i
ABSTRAK
Meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat secara global khususnya masyarakat urban, membuat golongan masyarakat urban semakin sibuk dan semakin intents meluangkan waktunya untuk dapat mengakomodasi kebutuhan mereka dalam menikmati hidup. Semakin tinggi tingkat kegiatan manusia dalam bekerja, maka semakin tinggi perputaran pendapatan, dengan demikian semakin besar tingkat pola konsumsi masyarakat dalam memenuhi gaya hidup urban. Waktu luang dianggap penting sebagai bagian dari proses sosial dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan yang sifatnya merefresh diri untuk memperoleh kembali vitalitas untuk kembali bekerja.
Kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan wisata dilihat dari peningkatan jumlah penduduk yang pesat setiap tahunnya. Bandung yang terkenal akan kekayaan sejarah arsitektur,kuliner, budaya dan alamnya, memiliki nilai lebih dimata masyarakat urban yang bosan terhadap suasana kota metropolitan.
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Permasalahan 1
1.2 Ide / Gagasan Konsep 3
1.3 Identifikasi Masalah 4
1.4 Tujuan Perancangan 5
1.5 Sistematika Penulisan 5
BAB II LANDASAN TEORI 6
2.1 Gaya Hidup Metripolis 6
2.1.1 Masyarakat Konsumtif 7
2.1.2 Estetika Kehidupan Sehari-hari 8
iii
2.2 Latar Belakang Food and Beverage Facilities 10
2.3 Desain Interior 11
2.3.1 Perencanaan dan Elemen Desain Interior 11
2.4 Bar and Lounge 14
2.4.1 Aplikasi Desain 14
2.4.2 Sejarah Bar 14
2.4.3 Jenis-jenis Bar 16
2.4.4 Bagian-bagian Bar 18
2.5 Faktor Perencanaan Food and Beverage Facilities 21
2.5.1 Sistem Pencahayaan 22
2.5.2 Roof Garden Sebagai Dekorasi 22
2.6 Bandung Sebagai Tema 25
2.6.1 Bandung 26
2.6.2 Kependudukan Kota Bandung 28
2.6.3 Hotel dan Pariwisata 29
BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI 31
3.1 Deskripsi Objek Studi 31
3.2 Ide Implementasi Konsep pada Objek Studi 37
3.2.1 Konsep Perancangan 37
iv
3.4 Analisa Fungsional 50
3.4.1 Kebutuhan Ruang 50
3.4.2 Programming 50
3.4.3 Kedekatan Ruang 57
3.4.4 Besaran Ruang 58
3.4.5 Zoning Blocking 59
BAB IV KONSEP DESAIN INTERIOR 62
4.1 Problem Statement 62
4.2 Konsep Desain 63
4.7.2 Material Dinding 70
4.7.3 Material Ceiling 70
4.8 Konsep Utilitas 70
4.8.1 Konsep Pencahayaan dan Penghawaan 70
4.8.2 Konsep Penghawaan 72
v
4.9 Penerapan Dalam Desain Interior 73
4.9.1 Denah Khusus I 75
4.9.2 Denah Khusus II 80
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 84
5.1 Simpulan 85
5.2 Saran 86
DAFTAR PUSTAKA xiii
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.5.1 Sistem Taman Atap 25
Gambar 2.6.1 M.U.L.O School 27
Gambar 2.6.2 Technische Hoogeschool, kini ITB 27
Gambar 3.1.1 Site Plan “Paris van Java” 32
Gambar 3.1.2 Denah Objek Studi 33
Gambar 3.1.3 Lembar Kerja 34
Gambar 3.1.4 Lokasi Odeum 35
Gambar 3.1.5 Lokasi Mansion 35
Gambar 3.1.6 Lokasi Pure 35
Gambar 3.1.7 Zoning Objek Studi 36
Gambar 3.1.8 Grouping Objek Studi 36
Gambar 3.2.1 Jalan Braga Bandung 1920-1940 38
Gambar 3.2.2 Air TerjunCurug Cimah 39
Gambar 3.2.3 Hutan Alam Curug Dago 39
Gambar 3.2.4 Studi Image Lounge 41
Gambar 3.2.5 Studi Image Bar 42
Gambar 3.2.6 Resto, Bar and Lounge Blowfish 43
Gambar 3.2.7 Elemen Dekoratif Pendukung Konsep 43
vii
Gambar 4.2.4 Nightclub Kontemporer 64
viii
Gambar 4.9.12 Potongan Lantai II F-F’ 83
Gambar 4.9.13 Perspektif Ruang VIP 83
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.3.1 Site Analysis 44
Tabel 3.4.1 Kebutuhan Ruang Office 51
Tabel 3.4.2 Kebutuhan Runag Staff Operational 54
Tabel 3.4.3 Kebutuhan Ruana UserI 56
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Penulis
2. Lembar Skema Material 3. Data Arsitek
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Permasalahan
Seperti yang dapat kita lihat, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kini aktifitas dan
kebutuhan manusia terus meningkat. Kesibukan dan rutinitas tiap individu untuk
memperoleh penghidupan yang lebih baik menjadikannya terjebak dalam sebuah
lingkaran yang monoton dan membosankan. Selain itu kegiatan masyarakat urban
yang dituntut untuk selalu aktif di lingkungan metropolis menjadikan setiap individu
memerlukan adanya kegiatan yang sesekali dilakukan untuk merefresh jasmani dan
rohani sehingga kegiatan yang biasa dilakukan dapat dikerjakan dengan vitalitas
yang kembali penuh.
Kegiatan yang berhungan dengan berlibur biasanya dapat dilakukan
mampu memberikan dan mempunyai sensasi tersendiri untuk melakukan aktifitas
berlibur. Hangatnya sinar matahari di pantai yang mampu mengembalikan semangat,
daerah pegunungan yang mampu menyejukan, hutan dapat dijadikan sebagai pilihan
tempat yang penuh tantangan atau wisata arsitektur dan kuliner dirasa mampu
memberikan nuansa yang merefresh kegiatan. Maka dari itu kini semakin banyak
tempat-tempat yang memiliki kompeten sebagai tempat wisata mulai bereksplorasi
menyajikan tempat wisata yang lain dari kebanyakan.
Bandung merupakan salah satu kota tujuan untuk berwisata, dilihat dari data
pertambahan jumlah penduduk yang meningkat pesat setiap tahunnya, bahkan
Bandung kini hampir dikenal sebagai kota wisata yang memiliki beragam keunikan
untuk dikunjungi. Mulai dari ciri khas alam pegunungan yang sangat indah, adanya
lembah-lembah dan bukit, pusat perkotaan yang menyajikan suasana belanja yang
berbeda, selain hal tersebut Bandung juga dikenal sebagai kota dengan nilai sejarah
arsitektur yang sangat tinggi. Hal tersebut yang memberikan motifasi dan inspirasi
untuk bisa mampu mengeksplorasi kota Bandung kedalam konsep sebuah tempat
hiburan yang mampu memberikan kenyamanan dan suasana yang berbeda kepada
pengunjungnya sebagai tujuan berlibur atau sekedar bersantai menghabiskan waktu
Dari aspek-aspek yang telah disebutkan diatas, menciptakan sebuah ide yang
baru untuk merancang sebuah tempat hiburan khususnya untuk masyarakat urban
yang dipenuhi aktifitas yang menumpuk dan tidak memiliki waktu untuk berlibur
sehingga disajikan nuansa tempat hiburan yang memiliki tema Bandung dengan
konsep traveling in town yang mengambil periode Bandung “paris van java” yang
dirancang di daerah pinggriran kota, sehingga nuansa tempat hiburan yang biasanya
berada di pusat kota dengan nuansa modern, kini memiliki konsep tempo dulu yang
unik dengan menjadikan aspek-aspek Kota Bandung sebagai daerah atau titik tujuan
dan memiliki image yang berbeda. Tempat hiburan yang akan dirancang melingkupi
sebuah bar and lounge yang menyajikan tempat hang out sekaligus tempat dimana
para pengunjungnya mampu merasakan sensasi kota Bandung dan menikmatinya
dengan target market para wisatawan dan penduduk lokal.
Bar and lounge yang kini makin marak menjadi salah satu alternative untuk
masyarakat urban dalam melakukan kegiatan refreshing atau sekedar kegiatan
bersantai, banyaknya bar-bar dengan konsep dan desain yang unik untuk menarik
perhatian mulai merebak, oleh karena hal itu obyek bar and lounge dirasa sangat cocok untuk diangkat menjadi sebuah obyek yang patut dieksplorasi baik dari segi
konsep dan desain. Bar and lounge yang akan dirancang, mengakomodasi
kebutuhan makanan appetizer, main course dan dessert Europe style dan Indonesian.
Selain kebutuhan makan, Bar and loung akan mengakomodasi kebutuhan minuman
dengan eksplorasi desain yang diharapkan mampu menjadi icon baru bagi image bar
and lounge yang telah ada. Sesuai dengan konsep traveling in town, dari mulai
entrance sampai dance floor akan diberikan aksen-aksen yang menjadi trademark Kota Bandung, sehingga diharapkan pengunjungan akan benar-benar merasakan
atmosphere Bandung walau dalam sebuah ruangan.
1.3Identifikasi Masalah
Dari pemilihan obyek seni yang telah ditetapkan, terdapat beberapa
permasalahan yang menjadi faktor dalam mendesain sebuah bar and lounge yaitu
sebagai berikut.
1. Bagaimana perancangan dan perencanaan desain interior bar and lounge
yang sesuai dengan konsep traveling in town dan memberikan image kota
Bandung tempo dulu tetapi dikemas kedalam desain yang lebih modern atau
kontemporer?
2. Bagaimana perancangan dan perencanaan desain interior bar and lounge
yang memiliki aspek kenyamanan dan keamanan bagi user maupun staff
Tujuan dilaksanakanya perancangan bar an lounge ini adalah
1. Untuk mengetahui dan merancang interior bar and lounge yang sesuai
dengan kosep traveling in town dan memberikan image kota Bandung tempo
dulu dalam desain yang lebih modern atau kontemporer agar tercipta sebuah
bar and lounge yang unik dengan menampilkan nilai sejarah Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui dan merancang interior bar and lounge yang memiliki
aspek kenyamanan dan keamanan bagi user maupun staff operationalnya
agar bar and lounge yang dirancang mampu bersaing dan berkompetisi
dengan fasilitas serupa.
1.5Sistematika Penulisan
Dalam BAB I, penulis menyajikan Latar Belakang Masalah, Ide/Gagasan
Konsep, Identifikasi Masalah, Tujuan Perancangan, Sistematika Penulisan.
Dalam BAB II, penulis menyajikan Landasan Teori.
Dalam BAB III, penulis menyajikan Deskripsi Obyek Studi, Ide Implemntasi
Konsep pada Obyek Studi, Analisa Fisik, Analisa Fungsional.
Dalam BAB IV, penulis menyajikan Konsep Desain Interior, Penerapan Konsep
ke dalam Desain Interior.
Dalam BAB V, penulis menyajikan Simpulan dan Saran.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Perancangan dan perencanaan bar and lounge dengan konsep traveling in town
yang mengambil Bandung tempo dulu ke dalam desain interior, terdapat beberapa faktor
penting yang dirasa sangat mempengaruhi dalam menciptakan suasana yang diharapkan
dan mempengaruhi dalam perancangan baik dari segi visual maupun dalam segi
kenyamanan dan keamanan.
5.1.1 Faktor Visualisasi
Secara visualisasi penerapan konsep traveling in town ke dalam desain interior,
bisa berupa pengaplikasian bentuk-bentuk kedalam bidang yang membentuk ruangnya,
bisa pada lantai, dinding maupun ceiling, tetapi perpaduannya harus membentuk suatu
macam bentuk dan ide. Penerapan bentuk-bentuk geometris, texture yang sesuai,
warna-warna yang natural dan material yang banyak digunakan pada arsitektur art deco seperti
kayu-kayu solid, kaca patri dapat memberikan kesan tersendiri dalam membangun image
Bandung tempo dulu, selain itu pencahayaan mayoritas yang menggunakan warm light
dipilih untuk dapat mendukung konsep yang diharapkan, seluruh aspek tersebut dikemas
dalam bentuk yang lebih modern baik secara bentuk, pemilihan material maupun teknik
pengerjaan.
5.1.2 Faktor Kenyamanan dan Keamanan
Selain memperhatikan perancangan secara visual, perlu juga perancangan yang
memperhatikan faktor-faktor kenyamanan baik untuk user maupun para staffnya. Dalam
mendukung kenyamanan bagi user, maka perancangan ruang bar and lounge dibagi
menjadi beberapa bagian yang diharapkan dapat sesuai dengan kebutuhan usernya dan
mampu memberikan efisiensi untuk para staffnya, diantaranya:
- Area Lounge I
- Area Bar and Lounge Utama
- Area Bar and Lounge Outdoor
- VIP Room
Dalam perancangan layout, ukuran dan bentuk sebuah ruangan, faktor ergonomi
merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan bar and lounge yang nyaman
keamanan yang harus diperhatika, sehingga faktor ergonomi berperan penting dalam
menciptakan suasana ruang yang aman digunakan oleh usernya. Selain faktor ergonomi,
penggunaan material dipilih yang tidak membahayakan dan tidak mudah pecah atau jika
ada penggunaan material yang mudah pecah maka perlu adanya penanganan secara
khusus pada pengaplikasiannya. Penggunaan alat-alat seperti heat detector, springkler,
metal detector dan hydran merupakan alat pendukung keamanan yang diperlukan pada
sebuah perancangan bar and lounge sehingga kenyamanan dan kemanan pada
perancangan dapat terpenuhi.
5.2 Saran
Bagi pembaca yang akan merancang tugas akhir bar and lounge, pemilihan
konsep yang tepat merupakan bagian utama yang harus diperhatikan yang didukung
dengan data-data berupa literature dan survey, data-data tersebut akan sangat berguna
untuk langkah perancangan bar and lounge yang sesuai dan tepat pada sasaran. Bar and
lounge yang merupakan fasilitas yang diperuntukan bagi masyarakat urban yang
konsumtif, memerlukan perancangan dengan konsep yang mampu mengimbangi pola
gaya hidup masyarakat urban, sehingga sedapat mungkin desainnya mampu member
nilai yang lebih dan member image sebagai bar and lounge yang unik dan berbeda dari
fasilitas serupa yang pernah ada, maka dari itu studi banding sangat diperlukan sebagai
referensi dalam medesain interior bar and lounge.
xiii
Panero, Julius & Zelnik, Martin. “Dimensi Manusia dan Ruang Interior”. Jakarta:
Erlangga, 1979.
White, Edward T. “SITE ANALYSIS”. USA: Architectural Media, 1984.
Kunto, Haryoto. Semerbak Bunga di Bandung Raya. Bandung, 1986.
Amril, Sjamsu. “Data Arsitek II”. Jakarta: Erlangga ,1989.
Tardiyana, Achmad. MUDD; “Skala Plus”, 2008
http://www.bandung.go.id
http://www.disco-designer.de/
http://freemagz.com/
http://jayinsanpariwisata.blogspot.com/
http://www.flickr.com/
http://www.jakartaspot.com/