sama dengan nasional. Ketergantungan terhadap sumber energi fosil yang masih cukup tinggi di Jawa Tengah ditunjukkan dengan bekerjanya rantai ekonomi energi dalam moda transportasi, listrik maupun industri yang menggunakan pasokan energi fosil.

6. Tata Kelola Pemerintahan, Demokratisasi dan Kondusifitas Daerah. Berkenaan dengan disahkannya UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) maka dalam rangka reformasi birokrasi sebagai bahan penting dalam upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, daerah perlu mengantisipasi dengan melakukan langkah langkah konkrit utamanya terkait dengan pemantapan sistem manajemen kepegawaian meliputi sistem perencanaan, pengembangan karier, penggajian dan batas usia pensiun pegawai aparatur sipil negara.

Pembangunan Daerah Jawa Tengah Tahun 2015 merupakan keberlanjutan dari fokus tahun sebelumnya serta untuk mendorong seluruh pemangku kepentingan berkontribusi dalam mengatasi isu strategis dan upaya pencapaian target pembangunan daerah, maka pembangunan daerah pada Tahun 2015 ditujukan untuk “Meningkatkan Infrastruktur dan Kualitas Pelayanan

Dasar Menuju Kemandirian Wilayah dan Kesejahteraan Masyarakat”, dengan arah kebijakan meliputi :

a. Peningkatan sinergitas dan harmonisasi program pengurangan kemiskinan dan pengangguran berdimensi kewilayahan;

b. Peningkatan infrastruktur yang makin berkualitas guna mendukung pengembangan wilayah;

(18)

BAB IV-

18

d. Peningkatan perekonomian daerah berbasis potensi unggulan daerah dengan dukungan rekayasa teknologi dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan;

e. Peningkatan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga kelestarian fungsinya;

f. Peningkatan tata kelola pemerintahan, demokratisasi dan kondusivitas wilayah.

Prioritas Pembangunan Daerah Jawa Tengah Tahun 2015, bersinergi dengan 11 Prioritas Nasional dan 3 Prioritas Lainnya, yang akan menjadi penentu kelancaran pencapaian target dan tujuan pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 dan mendukung tujuan pembangunan nasional yang tertuang dalam RPJMN Tahun 2010-2014.

Sehingga Prioritas Pembangunan Jawa Tengah Tahun 2015 seperti termuat dalam RKPD Jawa Tengah Tahun 2015 adalah

1. Peningkatan sinergitas dan harmonisasi program pengurangan kemiskinan dan pengangguran berdimensi kewilayahan,

2. Peningkatan infrastruktur yang makin berkualitas guna mendukung pengembangan wilayah

3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pelayanan dasar yang makin luas

4. Peningkatan perekonomian daerah berbasis potensi unggulan daerah dengan dukungan rekayasa teknologi dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan

5. Peningkatan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga kelestarian fungsinya

6. Peningkatan tata kelola pemerintahan, demokratisasi dan kondusivitas wilayah

(19)

BAB IV-

19

selanjutnya telah ditetapkan 9 (sembilan) isu pokok isu-isu strategis Kabupaten Batang yang perlu ditangani secara terfokus dalam lima tahun mendatang berdasarkan RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017, yaitu sebagai berikut:

1. Perlunya Pemerintahan yang Bersih- Profesional

Pemerintahan yang bersih dan professional adalah prasyarat mutlak yang harus dipenuhi suatu daerah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Pemerintah tidak boleh hanya memiliki fungsi administratif yang menjalankan tugas rutin tanpa improvisasi dan spirit kejuangan, melainkan harus dikelola dan dilaksanakan secara dinamis, visioner, responsif dan kreatif. Aparatur dan institusi pemerintah tidak boleh menjadi beban masyarakat, melainkan menjadi entitas yang mampu berperan memecahkan persoalan publik, bahkan menjadi lokomotif pembangunan.

Dalam bidang pemerintahan, Kabupaten Batang memiliki beberapa kekuatan yang bisa sebenarnya telah memiliki korp aparatur pemerintahan yang baik, ditandai dengan: a) Banyaknya aparatur yang siap untuk berubah menuju perbaikan kinerja terus menerus; b) Telah adanya struktur organisasi yang ditata untuk melaksanakan urusan wajib dan pilihan yang dimiliki; c) Terdapat pula aparatur-aparatur muda yang cerdas dan berwawasan jauh kedepan. Akan tetapi, pemerintahan juga masih memiliki beberapa kelemahan yang dapat menghambat optimalisasi kinerja, diantaranya adalah: a) Kedisiplinan pegawai masih terlihat belum optimal; b) Koordinasi antar bidang dan SKPD masih lemah; c) Profesionalisme dan kapabilitas aparatur pemerintah daerah belum optimal; d) Kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan publik belum memadai; dan e) Belum ada penerapan electronic government yang komprehensif; dan f) Kurangnya kesadaran dan kemampuan pegawai dalam menciptakan iklim birokrasi yang pro-investasi.

(20)

BAB IV-

20

nasional, internasional dan perguruan tinggi yang siap membantu pengembangan kapasitas kelembagaan dan personil Pemda; b) Tersedia program-program pemerintah pusat yang mendukung pengembangan good

governance; c) Komitmen kepemimpinan daerah yang kuat terhadap

tumbuhnya good and effective governance; d) Banyaknya lembaga swadaya masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam proses kebijakan publik; dan e) Komunikasi FORKOMINDA dan jaringan antar pemerintah daerah yang semakin mantap. Sementara itu, Pemerintahan Kabupaten Batang pada saat ini menghadapi tantangan permasalahan multi sektor yang memerlukan adanya aparatur yang dapat bekerja secara efisiensi, efektifitas, dan profesional. Diantara tantangan itu adalah: a) Dinamika aspirasi masyarakat yang berkembang memerlukan respon dan wadah dan saluran yang baik; b) Beberapa persoalan pembangunan, seperti penanggulangan kemiskinan, penarikan investasi, dan penanganan masalah kesehatan membutuhkan koordinasi dan komunikasi intern yang lebih intens; c) Saling ketergantungan dalam pembangunan seperti transportasi antar Kabupaten, penyediaan air bersih, penanganan masalah sosial, dan penataan tata ruang memerlukan koordinasi antar wilayah; dan d) Adanya persaingan antar daerah menuntut peningkatan daya saing daerah.

Oleh karena kondisi tersebut diatas, terdapat isu-isu strategis yang perlu ditangani dalam bidang pemerintahan adalah penataan pemerintahan

yang solid, berorientasi sukses, transparan, anti korupsi, dan semakin

mengarah pada good governance and clean government serta penguatan

sumberdaya aparatur yang kreatif dan inovatif menuju pelayanan publik

prima.

2. Penegakan Hukum dan Ketertiban Sosial

(21)

BAB IV-

21

Dalam menjalankan fungsinya sebagai pengatur kehidupan berbangsa bernegara dan bermasyarakat, pembangunan hukum merupakan satu proses yang yang terdiri dari kegiatan pembentukan hukum dan penegakan hukum.

Pembentukan peraturan perundang-undangan/ produk hukum daerah yang efektif dan mendasarkan pada asas-asas Pembentukan Perundang-undangan yang baik sangat penting dan mendesak dilakukan karena akan menjadi landasan bagi Aparatur Pemkab dalam mengeluarkan kebijakan baik dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun sosial kemasyarakatan. Demikian pula sehubungan dengan perkembangan masyarakat yang semakin dinamis, terhadap produk-produk hukum yang telah ada perlu dilakukan evaluasi apakah masih relevan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat dan kebutuhan pembangunan daerah saat ini sehingga diharapkan mampu menangani masalah-masalah yang ada dan dituntut senantiasa efektif daya berlakunya di masyarakat. Tahap selanjutnya setelah proses pembentukan hukum adalah pelaksanaan secara konkrit yaitu penegakan hukum.

Penegakan supremasi hukum berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia selama ini belum diwujudkan secara nyata. Rendahnya pemahaman dan penghargaan terhadap Hak Asasi Manusia menyebabkan adanya diskriminasi hukum, tidak adanya transparansi hukum serta penerapan hukum yang tidak konsisten. Hukum yang diharapkan berperan dalam menanggulangi berbagai permasalahan dan sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat, ternyata belum dapat menjamin rasa keadilandan kebenaran.

(22)

BAB IV-

22

Pemerintah Kabupaten Batang memiliki beberapa kekuatan yang bisa digunakan untuk mewujudkan pembentukan produk hukum yang baik dan penegakan hukum yang efektif, antara lain: (a) adanya motivasi kepemimpinan daerah yang kuat untuk mendukung produk hukum daerah yang baik dan efektif; dan (b) Adanya program-program pembentukan produk hukum daerah dan penegakan hukum daerah.

Akan tetapi terdapat pula kelemahan yang menyebabkan pembentukan produk hukum yang baik dan penegagakan hukum yang efektif sulit dilakukan. Beberapa kelemahan tersebut antara lain: (a) kurang memadainya SDM legal drafting di tingkat eksekutif dan legislative; (b) masih rendahnya tingkat kesadaran dan kepatuhan hukum oleh masyarakat dan aparatur; (c) rendahnya pelayanan informasi hukum kepada masyarakat maupun kepada lembaga hukum; (d) belum optimalnya pemanfaatan Jaringan Dokumentasi dan Informasi (JDI) Hukum yang dapat mendukung penyebaran informasi secara cepat, akurat, tepat dan transparan; (e) kurangnya tersosialisasinya hukum dan HAM; (f) kurang terkoordinirnya upaya penegakan hukum; (g) Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai hak dan kewajibannya sebagai warga Negara;

Adapun peluang yang dimiliki adalah adanya lembaga yang bisa mendukung kajian akademik dalam penyusunan produk hukum daerah. Sedangkan beberapa tantangan yang menghambat antara lain : (a) adanya kelompok-kelompok masyarakat atau swasta yang cenderung resisten terhadap Perda; (b) regulasi pemerintah Pusat yang tumpang tindih.

Oleh karena itu terdapat beberapa isu strategis yang perlu ditangani

dalam 5 tahun mendatang yaitu penataan kelembagaan hukum dan

peningkatan kualitas SDM bidang hukum yang mampu menciptakan aparatur

(23)

BAB IV-

23

3. Peningkatan Realisasi Investasi

Untuk menanggulangi tingginya angka pengangguran ini Pemerintah Kabupaten Batang perlu menggalakkan promosi potensi untuk menarik investasi besar-besaran agar semakin banyak lapangan pekerjaan tersedia bagi putra daerah.

Didalam peningkatan realisasi Investasi Kabupaten Batang sangat diuntungkan dengan adanya Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang mana Jawa merupakan Koridor II. MP3EI yang akan berdampak positif di Kabupaten Batang adalah:

1. Pengembangan Jalan Tol Trans Java (Cikopo-Palimanan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Semarang-Solo). Untuk Kabupaten Batang Sesi I dan II kebutuhan lahan seluas 302,99 Ha (37,4 Km ) dan hal ini akan berdampak dengan lancarnya arus transportasi dan akan meningkatkan peluang investasi.

2. Pembangunan jalur ganda KA Pekalongan – Semarang ini juga akan memperlancar arus transportasi.

3. Infra struktur Sumber Daya Air.

SPAM Regional PETANGLONG (Kab.Pekalongan, Batang, Kota Pekalongan) dengan debit 1100 lt/dt, ini akan berdampak tercukupinya kebutuhan air bersih guna menunjang baik rumah tangga maupun investasi.

4. Infrastruktur Migas dan ESDM.

Rencana Pembangunan PLTU Jateng baru 2.000 MW ( 2 X 1.000 Mw). Pembangunan PLTU ini akan sangat berdampak sangat positif di Kabupaten Batang baik:

(24)

BAB IV-

24

b. Setelah beroperasi PLTU batang akan berdampak masuknya investasi di Kabupaten Batang mengingat pasokan energi listrik sudah dapat terlayani.

Untuk mendukung tercipatanya realisasi investasi terdapat beberapa kekuatan yang dapat digunakan untuk menggalakkan investasi di Kabupaten Batang, diantaranya adalah: a) Tersedianya tenaga kerja yang murah; b) Lahan yang masih cukup luas; c) Sistem perijinan telah satu atap; d) Tersedianya bahan baku industri, khususnya agroindustri; dan e) Kepemimpinan yang pro investasi. Adapun kelemahan yang dimiliki adalah: a) Kapasitas aparatur yang masih lemah dalam menciptakan kreatifitas pengembangan daya tarik investasi; b) Minimnya event penggalangan dan promosi investasi; c) Belum tersedianya infrastruktur yang memadai. Sedangkan peluang yang ada meliputi: a) Adanya rencana pembangunan PLTU, rencana pembangunan jalan Tol Trans Jawa serta pembangunan jalur kereta api Double Track b) Adanya beberapa investor nasional dan internasional yang sudah menyatakan minat berinvestasi diberbagai bidang industri dan perdagangan; c) Adanya lembaga donor yang bersedia mendampingi Pemerintah Kabupaten dalam menarik investor; dan Adapun tantangan yang ada meliputi: a) Persaingan antar daerah yang ketat dalam menarik investor; b) Minimnya dukungan prioritas investasi dari pemerintah pusat; dan c) Letak geografis Batang yang relatif jauh dari bandara dan pelabuhan nasional/internasional.

Berdasarkan hal tersebut diatas, dalam lima tahun mendatang, Pemerintah Kabupaten Batang perlu menangani isu-isu strategis dalam bidang investasi yaitu perlunya pengembangan kapasitas dan keterampilan

aparatur agar mereka mampu secara kreatif dan responsif menarik investor

(25)

BAB IV-

25

4. Penguatan Pendidikan Berkarakter

Sumbangan terpenting dalam pembangunan sumber daya manusia adalah aspek pendidikan. Secara umum gambaran tentang pendidikan di Kabupaten Batang ditunjukkan dari angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang tingkat pencapaiannya masih di bawah angka IPM Jawa Tengah.

Dalam bidang pendidikan, kekuatan yang dimiliki oleh Kabupaten Batang, yakni jumlah penduduk usia sekolah yang cukup banyak dan adanya kebijakan wajib belajar 9 tahun yang kemudian dilanjutkan dengan pendidikan menengah universal. Adapun kelemahan-kelemahannya, diantaranya pendidikan yang ditamatkan lebih banyak pada tingkat SD dan berada di bawah pencapaian Provinsi Jawa Tengah. Banyak lulusan SMP yang tidak meneruskan ke SMA/SMK dikarenakan jumlah SMA/SMK yang terbatas. Kelemahan lainnya adalah masih rendahnya kualitas dan kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan yang belum memadai serta masih rendahnya pelayanan manajemen, tata kelola dan pengawasan pendidikan.

Adapun peluang yang tersedia adalah adanya ketentuan yang mensyaratkan dalam APBD minimal 20 % untuk sektor pendidikan, adanya program sertifikasi guru dan dan banyaknya tersedia beasiswa dari pemerintah dan organisasi non pemerintah. Sedangkan tantangan-tantangan dalam bidang pendidikan antara lain: peningkatan standar kelulusan siswa, mengoptimalkan layanan pendidikan anak usia dini, mengunggulkan produk unggulan pendidikan kejuruan, peningkatan nilai tambah hasil penelitian pendidikan menengah, meningkatkan partisipasi pendidikan menengah serta menyediakan pendidikan bermutu bagi seluruh masyarakat Kabupaten Batang.

Berdasarkan uraian tersebut muncul isu-isu strategis dalam bidang pendidikan adalah peningkatan keterampilan pada tenaga pendidik dan

(26)

BAB IV-

26

5. Kesehatan

Selain bidang pendidikan, bidang kesehatan juga merupakan indikator utama dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam bidang kesehatan, kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh Kabupaten Batang adalah: a) Hampir seluruh wilayah sudah terjangkau pelayanan kesehatan; b) Adanya Posyandu; c) Adanya program UKS di sebagian sekolah; dan d) Masih tingginya peran PKK dalam pembangunan bidang kesehatan. Adapun kelemahannya adalah: (a) Pada tahun 2011 Umur Harapan Hidup (UHH) di Kabupaten Batang masih di bawah UHH Provinsi Jawa Tengah, (b) masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Batang dibandingkan dengan AKI Provinsi Jawa Tengah per 100.000 kelahiran, (c) Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Batang per 1.000 kelahiran hidup masih di atas AKB Provinsi Jawa Tengah (d) Kelemahan lain adalah fasilitas RSUD Kabupaten kurang memadai, dan ada beberapa Puskesmas di masing-masing Kecamatan yang belum ada fasilitas rawat inap. Adapun peluang-peluang yang dimiliki dalam bidang kesehatan ini, antara lain: a) Adanya program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan besar yang bisa dimanfaatkan; b) Peran masyarakat sebagai penggerak pembangunan bidang kesehatan; c) Peran lembaga kesehatan swasta dalam mewujudkan pelayanan unggulan dibidang kesehatan. Sedangkan tantangan dalam bidang kesehatan antara lain: a) Peraturan perundangan yang mensyaratkan besarnya anggaran sektor kesehatan sebesar 10% dari total APBD; b) Ancaman penyakit menular yang tinggi, termasuk HIV/AIDS; dan c) Ancaman wabah penyakit yang bersifat nasional/global.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dimunculkan isu-isu strategis di

bidang kesehatan, yakni peningkatan kuantitas dan kualitas ketrampilan

tenaga medis; peningkatan sarana dan prasarana dan pelayanan; serta

(27)

BAB IV-

27

6. Revitalisasi Sektor Pertanian dan Kelautan

a. Revitalisasi Sektor Pertanian

(28)

BAB IV-

28

tantangan yang menjadi potensi permasalahan dalam lima tahun mendatang, yakni: a) Terjadinya alih fungsi lahan menjadi lahan non pertanian; b) Berlakunya pasar bebas yang dapat mendorong masuknya komoditas pertanian dari luar negeri dengan harga yang lebih murah; c) Adanya perubahan iklim akibat pengaruh dari pemanasan global; d) Belum optimalnya pengolahan hasil pertanian dan pemasarannya.

Oleh karenanya terdapat isu strategis yang harus ditangani, yakni

optimalisasi produksi pertanian dan peternakan.

b. Revitalisasi Sektor Kelautan

Kabupaten Batang dengan panjang pantai sebesar 38,75 km memiliki luas wilayah perairan laut seluas 287,05 km2 dan luas perairan daratan memiliki wilayah seluas 228,16 km2. Kondisi geografis semacam ini menyimpan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang cukup besar termasuk di dalamnya perikanan tangkap dan budidaya, industri pengolahan produk perikanan, pariwisata bahari dan pantai. Jumlah armada perikanan tangkap di laut Jawa Tengah yang tercatat pada tahun 2011 sebanyak 710 unit, yang tersebar di 5 PPI. Jenis armada perikanan Tangkap masih didominasi oleh jenis armada motor tempel yang jumlahnya mencapai 509 unit. Untuk mengakomodasi usaha penangkapan ikan di laut tersebut, maka di Kabupaten Batang terdapat 7 unit Tempat Pelelangan ikan (TPI) yaitu 3 unit di PPI Klidang Lor Kecamatan batang, 2 Unit di PPI Roban Kecamatan Subah, 1 unit di PPI Celong Kecamatan banyuputih dan 1 unit lainnya di PPI Seklayu Kecamatan Gringsing.

(29)

BAB IV-

29

pemanggangan merupakan jenis usaha yang terbesar di Kabupaten Batang. Berdasarkan pendataan statistik, total unit usaha pemasaran perikanan di Kabupaten Batang sebanyak 1.035 orang. Selain potensi bidang perikanan tangkap, pengolahan dan pemasaran serta budidaya tersebut diatas, Kabupaten Batang memiliki wilayah konservasi yang cukup menjanjikan.

(30)

BAB IV-

30

produk, syarat teknis, sanitasi dan higienis yang rendah dan yang jauh dari persyaratan mutu ekspor) karena rendahnya kesadaran, pengetahuan dan permodalan, serta keterbatasan sarana – prasarana penyimpanan hasil tangkapan; (10) Pola pemasaran hasil perikanan yang masih tradisional, belum menerapkan sistem rantai dingin pada penanganan hasil produk perikanan, sehingga menyebabkan menurunnya kualitas bahan baku olahan perikanan. Hal ini masih ditambah dengan masih adanya penggunaan bahan beracun berbahaya; (11) Rendahnya tingkat konsumsi ikan per kapita per tahun;

Peluang yang ada berdasarkan potensi dan isu-isu strategis di atas adalah: (1) Peningkatan Pencitraan terhadap komoditas Perikanan saat ini sebagai salah satu sumber protein pangan unggulan melalui industrialisasi perikanan; (2) Globalisasi / diberlakukannya pasar bebas membuka peluang pengembangan pemasaran hasil perikanan; (3) Penguatan kapasitas kelembagaan dan peningkatan kemampuan SDM; (4) Peningkatan minat investasi dibidang kelautan dan perikanan;(5) Penyempurnaan regulasi dan upaya percepatan penanggulangan kemiskinan melalui pendampingan usaha ekonomi produktif bidang kelautan dan perikanan; (6) Kebijakan pemerintah melalui APBD Provinsi, dan APBN; (7) Jaminan terpenuhinya dan kelayakan pemanfaatan aset daerah untuk menunjang kegiatan Dinas; (8) Adanya dukungan stakeholders yang mempunyai komitmen terhadap pembangunan kelautan dan perikanan; (9) Belum termanfaatkannya seluruh potensi sumberdaya kelautan dan perikanan di Kabupaten Batang;

Isu strategis yang perlu dicermati dalam lima tahun mendatang adalah

optimalisasi produksi perikanan dan jasa kelautan.

7. Sektor Pariwisata dan Kebudayaan

(31)

BAB IV-

31

sehingga sangat strategis untuk dikembangkan sebagai daerah wisata. Beberapa kekuatan yang dimiliki Batang untuk mengembangkan sektor ini adalah: a) Adanya kawasan daya tarik wisata (keunikan, keindahan, dan keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia) yang tersebar di hampir seluruh Kabupaten Batang; b) Ketersediaan fasilitas pendukung pariwisata; dan c) Ketersediaan jumlah sumber daya manusia pelaku dan asosiasi bidang pariwisata. Adapun kelemahan yang ada adalah: a) Belum adanya Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA); b) Tidak adanya destinasi unggulan yang masuk pada destinasi unggulan di Jawa Tengah; c) Kawasan strategis pariwisata yang ada belum dikelola dan berfungsi dengan baik; d) Tidak adanya ketersediaan informasi mengenai destinasi wisata belum komprehensif; dan e) Koordinasi antar stakeholder yang belum maksimal. Beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan adalah: a) Adanya akses jaringan informasi dan komunikasi baik nasional maupun internasional; b) Adanya akses (darat & udara) melalui Bandara A.Yani dan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Jawa Tengah; c) Adanya keinginan investor (swasta) dalam berinvestasi di bidang pariwisata; d) Kuatnya komitmen pemerintah pusat terhadap pengembangan pariwisata; e) Adanya kreatifitas dan inovasi masyarakat dalam mengembangkan produk khas/unik; f) Adanya rencana pengembangan jaringan jalan Tol Trans Jawa yang melintasi Batang; dan g) Keberadaan Java Promo sebagai lembaga koordinasi dan promosi bersama dalam bidang pariwisata antara 15 Kabupaten/Kota. Sedangkan tantangan yang ada dalam sektor ini adalah: a) Destinasi wisata yang dimiliki Kabupaten Batang relatif sama dengan yang dimiliki oleh daerah sekitarnya (kompetisi); dan b) Ancaman abrasi di wilayah pantai yang meminimalkan potensi wisata pantai/laut.

Isu-isu strategis yang perlu dicermati dalam lima tahun mendatang

(32)

BAB IV-

32

peningkatan kelembagaan, sarana prasarana serta perlunya pemberdayaan

masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan.

8. Pengembangan infrastruktur

Ketersediaan infrastruktur yang memadai adalah sarana vital bagi akselerasi pembangunan daerah. Mobilitas penduduk, mobilitas hasil pertanian, dan mobilitas barang dan jasa secara efektif dan efisien hanya akan terjadi apabila tersedia sarana infrastruktur yang baik. Kabupaten Batang memiliki beberapa kekuatan dalam pengembangan infrastruktur, yakni: a) Adanya bahan baku pembangunan infrastruktur; b) Masih tersedianya lahan; dan c) Adanya kelembagaan yang cukup baik untuk mengoperasionalisasikan pembangunan infrastruktur. Adapun kelemahan yang ada meliputi: a) Tingginya kerusakan jalan dan jembatan di seluruh wilayah Kabupaten; b) Masih adanya desa-desa terisolir; c) Belum optimalnya penataan sistem drainase kota, khususnya Batang dan Limpung sebagai icon Kabupaten Batang; dan d) Terbatasnya infrastruktur listrik di beberapa pelosok Kabupaten. Peluang yang ada meliputi: a) Adanya rencana pembangunan jalan Tol, rel ganda dan PLTU; dan b) Adanya dukungan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Sedangkan tantangan yang ada adalah tingginya ancaman rob di wilayah pantai, bencana alam dan minimnya partisipasi swasta dalam pengembangan infrastruktur.

Isu-isu strategis yang perlu diperhatikan diantaranya adalah

peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur dan peningkatan sumber

daya manusia.

9. Peningkatan Pemberdayaan & Partisipasi Masyarakat

(33)

BAB IV-

33

proses-proses yang ada. Ada beberapa kekuatan yang dimiliki Batang dalam aspek pemberdayaan ini, diantaranya adalah: a) Proses demokratisasi telah berjalan dengan baik dan cukup dewasa; b) Kondisi Kamtibmas yang mantap; c) Hubungan antar lembaga sosial dan politik berjalan dengan harmonis; d) Partisipasi politik masyarakat tinggi; e) Terjalin hubungan yang baik antara ulama dan pemerintah. Adapun kelemahan yang ada adalah: a) Pemahaman politik dan kesadaran kewarganegaraan masyarakat belum optimal; b) Representasi kepentingan masyarakat belum ideal; c) Sarana dan prasarana sosialisasi pembangunan/politik belum memadai. Sedangkan peluang yang ada adalah: a) Sudah ada aturan netralitas birokrasi publik dalam proses rekrutmen politik; b) Stabilitas politik provinsi Jateng yang kondusif; c) Adanya partai politik yang semakin menampakkan peran dan fungsinya; dan d) Terdapat beberapa lembaga pendamping masyarakat yang mempunyai kepedulian pada permasalahan politik. Sementara itu, tantangan dalam bidang ini adalah: a) Masyarakat semakin kritis dalam menyuarakan aspirasinya; dan b) Sistem sosial-politik yang masih sentralistis dalam beberapa bidang.

Isu Strategis yang perlu ditangani adalah yaitu perlunya peningkatan

kesadaran masyarakat berbangsa dan bernegara.

4.2.1. Prioritas Pembangunan Tahun 2015

(34)

BAB IV-

34

kerjasama antar daerah serta destinasi pariwisata; dan memperhatikan berbagai isu strategis Kabupaten Batang, serta mengacu pada prioritas Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015, dan prioritas pembangunan pada RKPD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015, maka prioritas pembangunan daerah Kabupaten Batang pada tahun 2015 dirumuskan sebagai berikut:

1. Perlunya Pemerintahan yang Bersih-Profesional, diprioritaskan pada penataan pemerintahan yang solid, berorientasi sukses, transparan, anti korupsi, dan semakin mengarah pada good governance and clean

government serta penguatan sumberdaya aparatur yang kreatif dan

inovatif menuju pelayanan publik prima.

2. Penegakan Hukum dan Ketertiban Sosial, diprioritaskan pada penataan kelembagaan hukum dan peningkatan kualitas SDM bidang hukum yang mampu menciptakan aparatur yang lebih profesional serta memiliki integritas.

3. Peningkatan Realisasi Investasi, diprioritaskan pada pengembangan kapasitas dan keterampilan aparatur agar mereka mampu secara kreatif dan responsif menarik investor serta perlunya promosi potensi daerah secara intensif.

4. Penguatan Pendidikan Berkarakter, diprioritaskan pada peningkatan keterampilan pada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan serta peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.

5. Kesehatan, diprioritaskan pada peningkatan kuantitas dan kualitas ketrampilan tenaga medis; peningkatan sarana dan prasarana dan pelayanan; serta peningkatan budaya hidup sehat dan bersih (BHSD). 6. Revitalisasi Sektor Pertanian dan Kelautan, diprioritaskan pada

(35)

BAB IV-

35

7. Sektor Pariwisata dan Kebudayaan, diprioritaskan pada pengembangan destinasi pariwisata, pemasaran, industri, peningkatan kelembagaan, sarana prasarana serta perlunya pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan ketujuh kepariwisataan.

8. Pengembangan infrastruktur, diprioritaskan pada peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur dan peningkatan sumber daya manusia. 9. Peningkatan Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat, diprioritaskan

pada peningkatan kesadaran masyarakat berbangsa dan bernegara. Hubungan antara Prioritas Nasional, Prioritas Provinsi Jawa Tengah dan Prioritas Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Batang Tahun 2015, sebagaimana tabel 4.2. berikut:

Tabel 4.2.

Keselarasan antara Prioritas Nasional, Prioritas Provinsi Jawa Tengah dan Prioritas Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten

Batang Tahun 2015

Prioritas Nasional Prioritas Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

1. Peningkatan tata kelola pemerintahan,

demokratisasi dan kondusivitas wilayah

1. Perlunya Pemerintahan yang Bersih-Profesional,

diprioritaskan pada penataan pemerintahan yang solid, berorientasi sukses,

transparan, anti korupsi, dan semakin mengarah pada good governance and clean government serta penguatan sumberdaya aparatur yang kreatif dan inovatif menuju pelayanan publik prima. 2. Penegakan Hukum dan

Ketertiban Sosial,

(36)

BAB IV-

36

Prioritas Nasional Prioritas Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2015 dengan Pancasila dan UUD 1945, pengembangan kerjasama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk

peningkatan pemahaman terhadap 4 (empat) pilar kebangsaan, peningkatan tahun 2013 sesuai dengan kewenangan pemerintah sarana dan prasarana dan pelayanan; serta

peningkatan budaya hidup sehat dan bersih (BHSD). 5. Peningkatan Pemberdayaan

(37)

BAB IV-

37

Prioritas Nasional Prioritas Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2015 angka kematian bayi dan ibu melahirkan. Tepat Guna (TTG) dalam bidang pertanian dalam pedesaan (air bersih, jalan desa, pasar desa, MCK, listrik desa,

telekomunikasi perdesaan), pengembangan dan pelestarian nilai-nilai budaya, adat istiadat dan semangat gotong royong; iklim usaha bagi usaha kecil menengah, fasilitasi

6. Revitalisasi Sektor Pertanian dan Kelautan, diprioritaskan pada optimalisasi produksi pertanian dan peternakan, perikanan dan jasa kelautan. 7. Peningkatan Realisasi

(38)

BAB IV-

38

Prioritas Nasional Prioritas Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2015 dunia usaha di bidang penanaman modal, optimalisasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dibidang perijinan secar tepat, mudah dan murah.

8. Sektor Pariwisata dan Kebudayaan, diprioritaskan irigasi, waduk dan situ, pengendalian banjir, penataan bantaran sungai dan kali bersih, jaringan jalan dan jembatan yang menghubungkan kantong kantong produksi serta membuka keterisolasian untuk kelancaran arus barang dan orang dalam upaya menekan ekonomi biaya tinggi,

pembangunan dan penataan pasar tradisional.

(39)

BAB IV-

39

4.2.2. Sasaran Pembangunan Tahun 2015

Dengan mencermati penetapan prioritas pembangunan daerah Kabupaten Batang pada tahun 2015, maka dirumuskan sasaran pembangunan Kabupaten Batang Tahun 2015 dihubungkan dengan prioritas pembangunan sebagaimana tabel 4.3. berikut :

Tabel 4.3.

Hubungan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahun 2015

Prioritas Pembangunan Sasaran Pembangunan

1. Perlunya Pemerintahan yang Bersih-Profesional, diprioritaskan pada penataan pemerintahan yang solid, berorientasi sukses, transparan, anti korupsi, dan semakin mengarah pada good governance and clean government serta penguatan sumberdaya aparatur yang kreatif dan inovatif menuju pelayanan publik prima.

1. Terciptanya pemerintahan yang baik, bersih, transparan dan adil;

2. Peningkatan kepercayaan dan partisipasi masyarakat

3. Transparansi informasi pembangunan 4. SOTK yang efektif dan efisien 5. Sinkronisasi dan konsistensi antara

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

2. Penegakan Hukum dan Ketertiban Sosial, diprioritaskan pada penataan kelembagaan hukum dan peningkatan kualitas SDM bidang hukum yang mampu menciptakan aparatur yang lebih profesional serta memiliki integritas.

1. Pelaksanaan pembangunan yang efektif dan efisien;

2. Terwujudnya masyarakat Batang yang rukun, bersatu, damai dan sejahtera.

3. Peningkatan Realisasi Investasi, diprioritaskan pada pengembangan kapasitas dan keterampilan aparatur agar mereka mampu secara kreatif dan responsif menarik investor serta perlunya promosi potensi daerah secara intensif.

1. Perekonomian daerah dan meningkatnya pendapatan masyarakat

2. Kemudahan proses investasi dan usaha 3. Revitalisasi prasar tradisional sehingga

memiliki daya saing terhadap pasar modern;

4. Meningkatnya Industri berbahan baku lokal dan padat karya;

5. Pengelolaan produksi bahan baku lokal menjadi barang jadi;

6. Ketersediaan dan keterjangkauan kebutuhan pokok masyarakat; 7. Meningkatnya kuantitas dan kualitas

koperasi, usaha kecil dan menengah; 8. Meningkatnya kesejahteraan pelaku

koperasi dan UKM;

9. Terlaksananya percepatan penanggulangan kemiskinan.

4. Penguatan Pendidikan Berkarakter, diprioritaskan pada peningkatan keterampilan pada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan serta peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.

1.Meningkatkan ketersediaan pendidikan dan perluasan akses pendidikan yang merata, terjangkau, setara, berkelanjutan serta berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat;

(40)

BAB IV-

40

Prioritas Pembangunan Sasaran Pembangunan

memberdayakan lembaga pendidikan formal dan non formal;

3.Mewujudkan dukungan sustainabilitas (keberlanjutan) lulusan anak didik sekolah menengah pertama ke sekolah menengah atas dengan mengembangkan dukungan nyata pembangunan fasilitas pendidikan baru yang variatif dan kreatif;

4.Mewujudkan pendidikan kecakapan hidup (life skill) yang mencakup kecakapan personal, sosial, akademik dan vocasional dalam meningkatkan sumber daya manusia yang cerdas, produktif, berkarakter dan berwawasan lingkungan serta memahami nilai-nilai luhur.

5. Kesehatan, diprioritaskan pada peningkatan kuantitas dan kualitas ketrampilan tenaga medis; peningkatan sarana dan prasarana dan pelayanan; serta peningkatan budaya hidup sehat dan bersih (BHSD).

1.Tersedianya Pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu/ lansia; 2.Meningkatkan gizi masyarakat dan status

kesehatan;

3.Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas dan rumah sakit umum daerah;

4.Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat;

5.Meningkatkan pasrtisipasi masyarakat di bidang kesehatan

6.Meningkatkan derajat kesehatan reproduksi ibu.

7.Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk, meningkatkan layanan kependudukan, kesejahteraan keluarga dan perlindungan anak;

8.Terwujudnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera melalui pengurangan jumlah keluarga pra sejahtera dan sejahtera I; 9.Terwujudnya keluarga kecil bahagia dan

sejahtera melalui melalui peningkatan pelayanan keluarga berencana;

10. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan lapangan kerja yang memadai.

6. Revitalisasi Sektor Pertanian dan Kelautan, diprioritaskan pada optimalisasi produksi pertanian dan peternakan, perikanan dan jasa kelautan.

1. Meningkatnya ketersediaan bahan pangan, produk perkebunan, dan hasil hutan; 2. Peningkatan kesejahteraan petani,

peternak, pekebun.

3. Meningkatkan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan;

4. Meningkatnya ketahanan pangan produk perikanan;

(41)

BAB IV-

41

Prioritas Pembangunan Sasaran Pembangunan

7. Pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup;

8. Penggunaan lahan sesuai dengan daya dukung;

9. Perlindungan lahan pertanian abadi.

7. Sektor Pariwisata dan Kebudayaan, diprioritaskan pada pengembangan destinasi pariwisata, pemasaran, industri, peningkatan kelembagaan, sarana prasarana serta perlunya pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan ketujuh kepariwisataan.

1. Meningkatnya jumlah wisatawan;

2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas objek wisata;

3. Pengembangan dan pelestarian budaya local;

4. Meningkatnya jumlah pelaku industri kepariwisataan;

5. Berkembangnya seni budaya lokal. 8. Pengembangan infrastruktur,

diprioritaskan pada peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur dan peningkatan sumber daya manusia.

1. Pembangunan infrastruktur pedesaan; 2. Pembangunan, rehabilitasi jalan dan

jembatan;

3. Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh;

4. Peningkatan pembangunan dan

pengelolaan irigasi, drainase, dan gorong gorong;

5. Pemerataan dan keterjangkauan transportasi publik;

6. Pemenuhan kebutuhan perumahan rakyat. 7. Penyediaan sarana prasarana olahraga. 9. Peningkatan Pemberdayaan dan Partisipasi

Masyarakat, diprioritaskan pada peningkatan kesadaran masyarakat berbangsa dan bernegara.

1. Terciptanya suasana masyarakat yang damai dan terbebas dari konflik SARA, baik horisontal maupun vertical;

2. Terbinanya PGOT, pengedar/pengguna obat terlarang, prostitusi, dan pengguna

minuman keras;

3. Terciptanya pelayanan yang baik untuk fakir miskin, anak terlantar serta masyarakat kurang mampu.

4. Meningkatnya prestasi pemuda di bidang olah raga secara kuantitatif dan kualitatis; 5. Meningkatnya kuantitas dan kualitas

peranan pemuda sebagai subyek dan obyek pembangunan;

6. Meningkatnya pengarusutamaan gender dan peran perempuan dalam setiap aspek kehidupan masyarakat;

7. Peningkatan peran kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan;

(42)

BAB IV-

42

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa seluruh prioritas pembangunan di Kabupaten Batang Tahun 2015 telah selaras dan sesuai sasaran yang telah ditetapkan berdasarkan RPJMD Kabupaten Batang 2012-2017, dengan penekanan khusus pada prioritas percepatan penanggulangan kemiskinan, pelaksanaan e-government, meningkatkan peluang usaha bagi kegiatan agro industri dan UMKM, peningkatan investasi, peningkatan kerjasama antar daerah serta destinasi pariwisata.

4.2.3 Pokok-Pokok Pikiran DPRD Kabupaten Batang

Pokok-pokok Pikiran DPRD Kabupaten Batang yang disampaikan pada saat

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RKPD Tahun 2014 oleh Ketua

DPRD Kabupaten Batang terkait perencanaan pembangunan di Kabupaten Batang Tahun

2015, adalah sebagai berikut :

1. Tahun 2015 merupakan tahap kedua dari RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017

berupa percepatan pencapaian kesejahteraan masyarakat Kabupaten Batang.

2. Kerjasama yang sinergis antara DPRD dengan Pemerintah Kabupaten Batang sebagai

bentuk tanggung jawab bersama guna mewujudkan terciptanya Good Governance,

yaitu pemerintahan yang baik, bersih dan dapat dipertanggungjawabkan serta mampu

memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, karenanya program yang pro

rakyat harus dikedepankan.

3. Program-program yang diusung oleh SKPD harus berupa program-program yang berisi

tentang percepatan penanggulangan kemiskinan, pelaksanaan E-Government,

peningkatan peluang usaha bagi agro industri dan UMKM, peningkatan investasi,

peningkatan kerjasama antar daerah serta destinasi pariwisata dimana mampu

menjawab dan menyerap aspirasi masyarakat sebagaimana yang tertuang dalam

Gambar

Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.  Hubungan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Metode dalam pelaksanaan KKN Back To Village tahun 2020 dengan tema program inovasi pendukung pembelajaran anak sekolah saat covid-19 yang dilaksanakan di

Bagi perusahaan yang terpenting adalah blok Mahakam tetap berlangsung, mengenai persoalan siapa yang nantinya menjadi operator baru tidak menjadi masalah karena keduanya

Hafalan Shalat DELISA sebagai film dengan kekuatan tema yang besar, membutuhkan proses produksi dengan persiapan yang cukup lama, lebih dari 2 tahun, usaha dan perjuangan yang

Kinerja penting untuk diteliti, karena ukuran terakhir keberhasilan suatu organisasi/ sekolah adalah kinerja atau pelaksanaan pekerjaannya.Kemajuan sekolah banyak

Bagi peneliti, penelitian ini untuk mengetahui keberhasilan penerapan model pembelajaran quantum learning sehingga berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa dalam

a) Brand believe adalah komponen kognitif (pemikiran). b) Brand evaluation yaitu komponen afektif yang mewakili semua evaluasi terhadap merek oleh konsumen. Memiliki

ErCx - Konsentrasi yang diasosiasikan dengan x% respons laju pertumbuhan; ENCS - Bahan Kimia yang Tersedia dan Baru (Jepang);. ERG - Panduan Tanggap Darurat; GHS - Sistem

Persaudaraan antara sesama orang Islam adalah perintah Allah SWT (I) yang akan mengeratkan lagi hubungan sesama umat Islam.(H) Ini disebabkan hubungan persaudaraan yang kukuh